Kiat Sukses Usaha Industri Jamu dan Minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta

KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA

OLEH :
TANJUNG PRASETYO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Nama

: Judul Laporan Akhir IPB 2004

Tanjung Prasetyo

: Kiat Sukses Usaha Industri
Jamu Dan Minuman
PD Budi Lestari di Jakarta


KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI INDUSTRI DI JAKARTA

OLEH :
TANJUNG PRASETYO

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRAK

Tanjung Prasetyo, kiat sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. BUDI –
LESTARI di Jakarta, di bawah bimbingan Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja sebagai
Ketua, dan Ibu Dr. Fransiska Z. sebagai anggota

P.D. Budi – Lestari merupakan salah satu dari bentuk UKM yang bergerak dibidang
produksi dan penjualan minuman jamu dan minuman ringan lainnya yang usahanya
cukup sukses, dalam arti : “sejak usahanya dirintis tahun 1996, hingga saat ini masih

tetap berjalan dan bahkan semakin meningkat “:
1. Hanya dengan modal usaha sebesar Rp. 15.000.000,- pada awal usahanya dirintis
tahun 1996, kini tahun 2004 omset penjualan yang dicapai adalah sebanyak
3.490.676 botol dengan nilai penjualan sebesarRp. 671.955.1430,2. Pada awal bediri tahun 1996 hanya memproduksi satu jenis minuman
Temulawak, kini produksinya mulai berkembang menjadi tiga jenis minuman
yaitu minuman jamu Temulawak, minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra) dan
minuman Gula Asem.
3. Pada tahun 2004 jumlah laba perusahaan yang diperoleh sebesar Rp. 80.382.279,Dari hasil penelitian terdapat sedikit-dikitnya delapan kiat sukses yang
menjadikan perusahaan sukses, salah satu diantaranya adalah terdaftarnya usaha
minuman P.D. Budi – Lestari di Dep. Kesehatan dan adanya penempatan satu orang
apoteker yang bertugas mengawasi mutu minuman, yang dalam hal ini tidak dimiliki
oleh perusahaan sejenis sebagai persaingnya. Sungguh luar biasa, yang mungkin tidak
banyak didapat seseorang yang berpendidikan rendah dapat mengelola suatu usaha
yang cukup berhasil di dalam kelasnya. Bertitik tolak dari kenyataan ini, maka
penulis menjadi tertarik untuk mengadakan penelitian bagaimana hal ini dapat terjadi,
dengan pokok permasalahannya adalah : sampai seberapa jauh tingkat sukses usaha
yang dijalankan, apakah tingkat sukses yang sudah dicapai itu sudah maximum, atau
tingkat kesuksesannya masih bisa ditingkatkan, dan kiat-kiat apa saja yang dapat
menjadikan sukses usaha P.D. BUDI – LESTARI.
Dengan demikian yang menjadi tujuan pokok penelitian yang dilakukan

adalah untuk mengetahui dari praktek lapangan, bagaimana suatu usaha dapat
berhasil / sukses tidak saja dibatasi oleh faktor pendidikan, akan tetapi faktor
pengalaman juga sangat menentukan.
Hasil kajian dari penelitian ini, saran yang ditulis merupakan input bagi
perusahaan untuk memacu usahanya, agar kesuksesannya lebih meningkat kembali,
istimewanya dalam meningkatkan volume usaha sebagai upaya memenuhi
permintaan pasar, termasuk mini market dan supermarket.

i

Metode kajian penelitian yang digunakan bersifat diskriptif, dengan jenis data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui
kepustakaan dan wawancara.
Dari hasil kajian penelitian, menunjukkan bahwa usaha P.D. Budi Lestari ini
masih bisa dikembangkan untuk lebih sukses dengan cara penambahan modal kerja
dan promosi.

ii

SURAT PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir yang berdujul :
“ Kiat Sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta.”
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan setahu saya sampai saat ini
belum ada karya ilmiah seperti ini yang dipublikasikan.
Semua data dan informasi yang digunakan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 31 Desember 2004

(Tanjung Prasetyo)
NRP : F 052030015.

iii

KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI – LESTARI DI JAKARTA

TANJUNG PRASETYO


Laporan Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Profesional pada
Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Judul Laporan Akhir : Kiat Sukses Usaha Industri Jamu dan Minuman P.D. Budi –
Lestari di Jakarta.
Nama Mahasiswa

: Tanjung Prasetyo

No. Pokok / NRP

: F 052030015

Program Studi


: Industri Kecil Menengah

Menyetujui, ………2004
Komisi Pembimbing

(Prof. Daniel RD Monintja)
Ketua

(Dr, FransiskaZ.)
Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Industri Kecil Menengah

(Prof. Dr.Ir.Musa Hubeis, Ms, Dipl. ING, DEA) (Prof.Dr.Ir.Hj. Syafrida Manuwoto, MSe)

Tgl. Lulus : ……

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 1977 sebagai anak kedua
dari ayah : Sukarto dan Ibu CH. Sudarsih.
Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Manajement, Fakultas Ekonomi Universitas
Sahid Jakarta, lulus pada tahun 2003 penulis diterima di program studi industri kecil
menengah Institut Pertanian Bogor (IPB).
Saat ini penulis bekerja di Universitas Sahid di Jakarta sebagai Staf Pengajar,
dan saat ini penulis belum menikah.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat yang Maha Kuasa, atas segala
karuni-Nya sehingga laporan akhir ini berhasil diselesaikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada program studi industri kecil
menengah pada Institut Pertanian Bogor (IPB).
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja
Selaku Ketua komisi Pembimbing atas Pengarahan, bimbingan dan dorongan
dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir
2. Ibu Dr. Fransiska Z. selaku Anggota komisi Pembimbing atas pengarahan,
bimbingan dan dorongan dalam penyelesaian tugas akhir
3. Prof. Dr. Ir. Musa Lubis, Ms, Dipl ING, DEA selaku ketua program studi industri
kecil menengah, SPS IPB
4. Ibu prof. Dr. Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, Msc selaku Dekan SPS. IPB.
5. Segenap dosen program studi industri kecil menengah, program penyelenggaraan
khusus IPB, yang telah memberikan, bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama
mengikuti perkuliahan
6. Segenap pegawai program studi industri kecil menengah SPS IPB
7. Bapak Amir utama selaku pengusaha minuman P.D. Budi – Lestari

KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI LESTARI DI JAKARTA

OLEH :

TANJUNG PRASETYO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Nama

: Judul Laporan Akhir IPB 2004

Tanjung Prasetyo

: Kiat Sukses Usaha Industri
Jamu Dan Minuman
PD Budi Lestari di Jakarta

KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI INDUSTRI DI JAKARTA


OLEH :
TANJUNG PRASETYO

SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

ABSTRAK

Tanjung Prasetyo, kiat sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. BUDI –
LESTARI di Jakarta, di bawah bimbingan Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja sebagai
Ketua, dan Ibu Dr. Fransiska Z. sebagai anggota

