Evaluasi Pemanfaatan Fitoremediator Lemna perpusilla sebagai Pakan Kombinasi dalam Pemberian Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Sistem Resirkulasi

EVALUASI PEMANFAATAN FITOREMEDIATOR Lemna
perpusilla SEBAGAI PAKAN KOMBINASI DALAM
PEMBERIAN PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
PADA SISTEM RESIRKULASI

ANITA PRIHATINI ILYAS

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Evaluasi Pemanfaatan
Fitoremediator Lemna perpusilla sebagai Pakan Kombinasi dalam Pemberian
Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Sistem Resirkulasi adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di

bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2014
Anita Prihatini Ilyas
NRP C151120541

RINGKASAN
ANITA PRIHATINI ILYAS. Evaluasi Pemanfaatan Fitoremediator Lemna
perpusilla sebagai Pakan Kombinasi dalam Pemberian Pakan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) pada Sistem Resirkulasi. Dibimbing oleh KUKUH
NIRMALA, ENANG HARRIS dan TRIWIDIYANTO.
Lemna merupakan suatu makrofit yang hidup terapung di air, terdapat di
seluruh dunia dan banyak ditemukan di air tawar yang kaya nutrien. Lemna adalah
tumbuhan yang lebih dikenal sebagai gulma di perairan yang cenderung sulit
untuk dikendalikan. Terlebih lagi tumbuhan ini memiliki produktivitas yang tinggi.
Hal ini tentu saja akan mengurangi nilai estetika dari suatu perairan terlebih
perairan yang dimanfaatkan sebagai tempat wisata. Di samping dampak
negatifnya, tumbuhan ini memiliki beberapa manfaat penting di bidang perikanan.
Tumbuhan dari famili Lemnaceae ini dapat memperbaiki kualitas air. Umumnya,

pengetahuan tentang lemna hanya sebatas sebagai fitoremediator yaitu salah satu
filter biologi yang memiliki kemampuan sebagai pengolah limbah yang mampu
mengasimilasi senyawa organik dan anorganik yang terdapat dalam limbah.
Lemna juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif bagi ikan. Jenisjenis lemna memiliki kandungan protein tinggi mencapai 10 – 43 % dalam berat
kering. Dalam kondisi optimal jenis tumbuhan ini dapat menggandakan
biomassanya hanya dalam waktu dua hari. Pemanfaatan lemna sangat sesuai
dengan konsep yang diusung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan yaitu
konsep Blue Economy yang memuat agenda zero waste atau tidak adanya limbah
yang terbuang dari produk kelautan dan perikanan. Penerapan konsep Blue
Economy pada pembangunan kelautan dan perikanan diharapkan dapat
mendorong pemanfaatan sumberdaya alam secara efisien, tanpa limbah, namun
dapat melipatgandakan manfaat ekonomi, membuka lapangan kerja lebih luas,
meningkatkan pendapatan masyarakat, dan sekaligus melindungi lingkungan dari
kerusakan.
Selain itu, untuk menjaga lingkungan perairan dari pencemaran oleh
limbah, langkah yang dapat diambil yaitu dengan menghemat air. Alternatif yang
dapat diambil untuk menghemat air adalah dengan melakukan pemanfaatan air
kembali (resirkulasi). Sistem ini memanfaatkan ulang air yang sudah digunakan
dengan meresirkulasinya melewati sebuah filter, sehingga sistem ini bersifat
hemat air.

Jenis lemna yang digunakan dalam penelitian ini adalah L. perpusilla.
Lemna sebagai pakan alternatif dapat diberikan dalam bentuk segar maupun
diformulasikan dalam bentuk pelet. Akan tetapi tidak semua jenis ikan mampu
mengkonsumsi lemna dalam bentuk segar. Ikan yang diduga mampu
mengkonsumsi tumbuhan tersebut adalah dari golongan herbivora dan omnivora.
Oleh karena itu perlu untuk menentukan jenis ikan yang dapat memanfaatkan L.
perpusilla sebagai pakannya serta menganalisis besarnya kemampuan ikan dalam
memanfaatkan tumbuhan tersebut.
Penelitian tahap satu dilaksanakan selama lima hari pada 17-21 November
2013 sedangkan penelitian tahap dua dilaksanakan selama 50 hari pada bulan
Desember 2013 - Januari 2014 di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Pusat Penelitian Limnologi, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Penelitian tahap dua

dilakukan hanya untuk menguji ikan yang dapat memanfaatkan lemna sebagai
pakan. Rancangan penelitian tahap dua menggunakan rancangan acak lengkap
(RAL) dengan empat perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian
ini berupa pemberian dosis pakan yang berbeda yang terdiri dari perlakuan pakan
berupa 100% L. perpusilla + 0% pelet, 50% L. perpusilla + 50% pelet, 25% L.
perpusilla + 75% pelet, dan 0% L. perpusilla + 100% pelet.
Wadah yang digunakan pada penelitian berupa kolam semen sebanyak

