TA : Rancang Bangun Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi Pada PT. Semesta Nustra Distrindo.

(1)

RANCANG BANGU KONSINYASI PADA

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

DYAH AYU ANGGR 10410110017

FAKULTAS TEKNO INSTITUT BISNIS D 2016

GUN APLIKASI PENCATATAN PENJUAL DA PT. SEMESTA NUSTRA DISTRINDO

asi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi

GRAENI

NOLOGI DAN INFORMATIKA

IS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABA ALAN

O


(2)

ix

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Perumusan Masalah ...3

1.3 Pembatasan Masalah ...3

1.4 Tujuan ...3

1.5 Sistematika Penulisan ...3

BAB II LANDASAN TEORI ...5

2.1 Aplikasi ...5

2.2 Penjualan ...6

2.3 Penjualan Konsinyasi ...7

2.4 System Development Life Cycle ...10

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ...17

3.1 Analisis Sistem ...17

3.1.1 Identifikasi Masalah ...18

3.1.2 Analisis Permasalahan...24

3.1.3 Analisis Kebutuhan ...25


(3)

x

3.2.1 Input-Proses-Output Diagram ...29

3.2.2 Context Diagram Aplikasi Penjualan Konsinyasi ...30

3.2.3 DFD Level 0 Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi ...31

3.2.4 DFD Level 1 Sub-Sistem Jadwal Distribusi. ...32

3.2.5 DFD Level 1 Sub-Sistem Penjualan Konsinyasi...32

3.2.6 DFD Level 1 Sub-Sistem Jadwal Penagihan...33

3.2.7 DFD Level 1 Sub-Sistem Penagihan...34

3.2.8 DFD Level 1 Sub-Sistem Pembayaran...34

3.2.9Entity Relationship Diagram...35

3.2.10 Struktur Basis Data...37

3.3 Desain Input Output ...42

3.4 Rancangan Pengujian dan Evaluasi Sistem ...52

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM...64

4.1 Analisis Kebutuhan Sistem ...64

4.1.1 KebutuhanHardware(Perangkat Keras) ...64

4.1.2 KebutuhanSoftware(Perangkat Lunak) ...65

4.2 Implementasi Sistem ...65

4.2.1 Form Login ...66

4.2.2 Form Menu Utama ...67

4.2.3 Form Master Sales ...68

4.2.4 Form Master Barang...71

4.2.5 Form Master Customer...75

4.2.6 Form Penjadwalan ...78

4.2.7 Form Penjualan Konsinyasi ...80


(4)

xi

4.2.11 Laporan Data Customer ...86

4.2.12 Laporan Penjadwalan Distribusi ...86

4.2.13 Laporan Penjualan Konsinyasi ...87

4.2.14 Nota Penjualan Konsinyasi ...89

4.2.15 Laporan Jadwal Penagihan...89

4.2.16 Laporan Pembayaran...90

4.2.17 Faktur Pembayaran...90

4.3 Evaluasi Sistem ...91

4.3.1 Uji Coba Halaman Login ...91

4.3.2 Uji Coba Halaman Master Barang ...92

4.3.3 Uji Coba Halaman Master Customer ...93

4.3.4 Uji Coba Halaman Master Sales ...94

4.3.5 Uji Coba Halaman Penjadwalan ...95

4.3.6 Uji Coba Halaman Penjualan Konsinyasi ...97

4.3.7 Uji Coba Halaman Penagihan ...98

4.3.8 Uji Coba Halaman Pembayaran ...98

4.3.9 Uji Coba Laporan Data Barang...99

4.3.10 Uji Coba Laporan Data Customer ...99

4.3.11 Uji Coba Laporan Penjualan Konsinyasi ...100

4.3.12 Uji Coba Nota Penjualan Konsinyasi...100

4.3.13 Uji Coba Laporan Jadwal Distribusi ...101

4.3.14 Uji Coba Laporan Jadwal Penagihan ...101


(5)

xii

BAB V PENUTUP...103

5.1 Kesimpulan...103

5.2 Saran...103

DAFTAR PUSTAKA ...104


(6)

xiii

Gambar 2.1 Model Waterfall ... 11

Gambar 3.1 Alur Sistem PT.Semesta Nustra Distrindo Saat Ini... 20

Gambar 3.2 Workflow Penjualan Konsinyasi PT.Semesta Nustra Distrindo ... 21

Gambar 3.3 Sisflow Penjulan Konsinyasi... 22

Gambar 3.4 Blok Diagram Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi ... 29

Gambar 3.5ContextDiagram Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi... 30

Gambar 3.6 DFD Level 0 Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi ... 31

Gambar 3.7 DFD Level 1 Jadwal Distribusi... 32

Gambar 3.8 DFD Level 1 Penjualan Konsinyasi ... 33

Gambar 3.9 DFD Level 1 Jadwal Penagihan ... 33

Gambar 3.10 DFD Level 1 Penagihan ... 34

Gambar 3.11 DFD Level 1 Pembayaran ... 34

Gambar 3.12Conceptual Data Model... 36

Gambar 3.13Physical Data Model... 36

Gambar 3.14 Desain Halaman Master Barang... 42

Gambar 3.15 Desain Halaman MasterCustomer... 43

Gambar 3.16 Desain Halaman Master Sales... 44

Gambar 3.17 Desain Halaman Penjadwalan ... 45

Gambar 3.18 Desain Halaman Transaksi Penjualan Konsinyasi ... 46

Gambar 3.19 Desain Halaman Penagihan... 47

Gambar 3.20 Desain Halaman Pembayaran... 48

Gambar 3.21 Desain Halaman Laporan Jadwal distribusi ... 49


(7)

xiv

Gambar 3.23 Desain Halaman Nota Penjualan Konsinyasi... 50

Gambar 3.24 Desain Halaman Faktur Penagihan ... 50

Gambar 3.25 Desain Halaman Jadwal penagihan... 51

Gambar 3.26 Desain Halaman Laporan Pembayaran ... 51

Gambar 4.1 Uji Coba Halaman Login ... 66

Gambar 4.2 Uji Coba Peringatan User Id dan Password Salah ... 67

Gambar 4.3 Form Menu Utama ... 67

Gambar 4.4 Uji Coba Memasukkan Data Sales ... 68

Gambar 4.5 Uji Coba Data Sales Berhasil Disimpan ... 68

Gambar 4.6 Hasil Uji Coba Data Sales Berhasil Disimpan ... 69

Gambar 4.7 Uji Coba Merubah Data Sales ... 69

Gambar 4.8 Uji Coba Data Edit Sales Berhasil Diubah... 69

Gambar 4.9 Uji Coba Memasukkan Data Area ... 70

Gambar 4.10 Uji Coba Button Simpan Area Berhasil Disimpan... 70

Gambar 4.11 Uji Coba Pesan Konfirmasi Sebelum Menghapus Data Sales ... 70

Gambar 4.12 Hasil Uji Coba Data Sales Berhasil Dihapus ... 70

Gambar 4.13 Uji Coba Memasukkan Data Barang... 71

Gambar 4.14 Uji Coba Button Simpan Barang Berhasil Disimpan... 71

Gambar 4.15 Uji Coba Simpan Barang Gagal Jika Data Belum Lengkap ... 71

Gambar 4.16 Hasil Uji Coba Data Barang Berhasil Disimpan ... 72

Gambar 4.17 Uji Coba Merubah Data Barang...72

Gambar 4.18 Uji Coba Button Edit Barang Berhasil Diubah ...72

Gambar 4.19 Uji Coba Pencarian Data Barang ...73

Gambar 4.20 Uji Coba Pesan Konfirmasi Sebelum Menghapus Data Barang ...73


(8)

xv

Gambar 4.24 Uji Coba Mengubah Data Kategori Barang ...74

Gambar 4.25 Uji Coba Button Edit Kategori Barang Berhasil Diubah ...75

Gambar 4.26 Uji Coba Pesan Konfirmasi Sebelum Menghapus Data Kategori....75

Gambar 4.27 Hasil Uji Coba Data Kategori Barang Berhasil Dihapus ...75

Gambar 4.28 Uji Coba Memasukkan Data Customer...76

Gambar 4.29 Uji Coba Data Customer Berhasil Disimpan ...76

Gambar 4.30 Uji Coba Simpan Customer Gagal Jika Data Belum Lengkap ...76

Gambar 4.31 Hasil Uji Coba Data Customer Berhasil Disimpan ...76

Gambar 4.32 Uji Coba Mengubah Data Customer ...77

Gambar 4.33 Uji Coba Data Edit Customer Berhasil Diubah ...77

Gambar 4.34 Uji Coba Pesan Konfirmasi Menghapus Data Csstomer ...77

Gambar 4.35 Hasil Uji Coba Data Customer Berhasil Dihapus ...77

Gambar 4.36 Uji Coba Memasukkan Jadwal Penjualan Konsinyasi ...78

Gambar 4.37 Uji Coba Penjadwalan Berhasil Disimpan ...78

Gambar 4.38 Uji Coba Simpan Penjadwalan Gagal ...79

Gambar 4.39 Uji Coba Data Penjadwalan Konsinyasi Berhasil Disimpan ...79

Gambar 4.40 Uji Coba Mengubah Data Penjadwalan ...79

Gambar 4.41 Hasil Uji Coba Data Edit Penjadwalan Berhasil Diubah ...80

Gambar 4.42 Uji Coba Pesan Konfirmasi Menghapus Data penjadwalan ...80

Gambar 4.43 Hasil Uji Coba Data Penjadwalan Berhasil Dihapus ...80

Gambar 4.44 Uji Coba Memasukkan Data Penjualan Konsinyasi ...81

Gambar 4.45 Hasil uji coba data penjualan konsinyasi berhasil disimpan ...81


(9)

xvi

Gambar 4.47 Hasil Uji Coba Data Penjualan Konsinyasi Berhasil Disimpan...82

Gambar 4.48 Uji Coba Konfirmasi Sebelum Menghapus Data Penjualan ...82

Gambar 4.49 Hasil Uji Coba Data Penjualan Konsinyasi Berhasil Dihapus ...82

Gambar 4.50 Uji Coba Form Penjadwalan Penagihan...83

Gambar 4.51 Uji Coba Detail Penjadwalan Penagihan ...83

Gambar 4.52 Uji Coba Memasukkan Data Pembayaran ...84

Gambar 4.53 Hasil Uji Coba Data Pembayaran Berhasil Disimpan...85

Gambar 4.54 Laporan Data Barang ...85

Gambar 4.55 Laporan Data Customer ...86

Gambar 4.56 Laporan Penjadwalan Distribusi ...86

Gambar 4.57 Laporan Penjualan Konsinyasi Berdasarkan Sales ...87

Gambar 4.58 Laporan Penjualan Konsinyasi Berdasarkan Wilayah ...88

Gambar 4.59 Laporan Penjualan Konsinyasi Berdasarkan Barang ...88

Gambar 4.60 Nota Penjualan Konsinyasi ...89

Gambar 4.61 Laporan Jadwal Penagihan ...89

Gambar 4.62 Faktur Pembayaran...90


(10)

