Tujuan Penyusunan SKL Uraian Program

diharapkan oleh pengguna lulusan adalah dokumen Standar Kompetensi Lulusan disingkat SKL, sebagaimana dinyatakan pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dalam hal penyusunan suatu SKL dan Permendikbud Nomor 131 Tahun 2014 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan. Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, maka SKL kursus dan pelatihan disusun berbasis KKNI untuk mengakomodasi perubahan kebutuhan kompetensi kerja dari pengguna lulusan di dunia kerja dan dunia industri. Berkenaan dengan penyusunan SKL Kursus dan Pelatihan Bidang Membatik secara umum, dilatarbelakangi pula oleh berbagai peristiwa dan momentum yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan yang mendesak untuk mendokumentasikan, menyelamatkan, serta menegaskan bahwa Batik merupakan ranah kebudayaan Indonesia yang mendasari bahwa batik beserta produk dan kompetensinya perlu ditransformasikan ke dalam suatu sistem yang terstandardisasi. Berbagai fakta peristiwa dan momentum tersebut, di antaranya: 1. Sejarah panjang batik di Indonesia merupakan fakta bahwa batik merupakan artefak budaya sebagai warisan budaya Indonesia asli. 2. Simbol­simbol, nilai­nilai, beserta aspek estetik dan etik yang terdapat pada karya batik sebagai presentasi dari kekayaan dan kreatifitas bangsa dalam artefak budaya Indonesia. 3. Batik telah menjadi jati diri dan identitas bangsa Indonesia. 4. Persebaran dan perkembangan sentra­sentra batik lama dan baru di Indonesia. 5. UNESCO pada tahun 2009 memberikan penghargaan terhadap Batik Indonesia sebagai warisan kekayaan bangsa tak benda sekaligus menjadi simbol Indonesia di dunia. 6. Diversifikasi batik melalui motif, corak, dan ragam hiasnya dalam berbagai media, mix media, dan multi media. 7. Peran PAUD dan DIKMAS bidang membatik di berbagai belahan dunia.

B. Tujuan Penyusunan SKL

SKL disusun untuk digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik pada lembaga kursus dan pelatihan serta bagi yang belajar mandiri dan sebagai acuan dalam menyusun, merevisi, atau memutakhirkan kurikulum, baik pada aspek perencanaan maupun implementasinya.

C. Uraian Program

Dunia perbatikan berkembang secara berkelanjutan di semua sektor kehidupan manusia, oleh karena itu program pendidikan membatik pada lembaga kursus dan pelatihan harus dapat beradaptasi sesuai dengan kebutuhan pengguna. Program kursus dan pelatihan membatik salah satunya adalah pembuatan batik dengan pewarna sintetis jenjang 2. Program kursus dan pelatihan membatik, merupakan program kursus dan pelatihan untuk menghasilkan seorang pembatik yang bersertifikasi. Program kursus dan pelatihan ini dirancang untuk membekali peserta didik agar memiliki penguasaan pengetahuan operasional lengkap, kemampuan kerja, serta memiliki kewenangan dan tanggung jawab dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis jenjang 2. 1. Nama program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Batik dengan pewarna sintetis Berbasis KKNI Jenjang 2 2. Tujuan a. Umum Secara umum program Kursus dan Pelatihan Pembuatan Batik dengan pewarna sintetis jenjang 2 ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan operasional lengkap, kemampuan kerja, serta kewenangan dan tanggung jawab dalam bidang pembuatan batik dengan pewarna sintetis sesuai dengan standar spesifikasinya. b. Khusus Secara khusus program ini bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidang : pembuatan batik dengan pewarna sintetis jenjang 2 yang meliputi kemampuan dalam hal: 1 Mengidentifikasi, menggunakan, merawat, dan menyimpan peralatan dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis. 2 Mengidentifikasi, mengolah, dan menyimpan batik dengan pewarna sintetis. 3 Membuat batik dengan pewarna sintetis sesuai standar SNI. 4 Melaksanakan proses produksi sesuai dengan SOP Kursus Batik Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. 5 Mengemas, menyimpan, dan merawat batik dengan pewarna sintetis. 6 Menjual batik dengan pewarna sintetis dan keahlian dalam pembuatan batik dengan pewarna sintetis. 3. Manfaat Program Kursus dan Pelatihan pembuatan batik dengan pewarna sintetis jenjang 2 ini bermanfaat bagi: a. Peserta didik kursus dan pelatihan: memiliki kemampuan kerja, pengetahuan, dan manajerial dalam membatik, yang bisa digunakan sebagai bekal bekerja atau berwirausaha. b. Lembaga pengguna stakeholder bidang batik dapat merekrut calon pembatik dan desainer batik yang siap beradaptasi dengan pekerjaannya. c. Lembaga penyelenggara kursus dan pelatihan membatik dapat menghasilkan lulusan kursus dan pelatihan yang terstandarkan. 4. Kualifikasi peserta Seorang yang berminat dan bersedia dididik serta dilatih dalam bidang membatik khususnya pembuat batik dengan pewarna sintetis. 5. Durasi kursus dan pelatihan Waktu kursus dan pelatihan yang diperlukan untuk mengikuti kursus dan pelatihan membatik adalah 240 jam pelajaran, dengan proporsi waktu 30 teori 72 jam pelajaran dan 70 praktik 168 jam pelajaran. Waktu 240 jam pelajaran ini dimungkinkan dapat dipercepat dengan metode yang lebih efektif, sarana dan prasarana yang lebih lengkap dan teknologi yang lebih modern. 6. Metode kursus dan pelatihan Metode kursus dan pelatihan yang dilakukan adalah pelatihan berbasis kompetensi dengan cara: a. Ceramah b. Demonstrasi c. Praktik kerja 7. Uji kompetensi Uji kompetensi dilaksanakan pada akhir setiap program kursus dan pelatihan dilaksanakan. Pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari dua jenis tes, yaitu tes teori dan praktik. Tes teori dan praktik bertujuan untuk mengukur penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta kursus dan pelatihan membatik dalam proses pembuatan batik dengan pewarna sintetis jenjang 2. Uji kompetensi dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi TUK. 8. Sertifikat kelulusan Sertifikat kelulusan diberikan kepada peserta kursus dan pelatihan membatik yang telah dinyatakan lulus dalam uji kompetensi oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi LSK bidang batik yang diakui oleh pemerintah, dunia usaha, dan dunia industri baik nasional dan internasional.

D. Ruang Lingkup