PENGARUH RISIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

(1)

THE IMPACT OF BUSINESS RISK, ASSETS STRUCTURE, PROFITABILITY AND FIRM SIZE ON CAPITAL STRUCTURE (Empirical Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock

Exchange)

Oleh

SYABU AFA’ANH 20120410389

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

THE IMPACT OF BUSINESS RISK, ASSETS STRUCTURE, PROFITABILITY AND FIRM SIZE ON CAPITAL STRUCTURE (Empirical Study at Manufacturing Company Listed in Indonesia Stock

Exchange)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Progam Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh : SYABU AFA’ANH

20120410389

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

(4)

BERANGKATLAH DENGAN PENUH KEYAKINAN,

BERJALAN

DENGAN

PENUH

KEIKHLASAN,

ISTIQOMAH

DALAM

MENGHADAPI

COBAAN,

KERJAKANLAH HAL YANG BERMANFAAT BAGI

DIRIMU SENDIRI DAN ORANG LAIN, KARENA

HIDUP HANYALAH SEKALI. INGAT HANYA PADA

ALLAH SWT APAPUN DAN DIMANAPUN KITA

BERADA, HANYA KEPADA DIA LAH TEMPAT

MEMINTA DAN MEMOHON

INGATLAH

BAHWA

KESUKSESAN

SELALU

DISERTAI DENGAN KEGAGALAN


(5)

Kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan hidayah Nya sehingga skripsi ini bisa saya susun sampai selesai.

Almamater UMY sebagai warna merah yang gagah berani untuk menuntut ilmu.

Skripsi ini ku persembahkan untuk semua orang tua saya terutama Bapak Basoir dan Ibu Inayah tercinta sebagai wujud terima kasih atas kegigihan dan limpahan kasih sayang, keringat, doa, semangat, serta nasehat untuk selalu maju.

Istriku Vaya Febrida yang senantiasa mendampingi disaat susah dan senang yang selalu memberiku kekuatan. Dan juga anakku yang jadi motivasi ku dalam semua hal Omar Abisyab Al-Fatih. Kakak-kakak dan keluargaku, terima kasih atas semua dukungan semangatnya.

Seluruh dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang saya dapat saat ini.

Teman teman MJO, kos kelapa dua, rumah ijo pagar bambu dan yang lainnya.


(6)

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

UCAPAN TERIMA KASIH ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah Penelitian... 5

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1. Struktur Modal ... 7

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 12

a. Risiko Bisnis ... 12

b. Struktur Aktiva ... 12

c. Profitabilitas ... 13


(7)

A. Objek dan Subjek Penelitian ... 22

B. Jenis Data ... 22

C. Teknik Pengambilan Sampel... 22

D. Teknik Pengumpulan Data ... 23

E. Definisi Operasioal Variabel ... 24

F. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 26

1. Statistik Deskriptif ... 26

2. Uji Asumsi Klasik ... 26

a. Uji Normalitas ... 26

b. Uji Multikolonearitas ... 26

c. Uji Heteroskedastisitas ... 27

d. Uji Autokorelasi ... 28

3. Uji R2 atau Koefesien Determinasi... 29

4. Uji Hipotesis ... 29

a. Analisis Regresi Linear Berganda ... 29

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 30

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ... 32

B. Hasil Penelitian ... 35

1. Analisis Statistik Deskritif ... 35

2. Uji Asumsi Klasik ... 37

a. Uji Normalitas ... 37

b. Uji Multikolonearitas ... 38

c. Uji Heteroskedastisitas ... 39

d. Uji Autokorelasi ... 40


(8)

BAB V PENUTUP ... 50

A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 51

C. Keterbatasan Penelitian ... 52 DAFTAR PUSTAKA


(9)

Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Sampel Penelitian ... 33

Tabel 4.3 Analisis Statistik Deskriptif ... 36

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 37

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Multikolonearitas ... 38

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 40

Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi... 41

Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi... 42

Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji Koefesien Determinasi ... 43

Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji F (Simultan) ... 43


(10)

(11)

(12)

(13)

viii

business risk, assets structure, profitability and firm size on capital structure. Manufacture companies listed on Indonesian stock exchange for the period of 2010-2014 are chosen to be the objects of the research. Using purposive sampling method, the number of objects to 44 companies from a total of 124 observed companies. The data are analyzed with multiple linear regression.

The result of the Research it self are as such; business risk gives positive influence and is significant on capital structure, assets structure gives positive influence and is significant on capital structure, profitability gives negative influence and is significant on capital structure and firm size gives positive influence and is significant on capital structure.

Key words : business risk (RISK), assets structure (TA) , profitability (ROI), firm size (SIZE) and capital structure (DER)


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Di zaman globalisasi ini, setiap perusahaan baik perusahaan kecil

maupun perusahaan besar saling bersaing dengan tujuan untuk

mempertahankan dan memajukan kehidupan perusahaannya. Untuk

menghadapi persaingan tersebut perusahaan-perusahaan sekarang ini banyak

melakukan berbagai cara untuk mengembangkan perusahaannya, seperti

melakukan inovasi pada produknya untuk meningkatkan daya saing produk

yang dihasilkan, melakukan perluasan usaha atau ekspansi pasar,

meningkatkan kualitas SDM, dan sebagainya. Dari semua cara yang

dilakukan, tentunya tidaklah sedikit dana yang dibutuhkan perusahaan untuk

mengembangkan serta dalam menjalankan kegiatan-kegiatan usaha

perusahaan.

Sumber pendanaan yang didapat oleh suatu perusahaan dapat berasal

dari internal maupun eksternal perusahaan. Dalam kelangsungan operasional

perusahaan, keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting

yang dihadapi manajer perusahaan. Keputusan untuk memilih sumber

pendanaan atau komposisi pemilihan atas pendanaan disebut sebagai struktur


(15)

Keputusan Pendanaan atau keputusan struktur modal yaitu suatu

keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen

dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Manajer harus

mampu menghimpun dana baik yang bersumber dari dalam perusahaan

maupun luar perusahaan secara efisien, dalam arti keputusan pendanaan

tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya

modal yang harus ditanggung perusahaan. Biaya modal yang timbul dari

keputusan pendanaan tersebut merupakan konsekuensi yang secara langsung

timbul dari keputusan yang dilakukan manajer. Ketika manajer menggunakan

utang, jelas biaya modal yang timbul sebesar biaya bunga yang dibebankan

oleh kreditur, sedangkan jika manajer menggunakan dana internal atau dana

sendiri akan timbul opportunity cost dari dana atau modal sendiri yang

digunakan. Keputusan pendanaan yang dilakukan secara tidak cermat akan

menimbulkan biaya tetap dalam bentuk biaya modal yang tinggi, yang

selanjutnya dapat berakibat pada rendahnya profitabilitas perusahaan

(Prabansari, 2005).

Terdapat berbagai teori mengenai bagaimana struktur modal yang

optimal, namun masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Struktur

modal atau keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat

menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya

dan juga akan berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Jika


(16)

akan meningkatkan resiko keuangan perusahaan. Dan sebaliknya perusahaan

harus memperhatikan masalah pajak, karena sebagian ahli berpendapat bahwa

penggunaan modal yang berlebihan akan menurunkan tingkat profitabilitas.

Pada umumnya perusahaan yang besar memiliki profitabilitas tinggi, memiliki

stabilitas penjualan yang bagus, atau tingkat pertumbuhan yang tinggi

cenderung tidak terlalu banyak membutuhkan dana dari pihak luar karena

memiliki sumber dana dari dalam berupa laba yang cukup besar.

Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

struktur modal dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari

berbagai aktifitas perusahaan melalui sejumlah kebijakan dan keputusan yang

dilakukan perusahaan selama periode tertentu. Brigham dan Huston (2006)

mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas

investasi menggunakan hutang relative kecil. Perusahaan dengan profit yang

tinggi cenderung mendanai investasinya dengan laba ditahan daripada

pendanaan dengan hutang. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory yang

mengatakan bahwa perusahaan lebih cenderung memilih pendanaan yang

berasal dari internal dari pada eksternal perusahaan. Penggunaan dana internal

lebih didahulukan dibandingkan dengan penggunaan dana yang bersumber

dari eksternal. Selain itu, apabila laba ditahan bertambah, rasio hutang dengan

sendirinya akan menurun, dengan asumsi bahwa perusahaan tidak menambah


(17)

Risiko bisnis merupakan risiko dasar selain resiko keuangan yang

dimiliki perusahaan sebagai resiko tambahan akibat penggunaan utang

(Indrajaya, Herlina, dan Setiadi, 2011). Resiko bisnis tergolong dalam

ketidakpastian yang akan dihadapi perusahaan selama perusahaan terus

beroperasi. Resiko bisnis di masa depan akan diramalkan dan dapat dijadikan

bahan pertimbangan untuk keputusan penambahan kewajiban atau tidak bagi

perusahaan. Semakin tinggi resiko bisnis yang dimiliki, maka kemungkinan

untuk sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan akan semakin tinggi

dan sebaliknya saat resiko bisnis rendah maka kemungkinan untuk sebuah

perusahaan mengalami kesulitan keuangan akan semakin rendah juga.

Struktur aktiva merupakan perbandingan antara property, plant and

equipment dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan yang dapat

menentukan besarnya alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva.

Semakin tinggi struktur aktiva perusahaan menunjukan semakin tinggi

kemampuan perusahaan mendapatan jaminan hutang jangka panjang.

Perusahaan dengan struktur aktiva tinggi cenderung memilih menggunakan

dana dari pihak luar atau hutang untuk mendanai kebutuhan modalnya.

Ukuran perusahaan juga merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan karena ukuran perusahaan ini menggambarkan bagaimana

perusahaan bersaing dan dibandingkan dengan perusahaan yang lainnya serta

merupakan gambaran besarnya profit dari penjualan perusahaan. Perusahaan


(18)

menggunakan hutang, karena semakin besar perusahaan maka profit yang

didapatkan perusahaan akan semakin tinggi.

Penelitian mengenai struktur modal telah banyak dilakukan

sebelumnya. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi struktur modal untuk pengambilan keputusan pendanaan

suatu perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian

sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kartika Andi pada tahun

2009 dengan judul “Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI”. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah proksi dari beberapa variabel yang

diteliti serta perbedaan periode tahun penelitian. Berdasarkan hal tersebut

maka peneliti akan meneliti “Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aktiva, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014”.

B. Batasan Masalah Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam penelitian antara lain :

1. Objek penelitian ini hanya memfokuskan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

2. Periodenya selama 5 tahun, dari tahun 2010 – 2014.

3. Dalam penelitian ini variabel independen dan dependen hanya diwakili


(19)

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian latar belakang penelitian diatas, maka dapat dirumuskan

pokok – pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimana pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal ?

2. Bagaimana pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal ?

3. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal ?

4. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal ?

D. Tujuan Penelitian

Melihat dari latar belakang permasalahan diatas maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Menganalisis pengaruh risiko bisnis terhadap struktur modal.

2. Menganalisis pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal.

3. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal.

4. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Dalam Bidang Teoritis

Penelitian diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran serta

dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya mengenai

struktur modal.


(20)

a. Bagi perusahaan hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai dasar

pertimbangan dalam melakukan kebijakan perusahaan dalam rangka

meningkatkan kinerja perusahaan dan keputusan pendanaan.

b. Bagi investor penelitian ini dapat dipergunakan sebagai gambaran dan

bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi


(21)

7

A. Landasan Teori

1. Struktur Modal

Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal

sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal

merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat

permanen, utang jangka panjang, saham preferen dan saham biasa. Di sisi

lain, Struktur modal menurut Martono dan Harjito (2010) adalah

perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang

ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal

sendiri. Berdasarkan penjelasan tersebut, struktur modal memperlihatkan

perbandingan hutang jangka panjang dengan modal sendiri untuk

mendapatkan perbandingan yang baik bagi perusahaan.

keputusan pendanaan atau struktur modal dalam suatu perusahaan

menjadi faktor yang paling utama supaya perusahaan dapat bertahan hidup

dan bersaing dengan perusahaan yang lainnya. Terkait dengan keputusan

struktur modal perusahaan, beberapa teori-teori yang dianggap relevan


(22)

a. Modigliani and Miller Theory (M&M)

Modigliani – Miller (1958) dalam artikelnya yang berjudul

“the cost corporation Finance and the theory of investment”

mengemukakan bahwa nilai suatu perusahaan akan meningkat dengan

meningkatnya DER (debt to equity ratio) karena adanya efek dari

corporate tax rate shield. Hal ini disebabkan karena dalam keadaan

pasar sempurna dan adanya pajak, pada umumnya bunga dibayarkan

akibat penggunaan utang dapat digunakan untuk mengurangi

penghasilan yang dikarenakan pajak atau dengan kata lain bersifat tax

deductible. Dengan demikian, apabila 2 perusahaan yang memperoleh

laba operasi yang sama tetapi yang satu menggunakan utang dan

membayar bunga sedangkan perusahaan yang lain tidak, maka

perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan

yang lebih kecil. Karena menghemat membayar pajak merupakan

manfaat bagi pemilik perusahaan, maka nilai perusahaan yang

menggunakan utang akan lebih besar dari nilai perusahaan yang tidak

menggunakan utang. Namun pendapat M&M yang menunjukkan

bahwa perusahaan dapat meningkatkan nilainya bila menggunakan

utang sebesar-besarnya (dalam keadaan kena pajak) ini mengandung

kritik dan keberatan dari para prektisi. Keberatan tersebut disebabkan

oleh asumsi yang digunakan M&M dalam analisis mereka, yaitu pasar


(23)

menyebabkan pemilik perusahaan atau pemegang saham mungkin

keberatan untuk menggunakan leverage yang ekstrim karena akan

menurunkan nilai perusahaan.

b. Trade-off Theory

Trade Off Theory mengatakan ada hal-hal yang membuat

perusahaan tidak bisa menggunakan utang sebanyak-banyaknya. Satu

hal yang terpenting adalah dengan semakin tingginya utang, maka

akan semakin tingginya kemungkinan terjadinya kebangkrutan.

Sebagai contoh, semakin tinggi utang, semakin besar bunga yang

harus dibayarkan. Kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar

utang karena bunga yang semakin besar bisa jadi pemberi pinjaman

akan membangkrutkan perusahaan tersebut jika tidak bisa membayar

utang (Hanafi, 2004).

Menurut trade-off theory yang diungkapkan oleh Myers

(2001), “Perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat utang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan

hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial

distress)”.Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya

keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya

kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan


(24)

pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan

(financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar

dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat

penggunaan utang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika

penghematan pajak (tax shields) mencapai jumlah yang maksimal

terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of financial distress).

Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan

berpikir dalam kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya

kesulitan keuangan dalam penentuan struktur modal.

Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan

berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio

hutangnya, sehingga tambahan hutang tersebut akan mengurangi

pajak.

c. Pecking Order Theory

Secara singkat teori ini menyatakan bahwa: (a) Perusahaan

menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan

berwujud laba ditahan), (b) Apabila pendanaan dari luar (external

financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas

yang paling aman terlebih dulu, yaitu dimulai dengan penerbitan

obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi

(seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum


(25)

suatu target debt to equity ratio, karena ada dua jenis modal sendiri,

yaitu internal dan external. Modal sendiri yang berasal dari dalam

perusahaan lebih disukai daripada modal sendiri yang berasal dari luar

perusahaan.

Teori pecking order menetapkan suatu urutan keputusan

pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk

menggunakan laba ditahan, utang dan penerbitan saham sebagai

pilihan terakhir (Hanafi, 2004). Penggunaan utang lebih disukai karena

biaya yang dikeluarkan untuk utang lebih murah dibandingkan dengan

biaya penerbitan saham.

Secara spesifik, perusahaan mempunyai urut-urutan preferensi

dalam penggunaan dana sebagai berikut :

1) Perusahaan lebih menyukai internal financing (dana internal).

Dana internal tersebut diperoleh dari laba yang dihasilkan dari

kegiatan perusahaan.

2) Perusahaan menyesuaikan target dividend payout ratio terhadap

peluang investasi mereka, sementara mereka menghindari

perubahan dividen secara drastis.

