TA : Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga Standar Pada CV. Lintas Nusa Surabaya.

(1)

STANDAR PADA CV. LINTAS NUSA SURABAYA

Nama : Robiatul Adawiyah

NIM : 09.41011.0025

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

STANDAR PADA CV. LINTAS NUSA SURABAYA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Komputer

Oleh:

Nama : Robiatul Adawiyah

NIM : 09.41011.0025

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(3)

“Don’t Stop When You’re Tired Stop When You’re Done” -Dian Pelangi-


(4)

Buku ini ku persembahkan untuk: Bapak dan Ibu saya Kakak dan Adik-adik saya And Specially For You


(5)

Dalam bidang industri untuk tetap dapat beroperasi dan menghasilkan keuntungan yang diharapkan di antara para pesaing, perusahaan harus mengendalikan biaya produksi seefisien mungkin. Pengendalian biaya didahului dengan penentuan biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi satuan produk. Dalam penentuan harga pokok produksi standar masih terdapat biaya yang belum terhitung dan belum menjadi komponen harga pokok produksi standar.

Dalam menentukan harga pokok produksi standar, CV. Lintas Nusa menghitung berdasarkan perkiraan dalam menghitung biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan untuk biaya overhead, perusahaan belum menghitung ke dalam perhitungan harga pokok produksi. Akibatnya perusahaan tidak dapat mengetahui nilai keuntungan dengan pasti yang didapatkan dari setiap pesanan. Hal ini dikarenakan cara perhitungan yang digunakan tidak ada dasar biaya yang jelas. Maka dengan adanya permasalahan tersebut diperlukan model

worksheet untuk penentuan harga pokok produksi standar.

Model worksheet yang dihasilkan dapat menentukan harga pokok produksi berdasarkan harga standar, yaitu dapat mengidentifikasi komponen biaya dan menentukan harga standar. Dengan adanya cara perhitungan harga pokok produksi berdasarkan harga standar, perusahaan dapat menggunakan harga pokok produksi standar sebagai salah satu dasar dalam penentuan harga jual. Karena dengan mengetahui harga standar dari setiap komponen biaya produksi, perusahaan dapat mengambil keuntungan yang nantinya dapat dibebankan pada harga jual.


(6)

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang merupakan persyaratan dalam menyelesaikan Program Studi Strata Satu Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi dengan judul “Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga Standar Pada CV. Lintas Nusa Surabaya”.

Penulis menyadari bahwa pembuatan Tugas Akhir sampai dengan penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan semua pihak. Pada kesempatan ini penulis juga hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, kakak beserta adik tercinta yang selalu memberikan dorongan, motivasi, dan do’a yang tiada hentinya.

2. Bapak Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd selaku Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya.

3. Kaprodi S1 Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi, Bapak Erwin Sutomo, S.Kom., M. Eng.

4. Bapak Arifin Puji Widodo, S.E., M.SA selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi selama pembuatan Tugas Akhir.

5. Bapak Anjik Sukmaaji, S.Kom., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi selama pembuatan Tugas Akhir.


(7)

Akhir.

7. Bapak Yonny, staff Tjiwi Kimia yang telah membantu dalam memberikan informasi yang penulis perlukan dalam pengerjaan Tugas Akhir.

8. Semua teman dan sahabat Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya yang telah mendukung penulis.

9. Semua pihak yang telah membantu pengerjaan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, meskipun demikian penulis berharap ide dasar dari Tugas Akhir ini dapat memberi manfaat bagi yang memerlukan. Saran dan kritik dari semua pihak sangat berguna bagi penulis dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Surabaya, Januari 2014


(8)

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI………. ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL……….... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

2.1 Perusahaan Industri ... 7

2.2 Metode Pengumpulan Data ... 7

2.3 Biaya ... 9

2.4 Harga Pokok Produksi ... 10

2.5 Biaya Standar ... 12

2.6 Penentuan Biaya Standar ... 15

2.7 Depresiasi (Penyusutan) ... 18

2.8 Laba ... 20

BAB III. METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Sistematika Penelitian ... 22

3.1.1 Identifikasi Masalah ... 23

3.1.2 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.2 Desain dan Analisis Pengembangan Model ... 27

3.2.1 Penentuan Komponen Biaya ... 29

3.2.2 Penentuan Harga Standar Dari Setiap Komponen Biaya ... 32

3.2.3 Pembuatan Model Worksheet Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi Standar ... 34


(9)

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Hasil Penelitian ... 37

4.1.1 Penentuan Komponen Biaya ... 37

4.1.2 Penentuan Harga Standar ... 52

4.1.3 Pembuatan Model Worksheet ... 77

4.1.4 Uji Coba Penentuan Harga Pokok Produksi Standar ... 80

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 91

BAB V. PENUTUP...101

5.1 Kesimpulan...101

5.2 Saran...102


(10)

Gambar 1.1 Grafik Omset Penjualan CV. Lintas Nusa ... 3

Gambar 2.1 Data Biaya Bahan Baku ... 11

Gambar 2.2 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung... 12

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Penentuan Harga Pokok Produksi Standar... 22

Gambar 3.2 Tahapan Proses Penentuan Harga Pokok Produksi Standar Berdasarkan Harga Standar di CV. Lintas Nusa ... 28

Gambar 3.3 Tahapan Proses Penentuan Komponen Biaya ... 29

Gambar 3.4 Tahapan Proses Penentuan Harga Standar ... 32

Gambar 3.5 Tahapan Proses Pembuatan Model Worksheet Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi Standar ... 34

Gambar 4.1 Tahapan Proses Penentuan Komponen Biaya ... 37

Gambar 4.2 Tahapan Proses Pengidentifikasian Data Biaya ... 38

Gambar 4.3 Data Kegiatan Operasional... 40

Gambar 4.4 Kegiatan Operasional Produksi Untuk Mencetak Buku ... 41

Gambar 4.5 Kegiatan operasional produksi untuk mencetak brosur ... 41

Gambar 4.6 Kegiatan operasional produksi untuk mencetak karton ... 42

Gambar 4.7 Kegiatan operasional produksi untuk mencetak kalender ... 43

Gambar 4.8 Data Item Biaya Bahan Baku ... 44

Gambar 4.9 Data Item Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 45

Gambar 4.10 Data Item Biaya Overhead Pabrik ... 46

Gambar 4.11 Tahapan proses pengidentifikasian item biaya ... 47

Gambar 4.12 Komponen Biaya Bahan Baku Kertas ... 49

Gambar 4.13Komponen Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 50

Gambar 4.14 Komponen Biaya Overhead Pabrik... 51

Gambar 4.15 Tahapan Proses Penentuan Harga Standar ... 52

Gambar 4.16 Tahapan Proses Pembuatan Model Worksheet Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi Standar ... 79

Gambar 4.17 Data Tebal Bahan Baku Kertas ... 85


(11)

(12)

Tabel 1.1 Data Omset Penjualan CV. Lintas Nusa ... 2

Tabel 3.1 Tahap Observasi ... 25

Tabel 3.2 Tahapan Dalam Menentukan Harga Pokok Produksi Standar ... 35

Tabel 4.1 Kuantitas Standar Biaya Bahan Bahan Baku Kertas ... 54

Tabel 4.2 Penentuan Harga Standar Biaya Bahan Baku Kertas ... 56

Tabel 4.3 Penentuan Harga Standar Biaya Bahan Baku Kertas Duplex ... 58

Tabel 4.4 Harga Tinta per Lembar ... 59

Tabel 4.5 Kuantitas Standar Biaya Bahan Baku Tinta ... 59

Tabel 4.6 Penentuan Harga Standar Bahan Baku Tinta ... 61

Tabel 4.7 Kuantitas Biaya Bahan Baku Plat ... 62

Tabel 4.8 Penentuan Harga Standar Biaya Bahan Baku Plat ... 64

Tabel 4.9 Kuantitas Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 66

Tabel 4.10 Jam Mesin Dalam Penentuan Harga Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 66

Tabel 4.11 Penentuan Harga Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 68

Tabel 4.12 Kuantitas Standar Biaya Overhead Pabrik ... 69

Tabel 4.13 Rata-rata Kapasitas Jam Mesin per Jam ... 70

Tabel 4.14 Rincian Biaya Overhead Pabrik Variabel dan Tetap ... 70

Tabel 4.15 Penentuan Harga Standar Biaya Listrik Pada Biaya Overhead Pabrik ... 72

Tabel 4.16 Rincian Biaya Listrik Variabel dan Tetap ... 72

Tabel 4.17 Penentuan Biaya LIstrik Variabel dan Tetap ... 73

Tabel 4.18 Penentuan Harga Standar Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung Dalam Biaya Overhead Pabrik ... 73

Tabel 4.19 Penentuan Harga Standar Biaya Pemakaian Mesin Dalam Biaya Overhead Pabrik ... 75

Tabel 4.20 Penentuan Harga Standar Biaya Pajak Bumi Dan Bangunan Dalam Biaya Overhead Pabrik ... 76


(13)

Tabel 4.22 Tahapan dalam menentukan harga pokok produksi ... 78

Tabel 4.23 Penentuan Harga Pokok Produksi Standar... 79

Tabel 4.24 Data Customer... 81

Tabel 4.25 Perhitungan Kuantitas Standar Bahan Baku Kertas ... 81

Tabel 4.26 Perhitungan Harga Standar Bahan Baku Standar ... 82

Tabel 4.27 Perhitungan Total Biaya Bahan Baku Standar Kertas ... 84

Tabel 4.28 Penentuan Kuantitas Standar Biaya Bahan Baku Tinta ... 84

Tabel 4.29 Harga per Lembar Tinta ... 85

Tabel 4.30 Perhitungan Biaya Desain Untuk Setiap Tinta ... 85

Tabel 4.31 Penentuan Kuantitas Standar Biaya Bahan Baku Plat ... 86

Tabel 4.32 Perhitungan Harga Standar Bahan Baku Plat ... 87

Tabel 4.33 Perhitungan Total Biaya Bahan Baku Standar Plat ... 87

Tabel 4.34 Penentuan Kuantitas Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 88

Tabel 4.35 Perhitungan Harga Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 89

Tabel 4.36 Perhitungan Total Harga Pokok Produksi Standar ... 91

Tabel 4.37 Hasil Perhitungan Harga Pokok Produksi Standar ... 92

Tabel 4.38 Perhitungan Kuantitas Standar Bahan Baku Kertas ... 95

Tabel 4.39 Perhitungan Harga Standar Bahan Baku Standar ... 96

Tabel 4.40 Perhitungan Total Biaya Bahan Baku Standar Kertas ... 96

Tabel 4.41 Penentuan Kuantitas Standar Biaya Bahan Baku Tinta ... 97

Tabel 4.42 Harga per Lembar Tinta ... 97

Tabel 4.43 Perhitungan Biaya Desain Untuk Setiap Tinta ... 98

Tabel 4.44 Penentuan Kuantitas Standar Biaya Bahan Baku Plat ... 98

Tabel 4.45 Perhitungan Harga Standar Bahan Baku Plat ... 99


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

CV. Lintas Nusa adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan

offset dan digital printing. Perusahaan ini merupakan percetakan dimana jumlah

minimal order 4 rim kertas, kecuali yang berukuran besar yang dapat di order dalam jumlah yang sedikit. Jumlah pesanan setiap harinya bisa mencapai 10 rim kertas, 10.000 pcs flyer, 10.000 karton, 500 majalah, dan 10 rim brosur. Pesanan tersebut dikerjakan oleh sekitar 30 tenaga kerja yang bekerja 8 jam setiap harinya, dan menggunakan mesin yang bekerja 6-7 jam setiap harinya. Perusahaan akan memproduksi jika ada pesanan dari pelanggan. Dalam proses produksi, pesanan setiap jenis produk yang dipesan oleh pelanggan memiliki keunikan tersendiri dengan produk yang dipesan oleh pelanggan lain.

