Business Analysis of Laying Ducks SME (Case Study in The Area of Cirebon, West Java).

RINGKASAN

RUDI HARTONO WIBOWO. Analisa Usaha UKM Temak Itik Petelur (Studi
Kasus di daerah Cirebon, Jawa Barat). Di bawah bimbingan RIZAL SYARIEF
sebagai Ketua dan BUD I SUHARJO sebagai Anggota.

I

I
II
!

!

Bisnis petemakan itik telah dilakukan sejak lama oleh masyarakat
pedesaan ditengah kesibukan bercocok tanam. Itik dipelihara dengan cara sangat
sederhana yaitu dengan sistem gembala. Setiap pagi hingga sore petemak
mengembalakan itik di sawah-sawah untuk mendapatkan gabah yang tercecer
sebagai sumber pakan.
Memperhatikan perkembangan yang terjadi pada saat ini, membuka usaha
temak itik masih memberikan peluang yang cukup besar. Permintaan telur setiap ,

tahunnya selalu mengalarni peningkatan, baik berupa telur itik mentah maupun
telur asin. Permintaan tersebut tidak hanya berasal dari kebutuhan rumah tangga
saja, tetapi juga datang dari pedagang yang bahan dagangannya menggunakan
telur itik antara lain martabak telur, warung nasi, pengusaha katering, rumah
salcit, pedagang jamu dan pedagang kue.
Permintaan telur itik yang semakin meningkat juga dipengaruhi oleh
kecendrungan masyarakat yang lebih menyukai telur itik dibandingkan dengan
telur ayam. Rasa telur itik lebih gurih dan enak jika dibandingkan dengan telur
ayam. Temyata kandungan gizinya lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan
gizi telur ayam atau telur lainnya.
Penelitian ini bertujuan 1) mengetahui pengelolaan UKM temak itik
dilihat dari aspek seperti teknis dan produksi, pemeliharaan dan pemasaran basil
produksi telur itik, 2) menganalisis pembiayaan UKM temak itik, yang
mencakup biaya produksi, pendapatan, titik impas dan keuntungan usaha, cash
flow dantingkat pengembalian investasi (rate ofreturntuntuk produksi telur; (3)
merumuskan perencanaan strategis jangka panjang UKM temak itik di daerah
Jatiwangi, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Metode kajian yang digunakan adalah studi kasus dengan analisa
deskriptif (baik kuantitatif maupun kualitatif) dengan bantuan kuesioner dan
wawancara langsung kepada petemak itik. Pengolahan dan analisis data

dilakukan dengan aplikasi Microsoft Excel, dan analisis kelayakan menggunakan
kriteria investasi yaitu Pay Back Period (PBP), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C).
Break Even Point (BEP), Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of Return
(IRR).

Berdasarkan penelitianada 'beberapa karakteristik peternakitik yang
dilibat dari berbagai apek antara lain; aspek kelompok usia (usia 26-35 tahun ;
46,7%), aspek jenis kelamin (laki-Iaki ; 86,7%) aspek tingkat pendidikan (SD ;
53,3%), aspek sifat usaha (usaha pokok ; 80%) dan dari aspek pengalaman usaha
pada umumnya memiliki pengalaman antara 11 -15 tahun (53,3%).

Secara umum, kelayakan usaha UKM ternak itik layak untuk dilakukan,
hal ini dapat dilihat dari aspek analisis kelayakan finansial, menghasilkan
infonnasi modal investasi yang diperlukan untuk peternak Rp. 40.650.000,-.
Berdasarkan kriteria kelayakan finansial di tingkat peternak layak untuk
diusahakan, hal ini ditunjukkan dengan nilai PBP (10,53 periode), B/C ratio
(1,03), NPV (Rp. 4.536.522,-), BEP (Rp. 133.515.565,-) dan IRR (31,9%).
Evaluasi faktor lingkungan internal, UKM ternak itik memiliki beberapa
kekuatan, meliputi kualitas telur itik (0,480), Pengalaman usaha (0,429),
Kemudahan memperoleh tenaga ketja (0,396), variasi produk (0,308), dan

tingkat produksi telur (0,302) namun memiliki beberapa kelemahan antara lain
Tingkat kesehatan ternak (0,205), Tidak adanya kegiatan promosi (0,176),
Keterbatasan modal (0,141), Pencatatan keuangan masih sederhana (0,139) dan
penetapan hargajual (0,112).
Evaluasi faktor lingkungan eksternal UKM ternak itik memiliki beberapa
peluang meliputi Kemudahan proses produksi (0,460), Sumber daya alam
(0,353), Peluang pasar yang masih terbuka (0,326), Manfaat telur itik (0,282),
Sosial budaya dan lingkungan (0,275), namun memiliki ancaman antara lain
Lingkungan masyarakat (0,211), Keberadaan produk sejenis (0,178), Keberadaan
usaha temak itik lain (0,148), Kondisi ekonomi dan politik (0,143) dan
Kebijakan pemerintah (0,134).
Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi faktor strategi internal dan
eksternal lingkungan yang dikuantifikasi dalam matriks IE, usaha temak itk yang
dianalisa kelayakannya berada pada sel V, yaitu jaga dan pertahankan, dimana
strategi yang diperlukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk, serta
pengembangan pasar.
Altematif strategi dari hasil analisa SWOT pada UKM ternak itik adalah
: (a) mempertahankan pasar yang ada dengan meningkatkan variasi produk untuk
menghadapi usaha petemak lain, menerapkan sistem administrasi pembukuan
.yang .lebih sistematis, (b). mencari. altelllatjf ー・イュNッ、セャ。ョ@

.、N・ョァ。ュセーイエゥォ@
kondisi keuangan usaha ternak itik, dan meningkatkan tingkat produksi telur
untuk memenuhi pasar yang masih terbuka luas.
Dalam rangka pengambangan UKM ternak itik dimasa yang akan datang,
peternak itik hams melakukan perbaikan-perbaikan secara internal antara lain :
(a) meningkatkan penjualan telur dengan melakukan variasi produk seperti telur
asin atau telur tetas, (b) pengembangan target market dengan melakukan
pemasaran lang sung kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan bahan
baku telur itik seperti perusahaan kue sehingga harga tidak lagi bergantung pada
pedagang perantara, (c) membentuk koperasi UKM ternak itik untuk
memudah!can meI).dapatkan modal dati pihak perbankan.'