P.D. Budi – Lestari merupakan salah satu dari bentuk UKM yang bergerak dibidang
produksi dan penjualan minuman jamu dan minuman ringan lainnya yang usahanya
cukup sukses, dalam arti : “sejak usahanya dirintis tahun 1996, hingga saat ini masih
tetap berjalan dan bahkan semakin meningkat “:
1. Hanya dengan modal usaha sebesar Rp. 15.000.000,- pada awal usahanya dirintis
tahun 1996, kini tahun 2004 omset penjualan yang dicapai adalah sebanyak
3.490.676 botol dengan nilai penjualan sebesarRp. 671.955.1430,2. Pada awal bediri tahun 1996 hanya memproduksi satu jenis minuman

Temulawak, kini produksinya mulai berkembang menjadi tiga jenis minuman
yaitu minuman jamu Temulawak, minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra) dan
minuman Gula Asem.
3. Pada tahun 2004 jumlah laba perusahaan yang diperoleh sebesar Rp. 80.382.279,Dari hasil penelitian terdapat sedikit-dikitnya delapan kiat sukses yang
menjadikan perusahaan sukses, salah satu diantaranya adalah terdaftarnya usaha
minuman P.D. Budi – Lestari di Dep. Kesehatan dan adanya penempatan satu orang
apoteker yang bertugas mengawasi mutu minuman, yang dalam hal ini tidak dimiliki
oleh perusahaan sejenis sebagai persaingnya. Sungguh luar biasa, yang mungkin tidak
banyak didapat seseorang yang berpendidikan rendah dapat mengelola suatu usaha
yang cukup berhasil di dalam kelasnya. Bertitik tolak dari kenyataan ini, maka
penulis menjadi tertarik untuk mengadakan penelitian bagaimana hal ini dapat terjadi,
dengan pokok permasalahannya adalah : sampai seberapa jauh tingkat sukses usaha
yang dijalankan, apakah tingkat sukses yang sudah dicapai itu sudah maximum, atau
tingkat kesuksesannya masih bisa ditingkatkan, dan kiat-kiat apa saja yang dapat
menjadikan sukses usaha P.D. BUDI – LESTARI.
Dengan demikian yang menjadi tujuan pokok penelitian yang dilakukan
adalah untuk mengetahui dari praktek lapangan, bagaimana suatu usaha dapat
berhasil / sukses tidak saja dibatasi oleh faktor pendidikan, akan tetapi faktor
pengalaman juga sangat menentukan.
Hasil kajian dari penelitian ini, saran yang ditulis merupakan input bagi
perusahaan untuk memacu usahanya, agar kesuksesannya lebih meningkat kembali,
istimewanya dalam meningkatkan volume usaha sebagai upaya memenuhi
permintaan pasar, termasuk mini market dan supermarket.

i

Metode kajian penelitian yang digunakan bersifat diskriptif, dengan jenis data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan melalui
kepustakaan dan wawancara.
Dari hasil kajian penelitian, menunjukkan bahwa usaha P.D. Budi Lestari ini
masih bisa dikembangkan untuk lebih sukses dengan cara penambahan modal kerja
dan promosi.

ii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan akhir yang berdujul :
“ Kiat Sukses usaha industri jamu dan minuman P.D. Budi Lestari di Jakarta.”
adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan setahu saya sampai saat ini
belum ada karya ilmiah seperti ini yang dipublikasikan.
Semua data dan informasi yang digunakan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, 31 Desember 2004

(Tanjung Prasetyo)
NRP : F 052030015.

iii

KIAT SUKSES
USAHA INDUSTRI JAMU DAN MINUMAN
P.D. BUDI – LESTARI DI JAKARTA

TANJUNG PRASETYO

Laporan Akhir
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Profesional pada
Program Studi Industri Kecil Menengah

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Judul Laporan Akhir : Kiat Sukses Usaha Industri Jamu dan Minuman P.D. Budi –
Lestari di Jakarta.
Nama Mahasiswa

: Tanjung Prasetyo

No. Pokok / NRP

: F 052030015

Program Studi

: Industri Kecil Menengah

Menyetujui, ………2004
Komisi Pembimbing

(Prof. Daniel RD Monintja)
Ketua

(Dr, FransiskaZ.)
Anggota

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Dekan Sekolah Pascasarjana

Industri Kecil Menengah

(Prof. Dr.Ir.Musa Hubeis, Ms, Dipl. ING, DEA) (Prof.Dr.Ir.Hj. Syafrida Manuwoto, MSe)
Tgl. Lulus : ……

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Juli 1977 sebagai anak kedua
dari ayah : Sukarto dan Ibu CH. Sudarsih.
Pendidikan sarjana ditempuh di Jurusan Manajement, Fakultas Ekonomi Universitas
Sahid Jakarta, lulus pada tahun 2003 penulis diterima di program studi industri kecil
menengah Institut Pertanian Bogor (IPB).
Saat ini penulis bekerja di Universitas Sahid di Jakarta sebagai Staf Pengajar,
dan saat ini penulis belum menikah.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat yang Maha Kuasa, atas segala
karuni-Nya sehingga laporan akhir ini berhasil diselesaikan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada program studi industri kecil
menengah pada Institut Pertanian Bogor (IPB).
Penulis menyadari bahwa laporan akhir ini tidak akan tersusun tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Daniel R.D. Monintja
Selaku Ketua komisi Pembimbing atas Pengarahan, bimbingan dan dorongan
dalam penyusunan dan penyelesaian tugas akhir
2. Ibu Dr. Fransiska Z. selaku Anggota komisi Pembimbing atas pengarahan,
bimbingan dan dorongan dalam penyelesaian tugas akhir
3. Prof. Dr. Ir. Musa Lubis, Ms, Dipl ING, DEA selaku ketua program studi industri
kecil menengah, SPS IPB
4. Ibu prof. Dr. Ir. Hj. Sjafrida Manuwoto, Msc selaku Dekan SPS. IPB.
5. Segenap dosen program studi industri kecil menengah, program penyelenggaraan
khusus IPB, yang telah memberikan, bekal ilmu yang tak ternilai harganya selama
mengikuti perkuliahan
6. Segenap pegawai program studi industri kecil menengah SPS IPB
7. Bapak Amir utama selaku pengusaha minuman P.D. Budi – Lestari

8. Orang tua, keluarga dan teman-teman yang turut membantu dalam penyelesaian
karya akhir ini.
9. Kekasih tercinta Arien permata hati yang memberi dorongan guna penyelesaian
karya akhir ini.
Penulis beharap bahwa laporan akhir ini dapat memberikan dukungan konstribusi
pemikiran bagi semua pihak yang berkepentingan, walaupun tidak luput dari berbagai
kekurangan.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan diterima bagi perbaikan dan
penyempurnaan dimasa mendatang.