3) Kebijakan dividen yang sticky ditambah fluktuasi profitabilitas dan

peluang investasi yang tidak dapat diproksi, berarti terkadang

aliran kas internal melebihi kebutuhan investasi namun terkadang


(26)

4) Apabila pendanaan eksternal diperlukan, pertama-tama perusahaan

akan menerbitkan sekuritas yang paling aman, yaitu mulai dari

penerbitan utang convertible bond, dan alternatif paling akhir

adalah saham.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

a. Risiko Bisnis

Risiko bisnis adalah risiko dimana perusahaan tidak mampu

menutup biaya operasionalnya. Umumnya semakin besar pengaruh

operasi perusahaan dengan penggunaan biaya tetap akan semakin

tinggi risiko bisnisnya. Perusahaan dengan tingkat permintaan dan

harga yang stabil akan mempunyai penerimaan penjualan yang stabil

yang menghasilkan tingkat risiko bisnis yang rendah. Sebaliknya,

perusahaan dengan volatilitas permintaan dan harga yang tinggi akan

mempunyai pendapatan yang tidak stabil yang menghasilkan tingkat

risiko bisnis yang tinggi (Sundjaja et al. 2003).

Menurut Weston & Brigham (1990) risiko bisnis didefinisikan

sebagai ketidakpastian atas proyeksi tingkat pengembalian aktiva,

atau atas ekuitas jika perusahaan tidak menggunkan hutang.

b. Struktur Aktiva

Struktur aktiva mencerminkan dua komponen aktiva secara

garis besar dalam komposisinya yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap.


(27)

direalisasikan menjadi uang kas, dijual atau dikonsumsi dalam suatu

periode akuntansi yang normal. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud

yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dahulu

yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimasukan untuk

dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa

(Seftianne dan Handayani ,2011).

Struktur aktiva ini berhubungan dengan jumlah kekayaan

(asset) yang dapat dijadikan jaminan. Apabila aktiva perusahaan cocok

untuk dijadikan agunan kredit, perusahaan tersebut cenderung

menggunakan hutang (Weston & Brigham, 1990). Investor akan selalu

memberikan pinjaman bila ada jaminan. Komposisi asset perusahaan

mempengaruhi sumber pembiayaan. Margaretha dan Ramadhan

(2010) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki jaminan

terhadap hutang yang lebih baik akan lebih memiliki kemudahan

dalam memperoleh pinjaman dari pihak eksternal.

c. Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba (Hanafi dan Halim, 2003).

Weston dan Copeland (1999) mengemukakan bahwa profitabilitas

adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.


(28)

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan

penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

Setiap perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan

profitabilitasnya. Jika perusahaan berhasil meningkatkan

profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu

mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien

sehingga mampu menghasilkan laba yang tinggi. Sebaliknya, sebuah

perusahaan memiliki profitabilitas rendah menunjukkan bahwa

perusahaan tersebut tidak mampu mengelola sumber daya yang

dimilikinya dengan baik, sehingga tidak mampu menghasilkan laba

tinggi. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi akan mengunakan

dana internal (laba ditahan) yang lebih banyak daripada perusahaan

dengan profitabilitas rendah. Dengan laba ditahan yang besar,

perusahaan akan lebih cenderung menggunakan laba ditahan sebelum

menggunakan utang. Seperti yang dijelaskan oleh Pecking Order

Theory bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang

tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Karena

perushaan lebih menyukai pendanaan dari dalam perusahaan (laba

ditahan) dibandingkan dengan pendanaan dari luar perusahaan

(menerbitkan sekuritas, obligasi dan saham).

Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk


(29)

dari investasi melalui kegiatan penjualan (Djarwanto, 2001).

Sedangkan menurut Weston dan Brigham (1994), rasio profitabilitas

adalah rasio yang menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas,

pengelolaan aktiva dan pengelolaan utang terhadap hasil-hasil

operasional perusahaan.

d. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan karakteristik perusahaan yang

dapat mengklasifikasikan apakah suatu perusahaan termasuk kedalam

ukuran perusahaan kecil, menengah, ataupun besar. Ukuran

perusahaan dapat dilihat dari aset perusahaan maupun dari penjualan

perusahaan. Dilihat dari aset, perusahaan kecil akan cendrung untuk

membiayai dengan menggunakan modal sendiri dibandingkan utang.

Berbeda dengan perusahaan besar yang akan cenderung memiliki

sumber pendanaan yang kuat disebabkan semakin besar ukuran

perusahaan (asset) tersebut akan mudah mendapatkan pendanaan atau

utang, karena perusahaan besar memiliki fleksibilitas dan kemampuan

untuk mendapatkan dana dari pihak eksternal karena semakin besar

ukuran perusahaan tersebut dianggap resiko gagal bayar terhadap

biaya bunga akan semakin kecil atas utang perusahaan tersebut.

Kaitannya dengan penjualan, perusahaan kecil sangat rentan

terhadap perubahan kondisi ekonomi dan cenderung kurang


(30)

modal dengan lebih mudah karena profit yang didapatkan juga akan

semakin tinggi. Perusahaan akan memanfaatkan modal sendiri dalam

pembiayaan perusahaannya karna mempunya modal yang cukup besar

dari hasil penjualan perusahaan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan tentang struktur modal

antara lain :

1. Prabansari dan Kusuma (2005) menunjukan bahwa risiko bisnis

mempunyai pengaruh yang negatif terhadap struktur modal.

2. Natalia Pauline (2015) yang menunjukkan bahwa struktur aktiva

berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil

ini didukung juga dengan hasil penelitian Indrajaya, Herlina dan Setiadi

(2011) bahwa struktur aktiva memiliki pengaruh parsial yang positif dan

signifikan terhadap kebijakan struktur modal perusahaan.

3. Liem, Murhadi dan Sutejo (2013) menjelaskan bahwa profitabilitas

mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

Hubungan negatif ini menunjukan bahwa jika variabel profitabilitas

mengalami kenaikan maka menyebabkan penurunan terhadap variabel

utang dan begitu pula sebaliknya.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Hadianto Bram (2010) menunjukan hasil

bahwa variabel ukuran perusahaan menunjukan koefisien dengan tanda


(31)

berarti ukuran berpengaruh negatif secara signifikan terhadap struktur

modal.

C. Hipotesis

1. Risiko Bisnis dan Struktur Modal

Menurut Sundjaja et al. (2003) Perusahaan dengan risiko bisnis yang

tinggi cenderung mempunyai struktur modal dengan pengaruh yang lebih

rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan risiko bisnis yang

rendah. Perusahaan dengan risiko bisnis yang rendah cenderung

mempunyai struktur modal dengan pengaruh yang lebih tinggi. Struktur

modal perusahaan secara langsung mempengaruhi risiko keuangannya

yaitu risiko perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban keuangan.

Hukuman atas ketidakmampuan memenuhi kewajiban keuangan adalah

kebangkrutan. Menurut teori trade-off, semakin tinggi kemungkinan

financial distress, akan semakin tinggi pula kemungkinan financial

distress costs yang harus ditanggung oleh perusahaan. Hal ini akan

menyebabkan tingkat penggunaan utang yang optimum semakin rendah,

sehingga perusahaan seharusnya menggunakan lebih sedikit utang.

Penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005)

menunjukan bahwa risiko bisnis mempunyai pengaruh yang negatif

terhadap struktur modal. Sesuai dengan Hasil penelitian membuktikan


(32)

hutang yang lebih sedikit untuk menghidari kemungkinan kebangkrutan.

Atas dasar hal ini, maka dibuat hipotesis sebagai berikut :

H1 : Risiko bisnis berpengaruh negatif secara signifikan terhadap struktur

modal

2. Struktur Aktiva dan Struktur Modal

Menurut Elsas dan Florysiak (2008) aktiva tetap dapat dijadikan

jaminan /collateral dalam melakukan pinjaman utang, dan karenanya

dapat mereduksi biaya dari kesulitan keuangan (cost of financial distress)

dan ini akan semakin meningkatkan kapastitas tingkat utang yang dapat

menguntungkan perusahaan. Hipotesis ini sesuai dengan teori trade-off,

dimana perusahaan perlu menyeimbangkan antara manfaat dan biaya dari

penggunaan utang. Menurut Adrianto dan Wibowo (2007) aktiva

berwujud yang semakin besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan

mengasumsikan semua faktor lain konstan, perusahaan akan

meningkatkan utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan

utang.

