Model Input-Output Ekonometrika Indonesia dan Aplikasinya Untuk Analisis Dampak Ekonomi

MODEL INPUT-OUTPUT EKONOMETRIKA INDONESIA
DAN APLIKASINYA UNTUK ANALISIS DAMPAK EKONOMI

Oleh:
ANTONHENDRANATA

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ANTON HENDRANATA. Model Input-Output Ekonometrika Indonesia dan
Aplikasinya Untuk Analisis Dampak Ekonomi. Dibimbing oleh BONAR M.
SINAGA sebagai Ketua dan BAMBANG P. S. BRODJONEGORO sebagai Anggota.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) membangun Model Input-Output
Ekonometrika Indonesia yang menekankan pada keterkaitan antar sektor-sektor
perekonomian, (2) melakukan proyeksi kondisi perekonomian Indonesia sampai tahun
2005, (3) menganalisis dampak kebijakan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan
terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2002 dan (4) menganalisis dampak
krisis dan kebangkitan ekonomi dunia terhadap perekonomian Indonesia pada tahun
2003 - 2005.
Model yang dibangun menggabungkan kelebihan-kelebihan dari model inputoutput dan model ekonometrika, disebut Model Input-Output Ekonometrika

Indonesia, disingkat dengan MIENA. MIENA terdiri dari 112 persamaaa simultan
yang sifatnya dinarnik, menggunakan data sekunder tahun 1980 - 2000. Parameter
persamaan diduga menggunakan tiga kombinasi metode pendugaan yaitu: (1)
Ordinary Least Square, (2) Autoregressive Pertarna dan (3) Autoregressive Kedua.
Model divalidasi sebelum digunakan untuk proyeksi dan simulasi dampak kebijakan
alokasi pengeluaran pembangunan dan kondisi perekonomian dunia dengan
menggunakan metode Gauss-Siedel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia relatif
stabil dan menunjukkan kecendrungan yang meningkat mulai tahun 2003. Selarna
tahun 2001 - 2005, pertumbuhan konsumsi lebih rendah dibandingkan dengan
investasi dan perdagangan. Meskipun begitu, peranan konsumsi masih sangat
dominan dalam perekonomian Indonesia. Peranan sektor industri manufaktur masih
sangat dominan dalam perekonomian Indonesia dalam menghasilkan output dan
pendapatan. Sedangkan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
merupakan sektor penyerap tenaga kerja terbesar dalam perekonomian.
Dampak kebijakan realokasi anggaran pengeluaran pembangunan lebih baik
dibandingkan dengan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan RAPBN 2002
terhadap perekonomian Indonesia yaitu perrnintaan akhir, output, pendapatan dan
tenaga kerja sektoral. Sektor perkebunan memberikan kontribusi terbesm dalam
mendorong terciptanya multiplier output dan pendapatan yang tinggi. Sedangkan

industri makanan, minuman dan tembakau memberikan kontribusi terbesar dalam
mendorong terciptanya multiplier tenaga kerja yang tinggi.
Perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh krisis dan kebangkitan
ekonomi dunia. Selama periode tahun 2003 - 2005, variabel makro ekonomi yang
sangat sensitif terhadap perubahan kondisi perekonomian dunia adalah investasi. Jika
perekonomian dunia krisis atau bangkit, maka sektor ekonomi yang terkena dampak
terbesar di Indonesia adalah sektor lembaga keuangan, usaha bangunan dan jasa
perusahaan.

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan tesis yang berjudul:

MODEL

INPUT-OUTPUT

EKONOMETRIKA

INDONESIA


DAN

APLIKASINYA UNTUK ANALISIS DAMPAK EKONOMI

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan
dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor,: Juli 2002

Nrp: 9801 3

MODEL INPUT-OUTPUT EKONOMETRIKA INDONESIA
DAN APLIKASINYA UNTUK ANALISIS DAMPAK EKONOMI

Oleh:
ANTON HENDRANATA

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judul Tesis

: Model

_-".sf

Input-Output Ekonometrika Indonesia
Aplikasinya Untuk Analisis Dampak Ekonomi

Nama Mahasiswa : Anton Hendranata
Nomor Pokok


: 98013

Program Studi

:

dan

Ilmu Ekonomi Pertanian

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Dr. Bonar M. Sinaga, M.A.
Ketua

damb bands. Brodionegoro
Anggota


Mengetahui,

2. Ketua Program Studi
Ilmu Ekonomi Pertanian

Dr. Bonar M. Sinaga. M.A.

\ k w % ~ r A i a f r i d a Manuwoto, MSc.
'
'
1
-7

Tanggal Lulus: 17 Juli 2002

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banjarmasin pada tanggal 17 Desember 1967 sebagai
anak bungsu dari pasangan Walter Oska Hendranata (Alm.) dan Ginawati.

Penulis menyeiesaikan pendidikan dasar di SD Bruder Bersubsidi I1
Banjarmasin tahun 1980, tahun 1983 menamatkan pendidikan menengah pertama di
SMP Negeri VI Banjarmasin, tahun 1986 penulis menyelesaikan pendidikan lanjutan
di SMA Negeri I Banjarmasin dan pada tahun 1992 penulis menyelesaikan Sarjana
Statistika di Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Aiam,
Institut Pertanian Bogor, Bogor. Kemudian tahun 1998, penulis mendapat kesempatan
belajar di Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Program Magister
Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (MPKP

- FEUI).
Sejak tahun 1992, penulis bekerja sebagai staf peneliti dan pengajar di
Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia (LPEM-FEUI). Sejak tahun 1995, penulis sebagai dosen luar biasa di
Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi,

Universitas

Indonesia. Sejak tahun 2001, penulis membantu kegiatan administrasi akademik
Prosram Studi Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia (MPKP - FEUI). Pada tahun 2002, penulis sebagai juara
pertama dalarn lomba pembuatan Catatan Kuliah (Lecture Notes) dengan judul
Statistika Ekonomi di Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas
Ekonomi. Universitas Indonesia.

PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dan
Pengasih atas berkat, hikrnat, pimpinan dan anugerah-Nya, sehingga penulisan tesis
ini dapat diselesaikan.
Tulisan

ini

dimaksudkan

untuk

membangun


Model

Input-Output

Ekonometrika Indonesia yang menekankan pada keterkaitan antar sektor-sekt~r
perekonomian, melakukan proyeksi kondisi perekonomian Indonesia sampai tahun
2005, menganalisis dampak kebijakan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan
terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2002 dan menganalisis dampak krisis
dan kebangkitan ekonomi dunia terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2003 -

2005.
Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan, arahan dan dorongan
dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih dan rasa
hormat yang mendalam terutama kepada Dr. Bonar M. Sinaga, M.A. selaku ketua
komisi pembimbing dan Dr. Bambang P.S. Brodjonegoro selaku anggota komisi
pembimbing, yang telah memberikan berbagai masukan dan arahan yang sangat
konstruktif bagi penyempurnaan tulisan ini.
Selanjutnya pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:


I . Rektor dan Direktur Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor beserta staf
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program
Magister Sains pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

2. Dr. Muhammad Ikhsan sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan
Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM

- FEUI) dan

Dr.

Robert A. Simanjuntak sebagai Ketua Program Studi Magister Perencanaan dan
Kebijakan Publik Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (MPKP - FEUI) yang
telah memberikan kemudahan selama mengikuti kegiatan akademis.
3. Dr. Sri Mulyani Indrawati, Dr. Komara Djaja, Ine Minara S. Ruky, SE, ME, Dr.

Muhammad Chatib Basri, Ir. Nining I. Soesilo, MA, Damhuri Nasution dan
seluruh staf peneliti, pengajar dan staf database LPEM - FEUI dan staf pengajar


MPKP - FEUI yang telah memberikan bantuan pemikiran, dorongan moral dan
semangat kepada penulis untuk penyelesaian tesis ini.
Secara khusus, penulis mengucapkan rasa terima kasih dan rasa honnat yang
mendalam kepada Ayahanda Walter Oska Hendranata (Alm.), Ibunda Ginawati, Ratna
Y.N. Mulyono (isteri), Yemima Grain Hendranata (anak) dan Saudara-saudara penulis
yang telah memberikan dukungan, perhatian, kasih sayang dan doa yang tulus
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.
Besar harapan penulis agar berbagai pemikiran yang tertuang dalam tesis ini
dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah, khususnya dalam menyikapi
dampak ekonomi dari setiap alokasi anggaran pengeluaran pembangunan di Indonesia.

Bogor, Juli 2002

Anton Hendranata

DAFTAR IS1

Halaman

.............................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................

xii

DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN

.............................................................................

1

...........................................................................

1

1.1. Latar Belakang

1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian

1.4. Kegunaan Penelitian

...................................................................

3

......................................................................

5

..................................................................

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

I1. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis

..............................

....................................................................

........................................................................
........................................................

2.1.1. Model lnput-Output
2.1.2. Model Ekonometrika

.......................................................

2.1.3. Model Integrasi Input-Output Ekonometrika
2.2. Tinjauan Studi Terdahulu

..................

...........................................................

2.2.1. Model Input-Output ........................................................
2.2.2. Model Makro Ekonomi

..................................................

2.2.3. Model Integrasi Input-Output Ekonometrika

..................

I11. KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................
IV

.

PERUMUSAN MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS

................

..........

23

..............................................

24

4.1. Perumusan Model Input-Output Ekonometrika Indonesia
4.1.1. Persarnaan Output Dugaan

4.1.2. Persamaan Koreksi Output (Output Aktual)
4.1.3. Persamaan Produktivitas (Tenaga Kerja)

....................
........................

4.1.4. Persamaan Upah (Pendapatan)

........................................

4.1.5. Persamaan Permintaan Akhir

................................. .
.
.....

4.2. Prosedur Analisis

.......................................................................

.........................................................

4.2.1. Metode Pendugaan
4.2.2. Validasi Model

...............................................................

4.2.3. Proyeksi dan Simulasi
4.3. Jenis dan Sumber Data

....................................................

...............................................................

V . HASIL PENDUGAAN MODEL INPUT-OUTPUT
EKONOMETRIKA INDONESIA ...................................................
5.1. Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model

..................................

.......................................................

5.2. Keragaan Permintaan Akhir

..........................................................

5.3. Keragaan Output Sektoral

....................................................

5.4. Keragaan Pendapatan Sektoral
5.5. Keragaan Tenaga Kerja Sektoral

.................................................

. PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2001 .2005 :

VI

...........................................................

PROYEKSI DAN DAMPAK

6.1. Validasi Model Input-Output Ekonometrika Indonesia

..............

6.2. Proyeksi Perekonomian Indonesia Tahun 2001 - 2005

...............

...........................................................

6.2.1. Permintaan Akhir
6.2.2. Output Sektoral

..............................................................

6.2.3. Pendapatan Sektoral
6.2.4. Tenaga Kerja Sektoral

.......................................................
....................................................

6.3. Dampak Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan
Tahun 2002 .................................................................................
6.4. Dampak Kondisi Perekonomian Dunia Tahun 2003 -2005

...........

6.4.1. Dampak Krisis Ekonomi Dunia Terhadap
Perekonomian Indonesia ..................................................
6.4.1.1.Permintaan Akhir
6.4.1.2.Output Sektoral

...............................................
..................................................
...........................................

6.4.1.3.Pendapatan Sektoral
6.4.1.4. Tenaga Kerja Sektoral

.......................................

6.4.2. Darnpak Kebangkitan Ekonomi Dunia Terhadap
Perekonomian Indonesia ..................................................
6.4.2.1. Permintaan Akhir
6.4.2.2.Output Sektoral

...............................................
..................................................

6.4.2.3. Pendapatan Sektoral
6.4.2.4.Tenaga Kerja Sektoral
VII

.

KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan

...........................................
.......................................

..........................................................

................................................................................

7.2. Implikasi Kebijakan

...................................................................

7.3. Saran Penelitian Lanjutan ...........................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
LAMPIRAN .......................................................................................

DAFTAR TABEL

Nomor
1. Karakteristik Model Input-Output Ekonometrika Indonesia
2.
3.

Halaman

...................

27

Asumsi Variabel Eksogen Model Input-Output Ekonometrika Indonesia
Tahun 200 1 - 2005 .................................................................................

