Analisis Perbandingan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PERBANDINGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN

RASIO KEUANGAN

OLEH : ANJAR FEBRYAN

090503302

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ANALISIS PERBANDINGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanki sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, April 2013 Yang membuat pernyataan

Anjar Febryan NIM : 090503302


(3)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional periode 2009 – 2011. Parameter yang digunakan untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan perbankan adalah rasio keuangan. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan yakni meliputi return of asset, non performing loan, loan to deposit ratio dan capital adequacy ratio.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan rasio keuangan. Dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah rasio return of asset, non performing loan, loan to deposit ratio dan capital adequacy ratio perbankan konvensional dan perbankan syariah dengan menggunakan uji beda dua rata-rata. Dengan menggunakan Enam sampel yaitu bank konvensional dan bank syariah.

Dari hasil penelitian diperoleh rasio CAR, LDR dan NPL perbankan syariah lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional. Sedangkan rasio ROA perbankan konvensional lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah pada periode penelitian. Secara keseluruhan, kinerja perbankan syariah lebih baik dibandingkan kinerja perbankan konvensional


(4)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF ISLAMIC BANK AND CONVENTIONAL BANK BY USING FINANCIAL RATIOS

The aims of this research is to compare the financial performance of Islamic Banking and the Conventional Banking period 2009-2011. The parameters used to compare the financial performance of banks is to use the financial ratios. Thid research include return on asset, non performing loan, loan to deposit ratio and capital adequacy ratio.

Methods used in this research is compare financial ratios. This research in to compare is a ratio return on asset, non performing loan, loan to deposit ratio and capital adequacy ratio convensional banking and Islamic banking by using independent sample t-test. 6 sample using the convensional banks and Islamic banks.

The results were obtained CAR, LDR and NPL ratios in Islamic banking is better than conventional banking. While, ROA ratios in conventional banking better than the Islamic banking in the study period. Overall, the performance of Islamic banking is better than conventional banking.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat, rahmat dan hidayahnya serta tak lupa penulis mengucapkan shalawat beriring salam ke Nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing umatnya ke alam yang berpengetahuan sehingga penilis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua oarang tua saya yang sangat saya kagumi, Asri Kaan, SH dan Anita Ayu yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat yang tulus hingga saat ini.

Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syarifuddin Ginting Sugihen, MAFIS, selaku Ketua Departemen dan bapak Drs.Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi S-1

Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Risanty, SE, MSi, Ak, yang juga selaku Dosen Pembimbing saya dan


(6)

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Yang sangat saya kasihi abang dan kakak saya Muhammad Andi Teesar dan Anissa Putri yang selalu memberikan doa, semangat serta kasih sayang yang tulus selama ini. Teman-teman angkatan 2009 teristimewa Rizky Syahputra, Iwan Friandy, Tammam Abdul Hadi, Aswin Akbar, Muhammad Arianto, Khairi Azmi, Muhammad Hafis dan semua teman-teman Akuntansi 2009 yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan bantuan kepada penulis.

6. Kakak-kakak senior saya Kak Tami, Kak Juju, Kak Ulan, Kak Reihan yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan bantuan kepada penulis. Serta semua keluarga dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2013 Penulis,

Anjar Febryan NIM : 09050330


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Tinjauan Teoritis ... 6

2.1.1 Perkembangan Perbankan ... 6

2.1.2 Pengertian Bank ... 8

2.1.3 Pengertian Bank Konvensional ... 9

2.1.4 Awal Mula Adanya Perbankan Syariah ... 10

2.1.5 Bank Syariah ... 13

2.1.5.1 Pengertian Bank syariah ... 13

2.1.5.2 Prinsip Dasar Bank Syariah ... 13

2.1.6 Sistem Operasional Bank Syariah ... 19

2.1.7 Perbedaan Bank Syariah Dan Konvensional ... 22

2.1.8 Kinerja Keuangan ... 26

2.1.9 Rasio Keuangan ... 28

2.1.9.1 Rasio Rentabilitas ... 28

2.1.9.2 Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) ... 28

2.1.9.3 Rasio Likuiditas ... 29

2.1.9.4 Rasio Efisiensi ... 30

2.1.9.5 Rasio Permodalan ... 30

2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 31

2.3 Kerangka Konseptual ... 32

2.4 Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Jenis Penelitian ... 34

3.2 Jenis Dan Sumber Data ... 34


(8)

3.4 Sampel Penelitian ... 35

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.6 Teknik Analisis Data ... 36

3.7 Skala Pengukuran Variabel ... 36

3.7.1 Rasio Rentabilitas ... 36

3.7.2 Rasio Kualitas Aktiva Produktif ... 37

3.7.3 Rasio Likuiditas ... 37

3.7.4 Rasio Permodalan ... 37

3.7.5 Kinerja Bank Secara Keseluruhan ... 37

3.8 Jadwal Penelitian ... 39

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 42

4.1 Hasil Analisis Rasio CAR ... 42

4.1.1 Analisis Rasio CAR ... 42

4.1.2 Pengujian Hipotesis ... 42

4.2 Hasil Analisis Rasio ROA ... 43

4.2.1 Analisis Rasio ROA ... 43

4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 43

4.3 Hasil Analisis Rasio NPL ... 44

4.3.1 Analisis Rasio NPL ... 44

4.3.2 Pengujian Hipotesis ... 44

4.4 Hasil Analisis Rasio LDR ... 45

4.4.1 Analisis Rasio LDR ... 45

4.4.2 Pengujian Hipotesis ... 45

4.5 Hasil Analisis Kinerja ... 46

4.5.1 Analisis Kinerja ... 46

4.5.2 Pengujian Hipotesis ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah Dengan Bank Konvensional ... 25

Tabel 2.2 Perbedaan Bunga Dan Bagi Hasil ... 26

Tabel 2.3 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 31

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 39


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rasio Keuangan Bank Konvensional ... 53

Lampiran 2 Rasio Keuangan Bank Syariah ... 54

Lampiran 3 Rasio Keuangan Group Statistic ... 55


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PERBANDINGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional periode 2009 – 2011. Parameter yang digunakan untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan perbankan adalah rasio keuangan. Penelitian ini menggunakan rasio keuangan yakni meliputi return of asset, non performing loan, loan to deposit ratio dan capital adequacy ratio.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan rasio keuangan. Dalam penelitian ini yang dibandingkan adalah rasio return of asset, non performing loan, loan to deposit ratio dan capital adequacy ratio perbankan konvensional dan perbankan syariah dengan menggunakan uji beda dua rata-rata. Dengan menggunakan Enam sampel yaitu bank konvensional dan bank syariah.

Dari hasil penelitian diperoleh rasio CAR, LDR dan NPL perbankan syariah lebih baik dibandingkan dengan perbankan konvensional. Sedangkan rasio ROA perbankan konvensional lebih baik dibandingkan dengan perbankan syariah pada periode penelitian. Secara keseluruhan, kinerja perbankan syariah lebih baik dibandingkan kinerja perbankan konvensional


(13)

ABSTRACT

COMPARATIVE ANALYSIS OF ISLAMIC BANK AND CONVENTIONAL BANK BY USING FINANCIAL RATIOS

The aims of this research is to compare the financial performance of Islamic Banking and the Conventional Banking period 2009-2011. The parameters used to compare the financial performance of banks is to use the financial ratios. Thid research include return on asset, non performing loan, loan to deposit ratio and capital adequacy ratio.

Methods used in this research is compare financial ratios. This research in to compare is a ratio return on asset, non performing loan, loan to deposit ratio and capital adequacy ratio convensional banking and Islamic banking by using independent sample t-test. 6 sample using the convensional banks and Islamic banks.

The results were obtained CAR, LDR and NPL ratios in Islamic banking is better than conventional banking. While, ROA ratios in conventional banking better than the Islamic banking in the study period. Overall, the performance of Islamic banking is better than conventional banking.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti negara - negara di Eropa, Amerika, dan Jepang, kata bank sudah bukan kata yang asing. Bank sudah menjadi mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan masyarakat. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga perantara keuangan. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian suatu Negara. Oleh karena itu kemajuan suatu bank di suatu Negara dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara, maka semakin besar pula peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan pemerintah dan masyarakatnya.

