PRAKTEK MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MSDM) DI KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE YOGYAKARTA

(1)

i

PRAKTEK MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MSDM) DI KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE YOGYAKARTA

TESIS

Diajukan oleh : FAJAR TRIASMARA

2015102027

Diajukan Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

PRAKTEK MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MSDM) DI KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE YOGYAKARTA

TESIS

Diajukan oleh : FAJAR TRIASMARA

2015102027

Diajukan Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

PRAKTEK MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MSDM) DI KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE YOGYAKARTA

DiajukanOleh: FAJAR TRIASMARA

2015102027

Telah Disetujui Oleh:

DosenPembimbing


(4)

iii TESIS

PRAKTEK MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MSDM) DI KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE YOGYAKARTA

DiajukanOleh: FAJAR TRIASMARA

Tesis ini telah dipertahankan dan disahkan di depan Dewan Penguji Program Magister Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal, 10 Mei 2016

Yang terdiri dari:

Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono Ketua Tim Penguji

Fauziah, S.E, M.Si Anggota Tim Penguji

Mengetahui

Ketua Program Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(5)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini bukan merupakan hasil plagiat karya orang lain, melainkan hasil karya saya sendiri dan belum pernah diterbitkan oleh pihak manapun. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila di kemudian hari ada yang mengklaim bahwa karya ini adalah milik orang lain dan dibenarkan secara hukum, maka saya bersedia dituntut berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia.

Yogyakarta, 10 Mei 2016 Yang Membuat Pernyataan

FAJAR TRIASMARA 2015102027


(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Man Jadda Wajada

(Siapa Bersungguh-sungguh Pasti Berhasil)

Man Sara Ala Darbi Washala

(Siapa Menapaki Jalan-Nya akan sampai Ke Tujuan)

Semua hal harus dijalani dengan penuh keyakinan Hikmah setiap detail kejadian pasti berkebaikan

Istiqomah dalam perbaikan kebaikan menjadi ketegasan dalam melangkah Selalu berprasangka baik akan hasil dan manfaat

Shallu alan nabi menjadi arahan setiap tindakan

Hanya kepada Alloh semua dipasrahkan dan pasti ada kebaikan juga manfaat

Kupersembahkan Kepada:

Ayahanda Kusrin bin Abdul Manaf Ibunda tercinta Titik Pratiwi

Istri Tersayang Yurliana Rahmayani Putri Terkasih Annisa Faizah Asmara Putri Tercinta Fadhila Sabrina Asmara Putri Tersayang Hafidza Naailah Asmara


(7)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis haturkan atas segala limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis dengan judul “PRAKTEK MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MSDM) DI KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE YOGYAKARTA” ini adalah salah satu syarat memperoleh gelarsarjana strata 2 (S-2) pada Program Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak kekurangan. Hal tersebut karena keterbatasan penulis. Keberhasilan penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono selaku pembimbing yang telah sabar dalam membimbing dan membina penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.

2. Ibu Penguji, Ibu Fauziah, S.E, M.Si yang telah banyak memberikan kemudahan dan masukan untuk penulis.

3. Segenap karyawan dan staff Kartika Dewi Fitness Centre atas kerjasama yang baik dan atensi yang diberikan

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga amal ibadah yang bapak/ibu/saudara berikan mendapat balasan kebaikan dari Allah SWT.


(8)

vii

Akhirnya harapan penulis semoga tesis ini dapat bemanfaat bagi semua pihak terutama bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada Program Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Wassalamu’alaikumWr.Wb.

Yogyakarta, 5 Januari 2017


(9)

viii DAFTAR ISI

HALAMAN ...

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

HALAMAN PERNYATAAN……… ... iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK... xii

ABSTRACT ...xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Strategi Manajemen SDM ... 4

B. Perilaku Karyawan (SDM)... 7

C. Peningkatan Sikap Positif Di Tempat Kerja ... 8

BAB III METODE PENELITIAN ... 14

A. Objek dan Subyek Penelitian ... 14

B. Populasi Penelitian ... 14


(10)

ix

D. Teknik Pengumpulan Data ... 15

E. Teknik Pengambilan Sampel………...16

F. Definisi Operasional………....16

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………...19

A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN …………..19

B. Sejarah Singkat KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE …..20

C. Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan………22

D. Standar Pelayanan……….23

E. Kualitas Pelayanan………23

F. Pelaksanaan Manajemen SDM ………37

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN…………43

A. Kesimpulan………...43

B. Keterbatasan……….……….43

C. Saran……….………44

DAFTAR PUSTAKA……….………45 LAMPIRAN


(11)

x

DAFTAR GAMBAR


(12)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Foto-foto fasilitas di Kartika Dewi Fitness Centre


(13)

xii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan upaya manajemen Kartika Dewi Fitness Centre (KDFC) dalam mengelola praktek SDM yang mendukung perkembangan bisnis di bidang jasa kebugaran. Penelitian dilakukan di KDFC Yogyakarta dengan melibatkan jajaran manajemen di KDFC melalui wawancara dan diskusi serta dukungan sejumlah data sekunder mengenai visi, misi dan nilai-nilai yang dikembangkan di perusahaan tersebut.

Hasil menunjukkan sejumlah skema aktivitas SDM di KDFC dan pentingnya peran manajer yang merangkap sebagai ”manajer SDM” di KDFC


(14)

xiii ABSTRACT

This study aimed to describe management efforts Kartika Dewi Fitness Centre (KDFC) in managing the HR practices that support business development in the field of fitness services. The study was conducted in Yogyakarta KDFC involving the management ranks at KDFC through interviews and discussions as well as the support of a number of secondary data on the vision, mission and values developed

The results showed a number of schemes in KDFC human activity and the importance of the role of the manager who doubles as "HR manager" in KDFC


(15)

iii TESIS

PRAKTEK MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA (MSDM) DI KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE YOGYAKARTA

DiajukanOleh: FAJAR TRIASMARA

Tesis ini telah dipertahankan dan disahkan di depan Dewan Penguji Program Magister Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal, 10 Mei 2016

Yang terdiri dari:

Prof. Dr. Heru Kurnianto Tjahjono Ketua Tim Penguji

Fauziah, S.E, M.Si Anggota Tim Penguji

Mengetahui

Ketua Program Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta


(16)

xii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan upaya manajemen Kartika Dewi Fitness Centre (KDFC) dalam mengelola praktek SDM yang mendukung perkembangan bisnis di bidang jasa kebugaran. Penelitian dilakukan di KDFC Yogyakarta dengan melibatkan jajaran manajemen di KDFC melalui wawancara dan diskusi serta dukungan sejumlah data sekunder mengenai visi, misi dan nilai-nilai yang dikembangkan di perusahaan tersebut.