Saat ini kondisi di perusahaan belum ada mekanisme sistem yang dapat menghitung harga pokok produksi pesanan pelanggan. Dalam menentukan harga pokok produksi tersebut perusahaan menghitung berdasarkan perkiraan, dimana perkiraan tersebut yaitu perhitungan mengenai biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Perhitungan biaya bahan baku diantaranya yaitu perhitungan perkiraan berapa kertas yang akan dibutuhkan untuk pesanan pelanggan, jenis kertas apa yang dibutuhkan, berapa ukurannya, yang nantinya akan membutuhkan berapa plat, tinta yang digunakan untuk mencetak, dan finishing yang termasuk penjilidan dan pengiriman. Untuk tenaga kerja langsung perhitungannya yaitu


(15)

diperkirakan untuk membuat suatu pesanan pelanggan akan membutuhkan tenaga kerja apa saja dan berapa lama mereka akan selesai mengerjakan suatu pesanan pelanggan. Untuk biaya overhead, perusahaan belum memperhitungkannya ke dalam perhitungan harga pokok produksi. Padahal dari biaya overhead tersebut, terdapat banyak biaya yang seharusnya masuk dalam perhitungan harga pokok produksi, diantaranya yaitu tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik, biaya telepon, dan biaya overhead lainnya. Akibatnya perusahaan sulit mengetahui nilai keuntungan pasti yang didapatkan dari suatu pemesanan produk secara tepat karena cara perhitungan yang digunakan tidak dapat menghasilkan harga pokok yang tepat. Hal ini berdampak pada harga jual yang ditawarkan kepada pelanggan yang penentuan harga jualnya diatas harga standar dan dampaknya perusahaan mengalami ketidakstabilan laba.


(16)

 

Gambar 1.1 Grafik omset penjualan CV. Lintas Nusa

Dengan perhitungan harga pokok produksi berdasarkan harga standar, maka perusahaan dapat menghitung dan mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan untuk suatu pesanan setiap saat, karena perhitungannya dengan cara menentukan besarnya biaya standar dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik untuk mengolah satu satuan produk atau jasa tertentu. Dalam penelitian Martusa dan Nasa (2007) mengenai penerapan biaya standar terhadap pengendalian biaya produksi pada CV. Sejahtera Bandung, disimpulkan bahwa peranan biaya standar ternyata sangat membantu sekali bagi manajemen dalam usaha meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian biaya produksi agar lebih efektif dan efisien, sebaiknya biaya standar dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengendalian biaya produksi tetap diteruskan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini membuat penentuan harga pokok produksi yang berdasarkan harga standar yang membantu CV. Lintas Nusa untuk menentukan harga standar untuk setiap biaya. Dengan dibuat harga pokok standar, perusahaan dapat menghitung harga pokok produksi yang tepat, dimana

 ‐  50,000,000.00  100,000,000.00  150,000,000.00  200,000,000.00  250,000,000.00


(17)

nantinya perusahaan bisa menghitung harga jual dengan laba yang diinginkan yang pada akhirnya perusahaan dapat mengetahui laba dengan tepat.  

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat mengemukakan suatu rumusan masalah dalam Tugas Akhir ini, yaitu: Bagaimana model worksheet untuk menghasilkan harga pokok produksi standar di CV. Lintas Nusa?

Berdasarkan masalah tersebut, dapat dibuat sub permasalahan sebagai berikut: 1. Apa saja item/komponen untuk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,

dan biaya overhead pabrik?

2. Berapa harga satuan dari setiap item/komponen biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik?

Model worksheet untuk menghasilkan harga pokok produksi terdiri dari item/komponen dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik. Selain itu, juga menghasilkan harga satuan dari setiap biaya

tersebut.

1.3Batasan Masalah

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis membatasi suatu ruang lingkup permasalahan yang terjadi dalam penentuan harga pokok produksi berdasarkan harga standar pada CV. Lintas Nusa, yaitu :


(18)

1. Output dari penentuan harga pokok produksi yaitu data item/komponen dan harga standar setiap biaya, dan harga pokok produksi standar setiap produk pesanan.

2. Tidak membuat laporan keuangan, hanya sampai penentuan harga pokok produksi standar.

3. Data-data yang digunakan untuk uji coba model worksheet hanya mencakup data tahun 2012.

4. Bagian percetakan yang dibahas yaitu percetakan offset dan tidak membahas bagian digital printing.

1.4Tujuan

Mengacu pada perumusan masalah maka tujuan yang hendak dicapai dalam Tugas Akhir ini yaitu menghasilkan model worksheet untuk menghasilkan harga pokok produksi di CV. Lintas Nusa yang terdiri dari item/komponen dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Selain itu, juga menghasilkan harga satuan dari setiap biaya tersebut.

1.5Sistematika Penulisan

Penulisan tugas akhir yang berjudul “Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga Standar pada CV. Lintas Nusa” sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan hal–hal yang menjadi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan serta keterangan mengenai sistematika penulisan.


(19)

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini dibahas teori yang mendukung pokok pembahasan tugas akhir antara lain teori tentang Sistem Informasi, Harga Pokok Produksi, Metode Harga Standar, Biaya Harga Standar

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini membahas mengenai teknik pengumpulan data, berupa identifikasi masalah yang ada serta penerapan metode harga standar.

Dan terdapat prosedur penelitian yaitu proses-proses yang dibutuhkan dalam penentuan harga pokok produksi standar sehingga dapat menyelesaikan masalah yang ada.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjelaskan tentang inputan data yang dibutuhkan, proses dan juga output yang dihasilkan. Penjelasan mengenai penentuan komponen biaya dan juga penentuan biaya standar beserta rumu – rumus yang dihasilkan dalam mencapai biaya standar. Sehingga dari penentuan biaya standar masing – masing komponen biaya maka dapat dibuat worksheet perhitungan untuk menentukan harga pokok produksi standar. Dijelaskan juga mengenai pengujian perhitungan dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan. BAB V PENUTUP

Pada bab ini dibahas mengenai kesimpulan dari pembuatan tugas akhir ini terkait dengan tujuan dan permasalahan yang ada, serta saran untuk pengembangan sistem dimasa mendatang.


(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perusahaan Industri

Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 3 tahun 1982, Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang perindustrian, Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.

2.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menurut Indranata (2008:111) adalah bagian instrumen pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Pada penelitian kualitatif dikenal beberapa metode, antara lain metode angket, metode wawancara, metode pengamatan (obsevation), dokumentasi atau gabungan dari beberapa metode yang dikenal dengan metode triangulasi.

2.2.1 Metode Angket

Metode angket sering disebt pula sebagai metode kuesioner (questionnaire – daftar pertanyaan). Metode angket merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan


(21)

yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, angket dikirim kembali atau dikembalikan ke petugas atau peneliti.

2.2.2 Metode Wawancara

Wawancara adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.

2.2.3 Metode Observasi (Pengamatan)

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan angket. Kalau wawancara dan angket selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak berbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

2.2.4 Metode Dokumenter

Metode dokumenter merupakan teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian kualitatif teknik ini berfungsi sebagai alat pengumpul data utama, karena pembuktian hipotesisnya dilakukan secara logis dan


(22)

rasional melalui pendapat, teori atau dalil-dalil yang diterima kebenarannya, baik yang menolak maupun yang mendukung hipotesis tersebut.

2.2.5 Metode Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.

Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

2.3 Biaya

Biaya menurut Krismiaji (2002:18) adalah kas atau ekuivalen kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat sekarang atau untuk periode mendatang.

Biaya produksi menurut Garrison dan Noreen (2000:71) adalah semua biaya yang diperhitungkan dalam pembelian atau produksi barang. Dalam hal perusahaan manufaktur, biaya-biaya ini termasuk bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.


(23)

2.4 Harga Pokok Produksi 

Harga pokok merupakan salah satu unsur penting dalam menentukan harga jual suatu barang yang dihasilkan. Menurut Mursyidi (2010), Harga pokok adalah biaya yang belum dibebankan atau dikurangkan dari penghasilan.

HPP : BBBU + BTKL + BOP (2.1)

Keterangan :

HPP : Harga Pokok Produksi BBBU : Biaya Bahan Baku Utama BTKL : Biaya Tenaga Kerja Langsung BOP : Biaya Overhead Pabrik

2.4.1 Biaya Bahan Baku

Menurut Krismiaji (2002:19), bahan baku adalah bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi. Namun secara umum bahan baku adalah semua bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi, dan produk jadi yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan dapat menjadi bahan baku bagi perusahaan lain.

1. Bahan baku langsung, yaitu bahan yang menjadi bagian integral dari produk jadi dan secara fisik dan meyakinkan dapat ditelusur keberadaannya pada produk jadi. 2. Bahan baku tidak langsung, yaitu bahan baku yang tidak dapat ditelusur secara

fisik keberadaannya pada produk jadi.

TBBB = TBBD x THBB (2.2)

Keterangan:


(24)

TBBD = Taksiran kuantitas bahan baku dibutuhkan per unit produk THBB = Taksiran harga bahan baku

 

Gambar 2.1 Data Biaya Bahan Baku 2.4.2 Biaya Tenaga Kerja

Menurut Krismiaji (2002:19), biaya tenaga kerja langsung digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat dengan mudah (secara fisik dan meyakinkan) ditelusur ke produk. Sedangkan biaya tenaga kerja yang tidak dapat secara fisik ditelusur ke produk, disebut dengan biaya tenaga kerja tidak langsung dan diperlukam sebagai bagian dari overhead manufaktur, bersama-sama dengan bahan baku tidak langsung.

