Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan Terhadap Kinerja Umkm Gula Aren Di Kabupaten Lombok Barat

PENGARUH KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP KINERJA UMKM GULA AREN
DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

NI MADE WIRASTIKA SARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Karakteristik
Kewirausahaan terhadap Kinerja UMKM Gula Aren di Kabupaten Lombok Barat
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, April 2016
Ni Made Wirastika Sari
NIM H351130201

RINGKASAN
NI MADE WIRASTIKA SARI. Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan Terhadap
Kinerja UMKM Gula Aren di Kabupaten Lombok Barat. Dibimbing oleh HENY
K SUWARSINAH dan LUKMAN M BAGA.
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu sentra UMKM gula aren
dimana bisnis gula aren juga dijalankan dalam skala usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM). Dengan demikian, karakteristik kewirausahaan gula aren di
Kabupaten Lombok Barat penting untuk diketahui dalam rangka meningkatkan
kompetensi kewirausahaan dan kinerja usaha. Berdasarkan hal tersebut, maka
tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi kondisi UMKM gula aren di
Kabupaten Lombok Barat, (2) mengidentifikasi karakteristik kewirausahaan
UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat, (3) menganalisis pengaruh
karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan, (4) menganalisis
pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di
Kabupaten Lombok Barat, dan (5) menganalisis pengaruh kompetensi

kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lombok Barat dengan pertimbangan
lokasi tersebut merupakan salah satu sentra UMKM gula aren di provinsi Nusa
Tenggara Barat. Data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari hasil
wawancara menggunakan kuesioner. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak
120 unit UMKM yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data penelitian
yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan kondisi
UMKM gula aren dan karakteristik kewirausahaan UMKM gula aren di
Kabupaten Lombok Barat. Metode SEM dengan bantuan software LISREL 8.30
digunakan untuk menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap
kompetensi kewirausahaan, menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan
terhadap kinerja usaha, dan menganalisis pengaruh kompetensi kewirausahaan
terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kondisi UMKM gula aren di
Kabupaten Lombok Barat masih diusahakan dalam bentuk usaha mikro dengan
peralatan sederhana dan dengan modal sendiri. (2) karakteristik kewirausahaan
UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat dibedakan menjadi karakteristik
individu dan karakteristik psikologis. Karaktersitik individu yang memiliki
persentasi penilaian tertinggi yaitu pada indikator pengalaman usaha.
Karaktersitik psikologis yang memiliki persentasi penilaian tertinggi yaitu pada

indikator pekerja keras, (3) karakteristik individu dan karakteristik psikologis
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kompetensi kewirausahaan. Pengaruh
terbesar ditunjukkan oleh karakteristik psikologis, (4) karakteristik individu dan
karakteristik psikologis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha.
Pengaruh terbesar ditunjukkan oleh karakteristik psikologis. Hal ini menunjukkan
pentingnya untuk meningkatkan karakteristik psikologis, karena karakteristik
psikologis menentukan kinerja usaha dan mempermudah untuk meningkatkan
kompetensi kewirausahaan, dan (5) kompetensi kewirausahaan berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap kinerja usaha. Hal ini dapat diartikan bahwa
adanya penurunan manfaat terhadap kinerja UMKM gula aren akibat adanya
kompetensi kewirausahaan.

Kompetensi kewirausahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kinerja usaha. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya penurunan manfaat terhadap
kinerja UMKM gula aren akibat adanya kompetensi kewirausahaan. Penurunan
kinerja usaha pada UMKM gula aren pada penelitian ini diduga disebabkan oleh
kompetensi kewirausahaan yang diteliti dalam penelitian ini hanya dalam konteks
kompetensi manajerial. Sehingga, perlu studi lanjutan dengan memasukan
kompetensi teknis sebagai variabel yang diteliti selain kompetensi kewirausahaan.
Kata kunci: gula aren, karakteristik kewirausahaan, kinerja usaha, kompetensi

kewirausahaan, Structural Equation Models (SEM).

SUMMARY
NI MADE WIRASTIKA SARI. The Effect of Entrepreneurial Characteristics
toward the Business Performance of Palm Sugar Micro, Small and Medium
Entreprises (MSMEs) in West Lombok Regency. Supervised by HENY K
SUWARSINAH and LUKMAN M BAGA.
West Lombok Regency is one center of palm sugar MSMEs in which the
business is done in micro, small and medium scale. Therefore the entrepreneurial
characteristics of them are neccesary to be revealed in order to improve business
performance. Thus, the objectives of this research which done in West Lombok
Regency are: (1) to identify the MSMEs condition, (2) to identify entrepreneurial
characteristics, (3) to analyze the effect of entrepreneurial characteristics towards
the entrepreneurial competencies there, (4) to analyze the effect of entrepreneurial
characteristics towards the businesss performance there, and (5) to analyze the
entrepreneurial competencies towards the businesss performance palm sugar
MSMEs in West Lombok Regency.
This research was conducted in West Lombok Regency with consideration
that location is one of the centers of MSMEs palm sugar in West Nusa
Tenggara. Data used in the study was obtained from interviews using a

questionnaires. The samples used were 120 units MSMEs selected by purposive
sampling. The research data obtained will be analyzed to identify the MSMEs
condition and to identify entrepreneurial characteristics. SEM methods with
software LISREL 8.30 is used to analyze the effect of entrepreneurial
characteristics towards the entrepreneurial competencies, to analyze the effect of
entrepreneurial characteristics towards the business performance, and to analyze
the entrepreneurial competencies towards the business performance palm sugar
MSMEs in West Lombok Regency.
The result of this research are: (1) entrepreneurship is mainly conducted
through micro and small scale business with simple equipments and self-funding
finance; (2) the entrepreneurial characteristics of palm sugar MSMEs in West
Lombok Regency can be divided in two, there are individual characteristics and
psycological characteristics. Individual characteristics that have the highest
percentages of respondent feedback is work experience indicator and psycological
characteristics that have the highest percentages of respondent feedback is hard
working indicator, (3) individual characteristics and psychological characteristics
are positively and statistically significant influence the entrepreneurial
competencies. The greatest effect is indicated by psychological characteristics, (4)
individual characteristics and psychological characteristics are positively and
statistically significant influence the business performance. The greatest effect is

indicated by psychological characteristics. This showed that importance to improve
psychological characteristics, because of the psychological characteristics
determine business performance and make it easier to improve the entrepreneurial
competencies, and (5) entrepreneurial competencies are negatively and
statistically significant influence the business performance. That means the
decline of the business performance benefits of palm sugar MSMEs due to their
entrepreneurial competencies.