33

Sensitivitas Setiap Sektor Menurut Multiplier Output, Pendapatan,
Dan Tenaga Kerja Tahun 2002 .............................................................

34

Alokasi Pengeluaran Pembangunan HK 93 Menurut Skenario
Simulasi Tahun 2002 ................................................................................
Komposisi Alokasi Pengeluaran Pembangunan HK 93 Menurut Skenario
Simulasi Tahun 2002 .............................................................................
Metode Pendugaan Koefisien Model, R~(Adjusted), Uji Statistik F,
Uji Statistik t dan DW/Dh ..........................................................................
Ringkasan Pertumbuhan Ekonomi Aktual Tahun 1996 - 2000 dan
Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ...........................................
Ringkasan Kontribusi Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Aktual
Tahun 1996 - 2000 dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005

.....

Kontribusi Output Industri Manufaktur Indonesia Aktual Tahun
1990 - 2000 dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ................
Kontribusi Pendapatan Industri Manufaktur Indonesia Aktual Tahun
1990 - 2000 dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ................
Kontribusi Tenaga Kerja Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan Indonesia Aktual Tahun 1990 - 2000 dan Hasil Proyeksi
MIENA Tahun 2001 - 2005 ..................................................................
Multiplier Output, Pendapatan dan Tenaga Kerja Tahun 2002

...............

Dampak Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan
Terhadap Output Tahun 2002 ................................................................
Dampak Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan
Terhadap Pendapatan Tahun 2002 .........................................................
Dampak Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan
Terhadap Tenaga Kerja Tahun 2002 ......................................................

16. Dampak Alternatif Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan
Terhadap Permintaan Akhir Tahun 2002 ..............................................
82

17. Dampak Alternatif Kebijakan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pembangunan
Dibandingkan Dengan RAPBN 2002 Terhadap Permintaan Akhir
Tahun 2002 ...........................................................................................
84
18. Ringkasan Hasil Proyeksi Pertumbuhan MIENA Akibat Krisis dan
Kebangkitan Ekonomi Dunia Tahun 2003 - 2005 ..................................

85

19. Ringkasan Perubahan Nilai Permintaan Akhir, Output, Pendapatan dan
",Tenaga Kerja Indonesia Akibat Krisis Ekonomi Dunia
. Tahun 2003 - 2005 ................................................................................

87

20. Ringkasan Perubahan Nilai Permintaan Akhir, Output, Pendapatan dan
Tenaga Kerja Indonesia Akibat Kebangkitan Ekonomi Dunia
Tahun 2003 - 2005 ................................................................................

91

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

Strategi Integrasi Model Input-Output dan Ekonometrika

......................

Kerangka Model Input-Output Ekonometrika Indonesia

........................

Permintaan Akhir Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan Hasil
Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ....................................................
Surplus Perdagangan Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan Hasil
Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ....................................................
Total Output Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan Hasil
Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ....................................................
Output Sektoral Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan Hasil
Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ....................................................
Kontribusi Output Sektoral Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan
Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ...........................................
Total Pendapatan Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan Hasil
Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ....................................................
Pendapatan Sektoral Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan Hasil
Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ....................................................
Kontuibusi Pendapatan Sektoral Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000
dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 .....................................
Total Tenaga Kerja Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan Hasil
Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ....................................................
Tenaga Kerja Sektoral Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000 dan Hasil
Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 ....................................................
Kontribusi Tenaga Kerja Sektoral Indonesia Aktual Tahun 1996 - 2000
dan Hasil Proyeksi MIENA Tahun 2001 - 2005 .....................................

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1.

Definisi Operasional Variabel Model Input-Output Ekonometrika
Indonesia ............................................................................................... 104

2.

Komponen Permintaan Akhir Tahun 1980 .2000

3.

Output Aktual Sektoral Tahun 1980 .2000

........................................... 108

4.

Output Dugaan Sektoral Tahun 1980 .2000

..:.....................................

5.

Pendapatan Sektoral Tahun 1980 .2000

6.

Tenaga Kerja Sektoral Tahun 1980 .2000

7.

Makro Ekonomi Tahun 1980 .2000

8.

Hasil Pendugaan Model Input-Output Ekonometrika Indonesia

9.

Indikator Validasi Model Input-Output Ekonometrika Indonesia
Periode Tahun 1980 .2000 ....................................................................

.................................. 106

110

................................................ 112

............................................. 114

...................................................... 116
............. 118
129

10. Ringkasan Proyeksi Ekonomi Model Input-Output Ekonometrika
Indonesia Tahun 2001 .2005 ................................................................ 132

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi berhubungan erat dengan perkembangan jumlah
penduduk, penyediaan kesempatan keja, distribusi pendapatan, tingkat output yang
dihasilkan, penghapusan atau pengurangan tingkat kerniskinan, penerimaan pajak dan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam pembangunan ekonomi, hubungan dan
keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian akan selalu terjadi. Perkembangan suatu
sektor tidak terlepas dari dukungan sektor-sektor lain dalam perekonomian baik
langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain setiap sektor perekonomian saling
mempengaruhi dan saling ketergantungan satu dengan yang lain (tidak mungkin
berdiri sendiri). Kondisi ekonomi suatu sektor dapat memacu atau menurunkan
kondisi ekonomi sektor-sektor yang lain.
Pada umumnya setiap negara mempunyai sektor-sektor ekonomi andalan
sebagai pemaculpendorong timbulnya kegiatan perekonomian atau sebagai penyangga
perekonomian negara tersebut. Indonesia pada era tahun 1970-an sektor pertanian,
peternakan, kehutanan dan perikanan mempunyai kontribusi terbesar dalam
perekonomian yaitu rata-rata sebesar 30.0% dari total nilai produk dom5stik bruto
(PDB), diikuti oleh sektor pertarnbangan dan penggaliar~sebesar 19.4%, kemudian
sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16.0%, sedangkan sektor industri
manufaktur hanya menyumbang sebesar 9.0%.
Pada akhir tahun 1980-an atau awal tahun 1990-an, terjadi transformasi
struktural ekonomi yang cukup besar yaitu bergesernya peranan sektor yang dominan
dari sektor pertanian ke sektor industri manufaktur, dimana kontribusi sektor industri
manufaktur (23.5%) lebih tinggi dari sektor pertanian (16.5%) selama periode tahun
1990 -1996. Terjadinya perubahan struktural ekonomi tersebut karena didukung oleh

