TA : Sistem Informasi Manajemen Aset TI Pada Kementerian Agama Kota Probolinggo.

(1)

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET TI PADA KEMENTERIAN AGAMA KOTA PROBOLINGGO

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

Zulfikar Rahman 11.41010.0075

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2016


(2)

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Batasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan ... 5

1.5. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

2.1. Aset ... 7

2.2. Aset TI ... 7

2.3. Manajemen Aset ... 8

2.4. Manajemen Aset TI ... 13

2.5. Sistem Informasi ... 14

2.6. Masa Manfaat Aset ... 15

2.7. Penyusutan ... 16

2.8. Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset ... 18

2.9. Penggantian Aset ... 19

2.10. Penghapusan Aset ... 19

2.11. Pengembangan Sistem ... 20

2.11.1. Waterfall Model ... 20

2.11.2. Prototyping Model ... 22

2.11.3. Rapid Application Development (RAD) ... 23

2.11.4. Pengembangan Berfase ... 23


(3)

ix

3.1.1. Identifikasi Masalah ... 25

3.1.2. Analisis Sistem ... 33

3.1.3. Analisis Kebutuhan Pengguna ... 36

3.1.4. Kebutuhan Fungsional ... 37

3.1.5. Spesifikasi Kebutuhan Fungsional ... 38

3.2. Perancangan Sistem ... 44

3.2.1. Rancangan Model... 44

3.2.2. Model Pengembangan Sistem ... 46

3.2.3. Data Flow Diagram (DFD) ... 57

3.2.4. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 61

3.2.5. Struktur Tabel... 63

3.2.6. Design Interface (I/O) ... 68

3.2.7. Desain Uji Coba ... 96

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 104

4.1. Implementasi ... 104

4.1.1. Kebutuhan Sistem ... 104

4.1.2. Implementasi Sistem ... 105

4.2. Evaluasi ... 133

4.2.1 Uji Coba Fungsi Aplikasi ... 133

4.2.2 Uji Coba Penyusutan ... 165

4.2.3 Pembahasan Hasil Uji Coba ... 167

BAB V PENUTUP ... 173

5.1.Kesimpulan ... 173

5.2.Saran ... 174

DAFTAR PUSTAKA ... 175


(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Probolinggo merupakan sebuah lembaga pemerintahan yang terletak di Jalan Mastrip No 323 Probolinggo. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Pengelolaan Barang Milik Negara tentang Pengelolaan Aset Milik Negara No 2 tahun 2014 Pasal 1 menjelaskan mengenai semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban pendapatan termasuk dalam aset negara. Adapun lingkup pengelolaan aset berdasarkan peraturan pemerintah dimaksud, meliputi; perencanaan kebutuhan, pengadaan, pemeliharaan, pemanfaatan, pemindahtanganan, dan penghapusan, hal ini tertera pada pasal 18. Sedangkan untuk penyusutan aset menggunakan metode

Straight Line sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Penyusutan

Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintahan Pusat tentang Penyusutan Aset pada bab V pasal 18 2013 dan hal ini dapat dilakukan secara merata per semester sesuai dengan masa manfaat dari aset tersebut.

Menurut Hidayat (2012:1) manajemen aset adalah suatu proses yang sistematis guna memelihara, memperbarui, dan mengoperasikan dengan biaya secara efektif, aset juga memiliki umur dan nilai manfaat. Manajemen aset juga menjadi kerangka kerja bagi penanganan perencananaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Pada Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo aset TI merupakan pendukung operasional yang selalu terkait dalam setiap kegiatan yang ada,


(5)

sehingga pengelolaannya memiliki fungsi yang penting untuk menjaga kondisi aset TI tersebut. Tugas dari sub bagian TU sebagai pengelola aset TI adalah penerimaan aset TI baru, perencanaan pengadaan, pemeliharaan, serta perencanaan penghapusan ketika sudah tidak dipakai.

Dalam kenyataanya proses perencanaan pengadaan aset TI pada Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo mengalami kesulitan, karena jumlahnya yang mencapai 1831 unit. Sehingga proses pengadaannya memakan waktu dua bulan dikarenakan pengecekan aset TI yang perlu diperbarui dilakukan satu per satu, serta tidak diketahui informasi umur ekonomis aset TI yang kurang dari satu tahun, informasi nilai aset TI yang mendekati 0 dan tidak diketahuinya informasi aset TI yang melewati umur ekonomis.

Sulitnya mengetahui nilai aset TI yang dimiliki karena tidak ditetapkannya nilai umur ekonomis suatu aset TI diawal pencatatan. Pencatatan yang dilakukan saat ini, antara lain: tahun perolehan, harga perolehan, nomor aset TI, jenis aset, penanggung jawab dan lokasi. Hal ini berdampak pada proses pengadaan yang lambat.

Dapat dijelaskan bahwa, ketika aset TI tidak diprediksikan waktu pengadaannya maka berdampak pada biaya pemeliharaan / perawatan yang meningkat karena aset TI yang seharusnya diganti / diperbarui namun kenyataanya aset TI tersebut masih digunakan. Pada 2013 biaya untuk pemeliharaan aset TI kurang lebih Rp 50.000.000 dan pada 2014 biaya

pemeliharaan aset TI kurang lebih Rp 70.000.000, kenaikan biaya 28 %. Jika pada

2015 tetap mengalami peningkatan biaya sebesar 28 % maka terjadi pembengkakan biaya Rp 17.500.000.


(6)

3

Pemasalahan lain yang terjadi pada Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo yaitu tidak adanya jadwal pemeliharaan aset TI, selama ini pemeliharaan aset TI dilaksanakan berdasarkan daftar aset TI yang rusak, seharusnya penetapan dasar pemeliharaan aset TI dengan mempertimbangkan perkiraan maintenance. Dampak dari tidak adanya penjadwalan pemeliharaan ini adalah terjadinya peningkatan kerusakan aset TI setiap tahunnya, misalnya pada tahun 2013 aset TI yang rusak sekitar 200 unit kemudian pada 2014 aset TI yang rusak menjadi 315. Contoh: komputer kalau dirawat secara rutin tanpa adanya sabotase diperkirakan dapat bekerja dengan baik selama 4 tahun namun ketika komputer tersebut tidak dilakukan perawatan secara rutin maka umur komputer tersebut menjadi lebih cepat rusak.

Pada proses perencanaan penghapusan juga mengalami hambatan karena dasar-dasar pertimbangan yang digunakan untuk melakukan perencanaan penghapusan saat ini masih menimbulkan permasalahan, selama ini perencanaan penghapusan pada Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo berdasarkan daftar aset TI rusak. Dampak dari perencanaan penghapusan yang dilakukan bukan berdasarkan daftar nilai penyusutan aset TI dan informasi biaya pemeliharaan adalah terjadi penumpukan aset TI. Penumpukan aset TI rusak disimpan digudang karena sub bagian TU melakukan perencanaan penghapusan menunggu daftar aset TI rusak. Seharusnya perencanaan penghapusan dilakukan

jauh–jauh hari ketika aset TI masih bisa dipergunakan, penumpukan aset TI yang

berada didalam gudang maupun luar gudang sekitar 290 unit.

Berdasarkan permasalahan diatas Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo membuat sistem yang dapat memudahkan manajemen aset TI, yaitu


(7)

perencanaan pengadaan aset TI, dan perencanaan penghapusan aset TI. Sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat membantu dan menjadi pertimbangan pada setiap proses manajemen, yaitu mempermudah perencanaan pengadaan aset TI berdasarkan informasi nilai umur ekonomis, mempermudah pengelolaan aset TI. Adanya informasi jadwal pemeliharaan dengan mempertimbangkan informasi perkiraan maintenance aset TI, serta proses penghapusan dapat direncanakan berdasarkan daftar nilai penyusutan aset TI serta daftar biaya pemeliharaan sehingga tidak ada lagi penumpukan aset TI di gudang. Sistem informasi ini juga mampu memberikan pelaporan terkait aset TI, yaitu: laporan prediksi perencanaan pengadaan aset TI, laporan biaya pemeliharaan aset TI, laporan perencanaan penghapusan aset TI.

Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu bagaimana membangun Sistem Informasi Manajemen Aset TI Pada Kantor Kemeterian Agama Kota Probolinggo.

Batasan Masalah

Batasan dari sistem ini adalah, sebagai berikut:

1. Standar perhitungan penyusutan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

mengenai Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintahan Pusat tentang Penyusutan Aset pada bab V pasal 18 tahun 2013 yaitu penyusutan barang milik negara berupa aset tetap pada entitas pemerintahan pusat.


(8)

5

2. Standar masa manfaat berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (Standar

Akutansi Pemerintahan, 2007) mengenai Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang.

3. Aset yang dibahas adalah aset elektronik yang berhubungan dengan TI (Alat

Komunikasi Dan Penyampaian Informasi)

4. Tidak membahas penggantian perangkat aset TI.

5. Tidak membahas utilitas.

6. Testing yang dilakukan hanya unit testing, integration testing, dan system

testing.

Tujuan

Tujuan dari sistem ini adalah menghasilkan sebuah sistem informasi yang dapat membantu sub bagian tata usaha (TU) Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo dalam manajemen aset TI khususnya pada rekomendasi perencanaan pengadaan, dan perencanaan penghapusan. Sistem juga memberikan informasi dalam bentuk laporan, yaitu: laporan prediksi perencanaan aset TI, laporan biaya pemeliharaan aset TI, laporan perencanaan penghapusan aset TI.

Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Tugas Akhir ini secara sistematis dapat dibagi menjadi 5 bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah yang ada, perumusan masalah berdasarkan tujuan, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan dari pembuatan aplikasi, serta sistematika penulisan.


(9)

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi teori-teori pendukung dan literatur yang digunakan dalam pembuatan aplikasi, seperti pengertian aset TI,manajemen aset, manajemen aset TI, sistem informasi, masa manfaat aset, dan penyusutan.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Berisi uraian tentang tugas-tugas yang dikerjakan untuk menyelesaikan tugas akhir, yaitu dari analisa system, pembahasan masalah berupa data

flow diagram, entity relationship diagram, dan struktur tabel.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Pada bab ini menjelaskan tentang impelmentasi dari program, berisikan langkah-langkah impelmentasi menggunakan unit testing, integration

testing, dan system testing dari penggunaan program.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah dan beberapa saran yang bermanfaat dalam pengembangan program di waktu yang akan datang.


(10)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1.

Aset

Menurut Hidayat (2012:4) aset adalah barang, yang dalam pengertian hukum disebut benda, terdiri dari benda tidak bergerak dan bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible), yang tercakup dalam aktiva/ aset atau harta aset dari suatu instansi, organisasi, dan badan usaha.

1.2.