Persaingan dunia perbankan pada saat ini semakin ketat akibat semakin majunya usaha perbankan dalam negeri, sehingga setiap usaha perbankan berusaha memanfaatkan seoptimal mungkin dalam penggunaan dana dan teknologi yang dimiliki dan dapat mewujudkan efisiensi dan efektivitas baik dari segi produksi, konsumsi, maupun distribusi yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saing perusahaan. Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk


(15)

lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Jenis bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis bank, yang dibedakan berdasarkan cara penentuan harga:

1. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional 2. Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah. Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing). Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan.

Pola bagi hasil pada bank syariah memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan bank semakin besar maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil atau mengecil dalam waktu cukup lama menjadi indikator bahwa pengelolaan bank merosot. Keadaan itu merupakan peringatan dini yang transparan dan mudah bagi nasabah. Berbeda dari perbankan konvensional, nasabah tidak dapat menilai kinerja hanya dari indikator bunga yang diperoleh (Wulandari, 2004).


(16)

Dalam hal ini bank syariah menjadi salah satu sektor industri yang berkembang pesat di Indonesia. Melihat suasana perkembangan perbankan yang sangat pesat tersebut, maka perbankan syariah mempunyai potensi dan peluang yang lebih besar dalam peranannya sebagai sumber pembiayaan bagi hasil perekonomian. Masyarakat sebagai pihak yang paling berperan, pada umumnya memiliki sikap tanggap terhadap berbagai bentuk pelayanan yang diberikan oleh masing-masing bank untuk menarik simpati masyarakat. Simpati dan kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank tidak terlepas dari keadaan keuangan bank, termasuk kesehatan bank tersebut.

Analisis rasio keuangan dapat membantu manajemen dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi pada perbankan berdasarkan suatu informasi laporan keuangan baik dengan perbandingan rasio-rasio sekarang dengan yang lalu dan yang akan datang pada internal perbankan maupun perbandingan rasio perbankan dengan perbankan yang lainnya atau dengan rata-rata industri pada saat titik yang sama/perbandingan eksternal. Oleh karena kegiatannya menyangkut uang masyarakat dan kepercayaan yang diberikan, maka setiap lembaga perbankan harus membuat laporan hasil kinerja keuangan berdasarkan ketentuan-ketentuan dari Bank Indonesia selaku pengawas perbankan di Indonesia. Alat yang digunakan didalam hal ini adalah penghitungan berupa analisis rasio. Analisis rasio ini merupakan teknis analisis untuk mengetahui hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan rugi laba bank secara individual maupun secara bersama-sama.


(17)

Keberadaan bank (konvesional dan syariah) secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, namun karakteristik dari kedua tipe bank (konvensional dan syariah) dapat mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam menentukan preferensi mereka terhadap pemilihan antara kedua tipe bank tersebut. Lebih lanjut, perilaku nasabah terhadap produk perbankan (bank konvensional dan bank syariah) dapat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi masyarakat terhadap karakteristik perbankan itu sendiri (Andrasari, 2010)

Sebagai lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik untuk bisa bertahan di industri perbankan. Faktor yang harus diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bertahan didalam persaingan adalah kinerja (kondisi keuangan) bank. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Rasio “ROA, NPL, LDR, dan CAR”.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah yaitu Bagaimana kinerja keuangan perbankan konvensional jika dibandingkan dengan perbankan syariah jika dilihat dari rasio keuangan?


(18)

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

Untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan perbankan konvensional dibandingkan dengan perbankan syariah jika dilihat dari rasio keuangan (Return On Asset , Non Performing Loan , Loan to Deposit Rasio , dan Capital Adequacy Ratio)

1.4 Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan membawa manfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti sebelumnya, penelitian ini dapat menjadi bahan studi atau literatur tambahan terhadap penelitian yang sudah ada sebelumnya.

2. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi bahan studi dan tambahan referensi untuk melaksanakan penelitian yang berkaitan. 3. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan

informasi mengenai bank konvensional dan bank syariah.

4. Bagi Instansi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi instansi - instansi yang terkait.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Perkembangan Perbankan

Kehadiran sistem moneter dalam dunia perdagangan merupakan cikal bakal dari lahirnya lembaga keuangan. Sistem moneter yang menggunakan uang sebagai alat pembayaran yang sah memerlukan bank sebagai tempat mencetak, mengatur dan mengawasi peredaran uang suatu negara. Kehadiran bank dalam sistem moneter merupakan tulang punggung suatu negara dalam merancang sistem moneter yang digunakan di seluruh negara dunia.

Dalam perkembangan perbankan, kegiatan tersebut dimulai dari zaman Babylonia. Awalnya, praktek perbankan pada saat itu terbatas pada tukar menukar uang. Lama kelamaan, praktek tersebut berkembang menjadi suatu usaha penerimaan tabungan, menitipkan atau meminjam uang dengan memungut bunga pinjaman. Dimana praktek perbankan didominasi oleh transaksi pinjaman emas dan perak pada kalangan pedagang yang membutuhkan dengan biaya tertentu.

Kemudian kurang lebih lima ratus tahun sebelum masehi, praktek perbankan mulai berkembang di Yunani. Pada saat itu, praktek perbankan yang dilakukan antara lain adalah menerima simpanan dari masyarakat dan menyalurkannya kepada pedagang. Pihak bank mendapatkan penghasilan dengan menarik biaya dari jasa yang diberikan kepada masyarakat.


(20)

Pada zaman Romawi, praktek perbankan meliputi praktek tukar menukar uang, menerima deposito, memberi kredit dan melakukan transfer dana. Ini menunjukkan perkembangan praktek perbankan yang ada pada saat itu. Seiring dengan perkembangan kegiatan perbankan di masyarakat, maka perkembangan perbankan pun semakin pesat. Hal ini disebabkan perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari dunia perdagangan. Era perbankan modern dimulai pada abad 16 yakni di negara Inggris, Belanda dan Belgia. Pada saat itu, para tukang emas bersedia menerima uang logam (emas dan perak) untuk disimpan. Tanda bukti penyimpanan emas dan perak ini ditunjukkan oleh surat deposito yang disebut Goldsmith’s Note. Dalam perkembangan selanjutnya Goldsmith’s Note ini digunakan sebagai alat pembayaran. Para tukang emas mulai menerbitkan Goldsmith’s Note yang tidak didukung oleh cadangan emas dan perak atau diterima sebagai alat pembayaran yang sah dalam transaksi perdagangan. Inilah yang menjadi cikal bakal munculnya uang kertas (Irmayanto, 2004).

Kegiatan perdagangan yang pada awalnya hanya berkembang di daratan eropa saja akhirnya menyebar ke Asia. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di eropa adalah bank venesia tahun 1711, kemudian menyusul Bank of Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1820. Perkembangan perbankan di Eropa yang menyebar di Asia dikarenakan oleh negara-negara Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, Spanyol dan Portugis begitu aktif mencari daerah perdagangan yang kemudian menjadi daerah jajahan mereka, maka perkembangan perbankan pun ikut di bawa ke negara jajahannya. Perkembangan perbankan di Indonesia pun tidak terlepas dari penjajahan Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang


(21)

menerima peranan penting dalam pemerintahan jajahan Belanda antara lain De Javasche Bank yang kemudian di nasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1951 menjadi Bank Indonesia yang berfungsi sebagai bank sentral hingga sekarang.

2.1.2 Pengertian dan Jenis – Jenis Bank

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Kasmir (2011:11), pengertian bank yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, jenis perbankan terdiri dari 2 (Kasmir, 2007) yakni sebagai berikut.

1. Bank Umum

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti bahwa bank ini dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.


(22)

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit dibandingkan dengan kegiatan bank umum.

