Analisis Densitas asupan zat gizi dan hubungannya dengan status gizi siswa sekolah dasar di kota Bogor

ANALISIS DENSITAS ASUPAN ZAT GIZI DAN HUBUNGANNYA
DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA
BOGOR

AHMAD FAUZI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Densitas
Asupan Zat Gizi dan Hubungannya dengan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar di
Kota Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan
belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2014
Ahmad Fauzi
NIM I14100100

ABSTRAK
AHMAD FAUZI. Analisis Densitas Asupan Zat Gizi dan Hubungannya dengan
Status Gizi Siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor. Dibimbing oleh IKEU TANZIHA.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis densitas zat gizi dan
hubungannya dengan status gizi siswa sekolah dasar di Kota Bogor. Desain yang
digunakan adalah cross sectional study dengan metode random sampling di empat
sekolah dasar, kemudian dari masing-masing kelas diambil seluruh siswa sebagai
contoh. Contoh berjumlah 123 siswa sekolah dasar. Jenis data yang dikumpulkan
adalah data primer dan sekunder serta analisis statistik yang digunakan adalah uji
korelasi chi square dan uji beda Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian besar contoh memiliki densitas asupan protein (61%) dan zat besi
(51%) yang cukup, sedangkan densitas asupan kalsium (61.8%), Vitamin A
(95.9%) dan vitamin C (89.4%) tergolong kurang. Sebagian besar densitas pangan
sarapan contoh termasuk kurang baik (78.8%). Jenis kelamin pada setiap kategori

densitas asupan zat gizi tidak berbeda signifikan. Sebagian besar status gizi contoh
normal tetapi 25% contoh mengalami kegemukan. Terdapat hubungan signifikan
antara densitas asupan protein dengan status gizi.
Kata kunci: Densitas asupan zat gizi, densitas zat gizi pangan, status gizi, siswa
sekolah dasar

ABSTRACT
AHMAD FAUZI. The analysis of nutrient intake density and correlation with
nutritional status at Elementary School Children in Bogor. Supervised by IKEU
TANZIHA.
The purpose of this study was to analyze nutrient intake density and
correlation with nutritional status of elementary school student in Bogor. The
design of this study was cross-sectional study by random sampling method in four
elementary schools. The subject of this study were all students taken from each
class, with the total number of subject were 123 students of elementary school. The
data collected were primary and secondary data. The data were further anlyzed by
Chi Square correlation and Mann Whitney test. The result showed that most of
subject had adequate density nutrients score in proteins (61 %) and iron (51 %),
while density nutrients score in calcium (61.8 %), vitamin A (95.9 %) and vitamin
C (89.4 %) were less. Most of subject's nutrient density in breakfast were

categorized poor (78.8 %). There is no significant difference in each category of
nutrient intake density for different gender. Most of subject's nutritional status were
normal, but 25% of them were obese. The density of proteins intake had significant
correlations with nutritional status.
Keywords: Nutrient intake density, nutrient dense food, nutritional status,
elementary school student

ANALISIS DENSITAS ASUPAN ZAT GIZI DAN HUBUNGANNYA
DENGAN STATUS GIZI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA
BOGOR

AHMAD FAUZI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang
dipilih dalam penelitian ialah Analisis Densitas Asupan Zat Gizi dan Hubungannya
dengan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor. Selain itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Dr. Ikeu Tanziha, M.S selaku pembimbing akademik dan skripsi yang telah
membimbing dan memberikan arahan serta motivasi dalam kegiatan akademik
dan penulisan skripsi ini.
2. dr. Naufal Muharam Nurdin, M.Si selaku dosen penguji yang telah banyak
membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
3. Ayah, ibu, Kakek, kakak Sofwatul Faiqoh, kakak Nurudin Syafi’i, kakak
Uswatun Hasanah, kakak M. Ismail, Adik Siti Nur Jannah, Adik Abdul Karim
serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya.
4. Donatur dan Pengurus Yayasan Karya Salemba Empat dan Keluarga Besar