Hasil menunjukkan sejumlah skema aktivitas SDM di KDFC dan pentingnya peran manajer yang merangkap sebagai ”manajer SDM” di KDFC


(17)

xiii ABSTRACT

This study aimed to describe management efforts Kartika Dewi Fitness Centre (KDFC) in managing the HR practices that support business development in the field of fitness services. The study was conducted in Yogyakarta KDFC involving the management ranks at KDFC through interviews and discussions as well as the support of a number of secondary data on the vision, mission and values developed

The results showed a number of schemes in KDFC human activity and the importance of the role of the manager who doubles as "HR manager" in KDFC


(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE (KDFC) sebagai salah

satu pusat kebugaran yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta

dengan bidang usaha senam & fitness centre yang didirikan oleh Ibu

Lily Oentoro sebagai ownernya sekaligus sebagai cikal bakal

berkembangnya pusat kebugaran di Yogyakarta. Berlokasi di pusat

kota Yogyakarta Jalan Bhayangkara No 35 sehingga mudah di akses

dari mana saja.

Keinginan banyak orang untuk hidup sehat dan bugar salah

satunya dengan berolahraga, menjadikan peluang usaha yang berbeda

dan menjanjikan. Dengan pola hidup mulai dari pola makan dan

aktivitas keseharian yang kurang teratur, menuntut kemampuan gerak

jasmani tiap orang yang teratur dan lebih baik. Hal inilah yang

mendorong perlu adanya pusat kebugaran yang memberikan fasilitas

tersebut.

Berdasarkan peluang akan kebutuhan untuk hidup sehat setiap


(19)

2

fasilitas memadai maka Kartika Dewi Fitness Centre memandang

perlu untuk berperan aktif dalam meningkatkan pola hidup sehat di

masyarakat pada umumnya serta lebih khusus secara individu melalui

pola aktivitas keseharian sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.

Di sisi lain dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan hidup

sehat dengan berolahraga maka semakin meningkat pula pertumbuhan

akan pusat kebugaran yang secara langsung persaingan usaha juga

semakin tinggi. Untuk itulah diperlukan strategi pemasaran yang tepat

sasaran, pensiasatan human resources yang dibutuhkan sebagai sarana

penting dalam mendukung kelengkapan pelayanan sebagai hal yang

sangat vital untuk memenangkan persaingan usaha terutama pusat

kebugaran.

Berkaitan dengan upaya memenangkan persaingan usaha

tersebut maka KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE secara khusus

menyiapkan sumberdaya manusia yang cocok dengan tuntutan

pekerjaan (person-job fit) dan sumberdaya manusia yang sesuai

dengan tuntutan organisasi (person-organizational fit) sehingga

standart kualitas pelayanan di KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE


(20)

3

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan

masalah dalam studi ini adalah bagaimana skema MSDM di

KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE mendukung kualitas layanan

KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE

C. Tujuan Penelitian

Studi ini bertujuan untuk memaparkan skema MSDM di

KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE mendukung kualitas layanan

KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE

D. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini membentuk skema praktek-praktek sumberdaya

manusia KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE yang berkaitan

dengan adanya kebutuhan dalam upaya peningkatan kualitas

praktek-praktek MSDM

2. Penelitian ini menambah referensi strategi terapan sebagai

penyusunan metode yang tepat terutama strategi SDM di pusat


(21)

4 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Strategi Manajemen SDM

Dewasa ini dalam dunia praktik, manajer SDM semakin terlibat

dalam komite strategis untuk menentukan arah strategis perusahaan.

Manajemen SDM telah menjadi kekuatan strategis organisasi untuk

mencapai keunggulan kompetitif perusahaan. Perspektif ini disebut

dengan resources-based view yang menjelaskan bahwa kapabilitas SDM adalah sumberdaya potensial untuk mencapai keunggulan

kompetitif yang berkelanjutan (Pfeffer, 1994; Tjahjono, Heru K.,

2005; 2015).

Konsep keunggulan kompetitif dipaparkan Michael E Porter

(dalam Thompson dan Strickland, 2009) sebagai esensi strategi

perusahaan dalam persaingan. Tiga strategi tersebut dikenal sebagai

strategi generik untuk mencapai keunggulan kompetitif, meliputi

(dalam Simamora, 2006):

1. Strategi inovasi

Strategi inovasi dalam perusahaan bertujuan untuk

membangun keunggulan produk dan jasa yang berbeda dari


(22)

5

memiliki karakteristik berikut. (Simamora, 2006), yaitu: (1)

pekerjaan yang menuntut interaksi dan koordinasi yang erat antara

kelompok-kelompok; (2) Penilaian kinerja yang lebih

mencerminkan pencapaian tujuan kelompok untuk jangka waktu

yang lebih panjang; (3) pekerjaan yang memungkinkan karyawan

mengembangkan keahliannya yang dapat digunakan di posisi

lainnya di dalam perusahaan; (4) system kompensasi yang

menekankan keadilan internal daripada keadilan eksternal menurut

pasar; (5) tingkat gaji yang cenderung rendah, namun

memungkinkan para karyawan menjadi pemilik saham dan leluasa

memilih bauran komponen gaji, bonus dan hak saham) yang

mendasari paket kompensasi mereka; (6) jalur karir yang lebar

untuk menggalakkan pengembangan yang luas terhadap keahlian

mereka.

Profil perilaku adalah perilaku karyawan yang

berpengetahuan, kreatif, pengendalian minimal dan penilaian

kinerja untuk implikasi jangka panjang,

2. Strategi peningkatan mutu

Stategi peningkatan mutu berfokus pada upaya peningkatan

mutu produk atau jasa. Dalam upaya memperoleh keunggulan


(23)

6

dijabarkan secara jelas; (2) partisipasi karyawan; (3) bauran antara

kriteria individu dan kelompok berorientasi hasil; (4) perlakuan

yang adil terhadap karyawan; (5) pelatihan dan pengembangan

karyawan yang ekstensif dan berkesinambungan.

Profil perilaku adalah perilaku yang cenderung berulang

dan dapat diprediksi, fokus pada jangka panjang, kerjasama yang

memadai, perilaku saling tergantung, komitmen yang tinggi

terhadap mutu dengan perhatian yang memadai terhadap kuantitas

keluaran, komitmen yang tinggi terhadap barang dan jasa yang

dihasilkan atau dikirim, aktivitas resiko yang rendah dan komitmen

terhadap tujuan organisasi.

3. Strategi Pengurangan biaya

Pendekatan strategi ini berusaha meraih keunggulan

kompetitif dengan cara menjadi produsen barang yang berbiaya

murah. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan

mengikuti strategi pengurangan biaya, praktek SDM harus

mencakup: (1) deskripsi pekerjaan yang relative stabil dan jelas

sehingga mengurangi kesalahan penafsiran; (2) jalur karir

pekerjaan dirancang secara sempit mendorong adanya spesialisasi,

keahlian dan efisiensi; (3) penilaian kinerja berjangka pendek dan


(24)

7

di pasar tenaga kerja yang akan digunakan dalam keputusan

kompensasi, dan; (5) tingkat pelatihan dan pengembangan

karyawan yang minimal.

Profil perilaku karyawan yang selaras dengan strategi ini

adalah perilaku yang dapat diprediksi dan relative berulang, fokus

pada jangka pendek, mementingkan aktivitas individu, perhatian

terhadap mutu yang memadai disertai dengan kepedulian yang

tinggi terhadap kuantitas keluaran, penekanan terhadap hasil,

pengambilan resiko yang rendah dan stabilitas.

