PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN

PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI
MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN

SKRIPSI

Oleh :
Ditya Ardi Nugroho
08810320

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN MELALUI
MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS KELAMIN

SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu Per
saratan untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

Ditya Ardi Nugroho
08810320

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis memanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmad dan Hidayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “ Perbedaan Self Disclosure Pada Pasangan Melalui Media
Facebook Ditinjau dari Jenis Kelamin”, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam proses ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Dra. Cahyaning Suryaningrum M.Si, selaku dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
2. Dra. Tri Dayakisni M.Si dan Yuni Nurhamida M.Si selaku Pembimbing I dan
Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan arahan yang sangat berguna, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
3. Zakarija Achmad S.Psi, M.Psi. selaku dosen wali yang telah mendukung dan
member pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Kepala SMA Negeri 2 Probolinggo yang telah member ijin dan fasilitas bagi
penulis untuk melakukan penelitian
5. Murid – murid SMA Negeri 2 yang telah bersedia menjadi subyek penelitian
6. Ayah dan Ibu yang selalu memberi dukungan, doa, dan kasih sayang sehingga
penulis memiliki motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini
7. Dina Nisrina Yang telah membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini
8. Dimas Aprianggalih, Izul Munir, dan Agung Zainun yang telah membantu
dalam mengerjakan skripsi ini
9. Teman – Teman kelas E angkatan 2008 yang selalu memberikan semangat
sehingga penulis terdorong untuk menyelesaikan skripsi ini
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis menyadari tiada satupun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik
dan saran demi perbaikan karya skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski

demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan pembaca pada umumnya.


Malang, 8 Maret 2013
Penulis

Ditya Ardi Nugroho

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................

ii

SURAT PERNYATAAN ................................................................

iii


KATA PENGANTAR .....................................................................

iv

DAFTAR ISI ...................................................................................

v

DAFTAR TABEL ...........................................................................

vi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................

vii

ABSTRAK ......................................................................................

ix


LATAR BELAKANG ............................................................

1

KAJIAN TEORI .....................................................................

4

METODE PENELITIAN........................................................

8

HASIL PENELITIAN ............................................................

12

DISKUSI ................................................................................

15


SIMPULAN DAN IMPLIKASI..............................................

17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................

18

LAMPIRAN ...........................................................................

20

DAFTAR LAMPIRAN
SKALA SELF DISCLOSURE ...................................................................

19

TABULASI DATA ..................................................................................

22


TABEL RELIABILITY ............................................................................

23

TABEL T – TEST ....................................................................................

32

DAFTAR PUSTAKA

Altman, I & Taylor, D. A. (1973). Social penetration: The development of
interpersonal relationship. New York: Holt, Rinehart & Winston.
Azwar, S. (2000). Sikap manusia teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Berry, J.W., Poortinga, Y.H., Segall, M.H., Dasen, P.R. (1999). Psikologi lintasbudaya: riset dan aplikasi. Alih Bahasa: Edi Suhardono. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Dayakisni, Tri & Hudaniah. (2006). Psikologi sosial. Malang: UMM Press.
Devito, J. A. (1997). Komunikasi antar manusia. Hunter College of the City
University of New York.

Jourard, M.S. (1964). The transparent self: self disclosure and well-being. New
York: Van Nostrand Reinhold Company.
Joseph P. Mazera, Richard E. Murphy and Cheri J. Simonds. The effects of
teacher self-disclosure via facebook on teacher credibility. USA: School
of Communication, Illinois State University, Normal.
Juwita, P. R. (2005). The relationship between intensity of facebook use
with the self disclosure students in senior high school 8 bekasi. (Laporan
penelitian). Jakarta: Universitas Gunadarma.
Lin Qiu, dkk. (2012). Emotional disclosure on facebook. Singapura: Division of
Psychology Nanyang Technological University.
Papu,

J. (2002). Pengungkapan Diri. http://www.epsikologi.com/sosial/
120702.htm. Down Loaded 12 Maret 2005.

Pratiwi,G. Indah. (2010). Self disclosure” pada situs facebook hubungan tingkat
resiprositas dalam proses pengungkapan diri dan intensitas Pembaharuan
profil dengan tingkat keintiman. Semarang : Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu
Politik Universitas Diponegoro.
Sari Retno Puspito, Tri Rejeki A & Achmad Mujab. (2006). Pengungkapan diri

mahasiswa tahun pertama universitas diponegoro ditinjau dari jenis
kelamin dan harga diri. Semarang: Program studi psikologi Universitas
Diponegoro.