kebijakan pemerintah yang langsung atau tidak langsung mendorong sektor industri
manufaktur, seperti: investasi industri pupuk, semen dan krakatau steel, liberalisasi
perbankan tahun 1983, devaluasi rupiah tahun 1986, Pakto 88, PMA bebas masuk ke
Indonesia dan lain-lain. Dukungan pemerintah terhadap industri manufaktur makin
jelas lagi seperti yang tercermin pada GBHN 1993 yang menyatakan bahwa sasaran
pembangunan industri manufaktur pada akhir PJP 11 adalah terwujudnya sektor
industri yang kuat dan maju sehingga mampu menunjang terciptanya perekonomian
yang mandiri dan andal.
Pada saat Indonesia mengalami krisis ekonomi, dengan diawali oleh krisis
moneter pada bulan Juli 1997 dan rupiah mengalami depresiasi lebih dari 100% jika
dibandingkan dengan nilai kurs awal tahun 1997, sektor perekonomian yang terkena
dampak paling besar adalah sektor industri manufaktur. Pada tahun 1996 pertumbuhan
sektor industri manufaktur sebesar 11.6%, pada saat krisis ekonomi tahun 1997 sektor
ini pertumbuhannya turun menjadi 5.3% (penurunan pertumbuhan ekonomi paling
tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain). Penurunan pertumbuhan
ekonomi tersebut karena sektor industri manufaktur sebagian besar menggunakan
bahan baku impor yang sangat bergantung pada fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap
dollar AS. Pada tahun 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar -13.1%, harnpir
seluruh sektor perekonomian mengalami kontraksilpertumbuhan negatif (sektor
pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mengalami kontraksi paling rendah
sebesar -1.3%), hanya sektor listrik, gas dan air minum yang tumbuh positif sebesar
3.0%.

Dari kondisi perekonomian diatas dapat dilihat bahwa sektor yang paling tahan
dan dapat diandalkan dalarn menghadapi krisis ekonomi adalah: sektor listrik, gas dan
air minum dan sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sektor listrik,
gas dan air minum lebih berperan pada fasilitas utiliti masyarakat, sedangkan sektor

pertanian, petemakan, kehutanan dan perikanan sangat berhubungan erat dengan
kegiatan produksi yang sarat dengan kandungan lokal dan berguna untuk ketahanan
pangan (food security). Dengan demikian sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan
perikanan dapat diharapkan sebagai sektor yang dapat mempercepat pemulihan
perekonomian Indonesia dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, dimana pada akhir
tahun 1980-an kebijakan pemerintah lebih menekankan berkembangnya sektor
industri manufaktur. Terjadinya kesalahan kebijakan masa lalu tersebut sebagai akibat
kurangnya

penggunaan

analisis dampak

ekonomi

dalam

proses

evaluasi

pembangunan. Di Indonesia dalam perencanaan pembangunan biasanya berdasarkan
tujuan pembangunan yang ditetapkan terlebih dahulu. Oleh karena itu dirasa penting
untuk menganalisis lebih jauh darnpak keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian
dalam perencanaan pembangunan ekonomi, bahkan bukan hanya sembilan sektor
perekonomian utama yang diperhatikan melainkan sektor-sektor perekonomian yang
lebih rinci.

1.2. Perumusan Masalah
Arah kebijakan ekonomi pemerintah Indonesie pada tahun 1980-an adalah
menjadikan sektor industri manufaktur sebagai penunjang perekonomian Indonesia di
masa depan. Pertimbangan tersebut didasarkan bahwa industri manufaktur dapat
memberikan nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor-sektor
ekonomi yang lain. Kebijakan tersebut ternyata menimbulkan masalah yang sangat
besar bagi perekonomian Indonesia, karena sektor industri manufaktur yang
diharapkan menjadi andalan atau penopang, malahan menjadi titik lemah utama
perekonomian Indonesia pada saat terjadi krisis kawasan ekonomi regional tahun 1997
yang mengakibaatkan krisis moneter di Indonesia. Pada tahun 1998, dimana Indonesia
mengalami krisis ekonomi yang sangat parah, industri manufaktur yang sangat
tergantung dengan bahan baku impor mengalami kehancuran yang sangat parah,

sedangkan sektor pertanian masih marnpu bertahan. Bahkan pada waktu pemulihan
krisis ekonomi, sektor pertanian dapat memberikan devisa yang besar bagi Indonesia,
karena terjadi peningkatan ekspor komoditi pertanian.
Kesalahan kebijakan ekonomi Indonesia di masa lalu yang terlalu cepat
meninggalkan peranan sektor pertanian dan kurang mengembangkan industri
manufaktur yang berbasis bahan baku dalam negeri merupakan salah satu bukti
kurang digunakannya analisis dampak ekonomi secara komprehensif dari setiap
kebijakan yang diambil. Oleh karena itu dalam kebijakan ekonomi yang akan diambil
harus digunakan alat analisis yang mampu mengukur dampak ekonomi dengan baik
pada masa sekarang dan yang akan datang.
Untuk menganalisis dampak perekonomian suatu daerah, melihat hubungan
dan keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian biasanya digunakan tabel inputoutput atau yang lebih lengkap menggunakan Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE).
Yang menjadi masalah dari tabel input-output adalah: data yang tersedia hanya pada
tahun tertentu berdasarkan tabel input-output yang dipublikasikan, sehingga
analisisnya bersifat statis dan sulit melakukan proyeksi pada masa yang akan datang.
Untuk mengatasi masalah tersebut dapat digunakan model ekonometrika yang sifatnya
dinamis, tetapi model ini juga mempunyai banyak keterbatasan. Model ekonometrika
biasanya hanya membahas ekonomi makro secara agregat, sulit membuat model yang
lebih rinci dan tidak mampu meajelaskan keterkaitan antar sektor-sektor
perekonomian seperti sektor-sektor perekonomian dalarn tabel input-output. Salah
satu cara mengatasi keterbatasan: (1) waktu analisis data, (2) sektoral perekonomian
yang lebih rinci dan (3) komplehitas suatu perekonomian adalah dengan
menggabungkan tabel input-output dan model ekonometrika secara bersama-sama
didalam model persamaan simultan. Dalam penelitian ini disebut: Model Input-

Output Ekonometrika Indonesia disingkat dengan istilah MIENA.