Paguyuban KSE IPB yang telah membantu banyak dalam bentuk beasiswa
yang telah diberikan kepada penulis serta program-program dan pelatihan yang
bermanfaat untuk Sharing, Networking dan Developing.
5. Penghargaan penulis sampaikan kepada pihak sekolah SDN Bantarjati 6, SDN
Pengadilan 5, SDN Pajajaran 1, SDN Batutulis 2, dan seluruh siswa yang
berpartisipasi dalam penelitian ini.
6. Penghargaan penulis sampaikan kepada Fifit Erliyana S, rekan-rekan Gizi
Masyarakat 2010 (Isna, Pamila, Defika, Ade Cucu, Fara, Hafidudin, Aris
Sulfiana, Yoga, Nawan, Irwan), teman-teman enumerator, teman KKP (Ega,
Mitha, Uty, Mako dan Unuy), teman PKL di RSUPN Dr. Cipto
Mangunkusumo (Hayu, Lilis, Lidya, April, Ichi, Kirana, Yeni, dll) dan temanteman seperjuangan serta keluarga besar Warrior GM 47.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
memberikan bantuan hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2014
Ahmad Fauzi

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL


vi

DAFTAR GAMBAR

vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah


2

Tujuan

2

Manfaat Penelitian

2

KERANGKA PEMIKIRAN

3

METODE

4

Desain,Tempat, dan Waktu Penelitian


4

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

5

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

5

Pengolahan Data dan Analisis Data

6

Definisi Operasional

9

HASIL DAN PEMBAHASAN


9

Keadaan Umum Sekolah

9

Densitas Zat Gizi Pangan

9

Densitas Asupan Zat Gizi

10

Hubungan antara Densitas Asupan Zat Gizi dengan Karakteristik Contoh

12

Hubungan antara Densitas Asupan Zat Gizi dengan Karakteristik Keluarga


15

Hubungan antara Densitas Asupan Zat Gizi dengan TKG dan Status Gizi

18

Hubungan antara Densitas Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi

21

SIMPULAN DAN SARAN

22

Simpulan

22

Saran


23

DAFTAR PUSTAKA

23

LAMPIRAN

26

RIWAYAT HIDUP

32

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Jenis dan cara pengumpulan data primer
Pengkategorian variabel penelitian
Sebaran contoh berdasarkan densitas zat gizi pangan sarapan
Sebaran contoh berdasarkan densitas asupan zat gizi
Sebaran makanan yang sering dikonsumsi contoh
Sebaran contoh berdasarkan densitas asupan zat gizi dan usia
Sebaran contoh berdasarkan densitas asupan zat gizi dan jenis
kelamin
Sebaran contoh berdasarkan densitas asupan zat gizi dan uang saku
Sebaran contoh berdasarkan densitas asupan zat gizi dan besar
keluarga
Sebaran contoh berdasarkan densitas asupan zat gizi dan pendidikan
orang tua
Sebaran contoh berdasarkan densitas asupan zat gizi dan pendapatan
orang tua
Sebaran contoh berdasarkan densitas asupan protein dan tingkat
kecukupan protein
Sebaran contoh berdasarkan tingkat kecukupan dan densitas asupan
Ca, Fe, Vitamin A dan Vitamin C
Sebaran contoh berdasarkan densitas asupan zat gizi dan status gizi

6
7
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.

Diagram alir kerangka pemikiran
Cara penarikan contoh
Sebaran tingkat kecukupan energi contoh
Sebaran status gizi contoh

4
5
19
21

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.