xvii

Tabel 3.1 Fungsi membuat jadwal distribusi ...25

Tabel 3.2 Fungsi input data penjualan konsinyasi ...26

Tabel 3.3 Fungsi membuat jadwal penagihan...26

Tabel 3.4 Fungsi membuat faktur penagihan ...27

Tabel 3.5 Fungsi membuat data pembayaran...28

Tabel 3.6Customer ...41

Tabel 3.7 Barang ...41

Tabel 3.8 Kategori ...42

Tabel 3.9 Sales ...42

Tabel 3.10 Area ...43

Tabel 3.11 Penjadwalan ...43

Tabel 3.12 Detail Jadwal...43

Tabel 3.13 Penjualan ...44

Tabel 3.14 Detail Penjualan ...44

Tabel 3.15 Penagihan ...44

Tabel 3.16 Pembayaran ...45

Tabel 3.17 Rancangan Uji Coba Halaman Login ...52

Tabel 3.18 Rancangan Uji Coba Halaman Data Pengguna...53

Tabel 3.19 Rancangan Uji Coba Halaman Master Barang ...54

Tabel 3.20 Rancangan Uji Coba Halaman Master Customer ...55

Tabel 3.21 Rancangan Uji Coba Halaman Master Sales ...56

Tabel 3.22 Rancangan Uji Coba Jadwal Distribusi Sales ...57


(11)

xviii

Tabel 3.24 Rancangan Uji Coba Penagihan...59

Tabel 3.25 Rancangan Uji Coba Pembayaran...60

Tabel 3.26 Rancangan Uji Coba Laporan Data Barang ...60

Tabel 3.27 Rancangan Uji Coba Laporan Data Customer ...61

Tabel 3.28 Rancangan Uji Coba Jadwal Distribusi Sales ...61

Tabel 3.29 Rancangan Uji Coba Laporan Penjualan Konsinyasi ...62

Tabel 3.30 Rancangan Uji Coba Nota Penjualan Konsinyasi...62

Tabel 3.31 Rancangan Uji Coba Faktur Penagihan ...63

Tabel 3.32 Rancangan Uji Coba Laporan Pembayaran ...63

Tabel 4.1 Hasil Uji Coba Halaman Login...91

Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Halaman Master Barang ...92

Tabel 4.3 Hasil Uji Coba Halaman Master Customer...93

Tabel 4.4 Hasil Uji Coba Halaman Master Sales...94

Tabel 4.5 Hasil Uji Coba Halaman Penjadwalan...96

Tabel 4.6 Hasil Uji Coba Halaman Penjualan Konsinyasi ...97

Tabel 4.7 Hasil Uji Coba Halaman Penagihan ...98

Tabel 4.8 Hasil Uji Coba Halaman Pembayaran ...98

Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Laporan Data Barang ...99

Tabel 4.10 Hasil Uji Coba Laporan Data Customer ...100

Tabel 4.11 Hasil Uji Coba Laporan Penjualan Konsinyasi...100

Tabel 4.12 Hasil Uji Coba Nota Penjualan Konsinyasi ...101

Tabel 4.13 Hasil Uji Coba Laporan Jadwal Distribusi ...101

Tabel 4.14 Hasil Uji Coba Laporan Jadwal Penagihan...102


(12)

xix

Lampiran 1. Laporan Data Barang ...105

Lampiran 2. Laporan Data Customer ...105

Lampiran 3. Jadwal Distribusi Sales ...106

Lampiran 4. Laporan Penjualan Konsinyasi ...106

Lampiran 5. Faktur Penjualan Konsinyasi ...107

Lampiran 6. Laporan Pembayaran ...107

Lampiran 7. Faktur Pembayaran ...108

Lampiran 8. Jadwal Penagihan ...108


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

PT. Semesta Nustra Distrindo merupakan perusahaan dagang yang menjual bermacam-macam biskuit dan snack. Perusahaan ini melakukan penjualan dalam bentuk penjualan konsinyasi. Penjualan konsinyasi dilakukan secara menitipkan barang kepada pembeli/outletyang bertindak sebagai agen penjual, tetapi hak atas barang tersebut tetap berada di tangan pemilik sampai barang tersebut dijual oleh agen penjual. Sebagai perusahaan yang melakukan kegiatan pemasaran maka merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk membuat perencanaan target penjualan.

Proses bisnis penjualan konsinyasi pada PT. Semesta Nustra Distrindo yang terjadi saat ini dimulai dari sales menitipkan barang ke outlet-outlet di area Surabaya dengan harga dan syarat waktu yang telah ditentukan, kemudian sales membuat nota penjualan konsinyasi dan menyerahkan nota tersebut ke outlet. Setelah proses distribusi selesai satu minggu kemudian sales kembali ke outlet untuk melakukan pengecekan barang untuk mengetahui adanya barang yang laku atau tidak, apabila ada barang yang laku sales melakukan penagihan ke outlet atas barang yang laku terjual dan sales mengganti barang yang laku terjual atau menambah stok barang di outlet tersebut dengan barang baru sesuai dengan permintaan pemilik outlet, apabila barang tidak laku dilakukan proses retur atau penarikan barang sesuai dengan perjanjian. Selama ini prosentase barang yang keluar dan belum terlunasi sebesar 20% dari seluruh penjualan, dan jumlah seluruh penjualan sebesar 90%, hal ini disebabkan karena masih adanya barang


(14)

yang belum laku terjual, adanya outlet yang retur barang, dan juga disebabkan karena adanya sales yang tidak maksimal saat melakukan penagihan.

Setelah proses penjualan konsinyasi barang, sales kembali lagi ke outlet untuk melakukan proses penagihan barang yang sudah laku terjual, penagihan barang dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. pada saat penagihan sales membawa daftar tagihan yang berisikan daftar outlet dan juga jumlah barang yang dititipakan sales pada outlet tersebut.

Berdasarkan proses bisnis yang telah dijabarkan terdapat masalah yang terjadi, yaitu pada saat proses konsinyasi barang yang dilakukan oleh sales, sering terjadinya kesalahan/pertukaran sales pada saat distribusi antara sales A dan sales B serta wilayah sales saat melakukan distribusi barang dan juga pada saat penagihan. Admin tidak mengetahui jumlah barang penjualan konsinyasi persales karena tidak ada rekap penjualan per sales jadi bisa dimanipulasi oleh sales jumlah barang yang keluar tidak sesuai dengan catatan barang yang ada. Kemudian sering terjadinya over lapping saat distribusi barang yang dilakukan antara sales, hal ini bisa disebabkan karena belum adanya jadwal distribusi sales yang mengakibatkan barang yang diminta oleh pelanggan tidak bisa datang tepat waktu. Saat proses pemesanan barang pencatatan tidak dilakukan dengan baik dan tidak ada surat peryataan dari sales ke outlet, dan saat proses penagihan barang tidak di lakukan secara maksimal oleh sales sehingga masih banyak barang yang keluar dan belum terlunasi. Permasalahan lain yang timbul adalah pembuatan laporan penjualan konsinyasi barang tidak tepat waktu, yang artinya dibutuhkan laporan perbulan tetapi lebih dari satu bulan, akibatnya tidak bisa mengetahui barang diakibatkan karena keterlambatan pembuatan laporan. Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi PT. Semesta Nustra Distrindo maka dibuatlah


(15)

3

rancang bangun aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi. Dengan adanya aplikasi penjualan konsinyasi pada PT. Semesta Nustra Distrindo dapat mempermudah dan mengatasi permasalahan proses penjualan konsinyasi pada PT. Semesta Nustra Distrindo.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas dapat dirumuskan

permasalahan yaitu “Bagaimana merancang bangun aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi pada PT. Semesta Nustra Distrindo”.

1.3 Pembatasan Masalah

Rancang bangun aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi pada PT. Semesta Nustra Distrindo memiliki batasan masalah sebagai berikut :

1. Area sales hanya di kota Surabaya

2. Data simulasi yang digunakan adalah data simulasi yang diambil dari data penjualan selama bulan Juni-Agustus 2015.

1.4 Tujuan

Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah membuat rancang bangun aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi pada PT.Semesta Nustra Distrindo.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami persoalan dan pembahasannya, maka penulisan laporan ini dibuat dengan sistematika sebagai berikut:


(16)

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas latar belakang masalah, permasalahan yang ada, batasan masalah serta sistematika penulisan yang berisi penjelasan singkat pada masing-masing bab.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan landasan teori yang merupakan teori dasar dari teori penjualan konsinyasi yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam penyelesaian Tugas Akhir yang terdiri dari identifikasi masalah, perancangan sistem yang mencakup pembuatan document flow, data flow diagram, desain ERD baik conceptual data model maupunphysical data model, struktur basis data, desaininput-output dan rancangan evaluasi sistem informasi.

BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

Pada bab ini dijelaskan tentang evaluasi dari sistem yang telah dibuat dan proses implementasi dari sistem yang telah melalui tahap evaluasi sebelumnya.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan yang menjawab pernyataan dalam perumusan masalah dan saran yang bermanfaat dalam pengembangan program di waktu mendatang.


(17)

5 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Aplikasi

Menurut Jogiyanto (1999:12), Pengertian Aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, instruksi (instructiom) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi output. Aplikasi merupakan program siap pakai yang dapat digunakan untuk menjalankan printah-printah dari pengguna aplikasi tersebut dengan tujuan mendapatkan hasil yang lebih akurat sesuai dengan tujuan pembuatan aplikasi tersebut, aplikasi mempunyai arti yaitu pemecahan masalah yang menggunakan salah satu tehnik pemrosesan data aplikasi yang biasanya berpacu pada sebuah komputansi yang diinginkan atau diharapkan maupun pemrosesan data yang diharapkan.

Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi suatu paket kadang disebut sebagai suatu paket atau application suite. Contohnya adalah Microsoft Office dan OpenOffice.org, Bahasa Pemrograman yang menggabungkan suatu aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta beberapa aplikasi lainnya. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk mempelajari dan menggunakan tiap aplikasi. Selain itu aplikasi juga mempunyai fungsi sebagai pelayan kebutuhan beberapa aktivitas yang dilakukan oleh manusia seperti sistem untuk software jual beli, permainan atau game online, pelayanan mayarakat dan hampir semua proses yang dilakukan oleh manusia dapat dibantu dengan menggunakan suatu aplikasi. Beberapa aplikasi jika digabungkan akan menjadi satu paket atau sering juga disebut dengan aplication suite, dimana aplikasi tersebut memiliki


(18)

posisi antar muka yang mempunyai kesamaan sehingga dapat dengan mudah digunakan atau dipelajari penggunaan tiap aplikasi tersebut.

