Modelling Fundamental Concept of Institutional Repository in the University Library of Sultan Ageng Tirtayasa using the Zachman Framework.

PEMO
ODELAN KONSEP
K
FUNDAM
MENTAL REPOSIT
TORI
INSTIT
TUSI DI PERPUST
P
TAKAAN UNIVERS
U
SITAS SU
ULTAN
AGEN
NG TIRTA
AYASA M
MENGGUN
NAKAN F
FRAMEW
WORK
ZA

ACHMAN
N

NIA KURNIAW
K
WATI

SEKOLAH
S
H PASCAS
SARJANA
IN
NSTITUT P
PERTANIA
AN BOGOR
R
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pemodelan Konsep
Fundamental Repositori Institusi di Perpustakaan Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa menggunakan Framework Zachman adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkaan dari penulis lain telah disebutkan
dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tulisan ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Maret 2014

Nia Kurniawati
G652090015

ABSTRAK

KURNIAWATI, N. Pemodelan Konsep Fundamental Repositori Institusi di

Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menggunakan Framework
Zachman. Dibimbing oleh Badollahi Mustafa, Firman Ardiansyah, dan Eko Sri
Mulyani.
Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sebagai
perpustakaan perguruan tinggi negeri terus berupaya menghimpun konten lokal,
karya ilmiah sivitas akademikanya. Perkembangan koleksi ini kini jumlahnya
mencapai 7.393 eksemplar dalam format hardcopy dan softcopy. Penghimpunan
format softcopy dalam compact disk (CD) file word baru dilakukan tahun 2009,
dan 2011 mulai diconvert ke format PDF namun belum diintegrasikan dalam
sistem informasi perpustakaan. Koleksi ini akan terus bertambah sehingga
memerlukan tempat dan ke depan apakah format ini masih compatible dengan
perkembangan teknologi yang akan datang. Koleksi karya ilmiah Untirta tersebut
apabila tidak dikelola, akan terus menumpuk, terdokumentasi secara fisik dan
hanya dapat diakses di perpustakaan. Nampak belum ada fungsi pelestarian
dokumen seperti digitalisasi, alih media baik dari cetak maupun born digital,
sehingga dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Untuk itu, demi kelestarian
karya intelektual sivitas akademika Untirta, maka peneliti beranggapan, perlu
adanya repositori institusi di perpustakaan Untirta. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat pemodelan konsep fundamental repositori institusi menggunakan
pendekatan framework zachman. Penelitian ini merupakan peneliltian analisis

deskriptif dengan tool framework Zachman dan rules of fulfilling dari Pereira and
Sousa. Penelitian ini menghasilkan suatu pemodelan konsep fundamental
repositori institusi di perpustakaan Untirta menggunakan framework Zachman
untuk diterapkan dengan memanfaatkan infrastruktur yang telah ada. Framework
Zachman Penelitian ini telah memberikan pemetaan secara rinci tiga layer
pertama Zachman dan konsep-konsep yang digunakan dalam merumuskan
rancangan repositori institusi. Tiga layer ini meliputi perspektif planner, owner,
dan architect view, yang bersilangan dengan artefak what (inventory), how
(process), where (distribution), who (responsibility), when (timing), why
(motivation). Representasi deskriptif perspektif planner mencerminkan
karakteristik penggunaan repositori institusi, representasi deskriptif perspektif
owner menggambarkan apa yang akan dilakukan dengan repositori institusi dan
bagaimana menggunakannya, representasi deskriptif perspektif architect
membentuk dasar desain sistem dan fitur-fitur dalam repositori institusi.
Kata kunci: repositori institusi, framework zachman, arsitektur enterprise,
perpustakaan digital, konten lokal.
 

ABSTRACT


KURNIAWATI , N. Modelling Fundamental Concept of Institutional Repository
in the University Library of Sultan Ageng Tirtayasa using the Zachman
Framework. Under direction of Badollahi Mustafa , Firman Ardiansyah , and Eko
Sri Mulyani .
Sultan Ageng Tirtayasa University ( Untirta ) library as a university library
has been collecting local content, scientific work from academic community.
Now, Untirta has 7,393 copies collection in hardcopy and softcopy formats .
Starting 2009 the softcopy format on compact disk ( CD ) file was being gathered.
In 2011 began to be converted to PDF format, but has not being integrated in the
library information system. In the future the collections will be growing so need
more space to keep the collection safely and compatible with the development of
technology.
At present, various library university began to implement online access to
improve the library service and quality of research. Due to the advancement of
information technology, Untirta Library services should be adjusted with the
needs of library users. The purpose of this study was to create a institutional
repositories modeling fundamental concepts using the Zachman framework
approach and the system utilizes the existing infrastructure in Untirta . The
research method was descriptive analysis with Zachman framework tool and rules
of the fulfilling from Pereira and Sousa. The result showed a modeling

fundamental concepts in the library Untirta institutional repository based on the
Zachman Framework to be applied by utilizing existing infrastructure. This study
has provided a detailed mapping of the first three layers Zachman and concepts
used in formulating the design of institutional repositories. This layer includes
three perspectives planner, owner, and architect view, which intersects with what
artifacts (inventory), how (process), where (distribution), who (responsibility),
when (timing), why (motivation). The representative of planner perspective
descriptive reflected the characteristics of the institutional repositories usage; the
representative of owner perspective described what it will do with the institutional
repository and how to use them; the last the representation of architect perspective
descriptive built the foundation system design and features in the institutional
repository.
Keywords: institutional repository, Zachman framework, enterprise architerture,
digital library, local content.

