Indeks Kesesuaian Pusat Pertumbuhan
4.2.4. Indeks Kesesuaian Pusat Pertumbuhan
1. Analisis Localization Index (LI)
Analisis Localization Index (LI) merupakan teknik analisis yang menunjukkan suatu aktivitas berkembang disemua wilayah (dispersion) atau relatif berkembang hanya diwilayah tertentu saja (localization/concentration).
Keterangan : LI J : nilai LI sektor x total wilayah Rancabuaya
X IJ : PDRB sektor x di Rancabuaya
X I. : PDRB seluruh sektor di Kabupaten Garut
X .J : PDRB sektor x di Provinsi Jawa Barat X.. : PDRB seluruh sektor di Provinsi Jawa Barat Jika hasil analisis memiliki nilai mendekati 0 maka artinya tingkat perkembangan kegiatan relatif disemua wilayah (terdispersi), sedangkan hasil analisis memiliki nilai mendekati 1 maka artinya aktivitas yang diamati berkembang secara memusat (terkonsentrasi).
2. Analisis SpecializationIndex (SI)
Analisis Specialization memiliki fungsi yang hampir sama dengan analisis LI yakni sebagai analaisis pelengkap dan memperkuat hasil analisis LQ. Analisis SI digunakan untuk mengkategorikan bahwa suatu wilayah memiliki aktivitas terdiversifikasi (diversification) atau memiliki aktivitas terspesialisasi (specialization). Adapun analisis SI dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:
Keterangan : SI I. : nilai SI untuk total sektor di Rancabuaya
X IJ : PDRB sektor x di Ranvabuaya
X I. : PDRB seluruh sektor di Kabupaten Garut
X .J : PDRB sektor x di Provinsi Jawa Barat
X.. : PDRB seluruh sektor di Provinsi Jawa Barat Jika hasil analisis memiliki nilai mendekati 0 maka artinya diwilayah tersebut memiliki berbagai aktivitas (diversifikasi), sedangkan hasil analisis memiliki nilai mendekati 1 maka artinya wilayah yang diamati memiliki aktivitas yang khas/ spesial.
Hasil Perhitungan Indeks Kesesuaian Pusat Pertumbuhan
Analisis ini menggunakan data yang sama dengan analisis Localization Index yaitu data PDRB Kabupaten Garut dan Provinsi Jawa Barat. Analisis Specialization Index digunakan untuk dapat mengetahui bahwa suatu kegiatan terspealisasi atau tidak di dalam suatu wilayah.Suatu kegiatan dapat dikatakan tespealisasi merupakan kegiatan yang menjadi fokus pada suatu daerah.Hasil perhitungan analisis SI di Kabupaten Garut ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 41. Indeks Kesesuaian Pusat Pertumbuhan Rancabuaya Berdasarkan Sektor
Lapangan Usaha
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
B Pertambangan dan Penggalian
C Industri Pengolahan
-0,18 -0,18 -0,18
D Pengadaan Listrik dan Gas
E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
0,00 0,00 0,00 Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi
-0,01 -0,01 -0,01
G Perdagangan Besar dan Eceran;
0,02 0,02 0,02 Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan
I Penyediaan Akomodasi dan Makan
J Informasi dan Komunikasi
Jasa Keuangan dan Asuransi
Real Estat
M,N Jasa Perusahaan
0,01 0,01 0,01 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan
0,00 0,00 0,00 R,S,T,U Jasa lainnya
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Tabel 41 menunjukkan bahwa nilai SI mendekati 0 yang artinya adalah aktivitas perekonomian di Kabupaten Garut terdispersi, tidak ada kegiatan atau sektor yang lebih fokus dibandingkan sektor yang lain dalam artian bahwa tidak terjadi pemusatan atau spesialisasi pada satu kegiatan perekonomian. Terspealisasinya suatu kegiatan yang menggambarkan suatu daerah tersebut memiliki pembangunan yang baik atau tidak.Aktivitas perekonomian Kabupaten Garut yang terdispersi merupakan gambaran pembangunan yang merata di berbagai sektor perekonomian.Diantara sektor kegiatan tersebut perlu ada komoditas yang dapat diunggulkan.
Setiap negara (wilayah) harus menspesialisasikan diri pada komoditas yang dapat diproduksi secara efisien dari negara (wilayah) lain dan mengimpor komoditas yang tidak diproduksi secara efisien dari negara (wilayah) lain (Anwar 2006). Suatu wilayah mengekspor atau memenuhi permintaan barang dan jasa dari luar dikarenakan adanya keunggulan komparatif. Keunggulan komparatif merupakan kemampuan suatu wilayah untuk memproduksi barang dengan biaya kesempatan wilayah yang lebih murah dari wilayah lain (Rizal dan Hana 2015).