Entrepreneurial competencies are negatively and statistically significant
influence the business performance. That means the decline of the business
performance benefits of palm sugar MSMEs due to their entrepreneurial
competencies. The decline of the business performance benefits of palm sugar
MSMEs due to their entrepreneurial competencies suspected because
entrepreneurial competencies that examined in this research only in context
manajerial competencies. So that further research should be conducted the
technical competencies.
Keywords: business performance, entrepreneurial characteristics, entrepreneurial
competencies, palm sugar, Structural Equation Models (SEM).

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2016

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGARUH KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
TERHADAP KINERJA UMKM GULA AREN
DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

NI MADE WIRASTIKA SARI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Agribisnis


SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr Ir Burhanuddin, MM

Judul Tesis

:

Nama

UMKM GulaAren di Kabupaten Lombok Barat
: Ni Made Wirastika Sari
: H351130201

NIM


Pengaruh Karaktedstik Kewirausahaan terhadap Kinerja

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

UI

A

Dr h Lukman.M Baga- MAEc
Anggota

Diketahui oleh

KetuaProgram Studi
Agribisnis

-+s

e--A


vit

ttlal

39-

Prof Dr

k RitaNuxmalin4 MS

Tanggal Ujian: 03 Februari 2016

Dr h Dahrul Syah, MScAgr

ranggalrdus20

APR 2016

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul
“Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja UMKM Gula
Aren di Kabupaten δombok Barat” berhasil diselesaikan. Tesis ini dapat
diselesaikan dengan baik atas dukungan dan bantuan dari banyak pihak.
Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya
kepada:
1. Dr Ir Heny K.Suwarsinah, MEc selaku ketua komisi pembimbing
dan Dr Ir Lukman M Baga, MAEc selaku anggota komisi
pembimbing atas segala bimbingan, arahan dan bantuan yang telah
diberikan kepada penulis selama proses penulisan.
2. Dr Ir Burhanuddin, MM selaku dosen evaluator pada pelaksanaan
kolokium proposal penelitian dan dosen penguji luar komisi pada
ujian tesis yang telah memberikan banyak arahan dan masukan
sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik.
3. Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS selaku penguji program studi pada
ujian tesis telah memberikan banyak arahan dan masukan sehingga
tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS selaku Ketua Program Studi
Agribisnis dan Dr Ir Suharno, MADev selaku Sekertaris Program
Studi Agribisnis, serta seluruh staf Program Studi Agribisnis atas
dorongan semangat, bantuan dan kemudahan yang diberikan selama
penulis menjalani pendidikan pada Program Studi Agribisnis.
5. Bapak Drs. I Nengah Wiracita (alm), ibu Made Ayu Astiti, SH,
kakak Putu Sista Wati, SE dan Ngakan Agus Trisantika serta seluruh
keluarga, atas segala doa, dukungan, motivasi dan kasih sayangnya.
6. Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (DIKTI) yang memberikan
beasiswa SPP Fresh Graduate selama dua tahun sehingga penulis
dapat melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana IPB Program
Studi Agribisnis.
7. Teman-teman seperjuangan Magister Sains Agribisnis Sekolah
Pascasarjana IPB angkatan 4.
8. Wirausaha gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang telah
bersedia menjadi responden.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, April 2016
Ni Made Wirastika Sari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR

vi
viii

DAFTAR LAMPIRAN

ix

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1
3
5
5
6

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kompetensi
Kewirausahaan
Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha
Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha

6
6
6
7

3 KERANGKA PEMIKIRAN
Persepsi
Konsep Kewirausahaan
Kompetensi Kewirausahaan
Kinerja Usaha dan Ukuran Keberhasilannya
Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kompetensi
Kewirausahaan
Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha
Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha
Analisis SEM dalam Kajian kewirausahaan
Kerangka Pemikiran Operasional
Hipotesis

8
8
10
14
16
17
18
19
20
21
23

4 METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pengambilan Sampel
Metode Pengumpulan Data
Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran
Metode Analisis Data

23
23
23
24
25
25
28

5 GAMBARAN UMKM GULA AREN di KABUPATEN LOMBOK
BARAT
36
Kondisi UMKM Gula Aren di Kabupaten Lombok Barat
36
Karakteristik Wirausaha UMKM Gula Aren di Kabupaten Lombok
Barat
39

6 KARAKTERISTIK
KEWIRAUSAHAAN,
KOMPETENSI
KEWIRAUSAHAAN dan KINERJA UMKM GULA AREN
44
Karakteristik Kewirausahaan
44
Kompetensi Kewirausahaan
49
Kinerja UMKM Gula Aren
50
Analisis Structural Equation Model (SEM)
51
Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kompetensi
Kewirausahaan
55
Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja UMKM Gula
Aren
57
Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja UMKM Gula
Aren
57
Implikasi Kebijakan
58
7 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

59
59
60

DAFTAR PUSTAKA

61

RIWAYAT HIDUP

75

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28

Data produksi aren di Kabupaten Lombok Barat
Data produksi daerah sentra UMKM gula aren di Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2012
Jenis dan sumber data penelitian
Variabel laten dan variabel manifest/indikator penelitian
Variabel manifest dari karakteristik individu
Variabel manifest dari karakteristik psikologis
Variabel manifest dari kompetensi kewirausahaan
Variabel manifest dari kinerja usaha
Kriteria skala Likert untuk model persamaan struktural
Uji kecocokan model
Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan jenis
kelamin
Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan
kelompok usia
Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan
jumlah anggota keluarga
Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan
tingkat pendidikan formal
Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan bentuk
usaha
Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan
jumlah tenaga kerja
Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan
pekerjaan utama
Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan lama
menjalankan usaha
Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan
sumber modal
Sebaran persentase karaktersitik responden berdasarkan
keuntungan usaha
Persentase penilaian wirausaha terhadap karakteristik individu
(KI)
Persentase penilaian wirausaha terhadap karakteristik
psikologis (KP)
Persentase penilaian wirausaha terhadap kompetensi
kewirausahaan (KK)
Persentase penilaian wirausaha terhadap kinerja usaha (KU)
Hasil uji kecocokan keseluruhan model output SEM
Hasil uji kecocokan keseluruhan model output SEM setelah
respesifikasi
Hasil uji validitas variabel manifest pada model pengukuran
Pengujian reliabilitas model pengukuran