Bogor, Desember 2004
Penulis

(Tanjung Prasetyo)

DAFTAR ISI

Halaman
-

Abstrak ........................................................................................................... i

-

Riwayat Hidup ............................................................................................. iv

-

Prakata .......................................................................................................... v

-

Daftar Isi...................................................................................................... vii

-

Daftar Tabel ................................................................................................ ix

-

Daftar Gambar ............................................................................................... x

-

Daftar Lampiran ........................................................................................... xi

I.

PENDAHULUAN
A. Sejarah Perusahaan ........................................................................... 1
B. Produk Perusahaan ........................................................................... 3
C. Kondisi Lingkungan.......................................................................... 5

II.

ANALISIS MASALAH
A. Prinsip Analisis ................................................................................. 8
a. Tujuan Kajian ............................................................................. 8
b. Implementasi Praktis ................................................................... 9
B. Metode Analisis .............................................................................. 10
a. Pengumpulan Data .................................................................... 10
b. Pengolahan / Analisis Data ....................................................... 11

III.

HASIL DAN PEMABAHASAN
A. Diskripsi – Umum ........................................................................... 16

vii

a. Aspek Teknis Dan Produksi ...................................................... 16
b. Aspek Pemasaran ..................................................................... 21
c. Spesifikasi Satuan Unit Produksi .............................................. 24
d. Aspek Keuangan ....................................................................... 25

B. Pembahasan .................................................................................... 27
a. Aspek Ekonomi ........................................................................ 28
b. Aspek Teknis Dan Produksi ..................................................... 29
c. Aspek Pemasaran ..................................................................... 30
1. Analisa Leporan Penjualan ................................................ 31
2. Analisa Laba Penjualan ...................................................... 38
d. Analisa SWOT ......................................................................... 39
IV.

KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................... 47
B. Saran ............................................................................................... 51

Daftar Pustaka .................................................................................................. 54
Lampiran .......................................................................................................... 56

viii

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1. Status pekerja dan tingkat pendidikan...............................................

6

2. Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu P.D. BudiLestari tahun 2000 – 2004 .................................................................

23

3. Omset penjualan bulanan minuman Jamu Temulawak tahun 2004 ..

34

4. Omset penjualan bulanan minuman Jamu Jagotra tahun 2004 .........

35

5. Omset penjualan bulanan minuman Jamu Gula Asem tahun 2004...

36

6. Total laba penjualan dan rataan keuntungan per bulan. ....................

38

7. Profil SWOT .....................................................................................

40

8. Matrik dan Analisa SWOT................................................................

44

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1. Proses pembuatan jamu .....................................................................

19

2. Jalur pemasaran minuman jamu produk P.D. Budi – Lestari............

21

3. Prosentase penjualan produk minuman jamu P.D. Budi – Lestari
tahun 2004 .........................................................................................

x

33

DAFTAR LAMPIRAN
Nomor

Halaman

1. Struktur organisasi P.D. Budi – Lestari ...........................................

56

2. Akta notaris Ny. Ratna Komala Komar ............................................

57

3. Surat keterangan domisili perusahaan ..............................................

60

4. Keputusan B POM, persetujuan pendaftaran obat tradisional 2 Juni 2001

61

5. Keputusan walikota Kotamadya Jakarta selatan mengenai ijin tempat
Usaha .................................................................................................

63

6. Tunggakan hutang botol bekas oleh pedagang pemasok / grosir......

66

7. Omset penjualan tahunan minuman jamu P.D. Budi – Lestari tahun
2000 – 2004 .......................................................................................

67

8. Tanda Daftar Perusahaan ..................................................................

68

9. Tanda Daftar Usaha Perdagangan .....................................................

69

10. Sertifikat penyuluhan perusahaan dari Dep. Kesehatan RI
NO. 625.00/09/04/97.........................................................................

70

11. Omset penjualan minuman jamu produk P.D. Budi – Lestari ..........

71

12. Daftar nama-nama tenaga kerja/ karyawan P.D. Budi – Lestari .......

72

13. Kuesioner tanggapan konsumen terhadap produk minuman jamu
produk Budi Lestari...........................................................................

75

14. Jawaban responden atas tanggapan konsumen terhadap produk ......

79

15. R/L perusahaan .................................................................................

80

16. Laporan perubahan modal usaha minuman P.D. Budi – Lestari tahun 2004 81

xi

I. PENDAHULUAN

A. Sejarah Perusahaan
P.D. Budi – Lestari adalah sebuah perusahaan kecil yang bergerak dibidang
produksi dan penjualan minuman Jamu Jagotra, Temulawak dan Gula Asem
(GULAS).
Mengapa merintis usahanya dibidang minuman jamu, karena disamping
pengalamannya selama 11 tahun, sejak tahun 1984 sampai dengan tahun 1994 bekerja
pada P.D. Budidaya kita yang bergerak dibidang penjualan jamu, juga karena jamu
sangat banyak diminati orang, dan bahan baku untuk membuat jamu banyak terdapat
di dalam negeri, sehingga usaha jamu ini diharapkan akan tetap eksis tahan banting
tidak akan terpengaruh oleh krisis ekonomi.
Sebagai warisan leluhur, jelas bahwa jamu tetap dicintai dan dijadikan
semacam obat alternatif, apalagi saat harga obat-obatan semakin meningkat.
Berpangkal dari sini, maka P.D. Budi Lestari memulai menekuni usahanya dibidang
minuman jamu, sekalipun jamu yang diproduksinya tidak seperti jamu Cap Jago,
Jamu Nyonya Meneer, Jamu Gula Asem produk PT. Mustika Ratu Tbk, Jamu Air
Mancur dan lain-lain.
Minuman jamu produk P.D. Budi Lestari adalah jamu yang sudah dikemas
dalam botol siap minum, dan tidak perlu menyedu lebih dahulu saat akan diminum.
Produk minuman jamu dari P.D. Budi Lestari ini, macam/jenis jamunya tidak banyak
2

variasinya seperti jamu yang diproduksi oleh perusahaan – perusahaan besar seperti
PT. Jamu Air Mancur Solo, PT. Jamu Cap Jago Semarang, PT. Jamu Mustika Ratu
Jakarta dan lain-lain.
Keterbatasan macam atau jenis jamu yang diproduksi oleh P.D. Budi Lestari,
terjadi karena masih sangat minimnya modal usaha yang dimiliki, disamping
kesediaan sumber daya alam yang masih sangat terbatas.
Namun demikian, sekalipun usaha P.D. Budi Lestari ini, realatif masih cukup
muda, banyak orang menyatakan bahwa usahanya cukup sukses, karena sejak berdiri
tahun 1996 hingga saat ini tahun 2004, usahanya masih tetap berjalan dan bahkan
semakin maju, sekalipun dikelola oleh tenaga yang berpendidikan rendah.
Usahanya memang digolongkan sebagai usaha kecil, karena hanya dengan
modal awal sebesar Rp. 15.000.000,-. P.D. Budi Lestari susah bisa memulai usahanya
pada awal tahun 1996
Modal sebesar Rp. 15.000.000,- digunakan untuk menyewa sebidang tanah
seluas 750 M2 lengkap dengan bangunan 4 lokal dengan posisi “O” . harga sewa Rp.
500.000 perbulan dengan cara kontrak satu tahun, dibayar setiap akhir bulan,
sekarang sewanya sudah dinaikkan menjadi Rp. 1.700.000/bulan. Sedangkan modal
selebihnya dipergunakan untuk menambah alat-alat dan perlengkapan produksi
berupa mesin gas CO2, mesin press manual, tong kayu tungku, botol dan krat.
Dana sebear Rp. 15.000.000hanya dihabiskan untuk pengadaan tempat usaha
dan perlengkapannya, sehingga modal usaha untuk penyediaan bahan baku