TBTK = TJKD x TTKU (2.3)

Keterangan:

TBTK = Taksiran biaya tenaga kerja per unit produk jadi TJKD = Taksiran jam kerja dibutuhkan per unit produk TTKU = Taksiran tarif tenaga kerja per jam kerja


(25)

 

Gambar 2.2 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung 2.4.3 Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik menurut Krismiaji (2002:19), yaitu biaya yang mencakup seluruh biaya produksi tidak langsung. Contoh biaya yang masuk dalam kelompok biaya overhead pabrik adalah bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, reparasi dan pemeliharaan peralatan pabrik, biaya listrik dan air untuk pabrik, pajak bumi dan bangunan fasilitas pabrik, dan biaya depresiasi dan asuransi fasilitas pabrik.

2.5 Biaya Standar

Menurut Mulyadi (2009:387) dan Halim (1997:267), biaya standar adalah biaya yang ditentukan di muka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, di bawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain tertentu. Biaya yang ditentukan di muka merupakan pedoman di dalam pengeluaran biaya yang seharusnya menyimpang dari biaya standar, maka yang dianggap benar adalah biaya standar, sepanjang asumsi-asumsi yang mendasari penentuannya tiak berubah.

Garrison, Noreen, dan Brewer (2006) yang diterjemahkan oleh Hinduan dan Tanujaya menyatakan bahwa standar biaya (harga) menentukan berapa yang harus dibayar untuk setiap unit input. Kuantitas aktual dan biaya aktual input kemudian dibandingkan dengan standar-standar ini. Jika kuantitas atau biaya input unit berbeda


(26)

secara signifikan dari standarnya, manajer kemudian menyelidiki perbedaan tersebut. Tujuannya adalah untuk menemukan penyebab permasalahan untuk selanjutnya menyelesaikannya sehingga tidak terulang lagi.

2.5.1 Keuntungan Biaya Standar

Garrison, Noreen, dan Brewer (2006) yang diterjemahkan oleh Hinduan dan Tanujaya menyatakan bahwa sistem biaya standar memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut:

a. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penggunaan biaya standar adalah elemen kunci dalam pendekatan manajemen dengan pengencualian. Sejauh biaya tersebut tetap ada dalam standar, manajer dapat memusatkan perhatian pada hal lain. Ketika biaya secara signifikan keluar dari standar, maka manajer diperingatkan bahwa mungkin ada masalah yang memerlukan perhatian. Pendekatan ini membantu manajer memusatkan perhatian pad hal-hal yang penting.

b. Sejauh standar tersebut dipandang wajar oleh karyawan, maka standar tersebut dapat meningkatkan nilai ekonomis dan efisiensi. Selain itu, standar merupakan tolok ukur yang dapat digunkan oleh individu untuk mengukur kinerjanya.

c. Biaya standar dapat menyederhanakan pembukuan. Selain pencatatan biaya aktual untuk tiap-tiap pekerjaan, biaya standar untuk bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan biaya overhead dapat dibebankan ke tiap-tiap pekerjaan.


(27)

d. Biaya standar secara alamiah sesuai untuk penerapan sistem terintegrasi “akuntansi pertanggung jawaban.” Standar tersebut menetapkan berapa biaya yang seharusnya, siapa yang bertanggung jawab, dan apakah biaya actual terkendali.

2.5.2 Manfaat Sistem Biaya Standar Dalam Pengendalian Biaya

Menurut Mulyadi (2009:388) manfaat sistem biaya standar dalam pengendalian biaya diantaranya yaitu:

1. Sistem biaya standar dirancang untuk mengendalikan biaya. Biaya standar merupakan alat yang penting di dalam menilai pelaksanaan kebijaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Sistem biaya standar memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja, dan kegiatan yang lain.

2.5.3 Jenis Standar

Menurut Mulyadi (2009:388) standar dapat digolongkan atas dasar tingkat keketatan atau kelonggaran sebagai berikut :

1. Standar Teoritis

Disebut juga standar ideal, yaitu standar yang ideal yang dalam pelaksanaannya sulit untuk dapat dicapai. Asumsi yang mendasari standar teoriris ini adalah bahwa standar merupakan tingkat yang paling efisien yang dapat dicapai oleh para pelaksana.


(28)

2. Rata-rata Biaya Waktu yang Lalu

Rata-rata biaya waktu yang lalu dapat mengandung biaya yang tidak efisien, yang seharusnya tidak dimasukan dalam unsur biaya standar.

3. Standar Normal

Standar normal didasarkan atas taksiran biaya yang akan datang dibawah asumsi keadaan ekonomi dan kegiatan yang normal. Kenyataannya standar normal didasarkan pada biaya masa lalu yang disesuaikan dengan taksiran biaya yang akan datang.

4. Pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai (attainable high performance)

Standar ini didasarkan pada tingkat pelaksanaan terbaik yang dapat dicapai dengan memperhitungkan ketidakefisienan kegiatan yang tidak dapat dihindari terjadinya.

2.6 Penentuan Biaya Standar

Menurut Nafarin (2003), Halim (1997:273) dan Mulyadi (2009:390), penentuan biaya standar dibagi dalam tiga bagian, yaitu biaya bahan baku langsung standar, biaya tenaga kerja langsung standar, dan biaya overhead pabrik standar. 2.6.1 Biaya Bahan Baku Langsung Standar

Biaya bahan baku langsung standar terdiri atas harga bahan baku langsung standar dan kuantitas bahan baku langsung standar.

i. Harga Bahan Baku Langsung Standar

Harga bahan baku langsung standar adalah taksiran harga bahan baku per unit. Harga bahan baku langsung standar biasanya ditentukan dari daftar harga pemasok


(29)

(supplier), katalog, atau informasi lain yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan harga di masa akan datang.

ii. Kuantitas Bahan Baku Langsung Standar

Kuantitas bahan baku langsung standar adalah taksiran sejumlah unit bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk tertentu. Kuantitas bahan baku langsung standar dapat ditentukan dengan menggunakan penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan taksiran yang wajar terhadap bahan baku yang diperlukan untuk satu unit produk atau membuat percobaan operasi produksi. Analisis catatan masa lalu misalnya dengan menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk (pekerjaan) yang sama dalam periode tertentu pada masa lalu.

2.6.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Standar

Biaya tenaga kerja langsung standar terdiri atas tarif upah tenaga kerja langsung standar dan jam tenaga kerja langsung standar.

i. Tarif Upah Tenaga Kerja Langsung Standar

Tarif upah tenaga kerja langsung standar adalah taksiran tarif upah tenaga kerja langsung per jam. Tarif upah tenaga kerja langsung standar dapat ditentukan atas dasar perjanjian dengan karyawan dan data upah masa lalu yang dihitung secara rata-rata.

ii. Jam Tenaga Kerja Langsung Standar

Jam tenaga kerja langsung standar adalah taksiran sejumlah satuan waktu yang diperlukan untuk membuat satu unit produk tertentu. Jam tenaga kerja


(30)

langsung standar dapat ditentukan dengan cara penyelidikan teknis dan analisis catatan masa lalu. Penyelidikan teknis misalnya dengan mengadakan penyelidikan gerak dan waktu, mengadakan taksiran yang wajar, memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, memperhitungkan factor kelelahan, dan memperhitungkan penundaan kerja yang tidak bisa dihindari. Analisis catatan masa lalu misalnya menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam satu pekerjaan dari kartu harga pokok periode yang lalu.

2.6.3 Biaya Overhead Pabrik Standar

Biaya overhead pabrik standar dapat ditaksir atas dasar kapasitas normal. Misalnya dengan menghitung kapasitas normal dalam satu tahun x unit atau y jam kerja langsung dan biaya overhead pabrik satu tahun yang terdiri atas biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap. Jam kerja normal atau kapasitas normal adalah jam kerja yang digunakan untuk menentukan standar tarif pembebanan biaya overhead pabrik. Kapasitas normal merupakan suatu tingkat kapasitas operasi yang dapat dicapai dengan pemanfaatan secara maksimal semua input atas fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki oleh perusahaan. Sehingga pada akhirnya tercapai biaya per unit produk yang serendah mungkin.

2.7 Depresiasi (Penyusutan)

Menurut Jusup (2005:162) depresiasi adalah proses pengalokasian harga perolehan aktiva tetap menjadi biaya selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistematis. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu asset selama umur manfaatnya. Depresiasi/ penyusutan bukan


(31)

merupakan penilaian aktiva tetap tetapi merupakan proses pengalokasian harga perolehan. Alokasi dilakukan sepanjang umur manfaat yang dapat berupa periode waktu atau jumlah produksi/unit yang diharapkan akan diperoleh dari aktiva tetap tersebut.

Terdapat 3 faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusutan : 1. Harga perolehan (cost)

Harga perolehan suatu aktiva meliputi seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan.

2. Nilai residual atau nilai sisa (residual value / salvage value) Jumlah yang diperkirakan dapat direalisasikan pada saat aktiva tersebut tidak digunakan lagi

3. Masa atau umur manfaat aktiva tetap

Aktiva tetap memiliki masa manfaat terbatas. Keterbatasan tersebut karena berbagai faktor seperti keausan, kecacatan, kemerosotan nilai, kerusakan (kecuali tanah) b. Metode penyusutan

Ada 4 metode penyusutan aktiva tetap yang dikenal secra umum yaitu: 1. Metode Garis Lurus

Dalam metode ini, nilai penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aktiva dan menggunakan rumus:

Rumus: Harga Perolehan - Taksiran Nilai Residu


(32)

2. Metode Unit Produksi

Menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda menurut jumlah penggunaan aktiva.

Rumus: Harga Perolehan - Taksiran Nilai Sisa

Estimasi Jam Mesin (2.5)

3. Metode Saldo Menurun

Menghasilkan beban penyusutan periodik yang semakin menurun sepanjang umur estimasi aktiva. Dalam metode ini nilai residu (nilai sisa) tidak diperhitungkan. 4. Metode Jumlah Angka Tahun

Menghasilkan beban penyusutan periodik yang stabil menurun selama estimasi umur manfaat aktiva itu. Pecahan yang semakin kecil berturut-turut diterapkan setiap tahun

pada harga pokok awal aktiva itu dikurangi estimasi nilai residu.

Dalam metode ini, harus dihitung dulu jumlah penyebutnya dengan rumus: (N + 1)

S= N x ---

2 (2.6)

Keterangan: S = Penyebut


(33)

2.8 Laba

Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan untuk (Anis Chariri dan Imam, 2007) :

1. Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital).

2. Sebagai pengukur prestasi manajemen.

3. Sebagai dasar penentu besarnya pengenaan pajak.

4. Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara. 5. Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus.

6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 7. Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran.