2.2 Penjualan

Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Jusup, 2001:69). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan.

Proses penjualan selalu diikuti dengan penerimaan uang, kapan suatu penjualan akan diterima uangnya tergantung pada syarat jual beli yang telah ditetapkan. Secara umum transaksi penjualan dapat dilakukan dengan dua cara antara lain:

a. Penjualan Tunai

Menurut Narko (2008:71), “Penjualan tunai adalah apabila pembeli sudah memilih barang yang akan dibeli, pembeli diharuskan membayar ke bagian kasir.” Sedangkan menurut Yadiati (2006:129), “Penjualan tunai adalah pembeli

langsung menyerahkan sejumlah uang tunai yang dicatat oleh penjual melalui

register kas.” Jadi dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai adalah penjualan

yang transaksi pembayaran dan pemindahan hak atas barangnya langsung melalui register kas atau bagian kassa. Sehingga, tidak perlu ada prosedur pencatatan piutang pada perusahaan penjual.


(19)

7

b. Penjualan Kredit

Selain penjualan tunai, jenis penjualan lainnya adalah penjualan kredit.

Menurut Mulyadi (2008:206) adalah “Penjualan kredit dilaksanakan oleh

perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu, perusahaan mempunyai tagihan

kepada pembeli tersebut.”

Sedangkan menurut Soemarso (2009:160) yaitu “Penjualan kredit adalah transaksi

antara perusahaan dengan pembeli untuk menyerahkan barang atau jasa yang

berakibat timbulnya piutang, kas aktiva.”

Dari kedua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa penjualan kredit adalah suatu transaksi antara perusahaan dengan pembeli, mengirimkan barang sesuai dengan order serta perusahaan mempunyai tagihan sesuai jangka waktu tertentu yang mengakibatkan timbulnya suatu piutang dan kas aktiva.

2.3 Penjualan Konsinyasi

Penjualan konsinyasi dalam pengertian sehari-hari dikenal dengan sebutan penjualan dengan cara penitipan. Konsinyasi merupakan penyerahan fisik barang-barang oleh pemilik kepada pihak lain, yang bertindak sebagai agen penjual dan biasanya dibuatkan persetujuan mengenai hak yuridis atas barang-barang yang dijual oleh pihak penjual. Pihak yang menyerahkan barang-barang (pemilik) disebut consignor (konsinyor) atau pengamanat sedang pihak yang menerima titipan barang disebutconsignee(konsinyi) atau komisioner.

Menurut Padji (2003:77) dalam kamus istilah keuangan dan perbankan disebutkan bahwa: Consignment (konsinyasi) adalah barang-barang yang dikirim untuk dititipkan kepada pihak lain dalam rangka penjualan dimasa mendatang atau


(20)

untuk tujuan lain, hak atas barang tersebut tetap melekat pada pihak pengirim (consignor). Penerimaan titipan barang tersebut (consignee) selanjutnya bertanggung jawab terhadap penanganan barang sesuai dengan kesepakatan.

Transaksi dengan cara penjualan konsinyasi mempunyai keuntungan-keuntungan tertentu dibandingkan dengan penjualan secara langsung barang-barang kepada perusahaan pengecer atau kepada pedagang. Adapun keuntungan dengan penjualan konsinyasi bagi konsinyor:

1) Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh seorang produsen, pabrikan atau distributor, terutama apabila: a. Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan,

b. Permintaan produk tidak menentu dan belum terkenal.

c. Harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yangcukup besar bagi pihak dealer apabila ia harus membeli barang-barang yang bersangkutan.

2) Harga barang yang bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamanat, hal ini disebabkan kepemilikan atas barang tersebut masih ditangan pengamanat sehingga harga masih dapat dijangkau oleh konsumen.

3) Jumlah barang yang dijual dan persediaan barang yang ada digudang akan mudah dikontrol sehingga resiko kekurangan atau kelebihan barang dapat ditekan dan memudahkan untuk rencana produksi.

Sedangkan bagi komisioner lebih menguntungkan dengan cara penjualan konsinyasi karena alasan-alasan sebagai berikut :

1. Komisioner tidak dibebani resiko menaggung kerugian bila gagal dalam penjualan barang-barang konsinyasi.


(21)

9

2. Komisioner tidak mengeluarkan biaya operasi penjualan konsinyasi karena semua biaya akan diganti/ditanggung oleh pengamanat.

3. Kebutuhan akan modal kerja dapat dikurangi, sebab komisioner hanya berfungsi sebagai penerima dan penjual barang konsinyasi untuk pengamanat. 4. Komisioner berhak mendapatkan komisi dari hasil penjualan barang.

Metode pencatatan atas transaksi penjualan konsinyasi terdapat prosedur-prosedur pembukuan tersendiri yang biasanya diikuti oleh pihak konsinyor. Pada prinsipnya pendapatan dalam konsinyasi diakui pada saat penjualan terhadap barang-barang konsinyasi dilakukan oleh konsinyi kepada pihak ketiga. Jika konsinyor membutuhkan laporan penjualan dan untuk mengetahui laba atau rugi penjualan barang-barang konsinyasi, maka pencatatannya harus diselenggarakan terpisah dari transaksi penjualan reguler. Dalam metode administrasi barang-barang dagangan, terdapat dua alternatif, yaitu metode perpetual dan phisik. Apabila transaksi konsinyasi dicatat terpisah dari transaksi lain, maka metode apapun yang dipakai, pihak konsinyor harus menyelenggarakan rekening

“barang-barang konsinyasi”. Apabila transaksi konsinyasi tidak dicatat terpisah dari transaksi lain, maka pengiriman barang-barang konsinyasi dicatat dalam memorandum.

Untuk setiap perjanjian dalam transaksi konsinyasi rekening barang-baranng yang dititipkan pada konsinyi pada dasarnya adalah rekening barang-barang konsinyasi yang merupakan persediaan bagi konsinyor. Apabila pihak konsinyor menghendaki laba atas penjualan konsinyasi harus ditetapkan tersendiri, maka rekening barang-barang konsinyasi untuk masing-masing konsinyi dibebani harga pokok barang yang dikirimkan kepada konsinyi dan semua biaya yang berkaitan dengan konsinyasi. Jika penjualan telah dilakukan


(22)

oleh konsinyi maka rekening ini di kredit. Laba atau rugi atas penjualan konsinyasi akhirnya dipindah bukukan dari perkiraan laba atau rugi konsinyasi keperkiraan laba atau rugi konsinyasi keperkiraaan laba atau rugi biasa yang mengikhtisiarkan hasil netto dari semua aktifitas.Sedangkan apabila pihak konsinyor menghendaki transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi biasa lainnya dan laba atau rugi usaha juga harus dihitung menyatu, maka pendapatan dan biaya penjualan konsinyasi dibukukan dalam perkiraan yang mengikhtisiarkan kegiatan usaha. (Sabeni,1999:159).

2.4 System Development Life Cycle (SDLC)

Menurut Pressman (2007)System Development Life Cycle (SDLC) adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalisis dan merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik.

Dalam penerapan SDLC terdapat beberapa model pengembangan salah satunya model Sekuensiel Linier yang sering juga disebut siklus hidup klasik (classic life cycle) atau model air terjun (waterfall). Model Sekuensial linier mengusulkan sebuah pendekatan terhadap pengembangan perangkat lunak yang sistematis dan sekuensial yang mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian dan pemeliharaan (Pressman,2007). Model sekuensial liniermelingkupi aktivitas-aktivitas sebagai berikut:


(23)

11

Gambar 2.1System Development Life Cycle (SDLC) Model Waterfall (Pressman:2007)

a. Analisis (Analysis)

Proses pengumpulan kebutuhan difokuskan khususnya pada perangkat lunak. Tahap analisis menjawab pertanyaan mengenai siapa yang akan menggunakan sistem, apa yang sistem akan lakukan, dan dimana serta kapan sistem akan digunakan. Seluruh kebutuhan software harus bisa didapatkan dalam fase ini, termasuk didalamnya kegunaan software yang diharapkan pengguna dan batasan software. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, survey atau diskusi. Informasi tersebut dianalisis untuk mendapatkan kebutuhan pengguna untuk digunakan pada tahap selanjutnya. Proses pengumpulan kebutuhan difokuskan khususnya pada perangkat lunak. Langkah-langkah identifikasi yang dilakukan untuk mengetahui permasalahan sesuai dengan tujuan awal, yaitu:

1. Survey / Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang tidak didapatkan dari pengumpulan data dengan cara wawancara. Dengan mengadakan penelitian dan analisa secara langsung terhadap kondisi


(24)

perusahaan yang ada, sehingga dapat menemukan kebutuhan sistem yang diinginkan pihak perusahaan. Observasi ini mencakup pencarian data yang akan digunakan dalam merancang sistem. Pengamatan dan peninjauan langsung terhadap obyek penelitian yaitu PT.Semesta Nustra Distrindo.

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan alat yang dinamakan interview guide(panduan wawancara).

Pada tahap analisis ini dilakukan analisa untuk menggali secara mendalam kebutuhan yang akan dibutuhkan. Kebutuhan ada bermacam-macam seperti halnya kebutuhan informasi bisnis, kebutuhan data dan kebutuhan user itu sendiri. Kebutuhan itu sendiri sebenarnya dibedakan menjadi tiga jenis kebutuhan. Pertama tentang kebutuhan teknologi. Dari hal ini dilakukan analisa mengenai kebutuan teknologi yang diperlukan dalam pengembangan suatu sistem, seperti halnya data penyimpanan informasi/ database. Kedua kebutuhan informasi, contohnya seperti informasi mengenai visi dan misi perusahaan, sejarah perusahaan, latar belakang perusahaan. Ketiga, kebutuhan user. Dalam hal ini dilakukan analisa terkait kebutuhanuserdan kategoriuser.

b. Desain (Design)

Tahap ini dilakukan sebelum melakukan coding, yang bertujuan untuk memberikan gambaran apa yang seharusnya dikerjakan dan bagaimana tampilannya. Tahap desain ini merupakan tahap untuk menentukan bagaimana sistem akan beroperasi, perangkat lunak (software), antar-muka pengguna (user


(25)

13

interface), dan database. Tahap ini membantu dalam menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak (software) dan serta definisi arsitektur sistem secara keseluruhan. Selanjutnya, hasil analisa kebutuhan sistem tersebut akan dibuat sebuah DFD, ERD, Design Database dan Design Input Output. Pada tahap ini merupakan tahapan dalam merancangsoftwareyang akan dibangun.

A. Data Flow Diagram(DFD)

Diagram Arus Data (Data Flow Diagram atau DFD) merupakan tahapan merancang diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem.DFD merupakan alat yang digunakan pada metodelogi pengembangan sistem yang tersetruktur (structured analysis and design). B. Entity Relationship Diagram(ERD)

Merupakan tahapan merancangentityyang digunakan untuk menampung data yang diinputkan oleh pengguna, atau hasil informasi yang telah diproses sistem.Masing-masing entity saling terhubung dengan entity lainya, melalui atribut-atribut yang ada didalam entity.Hal ini untuk memudahkan dalam mengakses informasi dengan menggabungkan beberapa atribut di setiap entity.