3

minumannya terpaksa meminjam dari tukang sayur gendong kenalan pak Amir utama
sebesar Rp. 75.000.
Berawal dari sinilah seluruh usaha Pak Amir utama terus berjalan hingga saat
ini, dan selama 2 tahun penuh, sepeser pun keuntungan usahanya tidak diambil untuk
kebutuhan pribadi, akan tetapi terus difokuskan untuk membeayai usahanya. Hal ini
dilakukan karena untuk menutupi kebutuhan ekonomi keluarganya beliau juga
memasarkan langsung hasil produksinya kewarung-warung, sehingga yang ia
gunakan untuk menutup keperluan ekonomi keluarga adalah dari keuntungan atau
komisi penjualan jamu dan bukan dari keuntungan perusahaan.

B. Produk Perusahaan
Minuman jamu yang diproduksi oleh P.D. Budi Lestari terdiri dari minuman
jamu Jagotra (minuman Jamu Cap Dua Banteng, minuman Jamu Temulawak dan
minuman Jamu Gula Asem (gulas), Minuman jamu Jagotra sangat bermanfaat untuk
obat pegal linu, mengurangi rasa capai dan menambah nafsu makan.
Sedangkan minuman Jamu Temulawak dan Gula Asem, masing-masing
bermanfaat sebagai berikut :
-

Minuman jamu Temulawak
Merupakan minuman segar dapat menambah nafsu makan, memperbaiki
pencernaan dan rasa sakit, maag.

-

Minuman Gula Asem (GULAS)

4

Adalah minuman segar yang dapat menghilangkan rasa haus yang terus
menerus. Memang khasiat yang dimiliki oleh minuman GULAS tidak seperti yang
dimiliki oleh minuma n segar yang lain, kelebihannya adalah rasa haus yang terus
menerus timbul, sekali minum gula asem, maka sekejap rasa haus menjadi hilang,
tidak seperti minuman lain, yang berkali-kali minum, namun rasa haus masih tidak
terhilangkan

Bahan Baku Minuman Jamu.
a. Jamu Jagotra
1. Anyang-anyang

14. Secang

2. Bidara laut

15. Sidowaya

3. Bolong-bolong

16. Sintok

4. Cabe jawa

17. Spranto

5. Cangkok

18. Temulawak

6. Kapal

19. Ujung atep

7. Kayu wangi

20. Sariawan

8. Kayu manis

21. Gula dan pemanis lain.

9. Kayu rapet
10. Laca hutan
11. Manik
12. Pale
13. Sambang
5

Jamu Temulawak
1. Temulawak Essence
2. Gula Merah
3. Pemanis lain
Jamu Gula Asem
1. Asem Jawa
2. Gula Pasir
3. Pemanis lain

C. Kondisi Lingkungan
Keberhasilan usaha P.D. Budi Lestari ini tidak terlepas juga dari kondisi
lingkungan sebagai tempat usaha, yang terletak di jalan Bhakti 89 No. 87 RT. 001
RW 004 Kelurahan Cipedak kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan.
Pemilihan lokasi usaha ditempat ini didasarkan pada ketersediaannya sumber
air yang memenuhi kelayakan untuk diproduksi sebagai minuman, juga adalah suatu
tempat yang kondisi lingkungannya aman yang dibuktikan adanya respon yang positif
dari penduduk setempat, apalagi adanya usaha P.D. Budi Lestari yang telah
memperkerjakan sekitar 40 orang dalam perusahaannya.
Keberadaan usaha P.D. Budi Lestari ini juga mendapatkan tanggapan dan dukungan

6

positif dari pemerintah setempat dengan dikeluarkannya surat ijin Undang-Undang
Gangguan (UUG).
Kondisi lingkungan wilayah usaha P.D. Budi Lestari ini sungguh-sungguh
menguntungkan karena disamping jalan menuju ke lokasi tempat usaha P.D. Budi
Lestari yang sudah beraspal, lokasinya mudah dijangkau.
Demikian juga tidak kalah pentingnya faktor manajemen yang dilakukan oleh
pimpinan peruahaan dalam bentuk penempatan dan pendayagunaan pekerjanya
sangat mendukung keberhasilan usaha.
Jumlah karyawan P.D. Budi Lestari sebanyak 79 orang terdiri dari :
1 orang pimpinan

3 orang mandor

1 orang wakil pimpinan

3 orang sopir

4 orang tengaga administrasi

2 orang kernet

18 orang tenaga borongan pengemasan

44 orang tenaga pemasaran

1 orang pengawas produksi

2 orang security

Sedangkan status pekerja dan tingkat pendidikan karyawan perusahaan yang
mendukung keberhasilan usaha adalah sebagaimana terlihat dalam tabel, I :
No.
1.
2.
3.
4.

Status

TK PENDIDIKAN
SD SLTP SLTA
SI

Pekerja Bulanan
Pekerja Harian
Pekerja Borongan
Tenaga kerja Lepas
Jumlah

4
5
14
19
42

Tabel : I Status pekerja dan Tk. Pendidikan

7

1
2
3
20
26

1
1
1
3
6

3
2
5

Jumlah
9
8
18
44
79

Penugasan pekerjaan kepada 3 orang karyawan bulanan yang berpendidikan S I
adalah sebagai berikut :
Drs. Atas barita Sarmin Apt, seorang apoteker bertugas mengurusi surat menyurat
yang berkaitan dengan pengawasan mutu kesehatan minuman, disamping tugas
pokoknya sendiri sebagai pengawas mutu minuman
Amir Syafrial dan Udin Syafrudin berpendidikan Sarjana (SI) ditugasi sebagai
security.
Sedangkan Sdr. Cali Suherman dan Sdr. Dadang Surdadang ditugasi pimpinan
perusahaan untuk menangani dibidang administrasi, dengan petimbangan :
- Saudara Cali Suherman, sekalipun berpendidikan SMP namun telah memperoleh
pendidikan tambahan dari pengalamannya mengikuti loka karya, konsultasi bisnis
dan penempatan tenaga kerja workshop pengelolaan akuntansi dan pelatihan
pengembangan diri.
- Saudara Dadang Surdadang, sekalipun berpendidikan SMEA, namun telah
memperoleh pelatihan manajemen mutu dari “Sucofindo.

8

II ANALISIS MASALAH

A.

