PERBEDAAN SELF DISCLOSURE PADA MAHASISWA PENGGUNA INTERNET DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

(1)

i

PERBEDAAN SELF DISCLOSURE PADA MAHASISWA PENGGUNA INTERNET DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

SKRIPSI

OLEH

RATIH AYU SURYANINGRUM 07810014

PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011


(2)

(3)

(4)

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar. Skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik dalam menyelesaikan program sarjana S-1 di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan ketulusan, kasih sayang, dan pengorbanannya memberikan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah Ya Rahman Ya Rahhim, yang telah memberikan Rahmad-Nya sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Drs. Tulus Winarsunu selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

3. Ibu Dra. Cahyaning Suryaningrum, M. Si selaku dosen wali yang telah

mendukung dan memberi pengarahan dari sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

4. Ibu Dra. Djudiah, M.Si dan Ibu Tri Muji Ingarianti, S.Psi, M.Psi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan dorongan dan arahan dari merencanakan hingga selesainya penelitian ini.

5. Bapak/Ibu selaku dosen penguji skripsi, yang telah memberikan masukan demi

perbaikan skripsi ini

6. Dosen, staf pengajar dan karyawan di Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang

7. Keluargaku tercinta, Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan doa yang tak

ada hentinya, semangat, kasih sayang, perhatian dan pengorbanan moral dan material yang tidak terkira. Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik


(6)

untuk kalian semua. Amin. Kupersembahkan skripsi ini sebagai kebahagiaan dari luasnya pengorbanan kalian.

8. Kakakku tercinta, Erwin Ardyan dan Dodi Wyandari yang telah banyak

memberikan semangat dan doanya yang tanpa henti-hentinya

9. Buat teman-teman seperjuangan Fakultas Psikologi angkatan 2007. Dyan, Ririn,

Merlin, Uti, Kiki, Genki, Sriliana, dan yang belum disebut terima kasih atas waktunya dan dukungan yang telah diberikan. Semoga terlaksana apa yang kalian cita – citakan dan sukses buat kalian semua

10.Buat temen-teman kost 30 B, Nita, Ajeng, Vita, Retno, Mega, Mba Vivin, Viki,

terimakasi yang selalu menemani baik canda, tawa serta dukungan yang diberikan

11.Special thanks for my dear Muhammad Firdaus yang selalu menemani

hari-hariku, memberikan warna dan memberikan dukungan serta doa disaat aku menjadi orang yang pesimis, aku ucapkan terimakasih banyak semoga diberi kelancaran dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir

12.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan penulis terima dengan senang hati. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala bantuan dan kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis, Amin. Sekali lagi semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, khususnya bagi penulis sendiri, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, Penulis


(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

INTISARI ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Self Disclosure ... 6

1. Pengertian Self disclosure ... 6

2. Tingkatan-tingkatan pengungkapan diri ... 7

3. Dimensi pengungkapan diri ... 7

4. Fungsi pengungkapan diri ... 8

5. Faktor-faktor mempengaruhi pengungkapan diri... 10

6. Pertimbangan dalam pengungkapan diri ... 11

7. Manfaat dan dampak terhadap pengungkapan diri ... 12

8. Bahaya pengungkapan diri... 12

B. Internet ... 13

1. Pengertian internet ... 13

2. Pengaruh negatif internet pada perkembangan remaja ... 14

3. Pengaruh positif internet pada perkembangan remaja... 15

4. Kaum remaja dan internet ... 17

5. Fasilitas Internet ... 18

C. Remaja ... 20

1. Pengertian remaja ... 20

2. Ciri-ciri masa remaja ... 20

3. Perubahan sosial masa remaja... 21

4. Batasan usia remaja ... 21

5. Masalah-masalah dan gangguan remaja ... 22

D. Jenis Kelamin ... 23

1. Pengertian jenis kelamin ... 23

2. Penggolongan pria dan wanita ... 23

3. Perbedaan karakteristik laki-laki dan perempuan ... 25

E. Perbedaan self disclosure pada mahasiswa pengguna internet ditinjau dari jenis kelamin ... 25

F. Kerangka Berfikir ... 29


(8)