RINGKASAN

KURNIAWATI, N. Pemodelan Konsep Fundamental Repositori Institusi di
Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menggunakan Framework
Zachman. Dibimbing oleh Badollahi Mustafa, Firman Ardiansyah, dan Eko Sri

Mulyani.
Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) adalah
perpustakaan perguruan tinggi negeri yang ada di Banten, yang saat ini terus
berupaya menghimpun konten local berupa karya ilmiah sivitas akademika.
Perkembangan jumlah koleksi karya ilmiah ini kini mencapai 7.393 eksemplar
dalam
berbagai format, baik itu format hardcopy maupun softcopy.
Penghimpunan format softcopy dalam compact disk (CD) file word baru
dilakukan tahun 2009, dan 2011 mulai diconvert ke format PDF namun belum
diintegrasikan dalam sistem informasi perpustakaan dan belum dipublikasikan
dalam repositori institusi.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat pemodelan konsep fundamental
repositori institusi menggunakan pendekatan framework zachman di era
keterbukaan informasi, dengan memanfaatkan sistem dan infrastruktur yang telah
ada di Untirta. Penellitian ini merupakan peneliltian analisis deskriptif yaitu
penelitian yang memaparkan pemecahan masalah yang ada sapat ini berdasarkan
pada data-data, yang disajikan, dianalisis, dan diinterpretasikan. Metode analisis
data dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan tool framework Zachman
yang dan rules of fulfilling dari Pereira and Sousa. Sementara teknik
pengumpulan data diperoleh dari hasil obsservasi, wawancara, dan studi

kepustakaan serta dokumen yang dillakukan dalam rentang waktu April hingga
Desember 2013.
Penelitian ini telah menghasilkan suatu pemodelan konsep fundamental
repositori institusi di perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
Penggunaan framework Zachman pada penelitian ini telah memberikan semacam
usulan inisiatif terhadap perlunya repositori institusi di perpustakaan Untirta.
Framework Zachman yang dibatasi hingga layer tiga pada penelitian ini layak
untuk digunakan dalam pemodelan konsep fundamental pada repositori institusi.
Pemetaan
yang
detail
hingga
pemaparan
kriteria-kriteria,
cukup
merepresentasikan konsep-konsep yang harus dilakukan dalam pengembangan
repositori. Karena kerangka ini tidak menyoroti satu aspek pengembang
repositori, tetapi semua aspek yang terlibat dalam repositori institusi, mulai dari
stakeholder, penyedia konten (sivitas akademika dan tenaga kependidikan),
pengelola repositori, pengembang aplikasi, infrastruktur yang ada di Untirta, dan

pengguna.
Kata kunci: repositori institusi, framework zachman, arsitektur enterprise,
perpustakaan digital, konten lokal.

SUMMARY

KURNIAWATI , N. Modelling Fundamental Concept of Institutional Repository
in the University Library of Sultan Ageng Tirtayasa using the Zachman
Framework. Under direction of Badollahi Mustafa , Firman Ardiansyah , and Eko
Sri Mulyani .
Sultan Ageng Tirtayasa University ( Untirta ) library as a university library
has been collecting local content, scientific work from academic community.
Now, Untirta has 7,393 copies collection in hardcopy and softcopy formats .
Starting 2009 the softcopy format on compact disk ( CD ) file was being gathered.
In 2011 began to be converted to PDF format, but has not being integrated in the
library information system. In the future the collections will be growing so need
more space to keep the collection safely and compatible with the development of
technology.
The purpose of this study was to create a institutional repositories
modelling fundamental concepts using the Zachman framework approach and the

system utilizies the existing infrastructure in Untirta. The research method was
descriptive analysis with Zachman framework tool and rules of the fulfilling from
Pereira and Sousa. The techniques of data collection obtained from observation,
interview, literature studies and documents committed over a period April to
Desember 2013.
The result showed a modeling fundamental concepts of institutional
repository in Untirta library. The Zachman framework has provided some of
initiative proposals the need for institutional repository in Untirta library. Detailed
mapping to the exposure criteria, simply represent the concepts that should be
done in the develop repository. Because this framework does highlight one aspect
of the developer repository, but all the aspect involved in institutional repositories,
stakeholder, content providers (academic society and education personal),
repository managers, application developers, existing infrastructure in Untirta, and
user.
Keywords: institutional repository, Zachman framework, enterprise architerture,
digital library, local content.

©Hak Cipta milik IPB, tahun 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis tanpa mencantumkan atau

menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PEMODELAN KONSEP FUNDAMENTAL REPOSITORI
INSTITUSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA MENGGUNAKAN FRAMEWORK
ZACHMAN

NIA KURNIAWATI
G652090015

Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Professional
Pada
Program Studi Teknologi Informasi untuk Perpustakaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Irman Hermadi S.Kom., M.S.

Judul Penelitian

Nama
NRP
Program Studi

:

Pemodelan Konsep Fundamental Repositori
Institusi di Perpustakaan Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa menggunakan Framework
Zachman
Nia Kurniawati
G652090015
Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan

:
:
:

Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing

Drs. Badollahi Mustafa, M.Lib.
Ketua

Firman Ardiansyah, S.Kom., M.Si.
Anggota

Dr. Ir. Eko Sri Mulyani, M.Sc.
Anggota

Diketahui oleh
Ketua Program Studi MTP

Dekan Sekolah Pascasarjana

Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom.