Prinsip Analisis
Usaha minuman jamu “PD. Budi Lestari yang dirintis dan dikelola oleh Bapak

Amir utama sejak tahun 1996, hingga kini masih tetap eksis, berjalan semakin maju,
patut dijadikan contoh bagaimana seseorang yang tingkat pendidikannya rendah dapat
mengelola sebuah perusahaan yang cukup berhasil, berdampak luas, utamanyya
terhadap terbukanya lapangan kerja dan peningkatan pendapatan bagi perusahaan dan
sebagian masyarakat lingkungannya.
Nampaknya keberhasilan suatu usaha, tidak sangat tergantung kepada tingkat
pendidikan seseorang saja, akan tetapi justru pengalaman menjadi modal penting,
bagaimana seseorang dapat mencapai sukses usaha yang ditekuni, seperti Pak Amir
Utama.
Pak Amir utama sukses dalam menjalankan usahanya, karena faktor
pengalaman beliau yang diperoleh selama 11 tahun bekerja di “PD. Budaya Kita”
sebuah perusahaan yang bergerak dibidang penjualan jamu.

1. Tujuan Analisis
Untuk mengenal lebih jauh, bagaimana seseorang yang berpendidikan rendah
dapat mengelola suatu usaha yang cukup berhasil oleh karena hanya pengalaman,

9

kiat-kiat seperti apa yang dapat menjadikan suatu usaha sukses dapat dipakai sebagai
contoh / model dan tantangan bagi orang lain yang berminat untuk membuka usaha,
namun keberaniannya kurang karena disamping tidak memiliki modal yang cukup,
juga karena tingkat pendidikan, pengalaman dan pengetahuannya yang kurang
menunjang.
Untuk memperoleh kiat-kiat seperti apa yang dapat menjadikan usaha PD.
Budi Lestari sukses, diperlukan kajian lengkap dengan pembahasannya sebagai
berikut :
-

aspek tehnis dan produksi

-

aspek pemasaran

-

aspek keuangan

-

spesifikasi tiap unit produksi

2. Implementasi Praktis
Sebagai warisan leluhur, minuman jamu sampai saat ini masih banyak
diminati dan dicintai oleh masyarakat.
Mendengar kata jamu, secara spontanitas masyarakat lebih mengenalnya
sebagai obat tradisional, walaupun tidak semua minuman jamu menjadi obat
tradisionil, dan bahkan jamu dapat dikatagorikan obat alternatif dikala obat-obatan
buatan pabrik harganya semakin meningkat.
Bagaimanapun bantuk kemasannya, kalau yang dikemas itu adalah jamu yang
oleh pecintanya dikatagorikan sebagai obat tradisionil, maka masyarakatpun mulai
10

tergerak hatinya untuk mencobanya, dan kalau cocok, maka akan menjadi konsumen
peminum jamu yang fanatik.
Nampaknya image ketradisionalannya yang menjadikan penyebab adanya
kesukaan masyarakat untuk mencintai minum jamu, bagaimanapun bentuk
kemasannya, apakah dikemas dalam bentuk kapsul, apakah dikemasan dalam bentuk
bungkusan, ataukah dikemas dalam bentuk tablet, ataukah dikemas dalam bentuk
botol siap minum, maka jamu tetap disukai oleh konsumen pecintanya yang sudah
terlanjur fanatik minum jamu.
Melihat dari kenyataan ini, maka usaha bisnis jamu adalah suatu bisnis yang
menjanjikan, karena dapat mendatangkan keuntungan bagi pengelolanya.

B. METODE ANALISIS
Metode kerja yang digunakan penulis dalam melakukan penelitian ini, adalah
dengan metode diskriptif, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang ada di
lapangan berdasarkan fakta-fakta yang kelihatan, kemudian dianalisis berdasarkan
teori. Dengan pendekatan kajian yang digunakan beserta kedalamannya mengacu
kepada teori analisis Lini produk yang dikemukakan Kotler (1997) meliputi :
a. Analisa laporan penjualan tiap unit produk
Analisa ini bertujuan untuk mencatat produk-produk yang menghasilkan
volume dan keuntungan penjualan tinggi. Idealnya produk yang memiliki volume
penjualan yang baik berarti sangat diminati pasar. Disamping tersebut dengan

11

analisa ini dapat dipertimbangkan untuk melepas unit produk mana yang patut
dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau dihentikan sama sekali.
b.

Analisia laba penjualan
Analisa ini dibuat dengan tujuan untnuk mengetahui tingkat keuntungan atau
laba masing-masing satuan unit yaitu satuan unit yang mana yang paling
menguntungkan dan produksinya tetap masih harus dipertahankan, dan satuan
unit produksi mana yang tidak menguntungkan dan harus dihentikan
produksinya, atau tetap dipertahankan produksinya.
Disamping analisis yang mengacu teori Kotler, metode lain yang digunakan

adalah metode swot yang dapat memberikan gambaran tentang kekuatan dan
kelemahan internal maupun external berupa peluang dan tantangan, sehingga daa
metode ini dapat menentukan strategi yang paling tepat untuk dilakukan kemudian.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan adalah data primer dan data sekunder.
a. Data Primer : adalah data yang bersumber dari objek yang diteliti,
dilakukan dengan mengadakan penyelidikan secara langsung pada
kegiatan usaha “PD. Budi Lestari”, meliputi proses produksi,
pemasaran, volume penjualan, dan laba rugi perusahaan.
b. Data Sekunder : adalah data pendukung yang bersumber dari
kepustakaan, literatur majalah dan lain-lain, yang metode ini biasa
disebut dengan metode kepustakaan.

12

Adapun teknik pengumpualan data primer yang digunakan adalah sebagai
berikut :
a. Wawancara (interview) yaitu memperoleh informasi dengan cara
melakukan wawancara langsung pada bagian-bagian produksi,
pemasaran, gudang, pimpinan kantor dan karyawan yang ada
kaitan pekerjaan dengan data yang diperlukan.
b. Daftar Pertanyaan (kuesioner) yaitu dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun secara sitematis,
khususnya yang berkaitan dengan topik yang ingin dibahas, berikut
permasalahan yang dihadapi.
c. Pengamatan (observation) yaitu dengan cara melihat secara
langsung terhadap kegiatan pencucian botol, pengisian minuman
kedalam botol, dan menutup botol, seluruhnya masih dikerjakan
secara tradisionil, dan umumnya dikerjakan secara borongan.
Sedangkan teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara
membaca banyak buku yang berkaitan dengan obyek yang diteliti.
Dari hasil penelitian ini, manfaat yang ingin diperoleh adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
a. Dapat belajar dari pengalaman orang lain dalam mengelola perusahaan
menjadi berhasil karena faktor pengalaman, dan dari hasil pembelajaran ini
barangkali akan dapat menggerakkan hati penulis atau siapa saja yang ingin

13

mencoba atau meneruskan usaha secara profesional dibidang usaha apa saja
yang kuncinya menguntungkan.
b. Hasil penelitian dapat dipakai penulis sebagai bahan penulisan laporan akhir
guna memenuhi persyaratan penulis dalam mengakhiri Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam Program Management Profesional
industrri (MPI) angkatan ke IV.