Aset TI

Berdasarkan Tiga Aset Utama Teknologi Informasi untuk Keunggulan Stratejik Perusahaan (Indrajit, 2000), Seluruh infrastruktur teknologi informasi, termasuk di dalamnya perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) merupakan aset perusahaan yang dipergunakan secara bersama-sama. Infrastruktur teknologi informasi ini sangat esensial bagi perusahaan karena merupakan tulang punggung (backbone) untuk terciptanya sistem yang terintegrasi dengan biaya selefektif, baik untuk keperluan pengembangan, operasional, maupun pemeliharaan. Ada dua karakteristik utama yang harus didefinisikan dan ditentukan sehubungan dengan aset ini: arsitektur teknologi informasi, dan kerangka (platform) standar.

Dalam skala waktu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang, perusahaan akan mengembangkan infrastrukturnya. Perangkat keras akan diganti dari waktu ke waktu (upgrade), aplikasi akan diinstalasi ulang untuk versi yang lebih baru, sistem informasi akan disesuaikan dengan kebutuhan jaringan terdistribusi, media transmisi berpitalebar (high bandwidth) akan mendominasi di


(11)

kemudian hari, merupakan fenomena yang akan terjadi sejalan dengan keberadaan perusahaan. Tanpa arsitektur yang secara konsep dan teknis terdefinisi dengan jelas, segala perubahan yang terjadi akan menghasilkan suatu infrastruktur teknologi informasi yang tambal sulam. Tambal sulam tidak hanya berarti akan menambah besar biaya pengembangan dan pemeliharaan, tetapi lebih dari itu, sistem tambal sulam memiliki potensi menghasilkan suatu sistem informasi yang kurang dapat dipercaya (unreliable), tidak akurat (inaccurate), tidak konsisten (inconsistent), dan hal-hal negatif lain yang sangat berbahaya bagi para pengambil keputusan. Sebuah buku biru (blueprint) perencanaan dan pengembangan teknologi informasi perusahaan harus disusun agar segala konstruksi dan implementasi sistem baru sesuai (align) dengan arsitektur yang telah disepakati. Buku biru panduan pengembangan teknologi informasi tersebut tentu saja dibangun sejalan dengan strategi bisnis perusahaan.

1.3.

Manajemen Aset

Menurut Hidayat (2012:1) manajemen aset adalah suatu proses yang sistematis guna memelihara, memperbarui, dan mengoperasikan dengan biaya secara efektif, aset juga memiliki umur dan nilai manfaat. Manajemen aset juga menjadi kerangka kerja bagi penanganan perencananaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Manajemen aset bertujuan untuk membantu sebuah entitas (organisasi) dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan efisien. Agar efektif, manajemen aset perlu dipertimbangkan sebagai aktivitas yang komprehensif dan multi disiplin yang terkait dengan banyak fackor antara lain:


(12)

9

1. Siklus hidup aset dan prinsip–prinsip manajemen aset.

2. Kebutuhan dari pengguna aset.

3. Kebijakan dan peraturan perundangan.

4. Kerangka manajemen dan perencanaan organisasi.

5. Kelayakan teknis dan kelangsungan komersial.

6. Pengaruh eksternal (komersial, teknologi, lingkungan, dan industri).

7. Persaingan permintaan dari para stakeholder dan kebutuhan merasionalkan

operasi untuk memperbaiki pemberian pelayanan atau untuk meningkatkan keefektifan biaya.

Dalam organisasi publik memiliki siklus hidup fisik yaitu proses pengadaan, proses pengelolaan dan proses penghapusan. Kemudian ditambahkan fase ke-4 yaitu proses perencanaan yang merupakan proses lanjutan dimana setiap output dari setiap fase digunakan sebagai inputan untuk proses perenanaan.

Penghapusan (Disposal)

Perencanaan (Planning)

Operasi (Operation

Pengadaan (Acquisition)

Gambar 2.1 Siklus Hidup Fisik Aset Sumber: (Hidayat, 2012)


(13)

Siklus manajemen aset daerah meliputi tahap-tahap berikut:

1. Perencanaan

Pengadaan aset tetap harus dianggarkan dalam rencana anggaran belanja modal yang terdokumentasi dalam Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD). Perencanaan kebutuhan aset daerah sebagaimana dilaporkan RKBMD tersebut selanjutnya dianggarkan dalam dokumen rencana kerja dan anggaran SKPD.

2. Pengadaan

Pengadaan aset daerah harus didasarkan pada prinsip ekonomi, efisiensi, dan efektifitas (value for money), transparan, terbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel. Pengadaan daerah juga harus mengikuti ketentuan

perundang–undangan tentang pengadaan barang dan jasa instansi pemerintahan.

Pada saat pembelian harus ada dokumen transaksi yang jelas mengenai tanggal transaksi, jenis aset, spesifikasi aset, dan nilai transaksi.

3. Penggunaan/Pemanfaatan

Pada saat digunakan harus dilakukan pencatatan mengenai maksud dan tujuan penggunaan aset (status penggunaan aset), unit kerja mana yang menggunakan, lokasi, dan informasi terkait lainnya. Mutasi aset dan disposisi aset harus tetap dicatat. Biaya pemeliharaan dan depresiasi jika ada juga harus dicatat dengan tertib. Untuk optimalisasi aset yang ada, pemerintah daerah dapat memanfaatkan aset yang berlebih atau menganggur dengan cara:

a. Disewakan dengan jangka waktu maksimal 5 tahun dan dapat


(14)

11

b. Dipinjamkan dengan jangka waktu maksimal 2 tahun dan dapat

diperpanjang

c. Kejasama pemanfaatan dengan jangka waktu maksimal 30 tahun dan dapat

diperpanjang

d. Bangun – guna – serah (built – operate - transfer) dan bangun – serah –

guna (build – transfer – operate) dengan jangka waktu maksimal 30 tahun.

Pemanfaatan aset pemerintah daerah tersebut disamping bertujuan untuk mendayagunakan aset, juga dapat dimaksudkan untuk meningkatkan penerimaan daerah dan mengurangi beban anggaran pemeliharaan aset.

4. Pengamanan, Pemeliharaan, dan Rehabilitasi

Aset-aset pemerintah daerah perlu mendapat pengamanan yang memadai. Pengamanan aset daerah yang diperlukan meliputi keamanan administrasi dan catatan, pengamanan secara hukum, dan pengamanan fisik. Dapat dijelaskan berikut ini:

a. Pengamanan administrasi dan catatan

Pengamanan administrasi catatan dilakukan dengan cara melengkapi aset daerah dengan dokumen administrasi, catatan, dan laporan barang. Dokumen administrasi dan catatan tersebut antara lain: kartu inventaris barang, daftar inventaris barang, catatan akuntasi aset, laporan barang mutasi, dan laporan tahunan.

b. Pengamanan hukum

Pengamanan hukum atas aset daerah dilakukan dengan cara melengkapi aset tersebut dengan bukti kepemilikan yang berkekuatan hukum, antara lain: bukti kepemilikan barang, sertifikat tanah, bpkb atau stnk, kuitansi


(15)

atau faktur pembelian, berita acara serah terima barang, surat pernyataan hibah, wakaf, sumbangan.

c. Pengamanan fisik

Pengamanan fisik atas aset daerah dilakukan dengan cara memberi perlindungan fisik agar keberadaan aset tersebut aman dari pencurian atau kehilangan dan kondisi terpelihara sehingga tidak menglami kerusakan. Pengamanan fisik aset daerah dapat dilakukan antara lain dengan cara: penyimpanan digudang, pemagaran, pintu berlapis, pemberian kunci, pemasangan alarm, pemasangan kamera cctv, dan penjagaan oleh satpam.

5. Penghapusan / Pemindahtanganan

Penghapusan aset daerah dari daftar aset pemerintah daerah dapat dilakukan jika aset tersebut sudah tidak memiliki nilai ekonomis, rusak berat, atau hilang. Penghapusan aset daerah dilakukan dengan dua cara, yaitu pemusnahan dan pemindahtanganan. Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar, ditanam ke tanah, atau ditenggelamkan ke laut. Pemusnahan dilakukan karena tidak laku dijual, rusak, kadaluwarsa, membahayakan kepentingan umum, atau karena

ketentuan peraturan perundang–undangan yang mengharuskan untuk dimusnakan.

Pemindahtanganan dapat dilakukan dengan cara:

a. Penjualan

b. Tukar – menukar

c. Hibah

d. Penyertaan modal

Demi menjaga tertib administrasi, tata cara, dan ketentuan penghapusan aset daerah perlu diatur dengan peraturan kepala daerah. Selain itu juga perlu


(16)

13

dilengkapi dengan berita acara penghapusan aset untuk dasar pencatatan akuntansinya.

1.4.

Manajemen Aset TI

Menurut Hidayat (2012:32), fungsi perangkat lunak yang ada pada manajemen aset adalah mempermudah administrasi dari aset dan hubungannya dengan tugas pencatatan. Semua tugas rutin manajemen termasuk pemeliharaan terhadap kategori aset, transaksinya seperti transfer, depresiasi, penghapusan, disposal, evaluasi ulang, dan penyesuaian keuangan dapat menjadi mudah dengan hanya beberapa klik dan akan sangan menghemat waktu dan pemakai dapat berkarya. Perangkat lunak manajemen aset juga menyediakan fungsi dasar untuk membuat keputusan tentang rencana anggaran dan akuisisi invesatasi baru, dimana transparansi memenuhi optimasi yang berkelanjutan dan lebih jauh lagi terhadap infrastruktur. Manajemen aset yang dibantu perangkat lunak juga mempermudah dan mengotomatisasi manajemen aset, memberikan efisiensi dan bebas dari kesalahan untuk proses transaksi aset, manfaat yang lain sebagai berikut:

1. Menghemat biaya administrasi dan waktu

Proses secara tradisional dari manajemen aset biasanya menggunakan dokumen yang menggunakan kertas secara numeric termasuk proposal, formulir,

permohonan–permohonan, dll. Penyimpanan informasi tersebut pada perangkat

lunak akan menghemat biaya dan waktu pengarsipan, pecarian informasi, penggandaan maupun penerimaan dokumen yang serupa.


(17)

2. Optimis dan akurasi manajemen aset

Pelaksanaan manajemen aset secara manual atau terpisah dengan solusi teknologi informasi, akan membuat proses yang ada lambat, mahal, dan banyak kesalahan. Pengaturan sebuah aset memudahkan beberapa transaksi standar dan mensikronisasi proses alur kerja dari petunjuk evaluasi, mengurangi ketidak efisienan dan meningkatkan transparansi.

3. Meningkatkan laporan keuangan dalam aset.

Perangkat lunak atau digital mengharuskan pemakai masukkan informasi secara lengkap sehingga informasi yang terdata akan terpantau dengan baik dan secara trasparan dengan nilai yang sebenarnya.