Penelitian yang dilakukan oleh Pauline Natalia (2015) yang

menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan

terhadap struktur modal perusahaan. Hasil ini didukung juga dengan hasil

penelitian Indrajaya, Herlina dan Setiadi (2011) bahwa struktur aktiva


(33)

struktur modal perusahaan. Perusahaan yang memiliki struktur aktiva

dengan porsi aktiva tetap yang tinggi lebih mudah dalam melakukan

pinjaman terhadap pihak eksternal karena dinilai memiliki securable

assets (aktiva jaminan) yang lebih baik. Kreditur akan merasa lebih aman

jika memberikan pinjaman kepada perusahaan yang memiliki aktiva tetap

dengan porsi yang tinggi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan.

H2 : Struktur aktiva berpengaruh positif secara signifikan terhadap struktur

modal

3. Profitabilitas dan Struktur Modal

Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu. Perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan

tinggi menggunakan utang yang relatif kecil. Tingkat keuntungan yang

tinggi memungkinkan mereka untuk memperoleh sebagian besar

pendanaan dari laba ditahan. Pecking Order Theory menyatakan bahwa

perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru

mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Karena perushaan lebih

menyukai pendanaan dari dalam perusahaan (laba ditahan) dibandingkan

dengan pendanaan dari luar perusahaan (menerbitkan sekuritas, obligasi

dan saham). Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi profitabilitas

maka semakin kecil proporsi utang di dalam struktur modal perusahaan.


(34)

(profitable) akan cenderung banyak memanfaatkan dana sendiri untuk

keperluan investasi. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Liem, Murhadi dan Sutejo (2013) menjelaskan bahwa profitabilitas

mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.

Hubungan negatif ini menunjukan bahwa jika variabel profitabilitas

mengalami kenaikan maka menyebabkan penurunan terhadap variabel

utang dan begitu pula sebaliknya.

H3 : Profitabilitas berpengaruh negatif secara signifikan terhadap struktur

modal perusahaan

4. Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya

perusahaan. Terdapat berbagai proksi yang biasanya digunakan untuk

mewakili ukuran perusahaan, yaitu jumlah karyawan, total aset, jumlah

penjualan, dan kapitalisasi pasar. Semakin besar aset maka semakin

banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin

banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka

semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat (Sudarmadji dan Sularto,

2007).

Semakin besar suatu perusahaan (yang diukur melalui jumlah

penjualannya) maka profit yang dihasilkan juga semakin tinggi. Pecking

Order Theory menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat


(35)

Jadi perusahaan akan menggunakan modal sendiri dari penjualan

perusahaan dan perusahaan akan menggunakan hutang jika modal sendiri

tidak mencukupi. Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Hadianto Bram

(2010) menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan menunjukan

koefisien dengan tanda negatif, dan nilai dari p-value menunjukan angka

yang signifikan, itu berarti ukuran berpengaruh negatif secara signifikan

terhadap struktur modal. Dari hasil penelitian sebelumnya, peneliti

mengambil hipotesis :

H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

struktur modal perusahaan.

D. Model Penelitian

Gambar 2.1

Risiko Bisnis

Struktur Aktiva

Profitabilitas

Ukuran perusahaan

Struktur Modal

H1-

H2+

H3-


(36)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Obyek dan Subyek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

bursa efek Indonesia. Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di

bursa efek Indonesia pada periode 2010 sampai dengan tahun 2014.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

data yang tidak langsung melalui media perantara yang di dapat dari Bursa

Efek Indonesia atau dengan mengumpulkan data bukti dan keterangan. Daftar

perusahaan manufaktur mengambil dari www.sahamok.com. Sumber data ini

berasal dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur periode tahun

2010 sampai dengan 2014 yang diperoleh dari www.idx.co.id.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive

sampling, yaitu teknik pengumpulan sampel yang dipilih berdasarkan tujuan

atau target tertentu, yaitu didasarkan pada kriteria tertentu terkait penelitian.


(37)

1. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode

tahun 2010 sampai 2014.

2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan

laporan keuangannya selama periode 2010 sampai 2014.

3. Perusahaan yang memperoleh laba bersih positif dan tidak mengalami

kerugian selama periode 2010 sampai 2014.

4. Perusahaan yang mempunyai nilai book equity positif.

5. Risiko bisnis menggunakan standar deviasi dari tahun sebelumnya maka

harus memakai teknik balance panel data.

D. Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,

maka digunakan teknik studi pustaka dan teknik dokumentasi untuk

mengumpulkan data. Dimana teknik studi pustaka dilakukan dengan

melakukan telaah, eksplorasi dan mengkaji berbagai literatur pustaka yang

relevan dengan penelitian. Kemudian teknik dokumentasi ditempuh dengan

cara mengumpulkan data dan informasi berupa laporan keuangan tahunan

perusahaan yang diambil dari website bursa efek Indonesia yaitu


(38)

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Struktur Modal

Struktur modal adalah perimbangan atau perpaduan antara modal

asing dengan modal sendiri (Husnan, 2004), dengan kata lain struktur

modal merupakan proporsi dalam pemenuhan kebutuhan belanja

perusahaan dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari

dana internal dan dana eksternal. Struktur modal diukur menggunakan

debt to equity value (DER) yang merupakan perbandingan total utang

yang dimiliki perusahaan dengan total ekuitas satuan pengukuran DER

adalah dalam rasio.

2. Risiko Bisnis

Risiko bisnis (Business Risk) sebagai faktor penentu kebijakan

struktur modal perusahaan, Menurut Atmaja (2008) Resiko Bisnis ini

diukur dengan deviasi standar dari ROE Return On Equity. Maka rumus

yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3. Struktur Aktiva

Struktur aktiva adalah aktiva berwujud yang semakin besar akan


(39)

lebih tinggi. Variabel ini diukur dengan proksi asset tangibility yang

didefinisikan sebagai net plant, property and equipment dibagi dengan

total asset (Baker & Wulgler, 2002).

4. Profitabilitas

Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih

setelah pajak dengan total aktiva. Return on investment adalah merupakan

rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang

tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu

perusahaan. Return on investmentmerupakan rasio yang menunjukkan

berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva

(Syafri, 2008:63).

5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya

perusahaan. Semakin besar suatu perusahaan (yang diukur melalui jumlah

penjualannya) maka profit yang dihasilkan juga semakin tinggi

(Margaretha & Adriani, 2008). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan


(40)

F. Uji Hipotesis dan Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan alat analisis yang digunakan

untuk memberikan gambaran tentang data disetiap variabel yang diteliti.

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan suatu data yang

dilihat dari mean, median, deviasi standar, nilai minimum, dan nilai

maksimum.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011), Uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang

baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.

Untuk mendeteksi normalitas data dapat diuji dengan

Kolmogorov-Smirnov, dengan pedoman pengambilan keputusan :

1) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 ; maka data

berdistribusi normal.

2) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 ; maka data

tidak berdistribusi normal.


(41)

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau

tidak. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi di

antara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat diketahui dari nilai

toleransi dan nilai variance inflation factor (VIF). Tolerance

mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah

sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/tolerance) dan

menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cut-off yang

umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF

di atas 10 (Ghozali, 2009).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap disebut homoskedastisitas,

dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regrasi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2009). Pengujian dengan Uji Glejser pada model regresi

yang tidak terjadi heteroskedastisitas harus memenuhi syarat sebagai


(42)

1) Jika memiliki variabel yang signifikan maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak memiliki variabel yang signifikan maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t

dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat

digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah

dengan uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada

tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2009) :

1) Bahwa nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du)

dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti

tidak ada autokorelasi positif.

2) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound

(dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada

autokorelasi positif.

3) Bila nilai DW lebih besar daripada batas bawah atau lower bound

(4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada


(43)

4) Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl)

atau DW terlatak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak

dapat disimpulkan.