empat buah. Setiap kolam dipasang waring sebanyak tiga buah dengan ukuran
yang sama dengan tahap satu yaitu masing-masing waring sebesar 0.7x0.7x1 m3.
Kolam diisi air dengan ketinggian 0.8 m. Untuk mensuplai oksigen dan
mengalirkan air dalam media pemeliharaan ikan digunakan perangkat sistem
aliran air menggunakan pipa PVC yang dibantu oleh mesin pompa air. Semua
sistem ini diuji terlebih dahulu untuk memastikan berfungsinya alat secara normal.
Ikan uji yang digunakan pada penelitian tahap satu adalah ikan gurame dan
ikan nila dengan bobot biomassa masing-masing 45.47±0.85 g dan 45.33± 1.54 g.
Pada penelitian tahap dua dipilih ikan nila (O. niloticus) sebagai ikan uji dengan
bobot rata-rata 20±0.01 g dengan padat tebar masing-masing sebanyak 20 ekor
m-3. Penelitian tahap satu menggunakan pakan berupa L. perpusilla segar
sebanyak 5% dari bobot biomassa dengan frekuensi pemberian sebanyak dua kali
sehari. Sedangkan penelitian tahap dua menggunakan kombinasi pakan berupa L.
perpusilla segar dan pelet komersil dengan kandungan protein sebesar 31%
sebanyak 3% dari bobot biomassa. Pakan segar diberikan pada ikan secara
adlibitum atau pakan selalu tersedia di air. Sedangkan pelet diberikan sebanyak
dua kali sehari pada pagi dan sore hari.
Untuk menganalisis kemampuan ikan dalam memanfaatkan L. perpusilla
sebagai pakan kombinasi, dilakukan evaluasi terhadap pertumbuhan bobot mutlak,
laju pertumbuhan spesifik, sintasan, rasio konversi pakan, retensi protein, retensi

lemak, dan retensi fosfor. Untuk menganalisis tingkat stres ikan terkait pemberian
pakan dari jenis tumbuhan serta pengaruh lingkungan dalam sistem resirkulasi,
maka dilakukan evaluasi terhadap gambaran darah dan pengukuran kualitas air
yang meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, TAN, nitrit dan fosfat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan nila (O. niloticus) merupakan
ikan yang mampu memanfaatkan L. perpusilla sebagai pakannya. Pemberian
sebanyak 100% L. perpusilla memang tidak dapat menggantikan pelet secara
keseluruhan. Akan tetapi pemberiannya sebagai pakan sebanyak 25% yang
dikombinasikan dengan pelet 75% tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
pertumbuhan bobot mutlak, laju pertumbuhan spesifik, sintasan, rasio konversi
pakan, dan retensi protein. Secara keseluruhan jumlah eritrosit, leukosit,
hemoglobin, dan hematokrit mengalami penurunan. Akan tetapi masih dalam
batas yang sesuai. Parameter fisika kualitas air yang diamati berada pada kisaran
yang layak untuk kehidupan ikan. Sedangkan parameter kimia, meskipun
fluktuatif, akan tetapi kisaran parameter tersebut juga masih dalam angka yang
layak.
Kata kunci: L. perpusilla, limbah, pakan, O. niloticus, sistem resirkulasi

SUMMARY
ANITA PRIHATINI ILYAS. Evaluation Utilization Fitoremediator Lemna

perpusilla as Combination Feed Tilapia (Oreochromis niloticus) in Resirculation
System. Supervised by KUKUH NIRMALA, ENANG HARRIS and
TRIWIDIYANTO.
Lemna is a living macrofit floating in the fresh water, it’s found around the
world and are found in fresh water that is rich of nutrients. Lemna is a plant that is
more commonly known as weeds in the waters tend to be difficult to control.
Moreover, this plant has a high productivity. This of course will reduce the
aesthetic value of the waters which used as tourism . Besides the negative impact,
this plant has several important benefits in the field of fisheries. Plants of family
lemnaceae can improve water quality. Generally, only limited knowledge of
lemna as fitoremediator is one of the biological filter which has the ability as a
waste processor that is able to assimilate organic and inorganic compounds
contained in the waste.
Lemna may also be used as an alternative feed for the fish. The types of
lemna has a high protein content reaches 10-43% in dry weight. In optimal
conditions this type of plant biomass can double in just two days. Utilization of
lemna is in accordance with the concept promoted by the Marine and Fisheries
Development, namely the concept of the Blue Economy that contains zero waste
agenda or absence of liquid waste discharged from the marine and fishery
products. Application of the concept of the Blue Economy on Marine and

Fisheries Development is expected to encourage the use of natural resources
efficiently, without waste, but will get double the economic benefits, greater job
opportunities, increase incomes, and protect the environment from damage.
In addition, to protect the environment from pollution by waste waters,
steps can be taken is to save water. Alternatives that can be taken to save water is
to make use of water (recirculation). This system reuse water that has been used
passed through a filter, so that the system is saving water.
Species of lemna used in this research is L. perpusilla. Lemna as an
alternative feed may be given in the form of fresh or formulated in the form of
pellets. However, not all types of fish are able to consume lemna in fresh form.
The fish are assumed to be able to consume these plants are from the class of
herbivores and omnivores. Therefore, it is necessary to study on the species of fish
that can utilize L. perpusilla as feed and assess the extent of the ability of fish in
the use of these plants.
Stage of the research carried out for five days 17th to 21th of November
2013 while the second phase of research carried out over 50 days in December
2013 - January 2014 at the Indonesian Institute of Sciences (LIPI) Research
Center for Limnology, Cibinong, Bogor, West Java. Research carried out only for
the two-stage test that can take advantage of Lemna as feed. Two-stage study
design using a completely randomized design (CRD) with four treatments and

three replications. Where treatment in this study are different dosing feed
comprising a feed treatment they are L. perpusilla 100% + 0% pellets, 50% L.
perpusilla + 50% pellets, 25% L. perpusilla + 75% pellets, and 0% L. perpusilla +
100% pellets.