Santrock, J.W. (2003). Adolescence perkembangan remaja. Alih Bahasa: Adelar
dan Saragih. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono, (2007). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Winarsunu, Tulus. (2006). Statistika dalam penelitian psikologi dan pendidikan.
Malang: UMM Press.
Yunita, Widari Atma. (2009). Perbedaan pengungkapan diri tentang perilaku
seksual kepada teman sebaya ditinjau dari jenis kelamin. Program Studi
Psikologi. Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi. Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Malang.
Zakiya, A.R. (2009). Hubungan antara kepercayaan diri dengan pengungkapan
diri (self disclosure) pada remaja. Fakultas Psikologi UMM.

PERBEDAAN SELF DISCLOSURE TERHADAP PASANGAN
MELALUI MEDIA FACEBOOK DI TINJAU DARI JENIS
KELAMIN

Ditya Ardi Nugroho, Tri Dayakisni, dan Yuni Nurhamida
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
dyeet_yaa@yahoo.com

Self disclosure merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab
kepada orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan self
disclosure terhadap pasangan melalui media facebook di tinjau dari jenis kelamin.
Desain yang digunakan adalah desain deskriptif kuantitatif dan menggunakan
skala self disclosure. Jumlah subyek 60 orang, usia 16 – 18 tahun, kelas X. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan self disclosure melalui
media facebook ditinjau dari jenis kelamin. Self disclosure pada perempuan lebih
tinggi daripada self disclosure laki – laki. Perbedaan dari kedua kelompok sangat
signifikan.
Kata Kunci : Self disclosure, Jenis kelamin, Facebook
Self disclosure is an activity shared feelings and intimate information with others.
The purpose of this research is to know the difference between self disclosure the
partner through medium of facebook in the review of gender. The design used is
quantitative descriptive using the design scale of self-disclosure. The number of
the subject of 60 people, age 16 – 18 years, class X. The results of this research
show that there are differences in self disclosure through the medium of facebook

in terms of gender. Self disclosure on women is higher than men's self disclosure.
He difference of the two subjects are very significant.
Keywords: Self disclosure, Gender, Facebook
Manusia merupakan makhluk dinamis yang terus mengalami
perkembangan dan perubahan. Selama masa perkembangan hidupnya manusia
diharapkan memenuhi tugas-tugas perkembangan sesuai tahapannya. Masa
dewasa muda merupakan awal dari suatu tahap kedewasaan dalam rentang
kehidupan seseorang. Individu yang telah melewati masa remaja dan kini akan
memasuki tahap pencapaian kedewasaan dengan segala tantangan yang lebih
beragam bentuknya. Tugas perkembangan dewasa muda berkisar pada pembinaan
hubungan intim dengan orang lain, terutama hubungan intim dengan lawan jenis,
yang ditandai dengan saling mengenal pribadi seseorang baik kekurangan ataupun
kelebihan masing-masing individu yang dilanjutkan dengan berpacaran. Biasanya
pacaran sudah dimulai sejak dewasa muda yang berada pada usia 16 tahun dan
merupakan periode penyesuaian terhadap pola-pola hidup yang baru dan harapan
1