Rangkaian kegiatan penelitian
Uji Statistik korelasi Chi Square
Kuesioner penelitian

26
27
27

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan rangkaian upaya
pembangunan berkelanjutan yang dilakukan oleh semua komponen bangsa dalam
rangka mewujudkan kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara yang lebih baik.
Pembangunan yang hakiki adalah pembangunan sumber daya manusia yang
mencakup semua komponen pembangunan dengan tujuan akhir meningkatkan
kualitas manusia dan kesejahteraan masyarakat (Bappenas 2010). Dalam
mewujudkan tujuan pembangunan dan kualitas sumber daya manusia perlu adanya
peran serta dari semua lapisan masyarakat, termasuk generasi muda yang tidak
terlepas didalamnya anak-anak yang nantinya sebagai cikal bakal generasi
perubahan bangsa dan penerus pembangunan, sehingga perlu diperhatikan secara
optimal.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan status gizi
penduduk umur 5−12 tahun yang didasarkan pada standar WHO tahun 2007
prevalensi nasional anak usia sekolah dasar kurus (IMT/U) adalah 11.2 persen yang
terdiri dari 4.0 persen sangat kurus dan 7.2 persen kurus. Prevalensi kegemukan
masih tinggi yaitu sebesar 18.8 persen dan prevalensi anak yang pendek (Stunting)
sebesar 30.7 persen yang terdiri dari 12.3 persen sangat pendek dan 18.4 persen
pendek.
Anak usia sekolah membutuhkan asupan makanan untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi sehari-hari. Asupan energi dan zat gizi yang cukup digunakan
untuk mempertahankan hidupnya agar tetap sehat, menunjang pertumbuhan dan
perkembangan, serta melakukan aktivitas fisik dan belajar (Almatsier 2009).
Asupan gizi yang cukup dan baik diperlukan sejak masa anak-anak. Pada usia anak
sekolah sangat rentan terjadi kekurangan zat gizi mikro ataupun makro apabila tidak
mendapat asupan gizi dari makanan yang baik. Makanan yang baik harus
mengandung zat gizi yang berimbang sesuai dengan kebutuhan yang dianjurkan
dalam segi kuantitas maupun kualitas. Apabila tidak ada asupan gizi yang baik sejak
anak-anak, maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan baik saat ini
maupun yang akan datang seperti rendahnya poduktivitas kerja, kehilangan
kesempatan sekolah dan kehilangan sumberdaya karena tingginya biaya perawatan
kesehatan (World Bank 2006). Anak yang tidak memperoleh asupan makanan
dengan baik dan benar akan berdampak pada terganggunya kerja organ dan sistem
tubuh anak.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang, salah
satunya adalah konsumsi pangan. Status gizi baik terjadi bila tubuh dapat menyerap
zat gizi pada makanan yang telah dikonsumsi dan dapat digunakan secara efisien
dalam melakukan aktivitas, sehingga mampu mencapai tingkat kesehatan yang
tinggi (Almatsier 2009). Selain kuantitas, kualitas makanan pun harus diperhatikan.
Asupan makanan yang tidak seimbang masih menjadi masalah gizi penduduk
Indonesia. Berdasarakan Riskesdas tahun 2013 di Indonesia prevalensi makanan
beresiko yang paling banyak dikonsusmsi oleh penduduk diatas usia 10 tahun
adalah penyedap 77.3 persen, makanan manis 53.1 persen, berlemak 40.7 persen
dan makanan asin 26.2 persen. Data tersebut menunjukkan adanya kecenderungan

2
untuk mengonsumsi makanan padat energi atau mengonsumsi pangan yang hanya
tinggi pada salah satu zat gizi saja serta kurang pada asupan zat-zat gizi lainnya.
Pada akhirnya hal tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif di masa
mendatang. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan
densitas asupan zat gizi dengan status gizi pada siswa sekolah dasar di Kota Bogor.
Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat beberapa permasalahan yang ingin
diketahui dan dianalisis dalam penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana hubungan karakteristik contoh, sosial ekonomi keluarga dengan
densitas asupan zat gizi?
2. Bagaimana hubungan densitas asupan zat gizi dengan status gizi siswa
sekolah dasar?
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara
densitas asupan zat gizi dengan status gizi siswa sekolah dasar di Kota Bogor.
Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Menganalisis densitas zat gizi pangan sarapan siswa sekolah dasar di Kota
Bogor
2. Menganalisis densitas asupan zat gizi siswa sekolah dasar di Kota Bogor
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik contoh, sosial ekonomi
keluarga dengan densitas asupan zat gizi siswa sekolah dasar di Kota Bogor
4. Menganalisis hubungan antara densitas asupan zat gizi dengan tingkat
kecukupan zat gizi dan status gizi siswa sekolah dasar di Kota Bogor.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi tentang gambaran
konsumsi dan densitas asupan zat gizi siswa sekolah dasar di Kota Bogor. Selain
itu, hasil penelitian ini juga menyediakan informasi terkait karakteristik individu,
karakteristik keluarga, dan status gizi siswa sekolah dasar berdasarkan densitas
asupan zat gizi. Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi orang tua dan pihak
terkait untuk lebih memperhatikan konsumsi makanan siswa sekolah dasar agar
dapat meningkatkan kualitas kesehatan.