4
4
24
26
26
27
27
28
29
31
40
40
41
41
42
42
42
43
43
44
44
46
49
50
53
53
54
54

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

9

10

11
12

13

Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku individu
Model perilaku
Pusat dan permukaan kompetensi
Model pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap
kompetensi kewirausahaan
Elemen-elemen yang mempengaruhi kinerja usaha
Model daya saing UKM
Kerangka konseptual pengaruh karakteristik kewirausahaan
terhadap kinerja UMKM di Kabupaten Lombok Barat
Kerangka pemikiran operasional pengaruh karakteristik
kewirausahaaan terhadap kinerja UMKM gula aren
di
Kabupaten Lombok Barat.
Kerangka pengambilan sampel penelitian pengaruh
karakteristik kewirausahaaan terhadap kinerja UMKM gula
aren di Kabupaten Lombok Barat.
Diagram lintas model pengaruh karakteristik kewirausahaan
terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok
Barat
Jenis gula aren hasil produksi wirausaha UMKM gula aren di
Kabupaten Lombok Barat
Diagram lintas model pengaruh karakteristik kewirausahaan
terhadap kinerja UMKM gula aren di Kabupaten Lombok
Barat berdasarkan T-value
Validasi dan keeratan hubungan antar variabel pada model
pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja
UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat berdasarkan
Standardized Solution

9
9
14
18
19
20
21

22

25

35
39

55

56

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

Hasil output Lisrel 8.30 Setelah Respesifikasi
Model awal berdasarkan Standardize Solution
Model awal berdasarkan T-Value

68
74
74

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor terpenting bagi suatu negara, khususnya
Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional (RPJMN) Indonesia tahap ketiga tahun 2015 hingga 2019, sektor
pertanian masih menjadi sektor penting dalam pembangunan ekonomi
nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam
kontribusi sektor pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku
industri, penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB), penghasil devisa
negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga
perdesaan, penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya
penurunan emisi gas rumah kaca. Dalam lima tahun terakhir, kontribusi
sektor pertanian terhadap perekonomian nasional semakin nyata. Selama
periode 2010-2014, rata-rata kontribusi sektor pertanian terhadap PDB
mencapai 10.26 persen dengan pertumbuhan sekitar 3.90 persen (Kementan
2015).
Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 20152045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (20152019) akan mengacu pada paradigma pertanian untuk pembangunan
(Agriculture for Development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai
penggerak transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh.
Selain sebagai sektor utama yang menjadi tumpuan ketahanan pangan,
sektor pertanian memiliki fungsi strategis lainnya yaitu untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial. Menambahkan
unsur kewirausahaan dalam sektor pertanian diharapkan akan lebih
meningkatkan kesejahteraan semua orang yang terlibat didalamnya.
Kewirausahaan merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa. Kewirausahaan dapat mempercepat perputaran uang,
menambah pemasukan negara, serta menyerap banyak tenaga kerja.
Kegiatan kewirausahaan dijalankan oleh seorang wirausaha. Wirausaha
berperan penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara (Drucker 1988;
Cuervo et al. 2007). Jika suatu negara 2 persen dari jumlah penduduknya
berprofesi menjadi wirausaha, maka negara itu akan maju dan mampu
menyerap banyak tenaga kerja. Casson et al. (2006) juga menyebutkan bahwa
kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang sangat erat
dan positif dimana peningkatan jumlah wirausaha menyebabkan peningkatan
pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Longenecker et al. (1994) mendefinisikan wirausaha sebagai
seseorang yang memulai atau mengoperasikan suatu usaha. Saat ini
pemaknaan wirausaha tidak hanya sebagai seorang pengusaha, namun orang
yang mampu mengelola diri dan lingkungannnya sehingga akan dihasilkan
ide, inovasi, dan kreatifitas baru. Wirausaha banyak bergerak di sektor
pertanian karena produk-produk pertanian dibutuhkan oleh banyak orang.
Subsektor perkebunan adalah salah satu bagian dari sektor pertanian.
Subsektor perkebunan merupakan kontributor terbesar terhadap PDB sektor
pertanian (BPS 2014). Hasil perkebunan yang banyak dimanfaatkan salah

2
satunya adalah gula aren. Gula aren (Arenga Palm Sugar) memiliki rasa
yang manis dan memiliki aroma yang khas, sehingga dapat menambah cita
rasa bila ditambahkan dalam setiap minuman atau makanan. Gula aren
memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dari gula pasir, indeks glikemik
gula aren 35 dan indeks glikemik gula pasir 58 1. Indeks glikemik adalah
angka yang diberikan pada makanan tertentu berdasarkan seberapa besar
makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah seseorang setelah
mengkonsumsinya. Hal ini menyebabkan gula aren lebih baik dikonsumsi
dibandingkan mengkonsumsi gula pasir.
Gula aren adalah produk yang juga banyak dikembangkan dengan
skala (UMKM) dan dalam bentuk sentra. Gula aren dikembangkan dalam
bentuk sentra UMKM tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing
produk dengan menekan biaya produksi dan biaya pemasaran gula aren.
Gula aren yang dihasilkan diharapkan akan lebih kompetitif dipasaran dan
memiliki daya saing lebih tinggi dibandingkan dengan produk sejenis
(Kemenkop 2008).
UMKM merupakan bagian dari usaha nasional yang berperan penting
dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Peranan UMKM di
Indonesia yaitu (1) peningkatan kesempatan kerja, (2) pemerataan
pendapatan, (3) pembangunan ekonomi pedesaan, (4) peningkatan ekspor
nonmigas dan (5) berkontribusi terhadap peningkatan PDB (Tambunan
2009). Kontribusi UMKM terhadap PDB (berdasarkan harga konstan)
Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Pertumbuhan PDB UMKM
tahun 2009 sebesar 4.02 persen, kemudian terus tumbuh hingga tahun 2012
sebesar 9.9 persen (BPS 2013).
Jumlah UMKM lebih banyak daripada jumlah usaha skala besar. Pada
tahun 2013, jumlah UMKM sebanyak 57 895 721 unit dan jumlah usaha
besar sebanyak 5 066 unit. UMKM pada tahun 2013 mampu menyerap
tenaga kerja sebanyak 114 144 082 orang (Kemenkop dan UMKM 2014).
UMKM sangat padat karya sehingga UMKM mempunyai potensi
pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar (Tambunan 2009).
UMKM sangat padat karya karena UMKM masih banyak dijalankan secara
sederhana dengan modal kecil, sehingga dalam kegiatan produksinya
membutuhkan banyak tenaga kerja.
Kabupaten Lombok Barat adalah salah satu wilayah di Nusa Tenggara
Barat (NTB) yang merupakan daerah agraris dengan jenis tanah cukup subur
untuk kegiatan pertanian (tanaman pangan dan hortikultura), perkebunan,
dan kehutanan. Luas lahan perkebunan di Lombok Barat yaitu 69 738.41
hektar (BPS 2013). Tanaman perkebunan yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat di Kabupaten Lombok Barat salah satunya adalah pohon aren.
Nira dari pohon aren inilah yang kemudian diolah menjadi gula aren.
Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten yang menjadi sentra
UMKM gula aren di NTB (DPAU 2013). Pada tahun 2012, jumlah UMKM
gula aren di Lombok Barat sebanyak 282 unit dan menyerap 629 tenaga
1