4. Meningkatkan efisiensi.

5. Meningkatkat proses depresiasi.

1.5.

Sistem Informasi

Menurut Ladjamudin (2005:13) sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan untuk pengendalian organisasi. Manfaat sistem informasi bagi organisasi sebagai sarana pengelolaan data, transaksi-transaksi, mengurangi biaya, dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.

Komponen sistem informasi di ilustrasikan 5 komponen, yaitu:

1. Hardware

Disk merupakan salah satu perangkat penyimpanan data yang paling sering


(18)

15

terdapat head yang ditumpuk secara vertikal dengan beberapa track yang menyusunnya.

2. Software

Software merupakan sekumpulan dari perintah/fungsi yang ditulis dengan

aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu.

3. Data

Data merupakan komponen dasar dari informasi yang diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi. Himpunan data tersebut bersifat unik, antara lain:

a. Saling berkaitan (Interrelated)

b. Kebersamaan (Shared)

c. Terkendali (Controlled)

d. Prosedur

Dokumentasi proses sistem, buku penuntun operasional dan teknis. Prosedur menghubungkan berbagai perintah, dan aturan yang menentukan rancangan penggunaan aplikasi sistem informasi. User dari sistem dan staff mengatur serta

merancang sistem informasi berdasarkan prosedur-prosedur yang

didokumentasikan.

4. Manusia

Manusia adalah mereka yang terlibat dalam kegiatan sistem informasi seperti operator, pemimpin sistem informasi, dan sebagainya.

1.6.

Masa Manfaat Aset

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Kebijakan


(19)

masa manfaat lebih dari 12 bulan. Hal ini terkait dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Sistem Informasi Manajemen Dan Akuntasi Barang Milik Negara Unit Akutansi Kuasa Pengguna Barang pada tahun 2013, dijelaskan masa manfaat aset dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah:

1.7.

Penyusutan

Menurut Setiawan (2004:7) penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa dan manfaat yang diestimasi. Sebagai berikut metode penyusutan:

a. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method)


(20)

17

Metode garis lurus ini lebih melihat aspek waktu dari pada aspek kegunaan, metode ini banyak digunakan pada perusahaan karena paling mudah pengaplikasiannya dalam akuntansi. Beban penyusutan yang ada sama besar setiap tahunnya karena dipengaruhi beban penyusutan yang sama dan tanpa terpengaruh hasil/output produksi. Perhitungan tarif penyusutan untuk metode garis lurus adalah sebagi berikut:

b. Metode Jumlah Angka Tahun ( Sum of the Years Method )

Metode penyusutan ini menghasilkan tarif penyusutan yang menurun dengan dasar penurunan pecahan dari nilai yang dapat disusutkan (harga perolehan dikurangi dengan nilai sisa).

c. Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Metode ini juga merupakan metode penurunan beban penyusutan menggunakan tingkat penyusutan (diekspresikan dalam persentase) dan merupakan perkalian dari metode garis lurus. Tingkat penyusutan metode ini selalu tetap dan diaplikasikan untuk mengurangi nilai buku pada setiap akhir tahun. Tidak seperti metode yang lain, dalam metode saldo menurun nilai sisa tidak dikurangkan dari harga perolehan dalam mengitung nilai yang dapat disusutkan.

Harga Perolehan Didepresiasi / Masa Manfaat = Tarif Penyusutan

Awal perolehan awal tahun / Pecahan angka-angka tahun = Biaya depresiasi


(21)

d. Metode Jam Jasa (Service Hours Method)

Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan jumlah jam kerja sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode. Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel dari pada beban tetap seperti dalam metode penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method) sesuai dengan jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa tiap periode akuntansi

e. Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output Method)

Metode ini digunakan untuk mengalokasikan beban penyusutan berdasarkan pada proporsi penggunaan aktiva yang sebenarnya. Metode penyusutan ini menggunakan hasil produksi sebagai dasar pengalokasian beban penyusutan untuk tiap periode. Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel sesuai dengan unit produksi yang dihasilkan tiap periode akuntansi, bukan beban tetap seperti dalam metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method).

1.8.

Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset tetap dengan No 1/PMK.06 pada tahun 2013 menyebutkan bahwa penyusutan dilakukan terhadap aset tetap. Yang dimaksud aset tetap adalah berupa: gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi, jaringan, dan aset tetap lainnya berupa aset renovasi serta alat music modern. Pada bab V pasal 18 mengenai metode penyusutan yang sudah ditetapkan pemerintah yaitu penyusutan aset tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.


(22)

19

Metode garis lurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari aset tetap secara merata setiap semester selama masa manfaat. Pada pasal 12 dijelaskan bahwa “Penentuan nilai yang dapat disusutkan untuk setiap unit aset tetap tanpa ada nilai residu”.

1.9.

Penggantian Aset

Penggantian aset merupakan sebuah proses dimana aset lama diganti dengan aset yang baru untuk menunjang operasional perusahaan sehingga kinerja menjadi lebih baik, menurut Margono (2013:4) penggantian aset biasa dilakukan ketika memenuhi beberapa syarat, dapat dilihat pada tabel 2.1:

Persyaratan teknis Persyaratan ekonomis

1. Secara fisik BMN tersebut tidak dapat digunakan karena rusak, dan tidak ekonomis apabila diperbaiki

Lebih menguntungkan bagi Negara jika barang diganti, karena biaya operasional dan pemeliharaan barang

lebih besar daripada

manfaat yang diperoleh. 2. BMN juga tidak dapat digunakan karena

modernisasi

2. Barang telah melampaui batas waktu

kegunaannya / kadaluarsa

4. BMN mengalami perubahan dalam spesifikasi karena penggunaan, seperti terkikis, aus, dan lain-lain sejenisnya.

5. Berkurang barang dalam timbangan/ukuran

disebabkan penggunaan/susut dalam

penyimpanan/ pengangkutan.

1.10.

Penghapusan Aset

Menurut Hidayat (2012:161) ketika hendak mengambil keputusan untuk melepas atau menghapuskan aset, diperlukan penilaian ekonomis secara


(23)

menyeluruh. Penghapusan aset dibuat bertujuan untuk perencanaan terintegrasi yang memperhatikan kebutuhan, pemberian pelayanan, tujuan organisasi. Umumnya aset dihapuskan karena dinilai kurang bermanfaat atau diperoleh kepastian bahwa aset sudah tidak mampu memberikan pelayanan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Penghapusan Dan

Pemindahtanganan pada Pasal 57 No 17 tahun 2007, menyatakan bahwa bentuk–

bentuk pemindahtanganan sebagai tindak lanjut atas penghapusan barang milik

Negara meliputi: Penjualan, Tukar–Menukar, Hibah, Penyertaan Modal.

1.11.

Pengembangan Sistem

Menurut McLeod (2007:180) pengembangan sistem adalah sebuah pendekatan yang digununakan untuk memecahkan masalah diperusahaan. Model pengembangan sistem yaitu: Waterfall model, Prototyping model, Rapid

application development (RAD), Pengembangan berfase, Spiral model.

2.11.1.

Waterfall Model

Menurut Cahyono (2013:2) waterfall ini didapat dari rekayasa lain yang saling terkait, model ini menawarkan pembuatan perangkat lunak secara lebih nyata yaitu sesuai dengan tahapan, Requirements (analisis sistem) dan Analysis (analisis kebutuhan sistem), Design (perancangan), Coding (implementasi),

Testing (uji coba sistem) dan Maintenance (pemeliharaan). Dapat dilihat gambar


(24)

21

Penjelasan SDLC WaterFall, adalah sebagai berikut:

a. Requirements (Analisis Kebutuhan)

Jasa, kendala dan tujuan dihasilkan dari konsultasi yang dilakukan terlebih dahulu dengan pengguna sistem. Kemudian kesuluruhan data yang ada akan dirangkum sehingga dapat dimengerti oleh seluruh pihak terkait.

b. Design (Perancangan)

Setelah proses analisis selesai maka akan dibuat sebuah design sistem yang membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem perangkat keras dan perangkat lunak, serta arsitektur dalam bentuk design database, DFD, ERD, antarmuka pengguna /Graphical User Interface (GUI ) dan jaringan yang dibutuhkan untuk sistem.

c. Coding (Implementasi)

Rancangan yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya akan diterjemahkan ke dalam suatu bentuk atau bahasa yang dapat dibaca dan diterjemahkan oleh

Requirements and Analysis

Design

Coding

Testing

Maintenance

Gambar 2.3 System Development Life Cycle (SDLC) Sumber: (Cahyono, 2013)


(25)

komputer untuk diolah. Tahap ini juga dapat disebut dengan tahap implementasi, yaitu tahap yang mengkonversi hasil perancangan sebelumnya ke dalam sebuah bahasa pemrograman yang dimengerti oleh komputer. Kemudian komputer akan menjalankan fungsi-fungsi yang telah didefinisikan sehingga mampu memberikan layanan-layanan kepada penggunanya.

d. Testing (Uji coba sistem)

Rancangan aplikasi yang sudah lengkap selanjutnya dilakukan pengujian untuk meyakinkan bahwa persyratan perangkat lunak sudah dipenuhi. Setelah uji coba baru kemudian sistem disampaikan ke pengguna.

e. Maintenance (Pemeliharaan)

Pada fase ini merukapan proses yang panjang karena proses ini dilakukan

setelah sistem yang dipasang dan digunakan kemudian dilakukan

perbaikan/pembetulan kesalahan yang tidak ditemukan pada fase sebelumnya, sehingga perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru dapat ditentukan kemudian.

2.11.2.

Prototyping Model

Menurut McLeod (2007:188) prototipe adalah suatu versi sistem potensial bagaimana kira-kira sistem yang disediakan bagi pengembang dan calon pengguna yang dapat memberikan gambaran fungsi dari sistem yang disusun. Prototipe bertujuan untuk menghasilkan prototipe secepat mungkin, bahkan dalam satu malam, dan memperoleh umpan balik dari pengguna yang akan memungkinkan prototipe ditingkankan secepat mungkin dan proses akan diulang sampai menghasilkan prototipe yang sempurna. Langkah-langkah pengembangan menggunakan prototipe:


(26)

23

a. Identifikasi kebutuhan pengguna

b. Mengembangkan prototipe

c. Menentukan apakah prototipe bisa diterima atau tidak

d. Menggunakan Prototipenya

2.11.3.

Rapid Application Development (RAD)

Rapid Application Development memiliki tujuan yang sama dengan

prototipe yaitu memberikan respon yang cepat pada kebutuhan pengguna dengan lingkup yang lebih luas. Unsur penting RAD adalah Manajemen, Manusia, Metodologi dan Peralatan. Dalam Metodologi RAD memiliki 4 tahap:

a. Perencanaan kebutuhan

b. Rancangan penggunaan

c. Konstruksi

d. Cutover

2.11.4.

