PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015)

(1)

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015)

THE INFLUENCE OF ASSET STRUCTURE, PROFITABILITY, LIQUIDITY, COMPANY SIZE AND BUSINESS RISK ON CAPITAL

STRUCTURE

(Study on Manufacturing Company in Indonesia Stock Exchange time period 2012-2015)

Skripsi

Oleh:

Reza Budi Cahyono 20130410459

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(2)

i

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015)

THE INFLUENCE OF ASSET STRUCTURE, PROFITABILITY, LIQUIDITY, COMPANY SIZE AND BUSINESS RISK ON CAPITAL STRUCTURE (Study on Manufacturing Company in Indonesia Stock Exchange time period

2012-2015) SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Program Studi Manajemen

Universitas Muhamadiyah Yogyakarta

Oleh:

Reza Budi Cahyono 20130410459

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2017


(3)

ii Nomor Mahasiswa : 20130410459

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul : “PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengerahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat tertulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut untuk dibatalkan.

Yogyakarta, 10 Mei 2017


(4)

iii

Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang

disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang tidak akan

berubah dengan sendirinya tanpa berusaha,,,,,

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam mengahadapi cobaan

Jadilah karang dilautan yang kuat dihantam ombak dan kerjakanlah hal

yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain, karena hidup hanya

sekali ingat hanya pada Allah apanpun dan dimanapun kita berada


(5)

iv

kemampuan untuk bisa menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini kupersembahkan dengan sangat manis untuk kedua orang tua saya yang sangat ingin saya bahagiakan yakni Ibu Parniati dan Bapak Tri Cahyono yang sudah mendoakan saya hingga terselesaikannya

skripsi ini. Juga saya persembahkan skripsi ini dengan sangat romantis untuk kakak-kakak terbaikku, Devi Rahmawati dan Dian Angriani yang tak lekang menyisihkan rezekinya untuk saya kuliah sampai selesai seperti sekarang ini. Terlebih daripada itu,

saya harus memberikan ucapan rasa terimakasih kepada Almamaterku tercinta, Universitas Muhamadiyah Yogyakarta dan orang yang terkait didalamnya yang sudah

memberikan pengalaman serta pelajaran yang berhargaselama tiga tahun lebih ini. Lagi-lagi, saya harus mengucapkan terima kasih banyak kepada teman lembur skripsi

saya, Bayu Anugerah Putra dan Fatkhurrohman yang sudah ikhlas membantu saya

dalam memburu gelar sarjana ini. Terimakasih!

Teman-teman kuliah, KKN, (Alm. Ivan Adi Saputra) dan cinta yang sudah berlalu lalang selama tiga tahun ini dan semuanya yang sudah terlibat dalam perjuangan saya

selama kuliah di UMY. Matursembah Nuwun nggeh..

Big Thanks untuk Kota Yogyakarta, dengan sejuta kenangan pahit dan manis yang selalu ku elu-elukan. Saya tumbuh menjadi pria dengan semakin dewasa di kota pelajar ini dan “BIARKAN AKU UNTUK SELALU PULANG LAGI SAAT JIWA SEPI TANPA TEROBATI..”


(6)

v

Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal. Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Statistik SPSS. Sampel yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek pada periode 2012 sampai 2015. Dalam penelitian ini ada sebanyak 32 perusahaan manufaktur yang masuk dalam kriteria saya, yaitu perusahaan yang mempunyai laba pada periode penelitian tersebut.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal dan struktur aktiva, ukuran perusahaan dan risiko bisnis berpengaruh tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal.

Kata kunci : struktur modal, struktur aktiva, Profitabilitas, Likuiditas, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis.


(7)

vi

this study is manufacturing companies was listed in Indonesia Stock Exchange. This study using purposive sampling method. The analytical tool used was SPSS Statistics. Samples that I use in this research is manufacturing companies listed on the Stock Exchange in the period from 2012 to 2015. In this study, there are 32 manufacturing companies that fall into my criteria, it is companies that have earnings in the period of the study.

Based on the analysis that has been done shows that the profitability and likuidity of significant negative effect on capital strucutre and asset structure, size and business risk no significant and negative effect on capital structure. Keywords: Capital Structure, Asset Structure, Profitability, Liquidity, Size And Business Risk.


(8)

vii

karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi para investor dalam mengambil keputusan investasi serta memberikan masukan dan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan proses studi.

2. Kepala Program Studi Manajemen Universitas Muhamadiyah Yogyakarta yang telah mengarahkan, membantu dan mengoreksi kesalahan penulis serta mengarahkan penulis sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan semua proses studi yang telah ditempuh.


(9)

viii

4. Ayah dan Ibu, serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga bisa menyelesaikan studi.

5. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi ini.

Sebagai akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadari masih memiliki banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh sebab itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalam karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 30 Maret 2017


(10)

ix

HALAMAN PERSEtUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... ... iv

MOTTO ... ... v

KATA PERSEMBAHAN ... ... vi

INTISARI ... ... vii

ABSTRACK ... ... viii

KATA PENGANTAR ... ... ix

DAFTAR ISI ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Masalah ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Landasan Teori... 8

B. Penelitian Terdahulu ... 10

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal... .... 11

D. Teori Struktur Modal ... 16

E. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis ... 19

F. Model Penelitian ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26

A. Obyek Penelitian ... 26

B. Data dan Teknik Pengambilan Sampel ... 26

C. Populasi dan Sampel ... 27


(11)

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ... 38

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 38

B. Analisis Statistik Deskriptif ... 39

C. Analisis Linear Berganda ... 42

D. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 44

1. Uji Normalitas ... 44

2. Uji Multikolinearitas ... 46

3. Uji Heteroskedastisitas... 47

4. Uji Auttokorelasi ... 48

E. Hasil Uji Hipotesis ... 49

1. Uji T Hipotesis ... 49

2. Uji Koefisien Determinasi ... 52

F. Pembahasan... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... 60

C. Keterbatasan ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(12)

xi

4.3 Tabel Hasil Analisis Linear Berganda ... 42

4.3 Tabel Hasil Uji Normalitas ... 44

4.4 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas ... 46

4.5 Tabel Hasil Uji Hteroskedastsitas ... 47

4.6 Tabel Hasil Uji Autokorelasi ... 49

4.8 Tabel Hasil Uji t ... 50


(13)

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Modal Sampel Penelitian Periode 2012-2015 ... 65

Lampiran 2. Struktur Aktiva Sampel Penelitian Periode 2012-2015 ... 69

Lampiran 3. Profitabilitas Sampel Penelitian Periode 2012-2015 ... 73

Lampiran 4. Likuiditas Sampel Penelitian Periode 2012-2015 ... 77

Lampiran 5. Ukuran Perusahaan Sampel Penelitian Periode 2012-2015 ... 81

Lampiran 6. Risiko Bisnis Sampel Penelitian Periode 2012-2015 ... 85

Lampiran 7. Nama Perusahaan Sampel Periode 2012-2015 ... 89

Lampiran 8. Hasil Statistik Deskrptif ... 90

Lampiran 9. Hasil Hasil Uji Normalitas ... 91

Lampiran 10. Hasil Hasil Hasil Uji Multikolinearitas ... 91

Lampiran 11. Hasil Hasil Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 92

Lampiran 12. Hasil Hasil Hasil Uji Autokorelasi ... 92


(15)

(16)

(17)

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Alat analisis yang digunakan adalah Statistik SPSS. Sampel yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek pada periode 2012 sampai 2015. Dalam penelitian ini ada sebanyak 32 perusahaan manufaktur yang masuk dalam kriteria saya, yaitu perusahaan yang mempunyai laba pada periode penelitian tersebut.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa profitabilitas dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal dan struktur aktiva, ukuran perusahaan dan risiko bisnis berpengaruh tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal.

Kata kunci : struktur modal, struktur aktiva, Profitabilitas, Likuiditas, ukuran perusahaan, dan risiko bisnis.


