Ruang Lingkup Wilayah Ruang Lingkup Materi

5 Surakarta karena jejak-jejak sejarah perkembangan perekonomian yang terekaman menjadi hilang sehingga karakter yang tercipta di dalamnya juga turut hilang. Dengan demikian, dapat berdampak pula pada ketidakutuhan urban fabric yang dimiliki Kota Surakarta. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan permasalahan utamanya adalah belum teridentifikasinya pusaka industri yang dimiliki Kota Surakarta. Dengan demikian, penulis merumuskan pertanyaan penelitian yaitu apa sajakah pusaka industri yang terdapat di Kota Surakarta? Oleh sebab itu, penelitian ini berusaha untuk, “Mengidentifikasi pusaka industri Kota Surakarta sebagai salah satu karakteristik identitas kota”.

1.3 Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pusaka industri yang terdapat di Kota Surakarta guna mempertahankan salah satu karakteristik identitas kotanya.

1.3.2 Sasaran

Adapun sasaran guna mencapai tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu 1. Identifikasi peninggalan budaya industri di Kota Surakarta; 2. Analisis sejarah perkembangan peninggalan budaya industri Kota Surakarta; 3. Analisis perubahan peninggalan budaya industri yang ada beserta dampak yang ditimbulkan; 4. Analisis pengelompokkan peninggalan budaya industri dan pengelompokkan pelestarian pusaka industri Kota Surakarta.

1.4 Ruang Lingkup

1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Batasan wilayah studi ini memfokuskan pada pelestaraian pusaka industri dalam wilayah administrasi Kota Surakarta. Kota Surakarta terbagi menjadi lima bagian administrasi kecamatan dengan 51 kelurahan. Secara lebih jelasnya ruang lingkup wilayah studi Kota Surakarta dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini. 6 Gambar 1.1 Peta admin solo 7

1.4.2 Ruang Lingkup Materi

Kajian penelitian ini guna menemukenali peninggalan-peninggalan budaya industri Kota Surakarta yang mampu menjadi pusaka industri dan sebagai salah satu karakteristik identitas kota, yang dilihat dari tangible dan intangible heritage. Adapun dalam penelitian yang dilakukan ini tentunya memiliki kelemahan yaitu, penilaian yang dilakukan guna menghasilkan peninggalan budaya industri yang mampu menjadi pusaka industri bersifat subjektif pada penilaian skoringnya. Akan tetapi, hasil akhir temuan pusaka industri yang ada tidak terlalu bersifat subjektif secara keseluruhan karena nilai bobot dalam penilaian pusaka industri bersumber dari hasil pengolahan kuesioner dengan proses hirarki analisis. Batasan-batasan materi yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu: 1. Identifikasi peninggalan budaya industri di Kota Surakarta berupa tangible dan intangible heritage. Objek penelitian ini adalah kegiatan industri yang telah dan sedang berjalan di Kota Surakarta, baik aktivitas kegiatannya maupun sarana prasarana yang mewadahi aktivitas tersebut. Adapun kegiatan industrinya yaitu industri dengan kategori industri yang dikerjakan tangan danatau mesin serta jenis kegiatannya berupa industri barang logam, industri kayu dan bahan kayu, industri tekstil dan kulit, industri bahan galian bukan logam, serta industri perkebunan. Berikut jenis objek penelitian pusaka industri, yaitu Tangible Heritage  bengkelruang kerja  perusahaan dan pabrik termasuk bangunan kantor  kawasan atau kampung  rumah sekaligus sebagai tempat produksi disintesiskan dari pengertian pusaka industri dan lingkup konservasi Intangible Heritage  proses kegiatan peninggalan budaya industri termasuk ritual  pengetahuan dan ketrampilan peninggalan budaya industri  objek yang berkaitan dengan kegiatan peninggalan budaya industri berupa produk, instrumen yang digunakan untuk handicrafts, dan sebagainya disintesiskan dari pengertian dan nilai pusaka industri serta pengertian dan elemen intangible heritage 2. Mengidentifikasi sejarah perkembangan peninggalan budaya industri Kota Surakarta sehingga dapat diketahui sejarah perekonomian Kota Surakarta dari sisi kegiatan sektor industrinya. Pengidentifikasian sejarah perkembangan tersebut dilakukan berdasarkan periode waktu proto industrialisasi abad 17 hingga akhir abad 18, masa industrialisasi awal abad 19 hingga akhir abad 20, dan pasca industrialisasi akhir abad 20 hingga saat ini. 8 3. Menganalisis perubahan peninggalan budaya industri yang ada beserta dampak yang ditimbulkan, baik dampak bagi pusaka industri itu sendiri maupun keterkaitannya dengan aspek lainnya, seperti aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial-budaya. 4. Menganalisis pengelompokkan peninggalan budaya industri dan pengelompokkan pelestarian pusaka industri Kota Surakarta. Pengelompokkan yang dilakukan sesuai dengan periode waktu, bentuk, jenis, dan kategori industrinya sedangkan pengelompokkan pelestarian pusaka industri berdasarkan variabel penelitian pelestarian. Analisis ini bersifat subjektif dari peneliti karena penilaian dilakukan sendiri oleh peneliti. Adapun variabel-variabel pelestarian yang digunakan untuk menilai pusaka industri berupa tangible berdasarkan kriteria konservasi pelestarian diantaranya peranan sejarah, keistimewaan, fungsi dalam lingkungan, kelangkaan, kejamakan, dan estetika. Sedangkan variabel-variabel yang digunakan untuk menilai pusaka industri berupa intangible berdasarkan hasil sintesa dari pengertian intangible heritage dan nilai pusaka industri diantaranya memberikan sense of identity, warisan keturunan dari generasi ke generasi, keistimewaan, estetika, nilai sosial-budaya, nilai pengetahuan ketrampilan, dan eksistensi. Akan tetapi, guna menghindari hasil penelitian yang bersifat subjektif, maka nilai bobot pada analisis pengelompokkan pusaka industri Kota Surakarta bersumber dari hasil pengolahan kuesioner dengan proses hirarki analisis. Dengan demikian, output analisis pengelompokkan pusaka industri Kota Surakarta dengan teknik analisis pembobotan dan skoring, secara keseluruhan tidak bersifat subjektif dari peneliti.

1.5 Kerangka Pemikiran