Pengembangan Berfase

Pengembangan berfase adalah sebuah pengembangan yang

mengkombinasikan SDLC tradisional, Prototyping, dan RAD. Dengan mengambil kelebihan masing-masing, tahap-tahapnya yaitu:

a. Investigasi awal

b. Analisis

c. Desain

d. Penyusunan awal


(27)

f. Penyusunan akhir

g. Tes dan Penggunaan sistem

2.11.5.

Spiral Model

Menurut Silver (2004:51) Spiral model adalah pengembangan software dimana proses digambarkan sebagai spiral. Setiap loop akan mewakili satu fase dari software proses. Loop paling dalam berfokus pada kelayakan dari sistem,

loop selanjutnya tentang definisi dari kebutuhan, loop berikutnya berkaitan

dengan desain sistem dan seterusnya.dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.4 Spiral Model Sumber: (Silver, 2004)


(28)

25

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1.

Analisis Kebutuhan Sistem

Analisis sistem merupakan tahap yang digunakan untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak dengan metode waterfall. Pada tahap analisis ini dilakukan pengumpulan data, menganalisa data yang sudah dikumpulkan, dan menghubungkan melalui sebuah laporan analisis sistem. Alur atau proses yang ada akan diperjelas menggunakan gambar dan dalam penyelesaian masalah dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Tahap analisis dimulai dari identifikasi permasalahan yang ada sehingga dapat mengetahui kekurangan yang ada pada proses yang lama. Setelah itu menentukan dan merumuskan kebutuhan informasi penggunaan sistem sehingga dapat menetukan solusi untuk pemecahan permasalahan yang ada.

3.1.1.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan wawancarandan observasi yang sudah dilakukan, maka pada proses inventarisasi aset TI dimulai pada sub bagian TU melakukan pencatatan data aset TI yang meliputi: no aset, jenis aset, tanggal pengadaan, harga

Gambar 3.1 Tahap-Tahap Analisis Sistem

Identifikasi Masalah

Analisis Kebutuhan

Sistem

Perancangan

Sistem Evaluasi

Impleme ntasi


(29)

perolehan, penanggung jawab, dan lokasi aset. Dari pencatatan aset tersebut akan menghasilkan sebuah rekap data aset. Kemudian sub bagian TU melakukan pelabelan aset TI sesuai dengan kode jenis aset, penanggung jawab aset, lokasi aset, dan tahun pengadaan aset. Pada proses selanjutnya akan membuat surat penerimaan aset TI sehingga menghasilkan sebuah dokumen penerimaan aset. Untuk dokumen penerimaan aset TI akan diberikan kepada pegawai dan proses inventarisasi selesai. Document flow inventarisasi aset TI dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut:

Inventarisasi Aset

Tata Usaha

Phase

Mulai

Mencatat data aset

TI Pemberian

label

Membuat surat penerimaan

aset TI Surat penerimaan

aset TI

Selesai Rekap Data

Aset TI

Label Aset


(30)

27

Pada proses pengadaan aset TI dimulai pada saat surat permintaan aset baru diberikan kepada sub bagian TU, kemudian akan melakukan pengecekan aset tersebut berdasarkan surat permintaan aset baru dan daftar aset rusak. Pengecekan kelayakan aset ini dilakukan untuk mengetahui aset tersebut akan diajukan atau tidak, jika aset diajukan maka bagian sub bagian TU harus melakukan survey harga secara online maupun servey secara langsung. Jika aset sudah diketahui harganya maka akan melakukan penganggaran aset baru berdasarkan hal diatas, setelah penganggaran akan menghasilkan dokumen pengajuan aset dan penganggaran aset baru. Dokumen pengajuan aset dan penganggaran aset baru akan diberikan kepada pimpinan Kementerian Agama Kota Probolinggo, pimpinan akan melakukan pengecekan dokumen pengajuan dan penganggaran dana. Setelah pimpinan menyetujui anggaran / ACC, dokumen diterima kembali oleh bagian sub bagian. Proses selanjutnya adalah administratif aset / inventarisasi aset TI, setelah itu aset akan diberikan kepada pegawai. Document Flow pengadaan aset TI dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut:


(31)

Perencanaan Pengadaan Aset

Tata Usaha

Phase

Mulai

Permintaan aset baru

Pengecekan Kelayakan

aset

Pengajuan

Tidak diajukan N

Diajukan Y

Penganggaran aset baru

Melakukan Pengadaan

Daftar aset rusak

Pengajuan aset dan penganggaran

ACC pengajuan dan penganggaran

Adminitratif aset Adminitratif

aset Selesai

Proses pemeliharaan dimulai ketika surat keluhan kerusakan aset TI ini diserahkan ke bagian sub bagian TU. Pada sub bagian TU akan melakukan pencatatan data aset yang bermasalah serta akan membuat surat perintah perbaikan. Surat perintah perbaikan ini akan diserahkan kepada teknisi luar sehingga dapat melakukan pemeliharaan aset TI, setelah menerima surat tersebut


(32)

29

pihak teknisi luar yang sudah bekerja sama akan melakukan pemeliharaan sesuai dengan aset-aset yang mengalami kerusakan. Setelah melakukan pemeliharaan teknisi luar akan membuat dokumen mengenai hasil perbaikan aset yang berisi: nama aset, biaya pemeliharaan dan keterangan kerusakan aset. Untuk dokumen tersebut akan diberikan kepada sub bagian TU kembali dan proses pemeliharaan selesai. Document flow pemeliharaan aset TI dapat dilihar pada gambar 3.4 berikut ini:

Pemeliharaan Aset

Tata Usaha

Ph

ase

Keluhan kerusakan

aset TI Mencatat

data aset yang ber masalah

Membuat surat perintah perbaikan Surat perintah

perbaikan

Dilakukan perbaikan

Hasil perbaikan

Selesai Mulai


(33)

Proses penghapusan aset dimulai dari bagian sub bagian TU ketika melakukan pengecekan aset gudang di Kementerian Agama Kota Probolinggo. Dari pengecekan tersebut menghasilkan dokumen daftar aset rusak, kemudian dokumen daftar aset rusak tersebut akan diberikan kepada panitia penghapusan yang sudah dibentuk sebelumnya.Panitia penghapusan biasanya melakukan musyawarah mengenai aset mana saja yang akan dihapuskan, hasil dari musyawarah akan document data aset yang akan dihapuskan pada tahun tersebut. Kemudian dokumen tersebut akan diberikan kembali kepada bagian sub bagian TU sehingga dapat membuat surat penghapusan, hasil dari pembuatan surat penghapusan yaitu dokumen penghapusan pertahunnya. Document flow perencanaan penghapusan aset TI dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut:

Perencanaan Penghapusan Tata Usaha

Ph

ase

Daftar aset rusak

Musyawarah mengenai aset

Pengecekan aset digudang

Data aset dihapuskan

Membuat surat penghapusan

Surat penghapusan

Selesai Mulai


(34)

31

Dari proses bisnis diatas muncul permasalahan bagi bagian sub bagian TU, seperti halnya proses pencatatan aset TI yang kurang mendukung karena data yang dicatat kurang detil. Pencatatan aset yang ada sekarang yaitu: tahun perolehan, harga perolehan, nomor aset TI, jenis, penanggung jawab dan lokasi. Seharusnya pencatatan aset TI juga menambahkan umur ekonomis aset TI dan perkiraan pemeliharaan aset TI. Hal ini berdampak pada proses perencanaan pengadaan aset TI, dan proses pemeliharaan aset TI.

Pada proses pengadaan aset TI akan muncul permasalahan pada perencanaan pengadaan aset TI, proses pengadaannya memakan waktu dua bulan dikarenakan pengecekan aset TI yang perlu diperbarui dilakukan satu per satu, serta tidak diketahui informasi umur ekonomis aset TI yang kurang dari satu tahun, informasi nilai aset TI yang mendekati 0 dan tidak diketahuinya informasi aset TI yang melewati umur ekonomis. Hal ini berdampak pada proses pengadaan yang lambat.

Dapat dijelaskan bahwa, ketika tidak diketahu informasi umur ekonomis aset TI yang kurang dari satu tahun, informasi nilai aset TI yang mendekati 0 dan tidak diketahuinya informasi aset TI yang melewati umur ekonomis TI serta tidak diprediksikan waktu pengadaannya maka berdampak pada biaya pemeliharaan / perawatan yang meningkat. Karena aset TI yang seharusnya diganti / diperbarui namun kenyataanya aset TI tersebut masih digunakan. Pada 2013 biaya untuk pemeliharaan aset TI kurang lebih Rp 50.000.000 dan pada 2014 biaya pemeliharaan aset TI kurang lebih Rp 70.000.000, kenaikan biaya 28 %. Jika pada 2015 tetap mengalami peningkatan biaya sebesar 28 % maka terjadi pembengkakan biaya Rp 17.500.000.


(35)

Pemasalahan lain yang terjadi pada Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo yaitu tidak adanya jadwal pemeliharaan aset TI, selama ini pemeliharaan aset TI dilaksanakan berdasarkan daftar aset TI yang rusak, seharusnya penetapan dasar pemeliharaan aset TI dengan mempertimbangkan perkiraan maintenance. Dampak dari tidak adanya penjadwalan pemeliharaan ini adalah kesulitan dalam menentukan aset TI mana saja yang perlu dilakukan perawatan dan terjadi peningkatan kerusakan aset TI setiap tahunnya, misalnya pada tahun 2013 aset TI yang rusak sekitar 200 unit kemudian pada 2014 aset TI yang rusak menjadi 315. Contoh: komputer kalau dirawat secara rutin tanpa adanya sabotase diperkirakan dapat bekerja dengan baik selama 4 tahun namun ketika komputer tersebut tidak dilakukan perawatan secara rutin maka umur komputer tersebut menjadi lebih cepat rusak.

Pada proses perencanaan penghapusan juga mengalami hambatan karena dasar-dasar pertimbangan yang digunakan untuk melakukan perencanaan penghapusan saat ini masih menimbulkan permasalahan, selama ini perencanaan penghapusan pada Kantor Kementerian Agama Kota Probolinggo berdasarkan daftar aset TI rusak. Dampak dari perencanaan penghapusan yang dilakukan bukan berdasarkan daftar nilai penyusutan aset TI dan daftar biaya pemeliharaan adalah terjadi penumpukan aset TI. Penumpukan aset TI rusak disimpan digudang karena sub bagian TU melakukan perencanaan penghapusan menunggu daftar aset

TI rusak. Seharusnya perencanaan penghapusan dilakukan jauh–jauh hari ketika

aset TI masih bisa dipergunakan, penumpukan aset TI yang berada didalam gudang maupun luar gudang sekitar 290 unit.


(36)

33

3.1.2.