Dr. Ir. Dahrul Syah, M.ScAgr

Tgl. Ujian: 4 Maret 2014

Tanggal Lulus:

Pemodelan Konsep Fundamental Repositori
Institusi di Perpustakaan Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa menggunakan Framework
Zachman
Nia Kurniawati
G652090015
Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan

Judul Penelitian

Nama
NRP

Program Studi

Disetujui Oleh
\:iSi セ・ュ「ゥョァ@

/

Drs. Badollahi Mustafa, M.Lih.
Ketua

Fi man Ardians a S.Kom. M.Si.
Anggota

Anggota

Ketua Program Studi MTP

Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom.

Tgl. Ujian: 4 Maret 2014

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak tahun 2013 ini ialah repositori institusi, dengan
judul Pemodelan Konsep Fundamental Repositori Institusi di Perpustakaan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menggunakan Framework Zachman.
Terima kasih penulis ucapkan Kepada Bapak Drs. Badollahi Mustafa,
M.Lib. selaku ketua komisi pembimbing, dan Bapak Firman Ardiansyah, S.Kom.,
M.Si. serta Ibu Dr. Ir. Eko Sri Mulyani, M.Sc. selaku anggota komisi
pembimbing. Disamping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Bapak Aziz
Kustiyo, S.Si., M.Kom. selaku Ketua Program Studi MTP beserta staf
administrasi yang telah banyak membantu penulis dari masa perkuliahan hingga
selesainya studi ini. Terima kasih pula kami sampaikan kepada segenap pimpinan
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, UPT Perpustakaan, Pusdainfo, dan unit lain
yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian ini.
Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada suami tercinta, Apa, Umi, dan
seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya, serta teman-teman Magister
Teknologi Informasi untuk perpustakaan (MTP) IPB atas dukungan dan
motivasinya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Maret 2014
Nia Kurniawati

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 26 April 1976 dari ayah
H. Moh. Mustayim dan Ibu Hj. Entin Hasanah. Penulis merupakan putri kelima
dari tujuh bersaudara.
Tahun 1994 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Serang Banten dan pada
tahun yang sama lulus seleksi masuk Universitas Padjadjaran melalui jalur Ujian
Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih program studi Ilmu
Perpustakaan.
Pada tahun 1999 penulis lulus dari Universitas Padjadjaran dan mulai
bekerja pada Yayasan Pendidikan Islam Al-Munawwar di Karawang sebagai
pengajar. Tahun 2001 hingga 2003 penulis menjadi staf perpustakaan Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Di tahun yang sama, penulis diangkat menjadi kepala
perpustakaan pada tahun 2003 hingga 2005. Di tahun berikutnya penulis menjadi
pelaksana tugas pada sub bagian tata usaha perpustakaan hingga tahun 2008.
Tahin 2008 hingga sekkarang penulis menduduki jabatan fungsional pustakawan
muda pada perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

x

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................xv
1 PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah ....... ……………………………………………………..3
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………...……...3
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………...…….4
1.5 Ruang Lingkup………………………………………………………………..4
2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................6
2.1 Sistem Informasi………………………………………………………….. …6
2.1.1 Pengembangan Sistem ........................................................................... 9
2.1.2 Enterprise Architecture ........................................................................ 10
2.1.3 Framework Zachman .......................................................................... .10
2.1 Perpustakaan Digital…………………………………………………...……13
2.2.1 Model pengembangan perpustakaan digital ....................................... .14
2.2.2 Infrastruktur Perpustakaan Digital ....................................................... 15
2.2.3 Digitalisasi ........................................................................................... 16
2.2.4 Materi Digital…………………………………………………………17
2.2.5 Institutional Repository ....................................................................... 17
2.2.6 Digital Repository ........................................ …………………………18
2.2.7 Metadata .............................................................................................. 19
2.2.8 Aspek Legal ......................................................................................... 19
2.3. Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ................................ 22
2.3.1 Kedudukan, Visi, dan Misi Perpustakaan Untirta................................ 22
2.3.2 Tujuan perpustakaan Untirta................................................................ 24
2.3.3 Bagian Pengembangan Koleksi ........................................................... 24
2.3.4 Koleksi Perpustakaan Untirta .............................................................. 25

xi

2.3.5 Sistem Informasi Perpustakaan Untirta ............................................... 26
3 METODOLOGI PENELITIAN .........................................................................27
3.1 Kerangk Pemikiran…………………...……………………………………..27
3.2 Jenis Penelitian……………………………………………………………...29
3.3 Teknik Pengumpulan Data………………………………………………….31
3.4 Definisi Operasional Variabel……………………………………… …...…32
3.5 Metode Analisis Data……………………………………………………….33
3.6 Prosedur Penelitian........ ……………………………………………………34
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………...…...37
4 HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………………… …..38
4.1 Identifikasi Scope……………………………………………………………38
4.1.1 What-planner ....................................................................................... 48
4.1.2 How-planner ........................................................................................ 48
4.1.3 Where-planner ..................................................................................... 50
4.1.4 Who-planner ........................................................................................ 51
4.1.1 When-planner ...................................................................................... 51
4.1.1 Why-planner ........................................................................................ 52
4.2 Pendefinisian Inventory………………………………………………...…...53
What-owner ............... …………………………………………………...……….53
4.3 Pendefinisian Proses dan Representasi Inventory………………………….54
4.3.1 How-owner .......................................................................................... 54
4.3.2 What-architecture ................................................................................ 57
4.4 Pendefinisian distribusi (I,4(C+H), Pendefinisian Waktu (K,4(E+H),
Pendefinisian motivasi (L,4(F+H), Representasi proses (N,4,H)...…...…60
4.4.1 Where-owner ....................................................................................... 60
4.4.2 When-owner ........................................................................................ 61
4.4.3 Why-Owner ......................................................................................... 62
4.4.4 How-architecture ................................................................................. 62
4.5 Pendefinisian tanggung jawab (J,5(D+1), Representasi distribusi (O,5,N,
Representasi waktu (Q,5,N), dan Representasi motivasi (R,5(L+N)….....63
4.5.1 Who-owner .......................................................................................... 63