Id? awal dari model integrasi input-output dan ekonometrika diterapkan
terutama pada tingkat regional untuk beberapa negara bagian dan kota metropolitan di
Amerika Serikat. Ada beberapa penelitian yang sudah dibuat untuk model tersebut
yaitu: Conway (1990): The Washington Projection and Simulation Model (WPSM),
Israilevich dkk (1996): The Chicago Regional Econometric Input-Output Model

(CREIM) dan Brodjonegoro (1997): The Econometric Input-Output Model of Jakarta,
Indonesia, and Its Applications For Economic Impact Analysis.
Kelebihan dari MIENA adalah: (1) sektor-sektor perekonomian lebih rinci, (2)
terjadi kondisi keseimbangan umum, (3) ada interaksi diantara sektor-sektor
perekonomian dan (4) analisis data dapat dilakukan untuk data deret waktu (time
series). Model tersebut juga dapat meramalkan kondisi perekonomian Indonesia pada
masa yang akan datang dan mampu menganalisis dampak ekonomi suatu kebijakan.

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian yang diuraikan sebelumnya, tujuan
penelitian adalah untuk:
1. Membangun Model Input-Output Ekonometrika Indonesia yang menekankan pada

keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian.

2. Melakukan proyeksi kondisi perekonomian Indonesia sampai tahun 2005.
3. Menganalisis dampak kebijakan alokasi anggaran pengeluaran pembangunan

terhadap perekonomian Indonesia pada tahun 2002.
4. Menganalisis dampak krisis dan kebangkitan ekonomi dunia terhadap
perekonomian Indonesia pada tahun 2003 - 2005.

1.4. Kegunaan Peneiitian
Hasil penelitian diharapkan berguna bagi:
1. Pemerintah sebagai masukan dalam penyusunan kebijakan alokasi anggaran
pengeluaran pembangunan. Alokasi anggaran pengeluaran pembangunan
merupakan ha1 yang sangat penting dan rutin dilakukan setiap tahun oleh
pemerintah. Pertanyaan yang sangat mendasar adalah bagaimana mengalokasikan
mggaran pengeluaran pembangunan tersebut agar dapat memberikan dampak
yang besar terhsdap perekonomian secara keseluruhan. Dengan MENA dapat
dipilih kombinasi sektor-sektor perekonomian yang paling menguntungkan
pemerintah dalam mendorong pembangunan ekonomi. Pemerintah dapat memilih
kombinasi prioritas sektor yang dapat memacu atau mendorong kegiatan ekonomi
secara keseluruhan ditinjau dari sisi permintaan akhir, output, pendapatan dan
tenaga kerja.
2. Peneliti atau akademisi sebagai bahan pembanding maupun menstimulir penelitian

yang berhubungan dengan kajian analisis dampak ekonomi yang menelaah sektor
perekonomian secara rinci.

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Model yang dibangun menggabungkan kelebihan-kelebihan dari model inputoutput dan ekonometrika mampu merefleksikan fenomena ekonomi dan keterkaitan
antar sektor. Ruang lingkup dan keterbatasan Model Input-Output Ekonometrika
Indonesia adalah:
1. Model yang dibuat terdiri atas 20 sektor perekonomian, beberapa sektor dilakukan

agregasi adalah sektor palawija, hortikultur dan tanaman bahan makanan lainnya,
sektor perkebunan, sektor peternakan, sektor kehutanan, sektor pertarnbangan dan
penggalian, sektor industri makanan, minuman dan tembakau, sektor industri
lainnya, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa.

2. Ada beberapa persamaan dalam pennintaan akhir masih bersifat agregasi, yaitu:
persamaan ekspor dan impor dan persamaan investasi. Persamaan ekspor dan
impor tidak dirinci berdasarkan negara tujuan ekspor dan negara asal impor.
Persamaan investasi tidak dirinci berdasarkan investasi pemerintah dan swasta.

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis
2.1.1. Model Input-Output
Model Input-Output sering digunakan untuk analisis dampak ekonomi
memiliki sifat yang statis (berdasarkan tabel input-output yang tersedia). Model ini
memperlihatkan transaksi antar industri yang diperlukan untuk menghasilkan output
suatu industri. Misalkan X merupakan vektor output berukuran nxl, F vektor
permintaan akhir berukuran nxl, Y vektor nilai tambah berukuran nxl dan A =
[Xij/CiXij]matriks koefiesien teknis berukuran nxn maka:

x = (I-A)-IF
dan
Y=VX

dimana:
V = matriks diagonal berukuran nxn dengan unsur 1 - Ciaij, j = 1,2,. ..,n pada

diagonal utarnanya, sedangkan yang lainnya sama dengan nol.
Tipikal model input-output, vektor permintaan akhir (F) sebag~ieksogen clan jumlah
tenaga kerja dapat ditentukan dari:

L=Ax
dimana:
A = matriks diagonal berukuran nxn sebagai rasio tenaga kerja terhadap

output
Polenske (1979) menyatakan dual dari model input output adalah model harga inputoutput dapat dinyatakan sebagai berikut:

P = (I-A,)-'Z

dimana:
A' = matriks transpose koefisien teknis

Z = vektor nilai tambah per unit output berukuran nx 1
Harga input-output tidak lain adalah biaya per unit, yang merupakan variabel eksogen.
Jadi model input-output seperti yang dijelaskan sebelumnya, bukan merupakan
interaksi antara penawaran dan permintaan. Permintaan bersifat eksogen dan
penawaran ditentukan secara rekursif untuk memenuhi permintaan. Harga yang
diperoleh bukan diperoleh dari keseimbangan pasar, tetapi merupakan suatu variabel
eksogen yaitu biaya per unit.