(18)

Subjects in this study is manufacturing companies was listed in Indonesia Stock Exchange. This study using purposive sampling method. The analytical tool used was SPSS Statistics. Samples that I use in this research is manufacturing companies listed on the Stock Exchange in the period from 2012 to 2015. In this study, there are 32 manufacturing companies that fall into my criteria, it is companies that have earnings in the period of the study.

Based on the analysis that has been done shows that the profitability and likuidity of significant negative effect on capital strucutre and asset structure, size and business risk no significant and negative effect on capital structure.

Keywords: Capital Structure, Asset Structure, Profitability, Liquidity, Size And Business Risk.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja perusahaan. Keputusan yang diambil oleh seorang manajer dalam memutuskan pendanaan harus mempertimbangkan sifat dan biaya dari sumber dana yang akan dipilih karena masing-masing sumber dana akan mempunyai resiko yang berbeda. Semakin besar dana yang dimiliki perusahaan, maka semakin besar kegiatan operasional yang dapat dilakukannya.

Pendanaan untuk penambahan produktivitas perusahaan dapat berasal dari dalam perusahaan maupun pihak luar. (Riyanto, (2011), dalam rofiqoh (2014) menyatakan bahwa sumber dana perusahaan dapat dipenuhi melalui sumber dana internal dan sumber dana eksternal perusahaan. Dana internal adalah dana yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri seperti laba ditahan dan akumulasi penyusutan. Dana eksternal adalah dana yang berasal dari luar perusahaan seperti hutang dan saham. Dalam hal ini Perusahaan harus mampu memperoleh dana secara efektif, dalam arti keputusan pendanaan tersebut merupakan keputusan pendanaan yang mampu


(20)

meminimalkan biaya modal yang akan ditanggung perusahaan itu sendiri agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai secara maksimal. Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri.

Pecking Order Theory mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai sumber dana internal (seperti laba ditahan dan akumulasi penyusutan) dibandingkan sumber dana eksternal (hutang dan saham). Jika harus memakai sumber dana eksternal, maka prioritas utama yang dipilih perusahaan adalah hutang yang aman, kemudian hutang yang berisiko, saham preferen dan sebagai pilihan yang terakhir adalah dengan menggunakan saham biasa.

Setiap perusahaan pasti akan memerlukan dana untuk mebiayai kegiatan investasinya. Sumber dana untuk membiayai kegiatan investasi dan operasional perusahaan sebaiknya berasal dari sumber dana internal, yaitu dana yang berasal dari dalam perusahaan sendiri seperti laba ditahan. Namun karena tidak semua dana yang dibutuhkan perusahaan dapat dipenuhi hanya dari sumber dana internal, maka perusahaan harus dicari alternatif sumber dana lain yang berasal dari luar perusahaan, yang disebut sumber dana eksternal. Sumber dana eksternal dapat berasal dari liabilitas, tambahan penyertaan modal pemilik atau penerbitan saham baru, penjualan obligasi, dan kredit dari bank. Kebijakan manajemen dalam mencari sumber dana dan


(21)

mengatur pembelanjaan perusahaan merupakan salah satu fungsi manajer keuangan.

Dalam menjalankan fungsi tersebut, manajer keuangan harus selalu dihadapkan pada dua masalah utama. Pertama, mengenai bagaimana keputusan pembelanjaan yang harus diambil dari berbagai alternatif yang ada, sehingga nantinya akan diperoleh dana dengan cara yang paling efisien untuk membiayai investasi perusahaan tersebut. Dalam hal ini manajer keuangan atau perusahaan perlu mempertimbangkan alternatif sumber dana dari pasar modal guna mengurangi ketergantungan dari dana eksternal melalui pinjaman. Melalui pasar modal, perusahaan memperoleh cara lain untuk mendapatkan sumber dana. Kedua, menentukan metode yang baik dalam menentukan investasinya, agar dana tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh perusahaan.

Pada prinsipnya, perusahaan tidak akan terlepas dengan permasalahan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk operasi perusahaan dan mengembangkan usaha. Ketika sebuah perusahaan berekspansi, perusahaan akan membutuhkan modal, dan modal tersebut dapat berasal dari kewajiban maupun ekuitas. (Brigham dan Houston, (2006), dalam Alib (2014) enyatakan bahwa kewajiban memiliki dua keunggulan penting. Pertama, bunga yang dibayar dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan menurunkan biaya efektif kewajiban tersebut. Kedua, kreditor akan mendapat pengembalian


(22)

dalam jumlah tetap, sehingga pemegang saham tidak harus membagi keuntungan jika bisnis berjalan dengan baik.

Namun kewajiban atau hutang juga memiliki kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio hutang, maka perusahaan tersebut akan berisiko, sehingga semakin tinggi pula biaya kewajiban maupun ekuitas. Kedua jika sebuah perusahaan mengalami masa-masa yang sulit dan laba operasi tidak cukup untuk menutupi kekurangan tersebut, maka pasti akan terjadi suatu kebangkrutan. Salah satu keputusan yang paling penting yang harus dihadapi oleh manajer yang berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan proporsi hutang dan modal sendiri yang nantinya akan digunakan oleh perusahaan. Keputusan pendanaan merupakan keputusan mengenai seberapa besar tingkat penggunaan hutang dibanding dengan ekuitas atau modal sendiri dalam membiayai investasi perusahaan. Tujuan keputusan pendanaan adalah untuk menentukan tingkat struktur modal yang optimal, yaitu tingkat bauran kewajiban dan ekuitas yang memaksimumkan nilai perusahaan. Setiap keputusan perusahaan dalam menentukan dari mana kebutuhan modal dipenuhi akan berpengaruh pada struktur modal perusahaan yang menunjukkan komposisi perbandingan sumber dana permanen yang digunakan oleh perusahaan dalam membiayai investasi.


(23)

Dalam memilih alternatif pendanaan untuk membiayai aktivitas perusahaan, yang akan menjadi pertimbangan adalah bagaimana perusahaan dapat menciptakan suatu kombinasi yang akan menguntungkan perusahaan antara penggunaan sumber dana dari ekuitas dengan dana yang berasal dari kewajiban jangka panjang.

Penelitian terhadap struktur modal masih mungkin untuk dikaji karena adanya bukti empiris yang menyimpulkan perbedaan hasil penelitian terdahulu. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Andika Kartika (2009) yang menyatakan hasil bahwa struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan penelitian dari Yoreno Alfian Alib (2014) yang menyatakan hasil bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

Dengan adanya perbedaan hasil riset di atas sangat menarik untuk diteliti lebih lanjut, sehingga diajukan judul penelitian: “Analisis pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan risiko bisnis terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015”.

Kelebihan dari penelitian ini adalah penelitian ini membahas tentang struktur modal perusahaan dan faktor faktornya, sebagaimana kita tahu bahwa dalam menjalankan perusahaan perlu adanya pemasukan dana atau modal, sehingga penelitian ini sangat berguna sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam mencari dana atau modal.


(24)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal ? 2. Apakah terdapat pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal ? 3. Apakah terdapat pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal ?

4. Apakah terdapat pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal ? 5. Apakah terdapat pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menguji Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal. 2. Untuk menguji Profitabilitas terhadap Strutur Modal. 3. Untuk menguji Likuiditas terhadap Struktur Modal.

4. Untuk menguji Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal. 5. Untuk menguji Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal.


(25)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat secara teori : Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan memperluas wawasan tentang pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan risiko bisnis terhadap struktur modal perusahaan.

2. Manfaat secara praktek :

a. Untuk memberikan masukan atau saran bagi pihak perusahaan untuk memperbaiki permasalahanya bahwa ada beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penentuan struktur modal perusahaan

b. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya hasil penelitan ini dapat menjadi bahan pertimbangan, masukan, dan acuan.

E. Batasan Penelitian

Batasan dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini dilakukan pada periode dari tahun 2012 – 2015.

2. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI. 3. Variabel dalam penelitian ini menggunakan 5 variabel independen yaitu

struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan risiko bisnis.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.

Landasan Teori

a. Pengertian Struktur Modal

Menurut Sjahrial (2007) struktur modal adalah suatu perimbangan antara penggunaan modal pinjaman meliputi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang, dan modal sendiri. Modal menggambarkan hak pemilik atas perusahaan, yang timbul sebagai akibat penanaman investasi yang dilakukan oleh pemilik atau para pemilik.