3

KERANGKA PEMIKIRAN
Anak-anak usia sekolah dasar merupakan generasi penerus bangsa yang perlu
diperhatikan kecukupan zat gizi serta status gizi individu. Anak yang tercukupi
asupan zat gizi dan memiliki status gizi normal merupakan cikal bakal sumber daya
manusia yang memiliki potensial dan daya saing tinggi dikemudian hari.
Kecukupan zat gizi dapat dipenuhi melalui konsumsi pangan yang baik dalam segi
kuantitas dan kualitas pangan tersebut. Kualitas suatu pangan yang baik dapat
mempengaruhi asupan zat gizi yang baik pula, baik asupan zat gizi makro maupun
zat gizi mikro. Terkait hal tersebut, pada menu makan anak komposisi zat gizi
haruslah seimbang sesuai dengan jumlah dan kebutuhan yang dianjurkan.
Konsumsi pangan anak dapat dipengaruhi oleh karaketeristik keluarga,
karakteristik individu, kebiasaan makan, tingkat kecukupan energi protein serta
nantinya akan berhubungan dengan status gizi anak. Karakteristik keluarga, seperti
besar keluarga, pekerjaan, pendidikan, dan pendapatan orang tua kemungkinan
akan berhubungan dengan kualitas pangan yang dikonsumsi. Semakin besar
pendapatan orangtua maka semakin besar kemungkinan anak mendapatkan akses
kualitas pangan yang baik. Selain itu, karakteristik individu seperti usia, jenis
kelamin, berat badan, tinggi badan diduga berhubungan dengan kualitas pangan
yang dikonsumsi. Adapun status gizi anak dapat dipengaruhi secara langsung oleh
konsumsi pangan. Konsumsi pangan anak-anak dapat dilihat dari tingkat
kecukupan energi dan protein serta densitas energi dan zat gizi.
Kualitas konsumsi pangan yang kurang baik dapat mempengaruhi status gizi
maupun status kesehatan individu di masa mendatang, terutama pada anak usia
sekolah. Kualitas konsumsi pangan yang kurang baik dapat dicirikan dari tingginya
salah satu zat gizi saja serta kurang pada asupan zat gizi lainnya. Perlu adanya
batasan konsumsi pangan tertentu pada makanan anak, agar kualitas kesehatan anak
dapat terjaga dengan optimal dan anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Oleh karena itu, konsep densitas zat gizi dapat digunakan untuk mengetahui jumlah
energi dan zat gizi dari makanan yang sebaiknya dibatasi konsumsinya.
Densitas energi dan zat gizi konsumsi pangan digunakan untuk menentukan
dan mengukur seberapa cukup asupan energi dan zat gizi pada individu atau
masyarakat tertentu. Apabila densitas energi dan zat gizi konsumsi pangan pada
anak atau individu sudah baik, maka dapat membentuk pola konsumsi yang lebih
baik serta menunjukkan kualitas pangan yang dikonsumsi juga baik. Secara
sistematis analisis densitas zat gizi terhadap status gizi anak sekolah dasar di Kota
Bogor dijabarkan dalam kerangka pemikiran yang dapat dilihat pada gambar 1.