8. Sebagai dasar pembagian dividen.

Menurut Febrianto dan Widiastuty (2005), investor dan kreditor yakin bahwa ukuran kinerja yang diutamakan dalam penilaian kinerja perusahaan adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi dan prospek perusahaan di masa mendatang dengan lebih baik. Penilaian kinerja perusahaan ini didasarkan melalui informasi pada laporan laba rugi yang menyajikan nformasi laba kotor, laba operasi dan laba bersih.

Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan cost barang terjual. Cost barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan, untuk perusahaan pemanufakturan perhitungan dimulai dari tahap ketika bahan baku masuk


(34)

ke pabrik, diolah, hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokkan sebagai cost barang terjual.


(35)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sistematika Penelitian

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan maka perlu dibuat suatu prosedur penelitian dalam membuat Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga Standar Pada CV. Lintas Nusa Surabaya. Gambar 3.1 merupakan gambaran singkat prosedur pada penelitian ini.

 


(36)

3.1.1 Identifikasi Masalah

CV. Lintas Nusa adalah perusahaan yang bergerak di bidang percetakan

offset. Perusahaan akan memproduksi jika ada pesanan dari pelanggan. Dalam

proses produksi, pesanan setiap jenis produk yang dipesan oleh pelanggan memiliki keunikan tersendiri dengan produk yang dipesan oleh pelanggan lain.

Saat ini kondisi di perusahaan belum ada mekanisme sistem yang dapat menghitung harga pokok produksi pesanan pelanggan. Dalam menentukan harga pokok produksi tersebut perusahaan menghitung berdasarkan perkiraan, dimana perkiraan tersebut yaitu perhitungan mengenai biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Perhitungan biaya bahan baku diantaranya yaitu perhitungan perkiraan berapa kertas yang akan dibutuhkan untuk pesanan pelanggan, jenis kertas apa yang dibutuhkan, berapa ukurannya, yang nantinya akan membutuhkan berapa plat, tinta yang digunakan untuk mencetak, dan finishing yang termasuk penjilidan dan pengiriman. Untuk tenaga kerja langsung perhitungannya yaitu diperkirakan untuk membuat suatu pesanan pelanggan akan membutuhkan tenaga kerja apa saja dan berapa lama mereka akan selesai mengerjakan suatu pesanan pelanggan. Untuk biaya overhead, perusahaan belum memperhitungkannya ke dalam perhitungan harga pokok produksi. Padahal dari biaya overhead tersebut, terdapat banyak biaya yang seharusnya masuk dalam perhitungan harga pokok produksi, diantaranya yaitu tenaga kerja tidak langsung, biaya listrik, dan biaya overhead

lainnya yang dapat dihitung secara signifikan. Akibatnya perusahaan sulit mengetahui nilai keuntungan pasti yang didapatkan dari suatu pemesanan produk secara tepat karena cara perhitungan yang digunakan tidak dapat menghasilkan harga pokok yang tepat karena tidak adanya dasar biaya perhitungan yang jelas.


(37)

Hal ini berdampak pada harga jual yang ditawarkan kepada pelanggan yang penentuan harga jualnya diatas harga standar dan dampaknya perusahaan mengalami ketidakstabilan laba.

Berdasarkan uraian, kendala pada perusahaan yaitu belum adanya biaya yang masuk dalam perhitungan yaitu biaya overhead karena di perusahaan belum menggunakan metode dalam menghitung harga pokok produksi. Sehingga perusahaan tidak dapat mengetahui laba dengan tepat.

Maka diperlukan suatu cara perhitungan dalam menentukan harga pokok produksi dengan berdasarkan pada harga standar untuk mendapatkan harga pokok produksi yang lebih tepat, dengan rumus penentuan harga pokok produksi standar yaitu penjumlahan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Dimana rumusnya dapat dilihat pada rumus (2.1)

Harga pokok produksi standar akan mengidentifikasi komponen biaya dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead. Dan komponen biaya tersebut akan dihitung harga standarnya. Komponen biaya dan harga standar tersebut akan digunakan untuk menentukan harga pokok produksi standar. Sehingga nantinya perusahaan dapat menggunakan harga pokok produksi standar sebagai salah satu dasar dalam penentuan harga jual dan perusahaan juga dapat mengetahui laba dengan tepat karena adanya dasar biaya yang jelas.

3.1.2 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan kepada perusahaan menggunakan beberapa tahap diantaranya yaitu wawancara, observasi dan dokumen perusahaan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara, sedangkan pengumpulan data menggunakan sumber data primer dan data sekunder.


(38)

A.Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pimpinan dari CV. Lintas Nusa, untuk menggali informasi mengenai kebutuhan sistem sehingga nantinya dapat memberikan solusi dalam memecahkan masalah di perusahaan. Dan juga mengenai perhitungan harga pokok produksi yang selama ini digunakan oleh CV. Lintas Nusa.

B.Observasi

Tahap kedua yang dilakukan adalah observasi. Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam membangun sistem.

Table 3.1 Tahap observasi 

Tahap Observasi

Bagian yang di observasi Data yang didapat

Observasi 1 Bagian Administrasi I Data pesanan pelanggan Data penjualan

Bagian Administrasi II Data penjualan Observasi 2 Bagian Administrasi III Data Tenaga Kerja II

Bagian Administrasi I Data Tenaga Kerja I Observasi 3 Pimpinan Data bahan baku kertas

Bagian Administrasi II Data bahan baku tinta Bagian Administrasi IV Data bahan baku plat

Table 3.1 Tahap observasi (lanjutan) Tahap

Observasi

Bagian yang di observasi Data yang didapat


(39)

Tenaga kerja cetak Data bahan baku tinta

Pimpinan Data peralatan produksi untuk

biaya listrik Observasi 5 Bagian Administrasi IV Data tenaga kerja

Data peralatan produksi untuk biaya listrik

Tabel 3.1 merupakan tahap observasi dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yang dilakukan diantaranya yaitu melihat kondisi keuangan perusahaan, apakah dengan masalah yang ada apakah perusahaan layak untuk dijadikan tempat dalam mengerjakan Tugas Akhir yang sesuai dengan standar. Sumber data sekunder yang dilakukan adalah mengenai cara perhitungan harga pokok produksi yang selama ini dilakukan, mengenai jam kerja di perusahaan, dan juga mengenai data bahan baku yang digunakan selama produksi berlangsung.

C.Dokumen Perusahaan

Dokumen perusahaan adalah data-data real dari perusahaan yang digunakan untuk keperluan dalam membangun sistem, diantaranya yaitu:

a. Data pesanan pelanggan b. Data omset penjualan perbulan c. Data biaya listrik per bulan


(40)

3.2 Desain dan Analisis Pengembangan Model

Dari hasil observasi dan wawancara yang didapat, pada tahap pertama didapatkan informasi mengenai cara perhitungan harga pokok produksi yang pada saat ini diterapkan di perusahaan. Informasi ini berguna untuk mengetahui dan menganalisis masalah yang berdampak pada keuangan di perusahaan sehingga dilakukan cara perhitungan penentuan harga pokok produksi berdasarkan harga standar yang nantinya dapat memberikan solusi terhadap masalah di perusahaan. Dan pada tahap pertama ini juga didapatkan informasi mengenai data pesanan pelanggan dan data penjualan. Informasi ini berguna untuk mengetahui apakah terdapat dampak dari perhitungan harga pokok produksi di perusahaan terhadap data pesanan pelanggan dan terhadap omset yang didapat perusahaan setiap bulannya.

Pada tahap kedua didapatkan informasi mengenai data tenaga kerja. Informasi ini berguna untu mengetahui gaji dari tenaga kerja, yaitu tenaga kerja yang langsung atau pun tenaga kerja yang tidak langsung. Dan juga mengenai kegiatan operasional yang dikerjakan oleh masing-masing tenaga kerja.

Pada tahap ketiga didapatkan informasi mengenai data bahan baku. Informasi ini berguna untuk mengetahui bahan baku apa saja yang dipakai untuk memproduksi pesanan pelanggan dan juga beserta detail ukuran, tebal, jenis, warna, yaitu bahan baku kertas, tinta dan plat.

Pada tahap keempat didapatkan informasi mengenai data bahan baku tinta dan peralatan yang dipakai untuk memproduksi pesanan pelanggan. Bahan baku tinta termasuk salah satu bahan baku yang paling sulit diteliti dibandingkan bahan


(41)

baku yang lain, maka dari itu bahan baku tinta kembali diteliti yang berguna untuk perhitungan harga pokok produksi standar. Peralatan yang diteliti adalah peralatan yang dipakai untuk memproduksi pesanan pelanggan. Informasi ini berguna untuk perhitungan biaya listrik dalam biaya overhead pabrik. Dalam perhitungan ini juga harus diteliti mengenai kWh setiap peralatan untuk menghitung biaya listrik yang dikeluarkan untuk masing-masing peralatan.

Pada tahap kelima didapatkan informasi mengenai data tenaga kerja dan data peralatan. Data tenaga kerja yang diteliti ini yaitu mengenai data jam kerja dari tenaga kerja langsung maupun tenaga kerja yang tidak langsung. Informasi data peralatan untuk mengetahui data peralatan apa saja yang digunakan untuk memproduksi pesanan pelanggan selain mesin dan komputer.

Dari obervasi dan wawancara tersebut dapat membantu dalam penentuan harga pokok produksi standar dengan desain pengembangan model sebagai berikut:

 

Gambar 3.2 Tahapan proses penentuan harga pokok produksi standar berdasarkan harga standar di CV. Lintas Nusa

Dari gambar 3.2 dapat diketahui gambaran umum dalam proses penentuan harga pokok produksi berdasarkan harga standar. Berikut ini merupakan langkah-langkahnya, yaitu:


(42)

1. Penentuan komponen biaya

2. Penentuan harga standar dari setiap komponen biaya

3. Pembuatan model worksheet untuk menentukan harga pokok produksi standar

Berikut ini merupakan penjelasan dari langkah-langkah penentuan harga pokok produksi standar adalah sebagai berikut:

3.2.1 Penentuan Komponen Biaya

  Gambar 3.3 Tahapan proses penentuan komponen biaya

Penentuan komponen biaya merupakan tahap pertama dari penentuan harga pokok produksi standar. Tahap penentuan komponen biaya pada tabel 3.3 dilakukan untuk mengidentifikasi biaya-biaya apa saja yang termasuk dalam komponen biaya dalam perhitungan harga pokok produksi standar. Terdapat 2 (dua) tahap proses dalam penentuan komponen biaya yaitu:

a. Pengidentifikasian data biaya

Proses identifikasi data biaya yaitu dari proses identifikasi biaya dari data-data yang ada di perusahaan. Biaya-biaya yang diidentifikasi diantaranya yaitu


(43)

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang terdapat pada gambar 3.3. Terdapat 4 (empat) tahap dalam yaitu:

1) Identifikasi daftar kegiatan operasional perusahaan

Data ini digunakan untuk mengidentifikasi daftar kegiatan operasional produksi yang ada di perusahaan.