This research use four pieces of cement pond. Every net in pond installed
three pieces of the same size with the research at first phase that each net of 0.7x
0.7x1 m3. Pond filled with water with a height of 0.8 m. To supply oxygen and
drain the water in a medium maintenance fish, used the water flow system using
PVC pipe that is aided by the engine water pump. All of these systems were tested
beforehand to ensure normal functioning of the tool.
The fish samples used in the research at first phase are carps and tilapias
biomass with an average weight 45.47±0.85 g and 45.33±1.54 g. In the research at
second phase selected tilapia (O. niloticus) as fish with an average weight of
20±0.01 g with each stocking density of 20 individu m-3. The first phase using L.
perpusilla fresh feed as much as 5% of the weight of the biomass with a frequency
of twice a day. In second phase the research using L. perpusilla feed in the form
of fresh and commercial pellets with 31% protein content as much as 3% of the
weight of the biomass. Fresh feed given to fish adlibitum or feed in the water is
always available. While the pellets are given twice daily in the morning and

afternoon.
To analyze the ability of tilapia in utilizing L. perpusilla as combination
feed in the evaluation of absolute weight growth, specific growth rate, survival
rate, feed conversion ratio, protein retention, fat retention, and phosphorus
retention. To analyze the level of stress tilapia feeding on plant and level of stress
in environmental influences in the recirculation system, to evaluate the blood
characteristic and measurement of water quality includes temperature, pH,
dissolved oxygen, TAN, nitrite, and phosphate.
The results showed that tilapia (O. niloticus) is a fish that is able to utilize L.
perpusilla as feed. Giving as much as 100% L. perpusilla it can not replace the
pellets overall. But the gift as much as 25% of feed is combined with 75% pellets
no significant effect on the growth of absolute weight, specific growth rate,
survival rate, feed conversion ratio, protein retention by fish fed pellets as a whole
(100%). Overall treatment of the number of erythrocytes, hemoglobin, and
hematocrit decreased, but still within acceptable limits. Physical parameters of
water quality were observed in the range appropriate for the life of the fish. While
the chemical parameters, although fluctuating, but the range of these parameters
are also still in decent numbers.
Keywords: L. perpusilla, weed, feed, O. niloticus, resirculation system


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

EVALUASI PEMANFAATAN FITOREMEDIATOR Lemna
perpusilla SEBAGAI PAKAN KOMBINASI DALAM
PEMBERIAN PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)
PADA SISTEM RESIRKULASI

ANITA PRIHATINI ILYAS

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains

pada
Program Studi Ilmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji pada Ujian Tertutup: Dr Ir Mia Setiawati, MSi

Judul Tesis : Evaluasi Pemanfaatan Fitoremediator Lemna perpusilla sebagai
Pakan Kombinasi dalam Pemberian Pakan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) pada Sistem Resirkulasi
Nama
: Anita Prihatini Ilyas
NRP
: C151120541
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc
Ketua

Prof Dr Ir Enang Harris, MS
Anggota 1

Dr Ir Tri Widiyanto, Msi
Anggota 2

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Ilmu Akuakultur

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Widanarni, MSi

Dr Ir Dahrul Syah, MscAgr

Tanggal Ujian: 28 Agustus 2014

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini ialah
Evaluasi Pemanfaatan Fitoremediator Lemna perpusilla sebagai Pakan Kombinasi
dalam Pemberian Pakan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Sistem
Resirkulasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Kukuh Nirmala, MSc,
Bapak Prof Dr Ir Enang Harris, MS dan Bapak Dr Tri Widiyanto, MSi selaku
pembimbing, serta Bapak Candra Chrismadha MSc selaku pembimbing lapang
yang telah banyak memberi saran, dan Bapak Endang selaku teknisi di Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia Pusat Penelitian Limnologi, Cibinong. Ungkapan
terimakasih yang tak terhingga Penulis sampaikan kepada orang tua tercinta Ibu
Siti Amnah, Ayah Drs Ilyas, Kakak Derma Amilya Rahmawati, S.Si, Adik Sri A
Qurani Sabillah, adik Putri Wirid Wali Siwe Arinday, bibi Siti Aminah, Paman
(Ayah To’i) Abdul Hamid dan Muhammad Fahruddin, S.Pi atas segala do’a,
dukungan, dan kasih sayangnya. Terima kasih kepada Mahdaliana, Hadra Fi
Ahlina, Nurhayati, Febrina Amalia atas pertemanan yang telah terjalin selama ini,
serta segenap teman-teman Ilmu Akuakultur Angkatan 2012.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2014
Anita Prihatini Ilyas

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hipotesis

1
1
2
3
3
3

3 METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Persiapan Bahan dan Alat Penelitian
Prosedur Analisis Data

5
5
5
9

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pembahasan

10
10
19

5 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

28
28
28

DAFTAR PUSTAKA

28

LAMPIRAN

33

RIWAYAT HIDUP

43

DAFTAR TABEL
1 Parameter fisika dan kimia kualitas air yang diamati serta metode
pengamatan
2 Pemberian pakan L. perpusilla segar pada ikan gurame
3 Pemberian pakan L. perpusilla segar pada ikan nila
4 Kandungan nutrisi L. perpusilla dan pelet dalam bobot kering
5 Kisaran parameter kualitas air selama penelitian dengan perlakuan
konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
6 Keuntungan penggunaan L. perpusilla sebagai pakan

8
10
10
11
17
18

DAFTAR GAMBAR
1 Skema pendekatan masalah
2 Wadah pemeliharaan pada sistem resirkulasi
3 Pertumbuhan bobot mutlak ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan
konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
4 Laju Pertumbuhan Spesifik ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan
konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
5 Sintasan ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L.
perpusilla dan pelet yang berbeda
6 Rasio konversi pakan ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan
konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
7 Retensi protein ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi
pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
8 Retensi lemak ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi
pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
9 Retensi fosfor ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi
pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
10 Total eritrosit ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi
pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
11 Total leukosit ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi
pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
12 Kadar hemoglobin ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan
konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
13 Total hematokrit ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi
pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda
14 Kandungan TAN pada kolam ikan nila (O. niloticus) dengan sistem
resirkulasi
15 Kandungan nitrit pada kolam ikan nila (O. niloticus) dengan sistem
resirkulasi
16 Kandungan fosfat pada kolam ikan nila (O. niloticus) dengan sistem
resirkulasi