2.1.2. Model Ekonometrika
Secara umum model ekonometrika bersifat stokastik, non-lbzear dan
persamaannya dinamis. Mekanistik model ekonometrika sebenarnya sangat sederhana,
ada vektor variabel endogen dan eksogen, unsur error yang bersifat stokastik dari
setiap variabel endogen dan menduga vektor parameter yang tidak diketahui nilainya
dengan metode dugaan yang tepat. Setelah parameter diduga, model dapat digunakan
untuk simnlasi dan peramalan dengan mengasumsikan nilai eksogen tertentu.
Model ekonometrika biasanya memasukkan beberapa pasar secara spesifik.
Dari sisi permintaan ada pasar barang dan uang, sedangkan dari sisi penawaran ada
fungsi produksi dan pasar input atau faktor produksi. Pada umumnya model
ekonometrika tidak memasukkan sektor-sektor industri secara rinci. Ciri khas dari
model ekonometrika adalah persamaan permintaan dan penawaran menentukan harga
dan output pada keseimbangan pasar, ha1 ini sangat berbeda dengan model inputoutput dimana harga yang terjadi bukan dari keseimbangan pasar.

2.1.3. Model Integrasi Input-Output Ekonometrika
Untuk mengatasi kelebihan dan keterbatasan dari model input-output dan
ekonometrika adalah dengan cara menggabungkan kedua model tersebut menjadi satu
kesatuan. Ada tiga strategi yang dapat digunakan untuk menggabungkan kedua model
tersebut yaitu: (1) embedding, (2) linking dan (3) coupling (Gambar 1).
Perbedaan utarna dari ketiga strategi tersebut terletak pada regim integrasi dan
struktur integrasi tenaga kelja. Regim integrasi berhubungan dengan sifat dasar dan
kuatnya interaksi antara model input-output dan ekonometrika, interaksi antar model
dapat berupa sistem persarnaan rekursif atau simultan. Struktur integrasi terdiri atas
persamaan matematis dan metode solusi optimal yang dipilih. Struktur tersebut dapat
bersifat komposit dan modular, struktur komposit menyatakan bahwa kedua model
didalam sekuensial persamaan linear dan atau non-linear yang kemudian diselesaikan
dengan algoritma iterasi yang tepat. Sedangkan struktur modular menunjukkan bahwa
suatu model dapat dijalankan sampai konvergen sebagai sub-sekuensial kemudian
berinteraksi dengan sub-sekuensial model yang lain.
Integrasi model dengan strategi embedding, didominasi oleh model
ekonometrika, sedangkan model input-output hanya bersifat memberikan informasi
keterkaitan antar sektor-sektor perekonomian. Akibatnya regim integrasinya tidak
bersifat rekursif dan simultan karena satu model lebih berpengaruh dari model yang
lain. Struktur integrasi dari strategi embedding ini bersifat komposit.
Dalam strategi linking, model input-output tidak telalu tergantung dengan
model ekonometrika. ~ e & mintegrasi dari strategi ini bersifat rekursif karena satu
model digunakan sebagai input bagi model yang lain secara rekursif (satu arah).

Em bedding

Model
Ekonometrik

Linking

Model
Input-Output

Sumber: Rey, 1995
Gambar 1. Strategi Integrasi Model Input-Output dan Ekonometrika

Coupling

Daerah
Tumpang Tindih

Strategi yang terakhir adalah coupling, strategi ini menggambarkan eratnya
hubungan dan kuatnya interaksi antara model input-output dan ekonometrika. Model
ini memandang satu kesatuan antara model input-output dan ekonometrika, yang
dihubungkan melalui permintaan akhir. Strategi integrasi coupling, terdiri atas
beberapa bagian yang saling tumpang tindih, mirip seperti strategi embedding,
sedangkan bagian yang lain mirip dengan strategi integrasi linking. Strategi

coupling ini jauh lebih baik dibandingkan dengan dua strategi sebelumnya dan lebih
komprehensif mewakili sistem regional. Regim integrasi model coupling bersifat
simultan karena ada hubungan umpan balik antara model input-output dan
ekonometrika, sedangkan struktur integrasinya bersifat komposit sehingga secara
keseluruhan model dapat diselesaikan secara simultan. Dalam penelitan ini akan
digunakan strategi integrasi coupling dengan alasan strategi ini lebih baik dari kedua
strategi sebelumnya.

2.2. Tinjauan Studi Terdahulu
2.2.1. Model Input-Output

LTntuk melihat analisis darnpak dan keterkaitan antar sektor perekonomian
Indonesia umumnya hanya menggunakan tabel input-output ymg sifatnya statis.
Kondisi perekonomian Indonesia pada masa yang akan datang yang sifatnya dinamis
dengan menggunakan tabel input-output sulit dilakukan karena data tabel input-output
yang tersedia tidak ada setiap tahun.

--

Sitompul (1990), menganalisis keterkaitan sektor pertanian dan sektor industri
dan gambaran pembahan sektor-sektor perekonomian yang memberikan dampak daya
penyebaran dan derajat kepekaan perekonomian Indonesia berdasarkan tabel inputoutput Indonesia tahun 1971, 1975, 1980 dan 1985. Dalarn penelitian ini juga dibahas
prioritas industri yang dapat dikembangkan berdasarkan efek angka pengganda. Pada

tahun 1971, 1975 dan 1980 terlihat bahwa sektor p e r h i a n mempunyai keterkaitan

yang tinggi dengan sektor pertanian sendiri, akan tetapi pada tahun 1985
keterkaitannya mengalami penurunan. Keterkaitan sektor pertanian terhadap sektor
industri dan sektor lainnya rendah pada tahun 1971, 1975 dan 1980, sedangkan pada
tahun 1985 keterkaitan sektor pertanian tinggi terhadap sektor industri dan sektor
lainnya.
Hulu (1992). memaparkan kinerja struktur ekonomi dua negara yaitu: Jepang
dan Indonesia, serta keterkaitan hubungan ekonomi kedua negara dengan
menggunakan tabel input-output bilateral kedua negara tahun 1975 dan 1985. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa struktur output maupun nilai tarnbah perekonomian
Indonesia masih sangat besar ketergantungannya kepada sektor primer (pertanian dan
pertambangan) dibandingkan dengan Jepang. Sektor pertanian dan pertambangan di
Indonesia lebih efisien dibandingkan dengan Jepang. Sektor industri dan jasa di
Jepang lebih efisien dibandingkan dengan di Indonesia. Kegiatan sektor listrik, gas
dan air minum serta bangunan, perdagangan dan transportasi sangat tinggi
efisiensinya di Jepang dibandingkan di Indonesia. Peningkatan sumbangan sektor
industri manufaktur terhadap PDB di Indonesia cenderung tidak menggembirakan,
sedangkan di Jepang sangat stabil karena keberadaan sektor ini sangat kokoh
didukung sektor jasa yang mantap dan penguasaan teknologi yang tinggi. Angka
pengganda ekonomi Indonesia yang bersumber dari dalam negeri cenderung turun,
sedangkan untuk Jepang naik.
Siregar (1993), menggunakan analisis keterkaitan antar sektor dan angka
pengganda berdasarkan tabel input-output tahun 1985. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sub sektor peternakan dan produk-produknya seharusnya mendapat prioritas
yang lebih baik dalarn pembangunan ekonomi Indonesia. Karena sub sektor ini
memiliki kaitan yang sangat erat dengan sektor lainnya. Walaupun kaitannya dengan
sektor hilir hanya menempati peringkat ketiga, kaitan ke hulu dan kaitan kompositnya