2. Bagi Manajemen PD. Budi Lestari .
Untuk memberi dukungan dan sumbangan pemikiran dan atau saran perbaikan
kepada PD. Budi Lestari dalam pengambangan usahanya agar lebih sukses dalam
masa-masa berikutnya.

3. Bagi Masyarakat Akademik (MPI)
Untuk menambah daftar pustaka sebagai acuan dan sumber informasi bagi
yang memerlukan, serta memperkaya kajian penelitian yang bervariasi.
Sebagaimana telah dikemukakan diatas, bahwa metode yang digunakan
adalah metode diskriptif, maka analisis kualitatip yang dikedepankan adalah
analisa model SWOT.
a. Analisis Kualitatip model SWOT.
Analisis SWOT adalah analisis Strength (kekuatan), weakness
(kelemahan) opportunity (kesempatan) dan threats (ancaman).

14

SWOT menurut Rangkuti (2003) adalah singkatan dari lingkunga n
internal strength dan weakness, serta lingkungan eksternal opportunity dan
threat yang dihadapi dunia bisnis.
Analisis SWOT ini membandingkan antara faktor eksternal peluang
dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Analisis SWOT atau analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman merupakan cara sistematik untuk mengidentifikasi berbagai faktor
internal dan eksternal yang dimiliki dan dihadapi oleh usaha industri minuman
jamu.
Analisis ini dapat memberikan gambaran secara jelas tentang bagaimana
menjadi peluang, dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan yang dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sehingga dapat
dirumuskan berbagai alternatif strategi yang sesuai berkaitan dengan masa depan
perusahaan.
Beberapa item yang perlu dianalisa berdasarkan model SWOT diantaranya sebagai
berikut :
a.

Strength (kekuatan), keunggulan sumberdaya, hasil atau mutu produk,
segmen pasar, lokasi tempat usaha, strategi pemasaranhasil dan lain-lain.

b.

Weakness (kelemahan), sarana dan prasarana yang berkaitan dengan proses
produksi, kemasan, permasalahan, dan lain-lain.

c.

Opportunity (kesempatan), adalah situasi utama yang menguntungkan
perusahaan, seperti promosi hasil produk dan lain-lain.
15

d.

Threats (ancaman) adalah situasi utama yang tidak menguntungkan
perusahaan, seperti misalnya pesaing usaha, bahan baku, bentuk atau model
kemasannya dan lain-lain.

2. Pengolahan Data
Jawaban yang diperoleh peneliti dari obyek yang diteliti diolah dalam
bentuk tabulasi dan dianalisis dengan model kartesius. Sistim analisa yang dibuat
adalah analisa lini produk, meliputi :
1. Analisa laporan penjualan tiap unit produk volume dan laba penjualan tiap
unit produk dalam periode satu tahun terakhir akan dihitung secara kumulatif
per produknya. Langkah ini untuk mendata produk-produk yang diminati
pasar dan memiliki keuntungan.
2. Membuat presentasi total penjualan. Sesudah mendata volume penjualan tiap
unit produk, langkah berikutnya perlu membuat persentasi total dari
penjualan, dan hal ini akan dapat memberi gambaran yang riil terhadap
volume dan laba penjualan tiap unit produk.
3. Mengidentifikasi profil pasar, yang sangat berguna untuk dapat mengetahui
kondisi lini produk perusahaan terhadap lini pesaingnya.

16

III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DISKRIPSI UMUM.
1. Aspek Tehnis dan Produksi.
Proses produksi minuman jamu produk PD. Budi Lestari yang dirintis sejak
tahun 1996 hingga saat ini masih menempati rumah kontrakan dengan tanah
seluas 750 m2. harga kontrakan dalam setiap bulan sebesar Rp. 500.000,- kini
harga kontrakannya dinaikkan menjadi Rp. 1.780.000,-/bulan, terletak di Jl.
Bhakti NO. 87 Kelurahan Cepedak Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Produk minuman jamu yang dihasilkan terdiri dari :
-

minuman Jamu Temulawak

-

minuman Jamu Jagotra (cap Dua Banteng)

-

minuman jamu Gula Asem (GULAS)
Pengerjaan atau produksinya masih dilakukan secara tradisional, masih

dikerjakan dengan tangan-tangan terampil karyawannya dan belum menggunakan
mesin-mesin.
Dengan demikian jumlah hasil produksi setiap bulannya sangat tergantung
oleh tangan-tangan terampil karyawan-karyawannya.

18

a. Bahan Baku
Bahan baku minuman jamu terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku
tambahan.
Minuman jamu jagotra (cap dua banteng). Bahan baku utamanya terdiri dari :
- anyang-anyang

- pule

- bidara laut

- sambang

- bolong-bolong

- secang

- cangkok

- ujung atep

- kapoe

- sariawan

- kayu angin

- sidowaa

- kayu manis

- sintok

- kau rapet

- sranto

- lada hutan

- temulawak

- manik

19

Sedangkan bahan baku tambahannya terdiri dari :
- cabe jawa
- gula merah
- gula sacharin
- racikan rempah jadi
Minuman jamu Temulawak
bahan baku

: Temulawak (Essence)

bahan tambahan

: gula merah

minuman jamu gula asem (GULAS)
bahan baku

: Asem Jawa

bahan tambahan

: Gula merah + pemanis lain

b. Perolehan sumber bahan baku
Bahan baku jamu diperoleh dari pasar lokal Jatinegara.
c. Proses pembuatan minuman jamu, dapat terlihat dalam gambar :1

20

DISORTIR/PILIH YANG BAIKBAIK, DICUCI DAN
DIKERINGKAN

BAHAN BAKU
UTAMA

DIKEMAS DALAM RACIKAN
PLASTIK SIAP UNTUK
DIOLAH

DIREBUS / DICAMPUR
DENGAN AIR PANAS
MENDIDIH + BAHAN BAKU
TAMBAHAN

SIAP
DIPASARKAN

DIGUDANGKAN

DIKEMAS DALAM BOTOL

GAMBAR : I PROSES PEMBUATAN JAMU
Dari gambar 1 tersebut diatas, tampak jelas bahwa sebelum minuman jamu
dipasarkan, terlebih dahulu disimpan digudang untuk di administrasikan.
Cara pemasarannya adalah sebagai berikut :
a. Perusahaan menjual kepada pedagang pemasok/grosir
b. Pedagang pemasok/grosir menjual kepada warung-warung pelanggan
c. Warung-warung pelanggan menjual keapda konsumen peminum jamu.