4
6
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
18
18

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6

7
8

9
10
11

12
13

14
15

16

Prosedur analisis proksimat
Perhitungan jumlah pemberian pakan ikan gurame
Perhitungan jumlah pemberian pakan ikan nila
Perhitungan jumlah pemberian pakan ikan nila pada awal penelitian
(minggu ke 0)
Analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap pertumbuhan bobot mutlak
ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L.
perpusilla dan pelet yang berbeda
Uji lanjut Duncan terhadap Bobot mutlak ikan nila (O. niloticus)
dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang
berbeda. Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
pengaruh yang sama antar perlakuan pada taraf uji 5%
Analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap laju pertumbuhan spesifik
ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L.
perpusilla dan pelet yang berbeda
Uji lanjut Duncan terhadap laju pertumbuhan spesifik ikan nila (O.
niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet
yang berbeda. Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
menunjukkan pengaruh yang sama antar perlakuan pada taraf uji 5%
Analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap sintasan ikan nila (O.
niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet
yang berbeda
Analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap rasio konversi pakan ikan nila
(O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan
pelet yang berbeda
Uji lanjut Duncan terhadap rasio konversi pakan ikan nila (O. niloticus)
dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang
berbeda. Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
pengaruh yang sama antar perlakuan pada taraf uji 5%
Analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap laju pertumbuhan spesifik
pakan ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L.
perpusilla dan pelet yang berbeda
Uji lanjut Duncan terhadap laju pertumbuhan spesifik ikan nila (O.
niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet
yang berbeda. Angka yang diikuti dengan huruf yang sama
menunjukkan pengaruh yang sama antar perlakuan pada taraf uji 5%
Analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap retensi protein ikan nila (O.
niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet
yang berbeda
Uji lanjut Duncan terhadap retensi protein ikan nila (O. niloticus)
dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang
berbeda. Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
pengaruh yang sama antar perlakuan pada taraf uji 5%
Analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap retensi nitrogen ikan nila (O.
niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet
yang berbeda.

33
36
36
36
37

38
38

38
38
38

39
39

39
39

39
40

17 Uji lanjut Duncan terhadap retensi nitrogen ikan nila (O. niloticus)
dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang
berbeda. Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
pengaruh yang sama antar perlakuan pada taraf uji 5%
18 Analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap retensi lemak ikan nila (O.
niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet
yang berbeda
19 Uji lanjut Duncan terhadap retensi lemak ikan nila (O. niloticus)
dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang
berbeda. Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan
pengaruh yang sama antar perlakuan pada taraf uji 5%
20 Analisis sidik ragam (ANOVA) terhadap retensi fosfor ikan nila (O.
niloticus) dengan perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet
yang berbeda.
21 Uji lanjut Duncan terhadap retensi fosfor ikan nila (O. niloticus) dengan
perlakuan konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda.
Angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan pengaruh
yang sama antar perlakuan pada taraf uji 5%
22 Perhitungan Total Eritrosit
23 Perhitungan Total Leukosit
24 Perhitungan Kadar Hemoglobin
25 Perhitungan Kadar Hematokrit
26 Prosedur pengukuran nitrogen dalam air
27 Prosedur pengukuran fosfat dalam air
28 Prosedur pengukuran fosfor pada L. perpusilla, ikan nila, dan pelet

40
40

40
40

41
41
41
41
41
42
42
42

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Lemna merupakan suatu makrofit yang hidup terapung di air, terdapat di
seluruh dunia dan banyak ditemukan di air tawar yang kaya nutrien (Skillicorn et
al. 1993). Lemna adalah tumbuhan yang lebih dikenal sebagai gulma di perairan
yang cenderung sulit untuk dikendalikan (Said 2006). Terlebih lagi tumbuhan ini
memiliki produktivitas yang tinggi. Hal ini tentu saja akan mengurangi nilai
estetika dari suatu perairan terlebih perairan yang dimanfaatkan sebagai tempat
wisata. Di samping dampak negatifnya, tumbuhan ini memiliki beberapa manfaat
penting di bidang perikanan. Tumbuhan dari famili Lemnaceae ini dapat
memperbaiki kualitas air. Umumnya, pengetahuan tentang lemna hanya sebatas
sebagai fitoremediator yaitu salah satu filter biologi yang memiliki kemampuan
sebagai pengolah limbah yang mampu mengasimilasi senyawa organik dan
anorganik yang terdapat dalam limbah (Smits 2005).
Hasil penelitian Cedergreen dan Madsen (2002) menyantakan bahwa L.
minor menyerap NH4 dan NO3 melalui bagian akar dan daunnya. Kemampuan L.
gibba dalam menyisihkan beberapa bahan pencemar diantaranya, nitrat sebesar
89,0%, ammonium sebesar 100%, ortofosfat sebesar 82,0%, tembaga sebesar
64,4%, timbal sebesar 100%, seng sebesar 93,6%, dan kadmium sebesar 66,7%
(El-Kheir et al. 2007). Tumbuhan ini juga efisien dalam penghapusan nitrogen
sehingga membuatnya cocok untuk pengolahan air limbah (Zimmo et al. 2005).
Selain sebagai fitoremediator, lemna juga dapat dimanfaatkan sebagai
pakan alternatif bagi ikan. Jenis-jenis lemna memiliki kandungan protein tinggi
mencapai 10 – 43 % dalam berat kering (Leng et al. 1995; Landesman et al. 2005).
Lemna yang ditanam di air yang kaya nutrisi memiliki konsentrasi mineral yang
tinggi, kalium, fosfor, dan pigmen, terutama karoten dan santofil, yang membuat
lemna dapat dijadikan makanan bersuplemen sangat penting bagi ikan (Leng et al.
1995). Selain memiliki nilai nutrisi yang cukup baik, lemna juga memiliki
keunggulan dari segi tingkat produktivitas yang tinggi. Dalam kondisi optimal
jenis tumbuhan ini dapat menggandakan biomassanya hanya dalam waktu dua
hari (Landesman et al. 2005). Ansal et al. (2010) melaporkan produktivitas lemna
yang ditanam pada pola tanam yang efektif mencapai 13–38 ton berat
kering/Ha/tahun.
Lemna sebagai pakan alternatif dapat diberikan dalam bentuk segar
maupun diformulasikan dalam bentuk pelet. Akan tetapi tidak semua jenis ikan
mampu mengkonsumsi lemna dalam bentuk segar. Ikan yang diduga mampu
mengkonsumsi tumbuhan tersebut adalah dari golongan herbivora dan omnivora.
Tresna et al. (2012) menyatakan bahwa ikan nila bersifat omnivora tapi lebih
cenderung herbivora. Selain itu, ikan yang dipilih adalah ikan yang memiliki nilai
ekonomis. Ikan gurame dan ikan nila diketahui merupakan ikan air tawar yang
memiliki harga ekomonis yang tinggi di pasaran.
Penelitian Said (2006) tentang pengaruh komposisi Hydrilla verticillata
dan L. minor sebagai pakan harian terhadap pertumbuhan dan sintasan ikan nila
merah dalam keramba jaring apung menunjukkan bahwa sintasan mencapai angka