C. Desaininput-output

Merupakan tahapan untuk merancang desain antar muka input dan output sistem. Input berhubungan desain desain interface pengguna yang melakukan inputan terhadap sistem, sedangkan output berhubungan dengan hasil dari proses sistem yang dapat berupa laporan atau informasi.


(26)

c. Kode (Coding)

Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.

Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.

Menurut Pressman (2007), Code adalah tahap pengkodean untuk membangun sistem sesuai dengan hasil desain sistem yang telah dirancang sebelumnya. Dalam proses ini digunakan beberapasoftwarependukung, seperti: A. PHP

PHP adalah bahasa pemrograman yang didesain khusus untuk membuat halaman web. Notepad merupakan editor teks yang biasa digunakan. Fungsi-fungsi yang telah ada didalam PHP tidak case sensitive (membedakan huruf besar dengan huruf kecil), namun variabelnya case sensitive. Salah satu cara menuliskan script PHP adalah <?php (script anda) ?>.

B. Notepad++

Notepad++ adalah text editor yang digunakan oleh sebagaian programmer untuk membuat program. Notepad++ merupakan salah satu software dengan free lisensi, sehingga penggunaanya bebas dari biaya. Salah satu bahasa pemrograman yang menggunakan editor notepad++ adalah PHP.

C. MYSQL

MYSQL merupakansoftwareRDBMS (atau server database) yang mengelola database dengan sangat cepat, dapat menampung data dalam jumlah sangat besar, dapat diakses oleh banyak user (multi-user), dan dapat melakukan


(27)

15

suatu proses secara sinkron atau berbarengan (multi-threaded). Beberapa alasan mengapa menggunakan MYSQL sebagai server database:

1. Fleksibel

MYSQL dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi desktop maupun aplikasi web dengan menggunakan teknologi yang bervariasi. 2. Performa Tinggi

MYSQL memiliki mesin query dengan performa tinggi, dengan demikian proses transaksional dapat dilakukan dengan sangat cepat. Hal ini terbukti dengan digunakannya MYSQL sebagai database dari beberapa aplikasi web yang memilikitraffic(lalu lintas) sangat tinggi.

3. Lintas Platform

MYSQL dapat digunakan pada platform atau lingkungan (dalam hal ini sistem operasi) yang beragam, bisa Microsoft Windows, Linux, atau UNIX.

4. Proteksi Data yang Handal

MYSQL menyediakan mekanisme yang powerfull untuk menangani hal tersebut, yaitu dengan menyediakan fasilitas manajemen user, enkrispsi data, dan lain sebagainya.

5. Komunitas Luas

Karena banyaknya pengguna MYSQL, maka kita dapat mengikuti salah satu komunitas MYSQL. Hal ini dapat membantu sesame pengguna MYSQL dalam memecahkan masalah.


(28)

d. Tes (Testing)

Pada tahapan ini, unit-unit individu program atau program digabung dan diuji sebagai sebuah sistem lengkap untuk memastikan apakah sesuai dengan kebutuhan perangkat lunak atau tidak. Pengujian fungsional untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input akan memberikan hasil yang aktual sesuai yang dibutuhkan. Pengujian pada sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode pengujian black-box yang merupakan pengujian yang menekankan pada fungsionalitas dari sebuah perangkat lunak tanpa harus mengetahui bagaimana struktur dari dalam perangkat lunak tersebut. Sebuah perangkat lunak yang diuji menggunakan metode black-box dikatakan berhasil jika fungsi-fungsi yang ada telah memenuhi spesifikasi kebutuhan yang telah dibuat sebelumnya.

e. Pemeliharaan(Maintenance)

Tahap terakhir adalah maintenance. Maintenance melibatkan pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan pada tahapan-tahapan sebelumnya, meningkatkan implementasi dari unit sistem, dan meningkatkan layanan sistem sebagai kebutuhan baru. Pada tahap ini, jika sistem sudah sesuai dengan tujuan yang ditentukan dan dapat menyelesaikan masalah pada perusahaan, maka akan diberikan kepada pengguna. Setelah digunakan dalam periode tertentu, pasti terdapat penyesuaian atau perubahan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan, sehingga membutuhkan perubahan terhadap sistem tersebut. Tahap ini dapat juga diartikan sebagai tahap penggunaan perangkat lunak yang disertai dengan perawatan dan perbaikan.


(29)

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Sistem

Tahap analisis sistem merupakansuatu proses untuk menganalisis dan mengumpulkan data yang ada di perusahaan. Tujuan dari tahap ini adalah agar dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan serta kebutuhan yang ada di perusahaan sehingga dapat diusulkan perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan PT.Semesta Nustra Distrindo. Dalam pengumpulan data yang digunakan untuk bahan penyusunan tugas akhir, diperlukan adanya pengamatan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga dapat memberikan masukan dalam pengembangan aplikasi yang akan dibuat. Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pihak perusahaan yang secara langsung berhubungan dengan ruang lingkup sistem atau bagian-bagian perusahaan yang nantinya akan menggunakan sistem sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

2. Observasi/Pengamatan

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang tidak didapatkan dari pengumpulan data dengan cara wawancara. Dengan mengadakan penelitian dan analisa secara langsung terhadap kondisi perusahaan yang ada, sehingga dapat menemukan kebutuhan sistem yang diinginkan pihak perusahaan. Observasi ini mencakup pencarian data yang akan digunakan dalam merancang sistem. Pengamatan dan


(30)

peninjauan langsung terhadap obyek penelitian yaitu PT.Semesta Nustra Distrindo meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

a. Pengumpulan data terkait profil PT.Nustra Distrindo.

b. Mempelajari proses bisnis perusahaan terkait dengan proses penjualan konsinyasi.

3.1.1 Identifikasi Masalah

PT. Semesta Nustra Distrindo merupakan perusahaan dagang yang menjual bermacam-macam biskuit dan snack. Perusahaan ini melakukan penjualan dalam bentuk penjualan konsinyasi. Proses penjualan konsinyasi pada PT. Semesta Nustra Distrindo yang terjadi saat ini yaitu sales menitipkan barang ke outlet-outlet di area Surabaya dengan harga dan syarat waktu yang telah ditentukan, kemudian sales membuat nota penjualan konsinyasi dan menyerahkan nota tersebut ke outlet. Setelah proses distribusi selesai satu minggu kemudian sales kembali ke outlet untuk melakukan pengecekan barang untuk mengetahui adanya barang yang laku atau tidak, apabila ada barang yang laku sales melakukan penagihan ke outlet atas barang yang laku terjual dan sales mengganti barang yang laku terjual atau menambah stok barang di outlet tersebut dengan barang baru sesuai dengan permintaan pemilik outlet, apabila barang tidak laku dilakukan proses retur atau penarikan barang sesuai dengan perjanjian. Selama ini prosentase barang yang keluar dan belum terlunasi sebesar 20% dari seluruh penjualan, dan jumlah seluruh penjualan sebesar 90%, hal ini disebabkan karena masih adanya barang yang belum laku terjual, dan juga disebabkan karena adanya sales yang tidak maksimal saat melakukan penagihan.


(31)

19

Pada saat proses penjualan konsinyasi sering terjadi kesalahan/pertukaran sales pada saat distribusi antara sales A dan sales B serta wilayah sales saat melakukan distribusi barang dan juga pada saat penagihan. Kemudian tidak mengetahui jumlah barang penjualan konsinyasi per sales karena tidak ada rekap penjualan per sales jadi bisa dimanipulasi oleh sales jumlah barang yang keluar tidak sesuai dengan catatan barang yang ada. Kemudian sering terjadinya over lapping saat distribusi barang yang dilakukan antara sales, hal ini bisa disebabkan karena belum adanya jadwal distribusi sales yang mengakibatkan barang yang diminta oleh pelanggan tidak bisa datang tepat waktu. Saat proses pemesanan barang pencatatan tidak dilakukan dengan baik dan tidak ada surat peryataan dari sales ke outlet, dan saat proses penagihan barang tidak di lakukan secara maksimal oleh sales sehingga masih banyak barang yang keluar dan belum terlunasi. Permasalahan lain yang timbul adalah pembuatan laporan penjualan konsinyasi barang tidak tepat waktu, yang artinya dibutuhkan laporan perbulan tetapi lebih dari satu bulan, akibatnya tidak bisa mengetahui barang yang di ditribusikan diakibatkan karena keterlambatan pembuatan laporan. Berikut adalah dokumen flow yang menjelaskan proses penjualan konsinyasi seperti Gambar 3.1


(32)

A. Dokflow Proses Penjualan Konsinyasi pada PT. Semesta Nustra Distrindo

Gambar 3.1 Alur Sistem PT.Semesta Nustra Distrindo Saat Ini

Proses penjualan konsinyasi yang ada pada PT.Semesta Nustra Distrindo dimulai dari admin membuat daftar penjadwalan distribusi sales untuk di


(33)

21

distribusikan ke outlet. sales menitipkan barang ke customer, kemudian sales menyerahkan nota penjualan konsinyasi kepada customer, setelah customer menerima barang dan nota penjualan kemudian customer menandatangani nota barang tersebut rangkap dua, setelah di beri tanda tangan customer nota barang tersebut yang rangkap dua di simpan oleh customer sedangakan nota barang penjualan konsinyasi rangkap satu di serahkan kembali ke sales. Satu minggu kemudian sales kembali lagi ke customer untuk melakukan penagihan dan pengecekan barang ada yang laku atau tidak. Sales menyerahkan nota penjualan konsinyasi kepada customer dan customer melakukan pembayaran . kemudian sales menyerahkan faktur penagihan kepada admin untuk membuat laporan penjualan konsinyasi. Setelah itu laporan penjualan konsinyasi di serahkan kepada menejer untuk pengecekan laporan. Alur proses penjualan konsinyasi pada PT.Semesta Nustra Distrindo dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

B. Workflow penjualan konsinyasi pada perusahaan


(34)

C. System Flow Penjualan Konsinyasi


(35)

23

Dalam Aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi pada PT. Semesta Nustra Distrindo terdapat empat system, yaitu system penjadwalan, system penjualan konsinyasi dan system pembayaran. Adapun penjelasannya dijelaskan pada uraian berikut ini:

Pada sistem flow penjadwalan sales ini dimulai dari admin memilih menu penjadwalan kunjungan sales kemudian sistem akan menampilkan menu penjadwalan kemudian admin sales menginputkan tanggal, lokasi, nama customer, dan nama sales kemudian disimpan dalam database jadwal sales. Setelah itu admin sales menampilkan jadwal sales dan kemudian mencetak jadwal sales untuk di berikan ke sales yang di gunakan untuk jadwal penjualan konsinyasi ke customer. Sistem flow proses penjualan konsinyasi dimulai dari sales menitipkan barang. Kemudian sistem penjualan akan membuat data penjualan konsinyasi yang di ambil dari database barang dan juga database customer. Data penjualan disimpan pada database penjualan.Sistem penjualan membuat nota penjualan konsinyasi rangkap dua yang nota nomor satu di arsip oleh bagian penjualan sebagai bukti penjualan dan nota nomor dua akan di serahkan ke customer. Kemudian sistem penjualan membuat laporan penjualan konsinyasi dan di serahkan ke manager. Pada sistem flow penagihan sales ini dimulai dari admin memilih menu penjadwalan penagihan kemudian sistem akan menampilkan menu penjadwalan penagihan kemudian admin sales menginputkan tanggal, lokasi, nama customer, dan nama sales kemudian disimpan dalam database jadwal penagihan sales. Setelah itu admin mencetak jadwal penagihan sales untuk di berikan ke sales yang di gunakan untuk jadwal penagihan barang konsinyasi ke customer. Pada sistem flow pembayaran ini dimulai dari sistem membuat bukti pembayaran kemudian bukti pembayaran diserahkan kepada sales untuk di


(36)

berikan kepada customer. Kemudian admin penjualan memasukkan data pembayaran dan di simpan pada database pembayaran. Admin penjualan membuat laporan pembayaran untuk diserahkan ke manager.