xii

4.5.2 Where- architecture.............................................................................. 64
4.5.3 When- architecture............................................................................... 65
4.5.4 Why-architecture ................................................................................. 66
4.6 Representasi Tanggung Jawab…………………………………………...…68
Who-architecture ........................................................................................... 68
4.7 Pembahasan ............................................................................................68
5 SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................71
5.1 Simpulan .................................................................................................71
5.2 Saran .......................................................................................................71
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................73
LAMPIRAN ...........................................................................................................76

xiii

DAFTAR TABEL

1 Framework Zachman……………………………………………………….…11
2 Koleksi konten lokal Untirta tahun 2012……………………………..……….26
3 Layanan perpustakaan…………………………………………………………26
4 Framework Zachman Pereira and Sousa………………………………………34
5 Kelompok entitas……………………………………………………………...48
6 Proses pra unggah………………………………………………………….….49
7 Proses setup ……………………………………………………………..……..49
8 Proses unggah………………………………………………………….………50
9 Daftar SDM dalam proses repositori institusi……………………………………. 51
10 Waktu atau jadwal proses ……………………………………………………51
11 Struktur objek data digital……………………………………………………57
12 Deskripsi metadata objek digital ……………………………………………59
13 Target yang diharapkan……………………………………………...…….....67
14 Ringkasan framework Zachman pada pemodelan konsep
fundamental repositori institusi…………………………...………………...70

xiv

DAFTAR GAMBAR

1 Model sistem informasi……………………………………………………..….8
2 Struktur organisasi perpustakaan ……………………………………………23
3 Tahapan penelitian ……………………………………………………………35
4 ERD proses bisnis perpustakaan Untirta

……………………………………43

5 ERD proses bisnis perpustakaan Untirta

……………………………………44

6 Posisi perpustakaan dalam struktur organisasi Untirta………………………..47
7 Lokasi akses repositori institusi……………………………….………….....50
8 ER Hubungan antar entitas ……………………………………………………54
9 Proses pra unggah …………………………………………………………….55
10 Proses setup……………………………………………………………..……56
11 Proses pasca unggah……………………………………………………….....56
12 Lokasi dan jaringan di kampus Untirta

……………………………………60

13 Alur waktu………………………………………………………………..…..61
14 Struktur modul administrasi………………………………………………….63
15 Peranan aktor aatau unit dalam repositori institusi……………………….……63
16 Topologi jaringan perpustakaan Untirta ……………………………………64
17 Topologi jaringan kampus………………………………………………...….65
18 Alur waktu……………………………………………………………………65
19 ER Representasi tanggungjawab aktor dalam repositori institusi……………68

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Catatan Pengamatan……………………………………………………………...76
Struktur Wawancara……………………………………………………..……….77
Borang Pemanfaatan Ejournal 2013 ……………………………………………78
Standar Operasional Prosedur pengolahan………………………………………82
SOTK Untirta ……………………………………………………………………86
Renstra UPT Perpustakaan……………………………………………………….87
SK Rektor tentang Bebas Pustaka…………………………………….….………94
Surat Pernyataan Publikasi Ilmiah……………………………………….………98

1

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi komunikasi (TIK) saat ini telah
merambah ke berbagai aspek kehidupan manusia. Hampir semua aspek tidak lepas
dari perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Begitu pula dengan dunia
perpustakaan. Perpustakaan berubah dan berkembang seiring perkembangan TIK
ini. Perubahan ini sama seperti apa yang dikatakan Ranganathan dalam Cloonan
(2005) “a library is a growing organism”, perpustakaan adalah organisme yang
selalu tumbuh dan berkembang. Perpustakaan akan selalu menjadi organisasi
informasi yang dinamis, mengikuti arah perkembangan teknologi informasi.
Perubahan ini memang sudah menjadi suatu keharusan bagi perpustakaan.
Jika ingin menjadikan kebutuhan pengguna sebagai aspek sasarannya, dan tidak
ingin ditinggal pemustakanya hanya karena tertinggal dalam penyampaian
informasi yang akurat dan cepat, maka sudah saatnya mulai berubah, mulai
mengadopsi TIK, karena bagaimana pun perpustakaan tidak akan lepas dari
perkembangan teknologi informasi. Ini sama dengan apa yang diamanatkan dalam
UU No 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, banyak pasal yang menyebutkan
dan menjelaskan bahwa perpustakaan mulai dari koleksinya sampai
pengelolaannya harus memanfaatkan teknologi informasi. Pernyataan-pernyataan
tersebut nampak pada pasal-pasal berikut:


Bab I, Ketentuan Umum, Pasal 1, dikatakan bahwa: Dalam Undang-Undang
ini yang dimaksud dengan: (1) Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi
karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan
sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian,
pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. (2) Koleksi perpustakaan
adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya
rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang
dihimpun, diolah, dan dilayankan. (3) Bahan perpustakaan adalah semua hasil
karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam.