sosial yang baru pula. Pria lebih menguasai kemampuan verbal seperti bercerita,
bercanda dan berceramah tentang informasi, sedangkan wanita lebih menyenangi
percakapan pribadi. Adapun hasil penelitian oleh Ray Birdwhistell dari University
of Pensyllvania yang menyatakan bahwa hanya sekitar 30-35% komunikasi
manusia menggunakan pesan verbal, sisanya 65-70% menggunakan pesan atau
cara-cara non verbal (Mulyana, 2007). Artinya, manusia berkomunikasi secara
verbal sangat terbatas. Angka presentasi yang hanya 35% menyebabkan
kurangnya komunikasi melalui kata-kata dibandingkan dengan berkomunikasi
secara verbal. Data terbaru Internet World Stats (IWS) adalah per 30 Juni 2012,
yakni 55 juta atau 22,1 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Total jumlah penduduk Indonesia tahun 2012 adalah 248.645.008 jiwa.
Belum tersedia data pengguna internet atau internet user tahun 2013 dari IWS.
Menurut data IWS, per 31 Desember 2012, jumlah pengguna Facebook di
Indonesia mencapai 51 juta. Persisnya, 51.096.860 Facebook users atau
meningkat dari data sebelumnya 42 juta. Sedangkan Jumlah pengguna Twitter di
Indonesia mencapai 19,5 juta berdasarkan data per April 2012.
Pacar adalah kekasih atau orang yang dicintai atau orang yang dikasihi
(Kamisa, 1997). Pacaran adalah hubungan pertemanan antar lawan jenis yang
diwarnai keintiman. Keduanya terlibat dalam perasaan cinta dan saling mengakui
pasangan sebagai pacar (Mulamawitri, 2003).
Menurut DeGenova & Rice (2005) pacaran adalah menjalankan suatu
hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas
bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978)
pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum
menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan
pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di
Amerika.
Self dislosure adalah salah satu kajian penting dalam ilmu komunikasi yang
memberikan catatan khusus akan adanya unsur keterbukaan dalam menciptakan
komunikasi yang efektif dan baik. Bisa dikatakan inti dalam mengembangkan dan
memelihara hubungan dalam situs pertemanan ini adalah adanya keterbukaan. Dalam
berkomunikasi dengan sesamanya, remaja pada dasarnya melakukan pengungka- pan
diri. Namun, pengungkapan diri tersebut, mungkin baru saja sampai pada sisi-sisi
terluar dari dirinya. Ketika situasi komunikasi antarpribadi terbentuk dan remaja
berkeinginan mempengaruhi jalannya komunikasi, pengungkapan diri pun
berlangsung. Apalagi komunikasi antar pribadi itu merupakan komunikasi di antara
dua orang yang sudah akrab maka pengungkapan diri itu akan berlangsung hingga
bisa tersingkapkan bagian-bagian diri yang terdalam. Berkaitan dengan situasi
komunikasi antar pribadi dan pengungkapan diri yang berlangsung karena keakraban
di antara para remaja. Oleh karena itu, banyak yang mengungkapkan diri untuk
membangun keakraban dalam kelompok atau dalam upaya mengatasi konflik. Salah
satu pihak yang terlibat konflik berusaha melakukan pengungkapan diri dan
mengajak lawan koniknya untuk melakukan hal yang serupa.
2