B. Perilaku Karyawan (Sumber Daya Manusia)

Dalam materi teori organisasi dibahas tentang berbagai level

analisis tentang organisasi (Greenberg., 2011), mulai dari :

1. Level individu dalam hal ini adalah karyawan;

2. Level kelompok yaitu sekumpulan karyawan dan;

3. Level organisasi.

Perilaku individual karyawan merupakan hal paling elementer

dalam studi perilaku baik di level individu, kelompok dan organisasi

serta memiliki dampak pada kinerja organisasi.

Perilaku individu yang penting sebagai outcome yang diharapkan


(25)

8

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan demikian organisasi

berkepentingan untuk membangun kinerja bukan hanya pada

keefektifan dalam pekerjaan tetapi juga membangun sikap-sikap

nyaman dan bahagia di tempat kerja. Ini berarti di samping

berorientasi pada tugas (task oriented), manajemen seharusnya juga

mengembangkan orientasi pada orang (people oriented).

C. Peningkatan Sikap Positif di Tempat Kerja 1. Pendekatan Transaksional Formal

Berdasarkan teori pertukaran ekonomi dan teori pertukaran

sosial, aspek keadilan dalam pertukaran mempunyai peran penting

dalam meningkatkan kinerja karyawan. Pertukaran yang dimaksud

terkait dengan motif karyawan berinteraksi dengan organisasi

adalah untuk mendapatkan kesejahteraan seperti gaji, kompensasi,

karir dan lain-lain. Sedangkan organisasi menginginkan prestasi.

komitmen, keahlian dan lain-lain dari karyawannya. Keadilan

proses pertukaran tersebut menyebabkan karyawan merasa

nyaman, aman dan termotivasi bekerja di organisasi tersebut.

Sebaliknya apabila proses pertukaran tidak adil atau kebijakan

organisasi tidak adil maka karyawan merasa tidak aman dan tidak


(26)

9

untuk membalas perlakuan tidak adil dengan melakukan perilaku

yang bersifat disfungsional (Palupi, 2013). Dengan demikian

strategi peningkatan kapasitas SDM di mulai dari keadilan

transaksional formal yang dilakukan organisasi.

2. Pendekatan Interaksional

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang bersifat

memberikan inspirasi, motivasi, pembinaan yang dilakukan untuk

meningkatkan perasaan bahagia, motivasi dan semangat dalam

bekerja. Manajemen penting mengembangkan gaya kepemimpinan

yang bersifat transformasional dengan memberikan inspirasi,

stimulasi intelektual dan perhatian-perhatian yang bersifat

individual sehingga karyawan merasa diperhatikan oleh

manajemen kantor. Pendekatan interaksional ini dilakukan untuk

meningkatkan kapasitas SDM khususnya pada aspek motivasi

karyawan.

3. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan

Kapasitas SDM organisasi sangat terkait dengan kemampuan

yang bersifat pengetahuan maupun keterampilan yang dimiliki

karyawan organisasi. Pengetahuan dan keterampilan karyawan

harus menjadi perhatian organisasi untuk menjadikan organisasi


(27)

10

dengan sangat bernilainya kapasitas tersebut sebagai modal SDM

(human capital) berupa kreatifitas, produktifitas dan pelayanan

kepada konsumen. Oleh karena itu organisasi penting menjalankan

program-program investasi SDM melalui pendidikan, pelatihan

dan pengembangan SDM secara terencana. Tidak mengherankan

organisasi berkepentingan untuk mengembangkan talenta atau

bakat karyawan-karyawan mereka, karena organisasi tersebut

meyakini bahwa karyawan adalah partner strategis untuk

membangun keunggulan kompetitif. Demikian pula organisasi

penting memahami perubahan lingkungan sehingga kapasitas SDM

selalu mengikuti perkembangan lingkungan yang semakin

kompetitif.

4. Teori-Teori Motivasi

Motivasi dapat dilihat dari dua pendekatan (Greenberg,

2011), yaitu pendekatan isi (content approach) dan pendekatan

proses (process approach). Pendekatan isi menjelaskan bahwa

motivasi muncul karena manusia mengalami kekurangan atau

kebutuhan. Beberapa teori motivasi berbasis pendekatan isi yang

sangat dikenal adalah teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow


(28)

11

a. Kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, tempat tinggal,

sex dan lain-lain;

b. Kebutuhan rasa aman baik dari sisi fisik maupun mental;

c. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk bersosialisasi

dengan pihak lain;

d. Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk mendapatkan

apresiasi dari hubungan sosial yang terjalin;

e. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu merupakan potensi untuk

tumbuh dan pengembangan diri. Motivasi muncul saat

manusia berupaya memenuhi level kebutuhan mereka yang

berurutan secara hirarki mulai dari kebutuhan fisiologis.

Teori Isi lainnya adalah teori Aldelfer yang menjelaskan

bahwa kebutuhan itu pemenuhannya tidak harus berurutan.

Aldelfer menyederhanakan kebutuhan menjadi tiga, yaitu:

a. Kebutuhan eksistensi, hampir mirip dengan kebutuhan

fisiologis dan kebutuhan rasa aman dalam konsepsi yang

dikembangkan Abraham Maslow;

b. Kebutuhan affiliasi selaras dengan kebutuhan sosial dan

kebutuhan harga diri dalam Abraham Maslow, dan

c. Kebutuhan Growth atau tumbuh sejalan dengan kebutuhan aktualisasi diri dalam konsepsi Abraham Maslow.


(29)

12

Teori Isi lainnya antara lain teori McClelland yang

menjelaskan mengenai tiga kebutuhan manusia yaitu

kebutuhan berprestasi, kebutuhan berafiliasi dan kebutuhan

kekuasaan maupun teori dua faktor Herzberg mengenai adanya

motivator dan faktor hygiene.

Pendekatan kedua teori-teori Motivasi adalah teori-teori

proses seperti teori penetapan tujuan (goal setting), teori

harapan (expectancy theory) dan teori keadilan (equity theory).

Teori-teori ini mengutamakan perilaku daripada

kebutuhan-kebutuhan karyawan. Motif karyawan bukan hal yang utama

melainkan upaya-upaya membentuk perilaku jauh lebih penting

daripada motif-motif tersebut.

Terkait dengan upaya karyawan untuk berkinerja sesuai

harapan organisasi, maka konsep motivasi intrinsik dan

ekstrinsik menjadi penting. Motivasi intrinsik terkait dengan

munculnya motivasi dari pekerjaan yang mereka kerjakan. Hal

ini terkait dengan desain pekerjaan. Sedangkan motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang muncul dari faktor-faktor

eksternal seperti kompensasi, promosi dan penghargaan


(30)

13

5. Desain Sistem Kerja

Desain sistem kerja memadukan antara apa yang dilakukan

karyawan dan apa yang dibutuhkan karyawan terkait dengan

pekerjaan serta menghubungkan (interface) dengan

pekerjaan-pekerjaan lainnya (Mello, 2006). Hackman dan Oldham (1974

dalam Mello, 2006) menjelaskan adanya lima dimensi inti dalam

pekerjaan meliputi:

a. Keragaman keterampilan;

b. Identitas tugas;

c. Signifikansi tugas;

d. Otonomi dan

e. Umpan balik.