2
100%. Nilai rasio konversi pakan pada pemberian L. gibba untuk pakan ikan nila
mencapai 1,5 (El-Shafaia et al. 2004).
Penelitian Talukdar et al (2012) tentang kesesuaian duckweed (Lemna
minor) sebagai pakan untuk ikan dalam sistem polikultur dengan komoditas ikan
nila (Oreochromis mossambicus), sharpunti (Barbades gonionotus), grass carp
(Ctenopharyngodon idella), catla (Catla catla) dan mrigal (Cirrhinus mrigala)
dengan dua perlakuan yaitu dengan pemberian lemna dan tanpa pemberian lemna
menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup dan laju pertumbuhan spesifik
lebih tinggi pada perlakuan dengan pemberian lemna. Hal ini berarti mengurangi
biaya pakan yang dapat dilakukan secara berkelanjutan dalam sistem polikultur.
Jenis lemna yang digunakan dalam penelitian ini adalah L. perpusilla.
Pemanfaatan lemna sangat sesuai dengan konsep yang diusung oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan yaitu konsep blue economy yang memuat agenda zero
waste atau tidak adanya limbah yang terbuang dari produk kelautan dan
perikanan. Penerapan konsep blue economy pada pembangunan kelautan dan
perikanan diharapkan dapat mendorong pemanfaatan sumberdaya alam secara
efisien, tanpa limbah, namun dapat melipatgandakan manfaat ekonomi, membuka
lapangan kerja lebih luas, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan sekaligus
melindungi lingkungan dari kerusakan.
Blue economy merupakan sebuah model ekonomi baru untuk mendorong
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan dengan kerangka pikir seperti cara kerja
ekosistem. Blue economy dilandasi oleh prinsip keberlanjutan (sustainability) dan
tidak sekedar perlindungan lingkungan. Blue economy adalah tentang kepastian,
bahwa ekosistem mampu menjaga proses evolusi pemanfaatan sumberdaya dari
alam berupa kreativitas, adaptasi, dan kelimpahan (abundance).
Selain itu untuk menjaga lingkungan perairan dari pencemaran oleh limbah,
langkah yang dapat diambil yaitu dengan menghemat air. Alternatif yang dapat
diambil untuk menghemat air adalah dengan melakukan pemanfaatan air kembali
(resirkulasi). Sistem ini memanfaatkan ulang air yang sudah digunakan dengan
meresirkulasinya melewati sebuah filter, sehingga sistem ini bersifat hemat air
(Sidik 1996). Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan ikan dalam
memanfaatkan lemna sebagai pakan maka perlu adanya penelitian mengenai
evaluasi tumbuhan air ini dalam kegiatan budidaya ikan.

Perumusan Masalah
Keberadaan gulma tidak dikehendaki karena gulma mempunyai daya
kompetisi yang tinggi (ruang, air, udara, dan unsur hara) terhadap tanaman yang
dibudidayakan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan menurunkan kualitas dan
kuantitas hasil panen tanaman budidaya. L. perpusilla merupakan gulma yang
dapat menggandakan biomassanya dalam jangka waktu dua hari. Keberadaannya
yang tidak tepat seperti pada daerah wisata akan mengganggu pemandangan.
Selain memberikan pengaruh negatif, tanaman ini juga mampu memberikan
pengaruh positif yang menguntungkan diantaranya dapat menyerap unsur hara. L.
perpusilla dilaporkan memiliki beberapa manfaat dalam budidaya ikan, yaitu
merupakan agen fitoremediator yang memiliki kemampuan untuk menyerap
limbah, seperti nitrogen dan fosfor di perairan. Bahan organik dan unsur hara

