LKP : Pembuatan Video Showreel Tentang Divisi Event Organizing (Sakra) dan Divisi Video dan Foto (Lookey) CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.

(1)

CV. PENDOPO AGUNG POETROKOESOEMAN

Oleh :

Nama

: Mochamad Syamsul Arifin

NIM

: 11.51016.0009

Program

: DIV (Diploma Empat)

Jurusan

: Komputer Multimedia

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER

SURABAYA


(2)

iv ABSTRAK

Teknologi pada zaman sekarang mulai melaju pesat. Tidak menutup kemungkinan industri multimedia juga ikut berkembang seperti pembuatan video, pembuatan game sampai dengan animasi sekalipun.

Pada pembuatan video terdapat definisi macam-macam dan juga banyak jenis macam video. Video sendiri terbagi lagi menjadi beberapa misalnya full video, dan bahkan kombinasi antara video dengan efek visual. Dalam video showreel tidak juga kalah menarik dengan video-video lainnya. Showreel ini berbeda dengan iklan yang berada ditelevisi karena iklan juga memiliki kesamaan dengan showreel baik dari segi waktu dan manarik, perbedaanya adalah yakni di segi contentnya.

Video showreel ini digunakan untuk mempublikasikan secara teknologi apa saja karya yang telah dibuat, maka dari itu video showreel ini mempermudah dalam mempromosikan CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.

Setelah mengetahui bagaimana media visual diolah di lapangan, maka penulis mempunyai sebuah gambaran tentang apa yang akan dikerjakan dalam Kerja Praktek. Sehingga dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini penulis mengambil judul "Pembuatan Video Showreel Tentang Divisi Event Organizing (sakra) dan Divisi Video dan Foto (lookey)"


(3)

vii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 4

1.3. Batasan Masalah ... 4

1.4. Tujuan ... 4

1.5. Manfaat ... 5

1.6. Pelaksanaan ... 5

1.7. Kontribusi ... 5

1.8. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 7

2.1. Sejarah Singkat ... 7

2.2. Profil Perusahaan ... 7

2.3. Visi ... 8

2.4. Misi ... 8


(4)

viii

2.6. Logo Perusahaan... 9

2.7. Overview Perusahaan ... 11

BAB III LANDASAN TEORI ... 13

3.1. Multimedia ... 13

3.2. Video ... 14

3.3. Video Showreel ... 17

3.4. Element Video Showreel ... 18

3.5. Audio ... 19

3.5.1. Audio Digital ... 19

3.5.2. Midi ... 20

BAB IV METODOLOGI DAN IMPLEMENTASI KARYA ... 22

4.1. Prosedur Pelaksanaan Kerja Praktek ... 22

4.2. Acuan Kerja Praktek ... 23

4.3. Metodologi Penelitian ... 25

4.4. Pengumpulan Data ... 25

4.4.1. Observasi ... 25

4.4.2. Wawancara ... 26

4.4.3. Studi Literatur ... 26

4.4.4. Studi Eksisting ... 27

4.5. Implementasi Karya ... 34

4.5.1. Konsep ... 34

4.5.2. Flowchart ... 35


(5)

ix

BAB VI PENUTUP ... 53

5.1. Kesimpulan ... 53

5.2. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54


(6)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Balasan CV. Pendopo Poetrokoesoeman ... 55

Lampiran 2 Acuan Kerja ... 56

Lampiran 3 Garis Besar Rencana Mingguan ... 57

Lampiran 4 Log Harian ... 58

Lampiran 5 Kehadiran Kerja Praktek ... 60

Lampiran 6 Kartu Bimbingan (depan) ... 62


(7)

xi

Gambar 2.1 Logo Perusahaan ... 9

Gambar 2.2 Tampak Depan CV. Pendopo Agung Poetrokoesoman ... 11

Gambar 2.3 Ruang Utama CV. Pendopo Agung Poetrokoesoman ... 12

Gambar 2.3 Ruang Kerja CV. Pendopo Agung Poetrokoesoman ... 12

Gambar 4.1 Videoagency Showreel ... 28

Gambar 4.2 Videoagency Showreel ... 28

Gambar 4.3 Videoagency Showreel ... 29

Gambar 4.4 Skawan Creative Showreel 2011 ... 30

Gambar 4.5 Skawan Creative Showreel 2011 ... 31

Gambar 4.6 Skawan Creative Showreel 2011 ... 31

Gambar 4.7 Skawan Creative Showreel 2011 ... 32

Gambar 4.8 Desain Konsep Awal ... 34

Gambar 4.9 Flowchart Pembuatan Video Showreel ... 36

Gambar 4.10 OpeningCV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman ... 37

Gambar 4.11 Inti Utama dari Showreel ... 38

Gambar 4.12 Opening dalam Divisi Video dan Foto ... 39

Gambar 4.13 Judul Salah Satu Divisi Video dan Foto ... 40

Gambar 4.14 Improvisasi Sebelum Judul Divisi Video dan Foto ... 40

Gambar 4.15 Video Showreel Divisi Video dan Foto ... 41


(8)

xii

Gambar 4.17 Judul Cipta Karya 2010 dalam Divisi Event Organizing .... 43

Gambar 4.18 Judul Cipta Karya 2011 dalam Divisi Event Organizing .... 44

Gambar 4.19 Judul Cipta Karya 2012 dalam Divisi Event Organizing .... 44

Gambar 4.20 Judul Eco Green Building dalam Divisi Event Organizing . 45

Gambar 4.21 Judul Event Sanitasi dalam Divisi Event Organizing ... 46

Gambar 4.22 Cipta Karya 2010 dalam Divisi Event Organizing ... 47

Gambar 4.23 Cipta Karya 2011 dalam Divisi Event Organizing ... 47

Gambar 4.24 Cipta Karya 2012 dalam Divisi Event Organizing ... 48

Gambar 4.25 Eco Green Building dalam Divisi Event Organizing ... 48

Gambar 4.26 Event Sanitasi dalam Divisi Event Organizing ... 49


(9)

x


(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Teknologi pada zaman sekarang mulai melaju pesat. Tidak menutup kemungkinan industri multimedia juga ikut berkembang seperti pembuatan video, pembuatan game sampai dengan animasi sekalipun.

Pada pembuatan video terdapat definisi macam-macam dan juga banyak jenis macam video. Video sendiri terbagi lagi menjadi beberapa misalnya full video, dan bahkan kombinasi antara video dengan effect visual.

“Beberapa video mengkombinasikan video real dengan gambar yang telah dibuat di dalam computer. Proses ini mengijinkan para pembuat video untuk menggambungkan sehingga menjadi video yang menarik” (Mitra, 2010).

Pembuatan video yang full menggunakan beberapa program dan biasanya di edit secara sederhana saja, berbeda dengan kombinasi video dan efek visual di dalam kombinasi ini menggabungkan antara video real dan effect yang akan diberikan contohnya adalah video showreel.

Dalam video showreel tidak juga kalah menarik dengan video-video lainnya. Showreel ini berbeda dengan iklan yang berada ditelevisi karena iklan juga memiliki kesamaan dengan showreel baik dari segi waktu dan manarik, perbedaanya adalah yakni di segi contentnya.


(11)

“Showreel ini memakai sedikit contoh namun mengambil banyak waktu untuk memasukkannya kedalam content yang ada. Showreel kurang lebih 30-40 dari pengambilan yang berbeda selama beberapa menit. Beberapa showreel sangat cepat dan bagus, namun ada juga yang (melodic) lambat” (Diefenbach, 2008).

Karena showreel ini menarik, maka tidak menutup kemungkinan banyak juga yang ingin menggunakannya untuk portofolio mereka, baik secara personal maupun secara company.

Video showreel ini digunakan untuk mempublikasikan secara teknologi apa saja karya yang telah dibuat, maka dari itu video showreel ini mempermudah dalam mempromosikan CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman. Di dalam sebuah perusahaan terdapat beberapa divisi yang digunakan untuk saling menunjang dalam kerja sama agar mencapai target perusahaan yang telah di tetapkan. Dalam divisi ini mempunyai karya masing-masing sesuai dengan jobdesk yang ada. Dalam video showreel ini karyanya di jadikan satu dan pembagiannya berdasarkan divisi yang ada, namun pembagian secara tersurat agar orang mampu memahami secara instan.

Video showreel dalam pembagian divisi video dan foto serta event organizing merupakan tugas yang diberikan oleh CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman untuk menyelesaikan kuliah kerja praktek penulis. Karena itu penulis menyiapkan dirinya dengan pengetahuan dan keterampilan agar mampu menghadapi dunia kerja dan juga memahami suatu deadline kerja.

Oleh karena itu, mata kuliah kerja praktek sebagai langkah awal dalam menghadapi dunia kerja sebelum benar-benar terjun dalam dunia kerja nantinya. Dalam proses kerja praktek seorang mahasiswa mampu berpotensi untuk


(12)

3

mengembangkan dan juga menerapkan ilmu dari Komputer Multimedia yang telah diperoleh sebelumnya saat proses perkuliahaan yang telah diajarkan, dan tentu saja juga menambah relasi serta koneksi dalam dunia kerja.