21

Sebelum minuman jamu dikemas dalam botol bekas untuk siap dijual,
maka terlebih dahulu botol bekas untuk dikemas dicuci. Pekerjaan pencucian botol
bekas dilakukan secara borongan, dengan upah Rp. 10,- setiap botolnya.
Demikian juga dalam pengisian minuman jamu kedalam botol kemasan dilakukan
secara borongan dengan upah Rp. 10,- setiap botol.
Jumlah tenaga borong 18 orang dan rata-rata hasil borongannya dalam
setiap hari tidak kurang dari Rp. 10.000,-/orangnya. Rata-rata pencucian botol dan
pengisian jamu ke dalam botol kemasan setiap orangnya dapat menyelesaikan
pekerjaan + 100 krat atau 2400 botol. Borongan pekerjaan ini sangat menguntungkan
perusahaan karena perusahaan tidak perlu banyak membuang waktu untuk
mengawasi pekerjaan karyawan, otomatis karyawan sudah bekerja secara maksimal.
Dengan demikian pelaksanaan pekerjaan melalui sistim borongan,
merupakan kiat sukses perusahaan untuk mencapai hasil seara maksimal.
Ada kiat sukses lain yang menguntungkan perusahaan dalam meningkatkan
daya saing terhadap perusahaan lain yang sejenis adalah minuman jamu Temulawak
produk PD. Budi Lestari dicampur dengan air panas yang mendidih yang dalam hal
ini tidak dilakukan oleh perusahaan lain yang sejenis.

D. PENGEMASAN
Minuman jamu PD. Budi Lestari dikemas dalam botol bekas yang dibeli
dari pasar lokal Jatinegara dengan harga Rp. 300,- setiap botolnya.

22

Sebelum botol bekas digunakan, dicuci terlebih dahulu dengan ongkos cuci
Rp. 10,- setiap botolnya.
Penggunaan botol bekas sebagai kemasan jamu, sampai saat ini masih
menjadi handalan perusahaan karena harganya murah berdampak menjadi lebih
terjangkau oleh konsumen.
Penggunaan botol bekas sebagai kemasan minuman jamu produk PD. Budi
Lestari merupakan kiat sukses tersendiri bagi perusahaan. Sampai saat ini, tetapi
dalam jangka panjang penggunaan botol bekas tidak akan dapat dipertahankan
lama-lama karena stok botol bekas dipasarkan semakin habis, karena botol-botol
bekas ini dilebur kembali untuk dibuat botol-botol yang baru. Demikian juga
penggunaan botol bekas untuk kemasan jamu kian lama menjadi tidak disukai
konsumen, dan konsumen akan cenderung memilih botol baru putih bening untuk
kemasan.

2. ASPEK PEMASARAN
Jalur pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari adalah
sebagaimana terlihat dalam gambar : 2

PERUSAHAAN

GROSIR /
PEDAGANG

WARUNGWARUNG

KONSUMEN

Gambar : 2 Jalur Pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari
23

a. Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran minuman jamu produk PD. Budi Lestari meliputi
seluruh wilayah di Jabotabek, dengan sistim pembayaran tunai, yaitu pada pagi
hari pedagang-pedagang pemasok/grosir mengambil barang di perusahaan dan
sore harinya membayar.
Harga barang ditetapkan sebagai berikut :
-

-

-

Harga Perusahaan kepada pedagang.
-

Isi saja Rp. 180 – Rp. 200,- tiap botolnya

-

Dengan botol Rp. 500,- karena harga botolnya saja Rp. 300,-

Harga pedagang kepada warung
-

Isi saja Rp. 400,-

-

Dengan botol Rp. 700,-

Harga pedagang warung kekonsumen akhir
-

Isi saja Rp. 1.000,-

-

Dengan botol Rp. 1.300,-

b. OMSET PENJUALAN
Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu PD. Budi Lestari tahun
2000 – 2004 dapat dilihat dalam tabel 3.
Tabel

24

No.

Omset Rata-Rata Tiap Bulan

Tahun

Botol

Keterangan

Rp.

1.

2000

254.145

45.746.100

2.

2001

266.252

47.925.360

3.

2002

410.826

97.864.371

4.

2003

278.104

53.535.200

5.

2004

223.747

43.712.975

Tabel : 2 Omset penjualan rata-rata bulanan minuman jamu PD. Budi Lestari Tahun
2000-2004
Dari tabel 3 diatas, terlihat bahwa pada tahun 2000 – 2004 omset penjualan
rata-rata bulanan terus meningkat, dan pada tahun 2003 – 2004 omsetnya mulai
menurun.
Hal ini dikarenakan mualai tahun 2003 ada tambahan produk baru, yaitu minuman
jamu Jagotra dan Gula Asem, yang sebelumnya tidak pernah ada.
Akibat tambahan produk baru ini beban proses produksi bertambah,
disamping adanya tambahan berdirinya perushaan yang sejenis yang paling tidak juga
menjadi pesaing.
Dalam pemasaran hasil, perusahaan hanya menjual isi saja dan botol
kemasannya harus disediakan sendiri oleh pedagang.
Namun

demikian,

untuk

mempermudah

penanganan

sebagai

upaya

meningkatkan omset penjualan, perusahaan memberikan kebijaksanaan dalam bentuk
penyediaan botol bekas untuk kemasan jamu, dengan pembayaran oleh pedagang
dilakukan pada saat pedagang mengambil barang diperusahaan, yaitu isi ditambah

25

botol bekas menjadi Rp. 500,-. Tindakan perusahaan seperti ini merupakan kiat
sukses tersendiri, apalagi terhadap pedagang baru yang baru mulai berdagang,
perusahaan memberi pinjaman botol bekas sebanyak 1000 botol dengan pembayaran
angsuran.

3. SPESIFIKASI TIAP SATUAN UNIT PRODUKSI
Mulai tahun 2003 PD. Budi Lestari memasarkan minuman jamu Gula Asem
(GULAS) dan minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra)
Dengan demikian sampai tahun 2004 jenis minuman yang diproduksi dengan
dipasarkan oleh PD. Budi Lestari menjadi tiga jenis yaitu:
-

Minuman Temulawak

-

Minuman jamu Jagotra

-

Minuman Gula Asem

Spesifikasi tiap unit produksinya adalah sebagai berikut :
1. Minuman jamu cap Dua Banteng (Jagotra)
-

Isi botol

-

Ada ijin POM No. TR 013611241

-

Kode produksi : JDBS 010601

-

Komposisi :
- Piperiss Nigri Fruktus

= 10%

- Curcymae

= 11%

- Retrofactil Fructus

= 6%
26

-

- Sappan Liqnum

= 11%

- Burmanii Corte

= 6%

- Gula

= 15%

- Air

= 25%

Khasiat : mengurangi sakit pegal linu mengurangi rasa sakit menambah nafsu
makan

2. Minuman segar Temulawak
-

Isi botol 320 ml.

-

Terdaftar Depkes No. SP 025.01/109-04/97

-

Komposisi : Temulawak Ess 0,5 %, gula 20 %, Tartrazine 0,3 %, dan
Anad 100%

-

Khasiat : tidak ditulis didalam tabel

3. Minuman Segar Gula Asem
-

Isi botol 220 ml

-

Ijin Depkes NO. Sp 025-01-08-0047

-

Komposisi : sari buah asem, gula merah dan air matang.