3. Uji R2 atau Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk melihat apakah variabel independen

yaitu risiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan atau tidak terhadap struktur modal perusahaan. Uji

hipotesis ini meliputi:

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik

analisis regresi berganda, karena variabel bebas dalam penelitian ini


(44)

yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat. Persamaan regresi berganda yang diintepretasikan

dalam penelitian ini adalah:

DER= a - b1 Risk + b2 TA - b3 ROI - b4size + e

Keterengan:

DER = Struktur Modal

Risk = Risiko Bisnis

TA = Struktur Aktiva

ROI = Profitabilitas

Size = Ukuran Perusahaan

a = konstanta

b = koefisien regresi

e = Tingkat kesalahan standar error

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan (uji statistik F) bertujuan untuk

membuktikan adanya pengaruh yang signifikan variabel independen

terhadap variabel dependen. Hasil uji F ini akan digunakan sebagai

dasar untuk menyimpulkan apakah model regresi fit atau tidak. Uji ini

dapat dilihat pada nilai F-test. Nilai F pada penelitian ini

menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Apabila nilai signifikansi F <


(45)

apabila nilai signifikansi F > 0,05, maka model regresi tidak

memenuhi ketentuan goodness of fit model.

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Tingkat signifikan dalam penelitian ini adalah 5%,

artinya risiko kesalahan mengambil keputusan adalah 5%.

Kriteria pengujian:

1) Pengaruh arah positif atau negatif pada variabel independen

terhadap variabel dependen dapat dilihat dari arah koefisien yang

dihasilkan apakah bertanda positif atau negatif.

2) Melihat nilai signifikansi 0,05 atau 5% :

a) Apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 atau 5%, maka

variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel dependen.

b) Apabila nilai signifikansi lebih dari 0,05 atau 5%, maka

variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap


(46)

32

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian

Manufaktur adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan

barang mentah menjadi barang siap pakai. Perusahaan manufaktur saat ini

berkembang sangat pesat setiap tahunnya baik dari segi laporan keuangan

maupun saham yang telah go publik. Prospek bisnis di bidang manufaktur

juga terbukti sangat menguntungkan setiap tahunnya yang nantinya akan

menarik para investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan

tersebut. Saham perusahaan manufaktur setiap tahun juga mengalami

kenaikkan karena banyak investor yang tertarik menanamkan modalnya

disektor perusahaan ini untuk keperluan investasi guna memenuhi kebutuhan

dimasa yang akan datang. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2010-2014. Subjek penelitiannya adalah laporan tahunan perusahaan

manufaktur yang datanya diambil langsung dari website Bursa Efek Indonesia

yaitu www.idx.co.id. Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan

dengan metode purposive sampling dengan beberapa ketentuan. Perusahaan

yang diteliti adalah perusahaan manufaktur selama 5 tahun, dari 124

perusahaan manufaktur hanya 44 perusahaan yang menjadi sampel penelitian.


(47)

Tabel 4.1.

Proses Pemilihan Sampel

Kriteria Sampal Keterangan

( £ )

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun

2010-2014 124

Perusahaan yang memiliki laba negatif (74)

Perusahaan yang melaporkan dalam Dollar (6)

Jumlah perusahaan 44

Jumlah sampel penelitian 220

Sumber: data yang diolah

Data diperoleh melalui laporan keuangan tahunan dari perusahaan sampel

selama tahun 2010-2014, sehingga dilakukan 220 observasi. Perusahaan yang

menjadi sampel penelitian dapat dilihat di Tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2.

Daftar Perusahaan Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode

1 PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP

2 PT. Holcim Indonesia Tbk SMCB

3 PT. Semen Gresik Tbk SMGR

4 PT. Arwana Citra Mulia Tbk ARNA

5 PT. Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

6 PT. Beton Jaya Manunggal Tbk BTON


(48)

8 PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH

9 PT. Pelangi Indah Canindo Tbk PICO

10 PT. Budi Acid Jaya Tbk BUDI

11 PT. Ekadharma International Tbk EKAD

12 PT. Indo Acitama Tbk SRSN

13 PT. Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI

14 PT. Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR

15 PT. Trias Sentosa Tbk TRST

16 PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN

17 PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA

18 PT. Siearad Produce Tbk SIPD

19 PT. Astra International Tbk ASII

20 PT. Astra Auto Part Tbk AUTO

21 PT. Indospring Tbk INDS

22 PT. Nippress Tbk NIPS

23 PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM

24 PT. Kabelindo Murni Tbk KBLM

25 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

26 PT. Cahaya Kalbar Tbk CEKA

27 PT. Delta Djakarta Tbk DLTA

28 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF

29 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

30 PT. Mayora Indah Tbk MYOR

31 PT. Sekar Laut Tbk SKLT


(49)

33 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading

Company Tbk ULTJ

34 PT. Gudang Garam Tbk GGRM

35 PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP

36 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA

37 PT. Kimia Farma Tbk KAEF

38 PT. Kalbe Farma Tbk KLBF

39 PT. Merck Tbk MERK

40 PT. Pyridam Farma Tbk PYFA

41 PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk SQBI

42 PT. Mandom Indonesia Tbk TCID

43 PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR

44 PT. Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI

Sumber: DataIDX dan Saham Ok

B. Hasil penelitian

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan

informasi mengenai variabel-variabel penelitian yaitu risiko bisnis,

struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan struktur modal. Data

yang dilihat adalah jumlah data, nilai minimum, nilai maksimum, nilai

rata-rata (mean), dan standar deviasi (Gozhali 2011). Adapun nilai statistik


(50)

Tabel 4.3.

Analisis Statistik Deskriptif

Variabel

Jumlah

Sampel

Min Maks Mean

Std.

Deviation

RISK 220 0.001272 1.201684 0.072893 0.144552

TA 220 0.050714 0.986817 0.366385 0.181815

ROI 220 0.000737 0.715090 0.132680 0.116484

SIZE 220 4.982307 8.304708 6.392892 0.751945

DER 220 0.104122 3.028644 0.799869 0.571232

Sumber: Lampiran 3

Tabel diatas memberikan gambaran statistik dari setiap variabel mengenai

jumlah nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi. Jumlah

pengamatan dalam penelitian yaitu 220 sampel. Variabel struktur modal

yang diukur dengan DER memiliki nilai minimum sebesar 0.001272 dan

nilai maksimum sebesar 3.028644. Nilai rata-rata sebesar 0.799869

dengan standar deviasi sebesar 0.571232. Variabel risiko bisnis (RISK)

memiliki nilai minimum sebesar 0.001272 dan nilai maksimum sebesar

1.201684. Nilai rata-rata sebesar 0.072893 dengan standar deviasi sebesar

0.144552. Variabel struktur aktiva (TA) memiliki nilai minimum sebesar

0.050714 dan nilai maksimum 0.986817. Nilai rata-rata sebesar 0.366385

dengan standar deviasi sebesar 0.181815. Variabel profitabilitas (ROI)


(51)

0.715090. Nilai rata-rata sebesar 0.132680 dengan standar deviasi sebesar

0.116484. Yang terakhir adalah variabel ukuran perusahaan (SIZE)

memiliki nilai minimum 4.982307 dan nilai maksimum sebesar 8.304708.

Nilai rata-rata sebesar 6.392892 dengan standar deviasi sebesar 0.751945.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah asumsi-asumsi yang

diperlukan dalam analisis regresi linear terpenuhi. Uji asumsi klasik ini

meliputi uji normalitas, uji multikolonearitas, uji heteroskedastisitas, dan,

uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah dalam model

regresi variable dependen, variable independen atau keduanya

berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dengan metode

On-Sample kolmogorov smirnov. Hasil pengujian diperoleh nilai

kolmogorov smirnov berada diatas nilai kritis 0.05 yang berarti bahwa

data berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas disajikan pada

tabel 4.4. berikut :

Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas

Variabel Asymp. Sig. Nilai kritis Keterangan

Residual 0.000 0.05 Data tidak berdistribusi normal


(52)

Hasil dari uji Kolmogorov smirnov diperoleh nilai asymp sig sebesar

0.000 > 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa residual tidak

berdistribusi normal. Berdasarkan central limit theorem mengatakan

bahwa jumlah sampel yang cukup besar yaitu 220 dapat dikatakan data

tersebut berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonearitas merupakan uji yang digunakan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar

variable independen pada nilai tolerance dan nilai variance inflation

factor (VIF) dalam collinearity statistics. Nilai cut off yang dipakai

untuk menunjukkan adanya multikoleniaritas adalah nilai VIF < 10

atau nilai tolerance> 0.1. Tabel 4.5. menunjukkan ringkasan hasil uji

multikolonearitas.

