4.2.2 Analisis Indeks Williamson
Indeks Williamson IW adalah suatu cara untuk mengukur disparitas pendapatan. Pada daerah dataran rendah IW selalu mengalami penurunan dari tahun
2002 hingga 2006 sedangkan pada daerah dataran tinggi IW mengalami fluktuasi dengan terjadi penurunan pada tahun 2003 sebesar 0,177 dan IW meningkat lagi pada
tahun berikutnya hingga tahun 2006. Jika dilihat secara keseluruhan, rata-rata IW pada daerah dataran rendah selama periode 2002-2006 sebesar 0,507 yang berarti
bahwa tingkat ketimpangan pada daerah tersebut tergolong sedang dan pada daerah dataran tinggi rata-rata IW sebesar 0,192 yang berarti bahwa tingkat ketimpangan
daerah tersebut tergolong rendah.
Tabel 4.8 Indeks Williamson Kabupaten Kendal
Antara Daerah Dataran Rendah Dan Dataran Tinggi Tahun 2002-2006
Indeks Williamson Tahun
Dataran Rendah Dataran Tinggi
2002 0,672
0,214 2003
0,538 0,177
2004 0,504
0,189 2005
0,495 0,195
2006 0,408
0,195 Rata-rata
0.523 0.194
Sumber : Data BPS Kabupaten Kendal, diolah.
4.2.3 Analisis Uji Beda
Paired Sample T-Test
Dari hasil Indeks Williamson pada Tabel 4.8 maka dilakukan Uji t sampel berpasangan Paired Sample T-Test untuk menguji hipotesis guna mengukur rata-
rata perbedaan ketimpangan distribusi pendapatan daerah dataran rendah dan dataran tinggi. Dan dapat diambil keputusan sebagai berikut :
H : Perbedaan disparitas pendapatan daerah dataran rendah dan dataran tinggi
adalah sama. H
1
: Perbedaan disparitas pendapatan daerah dataran rendah dan dataran tinggi adalah tidak sama.
Untuk mengetahui t-tabel digunakan ketentuan n–1 pada level of significance
α sebesar 5 persen tingkat kesalahan 5 persen atau 0,05 atau taraf keyakinan 95 persen atau 0,95. Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih
dari 5 persen berarti variabel tersebut tidak signifikan. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa rata-rata perbedaan disparitas
pendapatan antara daerah dataran rendah dan dataran tinggi = 0,329 dan t hitung = 8,215. T tabel perlu dihitung dengan ketentuan bahwa alfa
α adalah sebesar 0,05 dan DF = 4 5–1=4. Dari ketentuan tersebut diketahui bahwa besarnya t tabel adalah
2,776 Lampiran C. Terlihat bahwa t hitung t tabel dengan demikian H ditolak
dan H
1
diterima. Implikasinya ialah bahwa ketimpangan distribusi pendapatan antara daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi ada perbedaan yang signifikan atau
perbedaan ketimpangan distribusi pendapatan daerah dataran rendah dan dataran tinggi adalah tidak sama.
Kemudian untuk memperkuat bahwa adanya selisih rata-rata antara ketimpangan distribusi pendapatan daerah pantai dan daerah pegunungan adalah
karena adanya perbedaan kondisi geografis perlu dilakukan uji hipotesis yang dilakukan secara dua sisi two tailed seperti pada grafik sebagai berikut :
Gambar 4.5 Daerah Penolakan Dan Penerimaan Uji t
H ditolak
H ditolak
H diterima
H diterima
- 2,776 + 2,776
+ 8,215
- t tabel + t tabel
+ t hitung H
ditolak maka t hitung jatuh di daerah penolakan, oleh karena itu H
1
diterima. Kesimpulannya ialah ketimpangan distribusi pendapatan antara daerah dataran rendah dan daerah dataran tinggi ada perbedaan yang signifikan.
4.2.4 Analisis Location Quotient