Struktur modal berkaitan dengan penentuan bauran (mix) pembelanjaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal mempunyai pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan. Struktur keuangan merupakan kombinasi atau bauran dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan, sedangkan struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan perusahaan.

Menurut Riyanto (2001), pendanaan dalam arti luas adalah keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana untuk perusahaan dan menggunakannya atau mengalokasikannya. Sedangkan pendanaan dalam arti sempit adalah segala aktivitas yang hanya berhubungan dengan usaha untuk memperoleh dana saja, yang


(27)

sering juga disebut dengan pendanaan pasif. Terdapat dua fungsi pendanaan dalam perusahaan (Riyanto, 2001), yaitu pertama, fungsi penggunaan dana atau pengalokasian dana (use/allocation of fund). Kedua, fungsi pemenuhan kebutuhan dana atau fungsi pendanaan (financing obtaining of funds).

Riyanto (2001) yang berpendapat struktur modal meruapakan pembelanjaan permanen perusahaan yang mencerminkan perbandingan antara kewajiban jangka panjang dengan modal sendiri. .Neraca perusahaan terdiri dari sisi aktiva dan pasiva, dimana sisi dari aktiva merupakan kekayaan perusahaan dan sisi pasiva menggambarkan sisi struktur keuangan perusahaan. Struktur modal sendiri merupakan bagian dari struktur keuangan yang diartikan sebagai pembelnjaan permanen yang menggambarkan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri.

Struktur modal merupakan suatu keputusan pendanaan yang sangat kompleks. Untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memakmurkan kekayaan pemilik, manajer keuangan harus dapat memahami hubungannya struktur modal dengan resiko. Keputusan keuangan yang efektif dan baik dapat merendahkan biaya modal sehingga dapat menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi dan meningkatkan nilai perusahaan.


(28)

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan sudah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, berikut ini adalah penelitian-penelitian yang telah dilakukan diantaranya :

1. Kartika (2009) dalam penelitianya yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI”. Hasil menunjukkan hasil bahwa struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal, sementara risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

2. Rofiqoh (2014) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Struktur Aktiva, likuiditas dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal Perusahaan”. Hasil menunjukkan hasil bahwa struktur aktiva berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal perusahaan . Likuiditas berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal perusahaan dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. 3. Setiawati (2012) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Struktur

Aktiva, Tongkat Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Hasil menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan, likuiditas berpngaruh terhadap struktur modal, ukuran


(29)

perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap stuktur modal perusahaan.

4. Alib (2014) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Struktur Aset, Profitabilitas, Growth dan Size Terhadap Struktur Modal Perusahaan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal, growth tidak berpengaruh terhadap stuktur modal perusahaan dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan,

5. Putri (2012) dalam penelitianya yang berjudul “Pengaruh Struktur Profitabilitas, Struktur Aktiva Dan Ukruan Perusahaan Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di BEI. Hasil menunjukkan bahwa struktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

Banyak faktor yang mempengaruhi struktur modal perusahaan. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap struktur modal, diantaranya (Brigham dan Houston, (2001):

1. Struktur aktiva

aktiva atau aset adalah segala sumber daya dan kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang digunakan untuk operasinya. Suatu perusahaan


(30)

pada umunya mempunyai dua jenis aktiva yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap, kedua aktiva tersebut akan membentuk struktur aktiva. Perusahaan yang mempunyai tingkat struktur aktiva yang tinggi akan cenderung tidak akan menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan struktur aktiva tinggi mempunyai dana internal yang tinggi juga, sehingga perusahaan tersebut lebih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu sebelum menggunakan dana eksternal.

Menurut Riyanto (2008), perusahaan yang sebagian besar asetnya berasal dari aset tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang. Perusahaan dengan jumlah aktiva tetap yang besar akan menggunakan hutang lebih banyak karena aktiva tetapnya dapat dijadikan jaminan untuk berhutang oleh perusahaan. Ketika perusahaan memiliki proporsi aset berwujud yang lebih besar, penilaian asetnya menjadi lebih mudah sehingga permasalahan asimetri informasi menjadi lebih rendah. Dengan demikian, perusahaan akan mengurangi penggunaan hutangnya ketika proporsi aset berwujud meningkat. Struktur aset dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar kewajiban jangka panjang yang dapat diambil dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap penentuan besarnya struktur modal. 2. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu kemampuan dari suatu perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari hasil kegiatan opersinya. Kemampuan dari suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan akan berpengaruh


(31)

terhadap besaran struktur modal. Perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi tidak perlu menambah jumlah hutang dari luar perusahaan tersebut. Karena semakin besar keuntungan yang di dapat perusahaan, semakin besar pula laba ditahan sehingga mampu untuk digunakan dalam operasionalnya (Nugrahani, 2012). Perusahaan yang mempunyai profit tinggi, akan menggunakan hutang dalam jumlah rendah, dan sebaliknya.

Syamsuddin (2009) menyatakan bahwa ada beberapa pengukuran tingkat profitabilitas yaitu gross profit margin, operating profit margin, net profit margin, total assets turnover, return on investment, return on equity, tingkat penghasilan bagi pemegang saham biasa (return on common stock equity), pendapatan per lembar saham biasa (earning per share), deviden per lembar saham (devidden per share), dan nilai buku perlembar saham (book value per share). Profitabilitas suatu perusahaan merupakan pencerminan kemampuan modal perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Sehingga mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk mengadakan pinjaman atau penarikan modal asing. Dengan demikian, perusahaan akan dapat memenuhi kewajiban finansilnya sebagai akibat dari penggunaan modal asing. Salah satu rasio profitabilitas adalah Return On Assets. Menurut Sutrisno (2009: 222), Return on assets juga disebut sebagai rentabilitas ekonomis merupakan ukuran kemampuan perusahaan dengan menghasilkan laba dengan semua aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba


(32)

sesudah bunga dan pajak. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi pengelolaan aset yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin besar ROA maka semakin besar tingkat keuntungan dan semakin baik posisi perusahaan dari segi penggunaan aset. 3. Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang segera harus dipenuhi (Riyanto, 2011). Setiap perusahaan masing-masing mempunyai tingkat kemampuan dalam mengembalikan kewajiban-kewajibanya. Tingkat likuiditas suatu perusahaan akan berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan kreditur terhadap sebuah prusahaan. Sehingga akan mempengaruhi jumlah dana eksternal atau hutang yang dapat diperoleh perusahaan tersebut. Besaran dana yang diperoleh dari dana ekstern mempengaruhi besarnya rasio struktur modal. (Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (2012) dalam Setiawati (2012) ), Tingkat likuiditas (CR) adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi, akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari utang dalam struktur modalnya. Hal ini disebabkan perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan menggunakan dana internalnya terlebih dahulu, sesuai dengan teori pecking order. Hal ini


(33)

mengindikasikan bahwa tingkat likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. Semakin besar kemampuan likuiditasnya, perusahaan tersebut semakin mampu untuk membayar hutang atau pendanaan ekstern perusahaan. Hal ini disebabkan perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang.

4. Ukuran Perusahaan

Menurut Brigham Houston (2011), Ukuran perusahaan adalah gambaran besar kecilnya suatu perusahaan.. Investor dapat memperoleh lebih banyak informasi dari perusahaan kecil dari pada perusahaan besar. Dengan diperolehnya dana lewat pasar modal menjadikan proporsi utang menjadi semakin besar dalam struktur modalnya. Perusahaan dengan ukuran besar dapat memperoleh akses sumber dana yang lebih mudah dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga untuk mendapatkan dana dari kreditur perusahaan yang lebih besar menjadi mudah karena peerusahaan besar akan lebih mudah memenangkan persaingan dalam industri, sebaiknya perusahaan kecil akan menghadapi ketidakpastian yang dihadapinya, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. Hal ini memungkinkan perusahaan besar tingkat leverage akan lebih besar dari pada perusahaan yang berukuran kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal.


