PENGARUH PEMBIAYAAN ATAU KREDIT TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN UMKM (ANALISA PERBANDINGAN LEMBAGA KEUANGAN KONVENSIONAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI PASAR BERINGHARJO )

(1)

PENGARUH PEMBIAYAAN ATAU KREDIT TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN UMKM

(ANALISA PERBANDINGAN LEMBAGA KEUANGAN KONVENSIONAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI PASAR BERINGHARJO )

SKRIPSI

Oleh :

HEVIN ELMA ARTININGRUM NPM: 20120730236

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(2)

PENGARUH PEMBIAYAAN ATAU KERDIT TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN UMKM

(ANALISA PERBANDINGAN LEMBAGA KEUANGAN KONVENSIONAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI PASAR BERINGHARJO)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E.I) Strata Satu

pada Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Oleh:

Hevin Elma Artiningrum NPM: 20120730236

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

NOTA DINAS

Lamp: 3 eks. Skripsi Yogyakarta, 31 Oktober 2016 Hal: Persetujuan

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Assalamu’alaikum wr.wb.

Setelah menerima dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka saya berpendapat bahwa skripsi saudari:

Nama : HEVIN ELMA ARTININGRUM NPM : 20120730236

Judul : PENGARUH PEMBIAYAAN ATAU KERDIT TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN UMKM

(ANALISA PERBANDINGAN LEMBAGA KEUANGAN

KONVENSIONAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI PASAR BERINGHARJO)

Telah memenuhi syarat untuk diajukan pada ujian akhir tingkat Sarjana pada Fakultas agama Islam Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bersama ini saya sampaikan naskah skripsi tersebut, dengan Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalammu’alaikumwr.wb.

Pembimbing


(4)

PENGESAHAN Judul Skripsi

PENGARUH PEMBIAYAAN ATAU KERDIT TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN UMKM (ANALISA PERBANDINGAN LEMBAGA KEUANGAN KONVENSIONAL DAN

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI PASAR BERINGHARJO)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Nama Mahasiswa: HEVIN ELMA ARTININGRUM

NPM : 20120730236

Program Studi : Ekonomi dan Perbankan Islam

Telah dimunaqasyahkan di depan Sidang Munaqasyah Prodi Muamalat

Konsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam pada tanggal 08 Desember 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima:

Sidang Dewan Munaqosyah

Ketua Sidang : Syah Amelia Manggala Putri, S.EI., M.E.I ( ... ) Pembimbing : Aqidah Asri Suwarsi SEI. MEI ( ... ) Penguji : Julia Noermawati Eka S, S.E., M.S.I ( ... )

Yogyakarta, 08 Desember 2016 Fakultas Agama Islam Prodi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dekan,

Dr. Mahli Zainuddin Tago, M.Si. NIK. 19660717199203113014


(5)

PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hevin Elma Artiningrum NIM : 20120730236

Program Studi : Ekonomi dan Perbankan islam

Judul Skripsi : PENGARUH PEMBIAYAAN ATAU KREDIT

TERHADAP TINGKATPENDAPATAN DAN

PENGEMBANGAN UMKM (ANALISA PERBANDINGAN

LEMBAGA KEUANGAN KONVENSIONAL DAN

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, 11 Oktober 2016


(6)

Motto

َ نيرب صلا

َ ع م

َ ل

َنإ

َة اصلا

َربصل ب

َا نيع تسا

َا ن مآ

َ نيذلا

ي أ

ي

Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

َ نع ض

(َ رز َ ن ع

(َ ر ظَ ض ن أَ ذلاَ)

َ ركذَ لَ نع ف ر َ)

(

(َاًرسيَرسعلاَع مَنإ فَ)

(َاًرسيَرسعلاَ ع مَنإَ)

َ تغ ر فَا ذإ فَ)

(َ صن ف

(َََ غر فَ ب رَ لإ َ)

Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu.

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada

Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah,2-8)

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar, maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


(7)

PERSEMBAHAN

Sebuah karya sederhana ini ku persembahkan kepada:

Allah SWT, sampai saat ini aku masih sangat yakin dan percaya apa yang terjadi pada diriku ini semua atas kehendak-Mu. Terima kasih Tuhan telah Kau berikan kesempatan melewati suatu kehidupan dengan

cara seperti ini dan selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga diberi kemudahan dan kelancaran dalam menghadapi segala

ujian dalam penulisan skripsi ini.

Ibuku tercinta Heni Pujirahayu dan Bapaku terhebat Sularto yang tak henti memberikan doa, dan pengorbanan sehingga dapat menyelesaikan

tahapan studi sampai saat ini, dan tak lelah untuk memberikan dorongan dan semangat kepada anak-anaknya. Aku bangga bisa diberi

kesempatan hidup bersama kalian dalam satu ikatan keluarga.

Matur suwun sanget buu, pak,,

Teruntuk paijoku Irfananda arifin, dan paijemku Faradinda Adestri, makasih dek selalu bawelin mbakmu ini kalau lagi males, kalian Semangatku, Tetap dalam satu kasih agar kita sukses dan menjadi


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiat Allah SWT karena telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Program Ekonomi Perbankan Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah “Pengaruh Pembiayaan Atau Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan Dan Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (Analisa Perbandingan Pengalaman Nasabah Lembaga Keuangan Konvensional Dan Lembaga Keuangan Syariah Di Pasar Beringharjo)”.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Cipto M.A selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Mahli Zainudin, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Syarif As’ad, S.E.I., M.Si. selaku Kepala Program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Hilman Latief, MA., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Ibu Aqidah Asri Suwarsi, S.E.I, M.E.I selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan saran, serta dengan sabar membimbing.


(9)

6. Bapak/Ibu Dosen, Karyawan/Karyawati Fakultas Agama Islam dan juga Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah banyak memberikan dukungan baik moril maupun materil ketika peneliti menjalani proses dibangku perkuliahan.

7. Bapak dan ibuku tercinta yang tak kenal lelah memberikan semangat dan motivasi serta menjadi inspirasi sehingga penulis dapat menyelesaikan studi tingkat universitas, terimakasih atas doa, dukungan, dan kasih sayang yang tiada tara, sehingga penulis selalu bersemangat dalam menyelesaikan skripsi. 8. Kedua adekku tersayang, Irfananda Arifin dan Faradinda Adestri semoga

selalu menjadi anak soleh dan solehah, dan semoga yang dicita-citakan tercapai.

9. Sahabat-sahabatku My Cab’s (Ayu Septy Handayani SEI, Yunita Muryasari SEI, Putri Intan Permatasari SEI, Ratna Kusumadewi SEI, Siska Rukmanawatik SEI) kalian semua adalah orang yang konyol, lucu, mengemaskan, kita memalui banyak proses dari pertama memasuki bangku kuliah, selau telat berangkat kuliah sampai sekarang, bakalan sangat rindu sama kalian cabsss, semangat mari kita siapkan diri menuju masa depan. (love u so much, hug, and kiss)

10.Sahabatku (Hastin Kusumaningrum dan Paramastri Raras) yang menjadi sahabatku dari awal memasuki bangku TK hingga saat ini, terimakasih telah menjadi teman bahkan sahabat yang baik saling membantu, saling mendukung dalam segala hal dan situasi.

11.Alanda Fadhel Erdian terimakasih sudah menjadi salah satu inspirasi bagiku. 12.Muhammad Luthfi Ardiansyah, terimakasih mbah untuk selalu rela


(10)

13.Teman yang sudah seperti keluarga dibalik layarku mama’eres, pa’budi, mas isal, mbak mala, fachri, mas wawan maaf selalu merepotkan dan terimakasih untuk semuanya semoga Allah SWT memberikan ganti yang lebih, Amin. 14.Teman-teman EPI 2012, khususnya EPI-E terimakasih sudah menjadi

keluarga di kampus, semoga tetap kompak.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyusunan skripsi ini.

Akhir kata, dengan besar harapan semoga skripsi yang ditulis oleh penulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca. Bagi para pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini semoga segala amal dan kebaikannya mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, amin.

Yogyakarta, 11 Oktober 2016 Penulis,


(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL . ...