Dalam konsepsi Hackman dan Oldham keragaman

keterampilan, identitas tugas dan signifikansi tugas berdampak

pada kebermaknaan yang dialami dalam melakukan pekerjaan.

Otonomi berdampak pada outcome tanggung jawab yang dialami

terhadap pekerjaan dan umpan balik berdampak pada pengetahuan


(31)

14 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di KARTIKA DEWI FITNESS

CENTRE dengan menjadikan tim manajemen sebagai narasumber

untuk menjelaskan secara deskriptif strategi peningkatan kapasitas

SDM KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE Yogyakarta

B. Populasi Penelitian

Penelitian ini menjadikan jajaran manajemen KARTIKA DEWI

FITNESS CENTRE Yogyakarta dan Owner sebagai narasumber studi

deskriptif strategi peningkatan kapasitas SDM KARTIKA DEWI

FITNESS CENTRE Yogyakarta.

C. Jenis Data

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer berupa diskusi intensif jajaran manajemen KARTIKA DEWI

FITNESS CENTRE Yogyakarta dan Owner. Data sekunder yang

digunakan adalah dukungan data yang terkait serta referensi ilmiah


(32)

15

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara/Diskusi

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara

melakukan tanya-jawab tatap muka (langsung) dengan responden

atau informan. Teknik ini digunakan untuk menghimpun data

tentang pengelolaan pengembangan sumber daya manusia di

Kartika Dewi Fitness Centre Yogyakarta . Wawancara untuk

memperoleh data primer tentang pelaksanaan Manajemen Sumber

Daya Manusia pada Kartika Dewi Fitness Centre Yogyakarta

dilakukan dengan:

a. Owner/Pemilik KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE

YOGYAKARTA

b. Manager KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik penghimpunan data dengan

membaca dan mencatat dokumen-dokumen yang relevan dengan

pokok permasalahan penelitian. Teknik ini digunakan untuk

memperoleh data tentang prosedur standar operasional kegiatan


(33)

16

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Purposive Sampling. Yaitu pengambilan sampel dengan kriteria

tertentu. Dalam hal ini kriteria yang digunakan sebagai landasan atau

dasar pengambilan sampel adalah tingkat pemahaman responden

terhadap mekanisme dan pelaksanaan Manajemen Sumber Daya

Manusia di Kartika Dewi Fitness Centre Yogyakarta

F. Definisi Operasional

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen atau pengelolaan adalah proses penggunaan

sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau proses

menggerakkan tenaga manusia, modal dan peralatannya secara

terpadu untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut M. Munir yang mengutip pernyataan Robert

Kreitner, seorang pakar manajemen dari Arizona State University,

dalam bukunya Management, mengatakan bahwa manajemen atau pengelolaan ialah proses kerja dengan melalui orang lain untuk

mencapai tujuan organisasi dalam lingkungan yang berubah.

Proses ini berpusat pada penggunaan secara efektif dan efisien


(34)

17

Sedangkan menurut Stephen P. Robbins dalam bukunya yang

berjudul Manajemen, menjelaskan bahwa manajemen atau

pengelolaan adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan

pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

dan efektif dengan dan melalui orang lain.

Secara bahasa “sumber” berarti tempat keluar. Sedangkan “daya” berarti kemampuan untuk melakukan sesuatu. Akan tetapi, jika kedua kata ini digabungkan maka sumber daya mempunyai arti

yang berbeda yaitu bahan atau keadaan yang dapat digunakan

manusia untuk memenuhi keperluan hidupnya. Sedangkan sumber

daya manusia berarti segenap potensi manusia yang dapat

diaktualisasikan untuk melakukan sesuatu dalam rangka

pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Mengenai sumber daya manusia, dapat kita lihat dari dua

aspek, yaitu kualitas dan kuantitas. Kualitas menyangkut mutu dan

keterampilan sumber daya manusia, sedangkan kuantitas

menyangkut jumlah sumber daya manusia. Kualitas sumber daya

manusia juga menyangkut dua aspek, yaitu aspek fisik dan non

fisik. Aspek fisik menyangkut kemampuan bekerja, berpikir, dan


(35)

18

meningkatkan kualitas sumber daya tersebut diarahkan kepada dua


(36)

19 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE merupakan tempat

kebugaran yang berada di Jalan Bhayangkara No 35 Yogyakarta,

dengan jumlah karyawan tetap sejumlah 10 (sepuluh) orang serta

karyawan freelance sejumlah 14 (empatbelas) orang. Menempati

gedung milik pribadi bersebelahan dengan rumah tinggal pemilik.

Fasilitas yang dimiliki berupa ruang atau hall senam aerobik dan

pilates serta ruang fitness, adapun jenis kebugaran yang ditawarkan

berupa senam aerobik, body language, pilates, yoga, taekwondo dan

aikido. Selain itu juga bentuk pelatihan dari sekolah pelatih senam

aerobic, serta pelatihan-pelatihan yang lain dimana melibatkan team

pengajar yang berkompeten di bidangnya masing-masing.

Untuk memperjelas struktur organisasi di Kartika Dewi Fitness

Centre Yogyakarta, berikut kami sajikan bagan Struktur Organisasi


(37)

20

Gambar 1

Bagan Struktur Kelembagaan

Kartik Dewi Fitness Centre Yogyakarta

B. Sejarah Singkat KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE

Dari seorang ahli potong rambut lulusan Rudy Hadi Suwarno

yaitu Jimmy Oentoro yang menekuni bidang potong rambut dan salon,

ditemani seorang istri yaitu Lily Oentoro yang sangat menyukai

olahraga terutama senam aerobik, maka mulai mendirikan sebuah

pusat kebugaran yaitu KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE

Yogyakarta yang masih sebatas senam aerobik saja pada awal Manajer

OB Instruktur

Fitness

CSO Instruktur

FO Kasir Aerobic Yoga Pilate

s Owner

Team Pengajar Struktur Organisasi KARTIKA DEWI FITNESS


(38)

21

mulanya, kemudian dengan perkembangan usaha yang dilakukan

ditambah fasilitas berupa alat-alat fitness sebagai kelengkapan dalam

berolahraga.

Sampai dengan saat ini telah terjadi pergantian kepemimpinan

seorang manajer sebanyak 3 (tiga) kali. Berbagai inovasi maupun

pengembangan mulai dari sisi manajerial sampai dengan perubahan

fungsi dan tugas di tingkat struktur organisasinya.

Dalam menjalankan operasional sebagai pusat kebugaran,

KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE Yogyakarta mengembangkan

nilai-nilai yang dijadikan sebagai landasan dalam bekerja dan

berperilaku yang baik dalam memberikan pelayanan terbaik bagi

konsumen.