2.1.3 Pengertian Bank Konvensional

Pengertian bank menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di Indonesia, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyebutkan bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Bank konvensional dapat didefinisikan seperti pada pengertian bank umum pada pasal 1 ayat 3 Undang-Undang No. 10 tahun 1998 dengan menghilangkan kalimat “dan atau berdasarkan prinsip syariah”, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.


(23)

2.1.4 Awal Mula Adanya Perbankan Syariah

Di dalam sejarah perekonomian kaum muslimin, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari tradisi umat Islam sejak jaman Rasulullah SAW. Praktek-praktek seperti menerima titipan harta, meninjamkan uang untuk keperluan konsumsi dan untuk keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak zaman Rasulullah. Dengan demikian, fungsi-fungsi utama perbankan modern yaitu menerima deposit, menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam, bahkan sejak zaman Rasulullah.

Rasulullah SAW. yang dikenal dengan julukan al-Amin, dipercaya oleh masyarakat Makkah menerima simpanan harta, sehingga pada saat terakhir sebelum Rasul hijrah ke Madinah, beliau meminta Sayidina Ali untuk mengembalikan semua titipan itu kepada yang memilikinya. Dalam konsep ini, yang dititipi tidak dapat memanfaatkan harta titipan tersebut

Seorang sahabat Rasulullah, Zubair bin al Awwam, memilih tidak menerima titipan harta. Beliau lebih suka menerimanya dalam bentuk pinjaman. Tindakan ini menimbulkan implikasi yang berbeda: pertama, dengan mengambil uang itu sebagai pinjaman, beliau mempunyai hak untuk memanfaatkannya; kedua, karena bentuknya pinjaman, maka ia berkewajiban mengembalikannya utuh. Sahabat lain yaitu Ibnu Abbas tercatat melakukan pengiriman uang ke Kufah juga tercatat Abdullah bin Zubair di Mekah juga melakukan pengiriman uang ke adiknya Misab bin Zubair yang tinggal di Irak.


(24)

Pemberian modal untuk modal kerja berbasis bagi hasil, seperti mudharabah, musyarakah, muzara’ah, musaqah, telah dikenal sejak awal diantara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Jelaslah bahwa ada individu-individu yang telah melaksanakan fungsi perbankan di zaman Rasulullah SAW, meskipun individu tersebut tidak melaksanakan seluruh fungsi perbankan. Ada sahabat yang melaksanakan fungsi menerima titipan harta, ada sahabat yang melaksanakan fungsi pinjam-meminjam uang, ada yang melaksanakan fungsi pengiriman uang, dan ada pula yang memberikan modal kerja.

Kemudian dalam perkembangannya di zaman modern, Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di Kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima bunga, sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung.

Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis Islam kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Dia Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank


(25)

didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah.

Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.

Hingga tahun 2009 terdapat 6 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, BRI Syariah,BUKOPIN Syariah, dan Bank Panin Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 25 bank diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero) dan Bank swasta nasional: Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Tbk).

Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah berkembang sehingga mencapai jumlah 139 BPR Syariah yang tersebar di seluruh Indonesia.


(26)

2.1.5 Bank Syariah

2.1.5.1 Pengertian Bank Syariah

Bank Islam atau selanjutnya disebut dengan Bank Syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah juga dapat diartikan sebagai lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Antonio dan Perwataatmadja membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam dan bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Hadits. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam.

2.1.5.2 Prinsip Dasar Bank Syariah

Batasan-batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariat Islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Adapun prinsip-prinsip bank syariah adalah : prinsip titipan atau simpanan, prinsip bagi hasil, prinsip jual beli, prinsip sewa dan prinsip jasa (Nuhatama, 2011).


(27)

Al-Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Syafi’I Antonio, 2001). Secara umum terdapat dua jenis al-wadiah, yaitu:

a) Wadiah Yad Al-Amanah (Trustee Depository) adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan tidak diperkenankan menggunakan barang/uang yang dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima titipan. Adapun aplikasinya dalam perbankan syariah berupa produk safe deposit box.

b) Wadiah Yad adh-Dhamanah (Guarantee Depository) adalah akad penitipan barang/uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat memanfaatkan barang/uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan atau kerusakan barang/uang titipan. Semua manfaat dan keuntungan yangn diperoleh dalam penggunaan barang/uang titipan menjadi hak penerima titipan. Prinsip ini diaplikasikan dalam produk giro dan tabungan.

2) Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing)

Sistem ini adalah suatu sistem yang meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah:


(28)

a) Al-Mudharabah

Al-Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola (mudharib). Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian ini diakibatkan karena kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Akad mudharabah secara umum terbagi menjadi dua jenis:

(1) Mudharabah Muthlaqah

Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis.

(2) Mudharabah Muqayyadah

Adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib dimana mudharib memberikan batasan kepada shahibul maal mengenai tempat, cara, dan obyek investasi

b) Al-Musyarakah

Al-musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa


(29)

keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Dua jenis al-musyarakah:

(1) Musyarakah pemilikan

Tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan satu aset oleh dua orang atau lebih. (2) Musyarakah akad

Tercipta dengan cara kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah.

3) Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah)

Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Implikasinya berupa:

a) Al-Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

b) Salam

Salam adalah akad jual beli barang pesanan dengan penangguhan pengiriman oleh penjual dan pelunasannya dilakukan segera oleh


(30)

pembeli sebelum barang pesanan tersebut diterima sesuai syarat-syarat tertentu. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi salam. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain untuk menyediakan barang pesanan dengan cara salam maka hal ini disebut salam paralel. c) Istishna’

Istishna’ adalah akad jual beli antara pembeli dan produsen yang juga bertindak sebagai penjual. Cara pembayarannya dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. Barang pesanan harus diketahui karakteristiknya secara umum yang meliputi: jenis, spesifikasi teknis, kualitas, dan kuantitasnya.

4) Prinsip Sewa (Al-Ijarah)

Al-ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan hak kepemilikan atas barang itu sendiri. Al-ijarah terbagi kepada dua jenis: (1) Ijarah, sewa murni.

(2) ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.

5) Prinsip Jasa (Fee-Based Service)

Prinsip ini meliputi seluruh layanan non-pembiayaan yang diberikan bank. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain:


(31)

a) Al-Wakalah

Nasabah memberi kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti transfer.

b) Al-Kafalah

Jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. c) Al-Hawalah

Adalah pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya.

d) Ar-Rahn

Adalah menahan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan utang atau gadai. e) Al-Qardh

Al-qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Produk ini digunakan untuk membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq dan shadaqah.


(32)

2.1.6 Sistem Operasional Bank Syariah

Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha), dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan. Sistem operasional tersebut meliputi:

a). Sistem Penghimpunan Dana

Metode penghimpunan dana yang ada pada bank-bank konvensional didasari teori yang diungkapkan Keynes yang mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga kegunaan, yaitu fungsi transaksi, cadangan dan investasi. Teori tersebut menyebabkan produk penghimpunan dana disesuaikan dengan tiga fungsi tersebut, yaitu berupa giro, tabungan dan deposito. Berbeda halnya dengan hal tersebut, bank syariah tidak melakukan pendekatan tunggal dalam menyediakan produk penghimpunan dana bagi nasabahnya. Pada dasarnya, dilihat dari sumbernya, dana bank syariah terdiri atas:

1) Modal

Modal adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik (owner). Dana modal dapat digunakan untuk pembelian gedung, tanah, perlengkapan, dan sebagainya yang secara tidak langsung menghasilkan (fixed asset/non earning asset). Selain itu, modal juga dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, yaitu disalurkan menjadi pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari


(33)

modal, hasilnya tentu saja bagi pemilik modal, tidak dibagikan kepada pemilik dana lainnya. Mekanisme penyertaan modal pemegang saham dalam perbankan syariah, dapat dilakukan melalui musyarakah fi sahm asy-syarikah atau equity participation pada saham perseroan bank.