Selanjutnya, bisa dibangun saling percaya dan akhirnya saling membuka
diri sehingga komunikasi bisa berlangsung. Terjadilah pertukaran gaul, pertukaran
kata,pertukaran pikiran, dan pertukaran hati. Terbangunnya relasi yang positif di
antara pihak-pihak yang terlibat menjadi dasar terbangunnya komunikasi antar
pribadi yang positif melalui pengungkapan diri. Menurut Morton(dalam
Dayakisni, 2003) pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan
informasi yang akrab dengan orang lain.
Meskipun self disclosure atau pengungkapan diri menjadi elemen utama
dalam suatu hubungan namun terdapat perbedaan pengungkapan diri antara
wanita dan pria. Perbedaan pengungkapan diri antara pria dan wanita menurut
Jourard (1964) terjadi karena adanya harapan yang berbeda terhadap pria dan
wanita. Harapan bagi pria untuk tampak lebih kuat, objektif, kerja keras, dan tidak
emosional dapat menghambat pengungkapan diri pada pria, sedangkan harapan
bagi wanita untuk mampu menolong dan menyenangkan orang lain dapat
meningkatkan pengungkapan diri pada wanita. Nilai-nilai yang ditanamkan di
masyarakat sering kali dirasakan sebagai hambatan bagi kaum pria untuk
mengungkapkan diri. Hambatan dalam mengungkapkan diri juga disebabkan
karena adanya rasa malu untuk berterus terang tentang perasaan, keinginan dan
hal-hal yang tidak baik bila diketahui orang lain. Kesulitan dalam mengungkapkan
diri terjadi karena penyampaian informasi negatif dapat menganggu hubungan
dengan orang lain meskipun sebenarnya perlu disampaikan kepada orang lain
(Papu 2002).
Kekhawatiran untuk membuka diri kepada orang lain berkaitan dengan
resiko yang akan diterima, misalnya bila kelemahannya diketahui oleh orang lain.
Hambatan dalam mengungkapkan diri juga berkaitan dengan rasa aman dan
percaya pada diri sendiri. Rasa aman akan tercapai bila seseorang percaya dan
memiliki pikiran positif bahwa orang lain tidak akan merendahkan dirinya setelah
mengetahui keadaan yang sebenarnya. pengungkapan diri dapat dilakukan dengan
berbagai cara dan dalam berbagai media. Semenjak semakin berkembangnya
teknologi saat ini, mau tidak mau kita harus mengakui bahwa perkembangan
teknologi juga berdampak pada sistem komunikasi termasuk didalamnya
pengungkapan diri.
Pertumbuhan yang sangat signifikan dalam penggunaan situs jejaring
social beberapa tahun terakhir membawa banyak perubahan baru di masyarakat.
Situs-situs pertemanan online dipenuhi dengan orang-orang yang berusaha untuk
menciptakan profil sedemikian rupa dan membangun jaringan pribadi yang
menghubungkan dirinya kepada pengguna lainnya, dari sekelompok kecil
komunitas online hingga pada jaringan yang tidak terbatas. Facebook dalam hal
ini mewakili fenomena penggunaan situs jejaring sosial di seluruh dunia.
Keberadaan facebook tidak pernah membatasi penggunanya, baik laki-laki atau
perempuan.
3

Facebook adalah situs jaringan sosial dimana penggunanya bisa saling
berinteraksi, kirim mengirim pesan, bertemu dan memelihara persahabatan
dengan teman lama, mencari teman baru, chating, bermain bersama, berbagi file
dan foto, mencari partner bisnis (melancarkan bisnis/promosi), bermain game
online bersama teman, dan sebagainya. Fitur – fitur yang terdapat pada facebook
itu dijadikan sarana untuk pengungkapan diri oleh pengguna tersebut. Saat nilai di
masyarakat menuntut kaum pria untuk lebih kuat dan tidak emosional dan saat
yang bersamaan deman facebook pun menuntut mereka untuk bisa mengikuti
perkembangan zaman dan teknologi.
Maka dari uraian diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah ada perbedaan pengungkapan diri kepada pasangan melalui facebook bila
ditinjau dari jenis kelamin.
Self Disclosure
Self-disclosure adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam
kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain (Wrightsman dalam
Dayakisni, 2003).Menurut Morton (dalam Dayakisni, 2003) pengungkapan diri
merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang
lain. Informasi di dalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif atau evaluatif.
Deskriptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang
mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia.
Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan
pribadinya seperti tipe orang yang kita sukai atau hal-hal yang kita sukai atau kita
benci. Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi
perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di
dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dari pengungkapan diri
seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika
orang yang berinteraksi dengan kita menyenangkan dan membuat kita merasa
aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi kita untuk
lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu kita
dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya (Devito dalam Dayakisni,
2003). Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang
terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok (timbal balik). Bila
seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi pada kita, kita cenderung
mamberikan reaksi yang sepadan. mengharapkan orang lain memperlakukan Pada
umumnya kita sama seperti kita memperlakukan mereka (Raven dalam Dayakisni,
2003). Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijelaskan, maka dapat
disimpulkan bahwa pengungkapan diri adalah proses menghadirkan diri dalam
kegiatan berupa berbagai topik seperti informasi yang akrab, informasi perilaku,
sikap, membagi perasaan, keinginan, motivasi, dan ide.
Pengungkapan diri menurut Jourard (1964,) memiliki tiga dimensi, yaitu
dimensi keluasan (breadth), kedalaman (depth) dan target atau sasaran
pengungkapan diri. Dimensi keluasan mengacu pada cakupan materi yang
4