BAB III METODE PENELITIAN

A.Rancangan Penelitian ... 31

B.Variabel Penelitian ... 31

1. Identifikasi Variabel ... 31

2.Definisi Operasional ... 32

C. Populasi dan Sampel ... 32

D. Jenis Data dan Instrumen Penelitian ... 33

1. Jenis data ... 33

2.Instrumen Penelitian ... 34

3. Uji Validitas ... 38

4. Uji Reliabilitas ... 41

F. Prosedur Penelitian ... 43

G. Metode Analisa Data ... 44

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 46

B. Analisa Data ... 47

C. Pembahasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Lampiran ... Halaman Nomor Tabel

Tabel 1 : Penilaian Skala ... 35

Tabel 2 : Blue Print skala Self disclosure ... 37

Tabel 3 : Hasil Uji Validitas skala Self disclosure ... 40

Tabel 4 : Hasil Uji Reliabilitas Self disclosure ... 42

Tabel 5 : Rancangan Analisa data ... 45

Tabel 6 : Hasil Uji T-Score Self disclosure ... 47


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran ... Halaman Lampiran 1. Skala Self Disclosure ... 56 Lampiran 2. Data Hasil Penelitian Skala Self Disclosure ... 62 Lampiran 3. Data Analisa Uji Validitas dan Reabilitas ... 64

Lampiran 4. Hasil Perhitungan (T-Score) dan


(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. (1992). Prosedur Penelitian. Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta

Astutik. (2010). Perilaku Pengguna Internet Pada Kalangan Remaja Perkotaan.

http//UNAIR.ac.id. 14-Juni 2011

Atok. H. (2010). Self-Disclosure (Pengungkapan Diri). http://Self-Disclosure

(Pengungkapan Diri) _ Miklotof Blog.htm. 1-Agustus-2010

Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Sigma Alfa

Azwar. S. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baroto. (2008). Mencegah Pengaruh Negatif Internet Terhadap Perkembangan

Seksualitas Anak.

http://bbawor.blogspot.com/2008/02/mencegah-pengaruh-negatif-internet.html. 23-Mei-2010

Bisri. (1995). Definisi Remaja. http://blogspot.com/DEFINISI REMAJA.DUNIA

ILMU.html. 10-Juni-2010

Christofides, Muise, Desmarais. (2009). Jaringan Sosial dan Remaja.

http://bbawor.blogspot.com. 13-Februari 2011

Dagun, S.M. (1992). Maskulin dan Feminin. Perbedaan Pria dan Wanita dalam

Fisiologis, Psikologi, Seksual, Karier dan Masa Depan. Jakarta: Rineka

Cipta.

Dayakisni, T dan Hudaniah. (2006). Psikologi Sosial. Edisi Revisi. Malang UMM Press.

DeVito, J.A. (1997). Teori-Teori Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : Profesindo

Dradjad. (1990). Definisi Remaja. http://blogspot.com/DEFINISI REMAJA.DUNIA

ILMU.html. 10-Juni-2010

Fakih. (1985). Pengertian Jenis Kelamin. http://blogspot.Fakih.html.1-Juli-2011

Gainau, Maryam. B. (2009). Keterbukaan Diri Siswa dalam Perspektif Budaya dan

Impilkasinya Bagi Konseling. Madiun: Jurnal Ilmiah Widya Warta. Vol 33, No 1.

Hurlock, E.B. (1993) Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang


(12)

Kartono. (1990). Batasan Usia Remaja. www. Batasan Usia Remaja. Belajar Psikologi.htm12-Maret

Kerlinger, F. (2004). Asas-asas Penelitian Behavioral. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UGM

Press.

Koderi.(1999).Penggolongan Karakteristik Pria dan Wanita.

http://maskulin.feminin.yahoo.com. 23-Mei-2010

Mulyadi. (2008). Dampak Internet Pada Perkembangan Remaja. www.google.com

Paskalia. E.P. (2004). Hubungan Antara Perilaku Chatting dengan Pembukaan diri

remaja Terhadap Orangtua. www.Unikaatmajaya.com. 4-April 2010

Poerwanti, E. (1998). Dimensi-Dimensi Riset Ilmiah. Malang: UMM Press

Prabowo. (1998). Dampak Positif dan Negatif Pengguna Internet. http//pengguna

internet.com. 1- Juli 2011

Prakoso. (2010). Perbedaan Pengungkapan diri Siswa Kelas XI Pengguna Layanan

Chatting melalui Facebook. http//FIP.UM.23-Maret-2011

Rahardjo, Saut. (2006). Konfirmasi Kebutuhan Afiliasi dan Privasi Terhadap Self

Disclosure pada Pengguna Internet Relay Chat (IRC). wahyu.rahrdjo,

erikpio,@yahoo.com. 25-Juni-2011

Ruth, P.N. (2010). Self disclosure in adolescent who have divorced parents.