HALAMAN JUDUL . ... i

HALAMAN PERSETUJUAN NOTA DINAS . ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI . ... x

DAFTAR TABEL . ... xiv

DAFTAR GAMBAR . ... xv

ABSTRAK . ... xvi

ABSTRACK ... xvii

TRANSLITERASI ... xviii

PENDAHULUAN . ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 12

C. Tujuan Penelitian ... 13

D. Kegunaan Penelitian ... 14

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 16

A. Penelitian yang Relevan ... 16

B. Kerangka Teori... 20

1. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ... 20


(12)

3. Tujuan Pembiayaan dan Kredit ... 25

4. Kriteria Penilaian Pemberian Kredit. ... 26

5. Prosedur Pemberian Pembiayaan atau Kredit ... 28

6. Teknik Penyelesaian Kredit Macet ... 31

7. Persamaan dan Perbedaan Lembaga Keuangan Konvensional dan Lembaga Keuangan Syariah ... 34

8. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ... 36

9. Pendapatan ... 44

10.Pengembangan Usaha ... 47

11.Hubungan Pembiayaan atau Kredit Terhadap Pendapatan dan Pengembangan UMKM ... 48

C. Hipotesis ... 50

METODOLOGI PENELITIAN ... 52

A. Desain Penelitian ... 52

1. Jenis Penelitian ... 52

2. Sifat Penelitian ... 52

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 53

C. Variabel Penelitian ... 53

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 54

1. Populasi ... 54

2. Sampel ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data ... 55

1. Angket atau Kuesioner ... 55

2. Dokumentasi ... 56

F. Uji Instrumen ... 57

1. Uji Validitas ... 57

2. Uji Reliabilitas ... 57

G. Teknik Analisis Data ... 59

1. Uji Regresi Sederhana ... 59


(13)

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 62

A. Sejarah Pasar Beringharjo ... 62

B. Analisis Deskriptif ... 63

1. Keadaan Umum Responden Penelitian ... 64

C. Uji Instrumen Penelitian ... 69

1. Uji Validitas ... 69

2. Uji Reliabilitas ... 71

3. Metode Analisi Data ... 72

a. Hasil Uji Regresi Sederhana ... 72

4. Uji t ... 76

D. Pembahasan Penelitian ... 79

1. Keadaan Umum responden ... 79

2. Pengaruh Pembiayaan atau Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan Pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Konvensional ... 80

3. Pengaruh Pembiayaan atau Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Syariah... 81

4. Pengaruh Pembiayaan atau Kredit Terhadap Pengembangan pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Konvensional ... 83

5. Pengaruh Pembiayaan atau Kredit Terhadap Pengembangan pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Syariah ... 84

6. Perbedaan Tingkat Pendapatan Usaha Dikalangan Pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah lembaga keuangan Konvensional dan Lembaga Keuangan Syariah ... 86

7. Perbedaan Pengembangan Usaha Dikalangan Pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah lembaga keuangan Konvensional dan Lembaga Keuangan Syariah... 88


(14)

KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Kesimpulan ... 90

B. Saran ... 91

C. Keterbatasan Penelitian ... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah ... 2

Tabel 1.2 Data Perkembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 ... 8

Tabel 1.3 Data Umkm Kota Yogyakarta Tahun 2015 ... 10

Table 1.4 Data Pedagang Pasar Kota Yogyakarta Tahun 2015 ... 10

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran ... 56

Tabel 4.1 Uji Validitas Tingkat Pendapatan ... 69

Tabel 4.2 Uji Validitas Pengembangan Usaha ... 70

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas ... 71

Tabel 4.4 Hipotesis 1... 73

Tabel 4.5 Hipotesis 2... 73

Tabel 4.6 Uji Hipotesis 3 ... 74

Tabel 4.7 Hipotesis 4... 74

Tabel 4.8 Uji Hipotesis 5 ... 77


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir ... 19 Gambar 4.1 Diagram Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Bank... 64 Gambar 4.2 Diagram Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65 Gambar 4.3 Diagram Keadaan Umum Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan ... 66 Gambar 4.4 Diagram Keadaan Umum Responden Berdasarkan Kegiatan Usaha... 67 Gambar 4.5 Diagram Keadaan Umum Responden Berdasarkan Jenis Usaha ... 68


(17)

(18)

(19)

(20)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan atau kredit terhadap tingkat pendapatan dan pengembangan UMKM (analisa perbandingan pengalaman nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah di pasar beringharjo). Indikator pengukuran dilihat dari segi omset penjualan, laba usaha, aset, dan modal usaha.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan statistik deskriptif. Jenis penelitian ini dilakukan secara langsung di lapangan (filed research) yang dilakukan di tempat usaha responden penelitian. Sedangkan analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana. Objek dalam penelitian ini adalah pelaku usaha yang ada didaerah Gondomanan. jenis sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer, sedangkan teknik pengumpulan data dengan cara kuesioner.

Hasil penelitian menunjukan: (1) Pemberian kredit dari bank konvensional berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan pelaku UMKM yang menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Konvensional. (2) Pemberian pembiayaan dari bank syariah berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan pelaku UMKM yang Menjadi Nasabah Lembaga Keuangan Syariah. (3) Pemberian pembiayaan dari bank konvensional berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengembangan pelaku UMKM. (4) Pemberian pembiayaan dari bank syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengembangan pelaku UMKM. (5) Tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap tingkat pendapatan di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. (6) Tidak ada perbedaan secara signifikan terhadap pengembangan usaha di kalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah.

Kata Kunci: Pembiayaan atau Kredit, Tingkat Pendapatan, Pengembangan UMKM


(21)

ABSTRACT

The research aims to determine the effect of financing or credit to the income levels and development of UMKM (a comparative analysis of the customer experience of conventional financial institutions and Sharia financial institutions in the Beringharjo market). The measurement indicators it is seen in terms of sales turnover, operating income, assets, and working capital.

The research use quantitative methods with descriptive statistical approach. Type of the research is done directly in the field (field research) conducted in places of business research respondents. While the analysis of data is use simple linear regression analysis. Objects in the research are business actors in the area Gondomanan. Types of data source in the research using primary data, while the data collection techniques by means of questionnaires.

The results showed: (1) The extension of credit from conventional banks has positive influence on income level of UMKM which is a customer of Conventional Financial Institutions. 2) The provision of financing from Sharia banks has positive influence on the income level of UMKM which is become Customer of Sharia Financial Institutions. (3) The provision of financing of conventional banks affect positively and significantly to the development of UMKM. (4) The provision of financing of sharia bank affect positively and significantly to the development of UMKM. (5) There are no significant differences on the level of income among UMKM which become customers of conventional financial institutions and sharia financial institution. (6) There is no significant differences on enterprise development among UMKM which become customers of conventional financial institutions and sharia financial institution.


(22)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Beberapa dekade terakhir, dunia perbankan di Indonesia diramaikan dengan munculnya bank syariah yang memberikan penawaran produk perbankan dan investasi yang berbeda dibandingkan dengan bank konvensional pada umumnya. Sesuai dengan namanya, bank syariah menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam Islam. Fenomena berkembangnya bank syariah didasari oleh banyaknya jumlah masyarakat indonesia yang beragama Islam atau dapat dikatakan bahwa Indonesia memiliki masyarakat mayoritas beragama Islam terbanyak di dunia. Meskipun demikian, mayoritas masyarakat muslim lebih dominan menggunakan bank konvensional. Selain itu, Indonesia memiliki sistem ekonomi kerakyatan yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi umat Islam karena apabila ekonomi kerakyatan kuat maka ekonomi umat islam akan mengalami hal yang serupa.

Ekonomi umat Islam sangat erat kaitannya dengan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dalam perhitungan produk domestik bruto, sektor industri masih memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Di Indonesia telah terjadi peningkatan kontribusi sektor industri, yaitu pada tahun 2014 sebesar 21,02 persen dibandingkan tahun 2013 sebesar 20,98 persen. (Badan Pusat Statistik,


(23)

dalam memajukan perekonomian di Indonesia. Berikut adalah data UMKM pada tahun 2010 ke 2014, yang diklasifikasikan dalam tiga jenis usaha sebagai berikut:

Tabel 1.1 Data Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah D. I Yogyakarta DISPERINDAKOP dan UMK D. I Yogyakarta

Bidang Koperasi dan UKM Tahun 2010-2014

Sumber : Disperindakop dan UMK D.I Yogyakarta

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perkembangan UMKM D.I Yogyakarta dari tahun 2010–2013 mengalami peningkatan namun pada tahun 2014 mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan karena Perkembangan UMKM yang meningkat dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi oleh meratanya peningkatan kualitas UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi UMKM adalah rendahnya produktivitas. Keadaan ini disebabkan oleh masalah internal dan eksternal yang dihadapi UMKM. Masalah internal meliputi: pertama, rendahnya kualitas SDM UMKM dalam manajemen, organisasi, penguasaan teknologi dan pemasaran. Kedua, lemahnya kewirausahaan dari para pelaku UMKM dan ketiga, terbatasnya akses pengusaha UMKM terhadap permodalan dan pasar serta faktor produksi lainnya. Untuk itu mengingat keberadaan UMKM dan

Sektor 2010 2011 2012 2013 2014

Usaha Mikro 100.227 111.086 111.591 111.912 73.647

Usaha Kecil 45.558 50.494 50.999 51.459 39.556

Usaha Menengah 27.335 30.295 30.801 31.121 23.641


(24)

peranya sangat besar dalam perekonomian Indonesia maka diperlukan akses permodalan UMKM.

Dalam mengembangkan UMKM diperlukan peran aktif pemerintah, lembaga-lembaga dan pelaku usaha. Peranan pemerintah adalah memutuskan kebijakan-kebijakan yang memberikan iklim kondusif bagi dunia usaha sedangkan lembaga keuangan jelas sebagai perantara keuaangan untuk mengoptimalkan perkembangan UMKM karena pelaku usaha memiliki potensi yang kuat dalam pertumbuhan UMKM.