Tabel 4.5.

Ringkasan Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel bebas

Collinearity

Statistics Kesimpulan

Tolerance VIF

RISK 0.724 1.380

Tidak terjadi multikolinearitas

TA 0.938 1.067

Tidak terjadi multikolinearitas


(53)

multikolinearitas

SIZE 0.919 1.088

Tidak terjadi multikolinearitas Dependent Variable: DER

Sumber: Lampiran 4

Nilai tolerance RISK sebesar 0.724 dan nilai VIF sebesar

1.380. Nilai tolerance TA sebesar 0.938 dan nilai VIF sebesar 1.067.

Nilai tolerance ROI sebesar 0.687 dan nilai VIF sebesar 1.455. Nilai

tolerance SIZE sebesar 0.919 dan nilai VIF sebesar 1.088.

Hasil pengujian tidak ada satu variable bebas yang memiliki

nilai tolerance> 0.1. Nilai variance inflation factor (VIF) pada

masing-masing variable bebas < 10. Jadi dapat disimpulkan model

regresi tidak terjadi multikolonearitas antar variabel independen dalam

model regresi ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah data

mempunyai varian yang sama atau data mempunyai varian yang tidak

sama. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dengan

menggunakan uji glejser. Jika nilai sig > α 0,05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas. Tabel 4.6. menunjukkan ringkasan uji


(54)

Table 4.6.

Ringkasan Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel bebas Nilai sig Keterangan

RISK 0.211 Tidak terjadi heteroskedastisitas

TA 0.000 Terjadi heteroskedastisitas

ROI 0.761 Tidak terjadi heteroskedastisitas SIZE 0.375 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 4

Variabel RISK nilai signifikansinya sebesar 0.211. Variabel

TA nilai signifikansinya sebesar 0.000. Variabel ROI nilai

signifikansinya sebesar 0.761 dan variabel SIZE nilai signifikansinya

sebesar 0.375.

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variabel

RISK, variabel ROI dan SIZE memiliki nilai signifikansi diatas α (0,05) yang berarti data ini tidak mengandung heteroskedastisitas.

Variabel TA memiliki nilai signifikansi kurang dari α (0,05) yang berarti variabel ini mengandung heteroskedastisitas. Jadi dapat

disimpulkan terjadi heteroskedastisitas di data ini. Terjadinya

heteroskedastisitas dari TA ini dikarnakan data memiliki fluktuasi

yang tajam dan karakter dari perusahaan juga berbeda-beda.


(55)

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu

model regresi linier ada korelasi antara residual (kesalahan

penganggu) pada periode t dengan residual pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem

autokorelasi (Ghozali,2011). Hasil uji autokorelasi dengan

menggunakan Durbin Watson statistic. Nilai Durbin Watson yang

berada diantara nilai du dan 4- du atau du < d < 4-du menunjukkan

model yang tidak terkena masalah autokorelasi disajikan pada tabel

4.7. dan 4.8.sebagai berikut :

Sebelum Theil-Nagar Tabel 4.7.

Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi

Uji

Autokorelasi dU Dw-test 4-dU Keterangan

Durbin-Watson 1.8094 0.848 2.1906

Terdapat masalah autokorelasi Sumber : Lampiran 4

Hasil pengujian pada table 4.7. menunjukkan bahwa nilai DW

yang diperoleh adalah sebesar 0.848. Nilai tabel du untuk k = 4 dan

data sebanyak 220 sampel diperoleh sebesar 1.8094. Dengan demikian

nilai DW = 0.848 berada kurang dari nilai du 1.8094 dan nilai dl


(56)

Sesudah Theil-Nagar Tabel 4.8.

Ringkasan Hasil Uji Autokorelasi

Uji

Autokorelasi dU Dw-test 4-dU Keterangan

Durbin-Watson 1.8094 1.741 2.1906

Dalam posisi ragu-ragu Sumber : Lampiran 4

Hasil pengujian pada table 4.8. menunjukkan bahwa nilai DW

yang diperoleh adalah sebesar 1.741. Nilai tabel du untuk k = 4 dan

data sebanyak 220 sampel diperoleh sebesar 1.8094. Dengan demikian

nilai DW = 1.741 berada kurang dari nilai du 1.8094 dan lebih besar

dari niali dl 1.7279. Maka dapat dikatakan model regresi ini berada

dalam posisi ragu-ragu.

3. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

a. Hasil Uji Koefesien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai


(57)

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Hasil dari uji R2

dapat dilihat pada table 4.9. sebagai berikut :

Tabel 4.9.

Hasil Uji Koefisien Determinasi RISK, TA, ROI, SIZE

R square Adj R square

0.186 0.171

Sumber: Lampiran 5

Tampilan output SPSS pada tabel 4.9. menunjukkan besarnya

adjusted R² sebesar 0,171, hal ini berarti hanya 17,1% variasi DER

yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen RISK, TA,

ROI dan SIZE. Sedangkan sisanya (100% - 17,1% = 82,9%)

dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji signifikan simultan (uji statistik F) bertujuan untuk

membuktikan adanya pengaruh yang signifikan variabel independen

terhadap variabel dependen. Hasil uji F ini akan digunakan sebagai

dasar untuk menyimpulkan apakah model regresi fit atau tidak. Hasil

dari uji F dapat dilihat pada table 4.10. sebagai berikut :

Tabel 4.10.

Hasil Uji F RISK, TA, ROI, SIZE

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.


(58)

Sumber: Lampiran 5

Uji statistik F menghasilkan F hitung sebesar 12.297 dengan

tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi < 0,05,

maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi DER atau

dapat dikatakan bahwa RISK, TA, ROI dan SIZE secara

bersama-sama berpengaruh terhadap DER.

c. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Tingkat signifikan dalam penelitian ini adalah 5%.

Hasil dari uji t dapat dilihat pada table 4.10. sebagai berikut :

Tabel 4.11.

Hasil Uji t RISK, TA, ROI, SIZE

Model Ustardardized

coefficient

Standardized coefficient

t Sig

B Std.

Error Beta

(constan) -0.259 0.304 -0.853 0.395

RISK 1.270 0.286 0.321 4.445 0.000

TA 0.645 0.200 0.205 3.230 0.001

ROI -1.422 0.364 -0.290 -3.908 0.000

SIZE 0.144 0.049 0.189 2.949 0.004

Variabel dependen : Struktur Modal


(59)

Dari keempat variabel yang dimasukkan dalam model regresi,

semuanya menunjukkan hasil yang signifikan. Variabel RISK

mempunyai nilai t hitung 4.445 dengan probabilitas signifikansi 0,000

< 0,05. Variabel TA mempunyai nilai t hitung 3.230 dengan

probabilitas signifikansi 0,001 < 0,05. Variabel ROI mempunyai nilai t

hitung -3.908 dengan probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05. Dan

variabel TA mempunyai nilai t hitung 2.949 dengan probabilitas

signifikansi 0,004 < 0,05.

C. Pembahasan (Interpretasi)

Penelitian ini menguji pengaruh risiko bisnis, struktur aktiva,

profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal perusahaan.

Berdasarkan pada pengujian yang telah dilakukan terhadap 4 (empat)

hipotesis dalam penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa risiko bisnis yang

diproksikan dengan RISK berpengaruh positif signifikan terhadap struktur

modal. Struktur aktiva yang diproksikan dengan TA berpengaruh positif

signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas yang diproksikan dengan

ROI berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal dan ukuran

perusahaan yang diproksikan dengan SIZE berpengaruh positif signifikan

terhadap struktur modal.

1. Pengaruh Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal Perusahaan

Hasil uji parsial risiko bisnis (RISK) terhadap struktur modal


(60)

0.000 < 0.05 yang artinya risiko bisnis berpengaruh positif dan signifikan

terhadap struktur modal perusahaan. Dengan demikian hipotesis pertama

yang menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap struktur modal perusahaan ditolak. Hal ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005)

menunjukan bahwa risiko bisnis mempunyai pengaruh yang negatif

terhadap struktur modal.