2) Titipan (Wadi’ah)

Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam memobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan. Akad yang sesuai dengan prinsip ini ialah al-wadi’ah. Dalam prinsip ini, bank menerima titipan dari nasabah dan bertanggung jawab penuh atas titipan tersebut. Nasabah sebagai penitip berhak untuk mengambil setiap saat, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3) Investasi (Mudharabah)

Akad yang sesuai dengan prinsip investasi adalah mudharabah yang mempunyai tujuan kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dengan pengelola dana (mudharib), dalam hal ini adalah bank. Pemilik dana sebagai deposan di bank syariah berperan sebagai investor murni yang menanggung aspek sharing risk dan return dari bank. Deposan, dengan demikian bukanlah lender atau kreditor bagi bank seperti halnya pada bank konvensional.


(34)

b) Sistem Penyaluran Dana (Financing)

Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan dengan tiga model, yaitu:

1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli. Prinsip jual beli ini dikembangkan menjadi bentuk pembiayaan pembiayaan murabahah, salam dan istishna’.

2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa (Ijarah). Transaksi ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada obyek transaksinya. Bila pada jual beli obyek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah obyek transaksinya jasa.

3) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil. Prinsip bagi hasil untuk produk pembiayaan di bank syariah dioperasionalkan dengan pola-pola musyarakah dan mudharabah

c) Jasa Layanan Perbankan, yang dioperasionalkan dengan pola hiwalah, rahn, al-qardh, wakalah, dan kafalah.

Perbankan syariah dan perbankan konvensional menawarkan produk perbankan yang hampir serupa, termasuk tabungan, deposito dan giro. Perbedaannya bahwa di bank syariah tidak menawarkan dan menerima bunga


(35)

yang dilarang dalam Islam. Secara umum, konsep sistem operasional bank syariah adalah :

Pertama, bank syariah sebagai penghimpun dana dari pihak surplus dana, yaitu pihak yang mempercayakan uangnya kepada bank untuk disimpan dan dikelola sesuai hukum syariah. Dana yang dimaksud adalah dana dari pihak pertama ( pemodal dan pemegang saham), dana pihak kedua (pinjaman dari bank dan bukan bank, atau pinjaman dari Bank Indonesia), dan dana pihak ketiga (nasabah).

Kedua, bank syariah sebagai penyalur dana bagi pihak yang membutuhkan, baik berupa kredit atau pembiayaan. Secara umum, pembiayaan yang diberikan oleh bank syraiah meliputi tiga kerangka (aqad), yaitu pembiayaan yang beraqad tijarah (jual beli), pembiayaan yang beraqad syarikah (kerjasama atau kongsi) dan pembiayaan yang beraqad hasan (kebajikan).

2.1.7 Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional

Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal memiliki persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, persyaratan umum pembiayaan, dan lain sebagainya. Perbedaan antara bank konvensional dan bank syariah menyangkut aspek legal, struktur organisasi, usaha yang dibiayai, dan lingkungan kerja.

a. Akad dan Aspek Legalitas

Akad yang dilakukan dalam bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarkan hukum


(36)

Islam. Nasabah seringkali berani melanggar kesepakatan/perjanjian yang telah dilakukan bila hukum itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah nanti. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan akad.

b. Lembaga Penyelesai Sengketa

Penyelesaian perbedaan atau perselisihan antara bank dan nasabah pada perbankan syariah berbeda dengan perbankan konvensional. Kedua belah pihak pada perbankan syariah tidak menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai tata cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah di Indonesia dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia atau BAMUI yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.

c. Struktur Organisasi

Bank syariah dapat memiliki struktur yang sama dengan bank konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang amat membedakan antara bank syariah dan bank konvensional adalah keharusan adanya Dewan Pengawas Syariah yang berfungsi mengawasi operasional bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Dewan Pengawas Syariah biasanya


(37)

diletakkan pada posisi setingkat Dewan Komisaris pada setiap bank. Hal ini untuk menjamin efektivitas dari setiap opini yang diberikan oleh Dewan Pengawas Syariah. Karena itu biasanya penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham, setelah para anggota Dewan Pengawas Syariah itu mendapat rekomendasi dari Dewan Syariah Nasional.

d. Bisnis dan Usaha yang Dibiayai

Bisnis dan usaha yang dilaksanakan bank syariah, tidak terlepas dari kriteria syariah. Hal tersebut menyebabkan bank syariah tidak akan mungkin membiayai usaha yang mengandung unsur-unsur yang diharamkan. Terdapat sejumlah batasan dalam hal pembiayaan. Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai melalui dana bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariah.

e. Lingkungan dan Budaya Kerja

Sebuah bank syariah selayaknya memiliki lingkungan kerja yang sesuai dengan syariah. Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq, harus melandasi setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang baik, selain itu karyawan bank syariah harus profesional (fathanah), dan mampu melakukan tugas secara team-work dimana informasi merata diseluruh fungsional organisasi (tabligh). Dalam hal reward dan punishment, diperlukan prinsip keadilan yang sesuai dengan syariah.


(38)

Berdasarkan prinsip utama itu, maka secara operasional, terdapat perbedaan perbedaan yang substantif antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional (lihat Tabel 2.1).

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank Syariah Bank Konvensional

a.Berdasarkan prinsip investasi bagi hasil

b.Menggunakan prinsip jual-beli Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan

c.Melakukan investasi-investasi yang halal saja

d.Setiap produk dan jasa yang diberikan sesuai dengan fatwa Dewan Syariah.

e.Dilarangnya gharar dan maisir Menciptakan keserasian diantara keduanya.

f. Tidak memberikan dana secara tunai tetapi memberikan barang yang dibutuhkan (finance the goods and services)

g.Bagi hasil menyeimbangkan sisi pasiva dan aktiva.

a. Berdasarkan tujuan membungakan uang

Menggunakan prinsip pinjam-meminjam uang.

b.Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kreditur-debitur c. Investasi yang halal maupun yang

haram

d.Tidak mengenal Dewan sejenis itu. e. Terkadang terlibat dalam

speculative FOREX dealing

f. Berkontribusi dalam terjadinya kesenjangan antara sektor riel dengan sektor moneter.

g. Memberikan peluang yang sangat besar untuk sight streaming (penyalah gunaan dana pinjaman) Rentan terhadap negative spread

Sumber : Muhammad Syafii Antonio (2001), Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek (Gema Insani Press bekerja sama dengan Yayasan Tazkia Cendekia).

Salah satu perbedaan antara bank syariah dan bank konvensional adalah perbedaan antara bunga dan bagi hasil. Islam mengharamkan bunga dan menghalalkan bagi hasil. Keduanya memberikan keuntungan, tetapi memiliki perbedaan mendasar sebagai akibat adanya perbedaan antara investasi dan pembungaan uang (lihat tabel 2.2). Dalam investasi, usaha yang dilakukan


(39)

mengandung risiko, dan karenanya mengandung unsur ketidakpastian. Sebaliknya, pembungaan uang adalah aktivitas yang tidak memiliki risiko karena adanya persentase suku bunga tertentu yang ditetapkan berdasarkan besarnya modal.

Tabel 2.2

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil

a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung.

b. Besarnya bunga adalah suatu persen-tase tertentu terhadap besarnya uang yang dipinjamkan.

c. Besarnya bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa mempertimbang-kan apakah proyek/usaha yang dijalankan oleh nasabah / mudharib untung atau rugi.

d. Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) oleh semua agama termasuk Islam.

a. Penentuan besarnya nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung-rugi.

b. Besarnya bagi hasil adalah berdasarkan nisbah terhadap besar-nya keuntungan yang diperoleh. Besarnya bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek/usaha yang dijalankan.

c. Bila usaha merugi maka kerugian akan ditanggung oleh pemilik dana, kecuali kerugian karena kelalaian, salah urus, atau pelanggaran oleh mudharib.

d. Tidak ada yang meragukan keabsah-an bagi-hasil.

Sumber : Muhammad Syafii Antonio (2001), Bank Syariah : Dari Teori ke Praktek (Gema Insani Press bekerja sama dengan Yayasan Tazkia Cendekia).

2.1.8 Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai pihak (stakeH1lders) seperti investor, kreditur, analisis, konsultan keuangan, pemerintah dan pihak manajemen sendiri. Laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan


(40)

laba rugi suatu perusahaan, bila disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai kinerja perusahaan.