Penekanan rencana pembangunan lebih dititikberatkan pada pemerataan pembangunan yang hasil-hasilnya diarahkan pada terwujudnya keadilan sosial. Oleh karena itu, langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah meningkatkan usaha untuk membantu pengusaha-pengusaha kecil yang mempunyai usaha cukup potensial. Adapun maksud dan tujuannya adalah pemerataan kesempatan berusaha. Peningkatan kesempatan berusaha akan memberi pengaruh sosial cukup baik antara lain dapat menambah kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan perkapita, dan menggairahkan kerja secara nasional. Untuk menunjang rencana pemerintah dalam rangka membantu pengusaha golongan ekonomi lemah yang mempunyai usaha cukup potensial maka sesuai dengan tugas- tugas bank yaitu menyediakan dana untuk memberikan bantuan permodalan bagi para pengusaha yang prospek usahanya cukup baik untuk lebih dapat dikembangkan. Dengan demikian jelaslah kiranya bahwa ikut sertanya bank dalam pembangunan negara dan bangsa adalah dititikberatkan pada


(25)

pemberian bantuan modal kepada para pengusaha golongan ekonomi lemah sesuai dengan tugas pokok perbankan.

Sektor perdagangan berperan dalam mendukung kelancaran penyaluran arus barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta mendorong pembentukan harga. Perkembangan perdagangan sangat penting dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan serta perluasaan kesempatan dan peningkatan pendapatan. Kegiatan perdagangan saling menunjang dan saling berkaitan dengan sektor lain. Perdagangan menciptakan masyarakat yang mandiri dan mampu memberikan kejahteraan. Contohnya pelaku usaha yang khusus ditempatkan dipasar tradisional yang sudah memiliki kios/toko dan karyawan.

Pelaku usaha sering mengalami kendala dalam menjalankan usahanya, beberapa kendala yang ditemukan dalam mengembangkan UMKM antara lain: pertama, masalah permodalan karena sulitnya mengakses sumber-sumber pembiayaan dan permodalan ke Lembaga Keuangan Bank/Non Bank karena terbatasnya pengetahuan dan pemenuhan persyaratan yang harus dipenuhi oleh UMKM. Kedua, belum semua UMKM memahami pentingnya HAKI, Sertifikat Halal dan Sertifikat tanah UMKM, dan ketiga, terbatasnya kemampuan untuk meningkatkan modal yang dimiliki. Realitas yang ada selama ini menunjukan bahwa sumber pembiayaan yang berasal dari perbankan dalam memperkuat permodalan usaha yang dikembangkan relatif kecil, perbankan masih terkait kepada beberapa


(26)

persyaratan klasik yang memperkuat UMKM-UMKM memperoleh sumber permodalan.

Modal dalam usaha begitu penting karena kekurangan modal dapat membatasi ruang gerak aktivitas usaha bagi para pelaku usaha untuk mencapai tingkat pendapatan yang optimal guna menjaga kelangsungan usahanya. Apabila kondisi ini berlangsung terus menerus kemungkinan akan menghambat pertumbuhan UMKM karena permodalan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mengembangkan usaha.

Demi mempertahankan kinerja UMKM berbagai upaya dilakukan oleh lembaga keuangan mikro (LKM). LKM merupakan lembaga keuangan yang khusus menangani pembiayaan usaha-usaha kecil. Lembaga keuangan ini dibagi menjadi dua yaitu lembaga keuangan bank seperti BRI Unit Desa dan BPR untuk bank konvensional. Lembaga keuangan non bank seperti koperasi, lembaga swadaya mayarakat (LSM) dan Baitul Mal Watamwil (BMT).

Bank sebagai lembaga intermediasi merupakan lembaga penyimpanan dana bagi masyarakat dan juga lembaga pengamanan dana yang memiliki banyak fungsi. Menurut kasmir (2008:12) Fungsi utama dari bank yaitu perusahaan yang bergerak dibidang keuangan untuk memberikan jasa kepada masyarakat, baik berupa menghimpun dana, maupun penyaluran dana kepada masyarakat.

Baik bank konvensional maupun bank syariah mempunyai peraturan dalam menetapkan dan mengatur proses pemberian kredit dan pembiayaan


(27)

maupun jasa perbankan lainnya. Akan tetapi, peraturan yang ditetapkan harus berpedoman pada peraturan perbankan yang berlaku secara umum. Sistem pemberian kredit pada bank konvensional lebih menekankan pada perolehan bunga yang berpedoman pada peraturan yang berlaku secara umum. Sistem pemberian kredit pada bank konvensional ini lebih menekankan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu. Sehingga dengan adanya bunga tersebut dimasukan dalam pendapatan atau perolehan keuntungan bank. Jika dipandang dari segi syariah, maka apa yang ditetapkan pada bank konvensional termasuk dalam perbuatan riba.

Di dalam pemberian kredit terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung yaitu pihak yang kelebihan uang disebut pemberi kredit dan yang membutuhkan disebut penerima kredit. Apabila terjadi pemberian kredit berarti pihak yang berkelebihan uang memberikan uangnya (prestasi) kepada pihak yang membutuhkan uang dan pihak yang memerlukan uang berjanji akan mengembalikan uang tersebut di waktu tertentu dimasa yang akan datang. Masa antara pemberian dan penerimaan prestasi tersebut dapat berjalan beberapa menit saja dan dapat pula berlangsung dalam beberapa tahun. Karenanya dalam kredit terkandung pula pengertian tentang degree of risk, suatu tingkat resiko tertentu, oleh karena pelepasan kredit mengundang suatu resiko bagi penerima kredit.

Pada sistem pembiayaan yang diterapkan pada bank syariah memiliki beberapa perbedaan dengan sistem pemberian kredit pada bank


(28)

konvensional. Saat debitur yang meminjam dana kepada pihak bank syariah awalnya akan melakukan perjanjian diawal pembiayaan yang dianggap sebagai pengikat kontrak antara calon debitur atau calon debitur dan pihak bank syariah. Dalam perjanjian tersebut meliputi perhitungan bagi hasil yang selanjutnya akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak tersebut. Selain itu, perjanjian tersebut juga menjelaskan bahwa jika terjadi kerugian maka akan ditanggung bersama oleh pihak debitur dan pihak bank tersebut. Bagi hasil yang diberikan pada calon debitur dilakukan tanpa adanya unsur paksaan. Berdasarkan hasil keputusan MUI (Majelis Ulama Indonesia) bagi hasil tersebut bukan merupakan aktivitas riba dan tidak haram.

Pembiayaan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil atau mudharabah, pembiayaan berdasarkan penyertaan modal atau musyarakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan atau murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan pilihan pemindah kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (Al-ijarah Muntahia Bit Tamlik).

Dalam industri perbankan, baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah menjelaskan bahwa kedua bank tersebut berjalan beriringan, karena mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menyalurkan dana dan menghimpun dana dari masyarakat. Didalamnya terdapat kredit dan pembiayaan yang menjadi sumber utama penghasilan sekaligus


(29)

sumber resiko terbesar dalam operasional bisnis. Kebijakan perbankan dalam penyaluran kredit dan pembiayaan ditinjau dari kelayakan dan prospek suatu usahanya untuk dijadikan bahan pertimbangan utama dalam pemberian kredit dan pembiayaan terhadap nasabahnya. Hal tersebut dapat memberikan kesempatan bagi UMKM untuk mendapatkan pelayanan dan mengembangkan potensi yang dimiliki.

UMKM merupakan pelaku terbesar pada sektor perekonomian yang bergerak dibidang perdagangan dan jasa. UMKM merupakan perwujudan berhasilnya ekonomi di Indonesia, begitu pula di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dapat dilihat dalam table 1.2 yang menyajikan tntang pertumbuhan UMKM pada tahun 2015 yaitu :

Tabel 1.2 Data Perkembangan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Di Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015

NO KAB/ KOTA PENGUSAHA Jumlah

Unit

Mikro Kecil Menengah

1 Yogyakata 10.085 4.656 4.040 18.781

2 Sleman 13.017 9.214 4.937 27.168

3 Bantul 9.496 5.848 4.125 19.469

4 Kulon Progo 19.657 8.363 5.658 33.678

Gunung Kidul 21.644 11.674 5.010 38.328

Jumlah 73.899 39.755 23.770 137.424

Sumber : Disperindakop dan UKM DIY

Dilihat dari tabel 1.2 menyebutkan bahwa jumlah UMKM terkecil di Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di Kota Yogyakarta yang bejumlah 18.781. Dengan melihat data diatas salah satu kendala yang dihadapi


(30)

adalah permodalan. Berdasarkan BPS tahun 2015 menunjukan bahwa pada umumnya usaha mikro dan kecil di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami kesulitan dimana 33,13 persennya mengalami kesulitan dalam permodalan. Pada umumnya 81,41 persen dari usaha mikro dan kecil tidak pernah menerima bantuan dari lembaga non koperasi. Kebanyakan alasan utama usaha mikro dan kecil tidak menerima bantuan dari koperasi maupun non koperasi adalah karena tidak tahu ada bantuan (sebesar 55,95 persen), tidak tahu prosedur (13,99 persen), dan proposal ditolak (1,45 persen). Dari data yang ada ini dapat dilihat bahwa peran lembaga keuangan dalam menyediakan dana dalam rangka pengembangan usaha mikro dan kecil masih belum terlihat.