2) Identifikasi data biaya bahan baku

Data ini digunakan untuk mengidentifikasi data biaya bahan baku yang digunakan untuk memproduksi pesanan pelanggan.

3) Identifikasi data biaya tenaga kerja langsung

Data ini digunakan untuk mengidentifikasi data tenaga kerja yang melakukan produksi pesanan pelanggan.

4) Identifikasi data biaya overhead pabrik

Data ini digunakan untuk mengidentifikasi data-data selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, biaya apa saja yang termasuk dalam proses produksi pelanggan.

b. Pengidentifikasian item biaya

Setelah ditentukan data biayanya, maka tahap selanjutnya yaitu mengidentifikasikan item biaya. Pengidentifikasian item biaya ini yaitu menentukan detail dari setiap item biaya. Item biaya beserta detailnya inilah yang dinamakan output komponen biaya.


(44)

Terdapat 3 (tiga) tahap dalam penentuan komponen biaya yaitu: 1) Mengidentifikasikan item biaya bahan baku

Dari data biaya lalu ditentukan item biaya bahan baku yaitu mengenai macam jenis, ukuran, harga, dan tebal. Jenis bahan baku beserta detailnya inilah yang dinamakan komponen biaya bahan baku.

2) Mengidentifikasikan item biaya tenaga kerja langsung

Pengidentifikasian item biaya tenaga kerja langsung ditentukan berdasarkan data kegiatan produksi, agar mempermudah dalam penentuan harga standar. Identifikasi data yaitu menentukan tenaga kerja apa saja berdasarkan kegiatan operasional produksi di perusahaan.

3) Mengidentifikasikan item biaya overhead pabrik

Item biaya listik dan biaya tenaga kerja diidentifikasi berdasarkan kegiatan operasional. Item biaya listrik mengenai apa saja peralatan yang termasuk dalam proses produksi. Biaya tenaga kerja tidak langsung yaitu mengenai tenaga kerja apa saja yang diperlukan dalam membantu penyelesaian pesanan pelanggan dan bukan dalam proses produksi.

Untuk dapat menentukan komponen biaya, diperlukan data dari dokumen perusahaan diantaranya yaitu data biaya bahan baku, data biaya tenaga kerja langsung, dan data biaya overhead pabrik. Dari data tersebut ditentukan terlebih dahulu data kegiatan operasional produksi di perusahaan, karena penentuan komponen biaya dan harga standar berdasarkan kegiatan operasional produksi yang berlangsung.


(45)

Fungsi dari data kegiatan operasional produksi yaitu dapat mempermudah penentuan harga pokok produksi standar. Karena dalam proses produksi setiap pesanan tidak selalu sama, dapat melewati proses produksi yang berbeda-berbeda. Setelah diketahui kegiatan operasional produksi maka dapat diidentifikasi data biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk penentuan komponen biaya bahan baku, pengidentifikasian data biayanya tidak berdasarkan kegiatan operasional produksi dan dapat langsung diidentifikasi.

3.2.2 Penentuan Harga Standar Dari Setiap Komponen Biaya

 

Gambar 3.4 Tahapan proses penentuan harga standar

Penentuan harga standar merupakan tahap kedua dari penentuan harga pokok produksi standar. Langkah ini dilakukan dengan menentukan harga standar dari masing-masing komponen biaya yang telah ditentukan pada proses sebelumnya. Dalam penentuannya, diterapkan rumus-rumus untuk dapat mencapai harga standar.


(46)

Terdapat 4 (tahap) dalam penentuan harga standar yaitu: a. Penentuan harga standar biaya bahan baku

Penentuan harga standar biaya bahan baku adalah menentukan harga standar, yaitu harga untuk acuan untuk menghitung harga pokok bahan baku dari produksi pesanan pelanggan yang akan dilakukan. Penentuan ini untuk masing-masing bahan baku, yaitu bahan baku kertas, tinta, dan plat.

b. Penentuan harga standar biaya tenaga kerja langsung

Penentuan harga standar biaya tenaga kerja langsung adalah menentukan harga standar, yaitu harga untuk acuan untuk menentukan tenaga kerja apa saja dan berapa lama produksi dari pesanan pelanggan yang akan dilakukan. c. Penentuan harga standar biaya overhead pabrik

Penentuan harga standar biaya overhead pabrik adalah menentukan harga standar, yaitu harga untuk acuan untuk menentukan biaya-biaya signifikan apa saja selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang termasuk dalam proses produksi. Biaya overhead pabrik yang termasuk yaitu biaya listrik dan biaya tenaga kerja tidak langsung.


(47)

3.2.3 Pembuatan Model Worksheet Untuk Menentukan Harga Pokok Produksi Standar

 

Gambar 3.5 Tahapan proses pembuatan model worksheet untuk menentukan harga pokok produksi standar

Pembuatan model worksheet merupakan langkah terakhir dalam penentuan harga pokok produksi standar. Dari penentuan komponen biaya dan penentuan harga standar maka telah dapat dibuat model worksheet dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan harga pokok produksi standar. Untuk menentukan harga pokok produksi standar dapat digunakan rumus penentuan harga pokok produksi standar (2.1).

Harga pokok produksi standar dalah jumlah dari biaya standar kertas, biaya standar tinta, biaya standar plat, biaya standar tenaga kerja langsung, biaya standar listrik dan biaya standar tenaga kerja tidak langsung.


(48)

Tabel 3.2 Tahapan dalam menentukan harga pokok produksi standar No. Kegiatan Data yang diperlukan Hasil yang

didapat Tahap 1

1. Membuat

komponen biaya bahan baku

Data biaya bahan baku Komponen biaya bahan baku 2. Membuat

komponen biaya tenaga kerja langsung

Data biaya tenaga kerja langsung

Komponen biaya tenaga kerja langsung 3. Membuat

komponen biaya

overhead pabrik

Data biaya overhead pabrik Komponen biaya

overhead pabrik

Tahap 2 1. Menentukan harga

standar biaya bahan baku

Komponen biaya bahan baku Harga standar komponen biaya bahan baku 2. Menentukan harga

standar biaya tenaga kerja langsung

Komponen biaya tenaga kerja langsung Harga standar komponen biaya tenaga kerja langsung Tahap 3

1. Membuat model worksheet

-Komponen biaya bahan baku beserta harga standar

-Komponen biaya tenaga kerja langsung beserta harga standarnya

-Komponen biaya overhead

pabrik beserta harga standarnya

Harga pokok produksi standar

3.3 Uji Coba Perhitungan HPP Standar

Uji coba perhitungan dilakukan dengan cara membandingkan antara perhitungan harga pokok produksi dengan metode harga standar ini dan dengan perhitungan yang selama ini digunakan di perusahaan.


(49)

3.4 Penyusunan Laporan

Tahap ini merupakan tahap penyusunan laporan dari dokumentasi proses awal hingga proses akhir dari penentuan harga pokok produksi berdasarkan harga standar di CV. Lintas Nusa yang sudah dikerjakan serta kesimpulan yang didapat dari proses-proses tersebut.


(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Penentuan Komponen Biaya

 

Gambar 4.1 Tahapan proses penentuan komponen biaya

Pada gambar 4.1, dalam penentuan komponen biaya terdapat 2 proses, yaitu: a. Pengidentifikasian data biaya

b. Pengidentifikasian item biaya

Penjelasan mengenai tahap dalam menentukan komponen biaya adalah sebagai berikut:


(51)

A. Pengidentifikasian data biaya

 

Gambar 4.2 Tahapan proses pengidentifikasian data biaya

Untuk mempermudah dalam menentukan komponen biaya, terlebih dahulu ditentukan data biayanya, yaitu dari proses identifikasi biaya dari data-data yang ada di perusahaan. Biaya-biaya yang diidentifikasi diantaranya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang terdapat pada gambar 4.2. Terdapat 4 (empat) tahap dalam penentuan komponen biaya yaitu:

1) Identifikasi daftar kegiatan operasional perusahaan 2) Identifikasi data biaya bahan baku

3) Identifikasi data biaya tenaga kerja langsung 4) Identifikasi data biaya overhead pabrik

1

2

3


(52)

Penjelasan mengenai tahap-tahap dalam pengidentifikasian data biaya adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi daftar operasional produksi

Mengidentifikasi data operasional merupakan tahap pertama dari proses membuat model worksheet dalam menentukan harga pokok produksi standar. Dikarenakan beberapa biaya ditentukan berdasarkan kegiatan operasional maka harus ditentukan terlebih dahulu data kegiatan operasional dengan proses identifikasi daftar operasional produksi.

Proses ini membutuhkan inputan daftar kegiatan operasional. Untuk mendapatkan daftar kegiatan operasional perusahaan, perlu diketahui kegiatan operasional produksi apa saja yang akan dilakukan jika ada suatu pesanan pelanggan, dan daftar kegiatan ini harus diurutkan berdasarkan proses produksinya. Data kegiatan produksi dapat diketahui dalam tahap obeservasi dan wawancara. Dan data kegiatan operasional produksi yang urut berdasarkan proses produksi inilah yang disebut dengan output data kegiatan operasional produksi.


(53)

 

Gambar 4.3 Data Kegiatan Operasional

Data kegiatan operasional pada gambar 4.3 adalah data kegiatan operasional yang ada di CV. Lintas Nusa dalam memproduksi pesanan secara umum. Data ini akan mempermudah dalam beberapa proses selanjutnya yang nantinya akan menentukan harga pokok produksi standar.

Dalam proses percetakan di CV. Lintas Nusa setiap proses kegiatan operasional produksi barang mempunyai proses yang berbeda. Data kegiatan operasional produksi dapat dibedakan berdasarkan jenis cetakan, yaitu:

a. Kegiatan operasional produksi mencetak buku, majalah, blocknote, amplop, memo, great book

CV. Lintas Nusa Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya

No. Kegiatan operasional 1 CTP (Computer to Plate)

2 Pemotongan Kertas 3 Pencetakan

4 Pelipatan 5 Penjilidan 6 Pengeplongan 7 Pemotongan kertas 2 8 Perhitungan Barang


(54)

 

Gambar 4.4 Kegiatan operasional produksi untuk mencetak buku

Gambar 4.4 merupakan tabel kegiatan operasional produksi untuk mencetak buku. Kegiatan operasional produksinya diantaranya yaitu CTP, pemotongan kertas, pencetakan, pelipatan, penjilidan, pemotongan kertas 2 dan perhitungan barang. b. Kegiatan operasional produksi mencetak brosur, kupon, kartu, sertifikat

 

Gambar 4.5 Kegiatan operasional produksi untuk mencetak brosur

CV. Lintas Nusa Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya

No. Kegiatan operasional

1 CTP (Computer to Plate)

2 Pemotongan Kertas

3 Pencetakan

4 Pelipatan

5 Penjilidan

6 Pemotongan kertas 2

7 Perhitungan Barang

KEGIATAN OPERASIONAL PERUSAHAAN (mencetak buku)

CV. Lintas Nusa Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya

No. Kegiatan operasional

1 CTP (Computer to Plate)

2 Pemotongan Kertas

3 Pencetakan

4 Pelipatan

5 Pemotongan kertas 2

6 Perhitungan Barang

KEGIATAN OPERASIONAL PERUSAHAAN (mencetak brosur)


(55)

Gambar 4.5 merupakan tabel kegiatan operasional produksi untuk mencetak buku. Kegiatan operasional produksinya diantaranya yaitu CTP, pemotongan kertas, pencetakan, pelipatan, pemotongan kertas 2 dan perhitungan barang.

c. Kegiatan operasional mencetak karton, dos

 

Gambar 4.6 Kegiatan operasional produksi untuk mencetak karton

Gambar 4.6 merupakan tabel kegiatan operasional produksi untuk mencetak karton. Kegiatan operasional produksinya diantaranya yaitu CTP, pemotongan kertas, pencetakan, pelipatan, penjilidan, pengeplongan, pemotongan kertas 2 dan perhitungan barang.