Bab II, Hak, Kewajiban, Dan Kewenangan, Bagian Kedua, mengenai
Kewajiban Pasal 7 butir (d) menjamin ketersediaan keragaman koleksi
perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi), alih
suara ke tulisan (transkripsi), dan alih media (transmedia);



Bab VII, Jenis-Jenis Perpustakaan Bagian Keempat tentang Perpustakaan
Perguruan Tinggi Pasal 24 ayat (3) Perpustakaan perguruan tinggi
mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi.

2

Jelaslah bahwa apa yang diamanatkan Undang-undang tersebut di atas,
mengharuskan pengelolaan perpustakaan yang memiliki koleksi tidak saja yang
tercetak namun juga terekam dengan berbagai bentuk media, harus berbasis
teknologi informasi dan komunikasi. Memang, perpustakaan dahulu adalah
perpustakaan secara fisik, ada gedung, koleksi cetak, dan pelayanan secara
manual. Pekerjaan secara manual dirasakan semakin menjadi beban penambahan
kerja, hingga muncul kemudian secara otomasi. Perkembangan berikutnya adalah
tidak saja melakukan pekerjaan perpustakaan secara otomasi, namun juga
bagaimana memperluas akses informasi yang dimiliki perpustakaan. Maka
kemudian, muncul digitalisasi dengan konsep perpustakaan digital.
Perpustakaan digital menurut Digital Library Federation dalam Pendit
(2008) adalah konsep kepustakawanan yang terorganisir dengan memanfaatkan
teknologi untuk keperluan masyarakat pemakainya. Keberadaan perpustakaan
digital ini memang sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan informasi yang
diakibatkan dari perkembangan TIK. Masyarakat membutuhkan informasi yang
cepat untuk diakses dengan mudah, tepat, dan tidak dibatasi ruang waktu. Begitu
pula dengan masyarakat akademisi pada sebuah perguruan tinggi. Terlebih lagi,
pada institusi ini, ada yang namanya institutional repository, simpanan
kelembagaan yang meliputi hasil karya intelektual dari sebuah komunitas tertentu
(Pendit: 50).
Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sebagai
perpustakaan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang berupaya menghimpun
institutional repository, terus mengembangkan upaya ini disamping bahan
perpustakaan berupa buku ajar, buku pengayaan, referensi, dan koleksi umum,
baik yang tercetak maupun terekam. Perkembangan koleksi
institutional
repository ini, setiap tahun semakin bertambah, dan kini jumlahnya mencapai
7.393 eksemplar. Jika institutional repository tadi seperti skripsi, tesis, laporan
penelitian, jurnal dan koleksi institusi lainnya semakin bertambah jumlahnya
secara fisik, maka perlu perluasan ruangan untuk tempat menyimpan koleksikoleksi ini. Sejalan dengan dibukanya layanan baru Audio Visual, maka tahun
2009 perpustakaan Untirta mulai membuat kebijakan, yakni untuk skripsi, tesis,
laporan penelitian, dan makalah dosen, selain diserahkan dalam bentuk cetak,
perlu juga menyerahkannya dalam bentuk file yang terekam dalam CD. Tujuan
dari ini adalah, supaya laporan akhir mahasiswa, laporan penelitian dosen, dapat
diakses melalui CD, yang tersimpan dalam ruang audio visual. Sehingga
pemanfaatan koleksi ini baru sebatas CD, belum dalam bentuk file yang dapat
diakses secara luas oleh akademika Untirta. Dan Jumlah koleksi ini kini mencapai
705 keping.
Namun, pengelolaan repository Untirta ini belum begitu maksimal.
Perpustakaan baru sebatas menghimpun, kemudian mendatanya dalam buku induk
dan menginventarisnya dalam bentuk excel. Koleksi cetak karya ilmiah belum
terentri dalam sistem yang telah ada, yaitu NCI Bookman V3.10s. Perpustakaan
Untirta telah mengadop sistem NCI Bookman sejak tahun 2005. Saat itu masih
menggunakan Versi 3.0. Karena, perkembangan kebutuhan informasi, tahun 2009

3

perpustakaan mengupgrade versi lama ke versi baru, yaitu NCI Bookman versi
3.10s.
Pemanfaatan NCI Bookman ini masih sebatas otomasi, mulai dari
pengadaan, sirkulasi, penelusuran, dan pengolahan yang baru dimanfaatkan
sebatas data bibliografis buku (koleksi tercetak). Dan untuk koleksi karya ilmiah
Untirta yang tercetak, belum mengintegrasikan data digitalnya (bentuk file) dalam
sistem ini. Karena permasalahannya, perpustakaan belum memiliki infrastruktur
alih media. Sehingga karya ilmiah akademika yang tercetak, tidak dapat
didigitalkan. Sedangkan untuk koleksi CD, saat ini (tahun 2011) yang content –
nya masih dalam bentuk word, mulai dialihmediakan ke dalam bentuk PDF
namun belum diintegrasikan dalam sistem ini. Karena, jika terus dihimpun dalam
bentuk CD, koleksi ini setiap tahun akan bertambah, sehingga memerlukan tempat
dan apakah ke depan CD ini masih compatible dengan perkembangan teknologi
yang akan datang.
Koleksi ilmiah karya civitas akademika Untirta tersebut terutama yang
tercetak apabila tidak dikelola dengan maksimal, akan terus menumpuk,
terdokumentasi hanya secara fisik dan hanya dapat di akses apabila datang ke
perpustakaan. Nampak terlihat belum ada fungsi pelestarian dokumen seperti
digitalisasi, alih media dari cetak ke digital.
Hayes (2005) mengatakan bahwa repositori penting bagi universitas dan
perguruan tinggi dalam membantu mengelola dan menjaring aset intelektual
sebagai bagian dari strategi informasi perguruan tinggi. Sebuah repositori digital
dapat menyimpan berbagai materi yang diperlukan pengguna. Repositori ini dapat
mendukung penelitian, pembelajaran, dan proses administrasi. Bagaimanapun
juga, repositori merupakan solusi yang paling layak dan berkelanjutan ketika
perguruan tinggi membangunnya dengan standar terbuka.
Untuk itu, demi kelestarian karya intelektual civitas akademika Untirta,
maka peneliti beranggapan, perlu adanya pemodelan konsep fundamental
repositori institusi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini
dilakukan.