Vera FB. Kenapa Gula Aren Lebih Sehat dari Gula Pasir?. [Internet].
[diakses pada tangga l 5 Januari 2016] Tersedia pada:
http://health.detik.com/read/2011/01/11/075447/1543689/766/kenapa-gula-arenlebih-sehat-dari-gula-pasir.

3
kerja. Disperindag NTB (2013) melaporkan bahwa pada tahun 2012 total
nilai produksi UMKM gula aren adalah 4.738 milyar rupiah. UMKM gula
aren di Kabupaten Lombok Barat dengan nilai produksi mencapai 4.738
milyar rupiah menunjukkan bahwa usaha ini mampu berkontribusi terhadap
peningkatan PDB di Lombok Barat. Meskipun kontribusinya tidak sebesar
UMKM lainnya. Nilai produksi UMKM gula aren dapat ditingkatkan jika
kinerja usaha ditingkatkan. Salah satu cara meningkatkan kinerja usaha
yaitu dengan memperkuat karakteristik kewirausahaan yang dimiliki. Baum
et al. (2001) menyatakan bahwa karakter seseorang, kompetensi umum dan
kompetensi khusus yang dimiliki serta motivasi berpengaruh secara positif
terhadap pertumbuhan usaha. Islam et al. (2011) juga menemukan bahwa
karakter pengusaha dan karakter UMKM berpengaruh terhadap kesuksesan
UMKM.
Kepribadian merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
UMKM (Meng dan Liang 1996). Karakteristik psikologis kewirausahaan
berpengaruh secara nyata dan positif terhadap kompetensi kewirausahaan
maupun kinerja usaha (Nurhayati et al. 2011). Hal ini menunjukkan
pentingnya membangun karakteristik dan kompetensi kewirausahaan karena
karakteristik kewirausahan dan kompetensi kewirausahaan secara bersama
sama dapat meningkatkan kinerja usaha. Darya (2012) menemukan
hubungan yang bersifat positif antara karakteristik kewirausahaan,
kompetensi kewirausahaan dan kinerja usaha. Karakteristik kewirausahaan
secara umum menggambarkan keunikan personal atau psikologis seseorang
yang terdiri dari dimensi nilai sikap dan kebutuhan. Karakter personal yang
dimiliki seseorang dapat mencerminkan keunikan nilai, sikap dan kebutuhan
serta keinginan individu tersebut. Seseorang yang memiliki karakteristik
kewirausahaan maka orang tersebut berpotensi menjadi seorang wirausaha
yang baik. Glancey et al. (1998) menyatakan bahwa karakteristik
kewirausahaan akan mempengaruhi praktek-praktek manajerial atau
kompetensinya yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja usaha.
Perumusan Masalah
Lombok Barat merupakan salah satu kabupaten yang banyak terdapat
tanaman aren. Tanaman aren sudah sejak lama dimanfaatkan oleh
masyarakat. Tanaman aren dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan gula
aren, kolang-kaling, ijuk dan tepung sagu. Data produksi aren secara
keseluruhan di Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada Tabel 1. Luas
area yang ditanami aren sejak tahun 2010 jumlahnya relatif tetap, namun
hasil produksinya relatif berfluktuasi. Hasil produksi yang relatif
berfluktuasi diduga terjadi karena pengaruh umur tanaman dan musim.

4
Tabel 1 Data produksi aren di Kabupaten Lombok Barat
Tahun
2010
2011
2012
2013
2014
2015

Luas area ( hektar)
212
212
212
212
212
210.3

Produksi (Ton)
29.95
18.79
32.47
30.91
39.56
39.10

Sumber: NTB dalam angka (diolah)

Lombok Barat juga merupakan salah satu kabupaten yang menjadi
sentra UMKM gula aren di NTB (DPAU 2013). Pada tahun 2012, jumlah
UMKM gula aren di Lombok Barat sebanyak 282 unit dan menyerap 629
tenaga kerja. Disperindag NTB (2013) melaporkan bahwa pada tahun 2012
total nilai produksi UMKM gula aren adalah 4.736 milyar rupiah. Tabel 2
menyajikan data produksi daerah sentra UMKM gula aren di Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2012.
Tabel 2

No
1
2
3
4
5
6
7

Data produksi daerah sentra UMKM gula aren di Kabupaten
Lombok Barat Tahun 2012
Desa

Kekait
Kekeri
Langko
Batu mekar
Sigerongan
Sesaot
Sedau

Jumlah

Unit
Usaha
(Unit)
63
50
42
34
60
15
8

282

Tenaga
Kerja
(Orang)
160
135
64
84
145
25
16
629

Nilai
Investasi
(Rp.000)
103 555
71 185
31 715
63 599
31 715
39 137
16 634
513 325

Kapasitas
Produksi
(Kg)
22 000
216
148 905
26 900
250 000
85 000
19 800
552 821

Nilai
Produksi
(Rp.000)
425 680
19 997
1 015 746
505 680
1 457 925
839 990
473 425
4 736 443