Menurut Darsono (2007) mengemukakan arti dari kinerja keuangan, yaitu: “Kinerja keuangan adalah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan priode sekarang harus dibandingkan dengan kinerja keuangan priode pada masa lalu, anggaran neraca dan laba rugi dan rata-rata kinerja keuangan perusahaan sejenis.”

Penilaian aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peran bank sebagai lembaga intermediasi. Sedangkan penilaian kondisi likuiditas bank guna mengetahui seberapa besar kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya kepada para deposan. Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan menciptakan profit. Dengan kinerja bank yang baik pada akhirnya akan berdampak baik pada intern maupun bagi pihak ekstern. Berkaitan dengan analisis kinerja keuangan bank memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama kondisi likuiditas, kecukupan modal, dan profitabilitas yang dicapai dalam tahun berjalan maupun tahun sebelumnya.

2. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua aset yang dimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.


(41)

2.1.9 Rasio Keuangan

2.1.9.1 Rasio Rentabilitas (Earning)

Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA).

Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Rumus yang digunakan adalah:

ROA

2.1.9.2 Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP)

Pengertian aktiva produktif dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/147/KEP/DIR Tanggal 12 November 1998 tentang Kualitas Aktiva Produktif adalah penanaman dana bank baik dalam Rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif.

Kualitas Aktiva Produktif dinilai berdasarkan: 1. Prospek usaha


(42)

3. Kemampuan membayar

Berdasarkan analisis dan penilaian terhadap faktor penilaian mengenai prospek usaha, kinerja debitur, kemampuan membayar dengan mempertimbangkan komponen-komponen yang tidak disebutkan, kualitas kredit ditetapkan menjadi:

a. Lancar (Pass)

b. Dalam perhatian khusus (special mention) c. Kurang lancar (sub standard)

d. Diragukan (doubtful) e. Macet (loss)

Aktiva produktif bermasalah (NPL) merupakan aktiva produktif dengan kualitas aktiva kurang lancar, diragukan, dan macet. Besarnya NPL dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPL

2.1.9.3 Rasio Likuiditas (Liquidity)

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Rasio likuiditas ini dilakukan untuk menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. Dalam penelitian ini, rasio likuiditas yang digunakan adalah Loan to Deposit Ratio (LDR) dan quick ratio


(43)

1. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya dengan kredit-kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi tingkat likuiditasnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

LDR

2. Quick Ratio merupakan kemampuan bank mengembangkan dana nasabah dengan menggunakan aktiva lancarnya. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi kas dengan total deposito yang terus disimpan pada bank bersangkutan. Rasio ini dapat diformulasikan sebagai berikut : QUICK RATIO =

2.1.9.4 Rasio Efisiensi (Rasio Biaya Operasional)

Rasio biaya operasional adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

BOPO

2.1.9.5 Rasio Permodalan (Solvabilitas)

Capital adequate ratio (CAR) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan modal menutupi kemungkinan terjadinya kegagalan dalam


(44)

cara membagi modal sendiri yang telah dikurangi dengan aktiva tetap dengan total kredit yang ditambah dengan surat berharga.

CAR =

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa tinjauan terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:

Tabel. 2.3

Tinjuan Penelitian Terdahulu Nama

Peneliti dan Tahun

Judul Variabel Dependen/ Independen Hasil Penelitian Rubitoh (2003) Penelitian Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat dengan Bank Konvesional CAR, LDR, FBI, NNRF, hasil kredit, dan produktifitas Karyawan Menunjukkan bahwa secara umum kinerja keuangan bank syariah lebih baik, walaupun ada juga kinerja bank syariah dibawah bank konvensional Rindawati (2007) Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan Konvensional CAR, NPL, ROA, ROE, BOPO dan LDR. rata-rata rasio keuangan perbankan syariah (NPL dan LDR) lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan perbankan

konvensional,

sedangkan pada rasio -rasio yang lain perbankan syariah lebih rendah kualitasnya.


(45)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teori yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis (Jurusan Akuntansi, 2004: 13). Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual ini yang ditujukan pada gambar 2.1 menunjukan kerangka konseptual dengan model parsial. Bank harus memiliki kinerja keuangan yang baik untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Kinerja keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu Dari kerangka koseptual diatas dapat kita lihat kerangka konseptual peneliti yaitu dari menilai kinerja keuangan bank

CAR LDR

NPL ROA

RASIO KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN

KESIMPULAN HASIL DAN ANALISIS


(46)

konvensional dan bank syariah dengan cara mencari rasio-rasio nya kemudian membandingkan nya.

2.4 Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1: Ada perbedaan return on asset (ROA) perbankan konvensional dengan perbankan syariah,

H2: Ada perbedaan non performing loan (NPL) perbankan konvensional dengan perbankan syariah,

H3: Ada perbedaan loan to deposit ratio (LDR) perbankan konvensional dengan perbankan syariah,

H4: ada perbedaan capital adequacy ratio (CAR) perbankan konvensional dengan perbankan syariah.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif, yaitu penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diproses peneliti dari subyek berupa individu, organisasional industri atau perspektif yang lain. Studi ini dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada. Menurut tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini mengacu pada data berupa angka-angka sehingga dikategorikan dalam penelitian yang bersifat kuantitatif.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan penelitian terdahulu.


(48)

Misalnya data statistik, laporan keuangan perusahaan, kepustakaan, publikasi pemerintah, dan sebagainya.

3.3 Batasan Operasional

Penulis menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan batasan sampel penelitian. Pertimbangan yang ditentukan penulis adalah sebagai berikut:

1. Bank konvensional dan bank syariah yang telah terdaftar di Bank Indonesia, dan telah mempublikasikan laporan keuangannya dimulai dari tahun 2009,

2. Bank konvensional yang mempunyai bank syariah.

3.4 Sampel Penelitian

Diantara pertimbangan pada batas operasional tersebut maka penulis mengambil sampel adalah : 3 bank konvensional dan 3 bank syariah.

1. Bank Negara Indonesia 2. Bank Mandiri

3. Bank Rakyat Indonesia 4. Bank Mandiri Syariah

5. Bank Rakyat Indonesia syariah 6. Bank Muamallat


(49)

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data-data sekunder berupa Laporan Keuangan Publikasi Bank selama periode 2009-2011. Data yang diperoleh diambil melalui beberapa website dari bank yang bersangkutan dan Perpustakaan Bank Indonesia. Jenis laporan yang digunakan antara lain Neraca Keuangan, Laporan Laba-Rugi, Laporan Kualitas Aktiva produktif, Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Ikhtisar keuangan.

3.6 Teknik Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test). Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat.

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan data yang diawali dengan menghitung variabel-variabel yang digunakan. Setelah itu, untuk mengetahui kinerja bank secara keseluruhan dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh rasio yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu.