4
Karakteristik Contoh:
- Usia
- Jenis Kelamin
- Uang Saku

Karakteristik Keluarga:
- Besar Keluarga
- Pendidikan Ibu dan Ayah
- Pendapatan Ibu dan Ayah

Kebiasaan
Makan
Konsumsi Pangan

Tingkat Kecukupan Zat
Gizi

Densitas Asupan Zat
Gizi

Status Gizi
(IMT/U)
Gambar 1 Diagram alir kerangka pemikiran
Keterangan

:

: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Hubungan antar variabel
: Hubungan antar variabel yang tidak diteliti

METODE
Desain,Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu pengambilan
data yang dilakukan sekaligus pada satu waktu. Metode yang digunakan berupa
pengukuran, wawancara, dan pengisian kuesioner oleh responden. Penelitian ini
dilakukan di empat sekolah dasar di Kota Bogor, yaitu SDN Bantarjati 6, SDN

5
Pengadilan 5, SDN Pajajaran 1, dan SDN Batutulis 2. Penelitian ini merupakan
bagian dari penelitian lintas fakultas/departemen dengan judul “Peningkatan
Kesehatan Masyarakat melalui Interactive Breakfast-Nutrition Learning Content
Management System Berbasis Mobile untuk Siswa Sekolah Dasar” (Rachmaniah et
al. 2013). Penilitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2013.
Jumlah dan Cara Penarikan Contoh
Populasi penelitian adalah siswa kelas 6 dari keempat sekolah dasar. Contoh
penelitian merupakan siswa kelas 6 sekolah dasar dengan usia 10─13 tahun.
Pertimbangan pemilihan contoh karena pada usia ini anak sudah mampu berfikir
secara logis dan mulai kooperatif sehingga dapat memahami dan mengisi kuesioner
dengan baik. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 6 di keempat
sekolah dasar tempat penelitian. Penarikan contoh dilakukan dengan metode
random sampling dalam pemilihan kelas di empat sekolah dasar. Total contoh yang
dipilih secara acak adalah 142 orang. Setelah dilakukan pengukuran status gizi,
wawancara, serta pengisian kuesioner, contoh penelitian ini berjumlah 123 orang.
Contoh terdiri dari siswa SDN Batutulis 2 sebanyak 37 orang, SDN Pajajaran 1 (36
orang), SDN Pengadilan 5 (34 orang), dan SDN Bantarjati 6 (16 orang). Partisipan
terkecil dari SDN Bantarjati 6, karena jumlah siswa dalam satu kelas di SDN
Bantarjati 6 yang sedikit (26 orang) dan terdapat beberapa anak yang tidak
mengembalikan kuesioner penelitian. Berikut gambar cara penarikan contoh
penelitian.
142 siswa dari 4 kelas yang
dipilih secara acak
SDN Bantarjati 6
26 orang

SDN Pengadilan5
39 orang

SDN Pajajaran 1
37 orang

SDN Batutulis 2
40 orang

Pengukuran status gizi, wawancara dan pengisian kuesioner
SDN Bantarjati 6
16 orang

SDN Pengadilan5
34 orang

SDN Pajajaran 1
36 orang

SDN Batutulis 2
37 orang

Gambar 2 Cara penarikan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang akan dikumpulkan pada penelitian ini terdiri atas data primer
dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara
langsung menggunakan kuesioner kepada siswa dan melalui pengukuran tinggi
badan dan berat badan secara langsung. Data sekunder diperoleh melalui data arsip
sekolah. Data primer yang dikumpulkan meliputi data karakteristik contoh dan
konsumsi pangan yang diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan contoh.
Data karakteristik keluarga diisi oleh orang tua. Berat badan contoh diukur

6
menggunakan timbangan digital dan untuk tinggi badan diukur menggunakan
stature meter. Berikut jenis dan cara pengumpulan data primer dan data sekunder
secara rinci pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data primer
No
1