http//www.gunadarma.ac.id. 12-juli-2011

Santrock. J.W (2002. Adolesence. Perkembangan Remaja. Edisi Kelima. Jakarta:

Erlangga

Soesilowindradini, M.A. (tanpa tahun). Psikologi PerkembanganMasa Remaja.

Surabaya: Usaha Nasional

Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi. Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:

Kanisius

Turnady, W. (2009). Pengertian Internet. http://Pengertian Internet.html. 19-Juni-2011

West Richard. Turner. (2009). Pengantar Teori Komunikasi. Analisis dan Aplikasi.


(13)

xiii

Winarsunu, T. (2009). Statistik Teori dan Aplikasinya dalam Penelitian. Malang: UMM

Press

Zuria.N. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak pertama kali diperkenalkan oleh masyarakat dunia dalam suatu

demonstrasi di International Computer Communication Confrence (ICCI) internet telah

mengalami perkembangan. Internet diperkirakan memiliki lebih dari 100 juta pengguna pada Januari 1997. Pada akhir tahun 2000 diperkirakan terdapat lebih dari 418 juta pengguna yang terus naik. Di Indonesia pentingnnya menggunakan internet juga makin disadari oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan sangat banyak memberikan kemudahan bagi penggunannya (Astutik, 2010)

Penemuan internet merubah hampir seluruh aspek kehidupan dari masalah

politik hingga pendidikan. Bahkan dalam perkembangannya, manusia dapat melakukan pertukaran data bukan hanya dari satu tempat atau negara bahkan hingga keluar negeri dengan sekejap mata. Perubahan yang semakin cepat juga terjadi pada teknologi komunikasi dan informasi dimana internet menjadi suatu media yang memudahkan antar manusia berkomunikasi secara global. Pada prakteknya, untuk berkomunikasi dan saling bertukar informasi, manusia melakukannya dengan menggunakan berbagai sarana, salah satunya adalah melalui internet digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi dengan orang lain, melakukan penelitian dan mencari hiburan Rohall (dalam Rahrdjo, 2006).

Seperti yang kita ketahui, banyak website jejaring sosial yang digunakan oleh

masyarakat khususnya remaja antara lain Yahoo Messenger, My Space, Friendster,

Skype, Mirc, E-buddy dan yang lagi trend pada saat ini adalah Facebook. Menurut data

pengguna Facebook diseluruh dunia pertengahan 2009 adalah 1 milyar orang dan masih

bertambah. Pengguna Facebook di Indonesia masih didominasi oleh kaum kelas

menengah keatas yang memiliki akses internet (yang masih tergolong mahal di Indonesia). Kebanyakan mereka adalah kaum pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja,

politisi, serta beberapa tokoh nasional. Dengan menggunakan facebook seseorang akan


(15)

2

sebagai tempat curhat, dimana individu yang menggunakannya bisa mengungkapkan perasaan ataupun mengeluarakan sesuatu dalam fikiran melalui status di facebook dan membantu mereka untuk berkoneksi dengan jaringan sosial yang luas dan terlihat dalam sebuah jaringan sosial membuat remaja menjadi dikenal oleh orang lain dan memungkinkan untuk dapat berkembang menciptakan sebuah hubungan (Christofides, Muise & Desmarais, 2009).

Dengan menggunakan internet individu atau remaja dapat lebih terbuka dalam mengekspresikan dan menyampaikan apa yang sedang dirasakan, karena pada usia remaja sangat rentan sekali menghadapi banyak permasalahan dan sukar untuk diselesaikan, sebabnya karena mereka pada masa kanak-kanak individu atau remaja tersebut selalu meminta bantuan oleh orang tua, guru-guru dalam menyelesaikan persolan-persoalannya dan juga dengan bantuan orang tua individu tersebut dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah dan itu memerlukan bimbingan dari orang tua ( Soesilowindradini ).