Perkembangan UMKM di Kota Yogyakarta memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan terutama di daerah Gondomanan. Hal ini dapat dilihat dalam tabel 1.3 yang menyajikan tentang pertumbuhan UMKM pada tahun 2015 yakni:


(31)

Tabel 1.3 Data UMKM Kota Yogyakarta Tahun 2015

NO KECAMATAN JUMLAH UMKM

1 Danurejan 973

2 Gedontengen 766

3 Gondomanan 3811

4 Gondokusuman 1429

5 Jetis 1493

6 Kotagede 1916

7 Kraton 805

8 Mantrijeron 612

9 Mergangsang 1087

10 Ngampilan 739

11 Pakualaman 380

12 Tegalrejo 951

13 Umbulharjo 293

14 Wirobrajan 1328

15 Purwokinanti 10

JUMLAH 16593

Sumber : Disperindakoptan Kota Yogyakarta

Dilihat dari tabel 1.3 menyebutkan bahwa jumlah UMKM terbanyak di kota Yogyakarta terletak di Kecamatan Gondomanan yang bejumlah sebesar 3811. Dengan melihat potensi dan jumlah UMKM yang sangat besar di daerah Gondomanan, pemerintah menyediakan wadah untuk menampung kegiatan usaha kecil dengan menempatkannya pada pasar-pasar yang ada di Daerah tersebut. Kecamatan yang terletak dipusat kota Yogyakarta ini mempunyai beberapa pasar tradisional yakni:

Tabel 1.4 Data Pedagang Pasar Kota Yogyakarta Tahun 2015

No Nama Pasar Kios Los Lapak Jumlah

1. Pasar beringharjo 1669 3289 700 5658

2. Pasar Pathuk 23 165 71 259

3. Pasar Ledok Gondomanan


(32)

Berdasarkan table 1.4 dapat dilihat bahwa jumlah pedagang Pasar Tradisional terbanyak di Daerah Gondomanan yaitu pasar Beringharjo dengan jumlah 5658. Pasar Beringharjo merupakan pasar tertua yang menjadi pusat ekonomi warga Yogyakarta dan juga sekitarnya. Dulunya wilayah pasar ini dijadikan tempat transaksi ekonomi oleh warga Yogyakarta dan sekitarnya. Ratusan tahun kemudian pada tanggal 24 tahun 1925 kraton Yogyakarta menugaskan Nederlansch Beton Hindia Belanda (perusahaan beton hindia belanda) untuk membangun los-los pasar dan pada akhir Agustus 1925 telah terselesaikan dan yang lain menyusul secara bertahap. Dengan luas 14.532 m2 pasar tersebut menjadi salah satu pasar tradisional di Yogyakarta karena semua kalangan warga memadati pasar ini. Selain keberadaan pasar yang menjadi rujukan para retailer. Di daerah Kota Yogyakarta khususnya Pasar Beringharjo juga sangat potensial bagi perbankan, karena di wilayah ini terdapat banyak UMKM yang layak untuk dikembangkan.

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah pemberian kredit dan pembiayaan telah dilaksanakan sebagaimana mestinya serta mampu meningkatkan pendapatan dan perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Pengukuran kinerja keuangan dilihat dari segi omset penjualan, laba usaha, aset, dan modal usaha yang didapatkan oleh pelaku usaha yang ada di daerah Gondomanan khususnya wilayah pasar dan sekitarnya yang dituangkan dalam Skripsi ini dengan judul:


(33)

PENGARUH PEMBIAYAAN ATAU KREDIT TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN DAN PENGEMBANGAN UMKM

(ANALISA PERBANDINGAN LEMBAGA KEUANGAN

KONVENSIONAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DI PASAR BERINGHARJO )”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini dapat dinyatakan dalam beberapa butir sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pembiayaan atau kredit terhadap tingkat pendapatan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional?

2. Bagaimana pengaruh pembiayaan atau kredit terhadap tingkat pendapatan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan syariah?

3. Bagaimana pengaruh pembiayaan atau kredit terhadap pengembangan usaha pelaku UMKM dikalangan nasabah lembaga keuangan konvensional?

4. Bagaimana pengaruh pembiayaan atau kredit terhadap pengembangan usaha pelaku UMKM dikalangan nasabah lembaga keuangan syariah? 5. Bagaimana perbedaan tingkat pendapatan usaha dikalangan pelaku

UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah?


(34)

6. Bagaimana perbedaan tingkat pengembangan usaha dikalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan pokok permasalahan yang disampaikan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan atau kredit terhadap tingkat pendapatan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional.

2. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan atau kredit terhadap tingkat pendapatan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan syariah.

3. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan pelaku UMKM dikalangan nasabah lembaga keuangan konvensional.

4. Untuk mengetahui pengaruh pengembangan pelaku UMKM dikalangan nasabah lembaga keuangan syariah.

5. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pendapatan usaha dikalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah.

6. Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengembangan usaha dikalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah.


(35)

D. Kegunaan Penelitian

Hasil yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah dapat bermanfaat bagi pihak-pihak terkait :

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu ekonomi Islam khususnya pada pengembangan lembaga keuangan Islam, serta bisa dijadikan sebagai rujukan lebih lanjut bagi peneliti berikutnya yang berkaitan dengan pemberian kredit dan pembiayaan serta mampu meningkatkan pendapatan dan perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

2. Kegunaan Praktis a. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi berkaitan dengan pemberian kredit dan pembiayaan serta mampu meningkatkan pendapatan dan perkembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

b. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai tambahan literatur, wawasan dan pengetahuan yang dapat dijadikan perbandingan dengan penelitian-penelitian berikutnya pada lembaga keuangan syariah.


(36)

c. Bagi Penyusun

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana pengembangan pengetahuan tentang dunia perbankan khususnya lembaga keuangan syariah dan sebagai bentuk penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan.


(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Penelitian yang Relevan

Dalam melakukan penelitian skripsi ini, penulis melakukan telaah pustaka dari beberapa kajian penelitian yang relevan baik berupa hasil penelitian, maupun jurnal ilmiah. Berikut beberapa kajian penelitian yang relevan dengan judul penelitian yang penulis ambil :

1. Anggraini dewi, Syahrir dalam jurnal ekonomi dan keuangan volume 1 pada tahun 2013 dengan judul “peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi Pengembangan UMKM di Kota Medan (Studi Kasus Bank BRI) ” dari hasil penelitian ini semakin besar jumlah modal kredit usaha rakyat maka semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang akan didapatkan pengusaha UMKM,demikian pula sebaliknya. 2. Nikmah, Sukarno, Mufidah dalam jurnal ekonomi bisnis dan

akuntansi volume 1 pada tahun 2014 dengan judul “Analisis Implikasi Pembiayaan Syariah pada Pedagang Kecil di Pasar Tanjung Jember” dari hasil penelitian ini pedagang kecil yang memperoleh pembiayaan mudharabah dan musyarakah rata-rata mampu meningkatkan asset, omset penjualan dan laba.

3. Dica Suci Enggar Jati (2015) dalam skripsi dengan judul “Pengaruh

Pemberian Kredit Modal Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Kecil Dan Menegah (UKM) pada PT. Bank Pembiayaan Rakyat


(38)

Syari’ah (BPRS) MARGIRIZKI BAHAGIA BANTUL” dari hasil uji korelasi terdapat pengaruh positif pada pemberian modal kerja.

4. Isnaini Nurrohmah (2015) dalam skripsi dengan judul “Analisis Perkembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sebelum dan Sesudah Menerima Pembiayaan Musyarakah pada Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT (Studi Kasus: BMT Bringharjo Yogyakarta)” dari hasil uji korelasi terdapat perbedaan omset penjualan, jumlah tenaga kerja dan jumlah pelanggan sesudah mendapatkan pembiayaan musyarakah.

5. Andri Martiana (2013) dalam tesis dengan judul “Analisis dampak pembiayaan musyarakah terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil di BMT Beringharjo Cabang Papringan Yogyakarta”. Dari hasil uji beda dua rata-rata terjadi peningkatan pendapatan antara sebelum dan sesudah menerima pembiayaan dan dari hasil analisis regresi berpengaruh sebesar 32,6%.