3
seperti N dan P di air dari sisa pakan pada kegiatan budidaya ikan merupakan
sumber nutrien bagi L. perpusilla sehingga limbah dapat dikurangi. Akibatnya
kualitas air tetap terjaga dalam kisaran yang sesuai untuk kehidupan ikan
walaupun tidak mengalami pergantian air.
Hasan dan Chakrabarti (2009) melaporkan bahwa jenis-jenis lemna juga
diketahui memiliki potensi yang cukup besar sebagai sumber pakan. Lemna yang
baru dipanen mengandung protein hingga 43% berat kering serta dapat langsung
digunakan tanpa pengolahan lebih lanjut sebagai pakan alternatif untuk ikan.
Tumbuhan ini banyak ditemukan di perairan tenang seperti danau, kolam, rawa,
dan persawahan. Akan tetapi tidak semua ikan dapat mengkonsumsi L. perpusilla
dalam bentuk segar. Oleh karena itu perlu dicari jenis ikan yang dapat
memanfaatkan tumbuhan tersebut secara maksimal. Penerapan konsep blue
economy telah dicanangkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan dimana
diharapkan bahwa tidak ada limbah yang terbuang dari produk kelautan dan
perikanan. Hal ini sangat sesuai dengan keunggulan yang dimiliki oleh L.
perpusilla dimana sebagai fitoremediator dapat mengurangi limbah agar kualitas
air tetap dalam kisaran yang layak untuk kehidupan ikan sehingga dapat
menghemat air pada sistem resirkulasi dan dapat mengurangi biaya pakan.
Skema pendekatan masalah dan pemecahan masalah disajikan pada
Gambar 1.

Tujuan Penelitian
1. Menentukan ikan yang mampu mengkonsumsi L. perpusilla sebagai
makanannya yang dilakukan dalam penelitian tahap satu.
2. Menganalisis kemampuan ikan hasil penelitian tahap satu dalam pemanfaatan
L. perpusilla sebagai pakan campuran.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat menerapkan konsep
blue economy dimana sumber daya alam yang ada dimanfaatkan secara efisien
yaitu menghemat biaya dari segi pakan serta melindungi lingkungan budidaya dari
limbah.

Hipotesis
Terdapat jumlah L. perpusilla mampu memberikan pertumbuhan yang sama
dengan pemberian 100% pelet.

INPUT

PROSES

IKAN  Herbivora
 Omnivora




Ikan Uji

Efisiensi Pemanfaataan
Pakan

L. perpusilla

Pelet

AIR MEDIA

OUTPUT

Ekskresi Feses,
Urin, Sisa Pakan
Kualitas Air
Suhu, pH, DO, TAN,
NO2, PO4






RKP
Proksimat L.
perpusilla Pelet, dan
ikan
Retensi Protein
Retensi Lemak
Retensi Posfor
Gambaran darah

Pertumbuhan

Biomassa
Ikan Nila

Limbah Nitrogen
dan Fosfor

Peubah Kualitas Air

Gambar 1 Skema pendekatan masalah

Sintasan

2 METODE
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian tahap satu dan tahap dua dilaksanakan pada bulan November
2013 - Januari 2014 di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat
Penelitian Limnologi, Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
Penelitian Tahap Satu
Persiapan Bahan dan Alat Penelitian
Wadah
Penelitian tahap satu menggunakan satu buah kolam semen. Sebelum
digunakan, kolam dibersihkan kemudian dikeringkan. Kolam diisi air dengan
ketinggian 0,8 m. Air yang digunakan air sumur di sekitar lokasi penelitian.
Selanjutnya dipasang dua buah waring dengan ukuran masing-masing waring
sebesar 0,7x0,7x1 m3 untuk media pemeliharaan ikan gurame dan ikan nila. Untuk
mensuplai oksigen dan mengalirkan air dalam media pemeliharaan ikan,
digunakan perangkat sistem aliran air menggunakan pipa PVC yang dibantu oleh
mesin pompa air. Semua sistem ini diuji terlebih dahulu untuk memastikan
berfungsinya alat secara normal.
Ikan Uji
Ikan uji yang digunakan adalah gurame dan nila masing-masing sebanyak
20 ekor diadaptasi terlebih dahulu selama tujuh hari pada wadah yang terpisah
sebelum dilakukan penelitian tahap satu. Pakan yang diberikan berupa pelet pada
pagi dan sore hari. Sedangkan pada saat penelitian diberikan pakan berupa L.
perpusilla segar. Ikan gurame dan ikan nila masing-masing dipilih sebanyak enam
ekor dengan bobot rata-rata masing-masing 45,47±0,85 g dan 45,33± 1,54 g.
Pakan Uji
Penelitian tahap satu menggunakan pakan berupa L. perpusilla segar
sebanyak 5% dari bobot biomassa dengan frekuensi pemberian sebanyak dua kali
sehari.
Pemeliharaan Ikan
Penebaran Benih
Benih ditebar pada pagi hari agar menghindari stres karena suhu yang
terlalu tinggi. Benih diaklimatisasi dan ditebar pada masing-masing waring yang
telah tersedia.
Pemeliharaan Ikan
Pemeliharaan ikan pada penelitian tahap satu dilakukan selama lima hari.
Padat penebaran adalah enam ekor m-3. Pemberian pakan berupa L. perpusilla
segar sebanyak 5% dari bobot biomassa dengan frekuensi pemberian dua kali
sehari secara adlibitum. Lemna segar diberikan pada pagi hari pukul 08.00 WIB