CV. Lintas Nusa Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya

No. Kegiatan operasional

1 CTP (Computer to Plate)

2 Pemotongan Kertas

3 Pencetakan

4 Pelipatan

5 Penjilidan

6 Pengeplongan

7 Pemotongan kertas 2

8 Perhitungan Barang

KEGIATAN OPERASIONAL PERUSAHAAN (mencetak karton)


(56)

d. Kegiatan operasional mencetak kalender

 

Gambar 4.7 Kegiatan operasional produksi untuk mencetak kalender

Gambar 4.7 merupakan tabel kegiatan operasional produksi untuk mencetak kalender. Kegiatan operasional produksinya diantaranya yaitu CTP, pemotongan kertas, pencetakan, pelipatan, penjilidan, pengeplongan, pemotongan kertas 2 dan perhitungan barang.

2) Identifikasi data biaya bahan baku

Data biaya yang dibutuhkan dalam penentuan harga pokok produksi standar salah satunya yaitu yaitu data biaya bahan baku. Proses ini membutuhkan inputan data biaya bahan baku. Data biaya bahan baku yang dimaksud yaitu bahan baku apa saja yang dipakai dalam proses produksi pesanan pelanggan. Data biaya bahan baku dapat diketahui dalam tahap observasi dan wawancara pada tahap ketiga dan keempat pada tabel 3.1.

CV. Lintas Nusa Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya

No. Kegiatan operasional

1 CTP (Computer to Plate)

2 Pemotongan Kertas

3 Pencetakan

4 Pelipatan

5 Penjilidan

6 Pengeplongan

7 Pemotongan kertas 2

8 Perhitungan Barang

KEGIATAN OPERASIONAL PERUSAHAAN (mencetak kalender)


(57)

 

Gambar 4.8 Data Item Biaya Bahan Baku

Data bahan baku yang dipakai dalam penentuan harga pokok produksi yang terdapat pada gambar 4.8 diantaranya yaitu kertas, tinta, dan plat.

3) Identifikasi data biaya tenaga kerja langsung

Data biaya tenaga kerja ditentukan berdasarkan kegiatan operasional produksi di perusahaan. Maka dari itu proses identifikasi item biaya tenaga kerja langsung yang ada di tahap selanjutnya nantinya membutuhkan inputan data kegiatan operasional produksi. Data tenaga kerja yang ditentukan dalam proses ini yaitu mengenai data tenaga kerja langsung yang langsung melakukan produksi dalam menyelesaikan pesanan pelanggan.

CV. Lintas Nusa Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya

No. Bahan Baku

1 Kertas

2 Tinta

3 Plat


(58)

 

Gambar 4.9 Data Item Biaya Tenaga Kerja Langsung

Data item biaya tenaga kerja langsung pada gambar 4.9 merupakan data tenaga kerja yang ada di CV. Lintas Nusa, tenaga kerja yang dimaksud adalah tenaga kerja yang langsung ikut membantu dalam proses produksi pesanan pelanggan. Untuk tenaga kerja akan dipilih berdasarkan kegiatan operasional yang dilakukan dalam memproduksi suatu pesanan.

CV. Lintas Nusa Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya

No. Tenaga Kerja

1 Bagian Desain CTP

2 Operator Mesin CTP

3 Operator Mesin

4 Bagian Finishing

5 Bagian Pengeplongan

6 Bagian Finishing


(59)

4) Identifikasi data biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik yang dihitung biaya yang cukup signifikan, diantaranya yaitu biaya listrik dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Biaya listrik dan biaya tenaga kerja tidak langsung perhitungannya berdasarkan kegiatan operasional produksi agar lebih mudah dalam penentuan harga pokok produksi standar. Data biaya overhead pabrik dapat diketahui dalam observasi dan wawancara pada tahap ketiga, kelima dan keenam.

 

Gambar 4.10 Data Item Biaya Overhead Pabrik CV. Lintas Nusa

Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya

No. Biaya Overhead Pabrik

1 Biaya Listrik

2 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 3 Biaya Bahan Penolong

4 Biaya Pemakaian Mesin 5 Pajak Bumi dan Bangunan


(60)

B. Pengidentifikasian Item Biaya

 

Gambar 4.11 Tahapan proses pengidentifikasian item biaya

Setelah ditentukan data biayanya, maka tahap selanjutnya yaitu mengidentifikasikan item biaya yang terdapat pada gambar 4.11. Pengidentifikasian item biaya ini yaitu menentukan detail dari setiap item biaya. Item biaya beserta detailnya inilah yang dinamakan output komponen biaya. Terdapat 3 (tiga) tahap dalam penentuan komponen biaya yaitu:

1) Identifikasi item biaya bahan baku

2) Identifikasi item biaya tenaga kerja langsung 3) Identifikasi item biaya overhead pabrik

Penjelasan mengenai tahap-tahap dalam penentuan komponen biaya adalah sebagai berikut:

1) Identifikasi item biaya bahan baku

Setelah ditentukan data biaya bahan baku, maka tahap selanjutnya yaitu mengidentifikasikan item biayanya. Berbeda halnya dengan identifikasi item biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, pengidentifikasian item biaya

1

2


(61)

bahan baku ini tidak berdasarkan pada data kegiatan operasional produksi karena inputan data biaya bahan baku dapat langsung diidentifikasi dan ditentukan tanpa terkait dengan kegiatan operasional produksi. Proses ini mengidentifikasi secara detail data biaya bahan baku, diantaranya mengenai macam jenis, ukuran, harga, tebal. Jenis bahan baku beserta detailnya inilah yang dinamakan output komponen biaya bahan baku.

 

Gambar 4.12 Komponen Biaya Bahan Baku Kertas

Pada gambar 4.12 komponen biaya bahan baku kertas ini diantaranya yaitu jenis kertas, ukuran kertas, dan tebal kertas. Untuk komponen biaya bahan baku tinta

CV. Lintas Nusa Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya

No. Jenis Tebal Ukuran No. Jenis No. Ukuran

1 Art Paper 120gr 61x86 1 Full colour 1 254x394

65x100 2 Black and White 2 570x510

79x109 3 650x550

150gr 61x86 4 670x560

65x100 5 724x600

79x109 180gr 61x86 65x100 79x109 210gr 61x86 65x100 79x109

2 Duplex 270gr 79x109

89x119,4 89x119,5 89x120 310gr 79x109 89x119,4 89x119,5 89x120 350gr 79x109 89x119,4 89x119,5 89x120

3 HVS 60gr 65x90

65x100

70gr 65x90

65x100

80gr 65x90

4 Art Carton 210gr 65x100

79x109

BAHAN BAKU BAHAN BAKU BAHAN BAKU

PLAT


(62)

ini adalah mengenai jenis warna tinta. Pesanan pelanggan dapat diproduksi dalam 2 jenis warna, yaitu full colour atau black and white. Full colour terdiri atas warna cyan, magenta, yellow, dan black atau black and white yang terdiri atas warna hitam dan putih. Dan komponen biaya bahan baku plat yaitu ukuran plat. Data ini telah sesuai dengan data biaya bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk memproduksi pesanan pelanggan. Dan data ini telah tetap dari dokumen di perusahaan dan tidak dapat berubah kecuali adanya perubahan dari perusahaan.

2) Identifikasi item biaya tenaga kerja langsung

Pengidentifikasian item biaya tenaga kerja langsung ditentukan berdasarkan data kegiatan operasional produksi di perusahaan, agar mempermudah dalam menentukan harga pokok produksi standar. yaitu menentukan tenaga kerja apa saja berdasarkan data kegiatan operasional produksi di perusahaan.


(63)

 

Gambar 4.13 Komponen Biaya Tenaga Kerja Langsung

Komponen biaya tenaga kerja langsung pada gambar 4.13 diidentifikasi berdasarkan kegiatan operasional yang ada di CV. Lintas Nusa. Hal ini akan mempermudah dalam perhitungan harga pokok produksi staandar untuk biaya tenaga kerja langsung.

3) Identifikasi item biaya overhead pabrik

Pengidentifikasian item biaya overhead pabrik ditentukan berdasarkan data kegiatan operasional produksi di perusahaan, agar mempermudah dalam menentukan harga pokok produksi standar.

No. Kegiatan Operasional Tenaga Kerja 1 CTP (Computer to Plate) Bagian Desain CTP

Operator Mesin CTP 2 Pemotongan Kertas Operator Mesin I

3 Pencetakan Operator Mesin II

4 Pelipatan Bagian Finishing

5 Penjilidan Bagian Finishing

6 Pengeplongan Bagian Pengeplongan

7 Pemotongan kertas 2 Operator Mesin Bagian Finishing 8 Perhitungan Barang Operator Mesin

Bagian Finishing (berdasarkan kegiatan operasional)

TENAGA KERJA LANGSUNG CV. Lintas Nusa Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya


(64)

 

Gambar 4.14 Komponen Biaya Overhead Pabrik

Komponen biaya overhead pabrik pada gambar 4.14 diantaranya yaitu komponen biaya listrik, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya bahan penolong, biaya pemakaian mesin, dan pajak bumi dan bangunan.. Komponen biaya ini nantinya akan ditentukan rata-ratanya dari data history yang telah dilakukan.

Data biaya listrik ditentukan mengenai apa saja peralatan yang termasuk dalam proses produksi. Data tenaga kerja tidak langsung ditentukan mengenai tenaga kerja apa saja yang diperlukan dalam membantu penyelesaian pesanan pelanggan tetapi bukan dalam proses produksi. Data biaya bahan penolong ditentukan mengenai biaya bahan baku penolong apa saja yang termasuk dalam proses produksi. Data biaya pemakaian mesin ditentukan mengenai rata-rata pemakaian mesin. Dan pajak bumi bangunan ditentukan mengenai rata-rata pajak setiap bulannya berdasarkan data pajak periode lalu.