Sedangkan ketika mereka memasuki usia remaja,mereka lebih cenderung terbuka pada teman sebaya daripada orang tua. Sekarang remaja atau individu menganggap orang tua dan guru nya terlalu tua akan mengerti pikiran dan perasaan-perasaannya untuk membantu individu tersebut. Contoh permasalahan yang sering dihadapi adalah masalah yang berhubungan dengan keadaan jasmaninya, masalah yang berhubungan dengan kebebasannya, masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai di sekolahan, masalah yang berhubungan dengan peranan wanita dan pria, dan yang paling sering dialami oleh remaja adalah masalah dalam menghadapi lawan jenis, karena di usia remaja, mereka sudah mulai atau mengenal lawan jenis, dan hubungan percintaan. Remaja yang memiliki masalah tanpa segan menceritakan dan remaja tersebut dapat terbuka terhadap masalah yang dialami, baik dengan teman dekatnya, orang yang lebih tua ataupun melalui media-media ( Soesilowindradini ).

Keterbukaan menggambarkan tentang pengungkapan diri kepada orang lain. Self

disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan seseorang terhadap situasi yang


(16)

3

memahami tanggapan orang terhadap masa kini. Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Pengungkapan diri adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain Wrighstman (dalam Dayakisni, Hudaniah, 2006).

Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat didalam diri orang yang bersangkutan. Komunikasi yang dilakukan ini memungkinkan remaja untuk mengungkapkan pengungkapan diri yang membuat remaja berinteraksi lebih terbuka

dengan prinsip reciprocal (timbal balik) yang ada, membuat orang-orang yang

berinteraksi di dalamnya dapat menimbulkan keterdekatan lebih dengan orang yang sedang berkomunikasi dengannya. Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat

pribadi pada kita, kita akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Self disclosure

juga diartikan sebagai pemberian informasi tentang diri sendiri kepada orang lain Papu (dalam Atok, 2010).

Adapun dampak seperti penggunaan layanan internet terdapat positif dan negative yaitu dalam situs jejaring sosial ternyata memiliki dampak secara psikologis baik positif maupun negatif dampak psikologis positif yang dapat diperoleh antara lain adanya keterbukaan diri yang tidak terbatas yang berguna untuk memenuhi kebutuhan afiliasi seseorang, memperoleh validasi sosial, meningkatkan kontrol sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih pengekspresian diri, akan tetapi, sedangkan keterbukaan diri dalam dunia maya juga memiliki dampak negatif yaitu berkurangnya aspek privasi dalam diri seseorang. padahal privasi memiliki fungsi untuk mengembangkan identitas pribadi, melakukan evaluasi diri, dan membantunya

mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri (personal autonomy). Otonomi

ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan kemerdekaan dari pengaruh orang lain Altman (dalam Prabowo, 1998).

Pembukaan diri sangat dibutuhkan untuk mengetahui pikiran, perasaan akan sesuatu dengan jujur dan kemudian pikiran dan perasaan tersebut akan diterima dengan bebas oleh anggota keluarga lain. Namun, apabila dalam keluarga tidak terbentuk sebuah


(17)

4

komunikasi yang baik dan timbal balik antara remaja dan orang tua, maka remaja akan mencari figur lain supaya dapat membuka diri dengan bebas dan mendapatkan timbal balik. Salah satu cara remaja menemukan figur lain yang sekiranya dapat menggantikan figur orang tua adalah dengan salah satu media internet yaitu chatting Larson (dalam Paskalia, 2004 ).

Di dalam penggunaan internet sebagai media untuk mengungkapkan diri pada remaja, terdapat. perbedaan jenis kelamin dan membuat self disclosure yang berbeda. Menurut (Prakoso, 2010), seorang pria kurang terbuka dibandingkan wanita, dikarenakan pria lebih suka menyimpan perasaannya daripada mengungkapkannya. Dalam mengungkapkan diri, manusia memerlukan media untuk menyalurkan apa yang sedang dirasakan. Misalnya perkembangan zaman saat ini selalu diiringi perkembangan teknologi, dimana teknologi tersebut digunakan untuk membantu atau mempermudah kehidupan makhluk hidup terutama manusia (Prakoso, 2010).