(34)

5. Risiko Bisnis

Risiko Bisnis meruapakan suatu ketidakpastian yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan opersionalnya. (Menurut Brigham dan Houston (2006) dalam Marentek (2015)), risiko didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko Bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Risiko bisnis tersebut merupakan risiko yang mencakup intrinsic bisiness risk, financial leverage risk, dan opreating leverage risk. Risiko bisnis suatu perusahaan akan meningkat jika menggunakan hutang yang lebih tinggi. Hal ini juga akan menignkatkan kemungkinan kebangkrutan dari perusahan tersebut. Hasil penelitian membuktikan bahwa perusahaan denga resiko yang tinggi seharusnya mengguanakan hutang yang lebih sedikit untuk menghindari kemungkinan kebangkrutan.Semakin tinggi risiko perusahaan akan menurunkan hutang.

D. Teori struktur modal 1. Pecking Order Theory.

Teori ini pertama kali diajukan oleh Gordon Donaldson pada tahun 1964 sebagai teori yang menjelaskan perilaku keuangan perusahaan. Versi modifikasi dari pecking order theory diajukan oleh Myers (1984) dalam Putri (2007), yang mengemukakan: (1) Kebijakan deviden perusahaan


(35)

bersifat sticky (tidak mudah berubah). Manajer berusaha membagikan deviden dalam jumlah yang konstan meskipun terjadi fluktuasi pada laba perusahaan. (2) Perusahaan lebih menyukai sumber dana internal (seperti laba ditahan dan akumulasi penyusutan) dibandingkan sumber dana eksternal (hutang dan saham). (3) Jika harus memakai sumber dana eksternal, maka prioritas utama yang dipilih perusahaan adalah hutang yang aman (safe debt), kemudian hutang yang berisiko (risky debt), convertible securities, saham preferen dan sebagai prioritas terakhir adalah saham biasa.

Secara ringkas pecking order theory menyatakan bahwa pertama, perusahaan lebih menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan). Kedua, perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang ditargetkan dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran deviden secara drastis. Ketiga, kebijakan dividen yang konstan dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak dapat bisa diduga. Keempat, apabila pendanaan dari luar (external financing) diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas paling aman terlebih dahulu (Brealey dan Myers (1991) dalam Putri (2012).

Dana internal sangat disukai oleh perusahaan karena perusahaan tidak perlu membuka diri untuk memperoleh dana dari pemodal asing. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang karena ada dua alasan.


(36)

Pertama adalah mengenai pertimbangan biaya emisi jika menggunakan saham. hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan haraga saham lama. Kedua, manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan antara lain oleh kemungkinan adanya informasi asimetrik antara pihak manajemen dengan pihak pemodal.

2. Trade-off Theory.

Teori ini mengatakan bahwa biaya bunga dapat mengurangi pajak dalam menghitung pajak yang harus dibayar perusahaan. Ketika laba perusahaan dikenai pajak oleh pemerintah, maka jumlah pembayaran kas kepada kontributor modal akan dipengaruhi oleh bauran pendanaan perusahaan. Brigham dan Houston (2011) menjelaskan mengenai teori pertukaran (trade-off theory) yaitu bahwa bunga yang dibayarkan sebagai beban pengurang pajak menjadi lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan saham biasa maupun saham preferen. Teori trade off memang tidak dapat dipergunakan untuk menentukan modal yang optimal secara akurat dari suatu perusahaan tetapi melalui model ini memungkinkan dibuat 3 model kesimpulan tentang penggunaan leverage menurut Aji (2003) yaitu :

1. Perusahaan dengan risiko usaha yang lebih rendah dapat meminjam lebih besar tanpa harus dibebani oleh expected cost of financial


(37)

distress sehingga diperoleh keuntungan pajak karena penggunaan hutang yang lebih besar.

2. Perusahaan yang memiliki tangible assets dan marketable assets seharusnya dapat menggunakan hutang yang lebih besar dari pada perusahaan yang memiliki nilai terutama dari tangible assets. Hal ini disebabkan tangible assets lebih mudah untuk kehilangan nilai apabila terjadi financial distress, dibandingkan standar asset dan tangible asset.

3. Perusahaan di Negara yang tingkat pajaknya tinggi seharusnya memuat hutang yang lebih besar dalam struktur modalnya dari pada perusahaan yang dibayarkan diakui pemerintah sebagai biaya sehingga mengurangi pajak penghasilan.

E. Hubungan Antar Variabel dan Penurunan Hipotesis 1. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal

Menurut Brigham dan Houston (2006) perusahaan yang memiliki jumlah aset atau aktiva yang besar akan menggunakan hutang yang lebih banyak juga. Hal ini disebabkan karena aktivanya bisa dijadikan sebagai jaminan dalam berhutang. Semakin tinggi struktur aktiva yang dimiliki suatu perusahaan akan semakin banyak hutang yang di peroleh perusahaan dengan aktivanya sebagai jaminan berhutang. Dengan demikian struktur aktiva dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang jangka


(38)

panjang yang bisa diperoleh dan hal ini akan berpengaruh terhadap penentuan besar kecilnya struktur modal.

Berdasarkan hasil penelitian Kartika (2009), Putri (2012), Rofiqoh (2014), menunjukkan hasil bahwa struktur aktiva berpengaruh signifikan dan positif terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal

2. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal

Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan struktur modal perusahaan. Hal ini disebabkan perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi cenderung menggunakan yang relatif kecil karena laba ditahan yang diperoleh perusahaan tinggi sehingga memadai untuk membiayai operasional perusahaan. Hal ini sesuai dengan isi dari teori pecking order theory yang mengatakan bahwa perusahaan lebih menyukai pendanaan internal (internal financing). Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan mempunyai dana internal yang tinggi juga yang berasal dari laba ditahan, sehingga kebutuhan akan modal yang diperoleh perusahaan yang berasal dari dana internal ini akan semakin banyak. Semakin tinggi laba yang diperoleh perusahaan akan mengurangi pendanaan dari luar atau hutang dari pihak luar perusahaan.


(39)

Berdasarkan hasil penelitian Kartika (2009), Setiawati (2012), Rofiqoh (2014) dan Alib (2014), menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H2 : Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal

3. Pengaruh Likuiditas terhadap Struktur Modal

Perusahan dengan tingkat likuiditas yang semakin tinggi akan cenderung tidak menggunakan pendanaan dari luar perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan dengan tingkat likuiditas yang tinggi juga akan memiliki dan internal yang tinggi juga yang berasal dari aset lancarnya, sehingga perusaahan akan mengutamakan pendanaan dari internal terlebih dahulu sebelum menggunakan hutang. Menurut pecking order theory, perusahaan cenderung lebih menyukai pendanaan internal. Hal tersebut dikarenakan kecilnya resiko yang ditanggung perusahaan apabila menggunakan pendanaan internal, sedangkan apabila menggunakan pendanaan dari luar akan meningkatkan besarnya resiko yang akan ditanggung perusahaan tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian Gomes (2014), Setiawati (2012), Rofiqoh (2014) menunjukkan bahwa Likuiditas secara signifikan berpengaruh terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:


(40)

H3 : Likuiditas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal

Perusahaan yang lebih kecil akan lebih menggunakan pembiayaan dari modal sendiri dan hutang jangka pendek karena hutang jangka panjang yang lebih mahal. Demikian untuk perusahaan yang lebih besar akan mengutamakan pendanaan dari hutang jangka panjang lebih banyak. Menurut Bambang Riyanto (2001) perusahaan yang lebih besar di mana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Dengan demikian ukuran perusahaan akan memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Perusahaan yang lebih besar memiliki akses sumber dana yang luas dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur menjadi lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar keuntungan yang besar dalam persaingan dalam insudtri. Hal ini mengindikasikan bahwa ukuran suatu perusahaan akan brbepangruh terhadap besaran struktur modal.


(41)

Dengan kata lain. Besar maupun kecilnya perusahaan akan berpengaruh terhadap jumlah struktur modal. Semakin besar ukuran perusanaan maka kecenderungan untuk menggunakan modal dari luar perusahaan akan semakin besar pula. Hal ini dikarenakan perusahaan besar akan membutuhkan dana yang besar untuk menunjang kegiatan operasionalnya dan salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya yang besar tersebut adalah dengan hutang.