Analisis Sistem

Berdasarkan permasalahan diatas maka dibuatlah sebuah perancangan sistem informasi manajemen aset TI serta pelaporan terkait kebutuhan datanya. Pada tahap ini dituntut untuk menyelesaikan permasalahan terkait manajemen aset TI ini, antara lain: inventarisasi aset TI, perhitungan penyusutan, perencanaan pengadaan aset TI, pemeliharaan aset TI, dan perencanaan penghapusan aset TI.

Permasalahan terkait dengan inventarisasi aset membutuhkan sebuah sistem inventarisasi aset TI secara lengkap. Sistem inventarisasi nantinya membutuhkan data sebagai berikut: tahun perolehan, harga perolehan, nomor aset TI, jenis aset TI, penanggung jawab, lokasi dan akan ditambahkan informasi mengenai umur ekonomis dan informasi mengenai perkiraan pemeliharaan aset TI.

Pada permasalahan terkait perhitungan penyusutan aset TI membutuhkan sebuah sistem perhitungan aset TI dengan metode garis lurus dan pemantauan aset. Sistem ini membutuhkan input yaitu: data inventarisasi aset, data umur ekonomis, dan ketentuan penyusutan.

Pada permasalahan terkait proses perencanaan pengadaan membutuhkan sebuah sistem perencanaan pengadaan aset TI. Sistem ini membutuhkan yaitu: data inventarisasi aset TI, informasi nilai umur ekonomis dan data permintaan aset baru. Sehingga dapat menghasilkan sebuah rekomendasi perencanaan pengadaan aset TI baru.

Permasalahan terkait dengan pemeliharaan aset TI yang ada sekarang ini membutuhkan sebuah sistem pemeliharaan aset TI. Sistem ini membutuhkan data inventarisasi aset TI dan data perkiraan pemeliharaan aset TI.


(37)

Pada permasalahan perencanaan penghapusan membutuhkan sebuah sistem perencanaan penghapusan aset TI. Sistem ini membutuhkan data inventarisasi aset TI, nilai penyusutan aset TI, dan biaya pemeliharaan yang akan menghasilkan informasi terkait dengan laporan penghapusan aset yang dihapuskan. Berikut simpulan dari uraian di atas pada tabel 3.1:


(38)

35

No. Proses Masalah Penyebab Dampak Solusi

1. Perencanaan

pengadaan aset TI

Proses pengadaan memakan waktu 2 bulan hanya untuk melakukan

pengecekan.

1. Tidak adanya

penetapan umur ekonomis di awal pencatatan aset TI

2. Tidak ada pengecekan

riwayat pemeliharaan dan biaya

pemeliharaan

Terjadinya

peningkatan biaya pemeliharaan aset TI karena aset yang seharusnya diganti atau diadakan prosesnya menjadi tertunda sehingga aset tersebut akan terus dipelihara.

Pada proses pencatatan ditambahkan umur ekonomis sehingga untuk melakukan perencanaan pengadaan sistem akan melakukan pengecekan nilai umur ekonomis,riwayat pemeliharaan, biaya pemeliharaan, dan permintaan aset baru

2. Pemeliharaan

aset TI

Tidak adanya penjadwalan pemeliharaan aset TI

Tidak adanya dasar penetapan pemeliharaan

Terjadinya

peningkatan aset TI yang rusak

Setiap aset akan diperkirakan masa pemeliharaannya berdasarkan frekuensi pemeliharaan dan tanggal pengadaan

3. Perencanaan

penghapusan

Tidak adanya dasar penetapan

penghapusan sehingga untuk melakukan penghapusan menunggu aset TI tersebut rusak

Untuk dasar penetapan penghapusan selama ini masih berdasarkan aset TI yang rusak saja seharunya direncanakan berdasarkan nilai penyusutan aset TI dan biaya pemeliharaan

Terjadinya penumpukan di gudang

Seharusnya perencanaan penghapusan aset TI ini dilakukan jauh-jauh hari sehingga tidak terjadinya penumpukan digudang. Tabel 3.1 Proses-Masalah-Solusi


(39)

3.1.3.

Analisis Kebutuhan Pengguna

Analisis kebutuhan pengguna pada tabel…..adalah kebutuhan yang telah

disesuaikan dan menunjang tugas pengguna aplikasi sistem informasi manajemen aset TI, dapat dilihat pada tabel 3.2:

NO Pengguna Tugas User Requirement

1 Pimpinan Melihat dan mengawasi

laporan perencanaan

pengadaan aset TI,

laporan aset yang

dihapuskan, laporan

biaya pemeliharaan,

laporan rencana

penghapusan, laporan

penyusutan, lapora

mutasi aset, laporan aset aktif, dan laporan berita acara penghapusan.

Pimpinan dapat mengetahui

laporan perencanaan pengadaan

aset TI, laporan aset yang

dihapuskan, laporan biaya

pemeliharaan, laporan rencana

penghapusan, laporan penyusutan, lapora mutasi aset, laporan aset aktif, dan laporan berita acara penghapusan.

2. Sub

Bagian TU

1. Melakukan pencatatan

dan pencarian aset TI

1. Staff TU dapat mengetahui

informasi aset TI aktif

2. Melakukan pencatatan

pemeliharaan aset TI

2. Staff TU dapat mengetahui

informasi pemeliharaan aset TI yaitu jadwal pemeliharaan

3. Melakukan pencetakan

perencanaan pengadaan aset TI

3. Staff TU dapat mengetahui aset

mana saja yang harus diadakan pada tahun selanjutnya.

4. Melakukan pencatatan

permintaan aset TI baru

4. Staff dapat mengetahui aset

mana saja yang akan direncanakan pada tahun berikutnya.

5. Melakukan pencatatan

penggudangan aset TI

5. Staff TU dapat mengatahui aset

apa saja yang harus digudangkan

6. Melakukan pencatatan

penghapusan aset TI

6. Staff TU dapat melakukan

penghapusan aset TI berdasarkan rekomendasi penghapusan yang dilaporkan.

7. Melakukan pencatatan

mutasi aset TI

7. Staff dapat mengetahui alur

perputaran aset TI yang ada.

8. Melakukan pencatatan 8. Staff dapat mengetahui histori


(40)

28

NO Pengguna Tugas User Requirement

peminjaman-pengembalian aset TI.

peminjaman dan pengembalian aset TI.

3.1.4.

Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional (functional requirement) adalah kebutuhan mengenai fungsi yang dibutuhkan yang disesuaikan dan menunjang kebutuhan pengguna (user requirement) dapat dilihat pada Tabel 3.3:

NO. Pengguna User Requirement Functional Requirement

1 Pimpinan 1. Pimpinan dapat laporan

perencanaan pengadaan

aset TI, laporan aset yang

dihapuskan, laporan

biaya pemeliharaan,

laporan rencana

penghapusan, laporan

penyusutan, lapora

mutasi aset, laporan aset aktif, dan laporan berita acara penghapusan.

1. Fungsi menampilkan

laporan perencanaan

pengadaan aset TI,

laporan aset yang

dihapuskan, laporan

biaya pemeliharaan,

laporan rencana

penghapusan, laporan

penyusutan, lapora

mutasi aset, laporan aset aktif, dan laporan berita acara penghapusan.

2. Sub

Bagian TU

1. Staff TU dapat

mengetahui informasi aset TI aktif

1. Fungsi menampilkan

laporan aset TI yang aktif

2. Staff TU dapat

mengetahui informasi pemeliharaan aset TI yaitu jadwal

pemeliharaan.

2. Fungsi perhitungan

perkiraan pemeliharaan dan menampilkan.

3. Staff TU dapat

mengetahui aset mana saja yang harus diadakan pada tahun selanjutnya.

3. Fungsi pembandingan

pada umur ekonomis, riwayat pemeliharaan dan biaya pemeliharaan.

4. Staff dapat mengetahui

aset mana saja yang akan direncanakan pada tahun berikutnya.

4. Fungsi pencatatan

permintaan aset baru.

5. Staff TU dapat

mengatahui aset apa saja yang harus digudangkan

5. Fungsi pencatatan

penggudangan. Tabel 3.3 Kebutuhan fungsional


(41)

NO. Pengguna User Requirement Functional Requirement

6. Staff TU dapat

melakukan penghapusan aset TI berdasarkan rekomendasi penghapusan yang dilaporkan.

6. Fungsi pelaporan

rekomendasi penghapusan.

7. Staff dapat mengetahui

alur perputaran aset TI yang ada.

7. Fungsi pencatatan mutasi

aset TI.

8. Staff dapat mengetahui

proses peminjaman dan pengembalian aset TI.

8. Fungsi pencatatan

peminjaman dan pengembalian aset TI.

Dari tabel 3.3 di atas, maka secara keseluruhan kebutuhan fungsional dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut:

No. Kebutuhan Fungsional (Functional Requirement) Pengguna

1. Fungsi pencatatan invetarisasi aset TI Sub Bagian TU

2. Fungsi menampilkan jadwal pemeliharaan aset TI Sub Bagian TU

3. Fungsi pencataan pemeliharaan aset TI Sub Bagian TU

4. Fungsi menampilkan perencanaan pengadaan Sub Bagian TU

5. Fungsi pencatatan permintaan aset baru Sub Bagian TU

6. Fungsi pencatatan penggudangan aset TI Sub Bagian TU

7. Fungsi menampilkan perencanaan penghapusan Sub Bagian TU

8. Fungsi pencatatan penghapusan aset TI Sub Bagian TU

9. Fungsi pencatatan peminjaman aset TI Sub Bagian TU

10. Fungsi pencatatan pengembalian aset TI Sub Bagian TU

11. Fungsi pencatatan mutasi aset TI Sub Bagian TU

12. Fungsi menampilkan laporan-laporan secara

keseluruhan

Pimpinan dan Sub Bagian TU

3.1.5.

Spesifikasi Kebutuhan Fungsional

Pada spesifikasi kebutuhan fungsional menjelaskan lebih detail mengenai kebutuhan fungsional (functional requirement) yang telah didapatkan sebelumnya. Detail tersebut meliputi prioritas, pemicu, kondisi awal, alur normal dan alternatif, kondisi akhir, pengecualian, dan kebutuhan non-fungsional.


(42)

30

1. Fungsi pencatatan inventarisasi aset TI

Nama fungsi Fungsi pencatatan inventarisasi aset TI

Prioritas High

Pemicu Membuka menu inventarisasi aset TI

Kondisi Awal Data pegawai, vendor, jenis aset sudah tersimpan di

database

Alur Normal 1. Pilih menu inventarisasi aset TI

2. User melakukan penginputan data dan aplikasi akan

mengambil data-data yang sudah tersimpan yang dijadikan sebagai salah satu inputan inventarisasi.