Matakuliah kerja praktek adalah salah satu matakuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa STIKOM Surabaya D4 Komputer Multimedia. Diharapkan setelah menempuh kerja praktek mahasiswa mampu menerapkan serta mengimplementasikan di dalam karya selanjutnya. Dengan mengetahui hal tersebut maka penulis memilih kerja praktek di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman karena penulis tertarik akan pengkombinasian antara video real dengan effect-effect yang akan diberikan nantinya.

Dalam kerja praktek ini penulis mengambil topik tentang membuat video

showreel dengan membagi setiap divisi untuk dijadikan dalam satu karyanya dalam suatu perusahaan. Pembuatan ini bertujuan untuk bidang promosi serta menjadikannya sebuah karya yang padu dalam suatu perusahaan, dan setiap orang dapat menikmati serta dapat juga tertarik untuk menggunakan jasa dari perusahaan tersebut.


(13)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka ditemukan rumusan masalah di dalam pembuatan video showreel ini antara lain:

1. Bagaimana membuat video showreel divisi video dan foto serta event organizing di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman?

2. Bagaimana menyatukan karya setiap divisi sehingga menjadi video showreel

yang baik dan terkonsep?

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan laporan membutuhkan beberapa batasan masalah. Adapun batasan masalah yang dibahas di dalam pembuatan video showreel ini antara lain:

1. Membuat video showreel.

2. Menyatukan karya setiap divisi dan menjadikan lebih mudah dimengerti.

1.4 Tujuan

Setelah mengetahui rumusan masalah, maka tujuan pun dapat di tentukan. Tujuan dari pembuatan video showreel ini antara lain:

1. Membuat video showreel di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.

2. Memadukan karya agar menjadi sebuah video showreel yang mempunyai

workflow.

3. Mengaplikasikan materi-materi yang telah diperoleh dari mata kuliah di bangku perkuliahan.


(14)

5

1.5 Manfaat

Manfaat dari pembuatan showreel sangat banyak. Dalam pembuatan video

showreel, manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Menambah relasi dalam lingkup kerja

2. Menambah pengalaman kerja di bidang Multimedia.

3. Membentuk sikap kerja professional, kritis serta memahami deadline kerja

1.6Pelaksanaan

Kerja Praktek ini dilaksanakan di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman yang beralamat di Jl. Wiguna Tengah Regency V/29 Surabaya, di bagian divisi Multimedia. Waktu pelaksanaan kerja praktek terhitung dari tanggal 15 Januari 2014 sampai tanggal 15 Februari 2014 dari hari Senin sampai Jum'at mulai pukul 09.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.

1.7Kontribusi

Pembuatan video showreel ini merupakan bagian dari salah satu media promosi kepada para client yang sesuai dengan segmentasi perusahaan dan tentu saja juga menjadi portofolio perusahaan.

1.8Sistematika Penulisan

Laporan kerja praktek ini terdiri dari beberapa bab dimana masing-masing bab terdiri dari berbagai sub-sub bab yang bertujuan untuk menjelaskan


(15)

pokok-pokok bahasan dalam penyusunan laporan ini. Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan masalah, pelaksanaan, dan sistematika penulisan.

BAB II PROFILE PERUSHAAN

Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah singkat perusahaan, visi, misi, domisili perusahaan, dan struktur organisasi perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dibahas berbagai teori dasar tentang pembuatan video

showreel, serta pengaplikasiannya pada video showreel yang mengacu pada prinsip-prinsip dari apa yang harus diterapkan pada sebuah karya.

BAB IV METODOLOGI DAN IMPLEMENTASI KARYA

Dalam bab ini menjelaskan metode-metode kerja selama melakukan kerja praktek, proses pengerjaan video showreel. Dimana nantinya metode-metode ini dapat digunakan dalam proses pembuatan karya atau proyek multimedia selama kerja praktek di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dan saran dari pembuatan video showreel divisi sakra dan looky di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.


(16)

7

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN

2.1Sejarah Singkat

CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman terletak di jalan Wiguna Tengah Regency V/29, Surabaya. CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman adalah biro desain komunikasi yang mengutamakan kualitas dalam tiap solusi, sehingga dapat memberikan nilai tambah sekaligus mendukung kebutuhan bisnis perusahaan. Beberapa client mereka adalah orang-orang penting, misalnya City Branding

Bangkalan, Dinas Pekerjaan Umum, Website Kabupaten Gresik, dan lainnya. Beberapa proyek ditahun 2010 mereka adalah pembrandingan City Bangkalan, Animasi 3d PT. Adhi Karya Construction, Interactive company profile

Dinas Pekerjaan Umum Cipta karya dan Tata Ruang, dan sebagainya. Di tahun 2014, CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman berkembang dan mulai menciptakan beberapa karya, serta akan merekrut beberapa orang yang sama keahliannya dengan perusahaan tersebut.

2.2Profil Perusahaan Nama Perusahaan Nama Media Jenis Media Alamat : : : :

CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman Branding Consultant

Branding


(17)

Telp / Fax

Email Website

: : :

085655250110

edo_mahendra@yahoo.com www.pendopoagung.com

2.3Visi

Visi dari CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman adalah perusahaan holding kreatif berskala internasional yang terintegrasi.

2.4Misi

Setelah visi dari Pendopo Agung Poetrokoesoeman maka selanjutnya adalah misinya. Adapun misi dari CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman yakni: 1. The most profitable creative beureau of the year 2014 for east java regional 2. SDM Creative yang ahli di bidangnya dengan memberikan creative service

dari tataran sebuah branding, yaitu Komunikasi visual dari hulu ke hilir 3. Biro kreatif no. 1 pilihan di Surabaya di tahun 2015

4. Market leader creative beureau untuk BUMN se Indonesia serta Kementrian Indonesia tahun 2015

2.5Job Description

Di dalam CV. Pendopo agung memiliki banyak macam divisi. Dalam divisi ini di bagi beberapa job description yakni :


(18)

9

1. Loomine adalah divisi komunikasi visual. Merangkai dan mengemas visual menjadi sebuah bahasa tanda yang tepat dalam menyampaikan adalah tugas dari divisi loomine.

2. Batupijar adalah divisi dibidang animasi dan multimedia. Dengan perpaduan teknologi dan inovasi batupijar menjadi sebuah ujung tombak. Tugas dari divisi batupijar adalah membuat sebuah animasi ataupun multimedia yang memiliki nilai tambah dan juga memiliki kualitas.

3. Lookey adalah divisi Fotografi dan Videografi. Tugas dari lookey menampilkan cita rasa atau identitas sebuah perusahaan melalui media foto atau video sehingga dapat ditampilkan pada company profile, website, atau media-media yang mendukung perusahaan untuk berkompetisi dan lebih berkembang.

4. Sakra adalah divisi event organizer, tugas sakra menjalankan sebuah event dengan memperhatikan setiap detail, tidak terkecuali hal kecil sekalipun.

2.6Logo Perusahaan

Gambar 2.1 Logo Perusahaan


(19)

Logo CV. Pendopo agung Poetrokoesoeman seperti gambar 2.1, disimbolkan oleh bentuk icon dan juga tipografi bertuliskan pendopo agung poetrokoesoeman dengan menggunakan warna dominan gradasi, orange putih, abu-abu dan hitam putih, hitam dan abu-abu. Icon yang digunakan sangat kreatif, karena dalam icon tersebut memberikan identitas dari perusahaan tersebut, bergitu pula dengan font yang digunakan pun terkesan simple dengan penambahan sedikit kreativitas. Untuk pewarnaa gradasi disetiap logo maupun font memberikan kesan didalam perusahaan terdapat macam-macam divisi yang siap melayani para client.

Warna orang putih di dalam icon memberi efek semangat dan warna orangnya soft memberi kesan agar semangatnya tetap pada arah, dan juga warna ini memberikan inovasi dari warna yang lain dari icon tersebut. Warna abu-abu dan hitam putih memberikan arti perusahaan mereka mengenal kekeluargaan, tidak hanya bisnis yang dibangun melainkan relationship antar personal juga dibangun. Hitam-abu memberikan arti problem solving saat bekerja dengan mengetahui fakta-fakta serta data-data yang telah ada.

Warna font putih dan abu-abu hitam memberikan kesan identitas perusahaan ini memiliki banyak divisi dan siap melayani siapa saja. Diberikan gradasi satu warna agar terlihat menyatu dengan icon dan secara tidak langsung memiliki kepanjangan dari icon tersebut. Font yang dipakai pun sangat simple dengan menambahkan kreativitas serta inovasi yang ada maka pembuatan font untuk identitas dari perusahaan ini akan menjadi luar biasa. Unutk keseluruhan


(20)

11

warnanya yang dipakai soft dikarenakan agar perusahaan ini mampu menyesuaikan serta terlihat secara professional terhadap competitor yang lain.