Implementasi nilai-nilai yang dikembangkan khususnya terkait

dengan peningkatan kualitas pelayanan KARTIKA DEWI FITNESS

CENTRE Yogyakarta fokus pada 2 hal :

1. Standar pelayanan


(39)

22

C. Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan. 1. Vision

Visi KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE Yogyakarta adalah “Menjadi Pusat Kebugaran Terkemuka Serta Pengembangan Keilmuan Kebugaran Yang Berkarakter Unggul dan Profesional” 2. Mission

Misi adalah cara untuk mencapai visi

Misi KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE Yogyakarta :

a. Menjadikan pusat kebugaran dengan pertumbuhan diatas

rata-rata baik secara kuantitas anggota/member dan kualitas

pelayanan profesionalitas instuktur

b. Mencetak generasi calon instruktur yang mempunyai daya

saing serta pengembangan keilmuan yang secara berkala

ditingkatkan

c. Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja

yang nyaman

d. Meningkatkan kepedulian pentingnya olahraga kepada

masyarakat dan lingkungan


(40)

23

3. Tagline

“Instruktur Cerdas Member Bugar”

D. Standar Pelayanan

Penerapan standar pelayanan yang diterapkan diharapkan

membawa kepuasan anggota secara terus menerus sehingga loyalitas

akan tercipta. KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE Yogyakarta

memberikan pelayanan kepada anggota yang bersifat fisik maupun non

fisik. Pelayanan fisik meliputi fasilitas dan kelengkapan peralatan

seperti ruang senam,sound sistem, alat fitness sampai dengan peralatan

pendukung dalam senam seperti matras, bola,tongkat dan lain-lain.

Sedangkan pelayanan non fisik meliputi layanan administrasi

keanggotaan secara langsung maupun tidak langsung yang meliputi

layanan media sosial seperti email, whatsapp,sms (short messengger

service) dan lainnya

E. Kualitas Pelayanan

Metodologi peningkatan kualitas pelayanan terhadap

anggota/member yang diberikan difokuskan kepada 4 (empat) aspek

sebagai berikut :

1. Customer Satisfaction 2. Customer Transaction


(41)

24

3. Customer Relationship 4. Customer Partnership

Parameter atas keberhasilan keempat aspek tersebut:

1. Aspek Customer Satisfaction:

Aspek kepuasan anggota/member sedikitnya dapat diukur

dengan terpenuhinya 3 (tiga) hal dibawah ini :

a. Sikap pegawai

Sikap yang sopan, santun dan ramah dari pegawai dapat

meningkatkan kepuasan anggota/member terhadap pelayanan

yang diberikan. Sebagaimana diaplikasikan oleh pegawai

Kartika Dewi Fitness Centre yang selalu mengedepankan

keramahtamahan terhadap anggota dengan mempraktekkan

prinsip 3 (tiga) S yaitu senyum, sapa dan salam kepada tamu

dan pemanfaat.

b. Skill instruktur

Kapabilitas dan skill individu sangat berpengaruh terhadap

kinerja secara kelompok maupun organisasi. Jika setiap

individu di dalam kelompok maupun organisasi memahami

Standart Operasional Procedure dan dapat menjalankannya dengan maksimal, secara otomatis dapat mendorong hasil kerja


(42)

25

pemanfaat pun dapat dicapai. Instruktur sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dalam hal ini memerlukan skill individu yang

kompeten dan professional. Tidak hanya kemampuan tentang

mengajar di dalam kelas (senam) akan tetapi juga kemampuan

dalam berinteraksi dengan member. Pengelolaan dalam kelas

mengajar (senam) sangat mempengaruhi kepuasan member

dalam mengikuti kelas, sehingga inovasi dan interaksi haruslah

dikreasikan secara terus menerus dengan tujuan menciptakan

kelas yang tidak membosankan dan selalu berbeda di setiap

pertemuan. Hal ini tentunya perlu latihan dan memperbarui

referensi gerak yang dimiliki setiap instruktur. Tidak hanya

mengenai proses penciptaan gerak saja akan tetapi juga pilihan

musik sebagai pendukung dalam mengajar di kelas sehingga

kenyamanan member tercapai.

c. Sarana & prasarana yg lengkap & nyaman

Sarana dan prasarana yang memadai seringkali menjadi

syarat utama terciptanya kenyamanan konsumen yang

berimplikasi terhadap tingkat kepuasan konsumen.

Sebagaimana tempat kebugaran yang lain, di Kartika Dewi

Fitness Centre Yogyakarta sarana dan prasarana sangat penting


(43)

26

kebugaran yang menyediakan sarana dan prasarana memadai

juga menjadikan kenyamanan member dalam menggunakan

fasilitas yang disediakan. Seperti contoh kebersihan mulai dari

ruang senam, ruang fitness bahkan kamar mandi sangat detail

untuk diperhatikan. Tidak hanya mengenai kebersihan saja

akan tetapi juga kelancaran alat-alat yang ada seperti alat

fitness (treadmill, sepeda statis dan lain-lain), hal ini

dikarenakan sangat berkaitan antara hasil yang diharapkan oleh

member dengan fasilitas yang diinginkan.

2. Aspek Transaction habit:

Dalam aspek ini diharapkan anggota/member menjadikan

Kartika Dewi Fitness Centre Yogyakarta sebagai pilihan terbaik

tempat pusat kebugaran. Dengan begitu banyaknya pilihan tempat

kebugaran yang ada maka perlu ada hal yang diunggulkan dalam

menciptakan kebiasaan orang dalam berolahraga dengan

menjadikan Kartika Dewi Fitness Centre sebagai pilihan utama

dalam memenuhi keinginan tersebut Adapun hal ini secara tidak

langsung menjadikan gambaran bahwa di Kartika Dewi Fitness

Centre sudah menjadi rujukan pertama bagi orang untuk memenuhi


(44)

27

3. Aspek Customer Relationship:

Indikator keberhasilan pusat kebugaran menjalankan aspek

customer relationship ini diukur oleh 2 (dua) hal yaitu :

a. Rentang waktu konsumen menjadi anggota/member, semakin

lama seseorang menjadi anggota/member KARTIKA DEWI

FITNESS CENTRE Yogyakarta maka semakin besar

kemungkinan konsumen terpuaskan dengan pelayanan

KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE Yogyakarta. Dalam

rentang waktu yang lama semakin banyaknya anggota telah

menciptakan anggota yang baru dikarenakan informasi yang

diberikan kepada oranglain sangat efektif dilakukan melalui

suatu pembicaraan khusus tentang pilihan kelas maupun

fasilitas yang diberikan kepada anggota.

b. Pemberian rekomendasi kepada orang lain untuk menjadi

anggota/member juga dapat menjadi tolak ukur kepuasan

konsumen. Hal ini bisa dilakukan melalui banyak hal oleh

member, salah satunya melalui suatu komunitas yang ada baik

komunitas di dalam sanggar itu sendiri maupun di luar sanggar

seperti komunitas di dalam masyarakat. Rekomendasi ini

bersifat positif dalam mendukung suatu keputusan untuk


(45)

28

yang tepat dan terpercaya dalam terpenuhinya kebutuhan akan

kebugaran diri, sehingga memberikan penilaian yang baik

secara keseluruhan kepada orang lain untuk menentukan

pilihan bahwa tempat kebugaran yang tepat dan terpercaya

hanya di Kartika Dewi Fitness Centre Yogyakarta.