3.1.2 Analisis Permasalahan

Untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi, dilakukan wawancara langsung dengan bagian manajemen perusahaan, mulai dari proses distribusi barang ke outlet, proses penagihan, hingga proses pembuatan laporan.

Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi, diantaranya adalah :

1. Pada saat proses penjualan konsinyasi terjadi kesalahan/pertukaran sales pada saat distribusi antara sales A dan sales B serta wilayah sales saat melakukan penitipan barang dan juga pada saat penagihan. Hal ini bisa disebabkan karena belum adanya jadwal distribusi sales dan jadwal penagihan.

2. Sering terjadinya over lapping saat distribusi barang yang dilakukan antara sales, yang mengakibatkan barang yang diminta oleh pelanggan tidak bisa datang tepat waktu.

3. Tidak mengetahui jumlah barang penjualan konsinyasi persales karena tidak ada rekap penjualan per sales jadi bisa dimanipulasi oleh sales jumlah barang yang keluar tidak sesuai dengan catatan barang yang ada.

4. Pembuatan laporan penjualan konsinyasi barang tidak tepat waktu, yang artinya dibutuhkan laporan perbulan tetapi lebih dari satu bulan, akibatnya tidak bisa mengetahui laporan penjualan konsinyasi diakibatkan karena keterlambatan pembuatan laporan.


(37)

25

3.1.3 Analisis Kebutuhan

Dari analisis yang dilakukan, informasi yang dibutuhkan untuk pembuatan sistem pencatatan penjualan konsinyasi pada PT.Semesta Nustra Distrindo dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Fungsi membuat jadwal distribusi Nama fungsi Fungsi membuat jadwal distribusi

Informasi/Aliran Dara

Data Area, Data Sales, Data Customer, Data Barang Kondisi Awal Data jadwal distribusi sudah tersedia

Alur Aktifitas pengguna Aktor : Admin

Aktifitas Sistem 1. Pengguna memasukkan data

jadwal distribusi 2. Pengguna memilih area 3. Pengguna memilih nama

sales.

4. Pengguna memilih nama customer.

5. Pengguna memilih barang yang akan didistribusikan. 6. Pengguna memilih tanggal dan jam jadwal distribusi sales

7. Pengguna menekan tombol simpan untuk menyimpan data jadwal distribusi sales

1.1Aplikasi mengecek jadwal distribusi sales, berdasarkan data area, sales, customer, dan barang

7.1Aplikasi berhasil menyimpan data jadwal distribusi sales sesuai dengan tanggal distribusi, jumlah barang yang dibawa ,data area distribusi sales dan data customer. Jadi satu customer di tangani oleh satu sales dan menampilkan notifikasi bahwa data berhasil

disimpan ke database jadwal distribusi.

Output Jadwal Distribusi

Kondisi Akhir Data jadwal distribusi sales sudah tersimpan dan ditampilkan kedalam griedview.

Kebutuhan Non-Fungsional

Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi pengguna diwajibkan mengisi username dan password


(38)

Tabel 3.2 Fungsi input data penjualan konsinyasi Nama fungsi Fungsi input data penjualan konsinyasi

Informasi/Aliran Dara

Data jadwal distribusi sales

Kondisi Awal Data penjualan konsinyasi sudah tersedia Alur Aktifitas pengguna

Aktor : Admin

Aktifitas Sistem 1. Pengguna memilih data

penjualan konsinyasi. 2. Pengguna memasukkan

batas overdue yang telah ditentukan selama dua minggu.

3. Pengguna memasukkan jumlah barang

3.1 Aplikasi menghitung jumlah barang 4. Pengguna menekan tombol

simpan untuk menyimpan data penjualan konsinyasi.

4.1 Aplikasi berhasil

menyimpan data penjualan konsinyasi persales dan menampilkan notifikasi bahwa data berhasil disimpan ke database penjualan konsinyasi. Output Data Penjualan Konsinyasi

Kondisi Akhir Data penjualan konsinyasi sudah tersimpan dan ditampilkan kedalam griedview.

Kebutuhan Non-Fungsional

Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi pengguna diwajibkan mengisi username dan password

Tabel 3.3 Fungsi membuat jadwal penagihan Nama fungsi Fungsi membuat jadwal penagihan

Informasi/Aliran Dara

Data Penjualan Konsinyasi

Kondisi Awal Data jadwal penagihan sudah tersedia Alur Aktifitas pengguna

Aktor : Admin

Aktifitas Sistem 1. Pengguna membuat jadwal

penagihan.

1.1 Aplikasi membuat jadwal penagihan.

2. Pengguna memilih data penjualan konsinyasi. 3. Pengguna memasukkan

tanggal penagihan.


(39)

27

Nama fungsi Fungsi membuat jadwal penagihan Informasi/Aliran

Dara

Data Penjualan Konsinyasi 5. Pengguna menekan tombol

simpan untuk menyimpan data penagihan.

5.1 Aplikasi berhasil

menyimpan data penagihan sales sesuai dengan tanggal distribusi, jumlah barang yang dibawa ,data area penagihan sales dan data customer. Jadi satu customer di tangani oleh satu sales dan

menampilkan notifikasi bahwa data berhasil disimpan ke database jadwal penagihan. Output Jadwal Penagihan

Kondisi Akhir Data jadwal penagihan sudah tersimpan dan ditampilkan kedalam

griedview.

Kebutuhan Non-Fungsional

Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi pengguna diwajibkan mengisi username dan password

Tabel 3.4 Fungsi membuat faktur penagihan Nama fungsi Fungsi membuat faktur penagihan

Informasi/Aliran Dara

Jadwal penagihan

Kondisi Awal Data penagihan sudah tersedia Alur Aktifitas pengguna

Aktor : Admin

Aktifitas Sistem 1. Pengguna memilih data

penjualan konsinyasi.

1.1Aplikasi membuat faktur penagihan.

2. Pengguna menekan tombol simpan untuk menyimpan faktur penagihan.

2.1Aplikasi berhasil

menyimpan faktur penagihan persales dan menampilkan notifikasi bahwa data berhasil disimpan ke database penagihan. 3. Pengguna menekan tombol

cetak untuk mencetak faktur penagihan

3.1 Aplikasi berhasil mencetak faktur penagihan

Output Data Penagihan

Kondisi Akhir Data penagihan sudah tersimpan dan ditampilkan kedalam

griedview.

Kebutuhan Non-Fungsional

Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi pengguna diwajibkan mengisi username dan password


(40)

Tabel 3.5 Fungsi membuat data pembayaran Nama fungsi Fungsi menginputkan data pembayaran Informasi/Aliran

Dara

Data Penagihan

Kondisi Awal Data pembayaran sudah tersedia Alur Aktifitas pengguna

Aktor : Admin

Aktifitas Sistem 1. Memilih nomor penagihan

2. Pengguna memasukkan tanggal pembayaran.

1.1Aplikasi membuat data pembayaran.

3. Pengguna memasukkan jumlah uang yang dibayar customer.

3.1 Aplikasi menghitung jumlah uang yang dibayar customer

4. Pengguna menekan tombol simpan untuk menyimpan data pembayaran.

4.1Aplikasi berhasil menyimpan data pembayaran dan

menampilkan notifikasi bahwa data berhasil disimpan ke database pembayaran.

Output Data Pembayaran

Kondisi Akhir Data pembayaran sudah tersimpan dan ditampilkan kedalam

griedview.

Kebutuhan Non-Fungsional

Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi pengguna diwajibkan mengisi username dan password

3.2 Perancangan Sistem

Sebelum membuat program aplikasi ini, terlebih dahulu dilakukan proses perancangan sistem. Hal ini dilakukan dengan tujuan supaya program sistem informasi yang dibuat dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Program aplikasi ini dibangun berbasis web dan menggunakan bahasa pemrograman php. Dalam perancangan sistem ini ada beberapa tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Adapun tahapan-tahapan dalam perancangan sistem yang dilakukan adalah pembuatan Blok Diagram (Input-Proses-Output), Context Diagram, Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), dan Struktur Database yang digunakan dalam program aplikasi ini.


(41)

29

3.2.1 Input-Proses-Output Diagram

Input-Proses-Output Diagram ini menjelaskan mengenai gambaran yang direncanakan untuk penyelesaian perangkat lunak yang akan dibuat. Secara garis besar perencanaan yang akan dilakukan oleh perangkat lunak (software) dapat dilihat pada gambar 3.4 :

Gambar 3.4 Blok Diagram Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi

Berdasarkan gambar 3.4 tersebut, maka dapat dijelaskan input, proses dan output, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada penjelasan berikut:

1. Dalam melakukan proses membuat jadwal distribusi, dibutuhkan data customer, data barang, data sales dan data area penjualan. Hasil dari proses pembuatan jadwal distribusi barang adalah jadwal distribusi barang.

2. Proses penjualan konsinyasi membutuhkan jadwal distribusi. Sehingga menghasilkan nota penjualan konsinyasi dan laporan penjualan konsinyasi.


(42)

3. Proses pembuatan jadwal penagihan dapat dilakukan setelah proses penjualan konsinyasi. Data yang diperlukan adalah data hasil penjualan konsinyasi. Hasil dari proses pembuatan jadwal penagihan adalah jadwal penagihan.

4. Proses penagihan dapat dilakukan setelah proses pembuatan jadwal penagihan. Data yang diperlukan adalah data jadwal penagihan. Hasil dari proses penagihan adalah faktur penagihan.