2.7 Overview Perusahaan

Ketika melakukan sebuah kerja praktek, penting sekali dalam mengenal sebuah lingkungan dari perusahaan tersebut. Baik dari segi perorangan hingga dari segi lingkungan disekitar perusahaan. Karena ini akan sangat dibutuhkan nanti ketika melakukan masa kerja. Perusahaan CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman mempunyai kantor sendiri yang beralamatkan di Wiguna Tengah Regency V/29, Surabaya. Tampak dari gambar 2.2, gambar 2.3 dan gambar 2.4 merupakan tempat di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman, visualisasinya yakni:

Gambar 2.2 Tampak Depan CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman (Sumber: Olahan Pribadi)


(21)

Gambar 2.3 Ruang Utama di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman (Sumber: Olahan Pribadi)

Gambar 2.4 Ruang Kerja di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman (Sumber: Olahan Pribadi)


(22)

13

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1Multimedia

Definisi multimedia menurut Suyanto (2003) dalam bukunya “Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”, Multimedia sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafis, animasi, audio dan gambar video.

Definisi multimedia menurut Suyanto (2003) dalam bukunya “Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”, Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafis, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.

Dalam CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman sangat erat kaitannya dengan penggunaan multimedia. Mengingat banyak sekali kegunaan-kegunaan yang mampu mengimplementasikan terhadap masa depan. Salah satu keunggulan multimedia adanya gambar bergerak atau sering disebut video. Perkembangan video sekarang semakin pesat dan semakin beragam. Penambahan dalam video berbagai macam jenisnya, salah satu adalah dengan

effect-effect untuk memperindah video itu sendiri. Video yang telah di buat di dalam CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman yakni video showreel. Video ini


(23)

mengkombinasikan video asli dengan effect-effect yang telah dibuat sehingga menghasilkan sesuatu video yang berbeda.

Manfaat dalam memakai video ini sangatlah banyak, diantaranya untuk media promosi. Dalam media promosi CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman berharap agar dengan video ini masyarakat mengetahui bahwa branding sangatlah dibutuhkan dalam jangka panjang dan untuk identitas diri sendiri.

3.2Video

Definisi video menurut Komputer (1997) dalam bukunya “Pengolahan Video dengan Adobe Premiere 4.0”, video adalah bagian dari gambar-gambar individual yang disebut frames. Proyeksi beberapa gambar tersebut membuat ilusi gambar bergerak karena otak tidak menangkap gambar secara individual. Dengan ukuran 24FPS, video akan memproyeksikan gerakan yang lebih halus dan berkelanjutan. Secara normal, salah satu atau lebih track audio akan mensinkronkan frame dengan frame suara sehingga menghasilkan gambar yang mempunyai suara.

Video sendiri memiliki kemampuan yang mampu menangkap beberapa gambar sekaligus. Ini merupakan kelebihan yang mampu mengimplementasikan terhadap masa depan. Menurut Binanto (2010) dalam bukunya “Multimedia

Digital Dasar Teori dan Pengembangannya”, di dalam video terdapat 2 macam


(24)

15

1. Video Analog

Video analag mengodekan informasi gambar dengan memvariasikan

voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh system sebelum digital dapat dikategorikan sebagai video analog. Video analog mempunyai dua format, yaitu format elektrik dan format kaset. Video analog dalam pengodean adalah sebagai berikut:

a. NTSC, b. PAL, dan c. SECAM.

Sedangkan video analog dalam format elektrik adalah sebagai berikut: a. RF,

b. Composite Video, c. Component Video, d. S-Video, dan e. RGB.

Dan video dalam format kaset adalah sebagai berikut: a. Ampex

b. Vera (BBC) c. U-Matic (Sony) d. Betamax (Sony) e. Betacam

f. Betacam SP g. VHS (JVC)


(25)

h. S-VHS (JVC) i. VHS-C (JVC) j. Video 2000 (Philips) k. 8mm tape dan l. Hi8

2. Video Digital

Video digital dapat disebut array 3 dimensi dari pixel berwarna, 2 dimensi melayani arah spasial dari gambar bergerak (horizontal dan vertical) dan satu dimensi lainnya akan mempesentasikan domain waktu.

Arsitektur video digital tersusun atas sebuah format untuk mengkodekan dan memainkan kembali file video dengan computer dan menyertakan sebuah pemutar yang mengenali dan membuka file yang dibuat untuk format tersebut. Beberapa pemutar dapat mengenali dan memainkan lebih dari satu format file tersebut. Berikut ini merupakan video digital dalam format kaset:

a. D1 b. D2 c. D3 d. D4 e. D5

f. Digital Betacam g. Betacam IMX h. D-VHS


(26)

17

i. DV j. MiniDV k. MicroMV l. Digital8

3.3Video Showreel

Definisi showreel menurut Diefenbach (2008) dalam bukunya “Video Production Techniques: Theory and Practice From Concept to Screen”,

Showreel adalah cuplikan beberapa video dengan penggabungan effect-effect

sehingga menghasilkan sesuatu video yang indah. Showreel merupakan alat yang sangat penting dalam mencari dan menerima pekerjaan. Semua orang dapat menceritakan tentang apa saja yang telah dibuat, namun untuk mendemonstrasikan apa saja yang telah dibuat maka showreel inilah jawabannya (Diefenbach, 2008).

Di dalam showreel terdapat 3 kategori secara umum menurut Diefenbach (2008) dalam bukunya “Video Production Techniques: Theory and Practice From Concept to Screen”. Beberapa showreel memakai teknik montage, karena memanfaatkan kecepatan dari gambar untuk memperlihatkan portofolio yang telah dibuat. Kadangkala teknik montage disesuaikan dengan irama musik atau suara tertentu.

Showreel mengambil pendekatan secara segmentasi menurut Diefenbach (2008) dalam bukunya “Video Production Techniques: Theory and Practice From Concept to Screen”. Hal ini memakai sedikit contoh namun mengambil


(27)

beberapa waktu untuk menempatkan contoh itu di dalam isi dari video showreel. Sekitar 30 – 40 memperlihatkan shotnya setiap detik.

3.4Element Video Showreel

Showreel memeiliki beberapa element pembuatan, jadi ketika membuat showreel tidak jauh melenceng dari konsep yang ada. Menurut Priestly (2012) dalam webnya yang berjudul “How To Create An Outstanding Showreel” terdapat beberapa element pada vide shworeel diantaranya:

1. Material

Salah satu agar terlihat sangat menarik adanya banyak sekali material yang ada. Material disini adalah sebuah cuplikan-cuplikan dari beberapa karya. Material disini sangat erat kaitannya dengan hasil dari showreel. Di dalam material diharapkan terdapat juga beberpa footage yang akan membantu mempercantik video showreel.

2. Timing

Dalam showreel tentukan timing yang akan dipakai atau diterapkan. Hal ini mengingat showreel timingnya sangat cepat karena menghindari kan kebosanan. Karena idealnya showreel adalah 1 atau 2 menit, tergantung dari material yang sudah ada.

3. Style and Branding

Ini adalah elemen yang paling berharga karena dengan ini menemukan perbedaan dari showreel yang lain. Karena style juga dapat ditentukan dari warna, font dan bahkan musik. Musik juga sangat berpengaruh untuk


(28)

19

penyesuaian style yang dipakai, karena kalau berbeda pastilah sangat aneh

video showreel tersebut. 4. Kredibilitas

Buatlah showreel tetap hidup, dengan cara melibatkan beberapa elemen seperti diatas. Sehingga orang yang akan menonton tidak akan cepat merasa bosan. Dan tetap update showreel, karena ini adalah media yang paling menarik dari pada yang lainnya.

5. Format

Format disini lebih kearah tujuan dari perusahaan tersebut, agar penyatuan dari semua elemen tetap mengena di masyarakat beserta pesan yang diterima oleh masyarakat juga mengena. Format ini seperti mcam font, size font, dan bahkan warna font itu sendiri.

3.5Audio

Saat ini komputer sudah terintegrasi dengan perangkat yang membangkitkan sinyal suara dengan baik. Menurut Binanto (2010) dalam bukunya “Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya” terdapat dua macam suara yang sering digunakan pada komputer, yaitu audio digital dan midi.

3.5.1Audio Digital

Audio digital merupakan versi digital dari suara analog. Pengubahan dari suara analog menjadi suatu digital membutuhkan suatu alat yang disebut Analog


(29)

to Digital Converter (ADC). ADC akan mengubah amplitudo suara gelombang analog ke dalam suatu interval sehingga menghasilkan representasi suara.

Berlawanan dengan ADC, DAC (Digital to Analog Converter) akan mengubah suara digital ke alat suara analog. Menurut Binanto (2010) dalam bukunya “Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya”, audio digital merupakan representasi dari suara asli. Dengan kata lain audio digital merupakan sample suara. Kualitas perekaman suara tergantung pada seberapa sering sample di ambil. Tiga frekuensi sampling yang sering di gunakan dalam multimedia adalah kualitas CD 44,1 KHz 22,5 KHz dan 11,025 Khz dengan ukuran sample 8 bit dan 16 bit. Ukuran sample 8 bit menyediakan 256 unit deskripsi range dinamis atau amplitudo.