4. Aspek Customer Partnership

Dengan adanya pelayanan yang memuaskan, akan menjadikan

anggota/member tidak berpindah ke pusat kebugaran yang lain.

Kartika Dewi Fitness Centre tidak menjadikan member sebagai

objek untuk mencari keuntungan usaha semata, akan tetapi

sebagai partner untuk memasyarakatkan olahraga sebagai aktivitas

utama dalam menjaga kebugaran diri. Hal inilah yang menjadikan

Kartika Dewi Fitness Centre Yogyakarta mampu menempatkan

member sebagai partner utama dikarenakan membawa misi yang

jelas serta diakui kemanfaatannya untuk kesehatan setiap pribadi.

Terbukti disetiap aktivitas baik di kelas yang dilakukan maupun

aktivitas pendukung lain, sebagian besar melibatkan member

secara kepanitiaan maupun kelancaran suatu aktivitas.

Pemahaman mengenai pelayanan yang diberikan haruslah

melibatkan dua pihak yang berbeda yaitu pihak yang melayani dan


(46)

29

pelayanan yang memuaskan harapannya manakala yang

bersangkutan datang ke pihak yang melayani. Jika terpuaskan

maka akan secara terus menerus menjadi anggota/member dan

kemungkinan juga akan memberikan testimoni positif kepada

oranglain untuk merasakan mendapatkan pelayanan yang sama atas

mutu pelayanan yang diberikan oleh pihak yang melayani.

Dalam hal ini di KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE

Yogyakarta frontliner yang berperan aktif terdiri atas Customer

Service dan instruktur serta semua perangkat tangibles yang selalu

siap memberikan pelayanan terbaik kepada anggota/member.

Karakteristik konsumen di dalam pusat kebugaran berbeda

dengan konsumen yang lain. Mereka memerlukan personal touch

lebih dikarenakan jenis pelayanan yang diberikan bersifat

individual. Sehingga peran yang dimulai dari Customer Service

sampai dengan instruktur yang langsung berhadapan dengan

anggota/member sangatlah diperlukan.

Akan tetapi semua bagian di dalam pelayanan tersebut

tidaklah lepas dari peran Office Boy yang sangat diperlukan

perannya dalam hal kenyamanan serta kebersihan dari berbagai

jenis fasilitas yang diberikan untuk memberikan kepuasan dari


(47)

30

Skema Manajemen Sumber Daya Manusia mendukung

kualitas pelayanan KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE sebagai

berikut :

a. Analisis Lingkungan Internal Sumberdaya perusahaan

a. Dikenal sebagai pemimpin pasar dalam persaingan antar

pusat kebugaran

Kartika Dewi Fitness Centre Yogyakarta sebagai

penyedia jasa kebugaran di kota Yogyakarta yang pertama

menjadi rujukan awal orang untuk berolahraga, masyarakat

mengenal sebagai pioneer dalam hal kebugaran, tidak

hanya materi di setiap kelas yang melibatkan instruktur

yang professional saja akan tetapi juga fasilitas yang

diberikan sangat mewakili kebutuhan akan berolahraga

terutama di dalam ruang (indoor). Program-program yang

dibuat sangat inovatif untuk menarik member baru maupun

mendukung terciptanya loyalitas anggota. Semakin

banyaknya tempat kebugaran yang bermunculan tidak

menjadikan Kartika Dewi Fitness Centre menjadi second

level dalam persaingan usaha kebugaran, justru


(48)

31

diperhitungkan kemampuannya secara keseluruhan baik

usaha maupun hasil yang didapatkan oleh member.

b. Brand Image yang kuat

Citra yang baik sebagai pusat kebugaran menjadikan

penilaian akan merk yang baik pula bagi masyarakat dalam

menentukan pilihan utama di Kartika Dewi Fitness Centre.

Keunggulan system yang diterapkan demi tercapainya

kepuasan bagi member sangat diperhatikan oleh manajemen

dikarenakan brand image yang bagus pastilah bermula dari

pengelolaan jalannya usaha kebugaran ini yang dihubungkan

dengan kebutuhan yang tepat bagi member yang lebih detail

dan tepat.

c. Didukung dengan pegawai juga instruktur profesional dengan

kompetensi yang baik dan tepat

Manajerial kepegawaian di Kartika Dewi Fitness ini

sangat diperhatikan peran masing-masing bagian didalamnya.

Terutama CSO (Customer Service Officer) yang menjadi garda

terdepan dalam penyambutan member lama maupun baru untuk

memberikan informasi terbaru maupun adanya transaksi rutin

yang dilakukan. Tidak hanya bagian depan saja akan tetapi


(49)

32

maupun aerobik sangat diutamakan pelayanannya secara

professional di bidangnya masing-masing.

d. Pelayanan dalam menciptakan instruktur yang berkompeten

melalui sekolah pelatih senam (SPS)

Kartika Dewi Fitness Centre dalam menjaga kualitas

pengajarannya juga didukung dengan dibukanya Sekolah

Pelatih Senam (SPS) dengan materi yang disesuaikan dengan

pola pengajaran di kelas yang ada. Mulai dari awal sampai

akhir kelas semuanya tercakup di dalam materi sekolah

tersebut. Dikarenakan harus sinkron antara pola pengajaran

dengan sekolah kursus yang diadakan maka yang menjadi

instruktur di Kartika Dewi Fitness Centre ini haruslah lulusan

dari sekolah senam di sini, hal inilah yang menjadikan nilai

lebih yang berbeda dengan tempat kebugaran yang lain.

e. Pelaksanaan pelatihan-pelatihan kebugaran yang dibutuhkan

Bentuk-bentuk pelatihan dilakukan secara kontinue dan

terjadwal, hal ini sebagai bagian dari usaha untuk menjaga

kualitas pengajaran dan juga rujukan keilmuan terutama

dibidang kebugaran di dalam masyarakat serta update

perkembangan inovasi terbaru, seperti halnya pelatihan body


(50)

33

tempory seperti gerak senam untuk ibu hamil juga dilakukan

sebagai bagian dari Kartika Dewi Fitness Centre sebagai pusat

keilmuan bagi masyarakat.

a. Analisis Lingkungan Eksternal

a) Masih banyaknya kebutuhan akan calon instruktur

dengan kompetensi yang baik Kondisi KARTIKA

DEWI FITNESS CENTRE Yogyakarta saat ini :

(1) Dalam proses pendidikan calon instruktur yang

lebih ditekankan faktor mental dalam mengajar,

hal ini perlu nantinya jam terbang atau lamanya

pengalaman dalam mengajar secara langsung akan

melatih mental sebagai seorang instruktur dimana

secara materi keilmuan sama akan tetapi pembeda

instruktur dengan yang lain yaitu kematangan

dalam mengajar

(2) Perlu penyegaran kemampuan maupun materi

keilmuan untuk team pengajar, hal ini perlu

dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan

informasi terkini atau update selain sebagai sarana

yang tepat selain upgrade kemampuan yang wajib


(51)

34

b) Perlunya komunitas di masyarakat yang lebih

mengedepankan aspek kesehatan dan kebugaran

Kondisi KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE

Yogyakarta saat ini:

(1) Perlu penggagas atau volunter kebugaran yang

kompeten di bidangnya, seperti halnya seorang

instruktur yang menjadi contoh langsung selama

berlangsungnya kelas maka penggagas gerak ini

juga harus dipunyai seorang instruktur yang

nantinya dengan berjalannya waktu penggagas

atau volunter bagi orang banyak.