Hasil yang didapat adalah nilai risiko bisnis yg kecil yang dihitung

menggunakan standar deviasi ROE. Sehingga dengan risiko binis yang

kecil kebutuhan dana perusahaan lebih mengutamakan menggunakan

utang. Nilai mean dari risiko bisnis yang dihitung menggunakan STD

ROE penelitian ini sebesar 0.072893 sedangkan hasil mean STD ROE

yang dilakukan oleh (Noraya 2014) sebesar 0.1088 yang artinya nilai

mean dari penelitian ini kecil.

2. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Perusahaan

Hasil uji parsial struktur aktiva (TA) terhadap struktur modal

perusahaan diketahui menunjukan nilai beta 0.205 dan nilai signifikansi

0.001 < 0.05 yang artinya struktur aktiva berpengaruh positif dan

signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Dengan demikian hipotesis

kedua yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif

terhadap struktur modal perusahaan diterima. Hal ini mendukung


(61)

bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur

modal perusahaan. Hasil ini didukung juga dengan hasil penelitian

Indrajaya, Herlina dan Setiadi (2011) bahwa struktur aktiva memiliki

pengaruh parsial yang positif dan signifikan terhadap kebijakan struktur

modal perusahaan.

Pengaruh struktur aktiva dalam hal ini TA yang signifikan terhadap

struktur modal perusahaan sejalan dengan teori trade-off (trade-off theory)

dimana perusahaan perlu menyeimbangkan antara manfaat dan biaya dari

penggunaan utang. Menurut Adrianto dan Wibowo (2007) aktiva

berwujud yang semakin besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan

mengasumsikan semua faktor lain konstan, perusahaan akan

meningkatkan utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan

utang.

3. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan

Hasil uji parsial profitabilitas (ROI) terhadap struktur modal

perusahaan diketahui menunjukan nilai beta -0.290 dan nilai signifikansi

0.000 < 0.05 yang artinya profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap struktur modal perusahaan. Dengan demikian hipotesis ketiga

yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

struktur modal perusahaan diterima. Hal ini mendukung penelitian yang


(62)

profitabilitas mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap struktur

modal. Hubungan negatif ini menunjukan bahwa jika variabel

profitabilitas mengalami kenaikan maka menyebabkan penurunan

terhadap variabel utang dan begitu pula sebaliknya.

Pengaruh profitabilitas dalam hal ini ROI yang signifikan terhadap

struktur modal perusahaan sejalan dengan Pecking Order Theory yang

menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang

tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Karena perushaan

lebih menyukai pendanaan dari dalam perusahaan (laba ditahan)

dibandingkan dengan pendanaan dari luar perusahaan (menerbitkan

sekuritas, obligasi dan saham). Apabila tidak cukup akan menggunakan

utang. Kaitannya dengan risiko bisnis bahwa perusahaan yang memiliki

risiko yang kecil masih memungkinkan untuk menggunakan utang.

Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi profitabilitas maka semakin

kecil proporsi utang di dalam struktur modal perusahaan.

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Perusahaan

Hasil uji parsial ukuran perusahaan (SIZE) terhadap struktur modal

perusahaan diketahui menunjukan nilai beta 2.949 dan nilai signifikansi

0.004 < 0.05 yang artinya ukuran perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Dengan demikian hipotesis

keempat yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif


(63)

penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Hadianto

Bram (2010) menunjukan hasil bahwa variabel ukuran perusahaan

menunjukan koefisien dengan tanda negatif, dan nilai dari p-value

menunjukan angka yang signifikan, itu berarti ukuran berpengaruh negatif

secara signifikan terhadap struktur modal.

Pengaruh ukuran perusahaan dalam hal ini (SIZE) yang menunjukan

hasil yang positif signifikan terhadap struktur modal tidak sejalan dengan

Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang

mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat

utang yang lebih kecil. Hasil ini sejalan dengan teori trade off dimana

perusahaan yang memiliki pendapatan yang tinggi akan menggunakan

lebih banyak utang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari

pengurangan pajak. Jadi semakin besar ukuran perusahaan maka semakin

besar juga struktur modal perusahaan. Dengan ukuran perusahaan positif

yang dihitung dengan penjualan maka bisa disimpulkan juga bahawa


(64)

50

Penelitian ini pada dasarnya dilakukakan untuk mengetahui pengaruh

antara risiko bisnis diukur dengan (RISK), struktur aktiva diukur dengan

(TA), profitabilitas diukur dengan (ROI), dan ukuran perusahaan yang diukur

dengan (SIZE) terhadap struktur modal (DER).

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian menunjukkan variabel risiko bisnis yang diukur dengan

proksi standar deviasi ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap

struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi risiko

bisnis perusahaan maka semakin memungkinkan kreditor untuk menuntut

tingkat pengembalian yang lebih tinggi atau return yang akan mereka

dapatkan semakin tinggi. Selain itu kreditor dapat mengandalkan aktiva

tetap perusahaan sebagai jaminan dari pendanaan atau pinjaman yang

diberikan, yang berarti struktur modal semakin tinggi.

2. Hasil pengujian menunjukkan variabel struktur aktiva yang diukur dengan

proksi tangibility asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap

struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi struktur


(65)

perusahaan untuk mendapatkan utang, yang berarti struktur modal

perusahaan akan semakin tinggi.

3. Variabel profitabilitas yang diukur dengan proksi ROI berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini

dikarenakan perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang

tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Karena perushaan

lebih menyukai pendanaan dari dalam perusahaan (laba ditahan)

dibandingkan dengan pendanaan dari luar perusahaan.

4. Sedangkan variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan proksi log

sales berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal

perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang memiliki pendapatan

yang tinggi akan menggunakan lebih banyak utang untuk mendapatkan

keuntungan yang lebih besar dari pengurangan pajak. Pendapatan tinggi

perusahaan juga menggambarkan bahwa perusahaan memiliki prospek

tinggi sehingga memberi jaminan pada debitur.

B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut :

1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan proksi lain yang

mempengaruhi struktur modal perusahaan.

2. Tahun periode penelitian dapat ditambah dan diperbarui.


(66)

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam penelitian antara lain :

1. Objek penelitian ini hanya memfokuskan pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

2. Periodenya selama 5 tahun, dari tahun 2010 – 2014.

3. Dalam penelitian ini variabel independen dan dependen hanya diwakili


(1)

0.001272 dan nilai maksimum sebesar 3.028644. Nilai rata-rata sebesar 0.799869 dengan standar deviasi sebesar 0.571232. Variabel risiko bisnis (RISK) memiliki nilai minimum sebesar 0.001272 dan nilai maksimum sebesar 1.201684. Nilai rata-rata sebesar 0.072893 dengan standar deviasi sebesar 0.144552. Variabel struktur aktiva (TA) memiliki nilai minimum sebesar 0.050714 dan nilai maksimum 0.986817. Nilai rata-rata sebesar 0.366385 dengan standar deviasi sebesar 0.181815. Variabel profitabilitas (ROI) memiliki nilai minimum sebesar 0.000737 dan nilai maksimum sebesar 0.715090. Nilai rata-rata sebesar 0.132680 dengan standar deviasi sebesar 0.116484. Yang terakhir adalah variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai minimum 4.982307 dan nilai maksimum sebesar 8.304708. Nilai rata-rata sebesar 6.392892 dengan standar deviasi sebesar 0.751945.

Hasil Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.259 .304 -.853 .395

RISK 1.270 .286 .321 4.445 .000

TA .645 .200 .205 3.230 .001

ROI -1.422 .364 -.290 -3.908 .000 LOG SALES .144 .049 .189 2.949 .004 a. Dependent Variable: DER

Dari keempat variabel yang dimasukkan dalam model regresi, semuanya menunjukkan hasil yang signifikan. Variabel RISK mempunyai nilai t hitung 4.445 dengan probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05. Variabel TA mempunyai nilai t hitung 3.230 dengan probabilitas signifikansi 0,001 < 0,05. Variabel ROI mempunyai nilai t hitung -3.908 dengan probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05. Dan variabel TA mempunyai nilai t hitung 2.949 dengan probabilitas signifikansi 0,004 < 0,05.