3. User menekan tombol “Simpan”

4. Aplikasi menampilkan label aset ketika berhasil

disimpan. Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Inventarisasi aset TI berhasil disimpan.

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi

pengguna diwajibkan mengisi username dan password

2. Fungsi menampilkan jadwal pemeliharaan aset TI

Nama fungsi Fungsi menampilkan jadwal pemeliharaan aset TI

Prioritas High

Pemicu Pengguna memilih laporan jadwal pemeliharaan Aset TI

Kondisi Awal Aset sudah di inventarisasi sebelumnya.

Alur Normal 1. Pengguna memilih laporan jadwal pemeliharaan aset TI

2. Aplikasi membaca jadwal pemeliharaan dari database

berdasarkan 1 bulan sebelum tanggal pengadaan yang sudah ditambah frekuensi pemeliharaan.

3. Aplikasi menampilkan jadwal pemeliharaan aset TI

Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Pengguna dapat melihat jadwal pemeliharaan aset TI

Pengecualian 1. Aset yang akan tampil hanya sebulan sebelum bulan

pemeliharaan. Kebutuhan

Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi

pengguna diwajibkan mengisi username dan password

3. Fungsi pencatatan pemeliharaan aset TI

Nama fungsi Fungsi pencatatan pemeliharaan aset TI

Prioritas High

Pemicu Membuka menu pemeliharaan aset TI


(43)

Nama fungsi Fungsi pencatatan pemeliharaan aset TI

Alur Normal 1. Pilih menu pemeliharaan aset TI

2. Pilih aset TI yang akan dipelihara

3. Aplikasi akan membaca database inventarisasi dan

informasi akan terisi otomatis pada form

4. User mengisi biaya pemeliharaan, keterangan

pemeliharaan dan kondisi aset.

5. User menekan tombol “Simpan” untuk menyelesaikan proses pencatatan pemeliharaan

6. Aplikasi akan mengkonfirmasi “Data Berhasil disimpan”

Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Pemeliharaan aset TI berhasil disimpan.

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi

pengguna diwajibkan mengisi username dan password

4. Fungsi menampilkan perencanaan pengadaan

Nama fungsi Fungsi menampilkan perencanaan pengadaan aset TI

Prioritas High

Pemicu User memilih laporan perencanaan pengadaan Aset TI

Kondisi Awal Aset sudah di inventarisasi sebelumnya.

Alur Normal 1. User memilih laporan perencanaan pengadaan aset TI

2. Aplikasi melakukan pengecekan umur ekonomis

aset,biaya pemeliharaan, riwayat pemeliharaan dan permintaan aset baru.

3. Aplikasi menampilkan laporan perencanaan pengadaan

aset TI Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Pengguna dapat melihat perencanaan pengadaan aset TI

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi

pengguna diwajibkan mengisi username dan password

5. Fungsi pencatatan permintaan aset TI baru

Nama fungsi Fungsi pencatatan permintaan aset TI baru

Prioritas High

Pemicu Membuka menu permintaan aset TI

Kondisi Awal Aset sudah dilakukan inventarisasi

Alur Normal 1. Pilih menu permintaan aset TI baru

2. User mengisi aset yang akan diadakan, pegawai yang

mengadakan dan keterangan pengadaan.


(44)

32

Nama fungsi Fungsi pencatatan permintaan aset TI baru proses pencatatan permintaan aset TI baru

4. Aplikasi akan mengkonfirmasi “Data Berhasil disimpan” Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Permintaan aset TI berhasil disimpan.

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi

pengguna diwajibkan mengisi username dan password

6. Fungsi pencatatan penggudangan aset TI

Nama fungsi Fungsi pencatatan penggudangan aset TI

Prioritas High

Pemicu Membuka menu penggudangan aset TI

Kondisi Awal -

Alur Normal 1. Pilih menu penggudangan aset TI

2. User memilih aset yang akan digudangkan

3. User menekan tombol “Simpan” untuk menyelesaikan proses pencatatan penggudangan aset TI

4. Aplikasi akan mengkonfirmasi “Status Aset Berhasil

Dirubah”

Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Penggudangan aset TI berhasil disimpan.

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi

pengguna diwajibkan mengisi username dan password

7. Fungsi menampilkan perencanaan penghapusan aset TI

Nama fungsi Fungsi menampilkan perencanaan penghapusan aset TI

Prioritas High

Pemicu User memilih laporan perencanaan penghapusan Aset TI

Kondisi Awal Aset sudah di inventarisasi sebelumnya.

Alur Normal 1. User memilih laporan perencanaan penghapusan aset TI

2. Aplikasi melakukan pengecekan umur ekonomis aset,

biaya pemeliharaan, dan riwayat pemeliharaan.

3. Aplikasi menampilkan laporan perencanaan penghapusan

aset TI Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Pengguna dapat melihat perencanaan penghapusan aset TI

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi


(45)

8. Fungsi pencatatan penghapusan aset TI

Nama fungsi Fungsi pencatatan penghapusan aset TI

Prioritas High

Pemicu Membuka menu penghapusan aset TI

Kondisi Awal -

Alur Normal 1. Pilih menu penghapusan aset TI

2. User memilih aset yang akan dihapuskan berdsarkan

tabel aset yang berada pada gudang.

3. User mengklik aset yang akan digudangkan

4. Aplikasi akan merespon dan menampilkan sesuai data

kolom tersebut dan user dapat memilih keterangan penghapusan

5. User menekan tombol “Hapus” untuk menyelesaikan proses pencatatan penghapusan aset TI

6. Aplikasi akan mengkonfirmasi “Status Aset Berhasil

Dirubah”

Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Penghapusan aset TI berhasil disimpan.

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi

pengguna diwajibkan mengisi username dan password

9. Fungsi pencatatan peminjaman aset

Nama fungsi Fungsi pencatatan peminjaman aset TI

Prioritas Medium

Pemicu Membuka menu peminjaman aset TI

Kondisi Awal Aset belum dipinjam

Alur Normal 1. Pilih menu peminjaman aset TI

2. User memilih aset yang akan dipinjam.

3. User mengklik aset yang akan dipinjam

4. Aplikasi akan merespon dan menampilkan sesuai data

kolom tersebut.

5. User menginputkan pegawai yang meminjam,lama

pinjam, keterangan pinjam

6. User menekan tombol “Pinjam” untuk menyelesaikan proses pencatatan peminjaman aset TI

7. Aplikasi akan mengkonfirmasi “Data Berhasil Disimpan” Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Peminjaman aset TI berhasil disimpan.

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi


(46)

34

10.Fungsi pencatatan pengembalian aset TI

Nama fungsi Fungsi pencatatan pengembalian aset TI

Prioritas Medium

Pemicu Membuka menu pengembalian aset TI

Kondisi Awal Aset belum dikembalikan

Alur Normal 1. Pilih menu pengembalian aset TI

2. User memilih aset yang akan dikembalikan berdasarkan

tabel aset dipinjam.

3. User mengklik aset yang akan dikembalikan

4. Aplikasi akan merespon dan menampilkan sesuai data

kolom tersebut.

5. User menekan tombol “Kembali” untuk menyelesaikan proses pencatatan pengembalian aset TI

6. Aplikasi akan mengkonfirmasi “Data Berhasil

Dikembalikan”

Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Peminjaman aset TI berhasil disimpan.

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

7. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi

pengguna diwajibkan mengisi username dan password

11.Fungis pencatatan mutasi aset TI

Nama fungsi Fungsi pencatatan mutasi aset TI

Prioritas Medium

Pemicu Membuka menu mutasi aset TI

Kondisi Awal Status aset aktif

Alur Normal 1. Pilih menu mutasi aset TI

2. User memilih aset yang akan dimutasi.

3. Aplikasi akan merespon dan menampilkan sesuai data

kolom tersebut pada textbox.

4. User menginputkan keterangan mutasi, penanggung

jawab baru dan lokasi penempatan baru.

5. User menekan tombol “Simpann” untuk menyelesaikan

proses pencatatan mutasi aset TI

6. Aplikasi akan mengkonfirmasi “Data Berhasil Disimpan” Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Mutasi aset TI berhasil disimpan.

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi


(47)

12.Fungsi menampilkan laporan-laporan secara keseluruhan

Nama fungsi Fungsi menampilkan laporan keseluruhan aset TI

Prioritas High

Pemicu User memilih jenis laporan

Kondisi Awal -

Alur Normal 1. User memilih laporan sesuai kebutuhan

2. Aplikasi menampilkan laporan-laporan sesuai pilihan

Alur Alternatif -

Kondisi Akhir Pengguna dapat laporan-laporan aset TI

Pengecualian -

Kebutuhan Non-Fungsional

1. Keamanan aplikasi. Sebelum mengakses aplikasi

pengguna diwajibkan mengisi username dan password

3.2.

Perancangan Sistem

Berdasarkan proses analisa diatas dibuat sebuah sistem informasi manajemen aset TI berbasis desktop, perancangan ini memastikan bahwa sistem dapat berjalan sesuai dengan harapan, tahapan-tahapannya adalah: Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), struktur tabel, dan perancangan interface.

3.2.1.

Rancangan Model

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijabarkan diatas, maka membutuhkan sarana yang dapat memberikan informasi tentang inventarisasi aset, perencanaan pengadaan, pemeliharaan aset, perencanaan penghapusan. Solusinya adalah pembuatan aplikasi sistem informasi manajemen aset TI.

Input data dan pengelolaan data yang sudah ada, akan dirancang database-nya serta akan dilakukan pembuatan sistem. Data yang ada disimpan dan diolah oleh aplikasi sehingga dapat menghasilkan sebuah informasi sesuai dengan


(48)

36

kebutuhan berdasarkan proses bisnis yang ada. Gambaran umum rancangan aplikasi dapat dilihat pada gambar 3.6 berikut ini:

Data-data: 1. Tahun perolehan 2. Harga perolehan 3. Nomor aset TI 4. Jenis aset 5. Penanggung jawab 6. Lokasi

7. Umur ekonomis 8. Permintaan aset baru 9. Frekuensi pemeliharaan 10. Nilai penyusutan

Pengelolaan (Local Server:) Invetarisasi aset

Perhitungan penyusutan Perencanaan pengadaan Pemeliharaan aset Penghapusan

Output:

1. Aset terkomputerisasi 2. Informasi penyusutan aset

3. Rekomendasi perencanaan pengadaan 4. Jadwal pemeliharaan

5.Penghapusan

Pada gambar 3.6 pada fungsi aplikasi sistem informasi manajemen aset ini mempunyai proses inventarisasi aset TI, dengan input data yaitu: tahun perolehan, harga perolehan, nomer aset TI, jenis aset TI, penanggung jawab, lokasi, umur ekonomis, dan perkiraan pemeliharaan aset TI. Kemudian aplikasi akan melakukan perhitungan penyusutan menggunakan metode garis lurus dengan acuan umur ekonomis aset, harga perolehan aset, dan nilai residu yang dianggap 0 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Penyusutan Milik Negara Berupa Aset Tetap dengan No 1/PMK.06 tahun 2013. Sehingga dapat menghasilkan informasi penyusutan aset TI.