1.2 Perumusan Masalah
Masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana
mengembangkan pemodelan konsep fundamental repositori institusi
menggunakan Framework Zachman di era keterbukaan informasi untuk
diterapkan, dengan memanfaatkan sistem dan infrastruktur yang ada di Untirta.

1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat pemodelan konsep fundamental
repositori institusi menggunakan pendekatan Framework Zachman.

4

1.4 Manfaat Penelitian

1)
2)
3)
4)
5)

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat:
Mempermudah perpustakaan dalam menghimpun dan mengelola repositori
institusi
Membantu Perpustakaan dalam membangun layanan baru repositori institusi
Memberikan kontribusi bagi pengembangan repositori institusi
Menjadikan hasil penelitian ini sebagai dasar untuk pengajuan program
repositori institusi hasil karya intelektual civitas akademika
Memberikan masukan untuk pengembangan aplikasi terkait yang telah ada.

1.5 Ruang Lingkup
1) Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah membuat pemodelan konsep
fundamental repositori institusi di perpustakaan Untirta dengan menggunakan
pendekatan Framework Zachman. Framework ini merupakan salah satu
kerangka kerja yang populer dalam memetakan artifak arsitektur informasi di
sebuah organisasi. Penerapan Framework Zachman sangat variatif dan mampu
memberikan gambaran yang representatif atas elemen-elemen informasi di
sebuah organisasi.
2) Penelitian ini dibatasi hingga layer tiga dari framework Zachman. Tiga layer
ini meliputi perspektif planner, owner, dan architect view yang bersilangan
dengan artefak what (inventory), how (process), where (distribution), who
(responsibility), when (timing), why (motivation).
a. Kolom what menguraikan informasi organisasi
b. Kolom how menggambarkan aspek fungsi atau proses dalam
repositori institusi
c. Kolom where menunjukkan lokasi kerja dari organisasi. menerangkan
tempat atau network dalam repositori institusi
d. Kolom who membahas mengenai sumber daya manusia yang terlibat
dalam repository institusi.
e. Kolom when digunakan untuk mendisain event-event, menggambarkan
aspek waktu (time) dalam repositori institusi.
f. Kolom why menguraikan tentang motivasi, tujuan akhir yang ingin dicapai
beserta strategi/metode yang digunakan organisasi.

5

3) Pengisian sel-sel pada framework zachman, menggunakan aturan dari Pereira
dan Sousa dengan tahapan:
a. Identifikasi scope, yaitu melakukan identifikasi awal berdasarkan data
yang diperoleh
b. Pendefinisian inventori, yaitu
melakukan pendefinisian melalui
pemodelan konseptual untuk melihat hubungan antar entitas dalam
repositori institusi
c. Pendefinisian proses dan representasi inventori, yaitu melakukan
pendefinisian alur proses dalam repositori institusi dan pemodelan ERD
d. Pendefinisian retribusi, waktu, motivasi, dan representasi proses, yaitu
melakukan pendefinisian berupa skema alokasi atau layout perpustakaan,
waktu proses repositori institusi, daftar rencana target perpustakaan yang
memotivasi perancangan repositori, dan alur setiap proses yang dilakukkan
dalam repositori institusi
e. Pendefinisian tanggung jawab, representasi distribusi, waktu, dan
motivasi, yaitu melakukan pendefinisian struktur organisasi perpustakaan,
mereprentasikan distribusi proses bisnis dalam repositori institusi, alur
waktu dengan estimasi waktu tertentu, serta merepresentasikan hubungan
proses yang dilakukan dengan target yang diharapkan.
f. Representasi tanggung jawab, yaitu menjelaskan task atau tanggung jawab
masing-masing entitas yang terlibat dalan repositori institusi.
4) Metode penelitian
adalah analisis deskriptif untuk merumuskan dan
menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas
mengenai perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan teknik
pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dtusi literature dan dokumen.
5) Lokasi penelitian adalah Perpustakaan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,
Kampus Serang Banten dilakukan pada April hingga Desember 2013.