3.7.1 Rasio Rentabilitas (Earning)


(50)

3.7.2 Rasio Kualitas Aktiva Produktif (KAP) NPL

3.7.3 Rasio Likuiditas (Liquidity)

LDR

3.7.4 Rasio Permodalan (Solvabilitas) CAR =

3.7.5 Kinerja bank secara keseluruhan.

Kinerja bank secara keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh rasio keuangan, yaitu rasio ROA, NPL, LDR dan CAR yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu. Perhitungan presentase dan bobot rasio-rasio tersebut adalah:

1. ROA

Standar terbaik ROA menurut Bank Indonesia adalah 1,5%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai ROA ditentukan sebagai berikut ;

Jika ROA bernilai :

a. Kurang dari 0%, skor nilai = 0 b. Antara 0% - 1%, skor nilai = 80 c. Antara 1% - 2%, skor nilai = 100


(51)

2. NPL

Standar terbaik NPL menurut Bank Indonesia adalah bila NPL berada dibawah 5%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai NPL ditentukan sebagai berikut;

Jika NPL bernilai :

a. Lebih dari 8%, skor nilai = 0 b. Antara 5% - 8%, skor nilai = 80 c. Antara 3% - 5%, skor nilai = 90 d. Kurang dari 3%, skor nilai = 100 3. LDR

Standar terbaik LDR menurut Bank Indonesia adalah 85%-110%. Variabel ini diberi bobot nilai 20%. Skor nilai LDR ditentukan sebagai berikut ;

Jika LDR bernilai :

a. Kurang dari 50%, skor nilai = 0 b. Antara 50% - 85%, skor nilai = 80 c. Antara 85% - 110%, skor nilai = 100 d. Lebih dari 110%, skor nilai = 90 4. CAR

Menurut ketentuan Bank Indonesia suatu bank umum sekurang-kurangnya harus memiliki CAR 8%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai CAR ditentukan sebagai berikut :


(52)

a. Kurang dari 8%, skor nilai = 0 b. Antara 8% - 12%, skor nilai = 80 c. Antara 12%- 20%, skor nilai = 90 d. Lebih dari 20%, skor nilai = 100

Selanjutnya dengan menggunakan Microsoft Exel 2007, skor masing-masing variabel tersebut dijumlahkan. Setelah itu data tersebut diolah dengan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (independent sample t-test) dengan menggunakan SPSS. Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda ua rata-rata pada penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat.

3.8 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahapan

Penelitian

Nov Des Jan Feb Mar Apr

Pengajuan Judul Bimbingan dan Perbaikan Proposal Pengumpulan Data dan Pengolahan data Bimbingan dan Penyelesaian Skripsi


(53)

Keterangan :

1. Pada bulan November minggu ketiga penulis mengajukan judul.

2. Pada bulan Desember hingga Januari penulis bimbingan dan perbaikan proposal.

3. Pada bulan Februari penulis melakukan pengumpulan dan pengolahan data.

4. Pada bulan Maret hingga April penulis melakukan bimbingan dan menyelesaikan skripsi.


(54)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang merupakan pengamatan terhadap obyek penelitian, yaitu tiga bank konvensional dan tiga bank syariah. Dengan menggunakan uji statistic independent sample t-test, diperoleh hasil perbandingan kinerja antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional seperti tampak pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Hasil Uji statistic independent sample t-test

Ratio

Bank

Konvensional Bank Syariah Stastical Test

Mean standar

deviation Mean

standar deviation

Levena's Test for

t-test for equlity of Mean df= 26, Equality of

Varience

confidence internal =95%

F Sig T

Sig.2-tailed

Mean Diff

CAR 16,38 2,07 14,06 3,18 1,001 0,332

-1,832 0,086 -2,32

ROA 2,86 0,66 1,39 0,78 0,531 0,477

-4,332 0,001 -1,47

NPL 0,72 0,26 2,07 1,06 7,001 0,018 3,727 0,005 1,35

LDR 78,32 19,02 91,13 11,96 2,093 0,167 1,71 0,107 12,81


(55)

4.1 Hasil Analisis Rasio CAR

4.1.1 Analisis Rasio CAR

Dari tabel di atas terlihat bahwa bank Konvensional memiliki rata (mean) rasio CAR sebesar 16.38 %, lebih besar dibandingkan mean rasio CAR bank Syariah 14.06%. Hal ini berarti perbankan Konvensional memiliki kualitas CAR lebih bagus dibandingkan bank Syariah karena semakin tinggi nilai CAR maka semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik CAR adalah 8%, maka perbankan syariah masih berada pada kondisi ideal karena memiliki nilai CAR diatas ketentuan BI.

4.1.2 Pengujian Hipotesis

Terlihat bahwa F hitung untuk CAR adalah 1.001 dengan probalitas sebessar 0.332 > 0,05, maka Ho diterima atau dapat dinyatakan kedua bervariansi yang sama.

Kedua varians sama maka untuk membandingkan kedua populasi tersebut t-test sebaiknya menggunkan dasar equal variance assumed terlihat bahwa t hitung untuk CAR dengan equal varience assumed adalah -1.832 dengan nilai probalitas sebesar 0,086 > 0,05 maka Ho diterima atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan Syariah dan kinerja perbankan Konvensional jika dilihat dari rasio CAR.


(56)

4.2 Hasil Analisis Rasio ROA

4.2.1 Analisis Rasio ROA

Dari tabel di atas terlihat bahwa bank Konvensional memiliki rata (mean) rasio ROA sebesar 2.86%, lebih besar dibandingkan mean rasio ROA bank Syariah 1.39%. Hal ini berarti perbankan Konvesional memiliki kualitas ROA lebih tinggi dibandingkan bank Syariah karena semakin tinggi nilai ROA maka semakin bagus kualitasnya. Akan tetapi, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik ROA adalah 1.5%, maka perbankan Syariah berada pada kondisi yang tidak ideal.

4.2.2 Pengujian Hipotesis

Terlihat bahwa F hitung untuk ROA adalah 0.531 dengan probalitas sebessar 0,477 > 0,05, maka Ho diterima atau dapat dinyatakan kedua bervariansi sama (tidak berbeda).

Kedua varians tidak berbeda maka untuk membandingkan kedua populasi tersebut t-test sebaiknya menggunkan dasar equal variaence assumed. Terlihat bahwa t hitung untuk ROA dengan equal varience assumed adalah -4.332 dengan nilai probalitas sebesar 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan Syariah dan kinerja perbankan Konvensional jika dilihat dari rasio ROA.


(57)

4.3 Hasil Analisis Rasio NPL

4.3.1 Analisis Rasio NPL

Bank Konvensional memiliki rata (mean) rasio NPL sebesar 0,71%, lebih kecil dibandingkan mean rasio NPL Bank Syariah 2.07%. Hal ini berarti perbankan Konvensional memiliki kualitas NPL lebih bagus dibandingkan bank Syariah karena semakin tinggi nilai NPL maka semakin buruk kualitasnya. Walaupun begitu, kualitas NPL bank Syariah masih berada pada kondisi ideal jika dilihat dari ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik NPL adalah dibawah 5%.

4.3.2 Pengujian Hipotesis

Terlihat bahwa F hitung untuk NPL adalah 7.001 dengan probalitas sebessar 0,018 < 0,05, maka Ho ditolak atau dapat dinyatakan kedua bervariansi yang berbeda.

Kedua varians berbeda maka untuk membandingkan kedua populasi tersebut t-test sebaiknya menggunkan dasar equal variaence not assumed terlihat bahwa t hitung untuk NPL dengan equal varience not assumed adalah 3.727 dengan nilai probalitas sebesar 0,005 < 0,05 maka Ho ditolak atau dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan syariah dan kinerja perbankan konvensional jika dilihat dari rasio NPL.


(58)

4.4 Hasil Analisis Rasio LDR

4.4.1 Analisis Rasio LDR

Dari tabel di atas terlihat bahwa bank Konvensional memiliki rata (mean) rasio LDR sebesar 78.32%, lebih kecil dibandingkan mean rasio LDR Bank Syariah 91.13%. Hal ini berarti perbankan Konvensional memiliki kualitas LDR lebih rendah dibandingkan bank Syariah. Selain itu, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik LDR adalah 85%-110%, maka perbankan Syariah berada pada kondisi ideal, sedangkan perbankan Konvensional berada pada kondisi yang buruk selama periode penelitian.

4.4.2 Pengujian Hipotesis

Terlihat bahwa F hitung untuk LDR adalah 2.093 dengan probalitas sebessar 0.167 > 0,05, maka Ho diterima atau dapat dinyatakan kedua bervariansi yang sama ( tidak berbeda).

Kedua varians sama maka untuk membandingkan kedua populasi tersebut t-test sebaiknya menggunkan dasar equal variaence assumed terlihat bahwa t hitung untuk LDR dengan equal varience assumed adalah 1.71 dengan nilai probalitas sebesar 0,107 > 0,05 maka Ho diterima atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan Syariah dan kinerja perbankan Konvensional jika dilihat dari rasio LDR.