Berdasarkan hasil penelitian Gomes (2014), Putri (2012), Kartika (2009), Alib (2012), menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H4 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur moda

5. Pengaruh Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal

Risiko bisnis suatu perusahaan akan meningkat jika perusahaan menggunakan proporsi semakin tinggi atau besar. Hal ini akan menignkatkan resiko kebangkrutan dari perusahaan tersebut. Hasil penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat risiko bisnis suatu perusahaan seharusnya perusahaan tersebut menggunakan hutang yang lebih sedikit untuk meminimalkan resiko kebangkrutan ( Titman & Wessels (1998) dalam Kartika (2009).


(42)

Dengan semakin tingginya risiko bisnis dari suatu perusahaan maka modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan akan semakin kecil. Sehingga terdapat hubungan yang negatif antara risiko bisnis dengan struktur modal.

Berdasarkan hasil penelitian Gomes (2014), Kartika (2009), menunjukkan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H5 : Risiko Bisnis berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Struktur Modal.


(43)

F. Model Penelitian

Dalam penelitian ini adalah penelitian replikasi ekstensi. Terdapat 5 variabel independen dan 1 variabel dependen. 5 variabel independen tersebut adalah Struktur Aktiva, Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Risiko Bisnis. Adapun satu variabel dependen adalah Struktur Modal. Dari 6 variabel tersebut, maka model penelitianya sebagai berikut :

\

Gambar 2.1 Model Penelitian

Struktur Aktiva

Profitabilitas

Likuiditas

Ukuran Perusahaan

Risiko Bisnis

Struktur Modal H3(-)


(44)

BAB III

Metodologi Penelitian

A. Obyek Penelitian

Menurut Arikunto (1998) “Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, sedangkan subjek penelitian merupakan tempat dimana variabel melekat”. Obyek dalam penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2015.

B. Data dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari luar perusahaan (Pihak eksternal perusahaan). Data sekunder dari penelitian ini yaitu data laporan keuang yang publikasi di BEI tahun 2012-2015. Selain itu data sekunder dar penelitian ini diperoleh dari buku, jurnal atau sumber lain yang terpecaya.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik Pengambilam Sampel yang digunakan adalah Purpusive Sampling, purposive sampling yaitu salah satu teknik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian, secara sederhana purposive sampling berarti teknik pengambilan sampel secara sengaja .Maksudnya peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada


(45)

pertimbangan tertentu .Jadi sampel dalam penelitian ini diambil tidak secara acak, tapi ditentukan sendiri oleh peneliti dengan berbagai pertimbangan, sedangkan kriteria pemilihan sampel penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang Go Publik terdaftar di BEI tahun 2012-2015.

2. Perusahaan yang memiliki laba selama kurun waktu tahun 2012-2015. 3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan dalam mata

uang rupiah.

4. Perusahaan yang memiliki data yang terkait dengan variabel risiko bisnis dalam penelitian ini.

C. Populasi dan Sampel

Populasi merupakan wilayah generalisasi dari obyek/subyek yang memiliki jumlah dan memiliki karakteristik tertentu yang kemudian diambil peneliti untuk kemudian dipelajari dan diambil kesimpulanya, populasi juga bukan hanya sekedar jumlah obyek/subyek yang dipelajari akan tetapi meliputi semua karateristik atau sifat-sifat yang dimiliki obyek/subyek tersebut. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur yang dilakukan sehingga dapat mewakili populasi tersebut.


(46)

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional merupakan suatu petunjuk tentang bagaimana cara mengukur suatu variabel, definisi operasional juga merupaka suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain untuk melakukan penelitian dengan varibael yang sama. Definisi operasional variabel berguna untuk memahami secara lebih dalam mengenai variabel di dalam sebuah penelitian.

1. Variabel dependen

Variabel dpenden merupaka suatu variabel yang terikat artinya variabel tersebut dipengaruhi oleh variabel lain. Variabel dependen biasanya hanya terdapat satu variabel saja. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah sruktur modal.

a. Struktur Modal

Struktur Modal merupakan suatu perbandingan antara jumlah hutang dengan modal sendiri. Stuktur modal diukur dengan menggunakan debt to equity ratio (DER). Debt to equity ratio yaitu suatu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam mengembalikan hutang dengan modal sendiri yang dimilikinya. Semakin tinggi DER maka akan semakin tinggi juga risiko kebangkrutan perusahaan. Hal ini diakrenakan pendanaan dari hutang lebih besar dibandingkan dengan modal sendiri.


(47)

Sekaligus DER menunjukkan tingkat penggunaan struktur modal dari suatu perusahaan (Kusumaningtyas dalam Rofiqoh (2014). Menurut Rofiqoh (2014) DER dapat dirumuskan sebgai berikut ::

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang tidak terikat atau bebas, artinya variabel ini menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen, biasanya variabel independen terdiri dari beberapa variabel. Variabel Independent dalam penelitian ini adalah :

a. Struktur Aktiva (SA),

Struktur Aktiva merupakan segala kekayaan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk kegiatan opersionalnya. Aktiva terdiri dari aktiva tetap, aktiva tak berwujud, aktiva lancar, dan aktiva tidak lancar. Menurut Weston dan Copeland (1995) dalam Lusangaji (2007) dalam Alfian Alib (2014) , Cara mengukurnya adalah sebagai berikut:


(48)

b. Profitabilitas (PROF)

Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Rofiqoh, (2014). Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan modal perusahaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Profitabilitas diukur dengan menggunakan return on assets (ROA) yang menunjukkan kemampuan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva untuk menghasilkan laba yang merupakan perbandingan antara laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva. Menurut Rofiqoh, 2014, cara mengukurnya adalah sebagai berikut:

c. Likuiditas (LIK)

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan suatu perusahaan dalam mengembalikan hutang jangka pendeknya. Likuiditas suatu perusahaan dapat diketahui dari neraca (Rofiqoh 2014). Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (2012), Tingkat likuiditas (CR) meruapakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian jangka pendek. Cara mengukurnya adalah sebagai berikut (Kutipan dari James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, JR (2012) dalam Setiawati, (2011).


(49)

d. Ukuran Perusahaan (UK)

Ukuran Perusahan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari total asetnya (Riyanto, (2001) dalam Alfian Alib, (2014). Menurut Riyanto (2001) dalam Alfian Alib (2014), logaritma natural dari total aset digunakan sebagai indikator ukuran (size), yang dirumuskan sebagai berikut:

(total aset)

e. Risiko Bisnis (RB)

Risiko Bisnis merupakan ketidakpastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Perusahaan yang memiliki tingkat resiko bisnis yang tinggi meiliki resiko kebangkrutan yang tinggu juga. Semakin besar resiko yang miliki suatu perusahaan maka perusahaan tersebut seharusnya semakin menurunkan atau mengurangi hutang agar mengurangi risiko kebangkrutan perusahaan. Penelitian ini memakai standar deviasi selama 4 tahun. Menurut Brigham dan Houston (2006) cara mengukurnya adalah sebagai berikut :


(50)

E. Teknik Analisis

Pada penelitian ini, analisis data yang dilakukan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode standart yang dibantu dengan program Statistical Package Social Sciences (SPSS). Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis untuk menganalisis 3 (tiga) variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis linear berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan risiko bisnis terhadap struktur modal. Untuk melakukan analisis linear berganda diperlukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, langkah-langkah untuk menguji asumsi klasik adalah sebagai berikut :

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh serta arah anatar hubungan variabel independen dengan variabel dependen, apakah masing-masing variabel indepnden memiliki hubungan yang negatif atau positif terhadap variabel dependen dan untuk mengetahui nilai dari masing-masing variabel independen apakah memiliki nilai yang naik atau turun dalam persamaan regresi. Persamaannya sebagai berikut:


(51)

DERit= α + β1SAit + β2PROFit + β3LIKit+ β4UKit+ β5RBit + e

Keterangan :

