11 hingga pembangkit listrik, sedangkan pasar biomass briquette berkisar dari rumah
tangga hingaa industri kecil dan menengah saja. Ditinjau dari bahan bakunya wood pellet dan biomass briquette menggunakan
jenis biomassa yang sama yakni serbuk gergaji sawdust dari kayu atau dalam bentuk woodchip. Bila kita tinjau lebih detail tidak semua bagian dari pohon
memiliki kandungan unsur yang sama. Lebih khusus untuk aplikasi wood pellet dan biomass briquette karena untuk aplikasi thermal bahan yang mengandung banyak
kalsium Ca yakni dibatang pohon menjadi pilihan utama. Sebagai negara tropis dengan besarnya luas wilayah, tanah yang subur dan
keanekaragaman hayati yang tinggi maka sangat potensial untuk produksi wood pellet dan biomass briquette baik untuk konsumsi lokal maupun pasar luar negeri
asalkan budidaya dan pengelolaan tumbuhan “kayu energi” tersebut secara berkesinambungan dengan memperhatikan kelestarian alam.
2.2. Wood Pellet Kaliandra Merah
Kaliandra chalothirsus adalah tanaman pagar yang perakarannya kuat karena tipe akarnya yang masuk ke dalam. Karakteristik inilah yang dipakai alasan
mengapa kaliandra sangat cocok untuk tanaman pagar pada tanah yang mempunyai kemiringan tajam. Kaliandra berbunga sepanjang waktu tanpa mengenal musim. Bila
menanam mulai biji, kaliandra akan mulai berbunga pada maksimum usia 2 tahun. Kaliandra tahan pada tanah yang terbatas airnya,kering dan tandus, karena
perakarannya yang dalam, kaliandra mampu mengikat air sehingga dapat dipakai untuk merehabilitasi kandungan air tanah. Saat tanaman sudah setinggi 1 meter, akan
bisa bertahan dan tumbuh subur meskipun saat musim kering kemarau. Kaliandra
12 akan berbunga dan tumbuh subur pada kondisi cuaca yang ekstrim panas 33
derajat celcius dan daerah yang tandus, akan tetapi perkembangan generatif terganggu, bunga rontok sebelum jadi buah dan biji, sehingga untuk
perbanbanyakannya dengan vegetatif cangkok, stek, dll. Pada setiap pagi, bila kita amati, di pangkal benang sari terdapat titik-titik air berwarna kekuningan, dan bila
dijilat berasa manis. Itulah nektar yang disukai lebah, sehingga kaliandra menjadi tanaman primadona bagi pelebah. Sebuah survey di Eropa, dengan 1 ha luasan tanah
untuk budidaya kaliandara dalam satu tahun mampu menghasilkan 2 ton madu. Bayangkan, di Eropa terdapa 4 musim, dimana saat musim dingin semua tanaman
hampir dipastikan mengalami hibernasi, sehingga tidak ada sedikitpun sumber makanan lebah alami. Sedangkan di Indonesia, kaliandra akan berbunga tanpa
mengenal waktu. Saat ini musim penghujan, kaliandra ku masih tetep menampakkan bunganya dengan gagahnya. Sehingga masa-masa deplesi nektar tidak terjadi di
Indonesia. Dengan demikian jumlah produksi 2 ton madu per tahun di Eropa dapat terlampaui. 2 ton saat ini setara dengan 2000 kg x Rp50.000kg atau sekitar 100 juta.
Atau bila di kurskan dengan pendapatan per bulan sekitar 8 juta per bulan. Praktis kita hanya butuh alat untuk pemanenan madu saja dan investasi awal koloni.
Sungguh sangat menggiurkan. Lahan seluas 1 ha, saat ini sangatlah sulit. Akan tetapi yang perlu diketahui, radius mencari makan lebah 3,2 mill atau sekitar 4.8 km.
Artinya berapapun luasan tanah yang kita punya masih sangat menjanjikan. Katakanlah, tanah ukuran 20 x 25 m, bila sebagai tanaman pakar bisa ditanami 90
batang pohon kalindra. sedangkan luasana dalam bisa ditanami pohon berbuah seperti klengkeng dan durian. Bila di tanami klengkeng bisa sekitar 60 batang pohon,
bila ditanami durian bisa 20 batang pohon. Disela-selanya bisa ditanami pohon
13 semusim berumur pendek, atau tanaman perdu berbunga yang disukai lebah seperti
bunga matahari, lombok, terong, dll. Kaliandra sangat cepat bertunas setelah di potong. karena itu, kaliandra seringkali dipakai untuk sember makanan ternak baik
kambing maupun sapi. Pemotongan terjadwal dapat dilakukan untuk menjaga kontinuitas pasokan pakan sepanjang waktu. Kaliandra mempunyai kandungan
nutrisi yang baik untuk pakan ternak, hal ini telah dilakukan banyak penelitian mengenai manfaat kaliandra sebagai suplemen makanan ternak. Di Jawa Barat,
kaliandra telah dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak kambing dan domba. Di Bedugul, Bali, kaliandra dipakai sebagai pakan sapi. Di berbagai penelitian, telah
mempublikasikan kaliandra sebagai tanaman yang sangat mudah beradaptasi dan sebagai tanaman yang mampu merehbilitasi tanah yang tercemar. Di Kalimantan,
kaliandra dipakai untuk merehabilitasi tanah bekas tambang batu baru. Kaliandra mampu mengikat unsur-unsur tertentu hara sehingga mampu memulihkan
kesuburan tanah, dan juga mampu menguraikan zat pencemar seperti sisa hasil tambang.
Gambar 2.1 Pohon Kaliandra
Indonesia adalah negara tropis yang kaya akan potensi biomasa baik dari kuantitas maupun keanekaragamannya. Menurut ESDM potensi limbah biomasa Indonesia bila
dikonversi menjadi energi listrik sebesar 49.810 MW dan yang sudah dimanfaatkan
14 sebesar 1.618,40 MW atau baru 3,25-nya. Padahal biomasa tersebut bisa
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan antara lain untuk energi, memperbaiki kesuburan tanah, menyerap karbon dioksida dari atmosfer hingga produksi berbagai
bahan kimia. Tentu berbagai penelitian dan menumbuhkembangkan industri terkait akan
terus dilakukan dan digalakkan untuk pengolahan limbah biomassa tersebut sehingga memberikan kemanfaatan yang besar terutama di bidang ekonomi, teknologi dan
lingkungan.
Gambar 2.2 Wood Pelet Kaliandra
2.3 Pembangkit Listrik Tenaga Uap PLTU