Teori Nilai

2. Teori Nilai

a. a. a. a. a. T T Teori Nilai Objektif T T eori Nilai Objektif eori Nilai Objektif eori Nilai Objektif eori Nilai Objektif Beberapa ahli ekonomi melakukan penelitian tentang bagaimana

terjadinya nilai terhadap barang/jasa melahirkan teori nilai objektif sebagai berikut.

1. 1. 1. 1. 1. Teori nilai biaya pr T T T T eori nilai biaya produksi dari eori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya pr oduksi dari oduksi dari oduksi dari oduksi dari Adam Smith Adam Smith Adam Smith Adam Smith Adam Smith Menurut Adam Smith nilai suatu barang/jasa ditentukan

oleh biaya yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang/jasa tersebut. Semakin tinggi biaya produksi semakin tinggi pula nilai dari barang tersebut. Jika biaya produksi yang oleh biaya yang dikeluarkan produsen untuk memproduksi barang/jasa tersebut. Semakin tinggi biaya produksi semakin tinggi pula nilai dari barang tersebut. Jika biaya produksi yang

2. 2. 2. 2. 2. T T T T Teori nilai biaya pr eori nilai biaya pr eori nilai biaya produksi tenaga kerja dari David Ricar eori nilai biaya pr eori nilai biaya pr oduksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricar oduksi tenaga kerja dari David Ricardo do do do do

Menurut teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh biaya tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi barang tersebut. Tenaga kerja yang dimaksud meliputi tenaga kerja manusia, mesin, dan peralatan lain yang digunakan.

3. 3. 3. 3. 3. T T T T Teori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx eori nilai lebih dari Karl Marx Menurut Karl Marx, barang dinilai berdasarkan pada biaya

rata-rata tenaga kerja di masyarakat. Karl Marx juga berpendapat bahwa upah yang diberikan kepada buruh tidak sesuai dengan harga barang yang dijual sehingga terjadi pemerasan terhadap buruh. Laba yang diterima pengusaha didapat dari selisih nilai jual dengan biaya produksi yang rendah karena pemerasan terhadap buruh disebut nilai lebih. Oleh karena itu, teori ini disebut teori nilai lebih.

4. 4. 4. 4. 4. Teori nilai r T T T T eori nilai r eori nilai repr eori nilai r eori nilai r epr epr eproduksi dari Car epr oduksi dari Car oduksi dari Car oduksi dari Car oduksi dari Carey ey ey ey ey Menurut teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh biaya

pembuatan kembali (biaya reproduksi) barang tersebut. Oleh karena itu, nilai barang ditentukan oleh harga-harga bahan pada saat barang tersebut akan dibuat kembali.

5. 5. 5. 5. 5. T T T T Teori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke eori nilai pasar dari Hummed and Locke Menurut teori ini, nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah

permintaan dan penawaran yang ada di pasar atau nilai suatu barang ditentukan oleh harga pasar.

b. b. b. b. b. T T T T Teori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif eori Nilai Subjektif Menurut teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh utilitas dari barang tersebut. Setiap orang akan mempunyai utilitas yang berbeda

untuk suatu barang yang sama. Teori nilai subjektif yang terkenal berasal dari Herman Heinrich Gossen dan Carl Menger.

1. 1. 1. 1. 1. Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I Hukum Gossen I ini mengemukakan tentang gejala tambahan

kepuasan yang tidak proporsional yang dikenal dengan The Law of Diminishing Marginal Utility (Hukum Tambahan Kepuasan yang Semakin Menurun). Hukum Gossen I berbunyi sebagai berikut. ”Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus ditambah maka kepuasan total yang diperolah juga bertambah, akan tetapi kepuasan marjinal (tambahan kepuasan yang tidak proporsional yang dikenal dengan The Law of Diminishing Marginal Utility (Hukum Tambahan Kepuasan yang Semakin Menurun). Hukum Gossen I berbunyi sebagai berikut. ”Jika jumlah suatu barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus ditambah maka kepuasan total yang diperolah juga bertambah, akan tetapi kepuasan marjinal (tambahan

2. 2. 2. 2. 2. Hukum Gossen II Hukum Gossen II Hukum Gossen II Hukum Gossen II Hukum Gossen II Uraian di atas mengemukakan perilaku konsumen terhadap

satu macam barang saja. Pada kenyataannya, konsumen membutuhkan beraneka macam barang. Masalahnya adalah berapa pengorbanan yang harus dilakukan agar bermacam-macam kebutuhannya dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya dan tercapai kepuasan maksimal. Hal ini dikemukakan dalam Hukum Gossen

II, yaitu sebagai berikut. ”Manusia akan berusaha memuaskan yang beraneka ragam sampai

mencapai tingkat intensitas yang sama.” Artinya manusia akan membagi-bagi pengeluaran

uangnya sedemikian rupa sehingga kebutuhannya terpenuhi secara seimbang.

3. 3. 3. 3. 3. Teori Nilai Subjektif Carl Menger T T T T eori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger eori Nilai Subjektif Carl Menger Menurut Menger, nilai ditentukan oleh faktor subjektif

dibandingkan faktor objektif. Nilai berasal dari kepuasan manusia. Karena kebutuhan manusia lebih banyak daripada barang/jasa yang tersedia maka untuk memuaskan kebutuhannya manusia akan memilih secara rasional di antara barang/jasa alternatif yang tersedia.

Dalam teori ini dikemukakan tentang prinsip-prinsip pengkatagorian barang/jasa menurut tingkat intensitasnya. Katagori I adalah barang-barang untuk mempertahankan hidup, katagori II barang/jasa untuk kesehatan, dan katagori III adalah barang/jasa untuk memberikan kesejahteraan individu. Semakin penting barang/jasa tersebut bagi seorang individu maka nilai barang/jasa tersebut semakin tinggi.

B Pola Perilaku Konsumen dalam Kegiatan Ekonomi

Penilaian seseorang terhadap suatu barang akan memengaruhi pola perilakunya dalam berkonsumsi.