6

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi
Penyajian informasi dalam sebuah rangkaian organisasi informasi seperti
perpustakaan merupakan suatu sistem informasi yang terintegrasi. Sistem
informasi menurut Hall dalam Kadir (2006) adalah sebuah rangkaian prosedur
formal di mana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan
didistribusikan kepada pemakai. Atler dalam Kadir (2006) mendefinisikan sistem
informasi sebagai kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan
teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah
organisasi. Pada dasarnya, sistem informasi ini merupakan suatu sistem yang
bertujuan untuk menghasilkan informasi.
Sebagai sebuah sistem, maka sistem informasi merupakan dua konsep
mengenai sistem dan informasi. Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling
terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan (Sutabri:
2004). Menurut Jogiyanto (2003) sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan
prosedur dan pendekatan komponen. Didefinisikan dengan pendekatan prosedur
adalah sistem merupakan kumpulan dari prosedur-prosedur yang memiliki tujuan.
Dan pendekatan komponen mendefifinikan sistem sebagai kumpulan dari
komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu
kesatuan untk mencapai tujuan tertentu. jadi, sistem adalah kumpulan procedural
yang terdiri dari elemen yang saling terkait untuk mencapai tujuan.
Sedangkan
informasi menurut McFadden dalam Kadir (2006)
mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa
sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.
Sedangkan menurut Davis dalam Kadir (2006), informasi adalah data yang telah
diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat
dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Jogiyanto (2003)
mendefinisikan informasi sebagai data yang diolah menjadi bentuk yang berguna
bagi para pemakainya. Dengan demikian, informasi adalah adalah data yang
diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.
Sistem pengolahan informasi akan mengolah data menjadi berguna bagi
yang menerimanya. Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu :


Tujuan, artinya setiap sistem mempunyai tujuan (goal) entah hanya satu atau
mengkin banyak. Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan
sistem, tanpa tujuan sistem menjadi tak terarah dan terkendali.

7



Masukan atau input sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem
dan selanjutnya menjadi bahan untuk diproses.



Proses, merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang berguna misalnya berupa informasi dan
produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna misalnya sisa
pembuangan dan limbah. Pada sistem informasi, proses dapat berupa suatu
tindakan yang bermacam-macam, meringkas data, melakukan perhitungan dan
mengurutkan data merupakan beberapa contoh proses.



Keluaran atau output merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem
informasi, keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan
sebagainya.



Mekanisme pengendalian (control mechanism), dan umpan balik diwujudkan
dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran.
Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan maupun
proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan
tujuan.

Dalam suatu sistem informasi terdapat komponen-komponen seperti
berikut:


Perangkat keras (hardware): mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer
dan printer



Perangkat lunak (software) atau program: sekumpulan instruksi yang
memungkinkan perangkat keras untuk dapat memproses data



Prosedur : sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosesan
data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki



Orang: semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem
informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi



Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang
berkaitan dengan penyimpan data.



Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang
memungkinkan sumber (resources) dipakai secara bersama atau diakses oleh
sejumlah pemakai.

Bila disederhanakan dalam sebuah model sistem informasi ini akan
berbentuk seperti model yang digambarkan pada Gambar 1 (Seminar: 2008)

8

Brainware

Dataware
Performance
Control System

Data

Process

Info

Software

Hardware
Data Store

Netware
Gambar 1 Model sistem informasi
Dalam Gambar tersebut dijelaskan, bahwa sistem informasi merupakan
suatu sistem, yakni komponen yang saling terkait anatara brainware, dataware,
hardware, software, dan netware yang bersama-sama mengoperasikan suatu
sistem yang terkontrol dan terintegrasi dimana data diproses menjadi informasi
yang kemudian disimpan dan didistribusikan kepada pemakai. Dalam gambar
tersebut, brainware berarti personilnya atau manusia yang terlibat dalam
mengoperasikan serta mengatur sistem informasi, dataware berarti data yang akan
diproses atau diolah menjadi informasi oleh sistem tersebut. Hardware adalah
perangkat keras yang secara fisik dapat dilihat dan dijamah. Software merupakan
perangkat lunak berupa program yang berisi perintah-perintah untuk melakukan
pengolahan data. Sedangkan netware merupakan jaringan dari sistem komunikasi
data yang melibatkan sebuah atau lebih node (sumber-sumber daya) yang
dihubungkan dengan jalur transmisi (link) membentuk suatu sistem. Kelima
komponen tersebut tidak bisa dihilangkan salah satu, harus merupakan satu sistem
yang saling berkaitan. Karena, tanpa dataware, apa yang akan diproses, tanpa
brainware siapa yang secara teknis akan menjalankan operasi sistem tersebut.
Hardware tanpa software maka tidak akan berfungsi seperi yang diharapkan. Dan
sistem ini akan sangat optimal dengan adanya netware yang mampu
mendistribusikan informasi kepada pengolah data dan pemakai, sehingga menjadi
satu kesatuan yang terintegrasi dalam pengolahan data dan penyebarluasan
informasi. Netware yang merupakan komponen netwrork, menghubungkan
komputer yang satu dengan yang lain,
Sistem informasi menurut Turban, McLean, dan Wetherbe dalam Kadir
(2006) memiliki kemampuan seperti,
1. Melaksanakan komputasi numerik, kapasitas data besar, dan berkecepatan
tinggi.

9

2. Menyediakan komunikasi dalam organisasi atau antar organisasi yang murah,
akurat, dan cepat.
3. Menyimpan informasi dalam jumlah yang sangat besar dalam ruang yang
kecil tetapi mudah diakses.
4. Memungkinkan pengaksesan informasi yang ssangat banyak di seluruh dunia
dengan cepat dan murah.
5. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi orang-orang yang bekerja dalam
kelompok dalam suatu tempat atau pada beberapa lokasi.
6. Menyajikan informasi dengan jelas yang menggugah pikiran manusia.
7. Mengotomasikan proses-proses bisnis yang semiotomatis dan tugas-tugas
yang dikerjakan secara manual.
8. Mempercepat pengetikan dan penyuntingan.
9. Pembiayaan yang jauh lebih murah daripada pengerjaan secara manual.
Dengan kata lain, sistem informasi ini sangat mendukung perpustakaan,
diantaranya adalah peningkatan produktivitas, pengurangan biaya, peningkatan
pengambilan keputusan, serta pengembangan aplikasi-aplikasi strategis yang baru.