Dari beberapa kajian pustaka diatas, peneliti mencoba untuk mengembangkan penelitian-penelitian sebelumnya, sehingga dalam penelitian ini peneliti memberikan judul “Pengaruh Pembiayaan Atau Kredit Terhadap Tingkat Pendapatan dan Pengembangan Usaha Kecil dan Menegah (Analisa Perbandingan Pengalaman Nasabah Lembaga Keuangan Konvensional dan Lembaga Keuangan Syariah di Yogyakarta)”. Dalam penelitian ini, yang membedakan penelitian ini


(39)

segi objeknya, Objek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah langsung terjun ke lapangan untuk mengetahui secara langsung pengalaman para pelaku usaha dalam mendapatkan pinjaman untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan pendapatannya. Pelaku usaha yang dimaksud adalah pelaku usaha yang ada di daerah Gondomanan khususnya wilayah pasar dan sekitarnya. Yang kedua diketahui sebelumnya belum terdapat penelitian yang meneliti pengaruh pembiayaan atau kredit terhadap tingkat pendapatan dan pengembangan usaha di Gondomanan. Kebanyakan para peneliti sebelumnya hanya membahas salah satu dari pemberian pinjaman dari bank, namun disini peneliti ingin membahas pengaruh pemberian kredit atau pembiayaan dari keduanya yaitu dari sisi lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Dibawah ini adalah gambar kerangka pemikiran penelitian.


(40)

Gambar 2. 1 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kerangka berfikir diatas dapat dijelaskan bahwa upaya dalam mengatasi masalah permodalan UMKM adalah dengan pemberian pembiayaan atau kredit melalui lembaga keuangan bank atau non bank. Dengan pembiayaan atau kredit diharapkan dapat meningkatkan tingkat pendapatan dan pengembangan UMKM khususnya di Pasar Bringharjo dan sekitarnya. Indikator yang terdapat pada tingkat pendapatan UMKM adalah omset penjualan dan laba usaha sedangkan tingkat pengembangan

Pengembangan UMKM

Asset Omset

Penjualan

Laba Usaha Tingkat Pendapatan UMKM

Pembiayaan atau Kredit

Lembaga Keuangan Syariah Lembaga Keuangan Konvensional

Pelaku Usaha di pasar Beringharjo


(41)

adalah aset dan modal usaha. Suatu usaha dikatakan berhasil ditandai dengan banyaknya omset penjualan, laba usaha, aset yang dimiliki dan modal usaha yang digunakan. Ketika ada peningkatan pada semua indikator diatas maka UMKM yang pernah melakukan pembiayaan atau kredit berarti usahanya mengalami peningkatan pendapatan dan pengembangan usahanya.

B. Kerangka Teori

1. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah a. Bank Konvensional

Bank Konvensional merupakan bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka menyalurkan dananya, memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu.

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (Wiroso, 2005: 2) Sementara itu, pengertian bank menurut Undang-undang No 10 tahun 1998 pasal 1 menjelaskan pengertian bank. “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.


(42)

Salah satu kegiatan usaha bank konvensional adalah memberikan kredit atau bantuan permodalan, berdasarkan UU Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan seperti itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Bank konvensional menghimpun dana dalam bentuk deposito, tabungan dan giro telah menentukan besarnya bunga yang diberikan kepada nasabah, apapun resiko yang dialami oleh bank konvensional, dapat menyalurkan dana atau tidak, memperoleh pendapatan besar atau tidak pada saat jatuh tempo tetap harus membayar bunga yang telah dijanjikan kepada bank konvensional. (Wiroso, 2005: 8)

Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip yang diterapkan bank konvensional dalam mendapatkan keuntungan melalui dua cara, yaitu:

1) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito. Dan juga harga untuk produk pinjaman (kedit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.


(43)

2) Untuk jasa-jasa lain pihak bank konvensional juga menerapkan biaya-biaya dalam nominal atau persentase tertentu.

b. Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah adalah lembaga keuangan atau perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Quran dan Hadits Nabi SAW. Atau dengan kata lain bank islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat islam. (Kuncoro, 2002: 13) Dari pengertian diatas bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah adalah bank-bank yang menggunakan hukum Islam dalam melaksanakan kegiatan perbankan tersebut. Kegiatan dan transaksi yang dilakukan oleh bank syariah juga berlandaskan hukum halal atau haram, lembaga perbankan syariah hanya melakukan transaksi yang sesuai dengan aturan hukum islam.

Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga, Islam memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Bank syariah lahir sebagai solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba.


(44)

2. Pembiayaan dan Kredit Modal Kerja a. Pengertian pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Kasmir, 2002: 102). Prinsip yang diterapkan oleh bank syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil adalah sebagai berikut: 1) Al-Mudharabah atau bagi hasil

Al-Mudharabah merupakan akad kerja sama antara dua pihak, dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelolanya. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila terjadi kerugian maka akan ditanggung pemilik modal selama kerugian bukan akibat dari kelalaian pengelolanya. Apabila kerugian diakibatkan karena kelalaian pengelolanya maka pengelola tersebut yang bertanggungjawab.

Dalam praktiknya mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu:


(45)

a)Mudharabah muthlaqah

Mudharabah muthlaqah merupakan kerjasama antara pihak pertama dengan phak lain yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak dibatasi oleh waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis.

b)Mudharabah muqayyadah

Mudharabah muqayyadah merupakan kebaliakan dari mudharabah muthalqah dimana pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha dan bisnis.

2) Al- Musyarakah atau penyertaan modal

Al- Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

Al-Musyarakah dalam praktik perbankan diaplikasikan dalam hal pembiayaan suatu proyek. Dalam hal ini nasabah yang dibiayai dengan bank sama-sama menyediakan dana untuk melaksanakan proyek tersebut. Keuntungan dari proyek dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank setelah dahulu mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Al-Musyarakah dapat pula dilakukan untuk kegiatan investasi seperti pada lembaga keuangan modal ventura.


(46)

b. Pengertian kredit modal kerja

Kredit menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Sedangkan kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam oprasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan (Kasmir, 2002 : 109).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kredit atau pembiayaan dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang. Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank konvensional dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada keuntungan yang diharapkan. Bagi bank konvensional keuntungan yang diperoleh melalui bunga sedangkan bagi bank berdasarkan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil.

3. Tujuan Pembiayaan dan Kredit

Menurut Kasmir (2009: 100), adapun tujuan utama pemberian suatu pembiayaan antara lain:


(47)

a. Mencari Keuntungan

Keuntungan yang diperoleh oleh bank berasal dari pemberian kredit/pembiayaan. Hasil tersebut terutama dalam bentuk margin sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika bank yang terus-menerus menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan di likuidir (dibubarkan).

b. Membantu Usaha Nasabah

Untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak pembiayaan yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik. Mengingat semakin banyak pembiayaan berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor.

4. Kriteria Penilaian Pemberian Kredit

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian bank. Biasanya kriteria penilaian yang umum harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan


(48)

nasabah yang benar-benar layak untuk diberikan, dilakukan dengan analisis 5 C.

Penilaian dengan analisis 5 C adalah sebagai berikut:

a. Character

Character merupakan sifat atau watak seseorang. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, dan jiwa sosial. Dari sifat dan watak ini dapat dijadikan ukuran nasabah untuk membayar.

b. Capacity

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit. Kemampuan ini dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat kemampuanya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

c. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau tidak dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya.


(49)

d. Condition

Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek usaha yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil. e. Colleteral

Colleteral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan ini hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.

5. Prosedur Pemberian Pembiayaan atau Kredit

Prosedur pemberian dan penilaian dunia pembiayaan oleh dunia perbankan secara umum antara bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda yang menjadi perbedaan hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing. (Kasmir, 2009 : 114)

a. Pengajuan Berkas

Calon nasabah mengajukan permohonan pembiayaan dan mengumpulkan data penunjang untuk pembuatan usulan pembiayaan kepada pihak bank. Data tersebut adalah formulir permohonan pembiayaan.

b. Penyidikan Berkas Pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah


(50)

diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan pembiayaan dibatalkan saja.

c. Wawancara Awal

Kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot, apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.

d. On the spot

Kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau berbagai objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara I. Pada saat hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah. Sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

e. Wawancara II

Kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara I dicocokkan dengan pada saat on the spot, apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.


(51)

f. Keputusan Pembiayaan atau Kredit

Keputusan pembiayaan atau kredit dalam hal ini adalah apakah pembiayaan akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya. Keputusan pembiayaan biasanya merupakan keputusan tim. Begitu pula bagi pembiayaan yang ditolak maka hendaknya dikirim surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing.

g. Penandatanganan Akad Pembiayaan atau Kredit

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya pembiayaan, maka sebelum pembiayaan dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad pembiayaan,mengikat jaminan dengan hipotik dan surat perjanjian atau pernyataan. h. Realisasi Pembiayaan atau Kredit

Merupakan transaksi dengan menggunakan Pembiayaan atau kredit yang telah disetujui oleh bank. Fasilitas diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.

i. Penyaluran atau Penarikan Dana

Merupakan pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian pembiayaan atau kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu sekaligus atau secara bertahap.