-

Khasiat : tidak ditulis dalam tabel
Berdasarkan hasil wawancara dengan pelaku usaha, diperoleh penjelasan

bahwa PD. Budi Lestari pada saat memulai usahanya pada tahun 1996, jumlah modal
usaha yang dimiliki sebesar Rp. 15.000.000,- digunakan untuk :
-

Sewa sebidang tanah + bangunan

Rp. 6.000.000,-

-

Pembenahan tempat usaha

Rp. 5.490.000,27

-

Pengadaan mesin press

Rp.

800.000,-

-

Jaminan mesin gas CO2

Rp.

300.000,-

-

Tong kayu, 4 biji

Rp.

400.000,-

-

Tungku

Rp. 1.500.000,-

-

Botol bekas 1200 botol x Rp. 300,-

Rp.

360.000,-

-

Krat bekas, 50 krat x Rp 300,-

Rp.

150.000,-

Jumlah

Rp.15.000.000,-

Sedangkan modal usaha untuk membeli bahan baku minuman jamu, dipinjam
dari tukang sayur sebesar Rp. 75.000 dan dapat diproduksi sebanyak satu racikan atau
1200 botol
Sekalipun usahanya baru dimulai, namun karena pimpinan perusahaan banyak
memiliki pelanggan yang sudah dikenal lama, maka keperluan botol dan pemasaran
hasil tidak mengalami kesulitan.
-

Salah satu kelebihan yang dimiliki perusahaan dalam mengolah usahanya dan ini
merupakan kiat sukses usaha adalah :
a. Adanya dukungan 8 orang tenaga pemasaran yang memiliki daerah pemasaran
yang cukup luas, memberi kemudahan perusahaan dalam pemasaran hasil dan
perolehan botol-botol bekas.
b. Ada tekad yang bulat dari pimpinan perusahaan yang tidak mengambil
keuntungan perusahaan selama 2 tahun untuk keperluan sendiri, tetapi
keuntungan perusahaan ditanamkan kembali di perusahaan untuk tambahan
modal.
28

Dari modal usaha sebesar Rp. 15.000.000,- yang dimiliki perusahaan pada
awal berdirinya perusahaan, kini jumlah modal perusahaan telah berkembang menjadi
Rp. 677.946.827 (tahun 2004) dengan omset penjualan dalam setiap bulannya mulai
dari tahun 2000 – 2004 dapat dilihat dalam lampiran 7, dengan penjelasan sebagai
berikut :
-

pada tahun 2000, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Oktober sebanyak
360.679 botol

-

pada tahun 2001, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Mei, sebanyak
:393.004 botol

-

pada tahun 2002, omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Oktober, sebanyak :
669.647 botol

-

para tahun 2003, Omset penjualan tertinggi jatuh pada bulan Juni, sebanyak :
501.565 botol

-

pada tahun 2004, omset penjualan tertinggi jatuh pada tahun September, sebanyak
410.539 botol
Dengan demikian, rata-rata tertinggi omset penjualan minuman jamu selama 5

tahun sebesar 467.086 botol, adalah suatu jumlah yang cukup berhasil dan sukses

B. PEMBAHASAN
Penulis dalam melakukan penelitian memfokuskan kajian penelitiannya
terhadap berbagai aspek sebagai upaya untuk memperoleh kiat-kiat yang menjadikan
sukses perusahaan.
29

Demikian juga dalam pembahasan kajian meliputi aspek ekonomi, aspek
tehnis dan produksi, dan aspek pemasaran. Dalam aspek pemasaran, kajian utama
yang dilakukan meliputi analisa penjualan produk dan rugi/laba penjualan dengan
metode analisa produk sesuai dengan teori Kotler (1997).
Fungsi dari analisa ini adalah untuk memberikan usulan kepada perusahaan mengenai
tiga produk potensial.
1. Aspek Ekonomi
PD. Budi Lestari dapat dikatagorikan sebagai usaha kecil, karena
kriteria yang dimiliki, salah satu diantaranya adalah menurut UU RI No. 9
tahun 1995 tentang Usaha Kecil, PD. Budi Lestari ”tidak memiliki hasil
penjualan tahunan melebihi Rp. 1 Milyard dan tidak memliki kekayaan bersih
diluar tanah dan bangunan sebesar Rp. 200 juta, serta berdiri sendiri dan
bukan merupakan anak perusahaan”.
Salah satu kelebihan yang dimiliki usaha kecil yang bergerak disektor
industri pengolahan, termasuk usaha PD. Budi Lestari adalah bahan mentah
atau bahan baku sebagai bahan untuk membuat minuman jamu tidak banyak
menggunakan bahan mentah import, dan bahan mentahnya sangat mudah di
peroleh dipasar lokal dalam negeri seperti di pasar Jatinegera.
Karena bahan mentah atau bahan baku mudah didapat didalam negeri
dan tidak tergantung dari import, maka usaha PD. Budi Lestari tetap eksis dan
tidak tergoyahkan oleh krisis ekonomi yang pernah melanda di negeri ini.

30

Namun demikian, sekalipun usaha PD. Budi Lestari ini dikategorikan sebagai
usaha kecil, dampak usaha PD. Budi Lestari yang dirasakan masyarakat
banyak adalah sebagai berikut :
1. Memberikan peluang kerja bagi masyarakat lingkungannya dengan
peningkatkan pendapatan antara Rp. 300.000,- sampai dengan Rp.
1.000.000,-bagi tenaga kerja blanan dan harian sebagai berikut :
a. Gaji pimpinan Rp. 1.000.000,-/bulan
b. Gaji seorang apoteker Rp. 750.000,-/bulan
c. Gaji Kepala bagian dan administrasi Rp. 750.000,-/bulan
d. Gaji staf keuangan dan administrasi (4 orang ) @ Rp. 500.000,e. Gaji 2 orang mandor @ Rp. 337.500,2. Memberikan peluang kerja dan pendapatan bagi tenaga kerja borongan
pekerjaan pencucian botol dan penutupan botol yang setiap harinya
mereka peroleh tidak kurang dari Rp. 10.000,- jumlah tenaga kerja
borongan sebanyak 18 orang.
3. Memberikan pelang kerja dan pendapatan bagi 8 orang tenaga harian daya
upah perhariannya sebesar Rp. 8.000,4. Memberikan peluang kerja dan pendapatan bagi 44 orang tenaga kerja
lepas bagian pemasaran yang menjajakan hasil produk minuman jam PD.
Budi Lestari kewarung-warung, daya pendapatan rata-rata setiap bulan
tidak kurang dari Rp. 800.000,-

31

2. Aspek Tehnis dan Produksi
Penggunaan botol bekas sebagai kemasan minuman jamu produk PD. Budi
Lestari nampaknya tidak akan membawa kemajuan usaha dalam jangka panjang,
karena dengan menggunakan botol bekas sebagai ke