3.5.2Midi

Definisi midi menurut Andi (2004) dalam bukunya “Mudah dan Cepat Mengolah Audio Menggunakan Cool Edit 2000”, midi merupakan singkatan dari Musical Instrument Digital Interface dan merupakan suatu cara untuk menyampaikan info performance dari satu softwere atau hardwere ke yang lain. Info performance ini mampu mengambil bentuk sederhana dari satu instruksi nada atau mengirimkan info terperinci seperti timing dan data patch suara. Windows menyediakan metode pengiriman info midi antar program secara internal.

Midi pada dasarnya berbeda dengan audio digital karena midi adalah suatu set intruksi yang memberitahukan kepada device, suara apa yang


(30)

21

dibunyikan, dan kemudian device membuat suara itu dengan syntethizer pada

device itu. Sedangkan audio digital merupakan representasi langsung dari suatu suara. Artinya midi akan menghasilkan suara bunyi yang berbeda pada device

yang berbeda pula, karena setiap device memiliki perbedaan syntethizer sendiri-sendiri untuk menghasilkan suara yang sebenarnya, sedang audio digital akan menghasilkan suara yang sama.

Keuntungan midi menurut Kusrianto (2007) dalam bukunya “Presentasi Sukses Dengan Powerpoint”, keuntungan dari midi adalah format ini kompak dan berukuran kecil sehingga komposisi musik yang direkam dalam waktu yang cukup panjang hanya menghasilkan file yang berukuran beberapa kilobyte. Suatu perbedaan yang sangat besar dibandingkan apabila dengan digital audio. Selain itu midi juga dapat di edit, bahkan memungkinkan user mampu menciptakan sendiri suara bunyi-bunyian maupun musik melalui bantuan program tertentu.


(31)

13 3.1Multimedia

Definisi multimedia menurut Suyanto (2003) dalam bukunya “Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”, Multimedia sebagai alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang mengkombinasikan teks, grafis, animasi, audio dan gambar video.

Definisi multimedia menurut Suyanto (2003) dalam bukunya “Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing”, Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafis, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.

Dalam CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman sangat erat kaitannya dengan penggunaan multimedia. Mengingat banyak sekali kegunaan-kegunaan yang mampu mengimplementasikan terhadap masa depan. Salah satu keunggulan multimedia adanya gambar bergerak atau sering disebut video. Perkembangan video sekarang semakin pesat dan semakin beragam. Penambahan dalam video berbagai macam jenisnya, salah satu adalah dengan

effect-effect untuk memperindah video itu sendiri. Video yang telah di buat di dalam CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman yakni video showreel. Video ini


(32)

14

mengkombinasikan video asli dengan effect-effect yang telah dibuat sehingga menghasilkan sesuatu video yang berbeda.

Manfaat dalam memakai video ini sangatlah banyak, diantaranya untuk media promosi. Dalam media promosi CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman berharap agar dengan video ini masyarakat mengetahui bahwa branding sangatlah dibutuhkan dalam jangka panjang dan untuk identitas diri sendiri.

3.2Video

Definisi video menurut Komputer (1997) dalam bukunya “Pengolahan Video dengan Adobe Premiere 4.0”, video adalah bagian dari gambar-gambar individual yang disebut frames. Proyeksi beberapa gambar tersebut membuat ilusi gambar bergerak karena otak tidak menangkap gambar secara individual. Dengan ukuran 24FPS, video akan memproyeksikan gerakan yang lebih halus dan berkelanjutan. Secara normal, salah satu atau lebih track audio akan mensinkronkan frame dengan frame suara sehingga menghasilkan gambar yang mempunyai suara.

Video sendiri memiliki kemampuan yang mampu menangkap beberapa gambar sekaligus. Ini merupakan kelebihan yang mampu mengimplementasikan terhadap masa depan. Menurut Binanto (2010) dalam bukunya “Multimedia

Digital Dasar Teori dan Pengembangannya”, di dalam video terdapat 2 macam


(33)

1. Video Analog

Video analag mengodekan informasi gambar dengan memvariasikan

voltase dan/atau frekuensi dari sinyal. Seluruh system sebelum digital dapat dikategorikan sebagai video analog. Video analog mempunyai dua format, yaitu format elektrik dan format kaset. Video analog dalam pengodean adalah sebagai berikut:

a. NTSC, b. PAL, dan c. SECAM.

Sedangkan video analog dalam format elektrik adalah sebagai berikut: a. RF,

b. Composite Video, c. Component Video, d. S-Video, dan e. RGB.

Dan video dalam format kaset adalah sebagai berikut: a. Ampex

b. Vera (BBC) c. U-Matic (Sony) d. Betamax (Sony) e. Betacam

f. Betacam SP g. VHS (JVC)


(34)

16

h. S-VHS (JVC) i. VHS-C (JVC) j. Video 2000 (Philips) k. 8mm tape dan l. Hi8

2. Video Digital

Video digital dapat disebut array 3 dimensi dari pixel berwarna, 2 dimensi melayani arah spasial dari gambar bergerak (horizontal dan vertical) dan satu dimensi lainnya akan mempesentasikan domain waktu.

Arsitektur video digital tersusun atas sebuah format untuk mengkodekan dan memainkan kembali file video dengan computer dan menyertakan sebuah pemutar yang mengenali dan membuka file yang dibuat untuk format tersebut. Beberapa pemutar dapat mengenali dan memainkan lebih dari satu format file tersebut. Berikut ini merupakan video digital dalam format kaset:

a. D1 b. D2 c. D3 d. D4 e. D5

f. Digital Betacam g. Betacam IMX h. D-VHS


(35)

i. DV j. MiniDV k. MicroMV l. Digital8

3.3Video Showreel

Definisi showreel menurut Diefenbach (2008) dalam bukunya “Video Production Techniques: Theory and Practice From Concept to Screen”,

Showreel adalah cuplikan beberapa video dengan penggabungan effect-effect

sehingga menghasilkan sesuatu video yang indah. Showreel merupakan alat yang sangat penting dalam mencari dan menerima pekerjaan. Semua orang dapat menceritakan tentang apa saja yang telah dibuat, namun untuk mendemonstrasikan apa saja yang telah dibuat maka showreel inilah jawabannya (Diefenbach, 2008).

Di dalam showreel terdapat 3 kategori secara umum menurut Diefenbach (2008) dalam bukunya “Video Production Techniques: Theory and Practice From Concept to Screen”. Beberapa showreel memakai teknik montage, karena memanfaatkan kecepatan dari gambar untuk memperlihatkan portofolio yang telah dibuat. Kadangkala teknik montage disesuaikan dengan irama musik atau suara tertentu.

Showreel mengambil pendekatan secara segmentasi menurut Diefenbach (2008) dalam bukunya “Video Production Techniques: Theory and Practice From Concept to Screen”. Hal ini memakai sedikit contoh namun mengambil


(36)

18

beberapa waktu untuk menempatkan contoh itu di dalam isi dari video showreel. Sekitar 30 – 40 memperlihatkan shotnya setiap detik.

3.4Element Video Showreel

Showreel memeiliki beberapa element pembuatan, jadi ketika membuat showreel tidak jauh melenceng dari konsep yang ada. Menurut Priestly (2012) dalam webnya yang berjudul “How To Create An Outstanding Showreel” terdapat beberapa element pada vide shworeel diantaranya:

1. Material

Salah satu agar terlihat sangat menarik adanya banyak sekali material yang ada. Material disini adalah sebuah cuplikan-cuplikan dari beberapa karya. Material disini sangat erat kaitannya dengan hasil dari showreel. Di dalam material diharapkan terdapat juga beberpa footage yang akan membantu mempercantik video showreel.

2. Timing

Dalam showreel tentukan timing yang akan dipakai atau diterapkan. Hal ini mengingat showreel timingnya sangat cepat karena menghindari kan kebosanan. Karena idealnya showreel adalah 1 atau 2 menit, tergantung dari material yang sudah ada.

3. Style and Branding

Ini adalah elemen yang paling berharga karena dengan ini menemukan perbedaan dari showreel yang lain. Karena style juga dapat ditentukan dari warna, font dan bahkan musik. Musik juga sangat berpengaruh untuk


(37)

penyesuaian style yang dipakai, karena kalau berbeda pastilah sangat aneh

video showreel tersebut. 4. Kredibilitas

Buatlah showreel tetap hidup, dengan cara melibatkan beberapa elemen seperti diatas. Sehingga orang yang akan menonton tidak akan cepat merasa bosan. Dan tetap update showreel, karena ini adalah media yang paling menarik dari pada yang lainnya.

5. Format

Format disini lebih kearah tujuan dari perusahaan tersebut, agar penyatuan dari semua elemen tetap mengena di masyarakat beserta pesan yang diterima oleh masyarakat juga mengena. Format ini seperti mcam font, size font, dan bahkan warna font itu sendiri.

3.5Audio

Saat ini komputer sudah terintegrasi dengan perangkat yang membangkitkan sinyal suara dengan baik. Menurut Binanto (2010) dalam bukunya “Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya” terdapat dua macam suara yang sering digunakan pada komputer, yaitu audio digital dan midi.

3.5.1Audio Digital

Audio digital merupakan versi digital dari suara analog. Pengubahan dari suara analog menjadi suatu digital membutuhkan suatu alat yang disebut Analog


(38)

20

to Digital Converter (ADC). ADC akan mengubah amplitudo suara gelombang analog ke dalam suatu interval sehingga menghasilkan representasi suara.