5. Proses pembayaran dilakukan setelah proses penagihan barang. Data yang diperlukan adalah data faktur penagihan dan menghasilkan laporan pembayaran.

3.2.2 ContextDiagram Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi

Pada tahap ini akan digambarkan bagaimana aliran data yang terjadi pada sistem yang akan dibangun secara umum. Context diagram aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi terdiri dari 2 entity yaitu admin dan manager. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.5 dibawah ini:

Gambar 3.5 Context Diagram Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi Data Pembayaran

Data Penagihan Jadwal Penagihan

Data Penjualan Jadwal Distribusi Data Customer

Data Barang Data Sales Data Area 0

Sistem Pencatatan Penjualan Konsinyasi

+


(43)

31

3.2.3 DFD Level 0 Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi

Setelah membuat context diagram dari sistem aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi pada PT. Semesta Nustra Distrindo, kemudian context diagram tersebut akan dibagi menjadi beberapa sub proses yang lebih kecil. Hasil dari decompose itu sendiri disebut DFD Level 0, dan DFD Level 0 terdiri dari proses utama, external entity dan data store yang semuanya itu saling berkaitan. Proses utama itu juga dapat dibagi menjadi sub proses yang lebih kecil, dan sub proses yang kecil itu sendiri masih saling berkaitan antara yang satu sama yang lain. Tak terkecuali dengan external entity dan data store yang ada. Data Flow Diagram dari aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi, dapat dilihat pada gambar 3.6 di bawah ini:

Gambar 3.6 DFD Level 0 Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi [Jumlah Bayar] [Tanggal pembayaran] [Nomor penagihan] Data penagihan Data pembayaran Data penagihan [Data Pembayaran] [Data Penagihan]

Data Jadwal Penagihan

[Tanggal Penagihan] Data Jadwal Penagihan

[Jadwal Penagihan] Data Penjualan Konsinyasi

[Jumlah Barang] [Data Penjualan Konsinyasi] Data penjualan konsinyasi

Data Jadwal Distribusi Data Jadwal Distribusi

Data Customer Data Barang Data Sales Data Area [Jadwal Distribusi] [Nama Customer] [Jumlah Barang] [Nama Sales] [Area] ADMIN 1 Jadwal Distribusi 2 Penjualan Konsinyasi 3 Jadwal penagihan 4 Penagihan 5 Pembayaran 1 Area

2 Sales 3 Barang 4 Customer

5 Jadwal Distribusi

6 Penjualan Konsinyasi 7 Jadwal Penagihan 8 Penagihan 9 Pembayaran


(44)

3.2.4 DFD level 1 Sub-Sistem Jadwal distribusi

DFD Level 1 merupakan Sub Proses dari DFD Level 0 sistem aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi . DFD Level 1 tersebut terdiri dari empat proses utama yaitu jadwal distribusi sales seperti pada Gambar 3.7, penjualan konsinyasi seperti pada Gambar 3.8, jadwal penagihan seperti pada Gambar 3.9, penagihan seperti pada Gambar 3.10 dan pembayaran seperti pada Gambar 3.11.

Gambar 3.7 DFD Level 1 jadwal distribusi

Pada Gambar 3.7 merupakan DFD Level1 sub proses jadwal distribusi dari sistem aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi. DFD Level 1 tersebut terdiri dari dua proses, selain itu juga terdapat satu entity dan lima datastore.

3.2.5 DFD level 1 Sub-Sistem Penjualan Konsinyasi

DFD Level1 sub proses penjualan konsinyasi dari sistem aplikasi pencatatan penjualan. DFD Level1 tersebut terdiri dari dua proses. Selain itu juga terdapat satu entity dan dua datastore. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.8.

[Data Jadwal Distribusi] [Data Customer]

[Data Barang] [Data Sales]

[Data Area]

[Jadwal Distribusi] [Nama Customer]

[Nama Sales] [Area]

[Jumlah Barang] ADMIN

1 Area

2 Sales

3 Barang

4 Customer

5 Jadwal Distribusi 1.1

Mengecek Jadwal Distribusi

1.2


(45)

33

Gambar 3.8 DFD Level 1 penjualan konsinyasi

3.2.6 DFD level 1 Sub-Sistem Jadwal Penagihan

Gambar 3.9 DFD Level 1 jadwal penagihan

Pada Gambar 3.9 merupakan DFD Level1 sub proses jadwal penagihan dari sistem aplikasi pencatatan penjualan. DFD Level1 tersebut terdiri dari dua proses. Selain itu juga terdapat satu entity dan dua datastore.

[Data Jadwal Distribusi]

[Jumlah Barang]

[Data penjualan konsinyasi]

[Data Penjualan Konsinyasi] 5 Jadwal Distribusi

6 Penjualan Konsinyasi

ADMIN 2.1

Menghitung jumlah barang

2.2

Menyimpan data penjualan konsinyasi

[Jadwal Penagihan] [Tanggal Penagihan]

[Data Penjualan Konsinyasi]

[Data Jadwal Penagihan] 6 Penjualan

Konsinyasi

7 Jadwal Penagihan

ADMIN 3.1

Membuat Jadwal Penagihan

3.2


(46)

3.2.7 DFD Level 1 Sub-Sistem Penagihan

Gambar 3.10 DFD Level 1 penagihan

Pada Gambar 3.10 merupakan DFD Level1 sub proses penagihan dari sistem aplikasi pencatatan penjualan. DFD Level1 tersebut terdiri dari dua proses. Selain itu juga terdapat satu entity dan dua datastore.

3.2.8 DFD level 1 Sub-Sistem Pembayaran

Gambar 3.11 DFD Level 1 Pembayaran

[Data Penagihan] [Nomor penagihan]

[Data penagihan]

[Data Jadwal Penagihan] 7 Jadwal

Penagihan

8 Penagihan

ADMIN 4.1

Membuat Faktur Penagihan

4.2

Menyimpan Faktur Penagihan

[Jumlah Bayar]

[Data Pembayaran] [Data pembayaran]

[Data penagihan]

[Tanggal pembayaran]

ADMIN

9 Pembayaran

8 Penagihan

5.1

Menghitung jumlah pembayaran

5.2


(47)

35

Pada Gambar 3.11 merupakan DFD Level1 sub proses pembayaran dari sistem aplikasi pencatatan penjualan. DFD Level1 tersebut terdapat dua proses. Selain itu juga terdapat satu entity dan dua datastore.

3.2.9 Entity Relationship Diagram

ERD merupakan suatu desain sistem yang digunakan untuk menggambarkan / menginterpretasikan, menentukan dan mendokumentasikan kebutuhan-kebutuhan untuk sistem pemrosesan database. ERD juga menyediakan bentuk untuk menunjukkan struktur keseluruhan dari data user dan menunjukkan hubungan (relasi) antar tabel. Dalam ERD data-data tersebut digambarkan dengan menggambarkan simbol entity. Dalam perancangan sistem ini terdapat beberapa entity yang saling terkait untuk menyediakan data-data yang dibutuhkan oleh sistem yaitu:

A. Conceptual Data Model

Conceptual Data Model (CDM) menggambarkan secara keseluruhan konsep struktur basis data yang dirancang untuk suatu program atau aplikasi. Pada CDM belum tergambar jelas bentuk tabel-tabel penyusun basis data beserta field-field yang terdapat pada setiap tabel. Tabel-tabel penyusun tersebut mempunyai relationship atau hubungan tetapi tidak terlihat pada kolom yang mana hubungan antar tabel tersebut. Pada CDM juga telah didefinisikan kolom mana yang menjadi primary key. CDM yang dirancang untuk sistem informasi ini bisa dilihat pada gambar 3.12.


(48)

Gambar 3.12 Conceptual Data Model

B. Physical Data Model

Physical Data Model (PDM) menggambarkan secara detail konsep rancangan struktur basis data yang dirancang untuk suatu program. PDM merupakan hasil generate dari Conceptual Data Model (CDM). Pada PDM tergambar jelas tabel-tabel penyusun basis data beserta field-field terdapat pada setiap tabel. Adapun PDM untuk sistem informasi dapat dilihat pada gambar 3.13.

Gambar 3.13 Physical Data Model

Memiliki det il penjualan

Det ail_Jadwal Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki Memiliki SALES ID_SALES NAMA_SALES ALAMAT_SALES TELEPON_SALES AREA ID_AREA NAMA_AREA CUSTOMER ID_CUSTOMER NAMA_CUSTOMER ALAMAT_CUSTOMER KOTA_CUSTOMER TELEPON_CUSTOMER BARANG KODE_BARANG NAMA_BARANG SATUAN_BARANG HARGA_BARANG MEREK_BARANG STOK_BARANG PENJUALAN KODE_PENJUALAN TANGGAL_PENJUALAN JATUH_TEMPO PEMBAYARAN KODE_PEMBAYARAN TANGGAL_PEMBAYARAN TOTAL_BAYAR PENAGIHAN KODE_PENAGIHAN TANGGAL_PENAGIHAN JADWAL DISTRIBUSI ID_JADWAL TANGGAL_PENJADWALAN JADWAL PENAGIHAN ID_JADWAL_PENAGIHAN TANGGAL


(49)

37

3.2.10 Struktur Basis Data

Dari Physical Data Model yang telah terbentuk, dapat disusun struktur basis data yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan data yang diperlukan. Berikut ini akan diuraikan struktur tabel yang nantinya digunakan dalam pembuatan sistem seperti di bawah ini:

A. Nama Tabel : Customer Primary Key : IdCustomer Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan data customer Tabel 3.6 Tabel Customer

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

1. Id Customer Varchar 10 Id Customer

2. Nama_Customer Varchar 35 Nama

3. Alamat_Customer Varchar 50 Alamat

4. Kota_ Customer Varchar 35 Kota Customer

5. Telepon Varchar 35 Telepon

B. Nama Tabel : Barang Primary Key : KodeBarang

Foreign Key : Id_Kategori reference dari tabel kategori Fungsi : Menyimpan data stock barang

Tabel 3.7 Tabel Barang

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

1. Kode Barang Varchar 10 Kode Barang

2. Id_Kategori Integer - Id Kategori


(50)

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

4. Satuan_Barang Varchar 20 Satuan Barang

5. Harga_Barang Integer - Harga Barang

6. Merek_Barang Varchar 35 Merek Barang

7. Stok_Barang Integer - Stok Barang

C. Nama Tabel : Sales Primary Key : Id Sales

Foreign Key : Id Area reference dari tabel area Fungsi : Menyimpan data sales

Tabel 3.8 Tabel Sales

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

1. Id_Sales Varchar 10 Id Sales

2. Id_Area Integer - Id Area

3. Nama_Sales Varchar 150 Nama Sales

4. Alamat_Sales Varchar 100 Alamat Sales

5. Telepon_Sales Varchar 15 Telepon Sales

D. Nama Tabel : Area

Primary Key : Id Area Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan data area