PEMBAHASAN Hasil Uji Hipotesis


(2)

Hasil uji parsial risiko bisnis (RISK) terhadap struktur modal perusahaan diketahui menunjukan nilai beta 0.321 dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 yang artinya risiko bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan ditolak. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Prabansari dan Kusuma (2005) menunjukan bahwa risiko bisnis mempunyai pengaruh yang negatif terhadap struktur modal.

Hasil yang didapat adalah nilai risiko bisnis yg kecil yang dihitung menggunakan standar deviasi ROE. Sehingga dengan risiko binis yang kecil kebutuhan dana perusahaan lebih mengutamakan menggunakan utang. Nilai mean dari risiko bisnis yang dihitung menggunakan STD ROE penelitian ini sebesar 0.072893 sedangkan hasil mean STD ROE yang dilakukan oleh (Noraya 2014) sebesar 0.1088 yang artinya nilai mean dari penelitian ini kecil.

2. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Perusahaan

Hasil uji parsial struktur aktiva (TA) terhadap struktur modal perusahaan diketahui menunjukan nilai beta 0.205 dan nilai signifikansi 0.001 < 0.05 yang artinya struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan diterima. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Natalia Pauline (2015) yang menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil ini didukung juga dengan hasil penelitian Indrajaya, Herlina dan Setiadi (2011) bahwa struktur aktiva memiliki pengaruh parsial yang positif dan signifikan terhadap kebijakan struktur modal perusahaan.

Pengaruh struktur aktiva dalam hal ini TA yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan sejalan dengan teori trade-off (trade-off theory) dimana perusahaan perlu menyeimbangkan antara manfaat dan biaya dari penggunaan utang. Menurut Adrianto dan Wibowo (2007) aktiva berwujud yang semakin besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain konstan, perusahaan akan meningkatkan utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan utang.


(3)

Hasil uji parsial profitabilitas (ROI) terhadap struktur modal perusahaan diketahui menunjukan nilai beta -0.290 dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 yang artinya profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Dengan demikian hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan diterima. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Liem, Murhadi dan Sutejo (2013) yang menjelaskan bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Hubungan negatif ini menunjukan bahwa jika variabel profitabilitas mengalami kenaikan maka menyebabkan penurunan terhadap variabel utang dan begitu pula sebaliknya.

Pengaruh profitabilitas dalam hal ini ROI yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan sejalan dengan Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Karena perushaan lebih menyukai pendanaan dari dalam perusahaan (laba ditahan) dibandingkan dengan pendanaan dari luar perusahaan (menerbitkan sekuritas, obligasi dan saham). Apabila tidak cukup akan menggunakan utang. Kaitannya dengan risiko bisnis bahwa perusahaan yang memiliki risiko yang kecil masih memungkinkan untuk menggunakan utang. Sehingga dapat disimpulkan semakin tinggi profitabilitas maka semakin kecil proporsi utang di dalam struktur modal perusahaan.

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Perusahaan

Hasil uji parsial ukuran perusahaan (SIZE) terhadap struktur modal perusahaan diketahui menunjukan nilai beta 2.949 dan nilai signifikansi 0.004 < 0.05 yang artinya ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan ditolak. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Hadianto Bram (2010) menunjukan hasil bahwa variabel ukuran perusahaan menunjukan koefisien dengan tanda negatif, dan nilai dari p-value menunjukan angka yang signifikan, itu berarti ukuran berpengaruh negatif secara signifikan terhadap struktur modal.

Pengaruh ukuran perusahaan dalam hal ini (SIZE) yang menunjukan hasil yang positif signifikan terhadap struktur modal tidak sejalan dengan Pecking Order Theory yang menyatakan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru


(4)

mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Hasil ini sejalan dengan teori trade off dimana perusahaan yang memiliki pendapatan yang tinggi akan menggunakan lebih banyak utang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pengurangan pajak. Jadi semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar juga struktur modal perusahaan. Dengan ukuran perusahaan positif yang dihitung dengan penjualan maka bisa disimpulkan juga bahawa penjualan dari perusahaan tersebut menggunakan hutang.

Kesimpulan

Penelitian ini pada dasarnya dilakukakan untuk mengetahui pengaruh antara risiko bisnis diukur dengan (RISK), struktur aktiva diukur dengan (TA), profitabilitas diukur dengan (ROI), dan ukuran perusahaan yang diukur dengan (SIZE) terhadap struktur modal (DER). Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian menunjukkan variabel risiko bisnis yang diukur dengan proksi standar deviasi ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi risiko bisnis perusahaan maka semakin memungkinkan kreditor untuk menuntut tingkat pengembalian yang lebih tinggi atau return yang akan mereka dapatkan semakin tinggi. Selain itu kreditor dapat mengandalkan aktiva tetap perusahaan sebagai jaminan dari pendanaan atau pinjaman yang diberikan, yang berarti struktur modal semakin tinggi.

2. Hasil pengujian menunjukkan variabel struktur aktiva yang diukur dengan proksi tangibility asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan semakin tinggi struktur aktiva perusahaan maka semakin besar juga jaminan yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan utang, yang berarti struktur modal perusahaan akan semakin tinggi.

3. Variabel profitabilitas yang diukur dengan proksi ROI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang mempunyai tingkat profitabilitas yang tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Karena perushaan lebih menyukai pendanaan dari dalam perusahaan (laba ditahan) dibandingkan dengan pendanaan dari luar perusahaan.

4. Sedangkan variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan proksi log sales berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan


(5)

yang memiliki pendapatan yang tinggi akan menggunakan lebih banyak utang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari pengurangan pajak. Pendapatan tinggi perusahaan juga menggambarkan bahwa perusahaan memiliki prospek tinggi sehingga memberi jaminan pada debitur.

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, L. S. 2008. “Teori dan Praktik Manajemen Keuangan”. Edisi I. Yogyakarta: Andi. Baker, M., & Wurgler, J. 2002. “Market timing and capital structure. The journal of finance.

Brigham dan Houston. 2006. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi Kelima, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Hadianto, B. 2010. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode 2000-2006: Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order”. Jurnal Manajemen.

Hanafi, M. 2004. “ Manajemen Keuangan”. Edisi 1. BPFE: Yogyakarta

Indrajaya, Glenn. Herlina. Setiadi, Rini. 2011. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007”. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi.

Kartika, Andi. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI”, Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan Liem, J. H., Murhadi, W. R., & Sutejo, B. S. (2013). “Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Struktur Modal pada Industri Consumer Goods yang Terdaftar di BEI periode 2007-2011”. CALYPTRA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(1).

Lusangaji, Dumas. 2013. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Perusahaan Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Tercatat Di BEI”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. Margaretha, Farah., & Lina S. 2005. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhu Struktur Moadal Pada

Perusahaan Multi Nasional di Indonesia”. Media Riset Bisnis & Manajemen, Vol.5 No.2, hlm. 230-252.


(6)

Natalia, P., 2015. “Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva, dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal pada Emiten Kompas 100 (Non Perbankan)”. Jurnal Manajemen.

Norayah., 2014. ”Pengaruh Risiko Bisnis, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, Dan Struktur Kemilikan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia(Bei) Periode 2010-2013”

Prabansari, Yuke & Hadri Kusuma. 2005. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public Di Bursa Efek Jakarta” Kajian Bisnis Dan Manajemen Edisi Khusus On Finance.

Sartono, A. 2001. “Manajemen Keuangan”. Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat. BPFE : Yogyakarta.

Sudarmadji A & Sularto L, 2007. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”, Proceeding PESAT, Volume 2.

Sundjaja R, MSBA. Berlian I. 2003. “ Manajemen Keuangan 2”. Edisi Keempat. Literata.

Weston & Brigham. 1990. “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Erlangga.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)

0 5 132

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015)

0 4 111

PENGARUH RISIKO BISNIS , PROFITABILITAS , STRUKTUR AKTIVA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Resiko Bisnis, Profitabilitas, Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struk

1 4 15

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

0 7 19

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 14

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 107

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013).

0 1 103