Berlawanan dengan ADC, DAC (Digital to Analog Converter) akan mengubah suara digital ke alat suara analog. Menurut Binanto (2010) dalam bukunya “Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya”, audio digital merupakan representasi dari suara asli. Dengan kata lain audio digital merupakan sample suara. Kualitas perekaman suara tergantung pada seberapa sering sample di ambil. Tiga frekuensi sampling yang sering di gunakan dalam multimedia adalah kualitas CD 44,1 KHz 22,5 KHz dan 11,025 Khz dengan ukuran sample 8 bit dan 16 bit. Ukuran sample 8 bit menyediakan 256 unit deskripsi range dinamis atau amplitudo.

3.5.2Midi

Definisi midi menurut Andi (2004) dalam bukunya “Mudah dan Cepat Mengolah Audio Menggunakan Cool Edit 2000”, midi merupakan singkatan dari Musical Instrument Digital Interface dan merupakan suatu cara untuk menyampaikan info performance dari satu softwere atau hardwere ke yang lain. Info performance ini mampu mengambil bentuk sederhana dari satu instruksi nada atau mengirimkan info terperinci seperti timing dan data patch suara. Windows menyediakan metode pengiriman info midi antar program secara internal.

Midi pada dasarnya berbeda dengan audio digital karena midi adalah suatu set intruksi yang memberitahukan kepada device, suara apa yang


(39)

dibunyikan, dan kemudian device membuat suara itu dengan syntethizer pada

device itu. Sedangkan audio digital merupakan representasi langsung dari suatu suara. Artinya midi akan menghasilkan suara bunyi yang berbeda pada device

yang berbeda pula, karena setiap device memiliki perbedaan syntethizer sendiri-sendiri untuk menghasilkan suara yang sebenarnya, sedang audio digital akan menghasilkan suara yang sama.

Keuntungan midi menurut Kusrianto (2007) dalam bukunya “Presentasi Sukses Dengan Powerpoint”, keuntungan dari midi adalah format ini kompak dan berukuran kecil sehingga komposisi musik yang direkam dalam waktu yang cukup panjang hanya menghasilkan file yang berukuran beberapa kilobyte. Suatu perbedaan yang sangat besar dibandingkan apabila dengan digital audio. Selain itu midi juga dapat di edit, bahkan memungkinkan user mampu menciptakan sendiri suara bunyi-bunyian maupun musik melalui bantuan program tertentu.


(40)

22

BAB IV

METODOLOGI DAN IMPLEMENTASI KARYA

4.1Prosedur Pelaksanaan Kerja Praktek

Prosedur dalam pelaksanaan kerja praktek sesuai dengan yang ditetapkan oleh STIKOM Surabaya. Yaitu dengan beberapa tahapan-tahapan penting yang harus dilalui:

1. Survey lapangan atau observasi, kegiatan ini ditujukan untuk mengamati proses pembuatan produksi multimedia.

2. Study Pustaka dilakukan untuk mendapatkan landasan teori yang sesuai dengan permasalahan dan dapat menjadi refrensi untuk pelaksanaan rencana penggambaran sistem.

3. Analisa Permasalahan ditujukan untuk menetapkan kebutuhan client atau kebutuhan instansi dan menentukan bagaimana solusi terbaik yang akan diterapkan dalam istansi.

Pembuatan Produk Multimedia, pada pembuatan produk sendiri terdapat beberapa tahapan, antar lain:

1. Pendahuluan, identifikasi permasalahan yang ada, evaluasi, alternative, solusi dan prioritas pengembangan.

2. Tahap analisa ruang lingkup permasalahan, ruang lingkup dan sasaran yang akan dikembangkan, identifikasi area permasalahan yang lebih terinci, evaluasi, perumusan dan penyusunan untuk menunjang perancangan desain.


(41)

3. Tahap analisa kebutuhan pengguna, mendefiniskan kebutuhan fungsional dan non-fungsional untuk menunjang informasi yang akurat.

4. Tahap spesifikasi media, dilakukan untuk melakukan spesifikasi fungsional, konfigurasi hardware dan software yang support dengan computer klien. 5. Revisi produk, melakukan perbaikan dan pemantauan untuk menghasilkan

produk yang sesuai target.

6. Pembuatan laporan, semua dokumentasi dalam pembuatan produk multimedia tersebut, sebagai hasil dari proyek disusun dalam sebuah laporan.

4.2Acuan Kerja Praktek

Sebelum melakukan kerja praktek, ada beberapa acuan yang harus dilalui. Di dalam kerja praktek memiliki sebuah acuan, diantaranya adalah:

1. Pra-Kerja Praktek:

a. Sebelum melaksanakan kerja praktek, wajib mengisi form acuan kerja yang terdiri dari dua halaman yang merupakan “kontrak kerja” antara mahasiswa dengan perusahaan dimana anda melaksanakan kerja praktek dan dosen pembimbing kerja praktek.

b. Pengisian form acuan kerja harus lengkap beserta tanda tangan pihak terkait.

c. Form acuan kerja yang terisi lengkap, diperbanyak oleh mahasiswa sebanyak dua kali dengan ukuran A4.


(42)

24

e. Copy 2: Diserahkan kepada PPKP.

f. Asli: Dilampirkan saat pembuatan Buku Laporan Kerja Praktek. 2. Pra-Kerja Praktek:

a. Melaksanakan kerja praktek sesuai jangka waktu yang ditetapkan. b. Melakukan bimbingan ke dosen pembimbing.

3. Pasca Kerja Praktek:

a. Mengambil form nilai kerja praktek untuk perusahaan.

b. Mahasiswa melakukan demo ke pihak perusahaan terlebih dahulu, kemudian ke dosen pembimbing.

c. Setelah demo ke perusahaan, mahasiswa meyerahkan form nilai dari perusahaan secara lengkap ke bagian PPKP untuk ditukar dengan form nilai kerja praktek untuk dosen pembimbing.

d. Melakukan demo ke dosen pembimbing dan setelah melakukan demo ke dosen pembimbing mahasiswa menyerahkan form nilai dari dosen pembimbing ke bagian PPKP.

e. Mahasiswa membuat buku laporan kerja praktek dengan bimbingan dosen pembimbing kerja praktek.

f. Merevisi laporan jika ada yang perlu dibenahi.

g. Buku laporan kerja praktek dan CD diserahkan ke bagain PPKP/ perpus.


(43)

4.3 Metodologi Penelitian

Metodologi dalam penelitian ini menggunakan penelitian secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan metode pengolahan data kuantitatif (angka) dengan metode statistik inferensial.Penelitian kualitatif merujuk pada penalaran baik secara tekstual maupun secara visual.

Metodologi penelitian kuantitatif dan kualitatif akan digunakan dalam pengumpulan data yang akan diproses lebih lanjut untuk diolah. Dari olahan data akan memunculkan perancangan.

4.4 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode mengidentifikasi masalah terlebih dahulu dan membuat alur perancangan yang akan dilaksanakan, agar dalam proses pencarian data tidak terjadi penyimpangan dalam mengemukakan tujuan yang ingin dicapai.

4.4.1 Observasi

Saat melakukan magang atau kerja praktek di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman, penulis telah melakukan observasi dalam rangka menyelesaikan video showreel yang mana sebagai bahan dalam melaksanakan kerja praktek. Penulis mengumpulkan data mengenai perusahaan maupun informasi mengenai content, metode penyatuan setiap divisi, dan juga audio yang akan dipakai dalam video ini.


(44)

26

4.4.2 Wawancara

Kegunaan metode wawancara adalah agar penulis mengetahui lingkup lingkungan kerja dan mengetahui bagaimana yang diminta dari project leader tentang pembuatan video showreel tersebut. Berikut adalah beberapa hasil wawancara:

1. Membuat sebuah flowchart agar terkonsep dalam pembuatan video showreel.

2. Mendapatkan informasi content apa saja yang akan digunakan dalam pembuatan video showreel nanti.

3. Mendapatkan pengetahuan di dalam instansi terdapat beberapa divisi dan video ini mampu menyatu dengan karya-karya yang telah dibuat.

4. Mendapatkan referensi video showreel sehingga mampu menetapkan sebuah standart dalam pencapaian video showreel ini.

5. Menetapkan deadline serta membuat video showreel sesuai standart sehingga mampu menghasilkan video yang lebih dari standart dan berkualitas.

4.4.3 Studi Literatur

Studi literatur adalah metode pengumpulan data dari perpustakaan. Pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari buku literatur, majalah, artikel internet, dan informasi lainnya, sebagai bahan tinjauan


(45)

literatur. Pengumpulan data ini berkaitan dengan penelitian video showreel ini, seperti yang dijelaskan pada landasan teori diatas.