diungkap dan semua materi tersebut dijabarkan dalam enam kategori informasi
tentang diri sendiri, yaitu sikap dan pendapat; rasa dan minat; pekerjaan atau
kuliah; uang; kepribadian; dan tubuh.
Dimensi kedalaman pengungkapan diri mengacu pada empat tingkatan
pengungkapan diri, yaitu: tidak pernah bercerita kepada orang lain tentang aspek
diri, berbicara secara umum, bercerita secara penuh dan sangat mendetail, dan
berbohong atau salah mengartikan aspek diri sendiri, sehingga yang diberikan
kepada orang lain berupa gambaran diri yang salah. Pada dimensi orang yang
dituju (target-person), sasaran pengungkapan diri terdiri atas lima orang yaitu ibu,
ayah, teman pria, teman wanita, dan pasangan (Jourard, 1964).

Dimensi Pengungkapan Diri
Menurut Altman & Tailor (1973) ada dua dimensi dari pengungkapan diri:
A. Keluasan
Merupakan informasi yang disampaikan kepada pihak lain dimana
informasi yang disampaikan tersebut menyangkut hal-hal secara umum
dari individu yang mengungkapkan diri. Meliputi informasi diri,cita-cita
dan minatnya, berbagai isu yang berkembang disekitarnya. Keluasan
dibagi menjadi 2 bentuk :
1. Kategori luas merupakan banyaknya bidang atau pokok utama.
2. Frekuensi luas menunjukkan banyaknya frekuensi (intensitas) dari
materi dalam masing-masing kategori kepribadian.
B. Kedalaman
Merupakan penyampaian informasi kepada pihak lain dimana tingkat
kerahasiaannya berbeda. Semakin dalam hubungan berarti semakin dalam
pula informasi yang disampaikan. Meliputi kekurangan yang dimiliki
individu,sifat/karakter diri,keadaan emosional. Altman & Taylor
mengemukakan secara rinci pada tahap kedalaman ini sebagai berikut:
1. Lapisan Peiferi meliputi identitas diri, sejarah hidup, opini, dan
penilaian individu terhadap suatu obyek.
2. Keyakinan individu terhadap pikiran, perasaan, keinginan, dan cita
citanya.
3. Hal-hal khusus yang ada pada diri individu yang memiliki perbedaan
dengan orang lain pada umumnya.
4. Hal-hal yang menyangkut kelemahan serta kekurangan individu.
5. hal-hal yang ada pada diri individu yang cenderung kurang diterima
oleh sosial, tetapi tidak hanya menyangkut hal-hal positif juga
negative.
6. Afeksi positif dan negative individu yang diungkapkan untuk
merespon sosialnya dari dalam dirinya.
5