Sumber: Disperindag NTB (2013)

Berdasarkan survei awal, diketahui bahwa wirausaha UMKM gula
aren di Kabupaten Lombok Barat masih menjalankan usahanya dalam skala
mikro dengan modal sendiri. Wirausaha memproduksi gula aren dengan
peralatan sederhana. Wirausaha belum memiliki buku catatan keuangan dan
tidak memisahkan pengeluaran keluarga dengan pengeluaran usaha,
sehingga modal usaha sering terpakai untuk keperluan sehari-hari. UMKM
gula aren di Kabupaten Lombok Barat masih dijalankan dalam skala mikro
dan dengan peralatan sederhana menunjukkan bahwa usaha ini belum
dikelola secara optimal, sehingga kinerja usahanya juga belum optimal.
Seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang, bahwa karakteristik
kewirausahaan dan kompetensi kewirausahaan dalam diri wirausaha
mempengaruhi kinerja usahanya. Seseorang yang memiliki karakteristik
kewirausahaan dianggap memiliki ketahanan yang lebih kuat didalam
menjalankan usahanya, sehingga UMKM gula aren yang dikelola bisa
tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu penelitian mengenai

5
pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja UMKM gula aren di
Kabupaten Lombok Barat perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
karakteristik dan kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh wirausaha
gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang mempengaruhi kinerja
usahanya dan dapat meningkatkan kinerja usahanya.
Berdasarkan pemaparan yang ada maka permasalahan tersebut
dirumuskan menjadi:
1. Bagaimana kondisi UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat?
2. Bagaimana karakteristik kewirausahaan UMKM gula aren di
Kabupaten Lombok Barat?
3. Bagaimana pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap
kompetensi kewirausahaan?
4. Bagaimana pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja
UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat?
5. Bagaimana pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja
UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan kondisi UMKM gula aren di Kabupaten Lombok
Barat.
2. Mendeskripsikan karakteristik kewirausahaan UMKM gula aren di
Kabupaten Lombok Barat.
3. Menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap
kompetensi kewirausahaan.
4. Menganalisis pengaruh karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja
UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.
5. Menganalisis pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja
UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan
bagi pihak-pihak yang berkepentingan baik secara langsung maupun tidak
langsung, seperti:
1. Bagi penulis, penelitian ini berguna untuk mengembangkan ilmu
yang didapat selama perkuliahan di Magister Sains Agribisnis
Institut Pertanian Bogor.
2. Bagi mahasiswa dan peneliti sebagai tambahan informasi dan
referensi dalam bidang kewirausahaan UMKM, khususnya untuk
penelitian sejenis.
3. Bagi pelaku UMKM, sebagai bahan masukan dan pertimbangaan
untuk mengambil keputusan dalam mengembangkan usahanya.
4. Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi atau masukan untuk meningkatkan kinerja UMKM gula
aren di Kabupaten Lombok Barat.

6
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada karakteristik kewirausahaan pelaku
UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat berdasarkan persepsi
responden serta pengaruhnya terhadap kinerja usaha. Penelitian ini dibatasi
pada wirausaha UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang
usahanya telah berjalan minimal selama 2 tahun. Penelitian ini terbatas
hanya dilakukan di Kabupaten Lombok Barat sebagai studi kasus, sehingga
hasil penelitian ini tidak dapat menyimpulkan kondisi di wilayah lain.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kompetensi
Kewirausahaan
Syafiuddin dan Jahi (2007) menyatakan bahwa karaktersitik individu
memiliki korelasi positif yang tinggi dengan kompetensi wirausaha petani
rumput laut di Sulawesi Selatan. Karakteristik individu yang memiliki
hubungan nyata terhadap kompetensi wirausaha yaitu pendidikan formal,
pelatihan, modal sosial, motivasi, modal sosial. Kompetensi yang diukur
dalam penelitiannya yaitu kompetensi dalam melakukan panen, komunikasi
dan motivasi, pembibitan dan penanaman, pemilihan atau penyediaan lokasi,
memasarkan hasil, pengambilan keputusan dan risiko, kemampuan
merencanakan, kemampuan bertindak kreatif, dan kemampuan mengelola
hasil panen.
Pamela (2013) meneliti mengenai kompetensi kewirausahaan dengan
keberhasilan usaha peternak sapi perah Pujon, Malang. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa karakteristik kewirausahaan berpengaruh negatif
terhadap kompetensi kewirausahaan, sedangkan Muharastri (2013) meneliti
mengenai karaktersitik wirausaha, kompetensi kewirausahaan dan kinerja
usaha peternakan sapi perah di KTTSP Kania Bogor dengan menggunakan
uji Korelasi Kendall Tau dan Kendall W. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa karaktersitik wirausaha memiliki hubungan nyata positif dengan
kompetensi kewirausahaan peternak sapi perah. Fauziyah (2015) juga
meneliti mengenai pengaruh karaktersitik peternak melalui kompetensi
peternak terhadap kinerja usaha ternak sapi potong di Kabupaten Bandung
dengan menggunakan metode SEM. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa karaktersitik personal dan karakteristik psikologis berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kompetensi peternak, baik kompetensi teknis
maupun kompetensi kewirausahaan.
Pengaruh Karakteristik Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha
Islam et al. (2011) meneliti hubungan karakteristik wirausaha dan
karakteristik usaha terhadap keberhasilan suatu usaha. Karakteristik usaha
diukur dengan indikator karakteristik demografis, karakteristik individu,
ciri-ciri personal, orientasi wirausaha, dan kesiapan wirausaha. Keberhasilan
usaha diukur dengan indikator kerjasama antar usaha, konsultasi,
pengukuran kinerja dan tingkat fleksibilitas. Hasil penelitiannya