4.4.4 Studi Eksisting

Untuk membuat sebuah video showreel membutuhkan studi eksisting yang berfungsi mengamati sebuah karya yang sebelumnya sudah ada dan juga berfungsi sebagai standart sehingga lebih mudah dalam menentukan target yang lebih baik dalam video showreel ini. Obyek/karya yang menjadi sampel studi eksisting akan dikaji untuk mempelajari kelebihan dan kekurangan dari sampel sebelumnya sudah ada. Kajian ini dilakukan terhadap beberapa karya yang serupa, diantaranya:

1. Videoagency Showreel 2011 - Online video production company in Paris Videoagency Showreel 2011 - Online video production company in Paris merupakan video showreel yang diproduksi dari negara paris. Videoagency sendiri adalah sebuah jasa di bidang pembuatan video namun lebih ditekankan pada online. Sudah banyak yang menjadi client dari videoagency ini misalnya perusahaan google, perusahaan Nissan dsb. Karena berbasis secara online, maka para clientnya dapat juga dari online maupun offline.


(46)

28

Gambar 4.1 Videoagency Showreel (Sumber: www.videoagency.com)

Gambar 4.2 Videoagency Showreel (Sumber: www.videoagency.com)


(47)

Gambar 4.3 Videoagency Showreel (Sumber: www.videoagency.com)

Berbeda dari showreel yang lainnya yang hanya mengunggulkan effect

beserta content atau karya-karya yang keren, namun showreel dari videoagency ini mampu memberikan kesan tersendiri bagi penonton sehingga penonton dalam memberikan kategori jauh lebih mudah dan sudah terarah seperti gambar 4.1, gambar 4.2 dan gambar 4.3. Dari segi penyatuan videoagency ini mampu menyatukan semua karya sehingga tidak ada yang berdiri sendiri. Berdiri sendiri disini adalah misalnya dari segi warna berbeda dari yang lain, dari segi penataan juga berbeda dsb. Musik yang dipakai dalam showreel videoagency ini sesuai karena kecepatan dengan tema audio yang dibawakan juga sebanding sehingga orang melihat pertama kali akan terkesan.


(48)

30

2. Skawan Creative Showreel 2011

Skawan Creative Showreel 2011 merupakan agen kreatif Indonesia yang berasal dari jawa timur kota surabaya. Skawan sendiri adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang branding. Mereka menawarkan sebuah jasa pembuatan branding yang digunakan untuk berbagai macam kebutuhan sesuai dengan keinginan para client.

Gambar 4.4 Skawan Creative Showreel 2011 (Sumber: www.skawan.com)


(49)

Gambar 4.5 Skawan Creative Showreel 2011 (Sumber: www.skawan.com)

Gambar 4.6 Skawan Creative Showreel 2011 (Sumber: www.skawan.com)


(50)

32

Showreel skawan 2011 merupakan kinerja mereka selama tahun 2011 seperti gambar 4.4, gambar 4.5, gambar 4.6 dan juga gambar 4.7. Showreel ini juga digunakan sebagai promosi mereka dalam memasarkan produk. Dalam

showreel skawan, konsep yang diterapkan cukup pantas untuk awal dari sebuah video. Namun setelah di tengah-tengah konsep itu terasa sudah mulai kabur. Berbeda dari yang lainnya, mereka mengimprove karya mereka dengan efek-efek sehingga tidak membutuhkan membuat efek lagi. Untuk segi penyatuan, mereka lebih menyatu warnanya dari pada showreel yang lain. Akan tetapi mereka musiknya tidak sesuai dengan pergerakan dari video showreel itu sendiri.

Gambar 4.7 Skawan Creative Showreel 2011 (Sumber: www.skawan.com)


(51)

Dari Studi Eksisting Videoagency Showreel 2011 dan Skawan Creative Showreel 2011, dapat didapat analisa kelebihan, kekurangan dan kesempatan dalam tabel 4.1. Untuk lebih jelasnya berikut tabel analisa kelebihan, kekurangan dan kesempatan dari Videoagency Showreel 2011 dan Skawan Creative Showreel

2011.

Tabel 4.1 Analisa Kelebihan, Kekurangan dan Kesempatan

Analisis Videoagency Showreel 2011

Skawan Creative Showreel 2011

Kelebihan Penyatuan sangat baik, konsep yang digunakan cukup baik dan audio sesuai dengan pergerakan video.

Warna yang digunakan sangat padu, dan efek yang digunakan cukup kreatif.

Kekurangan Efek yang diterapkan untuk video showreel

terlalu sedikit sehingga monoton.

Konsep kurang terarah sehingga ditengah-tengah mulai kabur, dan audio yang digunakan tidak sesuai dengan pergerakan video

showreel. Kesempatan Menambah referensi

konsep dalam penerapan video showreel serta audio yang sesuai dengan video showreel.

Menambah referensi warna yang sangat padu dan juga mengetahui kreatifitas yang mampu dibuat dengan berdasarkan karya yang sudah ada.


(52)

34

4.5 Implementasi Karya

Implementasi karya merupakan tahapan yang inti dalam pembuatan sebuah video showreel dengan proses konsep, pembuatan flowchart, pengerjaan, penyatuan, pembuatan audio dan finishing.

4.5.1 Konsep

Konsep berasal dari hasil observasi dan beberapa ide kreatif yang disatukan sehingga menghasilkan sebuah konsep yang baik. Dalam konsep yang dibuat menggunakan 1 Inti utama dan terdapat beberapa sub inti lagi yang mendukung 1 inti utama tersebut. Untuk awal dalam menerapkan karya terlebih dahulu di desain terlebih dahulu menggunakan adobe photoshop. Setelah melakukan desain di softwere editing design maka implementasi selanjutnya adalah memasukkan kedalam softwere editing video. Namun lebih baik sebelum implementasi ke softwere editing video, menentukan jalan ceritanya terlebih dahulu agar sesuai dengan konsep yang telah di dapatkan, berikut visualisasinya:


(53)

Dalam konsep gambar 4.8, lingkaran yang di tengah merupakan CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman sendiri. Sedangkan yang 5 lingkaran mengintari adalah penjelasan karya-karya dari CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman. Di dalam 5 lingkaran itu terdapat sub-sub penjelasan dan berbagai macam karya dari CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman. Untuk pewarnaan konsepnya seperti itu seiring berjalannya waktu akan di improve. Di dalam video showreel ini tidak di tampilkan divisi lagi, agar mempermudah pemahaman terhadap para penonton yang melihat video showreel ini.

4.5.2 Flowchart

Untuk menyatukan setiap video yang ada perlu adanya flowchart karena ini merupakan dasar dari pembuatan showreel yang ada. Karena flowchart memegang peranan penting, untuk pengerjaan agar tidak keluar dari pembahasan yang telah di tetapkan sesuai dengan konsep yang telah di buat. Berikut gambar bagan flowchart yang akan di terapkan:


(54)

36

Gambar 4.9 Flowchart Pembuatan Video Showreel

Dalam gambar 4.9 adalah dasar dari sebuah perjalanan video showreel ini. Karena setiap pergerakan maupun perpindahan harus terkonsep agar sesorang melihat video showreel ini menarik.

4.5.3 Pengerjaan

Pengerjaan dalam hal ini penulis membagi dengan partner kerja praktek, mengingat project video showreel ini menggunakan 2 orang dalam pengerjaannya. Maka disini penulis mengambil divisi video dan foto serta event organizing.

Untuk pengerjaannya dalam hal bumper serta inti utama penulis dengan


(55)

kesalah pahaman atas pembuatan video showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.

Saat melakukan pengerjaan, penulis dengan partner terlebih dahulu membuat logo di dalam showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman. Dalam mengimplementasi logo kedalam video memakai efek seperti menggambar, untuk menunjukkan kalau CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman adalah salah satu agen creative. Berikut ini gambaran logo saat pembukaan video showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman:

Gambar 4.10 Opening Showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman

Dari opening seperti gambar 4.10 maka selanjutnya menju inti utama, karena konsep yang telah di tentukan haruslah di terapkan dalam video showreel

CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman. Inti utama ini digunakan sebagai pengenalan kalau di dalam CV. Pendopo agung poetrokoesoeman terdapat banyak


(56)

38

macam divisi dan juga tentunya bermacam-macam karya yang telah dibuat. Untuk gambaran inti utama terdapat di dalam gambar 4.11. Visualisasi dari showreel

seperti gambar berikut ini:

Gambar 4.11 Inti Utama dari Showreel

Seperti dengan konsep yang telah dibuat maka implementasinya pun harus juga sama atau bahkan lebih baik di improvisasi dalam hal berkarya. Mengingat sudah menerapkan flowchart juga maka perlu di perhatikan bagaimana sebuah sistem atau alur cerita yang akan diterapkan dalam pembuatan video showreel di dalam CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman. Gambar diatas adalah penerapan dari konsep beserta alur flowchart yang telah di buat terlebih dahulu.