6
sebanyak 76 g. Sisa pakan diambil setiap pukul 12.00 WIB kemudian diberi pakan
kedua sebanyak 76 g. Selanjutnya setiap pukul 16.00 WIB sisa pakan diambil dan
ditimbang kembali.
Pengamatan Parameter
Penelitian tahap satu dilakukan untuk menguji ikan yang merespon
terhadap pakan segar dengan melihat banyaknya pakan yang habis dimakan
setelah pemberian
Penelitian Tahap Dua
Rancangan Percobaan
Rancangan penelitian tahap dua dilakukan dengan metode eksperimental
lapangan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan
empat taraf perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini berupa
pemberian dosis pakan yang berbeda. Dosis pakan tersebut sebagai berikut :
1. Pemberian dosis pakan berupa 100% L. perpusilla + 0% pelet
2. Pemberian dosis pakan berupa 50% L. perpusilla + 50% pelet
3. Pemberian dosis pakan berupa 25% L. perpusilla + 75% pelet
4. Pemberian dosis pakan berupa 0% L. perpusilla + 100% pelet
Persiapan Bahan dan Alat Penelitian
Wadah
Wadah yang digunakan pada penelitian tahap dua berupa kolam semen
sebanyak empat buah. Sebelum digunakan, kolam dibersihkan kemudian
dikeringkan. Selanjutnya wadah diisi air media dengan ketinggian 0,8 m. Tiaptiap kolam dipasang waring sebanyak tiga buah dengan ukuran yang sama dengan
penelitian tahap satu. Untuk mensuplai oksigen dan mengalirkan air dalam media
pemeliharaan ikan, digunakan perangkat sistem aliran air menggunakan pipa PVC
yang dibantu oleh mesin pompa air. Semua sistem ini diuji terlebih dahulu untuk
memastikan berfungsinya alat secara normal.
Ikan Uji
Ikan diadaptasikan pada kolam yang telah tersedia sebelum dilakukan
penelitian tahap dua. Ikan diberi pakan berupa pelet pada pagi dan sore hari. Pada
tahap ini dipilih ikan nila (O. niloticus) sebagai ikan uji dengan bobot rata-rata
20±0,01 g dan padat tebar masing-masing sebanyak 20 ekor m-3.
Pakan Uji
Penelitian tahap dua menggunakan pakan berupa L. perpusilla segar dan
pelet komersil dengan kandungan protein sebesar 32% sebanyak 3% dari bobot
biomassa. Pakan segar diberikan pada ikan secara adlibitum atau pakan selalu
tersedia di air. Jumlah pemberian pakan dihitung dalam berat basah lemna yang
diketahui berdasarkan jumlah kadar air yang terkandung dalam tumbuhan tersebut.
Perhitungan jumlah pakan yang diberikan dapat dilihat pada Lampiran 4.

7
Sedangkan pelet diberikan sebanyak dua kali sehari pada pagi pukul 08.00 WIB
dan sore pukul 16.00 WIB.

POMPA
AIR

POMPA
AIR

G

Gambar Desain Kolam Sistem Aliran Tertutup

A
D

H

C

B

E

F

Gambar 2 Wadah pemeliharaan pada sistem resirkulasi
Keterangan :
A. Kolam 1
B. Kolam 2
C. Kolam 3
D. Kolam 4
E. Pipa untuk mengalirkan air
F. Pipa U
G. Wadah yang diberikan lemna
H. Wadah yang tidak diberikan lemna
Alat Pengukur Parameter Kualitas Air
Kualitas air yang diamati meliputi parameter fisika yang terdiri dari suhu,
pH, dan oksigen terlarut. Sedangkan parameter kimia meliputi TAN, nitrit dan
fosfat.

8
Tabel 1 Parameter fisika dan kimia kualitas air yang diamati serta metode
pengamatan
Parameter
Satuan
Alat
Metode
o
C
Suhu
Termometer digital
Analisis langsung
pH
pH meter
Analisis langsung
Oksigen terlarut
mgL-1
DO meter
Analisis langsung
TAN
mgL-1
Spektrofotometer
Laboratorium
-1
Nitrit
mgL
Spektrofotometer
Laboratorium
Fosfat
mgL-1
Spektrofotometer
Laboratorium
Parameter Uji
Pertumbuhan bobot mutlak
Pertumbuhan bobot mutlak dihitung dengan rumus:
Wm = Wt – Wo
Keterangan :
Wm = pertambahan bobot tubuh (gram)
Wt
= Berat akhir ikan (gram)
W0
= Berat awal ikan (gram)
Laju pertumbuhan spesifik ikan
Laju pertumbuhan spesifik ikan dihitung dengan menggunakan rumus :

 wt
SGR  100%  t
 1
 wo 

Keterangan :
SGR = Laju pertumbuhan spesifik (%)
Wt
= Bobot rata-rata ikan pada akhir penelitian (gram)
Wo
= Bobot rata-rata ikan pada awal penelitian (gram)
t
= Periode penelitian (hari)
Sintasan
Sintasan dihitung dengan rumus Zonneveld et al. (1991):
Sintasan 

Nt
 100%
No

Keterangan :
Sintasan = Tingkat kelangsungan hidup (%)
Nt
= Jumlah ikan hidup pada akhir penelitian (ekor)
N0
= Jumlah ikan hidup pada awal penelitian (ekor)
Rasio konversi pakan
Rasio konversi pakan dihitung dengan menggunakan rumus Zonneveld et
al. (1991) :
F
FCR 
Bt  Bm - Bo
Keterangan :
FCR
= Konversi pakan

9
F
Bt
Bm
Bo

= Jumlah pakan
= Biomassa ikan akhir penelitian (gram)
= Biomassa ikan yang mati selama penelitian (gram)
= Biomassa ikan awal penelitian (gram)

Analisis Proksimat
Analisis proksimat adalah suatu metode analisis kimia untuk
mengidentifikasi kandungan nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat dan serat
pada suatu zat makanan dari bahan pakan atau pangan. Analisis proksimat
memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan atau bahan pangan terutama
pada standar zat makanan yang seharusnya terkandung di dalamnya. Pada
penelitian ini analisis proksimat ikan terdiri dari analisis kadar air, kadar abu,
protein, lemak, serat kasar, dan BETN (bahan ekstrak tanpa notrogen). Analisis
kadar air dilakukan dengan metode pemanasan dengan oven pada suhu 110oC 
1oC. Analisis kadar abu menggunakan metode pemanasan dengan suhu tinggi
mencapai 600°C. Analisis kadar protein menggunakan metode Kjeldahl. Analisis
kadara lemak menggunakana metode Folch. Analisis serat kasar menggunakan
metode pemanasan dengan oven. Analisis BETN dilakukan dengan perhitungan
menggunakan rumus berikut:
BETN = 100%  Kadar Air  Protein  Lemak  Abu  Serat Kasar
Retensi nutrien (protein, lemak, fosfor)
Retensi beberapa nutrien dihitung berdasarkan persamaan Takeuchi
(1988) :