(52)

6. Teknik Penyelesaian Kredit Macet

Dalam pemberian fasilitas kredit mengandung beberapa resiko, salah satunya yaitu resiko kemacetan. Akibatnya kredit tidak dapat ditagih sehingga menimbulkan kerugian yang harus ditanggung oleh bank. Kemungkinan kredit macet tersebut pasti akan selalu ada walaupun sudah dilakukan analisis kelayakan kredit. Dalam hal ini resiko kredit macet dapat diminimaliskan. Kemacetan suatu kredit disebabkan oleh dua unsur yaitu:

a. Dari Pihak Bank

Kurangnya ketelitian pada saat menganalisis data calon nasabah sehingga apa yang terjadi tidak dapat dipresiksi sebelumnya atau salah dalam melakukan perhitungan. Dapat juga terjadi akibat kolusi dari pihak analisis kredit sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif dan asal-asalan,

b. Dari Pihak Nasabah

Menurut Kasmir (2002: 129) menyatakan bahwa Dari pihak nasabah kemacetan dapat diakibatkan dari :

1) Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan mengalami kemacetan. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar, walaupun sebenranya nasabah mampu.


(53)

2) Adanya unsur tidak sengaja. Artinya pihak nasabah mau membayar akan tetapi tidak mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti kebakaran, hama, kebanjiran, dan sebaginya, sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada.

Dalam hal ini pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain :

a) Resceduling

Suatu tindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini nasabah diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit.

Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan dalam hal ini tentu saja angsuran menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran.

b) Reconditioning

Reconditioning maksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti:

(1) Kapitalitas bunga, yaitu bunga yang dijadikan hutang pokok.


(54)

(2) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamanya tetap harus dibayarkan seperti biasa.

(3) Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah. Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20% pertahun diturunkan menjadi 18% per tahun. Hal ini tergantung pertimbangan bank bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu meringankan beban nasabah.

(4) Pembebasan bunga

Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah tidak mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pinjamannya sampai lunas.

c) Retructuring

Retucturing merupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan


(55)

dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tindakan ini meliputi:

(1) Dengan menambah jumlah kredit (2) Dengan menambah equity:

(a) Dengan menyetor uang tunai (b) Tambahan dari pemilik

d) Kombinasi

Merupakan kombinasi dari ketiga jenis yang diatas. Seorang nasabah dapat saja diselamatkan dengan tiga kombinasi antara rescheduling dengan retructuring, misalnya jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau reconditioning dengan rescheduling misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah.

e) Penyitaan Jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya iktikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya.

7. Persamaan dan Perbedaan Lembaga Keuangan Konvensional dan Lembaga Keuangan Syariah

Meskipun lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan konvensional memiliki banyak perbedaan namun tidak menutup


(56)

kemungkinan tentang persamaanya. Persamaan lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah meliputi :

a. Teknis penerimaan uang b. Mekanisme transfer

c. Teknologi komputer yang digunakan

d. Syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti: KTP, NPWP, proposal dan lain sebagainya

Perbedaan lembaga keuangan konvensional dengan lembaga keuangan syariah meliputi:

a. Aspek akad (transaksi) dan legalitas, setiap lembaga keuangan syariah dalam lembaga keuangan syariah baik dalam hal barang, praktisi transaksi, maupun ketentuan lainya harus memenuhi ketentuan lembaga keuangan syariah seperti rukun dan syaratnya. b. Bisnis dan usaha yang dibiayai, terdapat saringan kehalalan,

kemanfaatan dan kemaslahatan. Untuk menentukan kehalalan, kemanfaatan dan kemaslahatan dapat diidentifikasi melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1) Apakah objek pembiayaan halal atau haram?

2) Apakah proyek menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat? 3) Apakah proyek berkaitan dengan mesum atau asusila?

4) Apakah usaha itu berkaitan dengan industri senjata ilegal atau berorientasi pada pengembangan sejata pembunuh masal?


(57)

5) Apakah proyek dapat merugikan syiar islam baiak secara langsung atau tidak langsung?

Pernyataan diatas tidak bersifat absolut. Artinya pernyataan-pernyataan tersebut bisa saja berubah seiring dengan perkembangan jaman yang ada. (Ismanto, 2009: 99).

8. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Sesuai dengan yang dimuat dalam pasal 2, keputusan presiden (Kepres) No 163/2000, menteri-menteri negara (meneg) adalah asisten-asisten Presiden yang tidak memimpin departemen-departemen, yang di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. Mereka punya tugas untuk membantu Presiden dalam perumusan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan sebagai koordinator dalam bidang-bidang tertentu dalam kegiatan-kegiatan pemerintahan Negara.

Dari menteri-menteri ini ada 5 mentri kunci yang mempunyai pengaruh kuat terhadap perkembangan Koperasi dan UKM, baik yang ditetapkan secara spesifik melalui suatu mandat atau lewat kebijaksanaan-kebijaksaaan ekonomi mereka. Kelima menteri tersebut adalah: Menegkop & UKM, Depperindag, Menkue, Menko, dan BAPPENAS.

Dalam melaksanakan tugasnya, Menegkop & UKM telah merumuskan perencanaan strategi tahun 2000 untuk pengembangan Koperasi dan UKM di Indonesia, dan semua menteri-menteri dan perwakilan-perwakilan pemerintah lainnya harus mendesain


(58)

program-program mereka dan merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan mereka sendiri yang langsung maupun tidak langsung menciptakan suatu lingkungan yang kondusif bagi perkembangan koperasi dan UKM disektor-sektor mereka masing-masing.

Departemen perdagangan lebih menitikberatkan pada aspek permodalan, bahwa suatu usaha disebut usaha kecil apabila permodalannya kurang dari Rp 25 juta. Departemen perindustrian mendefinisikan industi kecil sebagai sektor usaha yang mempunyai aset tidak lebih dari Rp 600 juta.

a. Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Dalam undang-undang terbaru yang dikeluarkan pemerintah tentang usaha mikro, kecil dan menengah adalah UU No.20 Tahun 2008. Menurut UU No.20 Tahun 2008 pasal 1 disebutkan bahwa: 1) Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. 2) Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri

sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha kecil sebagimana undang-undang dimaksud.


(59)

3) Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung mapun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

b. Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Menurut UU no 20 Tahun 2008 Pasal 6 disebutkan bahwa: 1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000,00

2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp

300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00.


(60)

3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 sampai sengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dang bangunan tempat usaha; atau

b) Memiliki hasil penjualan tahuanan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00.

Menurut kategori Biro Pusat Statistik (BPS), usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga. BPS mengkasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: a) Industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang.

b) Industri kecil dengan pekerja 5-19 orang. c) Industri menengah dengan pekerja 20-99 orang. d) Industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih.

Jadi bisa dikatakan pengertian dari usaha kecil dan menengah merupakan kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang ekonomi dimana berguna untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. c. Peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Dalam UU No 20. Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro kecil dan menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan. Berarti UMKM berperan


(61)

dalam pembangunan perekonomian nasional melalui kontribusi terhadap PDB, penciptaan lapangan pekerjaan, dan penyerapan tenaga kerja.

Kemampuan UMKM dalam menghadapi krisi dan pengembangan perekonomian nasional disebabkan oleh: (Glen Glenardi, 2002: 290)

1) Sektor Mikro dapat dikembangkan hampir disemua sektor usaha dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

2) Karena sifat penyebarannya yang sangat luas (baik sektor usaha dan wilayahnya) sektor mikro juga sangat berperan dalam pemerataan kesempatan kerja.

3) UMKM termasuk usaha-usaha anggota koperasi yang pada umumnya fleksibel. UMKM dengan skala usaha yang tidak besar, kesederhanaan spesifikasi dan teknologi yang digunakan dapat lebih mudah menyesuaikan dengan perubahan atau perkembangan yang terjadi.

4) UMKM merupakan industri padat modal. Dalam struktur biaya produksinya, kompponen tersebar adalah biaya variabel yang mudah menyesuaikan dengan perubahan atau perkembangan yang terjadi.

5) Produk-produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan produk yang berkaitan dengan kebutuhan primer masyarakat.


(62)

6) UMKM lebih sesuai dan dekat dengan kehidupan pada tingkat bawah (grassroot) sehingga upaya mengentaskan masyarakat dari kerebelakangan akan lebih efektif.

Di Indonesia peranan UMKM juga sering dikaitkan dengan upaya-upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran, memerangi kemiskinan, dan pemerataan pendapatan. Oleh sebab itu, tidak heran jika kebijakan pengembangan UMKM di Indonesia sering dianggap secara tidak langsung sebagai kebijakan penciptaan kesempatan kerja atau kebijakan anti-kemiskinan atau kebijakan redistribusi pendapatan. (Tulus TH Tambunan 2002: 19). Dilihat dari jumlah unit usahanya yang sangat banyak di semua sektor ekonomi dan kontribusinya yang besar terhadap penciptaan kesempatan kerja dan sumber pendapatan khususnya diwilayah pedesaan dan bagi rumah tangga berpendapatan rendah, tidak dapat diingkari betapa pentingnya UMKM. Selain itu, selama ini kelompok usaha tersebut juga berperan sebagai salah satu motor penggerak bagi pengembangan ekonomi dan komunitas lokal.

Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas, UMKM memiliki peranan baru yang lebih penting yaitu sebagi salah satu faktor utama pendorong perkembangan dan pertumbuhan ekspor non-migas sebagai industri pendukung yang membuat komponen-komponen dan spare parts untuk produksi.


(63)

UMKM juga berperan penting dalam pertumbuhan ekspor dan bisa bersaing di pasar domestik terhadap barang-barang impor maupun di pasar global. Di Indonesia, UMKM diharapkan dapat menjadi salah satu pemain penting dalam penciptaan pasar baru bagi Indonesia tidak hanya dalam negeri tetapi sampai diluar negeri, jadi sebagai salah satu sumber penting bagi surplus neraca perdagangan dan jasa. UMKM Indonesia harus membenahi diri sejak dini untuk dapat meningkatkan daya saing globalnya.

d. Masalah yang Dihadapi Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Perkembangan UKM di Indonesia tidak lepas dari berbagai masalah. Ada beberapa masalah yang dihadapi pelaku UKM khususnya usaha mikro di daerah pedesaan yang tingkat produktivitasnya (total factor produktivity) atau efisiensinya rendah, dan mengalami keterbatasan dana dan sumber daya manusia, khususnya dalam manajemen, teknis produksi dan pemasaran, dan tidak memiliki teknologi modern, akan mengalami kesulitan besar, paling tidak dalam jangka pendek hingga menengah, dalam menghadapi persaingan di pasar dunia (Tulus T.H, 2002: 43).

Pembinaan pengusaha kecil harus lebih diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah. Namun disadari pula bahwa pengembangan usaha kecil menghadapi beberapa kendala seperti tingkat kemampuan,


(64)

keterampilan, keahlian, manajemen sumber daya manusia, kewirausahaan, pemasaran dan keuangan. Lemahnya kemampuan manajerial dan sumberdaya manusia ini mengakibatkan pengusaha kecil tidak mampu menjalankan ushanya dengan baik.

Jadi dapat dirumuskan bahwa terdapat beberapa permasalahan bagi para pelaku UMKM baik yang berlokasikan di pedesaan ataupun di perkotaan, yakni:

1) Kesulitan Pemasaran

Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi perkembangan UKM. Salah satu aspek yang terkait dengan masalah pemasaran umum yang dialami UKM adalah tekanan-tekanan persaingan.

2) Kesulitan Pengadaan Bahan Baku

Keterbatasan bahan baku (dan input-input lainnya) juga sering menjadi salah satu kendala serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi banyak UKM di Indonesia.

3) Kekurangan Modal

UKM di Indonesia menghadapi masalah utama yaitu keterbatasan modal kerja. Kebanyakan modal awal para pelaku usaha bersumber dari modal (tabungan) sendiri, sehingga permodalan ini sering tidak cukup untuk kegiatan produksi.


(65)

Kurangnya informasi mengenai prosedur peminjaman, bahkan suku bunga pinjaman yang tinggi membuat para pelaku usaha lebih memilih menggunakan modal sendiri.

4) Kesulitan Membayar Pekerja

Penghasilan dalam menjalankan usaha menjadi salah satu bagian dari kelangsungan suatu usaha. Jika barang produksi tidak laku dipasaran maka akan mengakibatkan turunya omset penjualan sehingga dalam memenuhi kewajiban pelaku usaha untuk membayar karyawannya terhambat. Ditambah lagi ketika UMR naik namun penghasilan dari usaha tersebut tidak mengalami peningkatan maka akan membuat usaha tersebut terancam gulung tikar.

9. Pendapatan

a. Pengertian Pendapatan

Untuk memahami makna pendapatan, maka akan diuraikan pengertian dari pendapatan itu sendiri. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Standar Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa: “pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.” (Ikatan Akuntansi Indonesia 2003)


(66)

Pendapatan merupakan salah satu faktor utama dimana kita dapat mengetahui usaha tersebut mengalami perkembangan ataukah mengalami penurunan, karena pendapatan merupakan unsur dari sebuah laporan keuangan khususnya laporan rugi laba.

Menurut pendapat lain, pendapatan adalah kenaikan kotor dalam aset atau penurunan dalam liabilitas atau gabungan dari keduanya selama periode yang dipilih oleh pernyataan pendapatan yang berakibat dari investasi yang halal, keuntungan seperti manajemen rekening investasi terbatas (Antonio 2001).

Sehingga dapat didefinisikan bahwa aliran masuk pada perusahaan yang diperoleh dari pekerjaan ataupun produksi untuk menambah pemasukan perusahaan.

Dalam hal ini untuk mengukur besarnya tingkat pendapatan usaha diamati melalui 2 indikator yaitu :

1) Omset Penjualan

Tingkat keberhasilan dan peningkatan pendapatan dapat dilihat dari omset penjualan. Besarnya pendapatan kotor yang diterima responden rata-rata perbulan sebelum dikurangi biaya-biaya dan pajak yang dihitung dalam rupiah. Seperti dalam penelitian Isnaini Nurrohman setelah mendapatkan pembiayaan terjadi peningkatan omset penjualan.


(67)

2) Laba Usaha

Selain faktor omset penjualan, laba usaha merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat pendapatan. Laba bersih merupakan selisih positif atas penjualan dikurangi biaya-biaya dan pajak. Pengertian laba yang dianut oleh organisasi akuntansi saat ini adalah laba akuntansi yang merupakan selisih positif antara pendapatan dan biaya atau Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2007, No.23 Par.25) pendapatan didefinisikan sebagai berikut :

“ … arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.”

Hasil penelitian Choirin Nikmah 2014 membuktikan adanya hubungan langsung antara laba usaha dengan tingkat pendapatan. Setiap jumlah laba usaha yang didapat akan mampu membuka peluang bagi bertambahnya pendapatan. b. Unsur-Unsur Pendapatan

Menurut Zaki Baridwan (2004) dalam pendapatan, terdapat unsur-unsur pendapatan yang meliputi asal dari pendapatan itu diperoleh, dimana unsur-unsur tersebut meliputi :


(68)

2) Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva atau sumber-sumber ekonomis perusahaan oleh pihak lain.

3) Penjualan aktiva diluar barang dagangan merupakan unsur-unsur pendapatan lain-lain suatu perusahaan.

10.Pengembangan Usaha

Tolak ukur pengembangan usaha harus merupakan parameter yang dapat diukur sehingga tidak bersifat nisbi yang sulit untuk dipertanggungjawabkan. Semakin kongkrit tolak ukur itu semakin mudah bagi semua pihak untuk memahami serta membenarkan bahwa keberhasialn diraihnya.

Dalam hal in yang menjadi tolak ukur dalam pengembangan usaha yaitu :

1) Total Aset

Aset merupakan kekayaan atau sumber daya yang bias diukur secara jelas menggunakan satuan uang. Aset dalam akuntansi umunya dikelompokan kedalam tiga bagian yaitu aset lancar, aset tetap, dan aset tak berwujud.

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu usaha antara lain, pertumbuhan suatu perusahaan yang dapat tampak dari perubahan jumlah aset yang dimiliki. Jumlah aset yang dimiliki perusahaan akan meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan. Seperti dalam penelitian Coirin Nikmah, Hari Sukarno dan Ana Mufidah yang menunjukan bahwa nilai


(69)

rata-rata aset pedagang kecil selalu mengalami pertumbuhan dari minggu ke minggu. Hal ini menunjukan bahwa pembiayaan mudharabah yang disalurkan berimplikasi terhadap kinerja usahanya yang berupa peningkatan aset setiap minggunya.

2) Modal Usaha

Penguatan modal usaha yaitu pembinaan pemerintah dan swasta dalam pemberian modal berupa uang dan peralatan yang sangat diperlukan oleh pelaku usaha kecil dalam membangun usahanya.

Modal yang digunakan untuk membeli input yang nantinya akan menghasilkan output sesuai dengan kemampuan modal yang dimiliki. Semakin tinggi modal maka akan semakin banyak barang yang dapat dihasilkan, begitu pula sebaliknya. Seperti dalam penelitian Endang Purwanti menunjukan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan faktor modal usaha terhadap pengembangan usaha.

11.Hubungan Pembiayaan atau Kredit terhadap Pendapatan dan Pengembangan UMKM

Dalam menjalankan usaha dimanapun pasti menginginkan keuntungan atau laba dan menginginkan usahanya untuk berkembang. Dalam hal ini pembiayaan untuk mengingkatkan usahanya baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.