Setelah dari inti utama maka selanjutnya adalah mengerjakan secara individu dalam menentukan yang selanjutnya sesuai tugas masing-masing. Dalam hal ini penulis mengerjakan divisi video dan foto serta event organizing. Untuk


(57)

mengerjakan ini penulis terlebih dahulu membuat sebuah opening setelah memasuki inti utama. Opening ini berfungsi sebagai pengenalan kalau sudah berbeda content dari yang sebelumnya. Berikut ini dari opening divisi video dan foto:

Gambar 4.12 Opening dalam Divisi Video dan Foto

Di dalam gambar 4.12 merupakan opening yang telah di buat, maka tahap selanjutnya adalah memasuki penjelasan karya apa saja. Sebelum memasuki penjelasan karya, perlu adanya sebuah judul dalam pembukaan. Agar yang melihat tidak salah paham akan karya yang telah di buat. Dalam judul disini nantinya di efek untuk berputar datang dan juga berputar untuk hilang. Tidak hanya itu dalam judul ini di improve dengan diberikan beberapa efek yang digunakan untuk menghiasi judul sekiranya agar lebih baik. Untuk visualisasi


(58)

40

Gambar 4.13 Judul Salah Satu Divisi Video dan Foto

Dalam gambar 4.13 merupakan judul dari divisi video dan foto. Judul ini masih sangat sederhana, maka sangat perlu dalam mengembangkan judul. Pada gambar 4.14 adalah improvisasi dari konsep yang telah diterapkan. Visualisasinya seperti ini:


(59)

Dari judul salah satu divisi video dan foto maka selanjutnya adalah memasuki karya dari divisi itu sendiri. Untuk karyanya di dapatkan dari pengumpulan data melalui wawancara. Konsep yang dipakai dalam showreel

divisi video dan foto yakni menggunakan efek yang berawal dari kecil kemudian menjadi besar. Untuk menyesuaikan dengan efek pembukaan judul di divisi video dan foto maka menggunakan efek yang juga sama. Jadi ada efek lagi setelah judul itu menghilang dan setelah efek terdapat video dari divisi video dan foto yang salah satunya menjadi showreel nantinya. Video Semen Tuban dari divisi video dan foto yang akan diambil. Untuk tampilan dalam video semen Tuban:

Gambar 4.15 Video Showreel Divisi Video dan Foto

Gambar 4.15 merupakan video karya dari CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman. Untuk selanjutnya seperti yang telah dibuat dalam flowchart maka yakni memasuki inti utama lagi dan melanjutkan menuju interactive media


(60)

-42

animation kemudian barulah menuju event organizing. Dalam opening event organizing ini menggunakan konsep seperti clapper board dalam film. Maka selanjutnya adalah menerapkan konsep yang telah didapatkan. Berikut ini opening

dari divisi event organizing:

Gambar 4.16 Opening dalam Divisi Event Organizing

Setelah melewati opening seperti gambar 4.16 maka tahap selanjutnya adalah membuat judul seperti yang dijelaskan pada pembuatan judul di divisi video dan foto. Namun konsepnya berbeda dengan divisi video dan foto. Konsep judul dari divisi event organizing adalah sperti clapper board yang lumayan cepat. Karena konsep ini juga penyesuaian dengan opening dari divisi event organizing dalam showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.

Dalam judul ini terdapat banyak sekali macam-macam penjelasan dari video yang akan dimasukkan kedalam showreel CV. Pendopo Agung


(61)

Poetrokoesoeman. Diantaranya adalah cipta karya 2010-2012, eco green building 2013 dan event sanitasi. Kesemuanya adalah karya dari divisi event organizing dalam CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman. Akan tetapi judul kesemuanya disatukan dalam jeda beberapa detik dikarenakan untuk mengurangi kebosanan terhadap video showreel. Berikut ini visualisasi dari beberapa judul divisi event organizing:

Gambar 4.17 Judul Cipta Karya 2010 dalam Divisi Event Organizing

Setiap penerapan dalam judul cipta karya seperti gambar 4.17, maka selanjutnya lebih baik disamakan karena karakter dari judul tidak akan jauh berbeda. Cipta karya 2010 ini adalah judul pertama dari divisi event organizing.


(62)

44

Gambar 4.18 Judul Cipta Karya 2011 dalam Divisi Event Organizing

Gambar 4.19 Judul Cipta Karya 2012 dalam Divisi Event Organizing

Antara setiap cipta karya, cipta karya 2010 seperti gambar 4.17, cipta karya 2011 seperti gambar 4.18 dan cipta karya 2012 seperti gambar 4.19


(63)

memiliki persamaan dalam hal pewarnaan dan karakter huruf. Ini digunakan untuk penyatuan karakter dari sebuah judul agar tidak jauh dari konsep satu kesatuan yang padu. Selanjutnya visualisasi eco green building 2013:

Gambar 4.20 Judul Eco Green Guilding 2013 dalam Divisi Event Organizing

Dalam gambar 4.20 eco green building 2013 merupakan judul kedua setelah judul cipta karya dari 2010 hingga 2013. Dari karakter huruf disamakan karena masih dalam 1 lingkup divisi, yakni divisi event organizing. Namun dari segi pewarnaan dibuat berbeda karena untuk membedakan antara cipta karya dan eco green building 2013.


(64)

46

Gambar 4.21 Judul Event Sanitasi dalam Divisi Event Organizing

Dari judul event sanitasi seperti gambar 4.21 maka selanjutnya adalah memasuki content dari judul tersebut. Di dalam video showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman terdapat beberapa judul untuk dijelaskan sesuai dengan diatas. Konsep yang digunakan seperti dalam perfileman. Bisa dibilang mirip juga untuk clapper board. Konsep ini disamakan untuk opening beserta judul, agar tidak berasa berbeda. Untuk pergerakan perpindahan dari video 1 ke video lain pergerakannya sama namun contentnya yang berbeda. Dikarenakan untuk menghindari pengertian yang lain oleh para penonton yang sedang melihat.Pergerakannya dari samping kanan ke tengah dan menjadi besar video contentnya. Begitu seterusnya hingga video konten yang terakhir.

Content dari showreel divisi event organizing berasal dari pengumpulan data melewati wawancara. Event ini merupakan sebuah karya yang pernah di jalani di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman seperti gambar 4.22, gambar 4.23


(65)

dan 4.24 merupakan event cipta karya, gambar 4.25 event eco green building 2013 dan event sanitasi seperti gambar 4.26. Berikut ini content video dari beberapa judul di event organizing:

Gambar 4.22 Cipta Karya 2010 dalam Divisi Event Organizing


(66)

48

Gambar 4.24 Cipta Karya 2012 dalam Divisi Event Organizing


(67)

Gambar 4.26 Event Sanitasi dalam Divisi Event Organizing

Dalam gambar 4.22 hingga gambar 4.24 merupakan event cipta karya sedangkan gambar 4.25 event eco green building serta gambar 4.26 merupakan event sanitasi. Setelah video content dimasukkan, selanjutnya adalah kembali ke inti utama. Mengingat ini sudah terkonsep dan juga terdapat flowchart jadi setidaknya sudah terarah sampai sekarang.


(68)

50

Gambar 4.27 Ending Showreel

Konsep di dalam gambar 4.27 ending showreel hampir sama dengan pembukaan, namun perbedaannya yang menjadi sket dalam outline adalah semua divisi sehingga membentuk logo CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman itu sendiri. Setelah menyeket outline terbentuklah sebuah logo itu. Dan hal ini sekiranya dari semua konsep beserta flowchart yang telah dibuat telah sesuai dengan implementasi yang diterapkan dalam karya showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.

4.5.4 Penyatuan

Dari pengerjaan, penulis dan partner telah mengerjakan opening dan

ending. Kemudian penulis beserta partner menyatukan video showreel ini agar menjadi kesatuan yang padu. Saat penyatuan terdapat beberapa warna agar penyatuannya padu dan terarah.


(69)

Warna yang dipakai hampir semuanya smooth. Smooth disini tidak mencolok saat melihat video showreel. Memakai smooth dikarenakan menyesuaikan juga dengan video content yang telah didapat. Karena apabila terjadi ketidak seimbangan warna dapat mengakibatkan seseorang tidak akan

mood dalam melanjutkan melihat video showreel, dan tentunya ini juga sangat berarti efeknya mengingat showreel ini digunakan untuk ajang promosi juga. Dalam ajang promosi tentunya tidak hanya video yang diutamakan, melainkan juga penyatuan, warna, audio dan juga sebagainya yang mendukung akan video

showreel tersebut.

4.5.5 Audio

Video yang telah disatukan membutuhkan audio yang cocok dalam

showreel. Audio disini tidak lagi memakai soundtrack dari musik lain, melainkan membuat sendiri menggunakan softwere musik. Konsep yang pertama dari softwere music ini adalah menyamakan dengan video showreel yang telah di satu padukan. Menyamakan disini lebih tepatnya kearah timingnya, jadi showreel

memang cepat dalam perpindahan dan hal ini perlu di ikuti dengan irama audio yang juga cepat agar kesan yang diberikan kepada yang melihat juga tersampaikan.

Mengingat ini juga digunakan sebagai promosi, maka audio sangatlah penting bagi penonton. Karena tanpa audio, video showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman sangatlah hampa. Memang lebih mudah dalam mencari


(70)

52

baik lagi kalau membuat sendiri. Ketika membuat audio sendiri akan membuat lebih berkesan daripada hanya mengambil soundtrack audio lain.