DER = Struktur Modal

β1, β2, β3, β4, β5 = Koefisien Regresi

SA = Struktur Aktiva PROF = Profitabilitas LIK = Likuiditas

UK = Ukuran Perusahaan RB = Resiko Bisnis

b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji asumsi klasik ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel dependen dan independen keduanya memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, (2007). Dasar pengambilan keputusan yaitu (Ghozali,2007): (1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas; (2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan


(52)

Kolmogorov-Smirnov Test untuk masing-masing variabel, Jika data memiliki tingkat sginifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka data tersebut berdistribusi normal, hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : Data residual tidak berdistribusi normal Ha : Data residual berdistribusi normal

2. Uji Multikolinearitas

Ghozali (2007) menyatakan bahwa uji iji bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat hubungan atau korelasi antara variabel bebas. Model regresi yang baik adlah yang tidak terjadi multikolinearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidak gejala multikolinearitas maka perlu melihat nilai dari toelarnce dan VIF. Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10 , maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Ghozali (2007) menyatakan bahwa uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat kesamaan atau ketidaksamaan variansi dari satu pengamatan ke pengamatan lainya. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut


(53)

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik yaitu yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Ghozali (2007) menyatakan untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas maka dengan cara metode grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar dari analisis heteroskedasitas adalah sebagai berikut: (1) apabila terdapat pola tertentu (titik yang membentuk pola yang berbentuk atau titik yang teratur dan bergelombang) maka dapat disimpulkan terjadi heterokedastisitas; (2) Apabila tidak terdapat pola yang membentuk dan titik tersebar diatas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. Selain menggunakan plot gambar scatter plot, penelitian ini juga menggunakan uji glejser. Dalam uji glejser ini dapat diketahui ada tidaknya heteroskedastisitas dengan cara melihat nilai signifikansi hasil regresi apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas dan apabila nilai kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas

4. Uji Autokorelasi

Ghozali (2007) menyatakan bahwa uji ini bertujuan untuk mengetahui kesalahan penggunaan anatar variabel pada periode t dengan periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka disimpulkan terjadi problem autokorelasi. Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji


(54)

statistic Durbin- Waston (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Angka W di bawah -2 berarti terjadi autokorelasi positif; (2) Angka W di antara -2 sampai +2 berarti tidak terjadi autokorelasi; (3) Angka D-W di atas +2 berarti terjadi autokorelasi negative.

c. Uji Hipotesis 1. Uji t (hipotesis)

Ghozali (2007) menyatakan uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Dengan tingkat signifikan level 0,05 (α=5%). Kriteriannya: (1) jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka disimpulkan hipotesis di tolak. Ini berarti secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen; (2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima. Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen

2. Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi ginukana untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen , dimana nilai R2 berkisar anatar nilao 0 dan 1. Koefisien determinasi (R2) dapat di interprestasikan sebagai berikut: (1) Jika nilai R2 mendekati 1,


(55)

menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin kuat; (2) Jika nilai R2 mendekati 0, menunjukkan bahwa kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat secara simultan semakin lemah.


(56)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan dari tahun 2012 sampai dengan 2015. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui luar perusahaan yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur periode tahun 2012 sampai dengan 2015 yang diperoleh dari situs www.idx.co.id. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan purposive sampling dimana ada beberapa kriteria dalam memilih jumlah sampel yang akan digunakan dalam peneltitan ini. Adapun prosedur pemilihan sampel, yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.1

Keterangan Pemilihan Sampel

No Keterangan 2012 2013 2014 2015 1 Perusahaan manufaktur yang

terdaftar di BEI dengan periode anatara tahun 2012-2015.

123 130 136 143

2 Perusahaan yang memiliki laba selama kurun waktu tahun 2012-2015

(30) (34) (38) (54)

3 Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan dalam bentuk dollar amerika.

(20) (22) (21) (20)


(57)

4 Perusahaan yang memiliki data yang terkait dengan risiko bisnis dalam penelitian ini.

(43) (48) (51) (45)

Jumlah Sampel Perusahaan 30 30 30 28 Jumlah keseluruhan sampel 118

Sumber : Lampiran 7 B. Analisis Statistik Deskriptif

Statsiktik deskriptif berhubungan dengan proses pengambilan keputusan, penyajian dari berbagai karakteristik data sehingga dapat mencerminkan beberapa karakter sampel, sampel dalam penelitian ini adalah dari tahun 2012-2015 yaitu sebanyak 118 data pengamatan, Deskriptif variabel dalam penelitian ini meliputi nilai minimum, maksimum, rata-rata dan nilai dari standar deviasi atau penyimpangan dari satu variabel dependen yaitu struktur modal dan lima variabel independen yaitu struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan risiko bisnis. Hasil pengujian statistik deskriptif variabel penelitian dalam penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Variabel Minimum Maximum Mean Std. Deviation Struktur Modal 0,147 7,396 1,16925 1,148209 Struktur aktiva 0,010 0,830 0,31722 0,175086


(58)

`

Sumber : lampiran 8

Hasil pengujian statistik deskriptif diatas, menunjukkan hasil nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi. Data tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat lima variabel yang memiliki nilai rata-rata melebihi standar deviasi atau penyimpangan. Kondisi tersebut mencerminkan tingginya fluktuasi data dari variabel tersebut yaitu data Struktur Modal, Struktur Aktiva, Profitabilitas, Likuiditas dan Ukuran perusahaan. Untuk variabel dan Risiko bisnis memiliki standar deviasi atau penyimpangan yang tinggi dari rata-ratanya. Hal ini menunjukkan bahwa nilai standar deviasi variabel Struktur modal dan Risiko Bisnis lebih tinggi dari nilai rata-ratanya dimana variabel tersebut menggambarkan fluktuasi data yang tinggi. Berdasarkan uji analisis statistik deskriptif di atas dapat diketahui :

1. Berdasarkan tabel pengujian analisis statistik deskriptif tersebut dapat diperoleh hasil bahwa Struktur Modal perusahaan memiliki nilai minimum 0,147 dan nilai maksimum 7,396. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini

Profitabilitas 0,006 0,555 0,13814 0,110829 Likuiditas 0,403 7,727 2,37029 1,591807 Ukuran Perusahaan 14,648 30,248 24,26174 4,766268 Risiko Bisnis 0,003 0,107 0,02944 0,21616


(59)

berkisar antara 0,147 hingga 7,396 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 1,16925dan nilai standar deviasi 1,148209.

2. Berdasarkan tabel pengujian statistik deskriptif tersebut dapat diperoleh bahwa Struktur Aktiva perusahaan memiliki nilai minimum 0,010 dan nilai maksimum 0,830. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,10 hingga 0,830 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 0,31722 dan nilai standar deviasi 0,175086.

3. Berdasarkan tabel pengujian statistik deskriptif tersebut dapat dilihat bahwa Profitabilitas perusahaan memiliki nilai minimum 0,006 dan nilai maksimum 0,555. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,006 hingga 0,555 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 0,13814 dan nilai standar deviasi 0,110829.

4. Berdasarkan hasil tabel pengujian statistik deskriptif tersebut dapat diperoleh bahwa Likuiditas perusahaan memiliki nilai minimum 0,403 dan nilai maksimum 7,727. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berkisar antara 0,387 hingga 7,727 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 2,37029 dan nilai standar deviasi 1,591807.

5. Berdasarkan tabel pengujian statistik deskriptif tersebut dapat diperoleh bahwa Ukuran Perusahaan perusahaan memiliki nilai minimum 14,648


(60)

dan nilai maksimum 30,248. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berada antara 14,648 hingga 30,248 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 24,26174 dan nilai standar deviasi 4,766268.

6. Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif tersebut dapat diketahui bahwa Risiko Bisnis perusahaan memiliki nilai minimum 0,003 dan nilai maksimum 0,107. Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya struktur modal perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini antara 0,003 hingga 0,107 dengan nilai mean atau rata-rata sebesar 0,02944 dan nilai standar deviasi 0,21616.