Aplikasi memfilter informasi berdasar permintaan aset baru, riwayat pemeliharaan dan umur ekonomis terkait dengan, informasi aset yang umur ekonomisnya kurang dari satu tahun, informasi aset mendekati nol, informasi aset


(49)

yang melewati umur ekonomis. Proses ini akan menghasilkan sebuah output rekomendasi perencanaan pengadaan aset TI.

Input proses pemeliharaan adalah informasi perkiraan pemeliharaan yang di

dapat pada inventarisasi aset di awal, pemeliharaan aset akan dilakukan oleh pihak luar. Setelah proses pemeliharaan aset dilakukan maka informasi terkait pemeliharaan yang sudah dilakukan akan di input kembali, output dari proses pemeliharaan ini adalah laporan biaya pemeliharaan aset TI.

Perencanaan penghapusan yang dijalankan pada aplikasi ini memiliki input informasi nilai penyusutan, informasi biaya pemeliharaan. Aplikasi akan melakukan filter pada database sesuai data yang mengacu sehingga dapat menghasilkan output sesuai harapan. Output dari perencanaan penghapusan adalah laporan aset TI yang akan dihapuskan dan laporan aset TI yang telah dihapus.

3.2.2.

Model Pengembangan Sistem

Rancangan penelitian yang digunakan untuk membantu pembuatan sistem informasi manajemen aset TI berupa blok diagram dan IPO (Input Proses Output) diagram seperti gambar 3.7 dan 3.8 berikut:


(50)

38

Inventarisasi Aset

Perencanaan Pengadaan Pemeliharaan Aset Hasil Pemeliharaan

Perencanaan Penghapusan

Penyusutan Aset

Pada gambar 3.7 merupakan blok diagram manajemen aset TI, pada blok diagram ini terjadi seperti siklus dan proses yang ada saling membutuhkan sehingga ada tiga proses yang memiliki panah dua arah. Proses awal terdapat pada proses inventarisasi aset TI pada aset-aset yang ada, kemudian dilakukan perhitungan penyusutan aset TI dan hasil dari perhitungan ini akan dikembalikan ke proses inventarisasi aset TI. Proses pemeliharaan juga membutuhkan data inventarisasi aset TI sebagai acuan, setelah proses pemeliharaan selesai dilakukan maka akan mempunyai output laporan biaya pemeliharaan. Hasil pemeliharaan aset TI ini akan menjadi salah satu acuan perencanaan penghapusan aset TI, informasi mengenai perencanaan penghapusan akan menjadi salah satu dasar perencanaan pengadaan yaitu aset yang akan dihapus akan direncanakan untuk mengganti aset tersebut. Setelah proses perencanaan pengadaan ini akan kembali pada proses inventarisasi aset TI untuk dilakukan pencatatan sebagai data master.


(51)

IPO(Input, Proses, Ouput)

Proses

Input Output

Phase

Daftar Aset TI

Inventarisasi Aset TI Dan Pemberian Umur

Ekonomis

Data Aset TI Terkomputerisasi

Perhitungan Penyusutan Aset Dengan Metode

Garis Lurus Dan Pemantauan Umur Ekonomis

Ketentuan Penyusutan

Laporan Penyusutan Laporan Aset TI Yang Umur Ekonomisnya < 1

tahun

Laporan umur ekonomis aset TI = 0

Perencanaan Penghapusan aset TI Nilai penyusutan Biaya Pemeliharaan Riwayat Pemeliharaan

Laporan Aset Yang Telah Dihapuskan Perencanaan

Pengadaan Aset TI

Rekomendasi Perencanaan Pengadaan

Aset TI Baru Laporan Aset TI > umur

ekonomis

Pemeliharaan Aset TI

Informasi Perkiraan Pemeliharaan Aset TI

Informasi Perkiraan Pemeliharaan Aset Laporan Biaya Pemeliharaan Riwayat Pemeliharaan Informasi Nilai Umur Ekonomis Permintaan Aset TI Baru Laporan Jadwal Pemeliharaan Aset TI Mutasi Aset TI

Peminjaman Aset TI

Laporan Mutasi Aset TI

Cetak Label

Laporan Aset TI Aktif Laporan Peminjaman

Aset TI

Laporan Rencana Penghapusan Laporan Aset Sering

Rusak

Laporan Berita Acara Penghapusan Laporan Jenis Aset &

Lokasi


(52)

40

Inventarisasi Aset Dan Pemberian Umur Ekonomis

Proses sistem inventarisasi aset ini akan menghasilkan output data aset terkomputerisasi. Untuk menghasilkan data aset terkomputerisasi dilakukan pencatatan pada saat aset baru diadakan, informasi aset akan dicatat / input berupa: tahun perolehan, harga perolehan, nomor aset TI, jenis aset TI, penanggung jawab, lokasi, penambahan vendor serta pemberian umur ekonomis untuk mengetahui masa manfaat dari aset tersebut dan perkiraan informasi pemeliharaan. Untuk menentukan umur ekonomis aset TI akan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan mengenai Sistem Informasi Manajemen Dan Akutansi Barang Milik Negara Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang pada tahun 2013, masa manfaat aset dapat dilihat pada gambar 3.9 dibawah:

Informasi perkiraan pemeliharaan aset TI ini ditentukan berdasarkan kesepakatan yang sudah di diskusikan dengan pihak Kementeria Agama Kota


(53)

Probolinggo. Sistem menambah bulan pemeliharaan sesuai perkiraan yang sudah ditentukan dan memberikan warning kurang dari 1 bulan ketika sudah mendekati

jadwal pemeliharaan aset. Penambahan ini didapat melalui rumus:

datetimepicker.value = date.add (month, frekuensi pemeliharaan), rumus ini

berfungsi untuk mengambil data bulan. Data bulan ini ditambahkan sesuai dengan informasi pemeliharaan pada aset yang sudah ditentukan. Jika bulan pengadaan aset 10 januari 2015 dengan perkiraan pemeliharaan setiap 6 bulan, pertama seluruh bulan diberikan nilai: Januari=1, Februari=2, Maret=3, April=4, Mei=5,

Juni=6, Juli=7, Agustus=8, September=9, Oktober=10, November=11,

Desember=12 dan perkiraan frekuensi pemeliharaan dalam 1 tahun : 4x dalam satu tahun = 3, 2x dalam satu tahun= 6, dan 1x dalam satu tahun=12.

Informasi aset yang umur ekonomisnya kurang dari satu tahun dihasilkan berdasarkan informasi ekonomis yang sudah ditetapkan pada awal inventarisasi

setiap aset TI. Jika tahun pengadaaan aset diasumsikan 2010 – tahun sekarang

diasumsikan 2014 maka hasil pengurangan adalah - 4 tahun. Dari hasil penggunaan aset selama - 4 tahun maka akan ditambah umur ekonomis yang di asumsikan 5 tahun sehingga hasil penambahan tersebut adalah 1 tahun..

Informasi aset mendekati nol dihasilkan berdasarkan informasi ekonomis yang sudah ditetapkan pada awal inventarisasi setiap aset TI. Jika tahun

pengadaaan aset diasumsikan 2010 – tahun sekarang diasumsikan 2014 maka

hasil pengurangan adalah - 4 tahun. Dari hasil penggunaan aset selama - 4 tahun maka akan ditambah umur ekonomis yang di asumsikan 4 tahun sehingga hasil penambahan adalah 0 tahun.


(54)

42

Informasi aset melewati umur ekonomis dihasilkan berdasarkan informasi ekonomis yang sudah ditetapkan pada awal inventarisasi setiap aset TI. Jika tahun

pengadaaan aset diasumsikan 2010 – tahun sekarang diasumsikan 2014 maka

hasil pengurangan adalah - 4 tahun. Dari hasil penggunaan aset selama - 4 tahun maka akan ditambah umur ekonomis yang di asumsikan 3 tahun sehingga hasil penambahan adalah - 1 tahun yang berarti umur ekonomis < 0.

Laporan mutasi aset dihasilkan berdasarkan informasi mutasi pada setiap aset per tahunnya, sehingga sub bagian TU mengetahui perputaran aset dan mencegah kehilangan aset.

Laporan aset aktif dihasilkan berdasarkan data inventarisasi aset yang sudah tersimpan, terdiri dari kode inventaris, nama aset, jenis aset, lokasi aset, dan tanggal pengadaan aset.

Laporan peminjaman aset dihasilkan berdasarkan inputan pencatatan peminjaman aset, setiap peminjaman akan dilakukan pencatatan mulai dari identitas pegawai, lokasi aset, tanggal pinjam, lama pinjam maupun keperluan dalam meminjam sehingga setiap aset dapat terpantau dengan baik.

Perhitungan Penyusutan Aset Dengan Metode Garis Lurus Dan

Pemantauan

Pada sistem perhitungan penyusutan ini terhubung dengan proses inventarisasi aset karena membutuhkan data dari proses tersebut. Data yang diperlukan khusunya yaitu informasi mengenai umur ekonomis setiap aset. Pada bab V pasal 18 mengenai metode penyusutan yang sudah ditetapkan pemerintah yaitu penyusutan aset tetap dilakukan dengan metode garis lurus. Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan mengalokasikan nilai yang dapat


(55)

disusutkan dari aset tetap secara merata setiap tahun selama masa manfaat. Rumus

untuk melakukan penyusutan yaitu: Tarif Penyusutan = [ ( Harga Perolehan –

Nilai Residu ) / Masa Manfaat ] Dan Biaya Penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar Perhitungan. Nilai residu dianggap 0 sesuai dengan peraturan pemerintah

diatas.

Sistem perhitungan penyusutan ini memiliki input inventarisasi aset yang ada serta dilakukan pengecekan umur ekonomisnya, setelah pengecekan maka aset di susutkan dengan metode garis lurus diatas. Contoh:

Sebuah PC dibeli pada tahun 2015, harga perolehan PC tersebut Rp 4.200.000,- dan umur ekonomis PC tersebut 4 tahun, serta nilai residu aset yang ditentukan sebesar Rp 0,-. Dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut:

Biaya penyusutan = 100 / 4 (umur ekonomis) = 25% Beban penyusutan = (Rp 4.200.000) : 0.25 = Rp 1.050.000

No Tahun Beban Penyusutan

Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

1 2015 Rp 1.050.000 Rp 1.050.000 Rp 3.150.000

2 2016 Rp 1.050.000 Rp 2.100.000 Rp 2.100.000

3 2017 Rp 1.050.000 Rp 3.150.000 Rp 1.050.000

4 2018 Rp 1.050.000 Rp 4.200.000 Rp 0

Jumlah Rp 4.200.000

Jadi beban penyusutan tiap tahun dari aset tersebut sebesar Rp 1.050.000,-. Dari hasil perhitungan penyusutan maka hasil tersebut akan disimpan lagi pada data inventarisasi aset. Hasil penyusutan juga digunakan sebagain dasar dari


(56)

44

perencanaan penghapusan aset TI. Sistem perhitungan penyusutan ini mempunyai

output: laporan penyusutan aset TI.