(59)

4.5 Hasil Analisis Kinerja (perbandingan kedua sampel)

4.5.1 Analisis Rasio Kinerja

Dari tabel di atas terlihat bahwa bank Konvensional rasio kinerja, secara keseluruhan (CAR, ROA, NPL, LDR) memiliki rata (mean) sebesar 98.29 lebih kecil dibandingkan mean rasio Bank Syariah secara keseluruhan (CAR, ROA, NPL, dan LDR) sebesar 108.65. Hal ini berarti perbankan Konvensional memiliki kualitas kinerja lebih rendah dibandingkan bank Syariah.

4.5.2 Pengujian Hipotesis

Terlihat bahwa F hitung untuk Kinerja adalah 0.852 dengan probalitas sebessar 0,37 > 0,05, maka Ho diterima atau dapat dinyatakan kedua bervariansi yang tidak berbeda (sama).

Kedua varians sama maka untuk membandingkan kedua populasi tersebut t-test sebaiknya menggunkan dasar equal variaence assumed. terlihat bahwa t hitung untuk kinerja dengan equal varience assumed adalah 1.311 dengan nilai probalitas sebesar 0,208 > 0,05 maka Ho diterima atau dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja perbankan Syariah secara keseluruhan (CAR, ROA, NPL, dan LDR) dengan kinerja perbankan Konvensional secara keseluruhan (CAR, ROA, NPL, dan LDR).


(60)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan hasil analisis data yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Hasil uji statistic independent sample t-test menunjukkan bank Konvensional memiliki kualitas CAR lebih bagus dibandingkan bank Syariah karena semakin tinggi nilai CAR maka semakin bagus kualitasnya.

2. Rasio ROA pada bank Konvensional lebih besar dibandingkan dengan bank Syariah. Yang berarti bahwa bank Konvensional memiliki kualitas ROA yang bagus kualitasnya dibandingkan bank Syariah.

3. Rasio NPL pada perbankan Konvensional memiliki kualitas lebih bagus dibandingkan bank Syariah karena semakin tinggi nilai NPL maka semakin buruk kualitasnya.

4.

Rasio LDR pada bank Konvensional memiliki rata (mean) rasio LDR sebesar 78.32%, lebih kecil dibandingkan mean rasio LDR Bank Syariah 91.13%. Hal ini berarti perbankan Konvensional memiliki kualitas LDR lebih rendah dibandingkan bank Syariah. Selain itu, jika mengacu pada ketentuan BI yang menyatakan bahwa standar terbaik LDR adalah 85%-110%, maka perbankan Syariah berada pada kondisi


(61)

ideal, sedangkan perbankan Konvensional berada pada kondisi yang buruk selama periode penelitian.

5. Rasio kinerja menunjukkan bahwa bank Konvensional secara keseluruhan (CAR, ROA, NPL, LDR) memiliki rata (mean) sebesar 98.29 lebih kecil dibandingkan mean rasio Bank Syariah secara keseluruhan (CAR, ROA, NPL, dan LDR) sebesar 108.65. Hal ini berarti perbankan Konvensional secara keseluruhan (CAR, ROA, NPL, dan LDR) memiliki kualitas kinerja lebih rendah dibandingkan bank Syariah, walaupun secara parsial perbankan Konvensional lebih baik dari Bank Syariah dalam rasio CAR, ROA, dan NPL dalam periode penelitian.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perbankan Syariah

Secara umum kinerja perbankan Syariah lebih baik dari pada perbankan Konvesional. Hal ini terlihat dari rata-rata kinerja bank Syariah yang lebih tinggi dibandingkan bank Konvesional.

2. Bagi Perbankan Konvesional

Secara keseluruhan kinerja bank Syariah lebih baik dibandingkan dari bank Konvesional. Hal ini dilihat dari ada rasio perbankan Konvensional yang lebih rendah dari perbankan Syariah yaitu rasio kinerja. Hal ini


(62)

dapat diatasi dengan meningkatkan jumlah kredit yang diberikan oleh bank dan mempermudah masyarakat untuk meminjam dana dari bank. Semakin banyak jumlah kredit yang diberikan akan berdampak pada kinerja yang tinggi yang secara langsung berdampak dengan jumlah laba diterima oleh bank Konvesional dari pendapatan bunga yang akan semakin tinggi

3. Bagi peneliti yang akan datang

Penelitian ini hanya terbatas pada periode yang cukup pendek yaitu tiga tahun (2009 - 2011), sehingga hasil yang diperoleh kemungkinan tidak konsisten dengan hasil penelitian yang diharapkan. Oleh sebab itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang periode pengamatan agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

Angga Oktaviana. (2009). Pengaruh Non Performing Loan (NPL) Terhadap Rentabilitas Bank Perkreditan Konvensional di Kota Bandung Tahun 2008. Skripsi. UPI: Bandung

Antonio, M. Syafi’i. 200. Bank Syariah Dari Teori ke Praktek. Jakarta : PT. Rajawali Press

Arief, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Arthur, J. Keown, Jhon, D. Martin. J. William Petty, David. F. Scott. JR. 2008.

Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh. Jakarta : PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Budiman, Arief. 2008. Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Minat Menabung Pada Bank Syari’ah dan Bank Konvensional. Universitas Indonesia

Christian David. (2008). Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terh adap Profitabilitas (studi kasus pada PT.BNI PERSERO, Tbk). Skripsi. UPI: Bandung

Darsono. 2006. Manajemen Keuangan Pendekatan Praktis: Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan. Jakarta: Diadit Media.

D2bnuhatama.blogspot.com/2011/08/perbandingan-bank-konvensional-dengan.html.

Ghozali, imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Program SPSS. Badan Penerbit UNDIP

Hasibuan, Malayu S.P. (2008). Dasar-dasar Perbankan. Jakarta : Bumi Aksara Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2002. Dasar-dasar Manajemen Keuangan.

Edisi keempat. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Irmayanto Juli, Tjipto Roso, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta,Penerbit : Universitas Trisakti.


(64)

Jochen, Ropke, 2000, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, Salemba Empat, Jakarta

Kasmir, Se. MM. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Lapoliwa, N. SE. AK. MBA dan Daniel S. Kuswandi, SE. AK. MBA. (2000). Akuntansi Perbankan. Jakarta : Institut Bankir Indonesia

Leunupun, Pieter. 2003. “Profitabilitas Ekuitas dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Pada beberapa KUD di Kota Ambon)”. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5, No.2, November 2003 : 133 -149

Muhammad. 2002. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Monika, Andrasari. (2010) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah Di Bank BNI Syariah Cabang Medan, Medan.

Nazir, Moh. Ph.D. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Novita, Wulandari, 2004 Keunggulan Komparatif Bank Syariah, Suara Merdeka, Senin 22 Nopember.

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti. (2004). Manajemen Perkreditan mBank Umum. Bandung : CV. Alfabeta

Rivai, H. Veithzal, Prof. Dr., M.B.A. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada

Santoso, Singgih, 2010. Mastering SPSS 18. Kompas Gramedia. Jakarta

Simorangkir, O.,2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank & Non Bank. Ghalia Indonesia, Bogor

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suyatno Thomas, Dr, M.M, 2005. Kelembagaan Perbankan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(65)

Weston, J. Fred dan Thomas, E. Copeland. 1995. Manajemen Keungan (edisi revisi). Edisi kesembilan. Jakarta : Erlangga


(66)

LAMPIRAN I

DAFTAR RASIO BANK KONVENSIONAL

BANK KONVENSIONAL

MANDIRI BNI

2009 2010 2011 2009 2010 2011

CAR 15.55% 15.96% 18.52% 13.80% 18.60% 17.60%

ROA 3.13% 3.63% 2.99% 1.70% 2.50% 2.90%

NPL 0.32% 0.54% 0.61% 0.80% 1.10% 0.50%

LDR 59.15% 65.44% 113.69% 64.40% 70.20% 70.40%

BRI

2009 2010 2011

13.20% 13.76% 15.60%

3.12% 3.69% 2.12%

1.08% 0.74% 0.76%


(67)