(2) Sarana maupun media yang diperlukan belum

dimiliki secara lengkap, sebagai salah satu

kelengkapan yang penting untuk menunjang

keberhasilan pengelolaan kelas bagi seorang

instruktur seperti standarisasi sound yang

dibutuhkan di dalam ruang maupun luar ruang

c) Kebutuhan masyarakat akan pusat kebugaran dengan

harga terjangkau

Kondisi KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE


(52)

35

(1) Adanya kelas senam dengan banyak pilihan

mengakibatkan cost untuk instruktur yang

ditimbulkan juga tinggi, hal ini dilakukan sebagai

upaya meningkatkan nilai lebih dari sanggar

kebugaran untuk dijadikan pilihan utama dengan

banyaknya jenis dan waktu yang lebih banyak dan

fleksibel.

(2) Efisiensi dan efektivitas tiap kelas harus

dievaluasi secara rutin dengan tujuan untuk

mengoptimalkan fungsi di setiap kelas yang lebih

tepat sasaran bagi member serta evaluasi bagi

instruktur dengan kemampuan yang dimiliki

dengan keberlangsungan di setiap kelas, sehingga

nantinya cost yang dikeluarkan sebagai

kompensasi akan bisa ditekan.

Bermula dari semakin banyaknya kemunculan pusat

kebugaran, yang menawarkan kelebihan salah satunya dalam

sisi fasilitas yang nyaman dan menyenangkan juga varian

program yang ditawarkan maka beberapa kebijakan tengah

dilakukan KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE Yogyakarta


(53)

36

a. Standarisasi fasilitas, meliputi kelengkapan peralatan serta kebersihan fasilitas pendukungnya seperti ruang kelas yang

nyaman, kelengkapan alat-alat fitness, standarisasi audio

dan kelengkapan peralatan pendukung kelas

b. Standarisasi proses pengajaran, panduan pengajaran di kelas dengan penyesuaian jenis kelas yang ada serta materi

yang telah ditetapkan sebelumnya

c. Pengembangan skill, update diberikan keseluruh pengajar untuk dikembangkan sesuai pilihan kelas masing-masing

d. Pembuatan Program Membership , penyesuaian event di setiap bulan maupun temporary event

e. Pengembangan Sales Tools & Training, rencana pengembangan kemampuan pegawai maupun disetiap

bagian yang berhubungan dengan tujuan penjualan

Dalam keterbatasan kemampuan personal di setiap

bagian, beberapa hal yang perlu dilakukan guna mendukung

strategi tersebut dilakukan melalui:

a. Penguatan sense of belonging terhadap perusahaan

b. Pengembangan program membership bekerja sama dengan

instansi pemerintah secara rutin serta melalui kerjasama


(54)

37

c. Penambahan program membership bersama dengan

keluarga yaitu Paket Family dengan melibatkan orangtua

juga anggota keluarga yang lain

d. Pemberian Insentif tambahan di setiap pelaksanaan

pelatihan-pelatihan

b. Profil SDM yang dibutuhkan KARTIKA DEWI FITNESS

CENTRE

a. Mempunyai keinginan untuk mau mengembangkan

kemampuan pribadi melalui KARTIKA DEWI FITNESS

CENTRE Yogyakarta

b. Integritas tinggi

c. Mempunyai sense of belonging

d. Mampu bekerjasama secara team

F. Pelaksanaan Manajemen SDM 1. Perencanaan kebutuhan SDM

Untuk perencanaan SDM diperlukan perencanaan dengan

melibatkan team inti KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE

Yogyakarta yaitu manajer serta team pengajar, hal ini sebagai


(55)

38

menyusun perencanaan kedepan. Adapun perencanaan tersebut

dibagi dalam beberapa tahap yaitu :

a. Tahap awal lebih menekankan kepada perencanaan kebutuhan

SDM dengan tingkatan level terendah seperti freeline untuk

pengajar di kelas yang ditujukan untuk pergantian disaat

pengajar utama tidak bisa mengajar, tambahan kebutuhan

personel pada saat event yang membutuhkan lebih banyak

kepanitiaan untuk terselenggaranya event yang dilakukan

b. Tahap pelaksanan lebih fokus kepada bagian-bagian yang

berhubungan dengan kenyamanan member dalam

menggunakan fasilitas yang diberikan seperti halnya

kelancaran alat fitness, kebersihan kamar mandi maupun ruang

ganti dan lainnya

c. Tahap pemantapan yang lebih mengedepankan

keberlangsungan yang bersifat terus menerus seperti halnya

kebutuhan team greeting dimana sebagai ujung tombak dalam

memberikan informasi yang tepat serta cepat bagi member

maupun calon member nantinya. Informasi seputar kesehatan,


(56)

39

2. Penarikan SDM

Penarikan SDM/rekrutmen di KARTIKA DEWI FITNESS

CENTRE Yogyakarta dilakukan dengan memperhatikan

prinsip-prinsip sbb.:

a. Mempunyai keinginan kuat untuk mau mengembangkan

tempat bekerja dan juga kemampuan individu

b. Mampu bekerja secara team dan juga mitra kerja yang lain

c. Mempunyai keinginan yang kuat dan konsistensi tinggi dalam

bidang kebugaran

d. Mempunyai keinginan untuk selalu update informasi demi

pengembangan individu maupun secara institusi

Didalam tahap penarikan atau rekrutmen tersebut dibagi dalam

beberapa tahapan yaitu :

b. Placement test yang berfungsi untuk mengukur atau

mengetahui kemampuan awal individu yang nantinya akan bisa

dimonitoring secara tepat perkembangan setelah diberikannya

materi-materi yang berhubungan langsung dengan posisi yang

dibutuhkan

c. Tahap pemberian materi yang sudah ada referensi secara

tertulis baik secara teori maupun praktek dengan komposisi


(57)

40

langsung dengan member maupun orang lain yang lebih besar

porsinya dibandingkan posisi yang berada dibelakang meja

atau administratif

d. Tahap ujicoba yang dipraktekkan langsung di dalam suatu

kelas dengan pendampingan dari seorang intruktur utama yang

dimonitoring langsung oleh team inti dalam melakukan

penilaian akhir. Penilaian tersebut tidak hanya dari team inti

akan tetapi juga dari member atau konsumen langsung sebagai

data tambahan proses penilaian akhir

3. Pengembangan SDM

Aktivitas pengembangan SDM KARTIKA DEWI FITNESS

CENTRE Yogyakarta dilakukan diantaranya melalui:

a. Diikutkan dalam pelatihan-pelatihan diadakan oleh pihak luar

Pelatihan-pelatihan yang berfungsi sebagai sarana

pengembangan kemampuan individu baik kemampuan secara

organisasi maupun individu yang berhubungan dengan diri

sendiri maupun kemampuan interaksi dengan oranglain

b. Training internal & eksternal

Training internal yang dilakukan untuk penyesuaian dukungan

program yang akan dijalankan yang nantinya diinformasikan


(58)

41

tidak terjadi kesalahan pemahaman dalam penerapan

program-program yang dijalankan

Training eksternal melibatkan sumber informasi dari luar

sebagai bagian dari pengembangan update informasi yang

sesuai akan diterapkan nantinya

c. Pemberian lebih banyak kesempatan pengembangan

kemampuan

Pemberian kesempatan tersebut diberikan tidak kepada semua

individu secara merata dan keseluruhan, akan tetapi melihat

perkembangan kemampuan dan loyalitas yang ditunjukkan

selama proses berjalannya waktu penilaian yang telah

ditetapkan. Hal ini sebagai upaya pemberian reward atas kerja

keras yang dilakukan untuk pengembangan diri yang

diterapkan secara langsung pengembangan jumlah member

yang ditunjukkan.