7
menunjukkan bahwa karakteristik wirausaha secara signifikan berhubungan
dengan keberhasilan usaha pada usaha kecil dan menengah di Bangladesh,
sedangkan karakteristik usaha tidak memiliki hubungan terhadap
keberhasilan usaha.
Nurhayati et al. (2011) meneliti mengenai analisis pengaruh
karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja wirausaha pada unit usaha
kecil menengah (UKM) agroindustri di Kabupaten Bogor menggunakan
metode SEM. Karakteristik kewirausahaan diukur dengan indikator percaya
diri, berani mengambil risiko, inovatif, tekun, antusias dan toleransi
terhadap ketidakpastian. Sedangkan kinerja usaha diukur dengan indikator
keuntungan, akses pengetahuan, akses pasar dan pengakuan dari pihak lain.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa karakteristik kewirausahaan
berpengaruh secara nyata dan positif terhadap kinerja usaha, sedangkan
Muharastri (2013) menyatakan bahwa karakteristik wirausaha tidak
berpengaruh secara nyata dan positif terhadap kinerja usaha peternak sapi
perah. Karaktersitik wirausaha berpengaruh secara nyata dan positif
terhadap kinerja usaha ketika dihubungkan bersama sama dengan
kompetensi kewirausahaan sebagai satu kesatuan. Semakin tinggi
karakteristik wirausaha dan kompetensi kewirausahaan, maka semakin
tinggi juga kinerja usaha yang dihasilkan oleh peternak sapi perah di
KTTSP Kania. Hal ini menunjukkan bahwa karaktersitik kewirausahaan dan
kompetensi kewirausahaan menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan untuk meningkatkan kinerja usaha peternak.
Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha
Kustiari (2012) melalui hasil penelitiannya berhasil menunjukkan
bahwa kompetensi pembudidaya dipengaruhi secara nyata oleh peubah
efektivitas penyuluhan, dengan nilai koefisien paling tinggi, dan kemudian
berturut-turut diikuti oleh karakteristik individu dan proses belajar budidaya.
Hasil penelitian Muatif et al. (2008) mampu menunjukkan bahwa
kompetensi kewirausahaan dipengaruhi oleh tingkat latar belakang
pendidikan dan jumlah anggota keluarga, keterbatasan fasilitas, informasi
dan kebijakan pemerintah.
Faktor yang mempengaruhi kompetensi kewirausahaan yaitu
karakteristik individu dan peranan pemerintah (Kustiari 2012 dan Muatif et
al. 2008). Wu (2009) mengemukakan bahwa kompetensi kewirausahaan
yang paling penting dimiliki oleh wirausaha yaitu kompetensi dalam
membangun bakat (building a mechanism for talent development).
Kompetensi membangun bakat adalah kompetensi paling penting ketika
memulai usaha kecil. Bergevoet et al. (2004) menyatakan adanya hubungan
yang positif antara kompetensi kewirausahaan dengan skala usaha. Semakin
tinggi skala usaha maka akan semakin tinggi tingkat kompetensinya.
Hubungan antara kompetensi kewirausahaan dengan kinerja usaha
bersifat positif (Darya 2012) artinya semakin tinggi kompetensi
kewirausahaan akan berpengaruh positif terhadap kinerja usaha atau
sebaliknya. Pamela (2013) meneliti mengenai kompetensi kewirausahaan
dengan keberhasilan usaha peternak sapi perah Pujon, Malang

8
menggunakan metode SEM. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
kompetensi kewirausahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keberhasilan usaha. Semakin tinggi kompetensi kewirausahaan maka
semakin tinggi keberhasilan usahanya.

3 KERANGKA PEMIKIRAN
Variabel-variabel teramati atau variabel manifest yang dimasukan
dalam model SEM harus didasarkan oleh landasan teori. Landasan teori
yang dimaksud yaitu landasan teori yang menyatakan adanya pengaruh
karakteristik kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan, pengaruh
karakteristik kewirausahaan terhadap kinerja usaha dan pengaruh
kompetensi kewirausahaan terhadap kinerja usaha. Karakteristik
kewirausahaan dianalisis berdasarkan persepsi responden terhadap variabelvariabel teramati atau manifest dalam penelitian, sedangkan kompetensi
kewirausahaan dan kinerja usaha dianalisis berdasarkan kondisi sebenarnya
menurut responden.
Persepsi
Persepsi adalah suatu proses pembentukan interpretasi internal
terhadap dunia luar (Tosi et al. 1990). Persepsi juga berarti proses memilih,
menerima, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan informasi dari
lingkungannya (Schermerhorn et al. 1991). Persepsi dalam psikologis
diartikan sebagai salah satu perangkat psikologis yang menandai
kemampuan seseorang untuk mengenal dan memaknai suatu objek yang
terdapat di lingkungannnya. Persepsi dapat diartikan sebagai automatically
response yang muncul dari seseorang apabila dihadapkan akan pernyataan
atau situasi tertentu. Persepsi juga dapat diartikan sebagai suatu proses
aktivitas seseorang dalam memberi kesan, penilaian, pendapat, merasakan,
dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan
dari sumber lain.
Persepsi seseorang ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan mereka
(Leavitt 1978). Orang cenderung melihat apa yang penting bagi kebutuhankebutuhan mereka. Persepsi yang berdasarkan kebutuhan-kebutuhan yang
dianggap penting bagi mereka disebut sebagai persepsi yang selektif.
Kaidah dari persepsi yang selektif yaitu melihat kepada hal-hal yang
memberi harapan yang membantu memuaskan kebutuhan dan mengabaikan
hal-hal yang mengganggu dalam mencapai tujuan hidup.
Perilaku individu dipengaruhi oleh variabel fisiologis, variabel
psikologis, dan variabel lingkungan. Salah satu variabel yang dapat merubah
perilaku individu yaitu melalui persepsi yang berada di urutan pertama dari
variabel psikologis (Gambar 1). Persepsi dalam tujuan manajemen dianggap
sangat penting karena persepsi dapat mempengaruhi perilaku individu.