Gambaran darah
Pengukuran gambaran darah dilakukan pada awal dan akhir penelitian.
Ikan uji yang digunakan adalah ikan yang diambil dari perlakuan. Dimana setiap
sampel diambil satu ekor ikan untuk tiap perlakuan dan ulangam. Syringe yang
digunakan untuk mengambil darah ikan terlebih dahulu dibilas dengan
antikoagulan (natrium sitrat 3,8%) yang berfungsi untuk mencegah pembekuan
darah. Darah ikan diambil melalui vena caudal kemudian dimasukkan dalam
eppendorf. Parameter gambaran darah yang diamati meliputi total eritrosit
(Blaxhall dan Daisley 1973), kadar hematokrit (Anderson dan Siwicki 1993), dan
kadar hemoglobin (Wedemeyer dan Yasutake 1977).
Kualitas air
Kualitas air yang diamati berupa parameter fisika dan kimia. Pengukuran
suhu, pH dan DO dilakukan setiap hari sedangkan TAN, nitrit, dan fosfat di ukur
pada awal, tengah, dan akhir penelitian.
Prosedur Analisis Data
Gambaran darah, dan parameter kualitas air dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan bantuan tampilan gambar dan tabel. Sintasan, pertumbuhan
bobot mutlak, laju pertumbuhan spesifik, sintasan, rasio konversi pakan, retensi

10
protein, retensi lemak, retensi nitrogen, dan retensi fosfor diuji dengan analisis
sidik ragam (ANOVA). Hasil yang berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji
lanjut Duncan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program Software
System) versi 16.

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian Tahap Satu
Respon ikan terhadap L. perpusilla
Berdasarkan hasil penelitian tahap satu, dipilih ikan nila (O. niloticus)
sebagai ikan uji. Hal ini dikarenakan ikan tersebut memiliki respons yang baik
terhadap L. perpusilla. Kondisi tersebut terlihat dari habisnya setiap pakan yang
diberikan. Sedangkan ikan gurame tidak merespons terhadap pakan yang
bearasaldari L. perpusilla.
Tabel 2 Pemberian pakan L. perpusilla segar pada ikan gurame
Waktu pemberian
08.00
12.00
16.00
Pemberian
Sisa pakan
Pemberian
Sisa pakan
Hari
pakan (g)
(g)
pakan (g)
(g)
1
76
76
76
76
2
76
76
76
76
3
76
76
76
76
4
76
76
76
76
5
76
76
76
76
Tabel 3 Pemberian pakan L. perpusilla segar pada ikan nila
Waktu
08.00
12.00
Pemberian
Sisa pakan
Pemberian
Hari
pakan (g)
(g)
pakan (g)
1
76
0
76
2
76
0
76
3
76
0
76
4
76
0
76
5
76
0
76

16.00
Sisa pakan
(g)
0
0
0
0
0

Kandungan Nutrien Pakan
Data kandungan nutrien pakan komersil (pelet) dan pakan segar L.
perpusilla setelah dilakukan analisis proksimat dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

11
Tabel 4 Kandungan nutrisi L. perpusilla dan pelet dalam bobot kering yang
digunakan dalam penelitian
Komponen (%)
L. perpusilla (%)
Pelet (%)
Kadar abu
6,70
14,77
Protein
38,10
32,84
Lemak
5,47
5,34
Serat
44,80
8,46
BETN
5,03
38,62
Fosfor

0,038

0,38

Keterangan : BETN = Bahan ekstrak tanpa nitrogen

Tabel 4 merupakan komponen nutrien dari kedua jenis pakan yang
digunakan dalam penelitian. Kandungan protein L. perpusilla tergolong tinggi
yaitu mencapa 38,10% lebih tinggi dibanding dengan pelet yaitu sebesar 32,84%.
akan tetapi, L. perpusilla juga mengandung serat kasar yang tinggi yaitu mencapai
44,80%.
Penelitian Tahap Dua
Pertumbuhan Bobot Mutlak

Pertumbuhan Mutlak (g)

Pertumbuhan bobot mutlak ikan nila tertinggi diperoleh pada perlakuan
0% L. perpusilla + 100% pelet sebesar 603,1 g sedangkan yang terendah pada
perlakuan 100% L. perpusilla + 0% pelet sebesar 9,93 g. Data pertumbuhan bobot
mutlak ikan selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. Analisis sidik ragam
(ANOVA) memperlihatkan bahwa pemberian konsentrasi pakan yang berbeda
memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan bobot mutlak ikan nila (O.
niloticus) (P0,05).
601,30a

800

499,37ab

600
374,97b

400
200
9,93c
0
-200

100% L + 0% P

50% L + 50% P

25% L + 75% P

0% L + 100% P

Perlakuan Pakan

Keterangan : angka yang diikuti dengan huruf yang sama menunjukkan pengaruh
yang sama antar perlakuan pada taraf uji 5% (Uji Duncan).
Gambar 3 Pertumbuhan bobot mutlak ikan nila (O. niloticus) dengan perlakuan
konsentrasi pakan L. perpusilla dan pelet yang berbeda.

12
Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS)
Hasil analisis ragam (ANOVA) terhadap laju pertumbuhan spesifik
menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi pakan yang berbeda memberikan
pengaruh nyata terhadap LPS ikan nila (P