Pengaruh Jenis Kelamin Terhadap Self Disclosure
Pengaruh jenis kelamin terhadap pengungkapan diri bermula dari
perbedaan perlakuan orang tua terhadap anak yang disebabkan karena perbedaan
jenis kelaminnnya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Berry, (1999) bahwa
perbedaan kategori biologis antara pria dan wanita juga menghasilkan praktik
kultural yang berupa pola pengasuhan anak, peran, stereotip gender, dan ideologi
peran seks yang mengarah pada tindakan pemisahan antara pria dan wanita.
Pola pengasuhan yang berbeda tersebut misalnya berupa perbedaan cara
orang dewasa berbicara dengan anak laki-laki dan perempuan. Orang tua, saudara
kandung, teman sebaya, guru dan orang dewasa lain berbicara kepada anak lakilaki dan perempuan dengan cara yang berbeda karena mereka memiliki harapan dan
kriteria peran yang tidak sama bagi keduanya Santrock, (2003). Peran pria dan wanita
yang dibedakan satu sama lain nampak pada pendapat Brannon (1996), bahwa pria
diharapkan menunjukkan peran sebagai sosok tangguh, percaya diri, berorientasi
pada kesuksesan dan mengejar status, sedangkan wanita diharapkan menunjukkan
peran lemah lembut, sopan, patuh, dan pandai mengurus rumah tangga. Parsons dan
Bales (dalam Brannon, 1996) menyebut peran pria tersebut sebagai peran
instrumental dan peran bagi wanita disebut sebagai peran ekspresif. Perbedaan cara
berkomunikasi antara pria dan wanita juga dinyatakan Tannen (dalam Santrock,
2003,) bahwa pria dan wanita memiliki tipe pembicaraan yang berbeda. Pria lebih
menguasai kemampuan verbal seperti bercerita, bercanda dan berceramah tentang
informasi, sedangkan wanita lebih menyenangi percakapan pribadi. Stereotip tentang
pria yang mengatakan bahwa pria harus bersikap tidak emosional, mampu
menyembunyikan emosinya dan objektif membuat pria cenderung menghindari
perilaku mengungkapkan diri. Menurut Cunningham (dalam Michener dan
DeLamater, 1999) kesulitan pria dalam mengungkapnkan diri disebabkan karena pria
memiliki anggapan bahwa mengungkapkan diri merupakan tanda dari kelemahan,
sehingga pengungkapan diri pada pria cenderung lebih rendah.
Pengungkapan diri merupakan salah satu bentuk komunikasi interpersonal yang
dalam praktiknya dipengaruhi oleh jenis kelamin pelakunya. Jenis kelamin dapat
dipahami sebagai kategori yang diberikan kepada individu sejak lahir sebagai pria
atau wanita. Menurut Berry (1999), kategori jenis kelamin yang telah melekat
pada individu dapat menghasilkan peran gender yang berisi tentang seperti apa
seharusnya dan perilaku yang seharusnya dilakukan oleh pria dan wanita.
Penggolongan individu kedalam kategori pria dan wanita juga memunculkan
harapan agar individu menunjukkan perilaku yang sesuai kategori jenis
kelaminnya termasuk perilakunya dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perbedaan komunikasi antara pria dan wanita telah dinyatakan (Tannnen dalam
Santrock), 2003, bahwa pria dan wanita diperlakukan berbeda sehingga cara
berbicaranya pun menjadi berbeda dan perbedaan budaya pada pria dan wanita
juga mencakup perbedaan peran dalam komunikasi yang terjadi saat berhubungan
dengan orang lain. Komunikasi antara pria dan wanita yang berbeda tersebut
nampak pula dalam perilaku mengungkapkan diri kepada orang lain.
6

Perbedaan pengungkapan diri pada pria dan wanita juga dijelaskan oleh
Jourard,(1964) bahwa wanita telah dibiasakan untuk mengungkapkan diri.
Stereotip yang menyatakan wanita lebih banyak bicara dari pria menunjukkan
bahwa wanita pada dasarnya menyenangi pembicaraan dengan orang lain. Wanita
dapat memanfaatkan waktu dengan bercakap-cakap bersama orang lain dan dalam
percakapan tersebut juga terkandung penyampaian pendapat, perasaan, keinginan,
dan ketakutan terhadap sesuatu.
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang masih diuji kebenarannya.
Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian ini mengajukan hipotesis
sebagai berikut : Ada perbedaan Self Disclosure terhadap pasangan melalui
facebook ditinjau dari jenis kelamin. Self Disclosure wanita lebih tinggi daripada
Self Disclosure pria.

7