Didalam penelitian terdahulu oleh (Prakoso, 2010) perbedaan jenis kelamin dapat membuat perbedaan pengungkapan diri. Jenis kelamin berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan manusia. Perbedaan jenis kelamin membuat pengungkapan diri yang berbeda pula. Wanita dianggap lebih banyak terlibat pembicaraan yang bersifat pribadi, dan pada umumnya juga wanita lebih menaruh perhatian pada kualitas interaksi atau hubungan. Pengungkapan Diri Siswa melalui Chatting Facebook adalah Sedang sebanyak 36,25% 2) Pengungkapan Diri Siswi melalui Facebook adalah sedang dan tinggi karena memiliki jumlah sama banyak yaitu 32,5% 3) Ada perbedaan Tingkat Pengungkapan Diri antara Siswa Laki- laki dan Perempuan pada pengguna layanan Internet Chatting melalui Facebook (t=-5.244;p=0,000).

Dari penjelasan diatas dengan segala permasalahan yang dihadapi oleh remaja, remaja tidak hanya menggunakan media internet akan tetapi remaja juga terbuka oleh teman sebayanya, dan juga berdasarkan penelitian terdahulu menyatakan bahwa

perempuan lebih cendrung memiliki tingakat self disclosure yang lebih tinggi

dibandingkan dengan laki-laki, dan dalam keterbukaan diri atau self disclosure yang dilakukan oleh remaja pada penggunaan internet terdapat dampak positif yaitu


(18)

5

keterbukaan diri yang tidak terbatas yang berguna untuk memenuhi kebutuhan afiliasi seseorang, memperoleh validasi sosial, meningkatkan kontrol sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih pengekspresian diri sedangkan dampak negative nya adalah berkurangnya aspek privasi atau aspek kehidupan pribadi remaja dan terjadi kurang nya kontak sosial dunia nyata.

Berdasarkan fakta dan fenomena di atas, maka hal ini memotivasi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “perbedaan self disclosure pada mahasiswa pengguna internet ditinjau dari jenis kelamin”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka masalah penelitian sebagai berikut :

Apakah ada perbedaaan tingkat self disclosure pada mahasiswa pengguna

internet ditinjau dari jenis kelamin ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui perbedaan self disclosure pada mahasiswa pengguna internet

antara laki-laki dan perempuan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian diatas ada 2 manfaat dari penelitian ini :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan psikologi, khususnya ilmu psikologi sosial dan ilmu

psikologi komunikasi terutama dalam kajian self disclosure.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan dan menambah informasi oleh remaja khususnya mahasiswa yang menggunakan layanan internet dan agar individu tersebut mampu melakukan pengungkapan diri dengan baik menggunakan media internet.


(1)

xiii Press

Zuria.N. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara


(2)

A. Latar Belakang

Sejak pertama kali diperkenalkan oleh masyarakat dunia dalam suatu demonstrasi di International Computer Communication Confrence (ICCI) internet telah mengalami perkembangan. Internet diperkirakan memiliki lebih dari 100 juta pengguna pada Januari 1997. Pada akhir tahun 2000 diperkirakan terdapat lebih dari 418 juta pengguna yang terus naik. Di Indonesia pentingnnya menggunakan internet juga makin disadari oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan sangat banyak memberikan kemudahan bagi penggunannya (Astutik, 2010)

Penemuan internet merubah hampir seluruh aspek kehidupan dari masalah politik hingga pendidikan. Bahkan dalam perkembangannya, manusia dapat melakukan pertukaran data bukan hanya dari satu tempat atau negara bahkan hingga keluar negeri dengan sekejap mata. Perubahan yang semakin cepat juga terjadi pada teknologi komunikasi dan informasi dimana internet menjadi suatu media yang memudahkan antar manusia berkomunikasi secara global. Pada prakteknya, untuk berkomunikasi dan saling bertukar informasi, manusia melakukannya dengan menggunakan berbagai sarana, salah satunya adalah melalui internet digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi dengan orang lain, melakukan penelitian dan mencari hiburan Rohall (dalam Rahrdjo, 2006).