Dalam pembuatan audio ini menggunakan 4 alat musik, yakni bass, ryhtm, melody dan juga drum. Semuanya memiliki peranan masing-masing dan semuanya di acak sehingga menjadikan banyak variasi. Dari ke empat alat musik tersebut mempunyai peranan masing-masing yang sangat penting, misalnya saat memasuki opening hanya bass yang bermain.

Untuk hal audio ini memang tidak termasuk di dalam kategori pembuatan

showreel. Namun ini juga berhubungan bagaimana kita menyatukan beberapa divisi menjadi satu kesatuan yang padu dan mampu menjadikan utuh.

4.5.6 Finishing

Video showreel telah dipadukan dan disatukan, audio juga sudah selesai. Kemudian langkah selanjutnya adalah finishing dari kesemuannya. Finishing

disini lebih ditekankan pada penempatan audio yang sesuai dan juga penambahan

viggnet yang berguna untuk menyelaraskan semua video showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.

Finishing disini juga tidak lupa mengecek apa saja yang mengalami bug ataupun eror baik saat render video showreel maupun setelahnya. Karena video

showreel ini akan digunakan sebagai promosi di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.


(71)

53

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan implementasi karya yang telah dijelaskan, maka penulis memberi kesimpulan yaitu:

1. Ketika membuat sebuah video showreel dibutuhkan step by step yang terstruktur. Mulai dari pencarian ide konsep, pembuatan flowchart, penyatuan warna, pembuatan audio hingga finishing dan semuanya menjadi satu kesatuan.

2. Pada saat menyatukan setiap divisi maka peranan step by step sangat dibutuhkan. Dan yang paling terpenting membuat sebuah karakter yang sama dalam berbeda divisi sangatlah penting.

5.2Saran

Adapun saran yang disampaikan berkaitan dengan penulisan laporan kerja praktek ini sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan kerja praktek pembuatan video showreel ini, penulis merasa pentingnya sebuah konsep inti. Karena hal ini akan digunakan dalam seluruh video showreel. Untuk memberikan kesan yang indah maka konsep harus searah dengan elemen-elemen showreel itu sendiri.

2. Relasi antara perusahaan dan pribadi harus dijalin dengan baik, guna melancarkan segala urusan yang ada dilingkup kerja.


(72)

54

DAFTAR PUSTAKA

Rujukan Buku:

Andi, Tim Penerbit. 2004. Mudah dan Cepat Mengolah Audio Menggunakan Cool Edit 2000. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Diefenbach, L. Donlald. 2008. Video Production Techniques : Theory and Practice From Concept to Screen. Routledge: Routledge Communication Series.

Komputer, Wahana. 1997. Pengolahan Video dengan Adobe Premiere 4.0.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kusrianto, Adi. 2007. Presentasi Sukses Dengan Powerpoint. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Mitra, Ananda. 2010. Digital video : moving images and computers. New york: Chelsea House.

Suyanto, Mohamad. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Rujukan Website:

Priestly, Justin. 2012. “How To Create An Outstanding Showreel”. Really Bright Media. ( http://www.reallybrightmedia.com/how-to-create-an-outstanding-showreel/1122/) Diakses 7 April 2014.


(1)

Gambar 4.26 Event Sanitasi dalam Divisi Event Organizing

Dalam gambar 4.22 hingga gambar 4.24 merupakan event cipta karya sedangkan gambar 4.25 event eco green building serta gambar 4.26 merupakan event sanitasi. Setelah video content dimasukkan, selanjutnya adalah kembali ke inti utama. Mengingat ini sudah terkonsep dan juga terdapat flowchart jadi setidaknya sudah terarah sampai sekarang.


(2)

50

Gambar 4.27 Ending Showreel

Konsep di dalam gambar 4.27 ending showreel hampir sama dengan pembukaan, namun perbedaannya yang menjadi sket dalam outline adalah semua divisi sehingga membentuk logo CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman itu sendiri. Setelah menyeket outline terbentuklah sebuah logo itu. Dan hal ini sekiranya dari semua konsep beserta flowchart yang telah dibuat telah sesuai dengan implementasi yang diterapkan dalam karya showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.

4.5.4 Penyatuan

Dari pengerjaan, penulis dan partner telah mengerjakan opening dan ending. Kemudian penulis beserta partner menyatukan video showreel ini agar menjadi kesatuan yang padu. Saat penyatuan terdapat beberapa warna agar penyatuannya padu dan terarah.


(3)

Warna yang dipakai hampir semuanya smooth. Smooth disini tidak mencolok saat melihat video showreel. Memakai smooth dikarenakan menyesuaikan juga dengan video content yang telah didapat. Karena apabila terjadi ketidak seimbangan warna dapat mengakibatkan seseorang tidak akan mood dalam melanjutkan melihat video showreel, dan tentunya ini juga sangat berarti efeknya mengingat showreel ini digunakan untuk ajang promosi juga. Dalam ajang promosi tentunya tidak hanya video yang diutamakan, melainkan juga penyatuan, warna, audio dan juga sebagainya yang mendukung akan video showreel tersebut.

4.5.5 Audio

Video yang telah disatukan membutuhkan audio yang cocok dalam showreel. Audio disini tidak lagi memakai soundtrack dari musik lain, melainkan membuat sendiri menggunakan softwere musik. Konsep yang pertama dari softwere music ini adalah menyamakan dengan video showreel yang telah di satu padukan. Menyamakan disini lebih tepatnya kearah timingnya, jadi showreel memang cepat dalam perpindahan dan hal ini perlu di ikuti dengan irama audio yang juga cepat agar kesan yang diberikan kepada yang melihat juga tersampaikan.

Mengingat ini juga digunakan sebagai promosi, maka audio sangatlah penting bagi penonton. Karena tanpa audio, video showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman sangatlah hampa. Memang lebih mudah dalam mencari soundtrack sebuah lagu untuk mengiringi video showreel ini, namun akan lebih


(4)

52

baik lagi kalau membuat sendiri. Ketika membuat audio sendiri akan membuat lebih berkesan daripada hanya mengambil soundtrack audio lain.

Dalam pembuatan audio ini menggunakan 4 alat musik, yakni bass, ryhtm, melody dan juga drum. Semuanya memiliki peranan masing-masing dan semuanya di acak sehingga menjadikan banyak variasi. Dari ke empat alat musik tersebut mempunyai peranan masing-masing yang sangat penting, misalnya saat memasuki opening hanya bass yang bermain.

Untuk hal audio ini memang tidak termasuk di dalam kategori pembuatan showreel. Namun ini juga berhubungan bagaimana kita menyatukan beberapa divisi menjadi satu kesatuan yang padu dan mampu menjadikan utuh.

4.5.6 Finishing

Video showreel telah dipadukan dan disatukan, audio juga sudah selesai. Kemudian langkah selanjutnya adalah finishing dari kesemuannya. Finishing disini lebih ditekankan pada penempatan audio yang sesuai dan juga penambahan viggnet yang berguna untuk menyelaraskan semua video showreel CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.

Finishing disini juga tidak lupa mengecek apa saja yang mengalami bug ataupun eror baik saat render video showreel maupun setelahnya. Karena video showreel ini akan digunakan sebagai promosi di CV. Pendopo Agung Poetrokoesoeman.


(5)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan implementasi karya yang telah dijelaskan, maka penulis memberi kesimpulan yaitu:

1. Ketika membuat sebuah video showreel dibutuhkan step by step yang terstruktur. Mulai dari pencarian ide konsep, pembuatan flowchart, penyatuan warna, pembuatan audio hingga finishing dan semuanya menjadi satu kesatuan.

2. Pada saat menyatukan setiap divisi maka peranan step by step sangat dibutuhkan. Dan yang paling terpenting membuat sebuah karakter yang sama dalam berbeda divisi sangatlah penting.

5.2 Saran

Adapun saran yang disampaikan berkaitan dengan penulisan laporan kerja praktek ini sebagai berikut:

1. Dalam kegiatan kerja praktek pembuatan video showreel ini, penulis merasa pentingnya sebuah konsep inti. Karena hal ini akan digunakan dalam seluruh video showreel. Untuk memberikan kesan yang indah maka konsep harus searah dengan elemen-elemen showreel itu sendiri.

2. Relasi antara perusahaan dan pribadi harus dijalin dengan baik, guna melancarkan segala urusan yang ada dilingkup kerja.


(6)

54

DAFTAR PUSTAKA

Rujukan Buku:

Andi, Tim Penerbit. 2004. Mudah dan Cepat Mengolah Audio Menggunakan Cool Edit 2000. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Diefenbach, L. Donlald. 2008. Video Production Techniques : Theory and Practice From Concept to Screen. Routledge: Routledge Communication Series.

Komputer, Wahana. 1997. Pengolahan Video dengan Adobe Premiere 4.0. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kusrianto, Adi. 2007. Presentasi Sukses Dengan Powerpoint. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Mitra, Ananda. 2010. Digital video : moving images and computers. New york: Chelsea House.

Suyanto, Mohamad. 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Rujukan Website:

Priestly, Justin. 2012. “How To Create An Outstanding Showreel”. Really Bright Media. ( http://www.reallybrightmedia.com/how-to-create-an-outstanding-showreel/1122/) Diakses 7 April 2014.