2

3
4

5
6

Variabel
Karakteristik contoh
 Jenis Kelamin
 Usia
 Uang saku
Karakteristik keluarga
 Besar keluarga
 Pendidikan orang tua
 Pekerjaan orang tua
 Pendapatan keluarga
Konsumsi pangan
 Jumlah dan jenis
pangan
Status gizi secara antropometri
 Berat badan (BB)
 Tinggi badan (TB)

Jenis Data
Data primer

Cara Pengumpulan Data
Menggunakan kuesioner

Data primer

Menggunakan kuesioner

Data primer

Letak geografis
Gambaran umum

Lokasi sekolah
Keadaan umum
sekolah

Metode Recall 2x24 jam
dengan menggunakan
kuesioner
Pengukuran BB dengan
timbangan digital.
Pengukuran TB dengan
stature meter
Arsip data sekolah
Arsip data sekolah

Data primer

Pengolahan Data dan Analisis Data
Data perimer yang diperoleh melalui pengisian kuesioner dan pengukuran
dianalisis secara statistik dan deskriptif, sedangkan data sekunder yang diperoleh
melalui data arsip sekolah dianalisis secara deskriptif. Proses pengolahan data
meliputi editing, coding, entry, cleaning, dan analisis. Data diolah dengan
menggunakan program komputer Microsoft Excell 2013. Data berat badan dan
tinggi badan diolah menggunakan WHO Anthro Plus.
Data konsumsi pangan yang diperoleh dari Recall 2 x 24 jam meliputi jenis
dan jumlah pangan. Jenis dan jumlah pangan dikonversi menjadi jumlah zat gizi
yang dikonsumsi contoh serta tingkat kecukupan energi dan zat gizi lainnya. Jumlah
pangan yang dikonsumsi contoh dikonversi menjadi berat dalam gram kemudian
dihitung asupan energi dan zat gizi lainnya menggunakan Daftar Komposisi Bahan
Makanan (DKBM). Natrium dan lemak jenuh dihitung menggunakan Nutrisurvey
dan gula tambahan diperoleh dari nutrtion fact pada produk makanan. Konversi
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kgij

=

(Bj/100) x Gij x (BDDj/100)

Keterangan :
Kgij
= penjumlahan zat gizi I dari setiap bahan makanan yang dikonsumsi
Bj
= berat bahan makanan j (gram)
Gij
= kandungan zat gizi I dari bahan makanan j
BDDj = persen bahan makanan j yang dapat dikonsumsi.

7

Tingkat Kecukupan Gizi

=

Konsumsi zat gizi aktual
Angka Kecukupan Gizi (AKG)

x 100%

Tingkat Kecukupan Gizi (TKG) contoh diperoleh melalui perbandingan
konsumsi zat gizi aktual dengan AKG 2012 (Kemenkes 2014). Batas anjuran gula
tambahan yang dikonsumsi tidak lebih dari 50 gram per orang per hari (Kemenkes
2013). Skor densitas zat gizi pangan ditentukan berdasarkan data jenis pangan
konsumsi dari recall 2 x 24 jam. Metode yang digunakan untuk menentukan
densitas zat gizi pangan yaitu dengan Nutrient Rich Food Index (NRF 6.3). Index
NRF merupakan sistem penilaian formal yang merangking makanan berdasarkan
kandungan bahan zat gizi. Index NRF juga menyediakan validasi metrik yang dapat
digunakan untuk menilai densitas zat gizi makanan individu. NRF 6.3
merekomendasikan untuk mengoptimalkan konsumsi enam jenis zat gizi esensial
serta membatasi tiga jenis zat gizi yang berisiko. Enam jenis zat gizi yang
direkomendasikan untuk dioptimalkan konsumsinya yaitu protein, serat, vitamin A,
vitamin C, kalsium (Ca), dan zat besi (Fe), sedangkan tiga jenis zat gizi yang
dibatasi yaitu gula tambahan, asam lemak jenuh dan natrium (Drewnowski 2010).
Penentuan densitas zat gizi pangan dengan metode NRF 6.3 dihitung per 100
kkal makanan, yaitu sebagai berikut:
NRF 6.3 = ∑ 6 (%DV/100 kkal) − ∑ 3 (%DV/100 kkal)
Keterangan:
DV : Daily Value (tingkat kecukupan zat gizi yang dianjurkan per hari)
Densitas zat gizi pangan sarapan contoh diperoleh dari jumlah zat gizi tertentu
yang terkandung pada pangan sarapan yang selanjutnya dibandingkan dengan
angka kecukupan gizi pangan sarapan sebesar 25%. Hasil rasio tersebut lalu
dibandingkan dengan jumlah energi yang terkandung pada pangan tersebut per 100
kkal. Hal yang sama juga digunakan untuk menghitung zat gizi lainnya sesuai
dengan rumus NRF 6.3. Densitas asupan zat gizi (DG) ditentukan berdasarkan
Drewnowski (2005) menggunakan rumus berikut ini:
DG = Asupan zat gizi