C. Analisis Linear Berganda

Analisi linear berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen seperti struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan risiko bisnis terhadap struktur modal perusahan. Analisis ini diolah dengan menggunakan program SPSS 17. Hasil analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3

Uji Regresi Linear Berganda Koefisien Regresi Sig. konstanta -0,435


(61)

Sumber : lampiran 13

Dari tabel 4.3 diatas dapat diambil persamaan regresi yaitu sebagai berikut : DER = -0,435 - 0,103SA -0,386PROF -0,371LIK -0,465UK -0,166RB

Nilai konstanta sebesar -0,435, yang menyatakan jika Struktur Aktiva, Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Risiko Bisnis mempengaruhi variabel Struktur Modal , maka rata-rata besarnya Struktur Modal adalah sebesar -0,435. Variabel Struktur Aktiva memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,103 yang berarti naiknya Struktur Aktiva persatuan akan menyebabkan menurunkan nilai Struktur Modal sebesar 0,103 persatuan. Variabel Profitabilitas memiliki koefisien regresi sebesar -0,386 yang berarti naiknya Profitabilitas persatuan akan menyebabkan menurunya nilai Stuktur Modal sebesar -0,386 persatuan. Variabel Likuiditas memiliki koefisien regresi sebesar -0,371 yang berarti naiknya Likuiditas persatuan akan menyebabkan menurunya nilai Struktur Modal sebesar -0,371 persatuan. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki koefisien regresi sebesar -0,465 yang berarti naiknya Ukuran Perusahaan persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai Struktur Modal sebesar -0,465 persatuan. Variabel Risiko

PROFIT -0,386 0,001

LIK -0,371 0,004

UK -0,465 0,306


(62)

Bisnis memiliki koefisien regresi sebesar -0,166 yang berarti naiknya Risko Bisnis persatuan akan menyebabkan meningkatnya nilai Struktur Modal sebesar -0,166 persatuan.

D. Hasil Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Asymp.Sig (2-Tailed) dalam Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan data dari resiudal dengan memakai Kolmogorov-Smirnov Test melalui pengukuran tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. Berikut Hasil Uji Normalitas :

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

Sumber : lampiran 9

Unstandardized Residual N

Normal Parameters Mean

Std. Deviation Most extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp Sig.(2-tailed) 118 0,0545938 0,93024184 0,119 0,054 -0,119 1,297 0,069


(63)

Hasil analisis residual pada tabel 4.4 menyatakan bahwa nilai signifikansi dari fungsi regresi untuk variabel struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan risiko bisnis adalah sebesar 0,065. Nilai tersebut lebih besar dari taraf signifkansi 5% atau 0,05. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapa hubungan yang kuat atau korelasi anatara variabel independen. Jika terjadi adanya korelasi maka data tersebut memiliki masalah pada multikolineraitas. Sebuah model regresi yang baik adalah tidak terjadinya korelasi antara variabel independen secara kuat. Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dlakukan dengan cara melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation factor. Untuk bisa mendeteksi ada atau tidaknya masalah multikolinearitas pada sebuah model regresi, bisa dilakukan dengan melihat nilai tolerance jika nilai tolerance di atas 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan jika nilai tolerance kurang dari 0,10 maka dipastikan terjadi multikolinearitas , kemudian untuk Variance Inflation Factor (VIF) dimana nilai VIF harus berada di bawah nilai 10 agar tidak terjadi multikolinearitas, sedangkan jika di atas nilai


(64)

10,0 maka terjadi multikolinearitas. hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat di tabel berikut ini :

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel VIF Keterangan Struktur Aktiva 1,195 Bebas multikolinearitas

Profitabilitas 1,183 Bebas multikolinearitas Likuiditas 1,181 Bebas multikolinearitas Ukuran Perusahaan 1,141 Bebas multikolinearitas Risiko Bisnis 1,155 Bebas multikolinearitas Sumber : Lampiran 10

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa semua nilai VIF dibawah 10,0, sehingga dapat diperoleh disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinearitas dan data tersebut layak untuk di uji atau digunakan.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas. Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas dalam penelitian ini memakai uji Glejser. Jika


(65)

secara statistik ditemukan hubungan dengan nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka bisa disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam varian kesalahan dan jika nilai signifikansi kurang dari atau dibawah 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat heteroskedastisitas dalam sebuah model regresi. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ni dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : lampiran 11

Dari tabel hasil uji heteroskedastisitas diatas dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi dari semua variabel independen lebih dari taraf signifikansi yaitu 0,05 atau 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak terjadi heterskedastisitas dan model regresi layak untuk digunakan.

Variabel Bebas Sig. Kesimpulan

Struktur Aktiva 0,332 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Profitabilitas

0,821 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Likuiditas

0,072 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Ukuran Perusahaan

0,524 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas Risiko Bisnis


(66)

4. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin Watson (DW-Test). Uji autokorelasi dalam penelitian ini dideteksi dengan melihat nilai Durbin Watson dalam tabel pengambilan keputusan. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Pada penelitian ini metode pengujian autokorelasi menggunakan nilai statistik Durbin Watson (DW). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi, dilakukan dengan pengujian terhadap nilai DW dan dibandingkan nilai dan dari tabel Durbin Watson. Hasil perhitungan dengan SPSS, diperoleh nilai statistik Durbin Watson sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi

Model R Square Std. Error Durbin- Watson

1 ,177 1,02620 1,802

Sumber : lampiran 12

Berdasarkan tabel 4.7 diatas hasil pengujian auotokorelasi di atas diperoleh nilai Durbin Watson sebesar 1,802. Nilai tersebut kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai dU dan 4-dU yang diambil dari tabel Durbin Watson dengan ketentuan n=118 dan k=5, sehingga diperoleh nilai dU sebesar 1,7887. Kemudian dilkukan pengambilan


(67)

keputusan dengan ketentuan dU<DW<4-Du (1,7887<1,802<2,2113). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut tidak terjadi autokorelasi antara variabel dependen, sehingga model regresi layak untuk digunakan.

E. Uji Hipotesis a. Uji t hipotesis

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen.

Tabel 4.8 Hasil Uji t

Koefisien Regresi

t Sig. Keterangan

Kostanta -0,435

Struktur Aktiva -0,103 -0,092 0,317 Negatif, Tidak Signifikan Profitabilitas -0,386 -0,297 0,001 Negatif, Signifikan Likuiditas -0,371 -0,265 0,004 Negatif, Signifikan Ukuran Perusahaan -0,465 -0,092 0,306 Negatif, Tidak Signifikan Risiko Bisnis -0,166 -0,129 0,156 Negatif, Tidak Signifikan

Sumber : Lampiran 13

Hasil uji t dapat ditunjukkan pada tabel 4.8 diatas. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh variabel struktur


(68)

aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan risiko bsinis secara parsial atau individu terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

1. Berdasarkan hasil dari tabel 4.8 diatas dapat diperoleh nilai t variabel struktur aktiva sebesar -0,092 kemudian nilai signifikansi untuk struktur aktiva sebesar 0,317 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal. Hal tersebut berarti Ha ditolak dan H0 diterima.

2. Berdasarkan hasil tabel 4.8 diatas dapat diperoleh nilai uji t varibel profitabilitas sebesar -0,297 kemudian nilai signifikansi untuk struktur aktiva sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal. Hal tersebut berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

3. Berdasarkan tabel diatas 4.8 dapat diperoleh nilai uji t variabel likuiditas sebesar -0,265 kemudian nilai signifikansi untuk struktur aktiva sebesar 0,004 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal. Hal tersebut berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

4. Berdasarkan tabel 4.8 tersebut diatas dapat diperoleh nilai uji t variabel ukuran perusahaan sebesar -0,092 kemudian nilai signifikansi untuk struktur aktiva sebesar 0,306 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan


(69)

dan negatif terhadap struktur modal. Hal tersebut berarti H0 diterima dan Ha ditolak.