9

Variabel Fisiologis
1 Kemampuan fisik
2 Kemampuan
mental

Variabel Psikologis
1 Persepsi
2 Sikap
3 Kepribadian
4 Belajar
5 Motivasi

PERILAKU
INDIVIDU

Variabel Lingkungan
1 Keluarga
2 Kebudayaan
3 Kelas sosial

Gambar 1 Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku individu
Sumber: Gibson et al. (1987)

Merubah perilaku individu secara langsung sangat sulit dilakukan.
Perilaku setiap individu bersifat khas dan berbeda-beda satu sama lain.
Namun, proses yang mendasari perilaku individu sama bagi setiap individu.
Berdasarkan Gambar 2 Model perilaku terdapat tiga asumsi penting
mengenai perilaku yaitu (1) perilaku timbul karena suatu sebab atau
stimulus, (2) perilaku diarahkan kepada tujuan, 3) perilaku timbul karena
motivasi. Perilaku individu dapat dipengaruhi dengan memberikan stimulus.
Pemberian stimulus dapat mempengaruhi persepsi (variabel psikologis)
seseorang, kemudian persepsi dapat mempengaruhi perilaku individu dan
perilaku individu mempengaruhi tujuan individu. Perilaku individu akan
menentukan bagaimana seseorang mengambil keputusan untuk mencapai
tujuannya, sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku individu dapat
mempengaruhi kinerja individu.
Stimulus
(sebab)

Orang
1 Variabel fisiologis
2 Variabel psikologis
3 Variabel lingkungan

Perilaku

Tujuan

Umpan Balik

Gambar 2 Model perilaku
Sumber: Gibson et al. (1987)

Persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
seorang individu. Setiap individu memberi arti yang berbeda terhadap
stimulus, sehingga individu yang berbeda-beda akan melihat barang yang
sama dengan cara yang berbeda-beda. Stimulus dapat berupa umpan sistem
imbalan atau gaya persuasi yang digunakan pemiliki usaha. Persepsi
bertautan dengan cara individu dalam mendapatkan pengetahuan khusus
tentang suatu obyek atau kejadian pada saat tertentu. Persepsi timbul saat
stimulus menggerakan indra manusia. Faktor-faktor yang dapat

10
mempengaruhi persepsi seseorang yaitu (1) meniru, faktor meniru yaitu
meniru cara seseorang dalam melihat sesuatu akan mempengaruhi cara
seseorang dalam mempersepsikan sesuatu; (2) situasi, faktor situasi
mempengaruhi ketelitian persepsi seseorang; (3) kebutuhan, faktor
kebutuhan dan keinginan sangat mempengaruhi persepsi seseorang; dan (4)
emosi, keadaan emosi seseorang mempengaruhi persepsi seseorang (Gibson
et al. 1987).
Kualitas atau keakuratan dari persepsi seseorang mengenai suatu
pernyataan atau situasi memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan
dan tindakan yang diambil dalam suatu situasi dan hal ini dapat
menghasilkan perbedaan-perbedaan persepsi mengenai suatu hal yang sama
antara satu orang dengan orang lainnya. Kesalahan persepsi pada seseorang
yang sering terjadi yaitu (1) stereotip yang mengaburkan perbedaanperbedaan individu, (β) efek “halo” yang terjadi ketika suatu sifat seseorang
pada suatu situasi dijadikan patokan untuk membangun kesan orang tersebut
secara keseluruhan, (3) persepsi yang terseleksi yaitu kecenderungan untuk
memilih satu aspek yang terdapat pada suatu situasi atau seseorang dengan
kepercayaan, nilai-nilai yang dianut dan kebutuhan orang tersebut, dan (4)
kecenderungan seseorang dapat memberikan persepsi yang positif atau
negatif (Schermerhorn et al. 1991).
Konsep Kewirausahaan
Kewirausahaan mengalami perkembangan ilmu dari bidang
perdagangan. Perkembangan evolusi kewirausahaan sangat dipengaruhi oleh
aspek waktu, dengan perubahan modernitas menyebabkan perbedaan sikap
wirausaha. Perkembangan evolusi ini kemudian dimanfaatkan oleh
perusahaan dan wirausaha sebagai pelaku kewirausahaan. Kewirausahaan
secara individu maupun dalam tim mempunyai peranan penting dalam
mengembangkan kesempatan bisnis (Schumpeter 1934). Kewirausahaan
menciptakan inovasi baru ke dalam pasar (Davidsson 2003 dan Kizner
1978) dan kewirausahaan berkontribusi pada kinerja ekonomi dalam
memperkenalkan inovasi (Carree dan Thurik 2003). Robbins dan Coulter
(2005) mendefinisikan kewirausahaan sebagai proses yang dialami
seseorang atau sekelompok orang yang berani mengambil risiko waktu dan
finansial secara terorganisir dalam mengejar peluang untuk menciptakan
nilai dan pertumbuhan melalui inovasi dan keunikan, tanpa memandang
sumberdaya yang sekarang dikendalikannya. Kao (1989) mendefinisikan
kewirausahaan sebagai upaya untuk menciptakan nilai melalui pengenalan
peluang bisnis, manajemen pengambilan risiko yang sesuai dengan peluang,
dan melalui keterampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi
sumber daya manusia, keuangan, dan materi yang diperlukan untuk
membawa sebuah proyek menuju suatu hasil. Hisrich dan Peter (1992)
mendefinisikan kewirausahaan sebagai sebuah proses menciptakan sesuatu
yang berbeda dengan nilai melalui penyediaan kebutuhan waktu dan usaha,
menanggung risiko finansial, fisik, dan sosial dan menerima hasil dalam
bentuk nilai uang dan kepuasan pribadi.