4. Perawatan/Mempertahankan SDM

Pemberian kesempatan yang lebih banyak untuk

menunjukkan hasil pengembangan kemampuan diri selama jangka

waktu tertentu. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam

mempertahankan sumber daya manusia yang ada dan bisa


(59)

42

tersebut antara lain dengan adanya pemberian reward yang

memenuhi syarat yang telah dilakukan, baik dari kuatitas semakin

meningkat maupun kualitas diri yang ditunjukkan.

KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE sebagai pusat

kebugaran membutuhkan SDM dengan pengetahuan (knowledge),

keterampilan (skill) dan sikap (attitude) yang secara positif

mendukung strategi dan aktivitas operasional keseharian. Oleh

karena itu pendekatan transaksional dan interaksional untuk

mendukung level pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai

upaya yang penting untuk mendukung pencapaian yang signifikan

terhadap peningkatan keberhasilan strategi dan aktivitas

operasional. Pendekatan transaksional terkait dengan kompensasi

dan benefit secara pribadi bisa dirasakan dalam jangka pendek

maupun panjang, Sedangkan pendekatan interaksional terkait

dengan kemampuan memotivasi dan memberdayakan potensi


(60)

43 BAB V

KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Skema manajemen SDM di KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE

menjadikan visi, misi, nilai-nilai dan strategi bisnis sebagai acuan

utama dalam mewujudkan terciptanya daya saing.

2. Manajer juga berperan sebagai “manajer SDM” terkait pendekatan transaksional yang berbasis pada nilai-nilai keadilan dan

pendekatan interaksional untuk memotivasi dan memberdayakan

SDM dalam mengeksekusi strategi dan kegiatan operasional.

3. Kegiatan pelayanan konsumen ditujukan untuk memsinkronkan

pelayanan eksternal yang dimulai dari pelayanan konsumen

internal (rekan kerja) sehingga tercipta pelayanan yang lebih solid

dan terkoordinasi dengan baik

B. Keterbatasan

Penelitian yang dilakukan ini memiliki keterbatasan dikarenakan

peneliti juga merupakan pihak internal yang berkaitan langsung

dengan proses pengambilan keputusan sehingga aspek subjektif sulit

dihindari, namun demikian aspek kajian ini lebih bersifat deskriptif


(61)

44

DEWI FITNESS CENTRE sehingga tidak ada potensi konflik

kepentingan.

C. Saran

Di masa mendatang penelitian ini akan lebih baik dengan melibat

konsumen sebagai pelaku yaitu member yang sudah terdaftar maupun

masyarakat yang sebatas mendapatkan informasi awal yang perlu juga

disertakan, selain itu melibatkan pemerhati strategi SDM yang

diterapkan oleh KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE dengan tujuan

lebih memberikan masukan informasi yang diperlukan maupun saran

yang baik dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang

lebih bisa dioptimalkan kemampuan secara individu maupun


(62)

45

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 2002. “Prosedur Penelitian : Siuatu Pendekatan Praktek”, Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta:Rineka Cipta

Greenberg, J. (2011). Behavior In Organizations. Pearson 10th Edition. Handoko, T.Hani, 1998. ”Manajemen Personalia dan Sumber Daya”.

Yogyakarta:BPFE

Palupi, M. (2013). Pengaruh keadilan kompensasi, kebijakan rotasi karyawan dan komitmen afektif pada perilaku retaliasi PNS kantor ”X” di Yogyakarta. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, 8(1): 15-24.

Pfeffer, J. (1982). Organizations And Organization Theory. USA: Pitman Publ. Inc.

Simamora (2006). Manajemen Sumberdaya Manusia. Bagian Penerbitan STIE YKPN

Sekaran, U. (2000). Research Methods For Business. 3rd Edition. John Wiley & Sons Inc.

Tjahjono, H.K. (2005). Praktek-Praktek MSDM Strategik: Pengujian Empiris Universalistik dan Kontinjensi Dalam Menjelaskan Kinerja Organisasional. Jurnal Kinerja Pascasarjana UAJY.

Tjahjono, H.K (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Visi Solusi Madani MM UMY.


(63)

(64)

Foto-foto fasilitas di Kartika Dewi Fitness Centre

Ruang Senam


(65)

Ruang Fitness


(66)

(1)

44

DEWI FITNESS CENTRE sehingga tidak ada potensi konflik kepentingan.

C. Saran

Di masa mendatang penelitian ini akan lebih baik dengan melibat konsumen sebagai pelaku yaitu member yang sudah terdaftar maupun masyarakat yang sebatas mendapatkan informasi awal yang perlu juga disertakan, selain itu melibatkan pemerhati strategi SDM yang diterapkan oleh KARTIKA DEWI FITNESS CENTRE dengan tujuan lebih memberikan masukan informasi yang diperlukan maupun saran yang baik dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang lebih bisa dioptimalkan kemampuan secara individu maupun bersama-sama.


(2)

45

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini, 2002. “Prosedur Penelitian : Siuatu Pendekatan Praktek”, Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Jakarta:Rineka Cipta

Greenberg, J. (2011). Behavior In Organizations. Pearson 10th Edition.

Handoko, T.Hani, 1998. ”Manajemen Personalia dan Sumber Daya”.

Yogyakarta:BPFE

Palupi, M. (2013). Pengaruh keadilan kompensasi, kebijakan rotasi karyawan dan komitmen afektif pada perilaku retaliasi PNS kantor

”X” di Yogyakarta. Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis, 8(1): 15-24.

Pfeffer, J. (1982). Organizations And Organization Theory. USA: Pitman Publ. Inc.

Simamora (2006). Manajemen Sumberdaya Manusia. Bagian Penerbitan STIE YKPN

Sekaran, U. (2000). Research Methods For Business. 3rd Edition. John Wiley & Sons Inc.

Tjahjono, H.K. (2005). Praktek-Praktek MSDM Strategik: Pengujian Empiris Universalistik dan Kontinjensi Dalam Menjelaskan Kinerja Organisasional. Jurnal Kinerja Pascasarjana UAJY.

Tjahjono, H.K (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia. Visi Solusi Madani MM UMY.


(3)

(4)

Foto-foto fasilitas di Kartika Dewi Fitness Centre

Ruang Senam


(5)

Ruang Fitness


(6)