menduduki peringkat pertarna. Selain itu dari output multipliernya, subsektor ini
menempati peringkat pertama.
Seperti diketahui model input-output mengalami kendala dari sisi dimensi
waktu, Hulu (1996) meneliti model input-output yang sifatnya dinamis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendugaan tabel input-output masih kurang sempuma,
karena hasilnya tidak tunggal (unique). Jadi model input-output dinamis belum bisa
digunakan dalam dunia nyata, karena pada kenyataannya kegiatan ekonomi sifatnya
tidak statis.
Sulistianingsih (1997), menganalisis dampak perubahan struktur ekonomi
terhadap struktur penyerapan tenaga kerja di Indonesia pada periode tahun 1980
sampai 1993 dan proyeksinya sampai tahun 2019. Penelitian ini membangun model
inter-industri ekonomi dan dekomposisinya, model tenaga kerja dan proyeksi ekonomi
dan tenaga kerja; menganalisis secara terintegrasi dampak perubahan struktur
ekonomi terhadap strukutur penyerapan tenaga kerja; dan menganalisis dampak
alternatif kebijakan terhadap kondisi ekonomi dan tenaga kerja sampai tahun 2019.
Untuk analisis ekonomi digunakan tabel input-output Indonesia tahun 1980, 1985,
1990 dan 1993; sedangkan untuk analisis tenaga kerja digunakan data dari Sensus
Penduduk 1980 dan 1990; dan data SUPAS 1985 dm 1995. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Indonesia telah mencapai titik balik ekonomi yang dituiljukkan
dengan perubahan struktur sektoralnya. Komponen ekspor merupakan mesin
pertumbuhan ekonomi. Sektor tekstil, pakaian jadi dan barang dari kulit dan sektor
kimia, minyak bumi, batu bara, karet dan plastik merupakan leading growth sector
dalam menstimulasi pertumbuhan ekonomi pada periode 1980 - 1993. Pada periode
ini, terjadi transformasi ekonomi dari pola perdagangan bahan baku menjadi pola
perdagangan barang-barang terolah. Penyerapan tenaga kerja terbesar pada sektor
pertanian, meskipun dengan kecendrungan menurun. Peranan sektor manufaktur dan

jasa dalam penyerapan tenaga kej a menunjukkan peningkatan yang relatif lambat.
Kondisi ini menyebabkan lambatnya pencapaian titik balik tenaga kerja selama
periode 1980 - 1993.
Firdaus (1998), menganalisis peran sektoral ekonomi Indonesia pada fase
industrialisasi dengan menggunakan tabel input-output Indonesia transaksi produsen
tahun 1971, 1985, 1990 dan 1995. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kontribusi
sektor-sektor industri pertanian terhadap permintaan antara dan output total
menunjukkan peningkatan yang tajam selama tahun 1985 - 1995. Pada tahun 1990 1995, sektor yang mempunyai tingkat pertumbuhan output tinggi adalah industri
pengolahan dan pengawetan makanan, industri makanan lain, serta industri barang
dari karet.
2.2.2. Model Makro Ekonomi

Tidak satupun model makro ekonomi Indonesia dengan pendekatan
."
ekonometrika membahas secara rinci dan jelas keterkaitan antar sektor perekonomian.
Model makro ekonomi Indonesia umumnya dibuat secara agregat dan menekankan
pada sektor tertentu saja, misalnya sektor pertanian, industri manufaktur atau
perdagangan.
Azis dan Ekawati (1990), membuat model makro ekonomi Indonesia yang
terdiri atas 4 blok persamaan yaitu: permintaan agregat, perdagangan, fiskal dan
moneter. Model tersebut tidak membahas sektor produksi sama sekali. Kosuge (1999),
hampir mirip dengan Azis dan Ekawati, tetapi ada tambahan blok persamaan yaitu:
tenaga kerja dan upah, blok harga dan blok neraca pembayaran.
Simbolon (1990), membangun model makro ekonomi untuk menganalisis
keterkaitan antara sektor pertanian dan sektor industri. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pertumbuhan sektor pertanian akan menyebabkan multiplier effect yang relatif
kecil terhadap sektor lainnya, khususnya terhadap sektor industri dan pendapatan

nasional. Nilai tukar komoditi pertanian terhadap komoditi industri sangat
berpengaruh terhadap sektor pertanian, industri dan pendapatan nasional.
Isdijoso (1992), membuat model makro ekonomi yang terdiri atas 8 blok
persamaan yaitu: finansial, fiskal, tananaman bahan makanan, perkebunan,
peternakan, perikanan, agro industri dan industri pengolahan lainnya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kebijakan devaluasi dan kebijakan uang ketat berdampak negatif
terhadap produksi dan ekspor hasil sektor pertanian. Kedua kebijakan tersebut dapat
menghambat pertumbuhan sektor pertanian, menghambat kesempatan k e j a di sektor
pertanian, menghambat peningkatan pendapatan petanitburuh tani dan mendorong
petani/buruh tani mencari tambahan pendapatan keluar desa.
Safrida (1999), membuat model makroekonomi inflasi

