71
perencanaan pengadaan bahan kimia belum menyertakan pertimbangan potensi bahaya dan limbah dari bahan kimia yang
akan dibeli sehingga kebijakan untuk mengurangi potensi limbah sejak awal proses source reduction tidak dilakukan.
b. Pengendalian kondisi suhu penyimpanan bahan kimia di gudang tidak tercapai.
Pengatur suhu ruangan tidak berfungsi selama 3 tiga bulan berarti selang waktu tersebut membuat beberapa kemasan menjadi rusak
dan degradasi kualitas bahan kimia. Hasil Audit gudang tidak dilanjutkan dengan pengelolaan bahan
kimia yang dinyatakan sebagai limbah. c. Administrasi pelaporan kondisi bahan kimia di gudang
Dengan adanya perubahan sistem komputerisasi inventori bahan kimia berakibat kepada tumpang tindih data terkini dengan data
kadaluarsa sehingga petugas gudang tidak bisa membuang bahan kimia yang telah menjadi limbah ke tempat khusus di luar gudang
laboratorium. d. Metode uji yang dipergunakan untuk analisis kimia sangat beragam
Dengan semakin banyaknya metode uji yang dipakai akan berakibat pada semakin beragamnya jenis dan jumlah bahan kimia
yang harus dibeli dan disimpan.Pencegahan polusi dapat dilakukan dengan mencari metode uji alternatif yang ramah lingkungan.
4.5 PELUANG PERBAIKAN
4.5.1 Hasil Inventori Setelah Perbaikan
Setelah dikeluarkannya data bahan kimia rusak dan kadaluarsa dari inventori baha kimia maka data terkini menjadi lebih ”ramah lingkungan”
karena limbah B3 yang sebelumnya ada telah dipisahkan. Dengan memakai data base komputer dapat diketahui saat ini jumlah bahan kimia
terkini dengan kemasan baik dan tidak kadaluarsa. Melalui identifikasi ini
72
juga dapat dilakukan pemisahan antara bahan kimia yang sering dipergunakan selang waktu 6 enam bulan dan disebut fast moving
dengan bahan yang tidak pernah dipakai yang disebut slow moving. Dengan demikian pada saat perencanaan pembelian, data tersebut
menjadi pertimbangan bagi Manajer Puncak dan Manajer Mutu didalam menentukan jenis bahan kmia yang akan dibeli.
4.5.2 Perbaikan Prosedur Perencanaan Pembelian Bahan Kimia
Melalui kaji ulang yang dilakukan diperoleh informasi tentang jenis, jumlah, karakteristik bahan kimia ditambah dengan potensi limbah yang
dapat ditimbulkannya lihat MSDS sehingga didalam perencanaan sudah termasuk didalamnya program minimalisasi limbah melalui program
minimalisasi limbah pada sumbernya source reduction Prosedur yang ada ternyata tidak memasukkan beberapa parameter
kaji ulang yang berkaitan dengan upaya minimalisasi limbah. Pada prosedur semula perencanaan hanya menitikberatkan kepada jumlah,
jenis dan waktu pengiriman bahan kimia yang sudah dibeli. Hasil penelitian ini memberikan masukan berupa usulan rancangan S.O.P
Prosedur perencanaan Pembelian bahan kimia di laboratorium dengan tujuan agar pada saat pengelola laboratorium menetapkan untuk membeli
bahan kimia maka diharapkan juga semua parameter yang berhubungan dengan ancaman bahaya yang bisa ditimbulkan serta kerusakan
lingkungan sudah dimasukkan sebagai salah satu pertimbangan. Tabel 4.9 Bahan kimia di gudang laboratorium
No Nama bahan kimia
Sebelum rusak
setelah perbaikan
1 Bahan kimia dalam
bentuk cairan 224 51 173 23
2 Bahan kimia dalam
bentuk powder 356 15 341 4,2
3 Gas 47
47 Total
627 561
27,2
Sumber : Hasil penelitian
73
4.5.3 Perbaikan Prosedur Penerimaan dan Pendataan Bahan Kimia