2.1.1 Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem berarti penyusunan suatu sistem baru guna
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem
yang telah ada. Pengemabngan ini diperlukan karena beberapa alasan. Pertama
munculnya problem pada sistem yang lama. Problem ini dapat berupa
ketidakberesan operasi sistem atau adanya perubahan kebutuhan baru akan sistem.
Kedua untuk meraih kesempatan atau peluang meraih peningkatan pelayanan.
Dan ketiga adalah adanya instruksi dari pimpinan atau adanya peraturan
pemerintah yang baru yang berdampak pada pengembangan sistem.
Pengembangan sistem memerlukan proses yang panjang dan kompleks.
Mulai dari penentuan kebutuhan, merancang sistem, dan meletakkan sistem pada
kondisi operasional. Pengembangan ini membutuhkan dukungan dan partisipasi
dari berbagai piohak. Intinya, tujuan dari pengembangan sistem ini adalah:
1. Menyusun sistem informasi yang memenuhi kebutuhan informasi organisasi
dan kebutuhan dari fungsi operasi organisasi.
2. Menyusun sistem informasi dengan cara yang efisien dan efektif.

10

3. Mengorganisasikan suatu sistem informasi yang baru dapat menangani semua
problem yang terjadi di dalam organisasi.

2.1.2 Enterprise Architecture
Enterprise architecture
merupakan fungsi bisnis enterprise yang
berkelanjutan untuk mengetahui cara mengeksekusi strategi terbaik dalam
mendorong perkembangan sebuah organisasi. Ross (2007) mengungkapkan,
“Enterprise Architecture: The organizing logic for business process and IT
infrastructure capabilities reflecting the integration and standardization
requirements of the firm’s operating model. Enterprise Architecture adalah
pengorganisasian logika untuk proses bisnis dan kemampuan infrastruktur TI
yang mencerminkan integrasi dan standarisasi persyaratan model operasi
perusahaan. Dengan demikian, bahwa enterprise architecture merupakan strategi
pengambilan keputusan terbaik dan logis dalam mengembangkan proses bisnis
dan infrasturktur teknologi informasi. Enterprise architecture akan menjabarkan
hubungan atau kajian antara tujuan organisasi dengan sistem informasi dan
komunikasi yang dibangun.

2.1.3 Framework Zachman
Zachman (2008) yang memperkenalkan pertama kali framework ini
mengatakan,
“The Zachman Framework™ is a schema - the intersection between two
historical classifications that have been in use for literally thousands of
years. The first is the fundamentals of communication found in the
primitive interrogatives: What, How, When, Who, Where, and Why. It is
the integration of answers to these questions that enables the
comprehensive, composite description of complex ideas. The second is
derived from reification, the transformation of an abstract idea into an
instantiation that was initially postulated by ancient Greek philosophers
and is labeled in the Zachman Framework™: Identification, Definition,
Representation, Specification, Configuration and Instantiation.”
Secara garis besar, pengertian di atas menyatakan bahwa framework
zachman ini merupakan framework arsitektur enterprise yang memberikan cara
untuk memandang dan mendefinisikan sebuah enterprise secara formal dan
terstruktur dengan baik, memberikan jawaban dari dasar-dasar pertanyaan
interogatif komunikasi, yaitu What, How, When, Who, Where, dan Why.
Framework Zachman digambarkan sebagai 6X6 matriks interogatif komunikasi
sebagai kolom dan barisnya adalah transformasi reifikasi. Klasifikasi kerangkanya
diwakili oleh sel yang merupakan persimpangan antara interogatif dan
transformasi seperti Tabel 1 (Zachman: 2008),

11

Tabel 1 Framework Zachman
Data (What)

Activities
(How)

Locaations
(Where)

People (Who)

Time
(When)

Motivation
(Why)

Objecctives/Sco
pe (Planner’s
view)

List of things
important to the
enterprise

List of
processes the
enterprise
performs

List of enterprise
locations

Organization
approach

Business
master
schedule

Business
vision and
mission

Enterprise
model
(Business
Owner’s view)

Language,
divergent data
model

Business
process
model

Logistics network

Organization
chart

State/transit
ion diagram

Business
strategies,
tactics,
policies, rules

Model of
fundamental
concepts
(architect’s
view)

Convergent e/r
model

Essential
data flow
diagram

Locations of
roles

The viable
system, use
cases

Entity life
history

Business rule
model

Technology
model
(designer’s
view)

Data base
design

System
design,
program
structure

Hardware,
software,
distribution

User interface,
security design

Control
structure

Business rule
design

Detailed
representation
(builder’s view)

Physical
storage design

Detailed
program
design

Network
architecture,
protocols

Screens,
security coding

Timing
definitions

Rule of
specification
program logic

Functioning
system

Converted data

Executable
programs

Communications
facilities

Trained people

Business
events

Enforced rules

Sumber: Zachman (2008)
Tiap baris di atas mempresentasikan perspektif:
1. planner’s view: perspektif CEO dan yang lainnya yang melihat enterprise
secara keseluruhan.
2. business owner’s view: perspek