LAMPIRAN II

DAFTAR RASIO BANK SYARIAH

BANK SYARIAH

MANDIRI SYARIAH MUAMALAT

2009 2010 2011 2009 2010 2011

CAR 12.39% 10.60% 14.57% 11.10% 13.26% 12.01%

ROA 2.23% 2.21% 2.24% 0.45% 1.36% 1.52%

NPL 1.34% 1.29% 1.33% 4.10% 3.51% 1.78%

LDR 83.67% 82.54% 86.63% 85.82% 91.52% 85.28%

BRI SYARIAH

2009 2010 2011

17.04% 20.62% 14.96%

0.53% 0.35% 1.62%

1.07% 2.14% 2.08%


(68)

LAMPIRAN III HASIL SPPS 17.0

Hasil Uji statistic independent sample t-test

Ratio

Bank

Konvensional Bank Syariah Stastical Test

Mean standar

deviation Mean

standar deviation

Levena's Test for

t-test for equlity of Mean df= 26, Equality of

Varience

confidence internal =95%

F Sig T

Sig.2-tailed

Mean Diff

CAR 16,38 2,07 14,06 3,18 1,001 0,332

-1,832 0,086 -2,32

ROA 2,86 0,66 1,39 0,78 0,531 0,477

-4,332 0,001 -1,47

NPL 0,72 0,26 2,07 1,06 7,001 0,018 3,727 0,005 1,35

LDR 78,32 19,02 91,13 11,96 2,093 0,167 1,71 0,107 12,81

Kinerja 98,29 19,55 108,65 13,42 0,852 0,37 1,311 0,208 7,91

Group Statistics

Jenisbank N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

CAR syariah 9 14.0611 3.18882 1.06294

konvensional 9 16.3811 2.06662 .68887

ROA syariah 9 1.3900 .78070 .26023

konvensional 9 2.8644 .65797 .21932

NPL syariah 9 2.0711 1.05904 .35301

konvensional 9 .7167 .25865 .08622

LDR syariah 9 91.1311 11.96442 3.98814

konvensional 9 78.3244 19.01677 6.33892

kinerja syariah 9 108.6533 13.42295 4.47432


(69)

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed)

CAR Equal variances assumed

1.001 .332 -1.832 16 .086

Equal variances not assumed

-1.832 13.712 .089

ROA Equal variances assumed

.531 .477 -4.332 16 .001

Equal variances not assumed

-4.332 15.554 .001

NPL Equal variances assumed

7.001 .018 3.727 16 .002

Equal variances not assumed

3.727 8.951 .005

LDR Equal variances assumed

2.093 .167 1.710 16 .107

Equal variances not assumed

1.710 13.475 .110

kinerja Equal variances assumed

.852 .370 1.311 16 .208

Equal variances not assumed


(1)

Jochen, Ropke, 2000, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen, Salemba Empat, Jakarta

Kasmir, Se. MM. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Lapoliwa, N. SE. AK. MBA dan Daniel S. Kuswandi, SE. AK. MBA. (2000).

Akuntansi Perbankan. Jakarta : Institut Bankir Indonesia

Leunupun, Pieter. 2003. “Profitabilitas Ekuitas dan Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya (Studi Pada beberapa KUD di Kota Ambon)”. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol. 5, No.2, November 2003 : 133 -149

Muhammad. 2002. Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah. Yogyakarta : Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Monika, Andrasari. (2010) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Simpanan Mudharabah Di Bank BNI Syariah Cabang Medan, Medan.

Nazir, Moh. Ph.D. (2003). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia

Novita, Wulandari, 2004 Keunggulan Komparatif Bank Syariah, Suara Merdeka, Senin 22 Nopember.

Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti. (2004). Manajemen Perkreditan mBank Umum. Bandung : CV. Alfabeta

Rivai, H. Veithzal, Prof. Dr., M.B.A. 2007. Bank and Financial Institution Management. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada


(2)

Weston, J. Fred dan Thomas, E. Copeland. 1995. Manajemen Keungan (edisi revisi). Edisi kesembilan. Jakarta : Erlangga


(3)

LAMPIRAN I

DAFTAR RASIO BANK KONVENSIONAL

BANK KONVENSIONAL

MANDIRI BNI

2009 2010 2011 2009 2010 2011 CAR 15.55% 15.96% 18.52% 13.80% 18.60% 17.60%

ROA 3.13% 3.63% 2.99% 1.70% 2.50% 2.90%

NPL 0.32% 0.54% 0.61% 0.80% 1.10% 0.50%

LDR 59.15% 65.44% 113.69% 64.40% 70.20% 70.40%

BRI

2009 2010 2011

13.20% 13.76% 15.60%

3.12% 3.69% 2.12%

1.08% 0.74% 0.76%


(4)

LAMPIRAN II

DAFTAR RASIO BANK SYARIAH

BANK SYARIAH

MANDIRI SYARIAH MUAMALAT 2009 2010 2011 2009 2010 2011 CAR 12.39% 10.60% 14.57% 11.10% 13.26% 12.01%

ROA 2.23% 2.21% 2.24% 0.45% 1.36% 1.52%

NPL 1.34% 1.29% 1.33% 4.10% 3.51% 1.78%

LDR 83.67% 82.54% 86.63% 85.82% 91.52% 85.28%

BRI SYARIAH

2009 2010 2011

17.04% 20.62% 14.96% 0.53% 0.35% 1.62%

1.07% 2.14% 2.08% 120.98% 95.82% 6.75%


(5)

LAMPIRAN III HASIL SPPS 17.0

Hasil Uji statistic independent sample t-test

Ratio

Bank

Konvensional Bank Syariah Stastical Test

Mean standar

deviation Mean

standar deviation

Levena's Test for

t-test for equlity of Mean df= 26, Equality of

Varience

confidence internal =95% F Sig T

Sig.2-tailed

Mean Diff

CAR 16,38 2,07 14,06 3,18 1,001 0,332

-1,832 0,086 -2,32 ROA 2,86 0,66 1,39 0,78 0,531 0,477

-4,332 0,001 -1,47 NPL 0,72 0,26 2,07 1,06 7,001 0,018 3,727 0,005 1,35 LDR 78,32 19,02 91,13 11,96 2,093 0,167 1,71 0,107 12,81 Kinerja 98,29 19,55 108,65 13,42 0,852 0,37 1,311 0,208 7,91

Group Statistics

Jenisbank N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

CAR syariah 9 14.0611 3.18882 1.06294

konvensional 9 16.3811 2.06662 .68887

ROA syariah 9 1.3900 .78070 .26023

konvensional 9 2.8644 .65797 .21932


(6)

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) CAR Equal variances

assumed

1.001 .332 -1.832 16 .086

Equal variances not assumed

-1.832 13.712 .089

ROA Equal variances assumed

.531 .477 -4.332 16 .001

Equal variances not assumed

-4.332 15.554 .001

NPL Equal variances assumed

7.001 .018 3.727 16 .002

Equal variances not assumed

3.727 8.951 .005

LDR Equal variances assumed

2.093 .167 1.710 16 .107

Equal variances not assumed

1.710 13.475 .110

kinerja Equal variances assumed

.852 .370 1.311 16 .208

Equal variances not assumed


Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah dengan menggunakan rasio CAMEL (Studi Kasus Pada Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri)

2 75 102

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional dengan Menggunakan Metode Camel

1 48 82

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional Periode 2010-2012.

0 4 28

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Konvensional Dan Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Bank (Studi Kasus: Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri).

0 0 16

PENDAHULUAN Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Konvensional Dan Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Bank (Studi Kasus: Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri).

0 0 9

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN KONVENSIONAL DAN SYARIAH Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Konvensional Dan Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan Bank (Studi Kasus: Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri).

0 1 17

Analisis Perbandingan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan

0 0 9

Analisis Perbandingan Bank Konvensional Dan Bank Syariah Dengan Menggunakan Rasio Keuangan

0 0 12

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DENGAN BANK SYARIAH

0 0 77

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH DAN BANK KONVENSIONAL BERDASARKAN RASIO KEUANGAN

0 0 14