5. Berdasarkan hasil dari tabel 4.8 diatas dapat diperoleh nilai t variabel risiko bisnis sebesar -0,129 kemudian nilai signifikansi untuk struktur aktiva sebesar 0,156 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal. Hal tersebut berarti H0 diterima dan Ha ditolak.

b. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi atau adjusted R2 bertujuan untuk mengetahui hubungan antara semua variabel independen dengan variabel dependen yaitu memberikan presentase variasi total dalam variabel dpenden yang dijelaskan oleh seluruh variabel independen. Berikut ini adalah hasil uji koefisien determinasi :

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model R Square Adjusted R

Square

1 0,212 0,177

Sumber : lampiran 13

Pada tabel 4.10 diatas dapat dilihat nilai Adjusted R2 sebesar 0,177 atau 17,7%. Hal ini menunjukkan bahwa variasi perubahan struktur modal dipengaruhi oleh variasi dari struktur aktiva, profitabilitas,


(70)

likuiditas, ukuran perusahaan dan risiko bisnis. Sementara sisanya 82,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.

F. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penagruh struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusaan dan risiko bisnis terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015.

1. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal Perusahaan Hasil analisis statistik untuk variabel struktur aktiva dapat disimpulkan bahwa variabel struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan dan negatif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal tidak dapat diterima. Jadi dapat ditarik disimpulkan bahwa variabel struktur aktiva tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hasil penelitian ini tidak memberikan dukungan empiris bahwa dengan meningkatnya struktur aset akan meningkatkan struktur modal. Karena aktiva dalam perusahaan manufaktur tidak harus dijaminkan sebagai hutang. Hal ini dikarenakan untuk mengurangi resiko yang ada, beberapa perusahaan akan lebih mengutamakan sumber pendanaan dari dalam perusahaan serta mengurangi penggunaan hutang. Aktiva tetap yang dimiliki


(1)

Risiko Bisnis Sampel Penelitian Periode 2012-2015

99

TCID

2012

0.157795

0.162252

0.159647

0.172207

0.006420

100

2013

0.144890

0.157795

0.162252

0.159647

0.007723

101

2014

0.127501

0.144890

0.157795

0.162252

0.015587

102

2015

0.276480

0.127501

0.144890

0.157795

0.067690

103 TOTO

2012

0.224087

0.223801

0.242745

0.257910

0.016443

104

2013

0.192106

0.224087

0.223801

0.242745

0.021014

105

2014

0.197473

0.192106

0.224087

0.223801

0.016975

106

2015

0.163730

0.197473

0.192106

0.224087

0.024743

107 ULTJ

2012

0.194118

0.077114

0.110492

0.063704

0.058576

108

2013

0.157921

0.194118

0.077114

0.110492

0.051548

109

2014

0.129461

0.157921

0.194118

0.077114

0.049380

110

2015

0.198101

0.129461

0.157921

0.194118

0.032458

111 UNIT

2012

0.035994

0.035994

0.006659

0.008382

0.016455

112

2013

0.057227

0.035994

0.035994

0.006659

0.020777

113

2014

0.067419

0.057227

0.035994

0.035994

0.015760

114

2015

0.070442

0.067419

0.057227

0.035994

0.015579

115 UNVR

2012

0.539572

0.539572

0.520864

0.563494

0.017469

116

2013

0.536313

0.539572

0.539572

0.520864

0.008944

117

2014

0.555132

0.536313

0.539572

0.539572

0.008463

118

2015

0.497744

0.555132

0.536313

0.539572

0.024388


(2)

Lampiran 7 :

Nama Perusahaan Sampel Periode 2012-2015

No

Nama Perusahaan

Kode

1

PT

Alumindo Light Metal Industry

Tbk

ALMI

2

PT Bentojaya Manunggal Tbk

BTON

3

PT Budi Starch and Sweetener Tbk

BUDI

4

PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk

CEKA

5

PT Delta Djakarta Tbk

DLTA

6

PT Dariya-Varia Laboratoria Tbk

DVLA

7

PT Gudang Garam Tbk

GGRM

8

PT Champion Pasific Indonesia Tbk

IGAR

9

PT Indal Alumunium

Industry

Tbk

INAI

10

PT

Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk

INTP

11

PT Jembo

Cable Company

Tbk

JECC

12

PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk

JPFA

13

PT Jaya Pari Steel Tbk

JPRS

14

PT KMI

Wire and Cable

Tbk

KBLI

15

PT Kabelindo Murni Tbk

KBLM

16

PT Kedawung Setia Industrial Tbk

KDSI

17

PT

Kalbe Farma

Tbk

KLBF

18

PT

Merck

Tbk

MERK

19

PT Mayora Indah Tbk

MYOR

20

PT

Nipress

Tbk

NIPS

21

PT

Pan Brother

Tbk

PBRX

22

PT Pelangi Indah Canindo Tbk

PICO

23

PT

Pyridam Farma

Tbk

PYFA

24

PT Ricky Putra Globalindo Tbk

RICY

25

PT

Supreme Cable Manufacturing and Commerce

Tbk

SCCO

26

PT Sekar Laut Tbk

SKLT

27

PT Holcim indonesia Tbk

SMBC

28

PT Mandom Indonesia Tbk

TCID

29

PT Surya Toto Indonesia Tbk

TOTO

30

PT Ultrajaya

Milk Industry

Tbk

ULTJ

31

PT Nusantara Inti Corpora Tbk

UNIT


(3)

Lampiran 8 :

Hasil Statistik Deskrptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Struktur Modal 118 .070 7.396 1.15266 1.159257

Struktur Aktiva 118 .010 .830 .31722 .175084

Profitabilitas 118 .006 .897 .14321 .131630

Likuiditas 118 .387 7.727 2.27673 1.596418

Ukuran Perusahaan 118 14.648 30.248 24.26174 4.766268

Risiko Bisnis 118 .003 .414 .03848 .061650


(4)

Lampiran 9 :

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 118

Normal Parametersa,b Mean .0545938 Std. Deviation .93024184

Most Extreme Differences

Absolute .119

Positive .054

Negative -.119

Kolmogorov-Smirnov Z 1.297

Asymp. Sig. (2-tailed) .069

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Lampiran 10 :

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -.435 1.351 -.322 .748

Struktur Aktiva -.103 .102 -.092 -1.005 .317 .837 1.195

Profitabilitas -.386 .119 -.297 -3.257 .001 .845 1.183

Likuiditas -.371 .128 -.265 -2.903 .004 .846 1.181

Ukuran Perusahaan -.465 .452 -.092 -1.028 .306 .877 1.141

Risiko Bisnis -.166 .117 -.129 -1.427 .156 .866 1.155


(5)

Lampiran 11 :

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1.064 .848 1.255 .212

Struktur Aktiva -.062 .064 -.099 -.973 .332

Profitabilitas .017 .074 .023 .226 .821

Likuiditas -.146 .080 -.183 -1.814 .072

Ukuran Perusahaan -.181 .284 -.063 -.639 .524

Risiko Bisnis -.063 .073 -.086 -.863 .390

a. Dependent Variable: ABS_RES

Lampiran 12 :

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .461a .212 .177 1.02620 1.802

a. Predictors: (Constant), Risiko Bisnis, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Aktiva


(6)

Lampiran 13 :

Hasil Analisis Linear Berganda

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .461a .212 .177 1.02620

a. Predictors: (Constant), Risiko Bisnis, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur Aktiva

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -.435 1.351 -.322 .748

Struktur Aktiva -.103 .102 -.092 -1.005 .317

Profitabilitas -.386 .119 -.297 -3.257 .001

Likuiditas -.371 .128 -.265 -2.903 .004

Ukuran Perusahaan -.465 .452 -.092 -1.028 .306

Risiko Bisnis -.166 .117 -.129 -1.427 .156


Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 30 133

Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)

0 5 132

PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010– 2012)

0 11 16

PENGARUH RISIKO BISNIS, STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia)

2 18 103

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, TIME INTEREST EARNED, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Periode 2012-2015

0 5 104

PENGARUH RISIKO BISNIS , PROFITABILITAS , STRUKTUR AKTIVA DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK Pengaruh Resiko Bisnis, Profitabilitas, Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan terhadap Struk

1 4 15

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, RISIKO BISNIS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

1 2 107

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR AKTIVA, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013).

0 1 103