No. Biaya Overhead Pabrik Data History (Rata-rata)

1 Biaya Listrik

2 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung 3 Biaya Bahan Penolong

4 Biaya Pemakaian Mesin 5 Pajak Bumi dan Bangunan

BIAYA OVERHEAD PABRIK

(berdasarkan kegiatan operasional)

CV. Lintas Nusa Percetakan Offset Surabaya Jl. Kalidami no. 51, Surabaya


(65)

4.1.2 Penentuan Harga Standar

 

Gambar 4.15 Tahapan proses penentuan harga standar

Penentuan harga standar pada gambar 4.15 merupakan tahap setelah didapatkannya output komponen biaya. Penentuan harga standar dapat ditentukan dari diterapkannya rumus-rumus untuk dapat mencapai harga standar. Penentuan harga standar diantaranya yaitu:

a. Penentuan harga standar komponen biaya bahan baku

b. Penentuan harga standar komponen biaya tenaga kerja langsung c. Penentuan harga standar komponen biaya overhead pabrik

Dalam penentuan harga standar terdapat dua proses yaitu: 1. Penentuan Kuantitas Standar

Setiap komponen biaya ditentukan kuantitas standarnya. Kuantitas standar untuk penentuan harga pokok produksi standar ini berupa data history atau data rata-rata dari produksi yang pernah dilakukan. Yaitu mengenai berapa jumlah kertas yang dibutuhkan untuk suatu jenis kertas, tebal dan suatu ukuran kertas, dan mengenai

1

2


(66)

berapa tinta yang dikeluarkan per lembar kertas dengan masing-masing ukuran kertas yang ada, berapa total plat yang digunakan dalam suatu orderan dengan suatu ukuran kertas, berapa perkiraan jam produksi suatu orderan untuk tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

2. Penentuan Harga Standar

Setiap komponen biaya akan ditentukan harga standarnya, harga standar merupakan harga pokok atau harga detail yang digunakan sebagai acuan yang dapat mempermudah perhitungan dalam menentukan harga pokok produksi standar. Dari kuantitas standar yang telah ditentukan, maka selanjutnya menentukan harga standar dari setiap komponan biaya yang termasuk dalam biaya produksi. Untuk proses penentuan harga standar biaya bahan baku dibutuhkan inputan komponen biaya bahan baku. Dari proses penentuan harga standar akan menghasilkan output harga standar setiap komponen biaya bahan baku. Harga standar biaya bahan baku ditentukan dari harga bahan baku yang sebenarnya lalu didetailkan dan dihitung sehingga nantinya ditemukan harga standar.

A. Penentuan harga standar komponen biaya bahan baku

1) Penentuan harga standar komponen biaya bahan baku kertas a) Kuantitas standar biaya bahan baku kertas

Dalam penentuan kuantitas biaya bahan baku kertas yaitu mengenai penentuan jenis, tebal, dan ukuran kertas yang dipakai dan jumlah kertas yang dipakai untuk memproduksi suatu produk dengan masing-masing ukuran kertas yang ada.


(67)

Perhitungan jumlah tinta didapatkan dari data history atau data rata-rata dari produksi yang yang telah dilakukan.

Tabel 4.1 Kuantitas Standar Biaya Bahan Bahan Baku Kertas 

 

Pada tabel 4.1 terdapat sepuluh transaksi dengan masing-masing jumlah orderan, halaman dan ukuran. Dan semua transaksi tersebut ditotal dan dirata-rata sehinggan dibuat rata-rata dengan ukuran panjang dan lebar 5x5 cm agar jika terdapat orderan dari pelanggan dapat dihitung dengan lebih mudah. Dan ukuran 5x5 cm tersebut dapat menghasilkan rata-rata total kertas yang dipakai sebanyak 81 lembar dengan ukuran kertas 61x86 cm. begitu pula dengan ukuran kertas yang lainnya, ditentukan berdasarkan ukuran kertas karena masing-masing ukuran kertas menghasilkan muat orderan dan jumlah total kertas yang dipakai berbeda-beda.

Dalam penentuan jumlah kertas yang digunakan untuk memproduksi menggunakan rumus sebagai berikut:

No. Jenis Orderan Jumlah Halaman L P Hasil Lebar Hasil Panjang Muat Orderan Total lembar orderan Total kertas yang dipakai Total Biaya 1 Buku 2000 54 21 26 2 4 8 44,000 5,500 6,232,248 2 Buku 1500 58 19 25 2 4 8 37,500 4,500 4,249,260 3 Brosur 1500 6 28 20 3 3 9 4,500 500 377,712 4 Brosur 2200 2 21 30 2 4 8 2,200 275 207,742 5 Brosur 1300 14 28 20 3 3 9 9,100 1,011 954,772 6 Buku Nota 1250 148 17 11 5 5 25 2,500 100 214,037 7 Buku Nota 850 148 23 17 3 3 9 1,700 189 148,724 8 Buku 900 74 18 13 4 4 16 1,800 94 107,018 9 Buku 1700 98 14 10 6 6 36 3,400 222 293,776 10 Majalah 1000 124 27 20 3 3 9 63,000 7,000 6,693,896 14200 726 215 189 33 39 137 169,700 19,392 19,479,185 21 19 2 4 8 16,970 1,939 2,197,339.56 5 5 12 17 209 16,970 81 92,006.31

ART PAPER

Total Rata-rata 5x5 cm Rata-rata

UKURAN KERTAS 61x86


(68)

Perhitungan ini untuk mengetahui muatnya ukuran pesanan pelanggan di kertas perusahaan,

(4.1)

(4.2) Perhitungan ini untuk mengetahui berapa muatan lebar dan panjang (ukuran) pesanan pelanggan dalam satu lembar kertas yang tersedia di perusahaan

(4.3) Perhitungan ini untuk mengetahui muatnya ukuran pesanan pelanggan dalam ukuran kertas sesungguhnya di perusahaan.

(4.4)

Dan perhitungan ini untuk mengetahui total kertas yang digunakan dalam masing-masing ukuran kertas untuk suatu orderan pelanggan.

Data history yang digunakan dalam penentuan kuantitas standar biaya bahan baku kertas yaitu data rata-rata transaksi yang telah pernah dilakukan berdasarkan jenis dan ukuran kertas.

b) Harga Standar Biaya Bahan Baku Kertas

Penentuan harga standar biaya bahan baku kertas yaitu harga kertas per lembar untuk masing-masing kertas yang ada di perusahaan. Yaitu dari harga kertas per rim,

Hasil Lebar = Lebar Kertas

Lebar Orderan Hasil Panjang = Panjang Kertas

Panjang Orderan

HPxHL = Hasil Panjang x Hasil Lebar

Total Kertas = Jumlah order HPxHL


(69)

lalu dihitung harga per lembar. Harga kertas per lembar inilah yang digunakan sebagai acuan atau yang disebut sebagai harga standar.

Tabel 4.2 Penentuan Harga Standar Biaya Bahan Baku Kertas

 

Tabel 4.2 merupakan penentuan harga standar bahan baku kertas yaitu harga kertas per lembar yang nantinya akan dapat mengetahui harga standar pokok produksi kertas yang dikeluarkan untuk memproduksi pesanan pelanggan.

Dalam penentuan harga standar komponen biaya bahan baku kertas menggunakan perbandingan antar kertas. Jadi antara ukuran kertas satu dan yang lainnya paling efektif menggunakan ukuran kertas yang mana untuk setiap pesanan

Jenis Tebal Satuan Lebar Panjang Harga per kg saat ini Harga per rim Satuan Pcs Harga per pcs Satuan Art Paper 120 gram 61 86 12000 377,712 rim 500 755 lembar 65 100 12000 468,000 rim 500 936 lembar 79 109 12000 619,992 rim 500 1,240 lembar 150 gram 61 86 12000 472,140 rim 500 944 lembar 65 100 12000 585,000 rim 500 1,170 lembar 79 109 12000 774,990 rim 500 1,550 lembar 180 gram 61 86 12000 566,568 rim 500 1,133 lembar 65 100 12000 702,000 rim 500 1,404 lembar 79 109 12000 929,988 rim 500 1,860 lembar 210 gram 61 86 12000 660,996 rim 500 1,322 lembar 65 100 12000 819,000 rim 500 1,638 lembar 79 109 12000 1,084,986 rim 500 2,170 lembar 240 gram 61 86 12000 755,424 rim 500 1,511 lembar 65 100 12000 936,000 rim 500 1,872 lembar 79 109 12000 1,239,984 rim 500 2,480 lembar 270 gram 61 86 12000 849,852 rim 500 1,700 lembar 65 100 12000 1,053,000 rim 500 2,106 lembar 79 109 12000 1,394,982 rim 500 2,790 lembar HVS 60 gram 61 92 12000 202,032 rim 500 404 lembar 65 90 12000 210,600 rim 500 421 lembar 65 100 12000 234,000 rim 500 468 lembar 70 gram 61 92 12000 235,704 rim 500 471 lembar 65 90 12000 245,700 rim 500 491 lembar 65 100 12000 273,000 rim 500 546 lembar 80 gram 61 92 12000 269,376 rim 500 539 lembar 65 90 12000 280,800 rim 500 562 lembar 65 100 12000 312,000 rim 500 624 lembar Art Carton 210 gram 61 92 12000 707,112 rim 500 1,414 lembar 65 90 12000 737,100 rim 500 1,474 lembar 65 100 12000 819,000 rim 500 1,638 lembar 79 109 12000 1,084,986 rim 500 2,170 lembar 260 gram 61 92 12000 875,472 rim 500 1,751 lembar 65 90 12000 912,600 rim 500 1,825 lembar 65 100 12000 1,014,000 rim 500 2,028 lembar 79 109 12000 1,343,316 rim 500 2,687 lembar 310 gram 61 92 12000 1,043,832 rim 500 2,088 lembar 65 90 12000 1,088,100 rim 500 2,176 lembar 65 100 12000 1,209,000 rim 500 2,418 lembar 79 109 12000 1,601,646 rim 500 3,203 lembar


(70)

pelanggan. Yang lebih sedikit nilai habis bahan baku kertasnya, maka itulah yang dianggap paling efektif dalam penggunaan kertas. Tapi disini digunakan perbandingan dengan tiga ukuran kertas yang berbeda, agar nantinya perusahaan dapat mengetahui penggunaan kertas dari masing-masing ukuran.