Seperti yang kita ketahui, banyak website jejaring sosial yang digunakan oleh masyarakat khususnya remaja antara lain Yahoo Messenger, My Space, Friendster, Skype, Mirc, E-buddy dan yang lagi trend pada saat ini adalah Facebook. Menurut data pengguna Facebook diseluruh dunia pertengahan 2009 adalah 1 milyar orang dan masih bertambah. Pengguna Facebook di Indonesia masih didominasi oleh kaum kelas menengah keatas yang memiliki akses internet (yang masih tergolong mahal di Indonesia). Kebanyakan mereka adalah kaum pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja, politisi, serta beberapa tokoh nasional. Dengan menggunakan facebook seseorang akan lebih banyak memperoleh teman baru di dunia maya, facebook juga bisa digunakan


(3)

sebagai tempat curhat, dimana individu yang menggunakannya bisa mengungkapkan perasaan ataupun mengeluarakan sesuatu dalam fikiran melalui status di facebook dan membantu mereka untuk berkoneksi dengan jaringan sosial yang luas dan terlihat dalam sebuah jaringan sosial membuat remaja menjadi dikenal oleh orang lain dan memungkinkan untuk dapat berkembang menciptakan sebuah hubungan (Christofides, Muise & Desmarais, 2009).

Dengan menggunakan internet individu atau remaja dapat lebih terbuka dalam mengekspresikan dan menyampaikan apa yang sedang dirasakan, karena pada usia remaja sangat rentan sekali menghadapi banyak permasalahan dan sukar untuk diselesaikan, sebabnya karena mereka pada masa kanak-kanak individu atau remaja tersebut selalu meminta bantuan oleh orang tua, guru-guru dalam menyelesaikan persolan-persoalannya dan juga dengan bantuan orang tua individu tersebut dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah dan itu memerlukan bimbingan dari orang tua ( Soesilowindradini ).

Sedangkan ketika mereka memasuki usia remaja,mereka lebih cenderung terbuka pada teman sebaya daripada orang tua. Sekarang remaja atau individu menganggap orang tua dan guru nya terlalu tua akan mengerti pikiran dan perasaan-perasaannya untuk membantu individu tersebut. Contoh permasalahan yang sering dihadapi adalah masalah yang berhubungan dengan keadaan jasmaninya, masalah yang berhubungan dengan kebebasannya, masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai di sekolahan, masalah yang berhubungan dengan peranan wanita dan pria, dan yang paling sering dialami oleh remaja adalah masalah dalam menghadapi lawan jenis, karena di usia remaja, mereka sudah mulai atau mengenal lawan jenis, dan hubungan percintaan. Remaja yang memiliki masalah tanpa segan menceritakan dan remaja tersebut dapat terbuka terhadap masalah yang dialami, baik dengan teman dekatnya, orang yang lebih tua ataupun melalui media-media ( Soesilowindradini ).

Keterbukaan menggambarkan tentang pengungkapan diri kepada orang lain. Self disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan seseorang terhadap situasi yang sedang dihadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang berguna untuk


(4)

memahami tanggapan orang terhadap masa kini. Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Pengungkapan diri adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain Wrighstman (dalam Dayakisni, Hudaniah, 2006).

Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat didalam diri orang yang bersangkutan. Komunikasi yang dilakukan ini memungkinkan remaja untuk mengungkapkan pengungkapan diri yang membuat remaja berinteraksi lebih terbuka dengan prinsip reciprocal (timbal balik) yang ada, membuat orang-orang yang berinteraksi di dalamnya dapat menimbulkan keterdekatan lebih dengan orang yang sedang berkomunikasi dengannya. Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi pada kita, kita akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Self disclosure juga diartikan sebagai pemberian informasi tentang diri sendiri kepada orang lain Papu (dalam Atok, 2010).

Adapun dampak seperti penggunaan layanan internet terdapat positif dan negative yaitu dalam situs jejaring sosial ternyata memiliki dampak secara psikologis baik positif maupun negatif dampak psikologis positif yang dapat diperoleh antara lain adanya keterbukaan diri yang tidak terbatas yang berguna untuk memenuhi kebutuhan afiliasi seseorang, memperoleh validasi sosial, meningkatkan kontrol sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih pengekspresian diri, akan tetapi, sedangkan keterbukaan diri dalam dunia maya juga memiliki dampak negatif yaitu berkurangnya aspek privasi dalam diri seseorang. padahal privasi memiliki fungsi untuk mengembangkan identitas pribadi, melakukan evaluasi diri, dan membantunya mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri (personal autonomy). Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan kemerdekaan dari pengaruh orang lain Altman (dalam Prabowo, 1998).