- tenaga kerja. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa laju inflasi di Indonesia lebih dipengaruhi oleh laju
inflasi tahun sebelumnya, ha1 ini berarti ekspektasi inflasi lebih berperan dalam
mendorong peningkatan laju inflasi di Indonesia. Respon laju inflasi terhadap upah
minimum dan penawaran uang relatif lemah baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang. Pengaruh peningkatan upah minimum terhadap penawaran tenaga
kerja dan permintaan tenaga k e j a baik sektor pertanian dan jasa cukup besar dan
berpengaruh nyata, sedangkan terhadap permintaan tenaga kerja sektor industri
pengaruhnya kecil dan tidak berpcngaruh ilyata. Investasi asing dan investasi dalam
negeri lebih dipengaruhi ekspetasi penanam modal dibandingkan dengan tingkat suku
bunga, nilai tukar, maupun upah minimum. Kombinasi kebijakan upah minimum dan
makroekonomi memberikan darnpak positif bagi perekonomian Indonesia, dimana
terjadi peningkatan cukup besar pada variabel-variabel permintaan agregat. Ditinjau
dari sisi penawaran agregat terlihat peningkatan permintaan tenaga kej a lebih besar
dibandingkan dengan peningkatan jumlah penawaran tenaga kerja, sehingga pada
kondisi ini Indonesia dapat mengatasi masalah pengangguran.

Supartinah

(1999), membuat model makroekonomi

Indonesia

yang

menekankan pada kaitan antara inflasi dan pendapatan nasional. Kebijakan yang
menyebabkan peningkatan inflasi dan penurunan pendapatan nasional adalah
depresiasi nilai tukar, peningkatan pajak, upah dan kombinasi depresiasi, pajak dan
upah. Untuk menekan inflasi, kebijakan yang dapat dilakukan adalah peningkatan
tingkat suku bunga diskonto, giro wajib minimum dan kombinasi peningkatan tingkat
sub1 bunga diskonto, penerimaan pajak dan upah, dengan konsekuensi penurunan
pendapatan nasional yang lebih kecil dari pada peningkatan inflasi. Alternatif lain dari
peningkatan upah tanpa diikuti kenaikan tingkat harga dengan cepat adalah dengan
peningkatan produktivitas pekerja, melalui bantuan bahan kebutuhan pokok, bantuan
pedidikan dan peningkatan fasilitas kesehatan bagi tenaga kerja.
Dabukke (2000),membuat dua model yaitu (1) model makroekonometrika
Indonesia yang terdiri atas 3 submodel yaitu: pasar komoditas pangan, perdagangan
intemasional komoditas pangan dan moneter dan (2) model nilai tukar dan neraca
perdagangan komoditas pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan
makroekonomi memiliki dampak yang nyata terhadap kinerja komoditas pangan
utama dan dampak kebijakan ini tidak netral. Kebijakan perdagangan intemasional
(peningkatan perbedaan harga akibat penurunan pajak ekspor) memiliki dampak yang
nyata dan langsung terhadap kinerja komoditas pangan utama Indonesia.
Widjaja (2000),membangun model rnakroekonomi Indonesia yang digunakan
untuk menganalisis dan menjelaskan kinerja perekonomian Indonesia dalam konteks
T-

ekonomi terbuka. Model terdiri atas 4 blok persamaan yaitu: neraca pembayaran,
fiskal, moneter dan perdagangan. Iiberalisasi

perdagangan berdampak positif

terhadap kinerja ekonomi Indonesia, dimana dapat meningkatkan kinerja perdagangan
Indonesia. Pengurangan tarif secara sekaligus memberikan hasil lebih baik daripada
secara gradual terhadap kinerja perdagangan. Kebijakan devaluasi nilai tukar rupiah

ternyata tidak cukup ampuh untuk menolong daya saing produk ekspor Indonesia dan
ha1 ini terbukti dengan terjadinya penurunan cukup besar pada neraca perdagangan.
Terjadinya peningkatan foreign direct investment yang sebenarnya berperan besar
dalam mendorong sektor ril, ternyata belum dapat meningkatkan neraca perdagangan
Indonesia. Sedangkan pengaruh faktor eksternal, dalam ha1 ini diwakili oleh
perubahan nilai tukar Yen terhadap dollar Amerika Serikat ternyata berpengaruh
cukup besar terhadap kinerja perdagangan Indonesia.
Hanani (2000), membangun model mikro-makroekonomi Indonesia dengan
mengintegrasikan aspek mikro clan makro perekonomian nasional, antar pasar
domestik dan pasar dunia, terutama dengan negara-negara di kawasan Asia Pasifik
dan menyusun berbagai altematif kebijakan strategis yang dapat memperbaiki kinerja
perekonomian nasional. Model terdiri atas 5 blok persamaan yaitu: produksi,
perdagangan, kesempatan kerja, fiskal dan moneter. Model yang dibangun mampu
mengevaluasi dan meramalkan dengan baik kinerja perekonomian nasional di masa
datang dan dapat digunakan untuk mengevaluasi alternatif kebijakan, serta mampu
menangkap goncangan internal maupun eksternal.
Sipayung (2000), membuat model ekonometrika yang terdiri atas persamaan:
investasi pemerintah, investasi swasta asing dan swasta, nilai tukar rupiah, suku
bunga, inflasi, nilai tukar barter sektor pertanian, investasi antar sektor, kapital stok
dan produksi dan penyerapan tenaga kerja antar sektor. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kebijakan kurs dan perdagangan internasional, alokasi investasi pemerintah dan
alokasi kredit perbankan pada sektor pertanian dan sektor non pertanian menentukan
pertumbuhan sektor pertanian. Kombinasi kebijakan penurunan distorsi kurs rupiah,
penurunan distorsi perdagangan internasional yang diikuti dengan peningkatan alokasi
investasi pemerintah clan kredit perbankan pada sektor pertanian serta peningkatan
keterkaitan sektor pertanian dengan sektor non pertanian dapat memperbaiki nilai

tukar barter pertanian, meningkatkan pertumbuhan output sektor pertanian maupun
perekonomian secara keseluruhan.
Budiasih (2001), membangun model ekonometrika dengan menggunakan teori
IS-LM dalarn perekonomian kecil dan terbuka dengan sistem nilai tukar tetap.
Penitilian ini membahas bagaimana variabel fiskal (pajakltar) dan moneter (tingkat
bunga rillreal interest rate) mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
svatu sistem nilai tukar tetap