Tabel 3.9 Tabel Area

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

1. Id_Area Integer - Id Area


(51)

39

E. Nama Tabel : Jadwal Distribusi Primary Key : Kode_Penjadwalan

Foreign Key : Id Sales reference dari tabel Sales

Id Customer reference dari tabel Customer Fungsi : Menyimpan data jadwal sales

Tabel 3.10 Tabel Jadwal Distribusi

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

1. Kode_Penjadwalan Varchar 10 Kode Penjadwalan

2. Id_Sales Varchar 10 Id Sales

3. Id_Customer Varchar 10 Id Customer

4. Tanggal_Penjadwalan Date - Tanggal penjadwalan

F. Nama Tabel : Detil Jadwal Primary Key : Kode Penjadwalan

Foreign Key : Kode Barang reference dari tabel barang Fungsi : Menyimpan detail data penjadwalan

Tabel 3.11 Tabel Detail Jadwal

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

1. Kode Penjadwalan Varchar 10 Kode Penjadwalan

2. Kode Barang Varchar 10 Kode Barang

G. Nama Tabel : Penjualan Primary Key : Kode Penjualan

Foreign Key : Id Customer reference dari tabel Customer Id Sales reference dari tabel Sales


(52)

Tabel 3.12 Tabel Penjualan

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

1. Kode Penjualan Varchar 10 Kode Penjualan

2. Id Customer Varchar 10 Id Customer

3. Id Sales Varchar 10 Id Sales

4. Tanggal_Penjualan Date - Tanggal Penjualan

5. Keterangan_Penjualan Varchar 35 Keterangan penjualan

6. Jatuh_Tempo Integer - Jatuh Tempo

H. Nama Tabel : Detil Penjualan Primary Key : Kode Penjualan

Foreign Key : Kode Barang reference dari tabel barang Fungsi : Menyimpan detail data penjualan

Tabel 3.13 Tabel Detil Penjualan

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

1. Kode Penjualan Varchar 10 Kode Penjualan

2. Kode Barang Varchar 10 Kode Barang

I. Nama Tabel : Jadwal Penagihan Primary Key : Id Jadwal Penagihan Foreign Key : -

Fungsi : Menyimpan data penagihan

Tabel 3.14 Tabel Penagihan

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan 1. Id Jadwal Penagihan Varchar 10 Kode Penagihan


(53)

41

J. Nama Tabel : Penagihan Primary Key : Kode Penagihan

Foreign Key : Kode Penjualan reference dari tabel penjualan Fungsi : Menyimpan data penagihan

Tabel 3.15 Tabel Penagihan

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

1. Kode Penagihan Varchar 10 Kode Penagihan

2. Kode Penjualan Varchar 10 Kode Penjualan

3. Tanggal Penagihan Date - Tanggal Penagihan

K. Nama Tabel : Pembayaran Primary Key : Kode Pembayaran

Foreign Key : Kode Penjualan reference dari tabel penjualan

Fungsi : Menyimpan data pembayaran

Tabel 3.16 Tabel Pembayaran

No Nama Kolom Tipe Data Ukuran Keterangan

1. Kode_Pembayaran Varchar 10 Kode Pembayaran

2. Kode_Penjualan Varchar 10 Kode Penjualan

3. Tanggal_Pembayaran Date - Tanggal Pembayaran


(54)

3.3 Desain Input Output

Setelah membuat suatu perancangan sistem, maka dapat dibuat desain input dan output untuk menggambarkan jalannya sistem tersebut. Desain input dan output adalah suatu rancangan dari form-form yang mengimplementasikan masukan dan rancangan keluaran yang berupa laporan dimana laporan-laporan tersebut akan digunakan sebagai dokumentasi. Adapun desain input dan output tersebut antara lain adalah:

1. Desain Halaman Master Barang

Berikut ini merupakan tampilan dari halaman master barang digunakan untuk input/memasukkan data barang. Tombol simpan, edit dan hapus digunakan untuk maintenance data barang. Desain master barang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.14.


(55)

43

2. Desain Halaman Master Customer

Berikut ini merupakan tampilan dari halaman master customer digunakan untuk input/memasukkan data customer. Tombol simpan, edit dan hapus digunakan untuk maintenance data customer. Desain master customer untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.15.


(56)

3. Desain Halaman Master Sales

Berikut ini merupakan tampilan dari halaman master salesdigunakan untuk input/memasukkan data sales. Tombol simpan, edit dan hapus digunakan untuk maintenance data sales. Desain master sales untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.16.


(57)

45

4. Desain Halaman Jadwal Distribusi

Berikut ini merupakan tampilan dari halaman penjadwalan sales digunakan untuk menentukan jadwal sales berdasarkan kota atau area yang di cakup oleh sales. Desain jadwal distribusi sales untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.17.


(58)

5. Desain Halaman Transaksi Penjualan Konsinyasi

Berikut ini merupakan tampilan dari halaman penjualan. Form transaksi penjualan kionsinyasi ini digunakan untuk menyimpan data transaksi penjualan yang dilakukan. Pada form ini juga terdapat tombol simpan, edit dan hapus digunakan untuk maintenance data penjualan. Desain transaksi penjualan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.18.


(59)

47

6. Desain Halaman Penagihan

Berikut ini merupakan tampilan dari halaman penagihan penjualan. Form transaksi penagihan ini digunakan untuk menyimpan data penagihan penjualan yang telah dilakukan. Pada form ini juga terdapat tombol simpan, edit dan hapus digunakan untuk maintenance data. Desain penagihan penjualan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.19.


(60)

7. Desain Halaman Pembayaran

Form input data pembayaran ini digunakan untuk menyimpan data pembayaran dari transaksi penjualan yang terjadi. Pada form ini juga dapat menampilkan data penjualan yang ada berdasarkan kode jual. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.20.


(61)

49

8. Desain Laporan Jadwal Distribusi

Berikut ini merupakan tampilan dari laporan penjadwalan salesdigunakan untuk menentukan jadwal sales berdasarkan kota atau area yang di cakup oleh sales. Desain laporan penjadwalan sales untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.21.

Gambar 3.21 Desain Laporan Jadwal Distribusi

9. Desain Laporan Penjualan Konsinyasi

Laporan Penjualan digunakan untuk menampilkan dan mencetak semua data transaksi penjualan. Desain laporan penjualan konsinyasi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.22.


(62)

10.Desain Nota Penjualan Konsinyasi

Nota penjualan konsinyasi digunakan untuk menampilkan dan mencetak nota saat penjualan konsinyasi dan untuk di serahkan ke customer saat penjualan konsinyasi. Desain nota penjualan konsinyasi untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.23.

Gambar 3.23 Desain Nota Penjualan Konsinyasi

11. Desain Faktur Penagihan

Faktur penagihan digunakan untuk menampilkan dan mencetak semua data transaksi penagihan customer yang telah jatuh tempo. Desain faktur penagihan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.24.


(63)

51

12. Jadwal Penagihan

Berikut ini merupakan tampilan dari laporan jadwal penagihan digunakan untuk menentukan jadwal penagihan sales berdasarkan kota atau area yang di cakup oleh sales. Desain laporan jadwal penagihan sales untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.25.

Gambar 3.25 Desain Jadwal Penagihan

13. Laporan Pembayaran

Laporan Pembayaran digunakan untuk menampilkan dan mencetak semua data transaksi pembayaran yang telah dilakukan oleh customer. Desain laporan pembayaran untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.26.


(64)

3.4 Rancangan Pengujian dan Evaluasi Sistem

Rancangan uji coba ini digunakan untuk mengontrol dan memberikan gambaran fungsi dari sistem ini. Untuk sistem pencatatan penjualan konsinyasi, pengujian akan dilakukan dengan pendekatan metode Black Box Testing. Pengujian black box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak.

Metode ini digunakan karena sistem pencatatan penjualan konsinyasi memiliki beberapa fungsi yang berjalan secara otomatis dibalik layar. Berikut ini adalah desain uji coba pada aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi.

A. Perancangan Uji Coba Halaman Login

Rancangan uji coba halaman mengecek login admin berfungsi untuk mengetahui kesesuaian terhadap keluaran yang dihasilkan dari form login. Rancangan uji coba halaman login admin dapat dilihat pada Tabel 3.17.

Tabel 3.17 Rancangan Uji Coba Halaman Login

No. Tujuan Input Output yang diharapkan

1. Mengecek validasi data login yang valid

Nama pengguna dan password yang valid

1. Berhasil login 2. Menampilkan

halaman beranda 2. Mengecek validasi

data login yang tidak valid

Memasukkan nama pengguna dan kata sandi yang tidak valid

1. Gagal login

2. Kembali ke halaman login

3. Mengecek validasi apabila nama pengguna dan kata sandi kosong

Mengosongkan data nama pengguna dan kata sandi

1. Gagal login 2.Menampilkan


(65)

53

B. Perancangan Uji Coba Halaman Data Pengguna

Rancangan uji coba halaman data pengguna adalah proses penyimpanan untuk data pengguna baru, perubahan data untuk data pengguna yang telah tersimpan sebelumnya, dan membatalkan proses penyimpanan dan perubahan dari data. Proses ini berfungsi untuk mengetahui kesesuaian terhadap keluaran yang dihasilkan dari desain form pengguna. Rancangan uji coba halaman data pengguna dapat dilihat pada Tabel 3.18.

Tabel 3.18 Rancangan Uji Coba Halaman Data Pengguna

No. Tujuan Input Output yang diharapkan

1. Tambah data baru ke tabel pengguna

Memasukkan User id,nama,password dan user level. Kemudian menekan tombol simpan.

Muncul pesan “Data

berhasil disimpan” dan data tersimpan pada data

pengguna.

2. Ubah data dari tabel pengguna

Memilih user id,nama,password dan user level di ubah sesuai data pengguna, kemudian menekan tombol update.

Muncul pesan “Data berhasil disimpan”dan data tersimpan pada tabel pengguna.

3. Menghindari data pengguna kosong pada tabel pengguna Memasukkan data pengguna dengan mengosongkan salah satu field kemudian menekan tombol simpan.

Muncul pesan data gagal disimpan, data belum lengkap pada field yang masih kosong dan data tidak tersimpan pada tabel


(66)

C. Perancangan Uji Coba Halaman Master Barang

Rancangan uji coba halaman master barang adalah proses penyimpanan untuk data barang baru, perubahan data untuk data barang yang telah tersimpan sebelumnya, hapus data dan membatalkan proses penyimpanan dan perubahan dari data. Proses ini berfungsi untuk mengetahui kesesuaian terhadap keluaran yang dihasilkan dari desain form barang. Rancangan uji coba halaman master barang dapat dilihat pada Tabel 3.19.