Perencanaan Pengadaan Aset

Sistem perencanaan pengadaan membutuhkan data dari proses inventarisasi aset dan proses perhitungan penyusutan aset. Sistem perencanaan pengadaan ini dibuat berdasarkan permintaan aset baru dan informasi penghapusan aset TI (riwayat pemeliharaan dan umur ekonomis). Sistem ini dapat menyelesaikan permasalahan yang ada karena untuk perencanaan pengadaan menggunakan perangkat lunak akan lebih cepat. Proses perencanaan pengadaan pada sistem yang lama memakan waktu dua bulan, dengan sistem baru maka dapat menghasilkan rekomendasi kurang dari satu jam karena pengecekan dasar-dasar pengadaan ini sudah otomatis pada perangkat lunak dengan beberapa klik.

Sistem perencanaan pengadaan aset ini dilakukan dengan menambahkan permintaan aset baru dan informasi penghapusan pada tahun yang sama. Jika terdapat kesamaan data akan menampilkan jumlah pengadaan atau dengan memberikan jumlah kesamaan data lebih besar yang akan muncul diatas. Contoh: Pada sistem perencanaan pengadaan akan menseleksi sesuai dengan informasi penghapusan dan permintaan aset baru. Contoh: berdasarkan permintaan aset baru terdapat data permintaan aset baru berupa PC sejumlah 1 dan printer sejumlah 1, pada informasi penghapusan terdapat data mengenai PC sejumlah 1, router sejumlah 1, dan printer sejumlah 1. Jumlah pada setiap ketentuan yang ada akan dijadikan sebagai jumlah yang akan diadakan, dengan gambaran pada tabel 3.7 yang hanya menggunakan ketentuan permintaan aset baru:


(57)

No Jenis aset Jumlah

1 PC 1

2 Printer 1

Berdasarkan permintaan baru menampilkan jumlah prioritas pada PC 1 dan Printer 1, kemudian sistem akan melakukan penggabungan antara informasi penghapusan dan data permintaan aset baru yang dilakukan pada tahun yang sama, dapat dilihat pada gambaran tabel 3.8 berikut:

No Jenis aset Jumlah

1 PC 2

2 Printer 1

3 Router 1

4 Monitor 1

Dapat dijelaskan pada gambaran tabel 3.8 ini, prioritas PC mengalami peningkatan jumlah karena pada permintaan aset baru memang mengajukan PC untuk diadakan dan pada informasi penghapusan juga terdapat PC sehingga pada PC permintaan aset baru sejumlah 1 + PC pada informasi penghapusan sejumlah 1. Dengan adanya kesamaan data maka data PC bertambah menjadi 2 unit sedangkan aset yang lain hanya satu karena tidak ada kesamaan data. Setelah dilakukan pembandingan dan penambahan maka output sistem perencanaan pengadaan ini adalah sebuah rekomendasi perencanaan pengadaan aset TI.

Pemeliharaan Aset

Sistem pemeliharaan aset ini mengambil data dari proses inventarisasi aset. Sistem pemeliharaan memiliki input data yaitu perkiraan pemeliharaan yang


(1)

Test Case Description

Test Case Id

Test Description Test

Status Pengisian

Data 12

Pengujian pengisian field 100%

Pengujian penyimpanan data 100%

Pengujian

Respon 13

Pengujian respon pemilihan rekomendasi

penghapusan 100%

Pengujian respon pemilihan aset pada

rekomendasi penghapusan 100%

Pengujian Nilai Penyusutan

Aset TI

14

Pengujian ini akan menghitung tanggal pengadaan + umur ekonomis aset sehingga akan diketahui aset tersebut nilai UE < 0, nilai aset > UE, dan UE = 0

100%

Pengujian Pemeliharaan

Aset TI

15

Pengujian ini akan menghitung biaya pemeliharaan yang pernah di lakukan sehingga dapat diketahui biaya total pemeliharaan dan riwayat pemeliharaan setiap aset.

100%

Pengujian juga dilakukan menggunakan whitebox testing yaitu perhitungan cyclomatic complexity pada pengujian perencanaan penghapusan ini dengan tingkat kerumitan 5.

Pada proses perencanaan pengadaan akan menghasilkan sebuah informasi yaitu: jenis aset yang akan diadakan, kode permintaan/kode inventaris aset, keterangan pengadaan. Informasi perencanaan pengadaan dibuat oleh sistem dengan menggabungkan data terkait permintaan aset baru dan data pada rencana penghapusan. Hasil uji coba yang dilakukan telah sesuai antara harapan dan aplikasi sehingga fungsi perencanaan pengadaan dapat digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya sistem menghasilkan sebuah laporan rekomendasi perencanaan pengadaan aset baru berdasarkan informasi umur ekonomis, informasi pemeliharaan dan informasi aset yang berada di gudang. dapat dilihat apda tabel 4.25


(2)

173

Test Case Description

Test Case Id

Test Description Test

Status Pengujian

Respon 17

Pengujian respon pemilihan periode laporan 100% Pengujian tombol cari laporan 100% Pengujian juga dilakukan menggunakan whitebox testing yaitu perhitungan cyclomatic complexity pada pengjuian penghapusan ini dengan tingkat kerumitan 3.

Pada uji coba penyusutan yang dilakukan sesuai data yang terdapat pada gambar 4.22 dilakukan perhitungan sesuai rumus pada bab II poin 2.7 dan contoh perhitungan sesuai dengan pengembangan sistem pada gambar 3.8. Perhitungan yang dilkakukan dapat dilihat pada tabel 4.19 dan output perhitungan yang dihasilkan aplikasi dapat dilihat pada gambar 4.45 laporan penyusutan aset. Untuk membuktikan bahwa antara perhitungan aset dan aplikasi sudah sesuai maka data ditampilkan pada penyusutan akhir aset tabel 4.26.

No

Penyusutan Perhitungan

Manual

Hasil Aplikasi 1 Biaya Penyusutan 2.500.000 2.500.000 2 Akumulasi Penyusutan 5.624.999 5.625.000

3 Nilai Buku 4.375.001 4.375.000

Berdasarkan 17 pengujian yang sudah dilakukan terkait pengujian inventarisasi, pemeliharaan, permintaan aset baru, penghapusan dan pengadaan aset. Maka aplikasi dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan dengan presentase 98% berhasil pada saat di uji sehingga aplikasi ini dianggap valid untuk digunakan sebagai pengganti sistem yang lama.

Tabel 4.25. Hasil Pengujian perencanaan pengadaan


(3)

173

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi terhadap aplikasi sistem informasi manajemen aset TI pada Kementerian Agama Kota Probolinggo ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pada aplikasi sistem informasi manajemen aset sudah mampu melakukan inventarisasi aset untuk melihat informasi tersebut dapat dilihat pada laporan aset aktif, laporan umur ekonomis < 1 tahun, laporan umur ekonomis = 0, laporan nilai aset melewati umur ekonomis, label aset, laporan informasi jenis aset, dan laporan informasi lokasi aset. Sistem dapat melakukan proses penghapusan aset dan perencanaan penghapusan. Informasi terkait penghapusan ini dapat dilihat pada sistem yaitu: laporan rencana penghapusan, laporan aset yang telah dihapuskan, dan laporan berita acara penghapusan. Sistem dapat melakukan proses perencanaan pengadaan, untuk mengetahui informasi perencanaan pengadaan dapat dilihat pada sistem yaitu: laporan rekomendasi perencanaan pengadaan.

Berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan, aplikasi sudah bisa sesuai dengan kebutuhan sistem dan pengguna dengan presentase 98 % berhasil sehingga aplikasi ini dianggap valid untuk digunakan sebagai pengganti sistem yang lama.


(4)

174

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan kepada peneliti berikutnya apabila ingin mengembangkan sistem yang telah dibuat ini agar menjadi lebih baik adalah sebagai berikut:

1) Dapat mengembangkan aplikasi manajemen aset tidak hanya aset TI namun bisa mencakup keseluruhan aset pada Kementerian Agama Kota Probolinggo. 2) Dapat menambahkan fitur untuk proses penggantian aset sehingga aplikasi


(5)

175

Cahyono, T. D. (2013). Pemodelan Waterfall Dan Pengembangan Evolusiner Dalama Proses Rekayasa Sistem Perangkat Lunak. Pengembangan rekayasa Tekhnologi, 67.

Hidayat, M. (2012). Manajemen Aset (Privat dan Publik). Yogyakarta: LaksBang Presindo.

Indrajit, R. E. (2000).Tiga Aset Utama Teknologi Informasi.Jakarta. Istiana, Y. d. (2008). Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Yudhistira. Ladjamudin, A. B. (2005). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Madcoms. (2010). Penduan Lengkap Microsoft Windows 7. Madiun: Andi Offset Mahmudi. (2010). Manajemen Keuangan Daerah.. Jakarta: Erlangga.

Margono. (2013). Pentingnya Penghapusan Barang Milik Negara Dan Persyaratannya. Jakarta.

McLeod, Jr. dan Schell, George. (2007). Sistem Informasi Manajemen Edisi 9. Jakarta: Indeks.

Mitchell, J. (2006). Phisical Asset Management Handbook. Clarion: Technical Boston.

Peraturan Menteri Keuangan, 2007. Kebijakan Penatausahaan Barang Milik Negara. Jakarta: Menteri Dalam negeri.

Peraturan Menteri Keuangan, 2007. Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Jakarta: Menteri Dalam Negeri.

Peraturan Menteri Keuangan, 2014. Pengelolaan Barang Milik Negara. Jakarta: Menteri Dalam negeri.

Peraturan Menteri Keuangan, 2013. Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. Jakarta: Menteri Dalam Negeri.


(6)

176

Peraturan Menteri Keuangan, 2013. Sistem Informasi Manajemen Dan Akuntasi Barang Milik Negara Unit Akutansi Kuasa Pengguna Barang. Jakarta: Menteri Dalam Negeri.

Peraturan Menteri Keuangan, 2007. Standart Akutansi Pemerintahan. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.

Setiawan, J. S. (2004). Kajian Terhadap Beberapa Metode Penyusutan Dan Pengaruhnya Terhadap Perhitungan Beban Pokok Penjualan (Cost Of Good Sold). 7.

Silver, Marc. (2004). Exploring Interface Design. Thomson Delman Learning: New York.