berubah dalam skala waktu kurang dari 1 bulan. Bentuk formasi sedimen dasar sungai seperti”riffle” dan “dune” akan berubah dalam skala waktu kurang dari 1 hari
sampai dengan 1 tahun. Selanjutnya, aktivitas ini baru akan dapat diamati pengaruhnya terhadap alur morfologi sungai terutama di sebelah hilir dalam jangka
waktu 10 sampai 100 tahun mendatang. Jika kegiatan pelurusan sungai sangat intensif maka dampak negatifnya akan ditemukan terhadap sistem sungai secara keseluruhan
dalam waktu kurang dari 200 tahun Maryono, A., 2002. Dengan informasi skala ruang dan waktu ini maka akan dapat diprediksi
waktu berapa tahun suatu aktivitas di sungai akan memberikan pegaruhdampak secara maksimal. Yang paling penting dalam konsep eko-hidraulik adalah bahwa
suatu aktivitas di wilayah sungai keairan akan mendatangkan perubahan baik fisik abiotis maupaun non fisik biotis dengan waktu yang relatif lebih cepat dari
perubahan yang alamiah. Rentang waktu dari perubahan tergantung pada intensif tidaknya pembangunan di sungai tersebut.
5. Tinjauan aktivitas sosial masyarakat
Dalam melakukan penelitian guna mengetahui keadaan aktivita sosial masyarakat maka perlu dilakukan kompilasi data. Kompilasi data ini meliputi aktivita
sosial yang tinggal di sepanjang sungai terutama yang tinggal dekat dengan sungai hubungannya dengan sungai kegiatan pembuangan sampah dan limbah, pembetonan
dinding, disamping itu persepsi masyarakat berpengaruh sangat signifikan terhadap usaha pengelolaan sungai. Selama persepsi masyarakat terhadap sungai masih negatif,
artinya mereka belum memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya sungai, bantaran sungai dan DAS yang kaitanya dengan banjir, erosi dan penurunan
kualitas kesehatan maka usaha apapun untuk menanggulangi, permasalahan disungai tidak akan pernah berhasil.
Disamping persepsi masyarakat terhadap sungai, juga sangat penting persepsi dari pengambil keputusan pemerintah terhadap sungai sepanjang konsep
yang digunakan oleh pengambil keputusan masih sektoral dan parsial termasuk hidraulik murni maka usaha apapun yang akan dilakukan di wilayah keairan sungai
tidak akan membuahkan hasil yang memuaskan.
BAB III METODOOGI
A.Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di dua lokasi, lokasi pertama yaitu di Sungai Begawan Solo Hulu baik secara keseluruha dari alur Sungai Bengawan Solo Hulu dari stasiun
Napel sampai bendung Colo maupun pada ruas tertentu saja dari jembatan Bacem sampai dengan Jembatan Pondok untuk mengetahui secara langsung kondisi baik
biotis, abiotis maupun aktifitas sosial masyarakat disekitar Sungai Bengawan Solo Hulu. Sedangkan untuk lokasi kedua adalah di Balai Sungai dan Sabo, Laboratorium
Sungai serta Proyek Begawan Solo. Pengamatan langsung di Sungai Begawan Solo Hulu juga dilakukan di ruas Sungai Bengawan Solo pada alur yang baru yang telah
mengalami pelurusan dan yang lama masih alami. Di Balai Sungai dan Sabo, Laboratorium Sungai, dilakukan penelitian atas model test pekerjaan normalisasi alur
Sungai Bengawan Solo Hulu serta data pengukuran dan perhitungan pada Sungai Bengawan Solo Hulu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2003, karena perlunya pengumpulan data baik data primer maupun data skunder untuk memenuhi
kecukupan data. Data primer dan data skunder tersebut harus di ambil secara langsung di lapangan Sungai Bengawan Solo Hulu maupun di Balai Sungai dan
Sabo, Laboratorium Sungai sehingga membutuhkan waktu yang relatif lebih lama.