Tabel 3.19 Rancangan Uji Coba Halaman Master Barang

No. Tujuan Input Output yang diharapkan

1. Tambah data baru ke tabel barang

Memasukkan data barang kemudian menekan tombol simpan Muncul pesan”Data tersimpan”dan data

tersimpan pada tabel barang

2. Ubah data dari tabel barang

Memilih data barang yang akan di ubah, kemudian menekan tombol update

Muncul pesan”Data berhasil disimpan”dan data

tersimpan pada tabel barang

3. Hapus data dari tabel barang

Memilih data barang yang akan di hapus, kemudian menekan tombol hapus

Muncul messagebox ”Hapus data barang ini?”. Data berhasil dihapus.

4. Menghindari data barang kosong pada tabel barang

Memasukkan data barang dengan mengosongkan salah satu field kemudian menekan tombol simpan.

Muncul pesan data gagal disimpan, data belum lengkap pada field yang masih kosong dan data tidak tersimpan pada tabel

barang.

5. Tampil data barang Data barang dapat tampil pada tabel


(67)

55

D. Perancangan Uji Coba Halaman Master Customer

Rancangan uji coba halaman master customer adalah proses penyimpanan untuk data customer baru, perubahan data untuk data customer yang telah tersimpan sebelumnya, hapus data dan membatalkan proses penyimpanan dan perubahan dari data. Proses ini berfungsi untuk mengetahui kesesuaian terhadap keluaran yang dihasilkan dari desain form customer. Rancangan uji coba halaman master customer dapat dilihat pada Tabel 3.20.

Tabel 3.20 Rancangan Uji Coba Halaman Master Customer

No. Tujuan Masukan Keluaran yang

diharapkan 1. Tambah data baru ke

tabel customer Memasukkan data customer kemudian menekan tombol simpan Muncul pesan”Data tersimpan”dan data tersimpan pada tabel customer

2. Ubah data dari tabel customer

Memilih data customer yang akan di ubah, kemudian menekan tombol update

Muncul pesan”Data berhasil disimpan”dan data

tersimpan pada tabel customer

3. Hapus data dari tabel customer

Memilih data customer yang akan di hapus, kemudian menekan tombol hapus

Muncul messagebox ”Hapus data customer ini?”. Data berhasil dihapus.

4. Menghindari data barang kosong pada tabel customer

Memasukkan data customer dengan mengosongkan salah satu field kemudian menekan tombol simpan.

Muncul pesan data gagal disimpan, data belum lengkap pada field yang masih kosong dan data tidak tersimpan pada tabel


(68)

E. Perancangan Uji Coba Halaman Master Sales

Rancangan uji coba halaman master sales adalah proses penyimpanan untuk data sales, perubahan data untuk data sales yang telah tersimpan sebelumnya, hapus data dan membatalkan proses penyimpanan dan perubahan dari data. Proses ini berfungsi untuk mengetahui kesesuaian terhadap keluaran yang dihasilkan dari desain form sales. Rancangan uji coba halaman master sales dapat dilihat pada Tabel 3.21.

Tabel 3.21 Rancangan Uji Coba Halaman Master Sales

No. Tujuan Masukan Keluaran yang

diharapkan 1. Tambah data baru

ke tabel sales

Memasukkan data sales kemudian menekan tombol simpan Muncul pesan”Data tersimpan”dan data tersimpan pada tabel sales

2. Ubah data dari tabel sales

Memilih data sales yang akan di ubah, kemudian menekan tombol update

Muncul pesan”Data berhasil disimpan”dan data

tersimpan pada tabel sales

3. Hapus data dari tabel sales

Memilih data sales yang akan di hapus, kemudian menekan tombol hapus

Muncul messagebox ”Hapus data sales ini?”. Data

berhasil dihapus.

4. Menghindari data barang kosong pada tabel sales

Memasukkan data sales dengan

mengosongkan salah satu field kemudian menekan tombol simpan.

Muncul pesan data gagal disimpan, data belum lengkap pada field yang masih kosong dan data tidak tersimpan pada tabel sales.

5. Tampil data sales Data sales dapat tampil pada tabel


(1)

No. Proses Input Output yang diharapkan

Hasil baru ke tabel

pembayaran

data

pembayaran kemudian menekan tombol simpan

pesan”Data tersimpan”dan data tersimpan pada tabel.

Sukses, (Gambar 4.52)

2. Menampilkan data

pembayaran

Mengklik menu pembayaran

Menampilkan daftar

pembayaran

Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.53)

4.3.9 Uji Coba Laporan Data Barang

Uji coba laporan data barang untuk menghasilkan laporan yang diambil dari database dan ditampilkan dalam form melalui crystal report. Laporan yang dihasilkan yaitu laporan data barang. Hasil uji coba laporan data barang dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Uji Coba Laporan Data Barang

4.3.10 Uji Coba Laporan Data Customer

Uji coba laporan data customer untuk menghasilkan laporan yang diambil dari database dan ditampilkan dalam form melalui crystal report. Laporan yang

No Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil 1. Menampilkan

laporan data barang

Memasukkan kategori barang dan menekan tombol tampil

Form laporan data barang berhasil tampil.

Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.54)


(2)

100

dihasilkan yaitu laporan data customer. Hasil uji coba laporan data customer dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Uji Coba Laporan Data Customer

4.3.11 Uji Coba Laporan Penjualan Konsinyasi

Uji coba laporan penjualan konsinyasi untuk menghasilkan laporan yang diambil dari database dan ditampilkan dalam form melalui crystal report. Laporan yang dihasilkan yaitu laporan penjualan konsinyasi. Hasil uji coba laporan penjualan konsinyasi dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Uji Coba Laporan Penjualan Konsinyasi

4.3.12 Uji Coba Nota Penjualan Konsinyasi

Uji coba penjualan konsinyasi untuk menghasilkan nota penjualan konsinyasi yang diambil dari database dan ditampilkan dalam form melalui

No. Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil 1. Menampilkan

laporan data customer

Menekan tombol tampil

Form laporan data customer berhasil tampil.

Hasil uji coba Sukses,

(Gambar 4.55)

No Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil 1. Menampilkan

laporan penjualan konsinyasi

Memasukkan periode penjualan dan menekan tombol tampil

Form laporan penjualan muncul dan laporan penjualan berhasil tampil.

Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.57)


(3)

crystal report. keluaran yang dihasilkan yaitu nota penjualan konsinyasi. Hasil uji coba nota penjualan konsinyasi dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Uji Coba Nota Penjualan Konsinyasi

4.3.13 Uji Coba Laporan Jadwal Distribusi

Uji coba laporan penjadwalan distribusi untuk menghasilkan jadwal sales yang diambil dari database dan ditampilkan dalam form melalui crystal report. Laporan yang dihasilkan yaitu jadwal distribusi. Hasil uji coba laporan penjadwalan distribusi dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Hasil Uji Coba Laporan Jadwal Distribusi

No. Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil 1. Menampilkan

jadwal distribusi

Menekan tombol tampil

Laporan jadwal distribusi berhasil ditampilkan

Hasil uji coba Sukses,

(Gambar 4.56)

4.3.14 Uji Coba Laporan Jadwal Penagihan

Uji coba jadwal penagihan untuk menghasilkan jadwal penagihan yang diambil dari database dan ditampilkan dalam form melalui crystal report. Laporan yang dihasilkan yaitu jadwal penagihan. Hasil uji coba laporan jadwal penagihan dapat dilihat pada Tabel 4.14.

No. Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil 1. Menampilkan

nota penjualan konsinyasi

Memasukkan kode penjualan kemudian menekan tombol tampil

Nota penjualan konsinyasi tampil sesuai parameter yang dimasukkan

Hasil uji coba Sukses, (Gambar 4.60)


(4)

102

Tabel 4.14 Hasil Uji Coba Laporan Jadwal Penagihan

No. Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil 1. Menampilkan

jadwal penagihan

Menekan tombol tampil

Laporan jadwal penagihan berhasil ditampilkan

Hasil uji coba Sukses,

(Gambar 4.61)

4.3.15 Uji Coba Laporan Pe mbayaran

Uji coba pembayaran untuk menghasilkan laporan pembayaran yang diambil dari database dan ditampilkan dalam form melalui crystal report. Laporan yang dihasilkan yaitu laporan pembayaran. Hasil uji coba laporan pembayaran dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Hasil Uji Coba Laporan Pembayaran

No. Proses Input Output yang

diharapkan

Hasil 1. Menampilkan

laporan pembayaran

Memasukkan nomor penjualan kemudian menekan tombol tampil

Form pembayaran muncul dan data laporan berhasil tampil

Hasil uji coba Sukses,


(5)

103 5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis dari hasil uji coba dan evaluasi terhadap Aplikasi Pencatatan Penjualan Konsinyasi pada PT. Semesta Nustra Distrindo maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Aplikasi yang dihasilkan dapat memberikan kemudahan dalam pencatatan transaksi penjualan konsinyasi yang ada di perusahaan.

2. Dapat memberikan kemudahan dalam pengelolaan jadwal kunjungan sales mulai dari pembuatan jadwal sales saat penitipan barang ke customer dan juga jadwal penagihan hingga laporan hasil kunjungan sales.

3. Dari aplikasi penjualan konsinyasi dapat memberikan kemudahan dalam menangani proses pencatatan pembayaran.

4. Aplikasi yang dibuat dapat menyajikan laporan penjualan konsinyasi serta laporan pembayaran.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan untuk mengembangkan aplikasi pencatatan penjualan konsinyasi agar menjadi lebih baik adalah sebagai berikut: 1. Perlu adanya infrastruktur yang baik untuk menjalankan aplikasi pencatatan

penjualan konsinyasi ini.

2. Aplikasi ini dapat di kembangkan lagi ke Sistem Informasi Akuntansi agar dapat bermanfaat bagi bagian keuangan dan manajer.


(6)

104

DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto, 1999, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Yogyakarta.

Jusup, Al. Haryono, 2001, Dasar-dasar akuntansi, Bagian penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta.

Mulyadi, 2008, Akuntansi Keuangan Dasar 2, Grasindo, Jakarta.

Nazir, Prastowo, 2007, Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Narko, A.2008. Akuntansi Keuangan Dasar, Liberty, Yogyakarta.

Padji, Aliminsyah, 2003, Akuntansi Dasar, Liberty, Yogyakarta.

Pressman, R. S. 2007. Rekayasa Perangkat Lunak: Pendekatan Praktisi Buku

Satu. Yogyakarta: Andi Offset.

Rizky, 2011. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi dengan Visual

Basic dan Microsoft Sql Server. Yogyakarta

Sabeni, Arifin, 1999, Pokok-Pokok Akuntansi, Liberty, Yogyakarta.

Soemarso, S.R., 2009, Akuntansi Suatu Pengantar, Salemba Empat, Jakarta.

Usman, Husaini, 2008, Metodologi Penelitian Sosial, Bumi Aksara, Jakarta.