(70)

Perdagangan umum adalah perdagangan yang dilakukan dengan target pembelian siapa saja yang datang membeli barang-barang yang telah disediakan di tempat penjual, baik pedagang eceran (retailer) maupun pedagang besar (whole seller). Pada umumnya, perputaran modal kerja (working capital trun-over) perdagangan semacam ini sangat tinggi, tetapi pedagang harus menyediakan persediaan barang yang cukup karena barang-barang yang dijual itu sebatas jumlah persediaan yang ada atau telah dikuasai penjual (Antonio, 2001: 166).

Untuk menjalankan suatu usaha diperlukan modal. Dalam memenuhi modal untuk menjalankan usahanya orang mendapatkan modal dari simpananya atau dari keluarganya, bahkan ada yang meminjam kepada rekan-rekannya. Jika tidak tersedia, peran institusi keuangan menjadi sangat penting karena dapat menyediakan modal bagi orang yang ingin menjalankan usaha.

Menurut beberapa ulama, dalam islam pinjam-meminjam itu tidak dilarang bahkan dianjurkan agar terjalin hubungan saling menguntungkan antar sesama, namun hal itu juga harus diikuti dengan aturan-aturan yang diajarkan oleh Islam. Oleh karena itu pihak-pihak yang menjalin hubungan dalam pinjam-meminjam harus mengikuti etika yang dianjurkan oleh islam.

Salah satu upaya pemerintah untuk menjalakan usahanya dengan cara memberikan bantuan tambahan modal kerja untuk UMKM yang disalurkan melalui bank ataupun non bank.


(71)

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam penelitian. Hipotesis merupakan hasil akhir dari proses berfikir dedukatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah terbentuk dalam kalimat pertanyaan.

Berdasarkan tinajuan dan kajian yang relevan, yang belum didasarkan pada fakta-fakta empiris maka hipotesis yang akan diujikan kebenarannya adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh pembiayaan atau kerdit terhadap tingkat pendapatan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional.

2. Terdapat pengaruh pembiayaan atau kerdit terhadap tingkat pendapatan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan syariah.

3. Terdapat pengaruh pembiayaan atau kredit terhadap pengembangan usaha pelaku UMKM dikalangan nasabah lembaga keuangan konvensional.

4. Terdapat pengaruh pembiayaan atau kredit terhadap pengembangan usaha pelaku UMKM dikalangan nasabah lembaga keuangan syariah. 5. Terdapat perbedaan tingkat pendapatan usaha dikalangan pelaku

UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah.


(72)

6. Terdapat perbedaan tingkat pengembangan usaha dikalangan pelaku UMKM yang menjadi nasabah lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah.


(73)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif. Jenis penelitian ini dilakukan secara langsung di lapangan (field research), dimana penelitian ini dilakukan dengan melakukan survey langsung ke objek penelitian, dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah pelaku usaha yang ada di daerah Gondomanan khususnya wilayah pasar dan sekitarnya.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat kausal-kuantitatif, kausal yaitu menjelaskan pengaruh antara variabel independen yaitu pembiayaan atau kredit, terhadap variabel dependen yaitu tingkat pendapatan dan pengembangan usaha, penelitian ini penggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang diperoleh diwujudkan dalam bentuk angka dan dianalisis berdasarkan statistik. Dalam penelitian ini analisis menggunakan statistik dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer SPSS. Untuk Hipotesis 1,2,3 dan 4 uji statistik menggunakan analisis regresi sederhana, sedangkan untuk hipotesis 5 dan 6 menggunakan uji statistik uji t.


(1)

A.

TINGKAT PENDAPATAN

Omset Penjualan Laba Usaha

No 1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total 1 3 4 3 4 14 3 2 4 4 13 2 4 4 4 4 16 4 3 2 2 11 3 4 4 2 4 14 4 4 3 4 15 4 4 4 2 4 14 4 4 2 4 14 5 4 4 4 5 17 5 4 3 3 15 6 4 4 4 4 16 5 4 4 5 18 7 4 4 4 4 16 4 3 3 3 13 8 5 5 2 4 16 5 4 4 4 17 9 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 10 4 4 4 3 15 4 4 5 5 18 11 3 3 5 3 14 3 3 2 3 11 12 4 3 4 4 15 4 3 2 4 13 13 4 3 4 4 15 4 3 3 3 13 14 4 4 3 5 16 5 5 4 5 19 15 4 3 2 4 13 4 4 3 2 13 16 4 3 4 4 15 3 3 3 3 12 17 4 4 3 4 15 4 4 3 3 14 18 4 3 5 3 15 4 3 3 3 13 19 4 4 2 4 14 4 2 3 2 11 20 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 21 5 5 3 4 17 5 4 3 2 14 22 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 23 3 3 2 3 11 3 2 3 3 11 24 4 4 1 3 12 4 2 3 2 11 25 4 5 4 4 17 5 4 4 2 15 26 4 3 2 4 13 4 2 4 3 13 27 3 4 4 4 15 3 5 5 3 16 28 5 4 5 5 19 4 3 4 4 15 29 4 4 4 3 15 5 4 4 5 18 30 4 5 5 3 17 5 4 4 3 16 31 4 5 5 4 18 4 3 3 3 13 32 3 4 4 4 15 3 4 3 2 12 33 3 3 4 3 13 4 3 3 2 12 34 4 4 4 3 15 4 3 2 3 12


(2)

35 4 4 4 4 16 4 4 4 4 16 36 4 4 4 3 15 4 4 5 5 18 37 3 3 5 3 14 3 3 2 3 11 38 4 3 4 4 15 4 3 2 4 13 39 4 3 4 4 15 4 3 3 3 13 40 4 4 3 5 16 5 5 4 5 19 41 4 3 2 4 13 4 4 3 2 13 42 4 3 4 4 15 3 3 3 3 12 43 4 4 3 4 15 4 4 3 3 14 44 4 3 5 3 15 4 3 3 3 13 45 4 4 2 4 14 4 2 3 2 11 46 3 3 3 3 12 3 3 3 3 12 47 5 5 3 4 17 5 4 3 2 14 48 4 3 3 3 13 4 3 3 3 13 49 3 3 2 3 11 3 2 3 3 11 50 4 4 1 3 12 4 2 3 2 11


(3)

B.

PENGEMBANGAN USAHA

Modal Usaha Total Aset

1 2 3 4 5 6 7 Total 1 2 3 Total 4 4 3 3 4 4 4 26 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 12 4 5 4 4 4 4 3 28 4 4 4 12 4 4 4 4 4 2 3 25 4 4 4 12 5 5 3 4 4 2 3 26 5 5 4 14 4 4 4 5 4 4 5 30 4 5 5 14 4 3 5 5 5 2 3 27 3 4 4 11 5 5 4 4 5 4 3 30 3 4 4 11 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 12 4 4 3 3 4 3 4 25 3 3 4 10 4 4 4 4 4 3 3 26 4 4 4 12 4 4 3 4 4 3 5 27 3 4 3 10 4 4 5 5 5 5 4 32 3 4 4 11 4 3 4 3 4 4 3 25 4 4 3 11 3 3 3 3 3 4 3 22 3 4 3 10 3 3 3 3 4 2 3 21 3 4 3 10 3 4 5 5 5 3 5 30 5 5 5 15 4 4 4 4 4 4 3 27 3 4 3 10 3 3 3 4 4 3 3 23 3 3 3 9 5 5 4 5 5 5 3 32 4 5 5 14 4 4 5 4 5 4 3 29 3 3 3 9 3 3 3 3 4 3 4 23 3 3 3 9 4 4 3 4 4 4 3 26 3 4 3 10 4 5 3 4 4 4 3 27 5 4 4 13 4 4 4 4 5 2 3 26 3 4 3 10 4 3 5 5 5 2 3 27 3 4 4 11 5 5 4 4 5 4 3 30 3 4 4 11 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 12 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 12 4 4 3 3 4 3 4 25 3 3 4 10 4 4 4 4 4 3 3 26 4 4 4 12 4 4 3 4 4 3 5 27 3 4 3 10 4 4 5 5 5 5 4 32 3 4 4 11


(4)

4 3 4 3 4 4 3 25 4 4 3 11 3 3 3 3 3 4 3 22 3 4 3 10 3 3 3 3 4 2 3 21 3 4 3 10 3 4 5 5 5 3 5 30 5 5 5 15 4 4 4 4 4 4 3 27 3 4 3 10 3 3 3 4 4 3 3 23 3 3 3 9 5 5 4 5 5 5 3 32 4 5 5 14 4 4 5 4 5 4 3 29 3 3 3 9 3 3 3 3 4 3 4 23 3 3 3 9 4 4 3 4 4 4 3 26 3 4 3 10 3 3 3 3 3 4 4 23 4 3 4 11 4 4 4 3 4 5 3 27 4 5 4 13 3 3 3 3 3 4 3 22 3 4 3 10 3 3 3 3 4 2 3 21 3 4 3 10 3 4 5 5 5 3 5 30 5 5 5 15 4 4 4 4 4 4 3 27 3 4 3 10


(5)

(6)