X 1 000 kkal

Asupan energi (kkal)
Densitas asupan zat gizi didapat dari rasio asupan zat gizi yang diperoleh
dari mengonsumsi makanan terhadap kandungan energi total bahan makanan
tersebut per 1 000 kkal. Berikut cara pengkategorian variabel penelitian dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Pengkategorian variabel penelitian
No
1
2

Variabel
Usia
Jenis Kelamin

3

Uang saku

4

Pendidikan orang
tua

Kategori pengukuran
10, 11,12, 13 tahun
Laki-laki
Perempuan
≤ Rp5 000
Rp5 000─Rp10 000
> Rp10 000
≤ SMA/sederajat
> SMA/sederajat

Sumber
Sebaran
Contoh
Sebaran
Contoh
Sebaran
Contoh

8
No
5
6
7

Variabel
Pendapatan orang
tua
Besar keluarga
Tingkat kecukupan
energi dan protein

Tingkat kecukupan
vitamin dan mineral
8

Densitas zat gizi
pangan (NRF 6.3)

9

Densitas asupan zat
gizi (DG):
Densitas asupan
protein
Densitas asupan
kalsium
Densitas asupan
besi

10

Densitas asupan
vitamin A
Densitas asupan
vitamin C
Status gizi

Kategori pengukuran
≤ Rp2 500 000
> Rp2 500 000
Keluarga kecil (≤4 orang)
Keluarga sedang (5─7 orang)
Keluarga besar (≥8 orang)
Defisit tingkat berat (

Dokumen yang terkait

Kebiasaan jajan, aktifitas fisik, status gizi dan kesehatan serta hubungannya dengan prestasi belajar siswa Sekolah Dasar di Kota Bogor

0 5 132

Analisis Asupan Zat Gizi dan Status Gizi pada Remaja Putri yang Sudah dan Belum Menstruasi di Bogor

0 2 79

Analisis Kualitas Makan Siswa Sekolah Dasar di Bogor serta Hubungannya dengan Status Gizi

2 7 54

Screen Time, asupan lemak dan serat serta status gizi siswa sekolah dasar di Kota Bogor

8 17 65

Asupan Energi, Zat Gizi dan Serat serta Aktivitas Fisik Siswa Sekolah Dasar Berstatus Gizi Lebih di Kota Bogor

0 7 61

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI (Fe) DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KUDU 02 Hubungan Asupan Zat Besi (Fe) Dan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Di SD Negeri Kudu 02 Kecamatan Baki Kabupaten Sukohar

0 2 18

HUBUNGAN ASUPAN ZAT BESI (Fe) DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI KUDU 02 Hubungan Asupan Zat Besi (Fe) Dan Status Gizi Dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Di SD Negeri Kudu 02 Kecamatan Baki Kabupaten Sukohar

0 2 11

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dan Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Status Gizi Siswa-Siswi Di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura.

0 1 17

ASUPAN ZAT GIZI DAN HUBUNGANNYA DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI

0 0 10

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, ANEMIA, STATUS INFEKSI, DAN ASUPAN ZAT GIZI DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI DAERAH ENDEMIK GAKI

0 0 11