11
Wirausaha (entrepreneur) dapat diartikan sebagai inovator dan
penggerak pembangunan. Cassons (2006) mengartikan wirausaha sebagai
orang yang secara khusus membuat keputusan mengenai pengalokasian
sumber daya yang ada dan menciptakan nilai tambah. Casson dalam
Birkinshaw (2000) menyatakan bahwa pendekatan utama wirausaha dalam
teori ekonomi dibedakan menjadi empat, yaitu wirausaha sebagai pengambil
risiko (Cantillon 1755; Knight 1921), wirausaha sebagai sebuah perantara
pada proses pasar (Kirzner 1973), wirausaha sebagai inovator (Schumpeter
1934), dan wirausaha sebagai seorang yang ahli dalam membuat suatu
keputusan (Casson 1990). Teori Schumpeter menyatakan bahwa wirausaha
memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan
menitik beratkan pada inovasi, aplikasi, dan kombinasi antara inovasi dan
aplikasi. Pertumbuhan ekonomi berasal dari adanya gap kebutuhan dengan
ketersediaan sumber daya dan wirausaha memerankan peran yang membuat
keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan sumber daya dengan
pengetahuan yang dimilikinya (Robbins 1932). Hasil penelitian Richards
dan Bulkley (2007) dan Goethner et al. (2012) menyatakan bahwa
kewirausahaan merupakan indikator kunci keberhasilan pembangunan
pertanian. Mappigau (2012) menyatakan bahwa kewirausahaan memberikan
kontribusi besar untuk menghasilkan seorang wirausaha berkualitas melalui
indikator inovasi, kreatifitas, berorientasi terhadap penghargaan, memiliki
kepercayaan diri yang tinggi, dan memiliki pergaulan atau networking yang
luas. Wickham (2004) juga menyatakan bahwa wirausaha memiliki
beberapa tugas yaitu memiliki organisasi-organisasi, mendirikan organisasiorganisasi baru, membawa inovasi-inovasi kepada pasar, melakukan
identifikasi peluang pasar, mengaplikasikan keahlian, menyediakan atau
menyajikan kepemimpinan, dan melakukan tugas sebagai pengelola.
Karakteristik kewirausahaan dibedakan menjadi dua yaitu
karakteristik individu dan karakteristik psikologis (Muharastri 2013).
Karakteristik individu adalah karakteristik personal yang melekat dalam diri
wirausaha sejak dia lahir dan terbentuk berdasarkan pengalaman hidup yang
telah dilalui. Karakteristik individu seorang wirausaha yaitu mempercayai
apa yang tidak dipercayai oleh orang lain, memiliki pemikiran yang cukup
kuat untuk melakukan sesuatu dan memanfaatkan sumber daya ekonomi
dalam perencanaan bisnisnya yang didukung dengan pengetahuan yang
mendasar pada perekonomian dunia (Schumpeter 1934). Karakteristik
individu diukur dengan indikator usia, pendidikan, pengalaman
berwirausaha, dan kekosmopolitan (Staw 1991; Cason 2006; Muharastri
2013; Sumantri 2013). Karakteristik psikologis diukur dengan indikator
pekerja keras, percaya diri, disiplin, berani mengambil risiko, toleransi
terhadap ketidakpastian, inovatif, mandiri, bertanggung jawab (Kao 1991;
Kuratko dan Hodgress 2007; Basrowi 2011; Danarti 2012; Hasbullah dan
Sulaeman 2012; Taleghani et al. 2013).
Berdasarkan kajian teoritis dan empiris sebelumnya, karakteristik
individu wirausaha UMKM gula aren di Kabupaten Lombok Barat yang
dianggap penting dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

12
1. Usia
Usia wirausaha paling aktif yaitu pada kisaran usia 25-44 tahun
(Reynolds et al. 2000). Wirausaha yang berusia muda memiliki
kondisi fisik yang lebih kuat sehingga lebih aktif dalam menjalankan
usahanya. Wirausaha yang berusia muda juga lebih bersemangat
dalam memulai suatu bisnis dan mengembangkan usahanya.
2. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Pendidikan merupakan
faktor demografi yang memberi kontribusi signifikan terhadap
keberhasilan usaha (Meng dan Liang 1996). Pendidikan berperan
penting mempengaruhi kinerja usaha wirausaha karena pendidikan
memberi bekal pengetahuan yang dibutuhkan wirausaha dalam
menjalankan usahanya dan ketika menghadapi masalah dalam
menjalankan usahanya. Pendidikan wirausaha dapat diperoleh
melalui pendidikan formal dan pendidikan non formal. Pendidikan
formal diperoleh melalui bangku sekolah dengan menempuh
pendidikan setingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama
hingga perguruan tinggi. Pendidikan non formal dapat diperoleh
melalui pelatihan-pelatihan atau kursus-kursus yang berkaitan
dengan bidang usaha yang ditekuni oleh wirausaha.
3. Pengalaman
Pengalaman usaha terbukti berpengaruh terhadap keberhasilan usaha
(Staw 1991). Pengalaman yang dimaksud yaitu pengalaman dalam
mengelola usaha sejenis. Pengalaman berusaha dapat diperoleh dari
bimbingan sejak kecil yang diberikan oleh orang tua wirausaha.
Pengalaman juga dapat diperoleh dari bekerja pada suatu usaha.
4. Kekosmopolitan
Kekosmopolitan yang dimaksud yaitu keterbukaan pemilik UMKM
terhadap informasi, melalui hubungan dengan berbagai sumber
informasi dalam rangka mengembangkan usahanya. Pencarian dan
perolehan pengetahuan atau informasi membutuhkan motivasi
karena pengetahuan tidak dapat dipompakan ke dalam diri manusia
tetapi harus dicari sendiri oleh manusia. Kemampuan mengakses
informasi merupakan salah satu karakteristik wirausaha yang
mempengaruhi kompetensi kewirausahaan (Muatip 2008). Media
informasi dapat berupa buku, majalah, tabloid, dan internet.
Berdasarkan kajian teoritis dan empiris sebelumnya,
karakteristik psikologis wirausaha UMKM gula aren di Kabupaten
Lombok Barat yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Pekerja keras
Pekerja keras merupakan salah satu indikator karakteristik psikologis
wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Pengusaha gigih,
tekun, tidak mudah putus asa dalam menjalankan usahanya.
Wirausaha banyak bekerja keras mengalokasikan usaha fisik dan
mental dalam mengembangkan usahanya karena menjadi wirausaha
merupakan aset pribadi yang paling berharga. Menyeimbangkan

13

2.

3.

4.

5.

6.

kebutuhan usahanya dengan komitmen kehidupan lainnya seperti
keluarga dan teman merupakan salah satu tantangan besar yang
dihadapi wirausaha (Wickham 2004).
Percaya diri
Percaya diri merupakan salah satu indikator karakteristik psikologis
wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Percaya akan
kemampuan diri untuk menjalankan usahanya. Individu yang
memiliki rasa percaya diri merasa dapat memenuhi tantangan usaha
yang dihadapinya (Longenecker et al. 1994). Individu tersebut
memiliki rasa penguasaan atas berbagai jenis masalah yang mungkin
akan dihadapi. Wickham (2004) menyatakan bahwa wirausaha harus
menunjukkan kepercayaan terhadap dirinya sendiri dan juga terhadap
usaha yang dijalankannya. Keberhasilan usaha berkaitan dengan
sifat-sifat pribadi wirausaha seperti percaya diri, keinginan
melakukan pekerjaan dengan baik, motivasi dan berpikir positif
(Meng dan Liang 1996).
Disiplin
Disiplin merupakan salah satu indikator karakteristik psikologis
wirausaha yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Pengusaha
mematuhi setiap aturan yang