Pembukaan diri sangat dibutuhkan untuk mengetahui pikiran, perasaan akan sesuatu dengan jujur dan kemudian pikiran dan perasaan tersebut akan diterima dengan bebas oleh anggota keluarga lain. Namun, apabila dalam keluarga tidak terbentuk sebuah


(5)

komunikasi yang baik dan timbal balik antara remaja dan orang tua, maka remaja akan mencari figur lain supaya dapat membuka diri dengan bebas dan mendapatkan timbal balik. Salah satu cara remaja menemukan figur lain yang sekiranya dapat menggantikan figur orang tua adalah dengan salah satu media internet yaitu chatting Larson (dalam Paskalia, 2004 ).

Di dalam penggunaan internet sebagai media untuk mengungkapkan diri pada remaja, terdapat. perbedaan jenis kelamin dan membuat self disclosure yang berbeda. Menurut (Prakoso, 2010), seorang pria kurang terbuka dibandingkan wanita, dikarenakan pria lebih suka menyimpan perasaannya daripada mengungkapkannya. Dalam mengungkapkan diri, manusia memerlukan media untuk menyalurkan apa yang sedang dirasakan. Misalnya perkembangan zaman saat ini selalu diiringi perkembangan teknologi, dimana teknologi tersebut digunakan untuk membantu atau mempermudah kehidupan makhluk hidup terutama manusia (Prakoso, 2010).

Didalam penelitian terdahulu oleh (Prakoso, 2010) perbedaan jenis kelamin dapat membuat perbedaan pengungkapan diri. Jenis kelamin berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan manusia. Perbedaan jenis kelamin membuat pengungkapan diri yang berbeda pula. Wanita dianggap lebih banyak terlibat pembicaraan yang bersifat pribadi, dan pada umumnya juga wanita lebih menaruh perhatian pada kualitas interaksi atau hubungan. Pengungkapan Diri Siswa melalui Chatting Facebook adalah Sedang sebanyak 36,25% 2) Pengungkapan Diri Siswi melalui Facebook adalah sedang dan tinggi karena memiliki jumlah sama banyak yaitu 32,5% 3) Ada perbedaan Tingkat Pengungkapan Diri antara Siswa Laki- laki dan Perempuan pada pengguna layanan Internet Chatting melalui Facebook (t=-5.244;p=0,000).

Dari penjelasan diatas dengan segala permasalahan yang dihadapi oleh remaja, remaja tidak hanya menggunakan media internet akan tetapi remaja juga terbuka oleh teman sebayanya, dan juga berdasarkan penelitian terdahulu menyatakan bahwa perempuan lebih cendrung memiliki tingakat self disclosure yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, dan dalam keterbukaan diri atau self disclosure yang dilakukan oleh remaja pada penggunaan internet terdapat dampak positif yaitu


(6)

keterbukaan diri yang tidak terbatas yang berguna untuk memenuhi kebutuhan afiliasi seseorang, memperoleh validasi sosial, meningkatkan kontrol sosial, meraih pengklarifikasian diri, dan melatih pengekspresian diri sedangkan dampak negative nya adalah berkurangnya aspek privasi atau aspek kehidupan pribadi remaja dan terjadi kurang nya kontak sosial dunia nyata.

Berdasarkan fakta dan fenomena di atas, maka hal ini memotivasi penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang “perbedaan self disclosure pada mahasiswa pengguna internet ditinjau dari jenis kelamin”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas maka masalah penelitian sebagai berikut : Apakah ada perbedaaan tingkat self disclosure pada mahasiswa pengguna internet ditinjau dari jenis kelamin ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui perbedaan self disclosure pada mahasiswa pengguna internet antara laki-laki dan perempuan.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian diatas ada 2 manfaat dari penelitian ini :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan psikologi, khususnya ilmu psikologi sosial dan ilmu psikologi komunikasi terutama dalam kajian self disclosure.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan dan menambah informasi oleh remaja khususnya mahasiswa yang menggunakan layanan internet dan agar individu tersebut mampu melakukan pengungkapan diri dengan baik menggunakan media internet.