Harga per kg kertas Rp. 12.000 pada tabel 4.2 adalah harga per kg kertas yang sewaktu-waktu dapat berubah, yang dapat berubah karena naik turunnya permintaan eksport import dan juga naik turunnya harga dollar. Bila ada perubahan harga kertas dari supplier yang naik ataupun turun maka bagian administrasi perusahaan dapat mengubah sewaktu-waktu. Dan setelah harga kertas di ubah maka secara otomatis harga yang bersangkutan dengan perhitungan akan ikut berubah.

Untuk mengetahui harga per kg kertas dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

(4.5) (4.6) Pembelian kertas oleh perusahaan dalam satuan rim. Untuk menghitung harga standar kertas, maka terlebih dahulu menghitung harga kertas per lembar dengan rumus sebagai berikut:

(4.7)

(4.8)

Berat 1 rim kertas (kg) = Tebal kertas (gr) x Lebar (cm) x Panjang (cm) 20000

Harga kertas perlembar = harga 1 rim kertas

500 Jumlah PxL = Lebar x Panjang


(71)

Setelah diketahui harga per lembar kertas maka akan dikalikan dengan total kertas yang dipakai yang telah dihitungan di penentuan kuantitas standar yaitu pada rumus,

(4.9) Perhitungan ini untuk mengetahui total kertas yang dipakai untuk pesanan pelanggan

(4.10) Rumus ini utuk menghitung total dari bahan baku kertas.

Tabel 4.3 Penentuan Harga Standar Biaya Bahan Baku Kertas Duplex 

Untuk penentuan standar harga kertas jenis duplexnpada tabel 4.3 berbeda dengan jenis kertas lainnya yang terdapat pada tabel 4.2. Harga per kg duplex menggunakan prosentase (%). Prosentase itulah yang dapat berubah-ubah setiap waktu. Sama halnya dengan kertas biasa, bila ada perubahan harga kertas karton yang naik ataupun turun maka bagian administrasi perusahaan dapat mengubah. Dan setelah harga per kg kertas duplex di ubah maka secara otomatis harga yang bersangkutan dengan perhitungan akan ikut berubah.

Jenis Tebal Satuan Lebar Panjang Harga Kertas Harga per kg saat ini Harga Satuan Pcs Harga Duplex 250 gram 79 109 253,000 240% rim607,200 500 1,214

89 119.4 312,500 240% rim750,000 500 1,500 89 119.5 312,500 240% rim750,000 500 1,500 89 120 313,725 240% rim752,940 500 1,506 270 gram 79 109 265,000 240% rim636,000 500 1,272 89 119.4 327,090 240% rim785,016 500 1,570 89 119.5 327,400 240% rim785,760 500 1,572 89 120 328,750 240% rim789,000 500 1,578 310 gram 79 109 287,000 240% rim688,800 500 1,378 89 119.4 354,125 240% rim849,900 500 1,700 89 119.5 354,450 240% rim850,680 500 1,701 89 120 355,925 240% rim854,220 500 1,708 350 gram 79 109 311,000 240% rim746,400 500 1,493 89 119.4 383,840 240% rim921,216 500 1,842 89 119.5 384,200 240% rim922,080 500 1,844 89 120 385,800 240% rim925,920 500 1,852

Total harga = Total kertas x Harga kertas per lembar

Total Kertas = Jumlah order HPxHL


(72)

Dan rumus untuk menentukan harga kertas (per rim) adalah sebagai berikut: (4.11) Dan untuk rumus penentuan harga standar duplex, sama dengan rumus penentuan kertas biaya.

2) Penentuan harga standar komponen biaya bahan baku tinta a) Kuantitas Standar Biaya Bahan Baku Tinta

Dalam penentuan kuantitas standar biaya bahan baku tinta yaitu mengenai jumlah tinta yang keluar (ml) dalam setiap lembar kertas. Perhitungan jumlah tinta didapatkan dari data history atau data rata-rata dari produksi yang yang telah dilakukan.

Tabel 4.4 Harga Tinta per Lembar

Tabel 4.5 Kuantitas Standar Biaya Bahan Baku Tinta

Cyan Magenta Yellow Black

14.06 14.2 14.06 12.3

Harga per lembar

No. Jenis Ordera Cyan Magenta Yellow Black Total kertas yang dipakai Cyan Magenta Yellow Black Total Biaya 1 Buku 40% 75% 50% 10% 10,000 56,240 70,300106,500 12,300 245,340 40% 75% 50% 10% 1,000 5,624 10,650 7,030 1,230 24,534 2 Buku 80% 45% 30% 40% 8,250 92,796 52,718 34,799 40,590 220,902 80% 45% 30% 40% 750 8,436 4,793 3,164 3,690 20,082 3 Brosur 55% 75% 40% 20% 1,000 7,733 10,650 5,624 2,460 26,467 4 Brosur 35% 60% 85% 25% 550 2,707 4,686 6,573 1,691 15,657 5 Brosur 65% 70% 55% 25% 2,022 18,481 20,101 15,638 6,218 60,438 6 Buku Nota 55% 45% 75% 25% 200 1,547 1,278 2,109 615 5,549 7 Buku Nota 60% 50% 80% 25% 378 3,187 2,682 4,249 1,162 11,280 8 Buku 65% 35% 75% 25% 225 2,056 1,118 2,373 692 6,239 9 Buku 25% 74% 62% 30% 189 664 1,985 1,647 697 4,992 10 Majalah 65% 70% 55% 30% 444 4,062 4,418 3,437 1,640 13,556 65% 70% 55% 30% 13,556 134,742123,884 104,825 50,020 413,472

38,564

356,320327,416 261,766 123,005 1,068,508 1

8.49 9.24 6.79 3.19 27.71

1 30.64% 33.35% 24.50% 11.51%

JENIS KERTAS: ART PAPER

UKURAN KERTAS 61x86

Rata-rata Tinta Ukuran Kertas

61x86


(1)

   

b. Harga Standar Bahan Baku Plat

Tabel 4.45 Perhitungan Harga Standar Bahan Baku Plat

Tabel 4.45 menjelaskan mengenai harga standar bahan baku plat. Harga standar bahan baku plat adalah harga plat per lembar dari masing-masing ukuran. Untuk perhitungan harga plat per lembar dapat dilihat dalam tabel 4.45.

Tabel 4.46 Perhitungan Total Biaya Bahan Baku Standar Plat

Setelah ditentukan kuantitas beserta harga standar maka selanjutnya menentukan total biaya bahan baku standar plat pada tabel 4.46. Dan total biaya otomatis keluar setelah diinputkan ukuran orderan dari pelanggan

Sedangkan untuk perhitungan harga standar biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik masih dapat menggunakan data history. Data history berarti menggunakan data rata-rata dari data yang telah dilakukan atau data lampau, sedangkan jika menggunakan data teoritis yaitu data perhitungan secara langsung

Ukuran Harga Lebar Panjang

25x39 3,002 25 39 57x51 11,628 57 51 65x55 14,586 65 55 67x56 15,008 67 56 72x60 17,723 72 60

Total harga plat Total Warna Tinta Biaya Plat 174,116.00

4 696,464

224,808.00

4 899,232

105,748.50

4 422,994

108,808.00

4 435,232

256,983.50

4 1,027,934

422,994


(2)

100  

   

yaitu memakai rumus tanpa perlu mengetahui data masa lampau. Dan nominal data teoritis lebih tinggi 5-10% dari nominal perhitungan pada data history.

Model worksheet hasil perhitungan yang dihasilkan pada tabel 4.36 telah dapat menentukan harga pokok produksi standar. Sistem perhitungan pada tabel tersebut telah berhasil membuat model worksheet yang dapat menentukan harga pokok produksi berdasarkan harga standar, yaitu dari proses identifikasi komponen biaya, lalu menentukan harga standar. Dan dari komponen biaya dan harga standar tersebut dapat ditentukan harga pokok produksi standar yang terdapat pada tabel 4.36.


(3)

101 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Model worksheet pada sistem yang dihasilkan dapat digunakan untuk

menentukan komponen biaya dan menghitung harga standar masing-masing komponen biaya, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya

overhead pabrik.

Model worksheet dapat menentukan harga pokok produksi standar masing-masing produk pesanan pelanggan di CV. Lintas Nusa, sehingga dengan adanya harga pokok produksi standar ini, maka perusahaan dapat menggunakannya sebagai salah satu dasar dalam menentukan harga jual.

Dengan adanya detail data yang digunakan dalam penentuan harga pokok produksi standar, perusahaan dapat menentukan harga pokok produksi standar untuk setiap produk yang diproduksi dan perusahaan dapat menambahkan nilai keuntungan yang diinginkan sehingga menghasilkan harga jual yang tepat.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan sistem perhitungan yang telah dibuat, yaitu perlu pengembangan aplikasi penentuan harga pokok produksi standar agar penggunaannya lebih mudah dan dapat secara otomatis menghasilkan laporan yang dibutuhkan.

Sistem ini perlu dikembangkan untuk menghasilkan harga pokok produksi secara aktual pada setiap pesanan pelanggan, karena sistem perhitungan ini adalah perhitungan harga pokok produksi standar di awal pemesanan.


(4)

102

Penerapan teori yang menggunakan data history dalam penentuan standar dari

setiap komponen biaya bukan merupakan metode yang baik, khususnya untuk perhitungan biaya bahan baku. Untuk perhitungan harga standar bahan baku, dapat menggunakan data teoritis yaitu perhitungan harga standar yang langsung menggunakan rumus.


(5)

103 

     

DAFTAR PUSTAKA

Febrianto, R. dan E. Widiastuty. 2005. Tiga Angka Laba Akuntansi : Mana yang Lebih Bermakna Bagi Investor? SNA VIII (Solo), 159-169.

Garrison dan Noreen. 2000. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat

Garrison, Ray H., Eric H. Noreen, dan Peter C. Brewer. 2006. Akuntansi Manajerial. Edisi Kesebalas. (Diterjemahkan oleh: Nuri Hinduan dan Edward Tanujaya). Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, I. dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang : Badan Penerbit Undip.

Halim, Abdul. 1997. Dasar-dasar Akuntansi Biaya. Yogyakarta: BPFE.

Hansen dan Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Salemba Empat

Indranata, Iskandar. 2008. Pendekatan Kualitatif Untuk Pengendalian Kualitas. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Jusup, Haryono. 1999. Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.


(6)

104  

     

Martusa, (Riki & Nasa), L. A. (2012). Penerapan Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya Produksi: Studi Kasus Pada CV. Sejahtera Bandung. Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 07 Tahun Ke-3 Bulan Januari-April, 19.

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya.Yogyakarta: UPP AMP YKPN Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya. Bandung: PT Refika Aditama

Nafarin. 2003. Akuntansi; Pendekatan Siklus dan Pajak untuk Perusahaan Industri dan Dagang. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Republik Indonesia. 1982. Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan. Sekretariat Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 1984. Undang-Undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian. Sekretariat Negara. Jakarta.