11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peran Istri Yang Bekerja Dalam Keluarga
Peranan atau peran adalah pola perilaku yang dikaitkan dengan status atau kedudukan. Setiap manusia yang menjadi warga suatu masyarakat senantiasa
mempunyai status atau kedudukan dan peranan. Peranan ini dapat diibaratkan dengan peran yang ada dalam suatu sandiwara yang para pemainnya mendapatkan
tugas untuk memainkan sebagian atau seluruh bagian cerita yang menjadi tema sandiwara tersebut Soekanto, 1982.
Perempuan yang telah menikah mempunyai peran dalam keluarga inti sebagai istri, sebagai pengurus rumah tangga dan sebagai pencari nafkah. Pada
umumnya dirasakan sebagai tugas utama dari seorang perempuan yang terkait dalam gambaran perkawinan umumnya. Dalam tiga peran tersebut, perempuan
memberikan diri sepenuhnya demi kesejahteraan bagi keluarganya. Dalam keluarga peran istri terbagi atas tiga yakni; Pertama, peran
produktif yaitu peran yang berkaitan dengan kegiatan yang menghasilkan ekonomi atau uang yaitu dengan bekerja di sektor publik seperti guru, pegawai,
karyawan, dan sejenisnya. Kedua, peran reproduktif yaitu peran yang berkaitan dengan keberlangsungan keluarga dan berkaitan dengan sektor domestik seperti
menjaga dan memelihara kebersihan rumah, memutuskan untuk memiliki anak, dan yang ketiga adalah peran sosial kemasyarakatan yaitu peran di lingkungan
kerja dan sekitarnya, seperti ikut berbagai aktivitas di luar rumah seperti arisan, dharma wanita, kegiatan kerohanian, perkumpulan marga dan sejenisnya.
12 Dari segi peran, pembagian peran perempuan dapat dibagi atas:
Peran tradisi, peran yang menempatkan perempuan dalam fungsi reproduksi mengurus rumah tangga, melahirkan dan mengurus anak, serta
mengayomi suami. Hidupnya 100 untuk keluarga. Pembagian kerja sangat jelas, yaitu perempuan di rumah dan lelaki di luar rumah.
Peran transisi, mempolakan peran tradisi lebih utama dari peran yang lain. Pembagian tugas mengikuti aspirasi gender, tetapi eksistensi mempertahankan
keharmonisan dan urusan rumah tangga tetap tanggung jawab perempuan. Dwiperan, memposisikan perempuan dalam kehidupan dua dunia, peran
domestik-publik sama penting. Dukungan moral suami pemicu ketegaran atau sebaliknya pemicu keresahan atau bahkan menimbulkan konflik terbuka atau
terpendam. Peran Egalitarian, menyita waktu dan perhatian perempuan untuk kegiatan
di luar. Dukungan moral dan tingkat kepedulian lelaki sangat hakiki untuk menghindari konflik kepentingan pemilahan dan pendistribusian peranan. Jika
tidak, yang terjadi adalah masing-masing akan saling berargumentasi untuk mencari pembenaran atau menumbuhkan ketidaknyamanan suasana kehidupan
keluarga. Peran Kontemporer, adalah dampak pilihan perempuan untuk mandiri
dalam kesendirian. Jumlahnya belum banyak, tetapi benturan demi benturan dari dominasi pria yang belum terlalu peduli pada kepentingan perempuan mungkin
akan meningkatkan populasinya.
13
2.2 Pola Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga