Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)

(1)

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS,

UKURAN PERUSAHAAN DAN LIKUIDITAS

TERHADAP STRUKTUR MODAL

(Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)

ARIEF RAHMAN HAKIM NIM : 108081000129

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

i

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DANLIKUIDITAS

TERHADAP STRUKTUR MODAL

(Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

ARIEF RAHMAN HAKIM NIM : 108081000129

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Titi Dewi Warninda, SE, M.Si NIP. 19690203 200112 1 003 NIP. 19731221 2005 01 2 002


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 28 Januari 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atasmahasiswa,

1. Nama : Arief Rahman Hakim

2. NIM : 108081000129

3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi :Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 Januari 2013

1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( _____________________ ) NIP. 19690203 200112 1 003 Ketua

2. Adhitya Ginanjar, SE, M.Si ( _____________________ ) NIP. 19740810 201101 1 001 Sekretaris

3. Herni Ali HT, SE, MM ( _____________________ )


(4)

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Selasa, 17 September 2013 telah dilakukan ujian skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Arief Rahman Hakim

2. NIM : 108081000129 3. Jurusan : Manajemen

4. Judul Skripsi : Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012).

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 17 September 2013

1. Herni Ali HT, SE, MM ( ____________________ )

NIDN. 0422125902 Ketua

2. Dr. Ahmad Dumyathi Bashori ( _____________________ ) NIP. 19700106200312 1 001 Sekretaris

3. Ella Patriana, MM ( _____________________ ) NIP. 19690528 200801 2 010 Penguji Ahli

4. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( _____________________ ) NIP. 19690203 200112 1 003 Pembimbing I

5. Titi Dewi Warninda, SE, M.Si ( _____________________ ) NIP. 19731221 2005 01 2 002 Pembimbing II


(5)

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Arief Rahman Hakim

No. Induk Mahasiswa : 108081000129

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa ijin pemilik karya.

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Ciputat, 23 Juli 2013 Yang Menyatakan,


(6)

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Arief Rahman Hakim

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Maret 1990

3. Agama : Islam

4. Kewarganegaraan : Indonesia

5. Alamat : Kp. Pedurenan Timur Rt, 02/01 No. 10, Kel. Pondok Pucung, Kec. Karang Tengah, Tangerang, Banten 15159

6. No. Handphone : 08999083885

7. E-mail : ariefrahmanhakim32@gmail.com

B. Pendidikan

1. 2008-2013 : Program Sarjana (S1) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. 2005-2008 : SMAN 3 Tangerang

3. 2002-2005 : SMPN 3 Tangerang

4. 1999-2002 : SDN 05 Pedurenan Timur 5. 1996-1999 : SDN 05 Cengkareng Timur


(7)

vi ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the impact of tangibility, profitability, firm size and liquidity toward the capital structure. To obtain the data from these variables, takes from financial statement of the foods and beverages company listed in the Indonesia Stock Exchange in 2007-2012. By using multiple regression analyses .The result of this research indicates that tangibility, profitability and liquidity significant influence to capital structure with significant value of tangibility (0,002), profitability (0,001) and liquidity (0,000) under 0,05, and firm size has not significant influence to capital structure with significant value 0,428 below 0,05. The values that have been adjusted coefficient of determination (adjusted R-square) for 39,3% can be concluded that factors, while the remaining amount of 60,7% influenced by other variables that are not included in this study, for example earning stability, operating leverage, growth opportunity and tax.


(8)

vii ABSTRAKSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan likuiditas terhadap struktur modal. Untuk memperoleh data variabel tersebut, diambil dari laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2012. Dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal dengan nilai signifikansi struktur aktiva (0,002), profitabilitas (0,001) dan likuiditas (0,000) dibawah 0,05, sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan dengan nilai signifikansi sebesar 0,428 diatas 0,05. Nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan sebesar 39,9% dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva, profitabilitas dan likuiditas berpengaruh sebesar 39,3%. Sedangkan sisanya 60,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini, seperti stabilitas penjualan, leverage operasi, tingkat pertumbuhan dan pajak.

Kata kunci : struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan, likuiditas dan struktur modal.


(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesikan skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)”.Adapun skripsi ini diajukan guna memenuhi syarat untuk meraih gelar sarjana.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit halangan yang penulis hadapi. Namun berkat saran dan dorongan semangat dari banyak pihak, penulis akhirnya mampu menyelesaikannya. Tak lupa pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Mamaku Rodiah dan Bapakku Subur, terimakasih atas kasih sayang, perhatian dan doanya yang tak henti-hentinya selalu diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT memberikan selalu kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada mereka selalu. Aamiin.

2. Bapak Prof. Dr Ahmad Rodoni selaku pembimbing I. terimakasih atas segala arahan dan bimbingannya selama ini yang selalu meluangkan waktu ditengah-tengah kesibukannya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si., selaku pembimbing II dan Sekretaris Jurusan Manajemen. Terimakasih atas saran-saran dan bimbingan yang diberikan dan selalu meluangkan waktu dengan penuh kesabaran kepada penulis sehingga mampu terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Dekan Prof. Dr. Abdul Hamid, MS., dan Ibu Leis Suzanawaty, SE, M.Siselaku Pudek I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu meberi saran dan motivasi yang bermanfaat kepada penulis.

5. Bapak Dr. Ahmad Dumiyati selaku Ketua Jurusan Manajemen yang selalu mengarahkan dan dukungan kepada penulis.

6. Bapak Suhendra, S.Ag., MM., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan masukan dan motivasi di setiap semester yang dilalui oleh penulis.

7. Seluruh dosen pengajar yang telah sabar dalam memberikan ilmu kepada penulis, semoga menjadi amalan yang bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. 8. Seluruh staf tata usaha FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Ibu

Siska, Pak Ismet, Bu Umi dan Pak Heri yang telah membantu penulis dalam mengurus kebutuhan administrasi dan lain-lain.


(10)

ix

9. Untuk adikku Nurlaila yang selalu memberikan motivasi kepada penulis. Semoga bisa menjadi orang yang lebih baik dari abangnya.

10. Untuk keluarga besar penulis terimakasih atas bantuan dan doanya,senantiasa selalu menemani dan membantu dalam suka maupun doa, maaf kalau selama ini penulis sering merepotkan dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Untuk Qonitia Lutfiah atas kesabaran, kesetiaan, kebersamaan, doa yang selalu diberikan dan selalu memotivasi penulis sehingga skripsi ini bisa diselesaikan.

12. Untuk semua sahabatku Hasan Arrafi, Nurdin Rohendi, Suratman, Hafidz Setia Kurniawan, Hendi Setiawan, Ali Fasihi, Arya Agung, Nurpadilah dan Rizki Astreanto terimakasih atas persahabatan kita semua, yang memotivasi penulis agar cepat menyelesaikan kuliahnya.

13. Teman-teman perjuangan Manajemen D 2008, Firly Basyuni, Rivai Ahsani, Ervan Fauzi, Paraditya Unggul, Septian, Ade Muhtadin, Maulana dan semuanya. Manajemen Keuangan A, Husnul Khotimah, Nurul Hairunisa, Dwi Nur, Vera Febrianti, Ajeng Nana, Inggrit Dwi, Dian Dewati, Hera Susanti, Watini Anggun, Hardian, Dedy Firdaus, Asep Sudrajat dan semuanya, semoga kita tetap solid walaupun sudah lulus nanti. Terimakasih atas cambuk motivasinya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

14. Kepada semua pihak-pihak yang turut membantu dalam penulisan skripsi ini, semoga mendapatkan kebaikan dari Allah SWT.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca memaklumi atas kekurangan yang ditemukan dalam skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 23 Juli 2013


(11)

x DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……….. ... v

ABSTRACT ... vi

ABSTRAKSI ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR BAGAN….………... ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang… ... 1

B. Perumusan Masalah ... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian... ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI... ... 14

1. Pengertian Modal……….. ... 14

2. Pengertian Struktur Modal……… ... 19

3. Teori Struktur Modal………... 22

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal…. ... 30

5. Struktur Aktiva………. ... 37

6. Profitabilitas………. ... 39

7. Ukuran Perusahaan ………... 40

8. Likuiditas………. ... 41

9. Keterkaitan antara Variabel Independen terhadap Variabel Dependen……….. ... 42


(12)

xi

B. PENELITIAN TERDAHULU... ... 45

C. KERANGKA PEMIKIRAN... ... 51

D. HIPOTESIS PENELITIAN ... 53

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. RUANG LINGKUP PENELITIAN... ... 54

B. METODE PENENTUAN SAMPEL... ... 54

C. METODE PENGUMPULAN DATA... ... 56

D. METODE ANALISIS DATA... ... 56

1. Statistik Deskriptif……….... ... 56

2. Pengujian Asumsi Klasik………... ... 57

a. Uji Normalitas………. ... 57

b. Uji Multikoliniearitas……….. ... 58

c. Uji Heteroskedastisitas……… ... 59

d. Uji Autokorelasi………. ... 60

3. Pengujian Hipotesis……….. ... 61

4. Analisis Regresi Berganda……… ... 63

5. Koefisien Determinasi (Adjusted RSquare)… ... 64

E. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL... ... 65

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian………. ... 68

1. Sejarah Bursa Efek……….. ... 68

2. Profil Perusahaan Makanan dan Minuman…………. ... 69

B. Hasil Analisis dan Pembahasan……… ... 77

1. Analisis Deskriptif……….. ... 76

2. Hasil Uji Asumsi Klasik……….…. ... 83

a. Uji Normalitas………... ... 83

b. Uji Multikoliniearitas ... 85

c. Uji Heteroskedastisitas……….. ... 87

d. Uji Autokorelasi……… ... 88

3. Pengujian Hipotesis……… ... 92


(13)

xii

b. Uji F (Simultan)………. .... 98 4. Hasil Uji Regresi Liniear Berganda……… ... 99 5. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted RSquare)… ... 101 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan……… ... 103 B. Saran………..… ... 104


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Pertumbuhan Penduduk Indonesia ... 3

1.2 Daftar Penjualan Perusahaan Makanan dan Minuman……… ... 3

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu……….. ... 48

3.1 Daftar Sampel Perusahaan……… ... 55

3.2 Tabel DW………. ... 60

4.1 Struktur Modal………..….. ... 78

4.2 Struktur Aktiva……… ... 79

4.3 Profitabilitas……… ... 80

4.4 UkuranPerusahaan………... 81

4.5 Likuiditas……… ... 82

4.6 Uji Kolmogorov-Smirnov……… ... 85

4.7 Hasil Uji Multikoliniearitas………... 86

4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Rank-Spearman……... ... 88

4.9 Hasil Uji Durbin Watson.………. ... 89

4.10 Pengobatan Uji Durbin Watson.1……….. ... 90

4.11 Pengobatan Uji Durbin Watson.2……… ... 90

4.12 Pengobatan Uji Durbin Watson.3……… ... 91

4.13 Pengobatan Uji Durbin Watson.4……… ... 91

4.14 Pengobatan Uji Durbin Watson.5……… ... 92

4.15 Hasil Uji t………... ... 93

4.16 Hasil Uji F………..……... ... 99

4.17 Hasil Regresi Berganda………..…. ... 100


(15)

xiv

DAFTAR GRAFIK

No. Keterangan Halaman

1.1 Rata-rata Struktur Modal Perusahaan

Makanan dan Minuman... 4

4.1 Struktur Modal………...….. ... 78

4.2 Struktur Aktiva……….... ... 79

4.3 Profitabilitas………. ... 80

4.4 Ukuran Perusahaan……….…... 81

4.5 Likuiditas………..…… ... 82

4.6 Hasil Uji Normalitas………..…... ... 84


(16)

xv

DAFTAR BAGAN

No. Keterangan Halaman


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman……… ... 106

2. Data Struktur Modal……… ... 106

3. Data Struktur Aktiva……… ... 107

4. Data Profitabilitas………... 107

5. Data Ukuran Perusahaan………. ... 108

6. Data Likuiditas……… ... 108


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan era globalisasi modern saat ini, keberadaan sebuah perusahaan dalam peta persaingan perekonomian tengah mengalami persaingan yang sangat tinggi. Baik menghadapi pesaing perusahaan yang berasal dari dalam negeri maupun perusahaan-perusahaan asing yang memiliki modal yang melimpah. Sehingga akan semakin tinggi kompetisi yang akan dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam melakukan pengembangan dan perluasan pasar mereka, dengan demikian diperlukan suatu kebijakan yang tepat untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan agar tetap eksis dan berkembang di masa mendatang (Bambang Supeno, 2009 : 93) . Karena salah satu indikator suatu negara dapat dikategorikan apakah dalam masa berkembang, apakah sedang berada dalam kondisi maju, atau bahkan dalam masa-masa krisisnya itu dapat dilihat dari kondisi perekonomian mereka. Apabila perekonomiannya dalam keadaan baik maka hal tersebut dapat mencerminkan bahwa negara tersebut dalam keadaan baik, begitu pula sebaliknya apabila perekonomian suatu negara sedang dalam keadaan yang buruk maka dapat dikatakan bahwa negara tersebut sedang mengalami suatu permasalahan (M. Toyib Daulay, 2009 : 190).

Dengan dihadapkan pada situasi seperti saat ini , maka suatu perusahaan dituntut untuk dapat bertahan dan bersaing tidak hanya perusahaan di wilayah domestik yaitu dengan perusahaan yang ada di dalam negara tersebut tetapi juga


(19)

2 harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing yang masuk dari luar, ataupun produk-produk asing yang berasal dari luar negeri. Karena dengan adanya globalisasi seperti saat ini maka pihak asing dapat mendirikan perusahaan yang mereka inginkan di negara tertentu, terutama dengan adanya perjanjian zona perdagangan bebas maka perusahaan dari luar bebas menjual hasil produk mereka tanpa dikenakan pajak bea cukai sehingga harga barang menjadi sama atau bahkan lebih murah dibanding harga biasanya (Farah Margaretha dan Aditya Rizky Ramadhan, 2010 : 119).

Dalam keadaan seperti ini membuat perusahaan berusaha dapat mengatur strategi untuk dapat bersaing dan mengembangkan perusahaan mereka tidak hanya pada tingkat regional tetapi juga internasional. Tidak terkecuali bagi perusahaan makan dan minuman, mereka akan menghadapi tingginya persaingan dari perusahaan lain dalam industri tersebut. Hal ini terkait dengan semakin banyak produk-produk makanan dan minuman impor yang berdatangan sehingga menyebabkan semakin banyak jenis produk makanan dan minuman yang ada.

Perkembangan sektor perekonomian yang mendukung kelancaran aktivitas ekonomi, khususnya sektor makanan dan minuman di Indonesia sangat menarik untuk dicermati. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang diminati oleh para investor, alasannya adalah sektor ini merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia, karena pendirian perusahaan makanan dan minuman yang semakin banyak diharapkan dapat memberikan prospek yang menguntungkan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (Devi dan Ni Putu, 2012 :2). Selain itu prospek yang dimiliki oleh


(20)

3 perusahaan sektor ini sangat baik karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan makanan dan minuman dalam hidup. Selain itu tingkat konsumsi juga dipengaruhi oleh jumlah penduduknya, sehingga konsumsi masyarakat akan bertambah sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk Indonesia tiap tahunnya. Ini merupakan hal yang baik karena melihat fenomena jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah pada tiap tahunnya.

Tabel 1.1

Pertumbuhan Penduduk Indonesia

Tahun 1990 1995 2000 2010 Jumlah Penduduk 179.378.946 194.754.808 206.264.595 237.641.326

sumber : www.bps.go.id

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat pertumbuhan penduduk Indonesia yang jumlahnya yang bertambah signifikan ditiap tahunnya, dengan bertambahnya jumlah penduduk tersebut maka penjualan yang akan dihasilkan juga akan bertambah. Hal ini dapat dilihat pada tabel penjualan perusahaan makanan dan minuman pada periode 2007-2012.

Tabel 1.2

Daftar Penjualan Perusahaan Makanan dan Minuman (dalam juta rupiah)

Perusahaan Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

Akasha Wira Internasional Tbk 131.549 129.542 134.438 141.084 147.729 220.955

Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 483.734 489.172 533.194 705.220 1752.802 2747.623

Cahaya Kalbar Tbk 812.635 1.963.638 1.194.544 718.205 1.238.169 1.123.519

Indofood Sukses Makmur Tbk 27.858.304 38.799.279 37.140.830 38403.360 45.332.256 50.059.427

Mayora Indah Tbk 2.828.440 3.907.674 4.777.175 7.224.165 9.453.866 10.510.626

Prashida Aneka Niaga Tbk 600.060 713.114 592.358 928.527 1.246.291 1.305.117

Sekar Laut Tbk 237.050 313.125 276.312 314.146 344.435 401.724

Siantar Top Tbk 600.330 624.401 627.115 762.613 1.027.684 1.283.736

Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk


(21)

4 sumber : Indonesian Capital Market Directory

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa penjualan perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2007-2012 secara keseluruhan mengalami peningkatan, ini artinya perusahaan pada sektor tersebut selalu mengalami pertumbuhan disetiap tahunnya, sehingga sektor makanan dan minuman memiliki prospek yang baik pada tahun-tahun berikutnya.

Sedangkan struktur modal perusahaan makanan dan minuman adalah sebagai berikut:

Grafik 1.1

Rata-rata Struktur Modal Perusahaan Makanan dan Minuman

Sumber : Indonesia Capital Market Directory

Berdasarkan grafik diatas dapat kita lihat bahwa struktur modal perusahaan makan dan minuman mengalami fluktuasi pada dari tahun 2007-2012. Yaitu pada tahun 2007 sebesar 98%, pada tahun 2008 turun menjadi 94%, pada tahun 2009 kembali mengalami penurunan sehingga menjadi 50%%, namun pada tahun 2010 mengalami penurunan manjadi 66%% diikuti pada tahun 2011 mengalami stagnasi pada posisi 66% dan pada 2012 mengalami peningkatan

0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 1,20

2007 2008 2009 2010 2011 2012

rata-rata struktur modal

rata-rata struktur modal


(22)

5 sebesar 2% menjadi 68%. Padahal jika dilihat penjualan yang mengalami tren meningkat maka seharusnya akan dibarengi dengan penggunaan tingkat yang tinggi pula sebagai modal tambahan dalam rangka meningkatkan produktifitas dan penjualan produk. Namun kenyataannya justru penggunaan justru mengalami tren penurunan. Sehingga variabel struktur modal ini diambil sebagai variabel dependen dalam penelitian ini, untuk mengetahui faktor apa sajakah yang berperan dalam mempengaruhi struktur modal tersebut.

Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik melalui peningkatan nilai perusahaan. Kesejahteraan pemegang saham ditunjukkan melalui harga pasar perlembar saham perusahaan yang juga merupakan refleksi dari keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aktiva. Hal itu karena pada dasarnya keputusan suatu bisnis dinilai berdasarkan dampak yang ditimbulkan terhadap saham (Moeljadi, 2006 : 25). Jika dikaitkan dengan permasalahan persaingan global yang telah disebutkan, maka perusahaan akan menghadapi persoalan yang semakin kompleks. Yaitu bagaimana perusahaan agar dapat mencapai tujuan mereka di dalam persaingan yang sangat tinggi, maupun bagaimana meningkatkan nilai perusahaan guna memaksimalkan kesejahteraan pemilik. Sehingga strategi yang harus dilakukan perusahaan juga akan semakin kompleks pula, baik itu kegiatan yang berhubungan dengan produksi maupun kegiatan pemasarannya.

Hal terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan agar tujuan tersebut dapat tercapai adalah aspek pendanaan atau permodalan. Aspek modal sangat erat kaitannya dengan kegiatan perusahaan. Hal tersebut dikarenakan


(23)

6 perusahaan akan dapat berjalan dan berkembang dengan baik apabila didukung dengan dana yang cukup sesuai kebutuhan yang diperlukan. Perusahaan yang baik dalam bidang permodalan apabila sebagian besar modal yang digunakan untuk investasi maupun operasional (modal kerja) berasal dari dana internal. Namun dengan keterbatasan sumber dana internal yang dimiliki maka perusahaan dalam melakukan ekspansi untuk dapat lebih berkembang harus mencari elternatif pendanaan yang berasal dari dana eksternal perusahaan (Bambang Supeno, 2009 :93). Ini artinya untuk dapat mengembangkan perusahaannya dan meningkatkan produktifitas diperlukan sebuah sumber dana yang banyak, akan tetapi karena terbatasnya sumber dana internal yang dimiliki perusahaan membuat perusahaan mencari dana lain dari luar perusahaan, kombinasi antara dana yang bersumber dari internal dan eksternal perusahaan inilah yang disebut struktur modal.

Kebutuhan modal perusahaan dapat dipenuhi baik dari sumber internal perusahaan maupun sumber eksternal perusahaan. Sumber internal adalah sumber yang berasal dari dalam perusahaan, dimana pemenuhan kebutuhan modal tidak diambil dari luar perusahaan melainkan dari sumber dana yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri yaitu dalam bentuk laba yang tidak dibagikan atau laba ditahan. Sumber internal ini sering dianggap sebagai sumber utama perusahaan untuk membiayai investasi dalam aktiva tetap atau pengeluaran modal, terutama bagi perusahaan yang mempunyai resiko usaha yang besar. Sedangkan sumber dana eksternal adalah sumber dana yang diambil dari dana eksternal meliputi hutang dan modal dari pemilik perusahaan. Modal dari perusahaan didapatkan


(24)

7 dengan menjual surat berharga kepada masyarakat umum melalui pasar modal (Asih Suko Nugroho, 2006 :8).

Dalam suatu perusahaan, manejemen keuangan yang dijalankan oleh seorang manajer keuangan memegang peranan penting untuk mengetahui bagaimana komposisi yang tepat sehingga dapat digunakan secara optimal oleh perusahaan dalam kegiatan operasional dan produksi. Salah satu peran manajer adalah upaya menjaga kelangsungan usaha untuk menyediakan dana dengan tetap memperhatikan faktor likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas (Ahmad Rodoni dan Maratush Sholihah, 2006 :17). Manajer keuangan dalam menjalankan perannya yang berhubungan dengan penyediaan modal perusahaan adalah dengan berpedoman pada salah satu fungsi keuangan, yaitu yang berkaitan dengan struktur modal dimana aspek yang diperhatikan dalam pendanaan yang diperlukan perusahaan tidak hanya pada seberapa besar dana itu didapat kemudian dialokasikan untuk investasi, tetapi juga dengan tetap memperhatikan faktor likuiditas perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, dan juga seberapa besar manfaat atau keuntungan yang akan dihasilkan dari dana yang telah didapat.

Menurut Myers, yang mengemukakan teori struktur modal yang dikenal dengan balance theory dalam Ahmad Rodoni dan Maratush Sholihah (2006 : 19). Berkaitan dengan pengaruh hutang maka balancing menjelaskan bahwa struktur modal yang optimal ditentukan dengan penambahan hutang, hutang memiliki manfaat dan biaya perimbangan antara manfaat dan biaya, inilah yang mengantarkan pada struktur modal optimal. Hutang menguntungkan perusahaan


(25)

8 karena pembayaran bunga diperhitungkan sebagai biaya dan mengurangi penghasilan kena pajak, sehingga jumlah pajak yang dibayar perusahaan berkurang. Hutang selain mempunyai segi positif, juga mempunyai segi negatif yaitu meningkatkan peluang untuk bangkrut dengan segala aspeknya.

Myers dan Donaldson, dalam Murdika Alamsyah (2006 : 7) dalam teori tentang asimetri informasi (asymetric information theory), manajemen perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan investor di pasar modal. Jika manajemen perusahaan ingin memaksimumkan nilai pemegang saham saat ini maka ada kecenderungan bahwa : jika perusahaan mempunyai prospek yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru tetapi menggunakan laba ditahan, dan jika prospek kurang baik, manajemen menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana.

Lebih lanjut Murdika Alamsyah mengatakan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan manajemen keuangan dalam menentukan sumber pendanaan adanya faktor yang mempengaruhi sumber pendanaan tersebut, diantaranya adalah tingkat pertumbuhan penjualan, stabilitas penjualan, struktur aktiva, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, profitabilitas, struktur saingan dan karakteristik industri.

Menurut Brigham dan Houston (2001 : 39), menyatakan bahwa bebarapa faktor penting dalam menentukan struktur modal (capital structure decisions) meliputi beberapa faktor, diantaranya stabilitas penjualan, struktur aktiva,

leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi


(26)

9 pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Sedangkan struktur modal dapat diukur dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang terhadap ekuitas yang biasa diukur melalui rasio debt to equity ratio (Asih Suko Nugroho, 2006 : 6).

Pemilihan struktur modal yang dilakukan oleh perusahaan, selain dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya hutang atau modal sendiri, ada faktor lain yang secara umum dapat mempengaruhi sumber pendanaan, diantaranya seperti

size perusahaan, pembayaran deviden, penjualan, aset perusahaan, pertumbuhan perusahaan, keuntungan (profitabilitas), pajak, manajemen, leverage, likuiditas,

non debt tax, resiko bisnis dan lain sebagainya. Dari beberapa faktor tersebut pengaruhnya terhadap struktur modal dan kinerja keuangan tidaklah sama, tentunya tergantung pada jenis perusahaan atau usahanya masing-masing dimana perusahaan tersebut melakukan kegiatan atau beroperasi (Bambang Supeno, 2009 : 93).

Banyak penelitian yang dilakukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi strktur modal. Namun dari beberapa penelitian terdahulu ada ketidaksonsistenan hasil penelitian, dimana ada variabel yang berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan pada penelitian lainnya variabel tersebut tidak memiliki pengaruh.

Penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai struktur modal antara lain dilakukan oleh Yuanxin Liu dan Xiangbo Ning (2009) yang menggunakan lima variabel independen sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu


(27)

10 penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal dan fluidity berpengaruh positif terhadap struktur modal. Sedangkan untuk variabel company scale, growth dan non-debt tax shiled tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Christina dan Johan Halim (2008). Christina dan Johan menggunakan empat variabel independen sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu profitabilitas, company’s size dan devidend payout. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap struktur modal, variabel size berpengaruh positif terhadap, sedangkan pembagian deviden tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal.

Penelitian lain yang dilakukan berkaitan dengan faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah penelitian yang dilakukan oleh Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012). Faruk dan Ayub menggunakan sepuluh variabel independen untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi struktur modal, yaitu profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, ukuran perusahaan, stabilitas penjualan, non-debt tax shiled, devidends payout, likuiditas, kepemilikan manajerial dan klasifikasi industri. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas, struktur aktiva, likuiditas dan kepemilikan manajerial berpengaruh secara negatif terhadap struktur aktiva. Variabel non-debt tax shield berpengaruh positif terhadap struktur aktiva. Dan variabel pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, stabilitas penjualan dan pembagian deviden tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal. Sedangkan pada variabel klasifikasi perusahaan dibagi


(28)

11 menjadi enam industri, yaitu dimana dua industri tidak mempengaruhi sedangkan empat industri lainnya berpengaruh terhadap struktur modal.

Dari beberapa faktor diatas dalam penelitian ini, penulis menggunakan empat faktor yang mempengaruhi struktur modal. Faktor-faktor tersebut antara lain struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan likuiditas. Dari variabel tersebut diharapkan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan, kesejahteraan pemilik modal dan pada akhirnya berdampak pada peningkatan nilai perusahaan.

Berdasarkan pendapat diatas dan hasil penelitian terdahulu mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi struktur modal menunjukkan hasil yang berbeda antara hasil penelitian yang satu dengan yang lainnya. Hal ini yang membuat penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007-2012”.

B. Perumusah Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan permasalahan penelitian yaitu,

1. Apakah struktur aktiva berpengaruh terhadap struktur modal? 2. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap struktur modal? 4. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal?


(29)

12 5. Apakah struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan likuiditas

secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal?

6. Berapa besar variabel independen (struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan tingkat likuiditas) mampu mempengaruhi ataupun menjelaskan struktur modal?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

a. Menganalisis pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal. b. Menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal. c. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal. d. Menganalisis pengaruh likuiditas terhadap struktur modal.

e. Menganalisis pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan tingkat likuiditas terhadap struktur modal perusahaan secara simultan.

f. Menganalisis besarnya variabel independen (struktur aktiva, profitabilitas, ukuran perusahaan dan tingkat tikuiditas) mempengaruhi ataupun menjelaskan struktur modal perusahaan.

2. Manfaat


(30)

13 a. Emiten, yaitu hasil penelitian dapat digunakan manajemen perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan modal sendiri atau modal pinjaman serta mengetahui kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya, setelah itu manajer keuangan dapat mengambil kebijakan yang dianggap perlu guna menyeimbangkan penggunaan modal.

b. Investor, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran dan bahan pertimbangan unuk mengambil keputusan dalam berinvestasi pada sebuah perusahaan.

c. Civitas akademik, dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam membuat penelitian yang berkaitan dengan struktur modal perusahaan.


(31)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Modal

Modal adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan. Komponen modal terdiri dari setor, agio saham, laba yang ditahan, cadangan laba dan lainnya (Kasmir, 2010 : 81). Menurut S. Munawir (2001 : 19), modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh perusahaan yang terdapat pada sisi kanan neraca perusahaan yaitu pada pos modal saham atau laba ditahan. Sedangkan modal terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Perimbangan antara seluruh modal asing dan modal sendiri disebut struktur keuangan, sedangkan perimbangan antara modal asing dan modal sendiri yang bersifat jangka panjang akan membentuk struktur permodalan.

Bambang Riyanto (2001 : 17) mengemukakan modal adalah sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya, kemudian pengertian modal modal dinilai pada nilai, daya beli, atau kekuasaaan memakai atau menggunakan hal-hal yang terkandung dalam barang-barang modal. Sedangkan menurut Brigham (2006 : 62) modal adalah jumlah dari hutang jangka panjang, saham preferen dan ekuitas saham biasa atau mungkin pos-pos tersebut plus hutang jangka pendek yang dikenakan bunga.


(32)

15 Dari pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa modal digunakan sebagai hal penting dalam kegiatan produksi sebuah perusahaan. Modal dapat berasal dari modal sendiri, modal asing maupun perpaduan antara modal sendiri dengan modal asing yang kemudian disebut dengan struktur keuangan.

a. Sumber modal

Menurut Bambang Rianto (2001 : 156) dilihat dari asalnya sumber modal terdiri dari :

1) Sumber internal

Modal yang berasal dari sumber internal adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri didalam perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana internal yaitu, dengan dana dari dalam perusahaan maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar bunga, dana yang tersedia sebagian besar telah memenuhi kebutuhan dana perusahaan dan biaya pemakaian relatif murah. Sumber internal yang dibentuk atau dihasilkan sendiri didalam perusahaan adalah laba ditahan dan penyusutan (depresiasi).

2) Sumber eksternal

Modal yang berasal dari luar perusahaan. Alasan perusahaan menggunakan sumber dana eksternal adalah jumlah dana yang digunakan tidak terbatas, dapat dicari dari berbagai


(33)

16 sumber dan dapat bersifat fleksibel. Yang merupakan sumber dana eksternal adalah sebagai berikut:

a) Supplier

Supplier merupakan dana kepada suatu perusahaan dalam bentuk penjualan barang secara kredit, baik jangka pendek (kurang dari satu tahun), maupun jangka menengah (lebih dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun). Penjualan kredit dengan jangka waktu pembayaran kurang dari satu tahun terjadi pada penjualan barang dagang dan bahan mentah oleh

supplier kepada langganan. Pabrik sering menjual mesin atau peralatan lain kepada suatu perusahaan yang menggunakan mesin dalam jangka waktu pembayaran 5 sampai 10 tahun. b) Bank

Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan, serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalulintas pembayaran.

c) Pasar modal

Pasar modal adalah suatu pengertian abstrak yang mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan tetapi yang kepentingannya saling mengisi, yaitu calon pemodal dan emitan yang membutuhkan dana. Dimaksudkan dengan pemodal adalah perorangan atau lembaga yang menanamkan dananya dalam efek, sedangkan emiten adalah perusahaan yang


(34)

17 menerbitkan efek untuk ditawarkan kepada masyarakat. Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang defisit tabungan.

b. Jenis-jenis modal 1) Modal asing

Dalam pasal 1 angka 8. UU No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal asing juga telah ditentukan pengertian modal asing, yaitu modal yang dimiliki oleh Negara asing perorangan warga Negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing dan atau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.

Modal asing dibagi ke dalam tiga golongan, yaitu hutang jangka pendek, hutang jangka menengah dan hutang jangka panjang. Adapun jenis-jenis hutang jangka pendek antara lain kredit rekening koran, kredit dari penjualan, kredit dari pembeli dan kredit wesel, dengan jangka waktunya paling lama satu tahun. Hutang jangka menengah terdiri dari term loan dan leasing, dengan waktunya lebih dari satu tahun dan kurang dari 10 tahun. Sedangkan hutang jangka panjang jangka waktunya lebih dari 10 tahun, umumnya digunakan untuk membelanjakan perluasan perusahaan atau memodernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar.


(35)

18 Adapun jenis dari hutang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman hipotik (Bambang Riyanto, 2005 : 171).

2) Modal sendiri

Modal sendiri atau ekuitas (laba ditahan dan dana yang diperoleh dari penjualan saham). Biaya laba ditahan perusahaan mencerminkan biaya kesempatan pengembalian yang diperoleh para pemegang sham jika meraka menerima laba dalam bentuk deviden dan menginvestasikan dana itu sendiri. Biaya ekuitas baru perusahaan juga mencerminkan biaya kesempatan, pengembalian diperoleh para pemegang modal baru jika mereka menginvestasikan dananya dalam bentuk lain, bukan dalam perusahaan. Biaya ini lebih tinggi daripada biaya laba ditahan karena juga mencakup beban yang terkait penjualan saham baru atau biaya mengambang (Jeff Madura, 2006 : 239). Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman mempunyai jatuh tempo. Menurut Erich A. Helfert (1997 : 242), ada dua sumber utama dari modal sendiri, yaitu:

a) Modal saham preferen, bentuk kepemilikan ekuitas ini secara konseptual berada pada titik tengah antara hutang dan saham biasa. Walaupun berada pada peringkat yang lebih rendah dibandingkan sebagai kreditor perusahaan, pemegang saham preferen mempunyai klaim terhadap laba perusahaan dengan


(36)

19 peringkat lebih tinggi daripada posisi pemegang saham biasa. Dalam hal likuiditas, klaim pemegang saham preferen dipenuhi sebelum klaim tersisa untuk pemegang saham biasa.

b) Modal saham biasa, pemegang saham biasa sebagai pemilik dalam urutan terakhir dari perusahaan (klaim saham biasa berlaku untuk semua aktiva dan laba yang tidak dituntut oleh kalim sebelumnya) memberikan dana jangka panjang dengan harapan memperoleh imbalan dari peningkatan nilai ekonomi saham. Nilai tambahan ini terdiri dari dampak pertumbuhan laba dan pertumbuhan deviden yang diterima pada nilai pasar, yang selanjutnya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan risiko tertentu dalam industri dan perusahaan.

2. Pengertian Struktur Modal

Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010 : 1), struktur modal adalah kombinasi atau perimbangan antara hutang dan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa) yang digunakan perusahaan untuk merencanakan mendapatkan modal. Kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara risiko dan return :

a. Penggunaan lebih banyak hutang akan meningkatkan risiko yang ditanggung oleh para pemegang saham, misal risiko insolvabilitas, kenaikan suku bunga dan financial distress.

b. Penggunaan hutang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan terjadinya ekspektasi return atas ekuitas menjadi lebih tinggi. Misalnya


(37)

20 adanya penghematan pajak karena bunga yang akhirnya dapat meningkatkan earning per share dan return on equity.

Menurut Rodoni dan Indoyama (2007 : 45), struktur modal adalah sesuatu yang berkaitan dengan struktur pembelanjaan permanen perusahaan yang terdiri atas hutang jangka panjang dan modal sendiri. Yang menjadi permasalahan adalah bagaimana perusahaan dengan cepat memadukan komposisi dana permanen yang digunakannya dengan mencari paduan dana yang dapat meminimumkan biaya modal perusahaan. Dan dapat memaksimalkan harga saham. Hal ini yang menjadi tujuan akhir dari struktur modal, yakni membuat komposisi sumber pembiayaan yang optimal (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010 : 138). Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2001 :22), mengatakan bahwa struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan tercermin keseluruhan pasiva dalam neraca, yaitu keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dan jumlah modal sendiri. Dan Syafaruddin Alwi (1994 :329), mengatakan bahwa stuktur modal merupakan masalah yang penting dalam pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan, karena secara langsung berakibat terhadap biaya modal, keputusan tentang capital budgeting dan harga pasar.

Menurut Brealey dan Myers dalam David Sukardi dan Chrtistian Herdinata (2009 : 19), struktur modal perusahaan terpusat pada kombinasi antara hutang dan modal. Pilihan struktur modal secara fundamental


(38)

21 merupakan masalah marketting. Lebih lanjut dijelaskan, perusahaan dapat menerbitkan beberapa saham yang berbeda dengan berbagai kombinasi. Namun perusahaan berusaha pula untuk menemukan kombinasi yang mampu mengoptimalkan nilai pasar. Struktur modal yang optimal adalah salah satu hal yang dapat memaksimalkan nilai pasar saham perusahaan yang beredar. Jika kombinasi ideal ini dapat diciptakan, maka saham perusahaan akan mencapai harga maksimal dan struktur modal yang digunakan merupakan struktur modal yang optimal.

Keputusan pendanaan (struktur modal) akan menyangkut penentuan kombinasi yang optimal dari penggunaan berbagai sumber dana yang pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, 1) yang berhubungan dengan pendanaan ekstern karena akan mengarah pada pengambilan keputusan mengenai struktur modal, yakni akan menentukan proporsi antara hutang jangka panjang dan modal sendiri. Hal ini tampak pada debt to equity ratio perusahaan tersebut. 2) yang berhubungan dengan pendanaan intern, aplikasinya adalah penentuan kebijakan deviden yang digambarkan melalui devidend payout ratio (Moeljadi, 2006 :237).

Dengan demikian struktur modal memiliki beberapa unsur penting yang dapat diambil berdasarkan pendapat di atas, yaitu (1) bahwa modal yang digunakan oleh perusahaan terdiri dari perimbangan antara modal sendiri dengan modal asing, (2) sehingga dapat dikatakan merupakan cerminan keseluruhan pasiva dalam neraca dan (3) masalah penting dalam


(39)

22 pengambilan keputusan mengenai pembelanjaan perusahaan, karena secara langsung berakibat terhadap keuangan perusahaan.

3. Teori Struktur Modal

Untuk mencapai struktur modal yang optimal, ada beberapa teori yang menjelaskan tentang struktur modal. Kegunaan mempelajari teori tersebut adalah untuk mengasah perspektif dan memudahkan perumusan suatu kebijakan struktur modal yang baik.

1. Teori Struktur Modal Tradisional

Menurut Darmawan Sjahrial (2008 :179), bahwa teori struktur modal dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu:

a. Pendekatan Laba Bersih (Net Income Approach)

Pendekatan laba bersih mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutangnya dengan tingkat biaya hutang yang konstan pula. Karena tingkat kapitalisasi dan biaya hutang konstan maka semakin besar jumlah hutang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang semakin kecil sebagai akibat penggunaan hutang yang semakin besar.

b. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income Approach)

Pendekatan laba operasi bersih berlawanan dengan pendekatan laba bersih, karena menurut laba operasi bersih, biaya


(40)

23 hutang bersifat tetap atau tidak berubah walaupun leverage

bertambah. Dalam pendekatan laba operasi diasumsikan bahwa investor akan meminta premi karena adanya resiko keuangan akibat adanya penambahan leverage sehingga mengakibatkan tingkat kapitalisasi akan naik secara proporsional dengan kenaikan

leverage. Artinya penambahan hutang karena biayanya murah dan pengurangan saham karena biayanya mahal tidak berpengaruh terhadap biaya modal rata-rata tertimbang, walaupun ada efek yang menguntungkan dalam penambahan hutang akan tetapi akan diimbangi oleh kenaikan tingat kapitalisasi.

Nilai total perusahaan tidak berubah walaupun adanya tambahan leverage sehingga dalam pendekatan ini dapat dikatakan tidak ada struktur modal yang optimal, berapapun penggunaan

leverage tidak akan mengubah nilai perusahaan. c. Pendekatan Tradisional

Pendekatan ini mengasumsikan bahwa tingkat leverage

tertentu, resiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik biaya modal sendiri maupun biaya hutang relatif konstan. Namun, demikian setelah leverage rasio hutang tertentu, biaya hutang dan biaya modal sendiri meningkat. Peningkatan biaya modal sendiri ini akan semakin besar bahkan akan lebih besar daripada penurunan biaya karena penggunaan hutang yang lebih


(41)

24 murah. Akibatnya, biaya modal rata-rata tertimbang yang pada awalnya menurun, setelah leverage tertentu akan meningkat.

Oleh karena itu nilai perusahaan mula-mula meningkat dan akan menurun sebagai akibat dari penggunaan hutang yang semakin besar. Dengan demikian menurut pendekatan ini, terdapat struktur modal optimal untuk setiap perusahaan. Struktur modal yang optimal terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum.

2. Teori Struktur Modal Modern a. Modigliani dan Miller (MM)

Menurut Modigliani dan Miller, dalam David Sukardi Kodrat dan Christian Herdinata (2009 : 109) melalui teori capital structure irrelevance menyimpulkan bahwa financial leverage

tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan. Hal ini terjadi karena penggunaan hutang tidak merubah weighted average cost of capital. Biaya hutang lebih kecil dibandingkan biaya modal sendiri. Namun semakin besar penggunaan hutang, semakin besar pula risikonya sehingga biaya modal sendiri akan bertambah. Artinya kenaikan penggunaan hutang tidak akan meningkatkan nilai perusahaan karena keuntungan dari biaya hutang lebih kecil ditutup dengan naiknya biaya modal sendiri. Teori ini didasarkan pada asumsi yang mencakup pasar modal yang sempurna, investor


(42)

25 memiliki ekspektasi tentang aliran laba perusahaan yang sama, tidak ada pajak, tidak ada biaya transaksi dan perusahaan hanya dapat menerbitkan dua jenis sekuritas yaitu risk equity dan risk-free debt.

Modigliani dan Miller, melanjutkan hasil penelitiannya dengan mengubah asumsi tidak adanya pajak menjadi adanya pajak terhadap penghasilan perusahaan sebagai penentu struktur modal perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya bunga hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Namun di sisi lain, penggunaan hutang akan menimbulkan biaya kesulitan keuangan (David Sukardi Kodrat, 2009 : 110).

b. Trade-off Theory

Murdika Alamsyah (2006 : 6) mengemukakan trade off theory memang tidak dapat digunakan unruk menentukan struktur modal yang optimal secara akurat dari suatu perusahaan. Tetapi melalui model ini dapat memberikan tiga masukan penting:

1. Perusahaan yang memiliki aktiva yang tinggi variabilitas keuntungannya akan memiliki profitabilitas financial distress

yang besar. Perusahaan semacam ini harus menggunakan sedikit hutang.

2. Aktiva tetap yang tidak umum, aktiva tetap yang tidak nampak dan kesempatan berkembang akan kehilangan banyak nilai


(43)

26 jika terjadi financial distress. Perusahaan yang menggunakan aktiva semacam ini seharusnya menggunakan sedikit hutang. 3. Perusahaan yang membayar pajak yang tinggi (dikenai sedikit

pajak yang besar) sebaiknya lebih banyak menggunakan hutang dibandingkan perusahaan yang membayar pajak rendah (tingkat pajak rendah).

c. Balancing Theory

Model struktur modal dalam lingkup Balancing theories

Myers dan Bayles and Diltz dalam Suad Husnan (2000 : 300) disebut sebagai teori keseimbangan yaitu menyeimbangkan komposisi hutang dan modal sendiri. Teori ini pada intinya yaitu menyeimbangkan antara manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Sejauh manfaat masih besar, hutang akan ditambah. Tetapi bila pengorbanan karena menggunakan hutang sudah lebih besar maka hutang tidak lagi ditambah. Pengorbanan karena menggunakan hutang tersebut bisa dalam bentuk biaya kebangkrutan (bankruptcy cost) dan biaya keagenan (agency cost). Biaya kebangkrutan antara lain terdiri dari

legal fee yaitu biaya yang harus dibayar kepada ahli hukum untuk menyelesaikan klaim dan distress price yaitu kekayaan perusahaan yang terpaksa dijual dengan harga murah sewaktu perusahaan dianggap bangkrut. Semakin besar kemungkinan terjadi kebangkrutan dan semakin besar biaya kebangkrutan, semakin


(44)

27 tidak menarik menggunakan hutang. Hal ini disebabkan karena adanya biaya kebangkrutan, biaya modal sendiri akan naik dengan tingkat yang makin cepat. Sebagai akibatnya, meskipun memperoleh manfaat penghematan pajak dari penggunaan hutang yang besar berdampak oleh kenaikan biaya modal sendiri yang tajam, sehingga berakhir dengan menaikkan biaya perusahaan. d. Pecking Order Theory

Teori ini dikemukakan oleh Myers dan Majluf dalam Suad Husnan dan Pudjiastuti (2004: 324). Teori ini menjelaskan keputusan pendanaan yang diambil oleh perusahaan yang berbeda dengan pemikiran teori struktur modal yang telah dibahas. Teori ini menyatakan bahwa:

1. Perusahaan menyukai internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan).

2. Perusahaan mencoba menyesuaikan rasio pembagian deviden yang ditargetkan, dengan berusaha menghindari perubahan pembayaran deviden secara drastis.

3. Kebijakan deviden yang relatif segan untuk diubah, disertai dengan fluktuasi profitabilitas dan kesempatan investasi yang tidak bisa diduga, mengakibatkan bahwa dana hasil operasi kadang-kadang melebihi kebutuhan dana untuk investasi, mesikpun pada kesempatan lain mungkin kurang. Apabila dana hasil operasi kurang dari investasi, maka perusahaan akan mengurangi saldo kas atau menjual sekuritas yang dimiliki.


(45)

28 4. Apabila pendanaan dari luar diperlukan, maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas paling aman terlebih dulu. Yaitu dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarateristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.

Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable umumnya meminjam dalam jumlah sedikit. Hal tersebut bukan disebabkan karena mereka mempunyai target debt ratio yang rendah, tetapi karena mereka memerlukan external financing yang sedikit. Perusahaan yang kurang profitable akan cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu (i) dana intenal tidak cukup dan (ii) hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai.

e. Asymetric Information Theory

Teori ini diajukan oleh Gordon Donaldson dari Harvard University dalam Darmawan Sjahrial (2008 : 207) tentang informasi yang tidak simetris. Asymetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak dari pihak lain. Karena asymetric information, manajemen perusahaan tahu lebih banyak tentang perusahaan dibanding investor di pasar modal. Jika manajemen perusahaan ingin memaksimukan nilai untuk pemegang saham saat ini, bukan pemegang saham baru, ada kecenderungan bahwa:


(46)

29 1. Jika perusahaan memiliki prospek yang cerah, manajemen tidak akan menerbitkan saham baru tetapi menggunakan laba ditahan (supaya prospek cerah tersebut dinikmati pemegang saham saat ini).

2. Jika prospek kurang baik, manajemen menerbitkan saham baru untuk memperoleh dana (ini akan menguntungkan pemegang saham saat ini karena tanggung jawab mereka berkurang).

Masalahnya adalah para investor tahu kecenderungan ini sehingga mereka melihat penawaran saham baru sebagai pertanda berita buruk sehingga harga saham perusahaan cenderung turun jika saham baru diterbitkan. Ini menyebabkan biaya modal sendiri menjadi tinggi. Rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital) semakin tinggi dan nilai perusahaan cenderung turun. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerbitkan obligasi atau berhutang daripada menerbitkan saham baru. Sehingga Gordon Donaldson menyimpulkan bahwa perusahaan lebih senang menggunakan dana dengan urutan :

1. Laba ditahan dan dana depresiasi 2. Hutang

3. Penjualan saham baru f. Signalling Theory

Isyarat atau sinyal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang member petunjuk bagi investor tentang prospek perusahaan (Brigham dan Houston, 2001 : 36). Perusahaan


(47)

30 dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Brigham dan Houston (2001 :39), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dapat dibedakan menjadi :

a. Stabilitas penjualan

Suatu perusahaan yang mempunyai earning yang relatif stabil akan dapat memenuhi kewajiban keuangannya dibandingkan dengan perusahaan yang tidak stabil pendapatannya, perusahaan yang mempunyai pendapatan yang relatif tidak stabil dan tidak dapat diprediksi akan menanggung resiko tidak dapat membayar angsuran-angsuran hutangnya pada tahun-tahun atau keadaan yang buruk. Untuk perusahaan public utilities, dimana relatif mempunyai penjualan yang stabil akan mempunyai kesempatan


(48)

31 lebih baik untuk mengadakan pinjaman atau penarikan modal asing dibandingkan dengan perusahan industri barang-barang mewah. b. Ukuran perusahaan

Perusahaan yang besar maka setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga akan lebih berani untuk mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil.

c. Struktur aset

Struktur aset perusahaan yang fleksibel akan mudah diperjual-belikan cenderung akan menggunakan leverage yang lebih besar dari pada perusahaan dengan struktur aset yang tidak fleksibel. Dalam suatu perusahaan, struktur aset akan mempunyai pengaruh terhadap sumber pembelanjaan dengan beberapa cara, pertama, bagi perusahaan yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri sedangkan modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap.

d. Operating leverage

Operating bisnis merupakan faktor yang mempengaruhi tingkat resiko bisnis. Artinya bahwa semakin besar operating


(49)

32

leverage perusahaan, maka semakin besar variasi keuntungan akibat perubahan dan akan berdampak semakin besar pula resiko perusahaan.

e. Tingkat pertumbuhan perusahaan

Ketika hal lain tetap sama, perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Hal ini cukup menjadi alasan karena perusahaan berkemungkinan dihadapkan oleh adanya biaya emisi saham biasanya lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya pengeluaran obligasi.

f. Profitabilitas

Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian lebih tinggi atas invetasinya lebih cenderung menggunakan hutang yang relatif kecil, karena perusahaan dianggap telah mampu menyediakan dana yang cukup dari laba ditahan atau dana yang dihasilkan internal.

g. Pajak

Bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan untuk tujuan perpajakan, dan pengurangan tersebut sangat bernilai tinggi bagi perusahaan yang terkena tarif pajakyang tinggi. Ini berarti bahwa semakin tinggi tarif pajak perusahaan, semakin besar pula manfaat penggunaan hutang.


(50)

33 Pengaruh hutang versus saham terhadap posisi pengendalian manajemen dapat mempengaruhi struktur modal. Akan tetapi pertimbangan pengendalian tidak selalu menghendaki pengunaan hutang atau ekuitas karena jenis modal yang memberikan perlindungan terbaik bagi manajemen bervariasi dari situasi ke situasi yang lain.

i. Sikap manajemen

Karena tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa struktur modal yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi dari pada struktur modal lainnya, maka manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap struktur modal yang tepat.

j. Sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penialai kredibilitas Analisis manajer atas faktor-faktor leverage yang tepat bagi perusahaan diakui keberadaannya, namun seringkali sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas mempengaruhi keputusan struktur keuangan perusahaan. Ini artinya bahwa perusahaan membicarakan struktur keuangan dengan pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas serta saran yang diterima akan sangat diperhatikan dan digunakan oleh perusahaan. k. Kondisi pasar

Keadaan pasar modal sering mengalami perubahan disebabkan karena adanya gelombang konjungtur. Apabila


(51)

34 gelombang konjungtur meninggi, maka akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya dalam bentuk saham. Oleh karena itu seharusnya bila perusahaan ingin mengeluarkan atau menjual sekuritasnya haruslah selalu meyesuaikan dengan keadaan pasar modal tersebut.

l. Kondisi internal perusahaan

Kondisi internal perusahaan juga berpengaruh terhadap struktur modal yang ditargetkan. Artinya adalah bahwa perusahaan akan memilih kondisi yang tepat untuk pembiayaan perusahaan apakah melakukan pendanaan dari dalam atau luar perusahaan. m. Fleksibilitas keuangan

Sebagai manajer pendanaan yang baik adalah selalu dapat menyediakan modal yang diperlukan untuk mendukung operasional perusahaan.

Moeljadi (2006 : 274) mengemukakan bahwa penentuan struktur modal juga perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Tujuan perusahaan

Jika tujuan manajer adalah memaksimumkan kekayaan para pemegang saham, maka struktur modal yang optimal adalah yang dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan. Sedangkan apabila tujuan para manajer memaksimumkan keamanan pekerjaannya, maka struktur modal yang optimal terletak pada leverage rata-rata perusahaan lain dalam satu industri.


(52)

35 2. Tingkat leverage perusahaan yang sama dalam satu industri.

3. Kemampuan dana internal

Penentu utama dana intern adalah tingkat pertumbuhan pendapatan. Tingkat pertumbuhan pendapatan yang tinggi memungkinkan manajemen memperoleh dana yang lebih besar daripada laba ditahan yang akan mengurangi dana pinjaman. Dengan demikian, kemampuan dana intern ini bukan hanya dipengaruhi oleh

rate of growth, tetapi juga oleh kebijakan pembagian laba.

4. Pemusatan pemilikan dan pengendalian suara

Apabila saham yang ada dalam perusahaan hanya dimiliki oleh sejumlah kecil pemilik, maka manajer akan segan untuk mengeluarkan saham baru.

5. Batas kredit

Usaha manajemen untuk menyesuaikan struktur modal dengan yang lain diinginkan dipengaruhi oleh sikap kreditor terhadap perusahaan tersebut.

6. Besarnya perusahaan

Suatu perusahaan yang berukuran besar lenih mudah memperoleh pinjaman jika dibandingkan perusahaan kecil.

7. Pertumbuhan aktiva perusahaan

Pertumbuhan aktiva dapat dijadikan indikator bagi kesempatan pengembangan perusahaan pada waktu yang akan datang, sebab dapat


(53)

36 memberikan gambaran bagi kebutuhan dana secara total dalam perusahaan tersebut.

8. Stabilitas earning

Berhubung dengan variabilitas earnings dapat menjadi ukuran risiko bisnis suatu perusahaan, maka calon kreditor cenderung memberikan pinjaman kepada perusahaan yang mempunyai earnings

yang relatif stabil. 9. Biaya modal sendiri

Karena biaya modal sendiri dapat merefleksikan harga saham, maka turun naiknya harga saham akan menunjukkan harapan bagi

equity financing yang murah atau mahal yang dapat mengakibatkan

dept financing menjadi kurang atau lebih menarik. Perubahan harga saham akan mempunyai hubungan yang negatif dengan debt to equity ratio.

10. Biaya hutang

Jika biaya hutang lebih besar dari rentabilitas aktiva, maka penambahan hutang akan membawa efek unfavourable bagi rentabilitas modal sendiri.

11. Tarif pajak

Karena pembayaran bunga merupakan tax-deducatible bagi perusahaan, maka dept financing akan lebih menarik daripada equity financing. Dengan demikian, tarif pajak dan debt to equity ratio


(54)

37 12. Perkiraan tingkat inflasi

Perkiraan tingkat inflasi akan mempengaruhi permintaan dan penawaran dana. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, perusahaan menyenangi dept-financing.

13. Kemampuan dana sumber hutang

Penawaran dana secara aggregate terutama dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Berkurangnya ketersediaan dana ekstern mengakibatkan dept financing menjadi lebih mahal.

14. Kebiasaan umum di pasar modal

Kebiasaan yang kaku di pasar modal, misalnya investor yang hanya menyenangi surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh bank, perusahaan asuransi dan public utility, akan menyulitkan perusahaan untuk segera merubah struktur modalnya.

15. Struktur aktiva

Apabila komposisi aktiva suatu perusahaan bersifat capital insentive, maka yang diutamakan adalah equity financing. Artinya, modal pinjaman hanya merupakan pelengkap, terutama untuk memenuhi kebutuhan dana bagi modal kerja.

5. Struktur Aktiva

Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan. Brigham dan Gapenski (1996 : 190) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak


(55)

38 memiliki jaminan. Teori ini juga konsisten dengan Lukas Setia Atmaja (1999 : 56) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagi agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif besar.

Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang, maka perusahaan tersebut akan menggunakan pembiayaan hutang hitpotik jangka panjang, dengan harapan aktiva tersebut dapat digunakan untuk menutup hutangnya. Sebaliknya, perusahaan yang sebagian besar aktiva yang dimilikinya berupa piutang dan persediaan barang nilainya sangat tergantung pada kelanggengan tingkat profitabilitas (penjualan) masing-masing perusahaan, sebaiknya dibiayai dengan pembiayaan hutang jangka pendek (Weston dan Copeland, 1997 : 363).

Menurut Bambang Riyanto (2001 : 298), kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan modal asing sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif yang horisontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya permanen. Dan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya sendiri dari aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek. Jadi dapat


(56)

39 dikatakan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

6. Profitabilitas

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sendiri (Agus Sartono, 2001 : 130). Profitabilitas adalah untuk mengukur pendapatan menurut laporan laba rugi dengan nilai buku investasi. Rasio profitabilitas kemudian dapat dibandingkan dengan rasio yang sama dengan rasio korporasi lainnya pada tahun-tahun sebelumnya atau sering disebut sebagai rasio rata-rata industri (Tampubolon, 2005 :39).

Menurut Kasmir (2010 : 115) profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan dan juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi, intinya adalah bahwa rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Menurut Brigham dan Houston (2001 :40), mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan internal.


(57)

40 Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan manajemen. Oleh karena itu, rasio ini menggambarkan hasil akhir dari kebijakan dan keputusan-keputusan operasional perusahaan. Secara umum rasio profiabilitas dihitung dengan membagi laba dengan modal. Maka dalam penelitian ini menggunakan cara pengukuran Return on Asset (ROA).

7. Ukuran Perusahaan

Menurut Brigham dan Houston (2001 : 117), ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun kemudian. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya, jika penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan tetap maka perusahaan akan menderita kerugian.

Menurut Abdul Halim (2007 : 93), semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan menggunakan modal asing juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjang operasionalnya dan salah satu alternatif pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi.

Dari referensi-referensi diatas, dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh pada struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa pada perusahaan besar dapat membiayai investasinya dengan mudah lewat pasar modal karena mempunyai tingkat


(58)

41 pertumbuhan penjualan yang tinggi dan kecilnya informasi asimetris terjadi. Investor dapat memperoleh lebih banyak informasi dari perusahaan besar jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Jadi, dengan diperolehnya dana lewat pasar modal menjadikan proporsi hutang menjadi semakin kecil dalam struktur modalnya. Untuk itu perusahaan kecil mungkin menyukai hutang jangka pendek karena biayanya yang lebih murah dan perusahaan besar lebih berani mengeluarkan saham baru dan kecenderungan menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar pula. 8. Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek atau yang segera dibayar. Alat pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek ini berasal dari unsur-unsur aktiva yang bersifat likuid, yakni aktiva lancar dengan perputaran kurang dari satu tahun, karena lebih mudah dicairkan daripada aktiva tetap yang perputarannya lebih dari satu tahun (Harahap, 2010 : 301).

Dihitung dengan membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Biasanya aktiva lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dan persediaan, sedangkan kewajiban lancar terdiri dari hutang dagang, hutang bank jangka pendek, hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak yang harus dibayar dan biaya lain yang masih harus dibayar terutama gaji dan upah (J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland, 1995 : 282).


(59)

42 Dalam penelitian ini menggunakan rasio lancar, perhitungan rasio ini didasarkan pada perbandingan sederhana total aktiva lancar dan kewajiban lancar. Aktiva lancar ini merupakan jumlah aktiva likuid, misalnya kas yang tersedia untuk bisnis. Sementara kewajiban lancar memberikan indikasi kebutuhan akan kas dimasa depan (Ciaran Walsh, 2003 : 106).

9. Keterkaitan antara Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

a. Pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal

Perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih besar (Lukas Setia Atmaja, 2008 : 273). Menurut Bambang Riyanto (2001 : 65) kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan hutang sifatnya sebagai pelengkap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.

Hasil penelitian yang dilakukan Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012) menyatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal, namun pada penelitian yang dilakukan oleh Ali Kesuma (2009) dan Bram Hadianto dan Christian Tayana (2010)


(60)

43 mengatakan bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

b. Pengaruh struktur profitabilitas terhadap struktur modal

Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil dan tidak memerlukan banyak pembiayaan dengan hutang. Tingkat pengembaliannya yang tinggi memungkinkan mereka untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal (Brigham dan Houston, 2001 : 40). Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif variabel profitabilitas terhadap struktur modal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh L. V. L. N. Sarma, Sarada Lellapalli dan Ramana V. Lellapalli (2010) diketahui bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuanxin Liu dan Xiangbo Ning (2009), Christina dan Johan Halim (2008) dan Murdika Alamsyah Hasan (2010) diketahui bahwa terdapat pengaruh negatif antara profitabilitas terhadap struktur modal.

c. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal

Perusahaan besar yang sudah mapan akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil, karena kemudahaan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula (Darmawan Sjahrial, 2008


(61)

44 : 205), karena perusahaan dengan ukuran lebih besar, mempunyai kepercayaan lebih besar dalam mendapatkan sumber dana, sehingga akan memudahkan untuk mendapatkan kredit dari pihak luar. Oleh karena itu, ukuran perusahaan yang besar merupakan sinyal positif bagi kreditur untuk memberikan pinjaman. Sehingga ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif terhadap struktur modal.

Hasil penelitian yang dilakukan Yuanxin Liu dan Xiangbo Ning (2009) menunjukkan bahwa secara parsial ukuran perusahaan tidak mempengaruhi struktur modal, namun pada penelitian yang dilakukan oleh Christina dan Johan Halim (2008) dan L. V. L. N. Sarma, Sarada Lellapalli dan Ramana V. Lellapalli (2010), menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih terdiversifikasi sehingga ukuran perusahaan merupakan perwakilan dari kemungkinan kebangkrutan, maka dengan demikian ukuran perusahaan mempunyai dampak positif terhadap penggunaan hutang.

d. Pengaruh likuiditas terhadap struktur modal

Posisi likuiditas perusahaan yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi hutangnya yang jatuh tempo dalam jangka pendek (Dewi Astuti, 2004 : 31). Dengan laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang atau menerbitkan saham baru. Hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory


(62)

45 yang menyarankan bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan dengan urutan pertama laba ditahan, kemudian hutang dan terakhir penjualan saham baru. Meskipun secara teoritis sumber modal biayanya paling murah adalah hutang. Pertimbangan lain karena biaya langsung untuk pembiayaan dari dalam yaitu yang ditahan lebih murah dibandingkan dengan biaya modal yang berasal dari penerbitan emisi saham baru (Dermawan Sjahrial, 2008 : 205). Perusahaan yang mempunyai likuiditas tinggi berarti mempunyai kemampuan membayar hutang jangka pendek, sehingga cenderung akan menurunkan total hutang, yang akhirnya struktur modal akan menjadi lebih kecil. Maka dapat dikatakan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Seftiane dan Ratih Handayani (2011) menunjukkan bahwa likuiditas tidak mempengaruhi struktur modal, namun pada penelitian yang dilakukan Faruk Hossain dan Ayub Ali (2012) bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Christina dan Johan Halim (2008) yang berjudul Analysis ofRelationship between Determinants of Capital Structure across Industries at Jakarta Stock Exchange dari tiga variabel independen yang digunakan yaitu profitabilitas, ukuran perusahaan dan pembayaran deviden. Terdapat dua variabel yang berpengaruh yaitu ukuran perusahaan


(1)

110

Lampiran 1 : Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman yang Laporan Keuangannya Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012

Nama Perusahaan Akasha Wira Internasional Tbk (ADES) Cahaya Kalbar Tbk (CEKA)

Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) Mayora Indah Tbk (MYOR)

Prashida Aneka Niaga Tbk (PSDN) Sekar Laut Tbk (SKLT)

Siantar Top Tbk (STTP)

Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA)

Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk (MYOR)

Lampiran 2 : Data Struktur Modal

Emiten 2007 2008 2009 2010 2011 2012 ADES 1.435729 2.220066 0.434087 0.541371 0.599574 0.471610 AISA 0.856446 0.654328 0.578990 0.878363 0.497505 0.598488 CEKA 1.532937 0.235690 0.253689 1.247207 0.906189 1.177092 INDF 2.310047 2.432420 1.097783 0.587388 0.661517 0.616753 MYOR 0.538105 0.643120 0.483153 0.522441 0.781009 0.643251 PSDN 0.949564 0.685069 0.644093 1.007842 0.875020 0.577835 SKLT 0.555398 0.586420 0.409913 0.414992 0.503678 0.686034 STTP 0.322364 0.609434 0.271937 0.381140 0.673588 1.012112 ULTJ 0.281429 0.374821 0.322547 0.367931 0.444377 0.353604 Rata-rata 0.97578 0.93793 0.499577 0.660964 0.660273 0.681865


(2)

111

Lampiran 3 : Data Struktur Aktiva

Emiten 2007 2008 2009 2010 2011 2012

ADES 0.80211 0.67190 0.58346 0.45401 0.32455 0.28550 AISA 0.51293 0.55019 0.40369 0.65616 0.51910 0.60054 CEKA 0.24217 0.30714 0.33072 0.23186 0.24642 0.19737 INDF 0.27491 0.24214 0.26765 0.24827 0.24113 0.26592 MYOR 0.40904 0.56344 3.92888 0.33860 0.30886 0.36000 PSDN 0.41225 0.40890 0.33144 0.28384 0.28458 0.41466 SKLT 0.49542 0.45570 0.50735 0.49544 0.50139 0.40733 STTP 0.58397 0.51883 0.59390 0.49143 0.62028 0.52112 ULTJ 0.56192 0.44581 0.46742 0.46933 0.49059 0.40462 Rata-rata 0.47719 0.46267 0.82383 0.40766 0.39299 0.38412

Lampiran 4 : Data Profitabilitas

Emiten 2007 2008 2009 2010 2011 2012

ADES -0.0866 -0.0822 0.0915 0.0527 0.0307 0.2143 AISA 0.0190 0.0210 0.0241 0.0390 0.0350 0.0350 CEKA 0.0402 0.0460 0.0871 0.0348 0.1170 0.0568 INDF 0.0330 0.0261 0.0514 0.0625 0.0574 0.0550 MYOR 0.0748 0.0671 0.1146 0.1100 0.0714 0.0879 PSDN -0.0296 0.0329 0.0918 0.0619 0.0566 0.0375 SKLT 0.0314 0.0212 0.0653 0.0242 0.0446 0.0467 STTP 0.0301 0.0077 0.0749 0.0657 0.0457 0.0597 ULTJ 0.0222 0.1767 0.0353 0.0534 0.0589 0.1460 Rata-rata 0.0150 0.0352 0.0707 0.0560 0.0575 0.0821


(3)

112

Lampiran 5 : Data Ukuran Perusahaan

Emiten 2007 2008 2009 2010 2011 2012

ADES 5.1860 5.2204 5.1834 5.5101 5.7559 5.9638 AISA 6.6754 7.2140 7.3581 7.5689 8.1860 8.2604 CEKA 6.4195 6.4061 6.3428 6.7458 6.7134 6.9351 INDF 10.2991 10.5864 10.6062 10.7638 10.8890 10.9908 MYOR 7.5460 7.9804 8.0853 8.3892 8.7948 9.0243 PSDN 5.6758 5.6594 5.8682 6.0273 6.0435 6.5259 SKLT 5.2077 5.3033 5.2791 5.2952 5.2872 5.5204 STTP 6.2489 6.4405 6.3076 6.4759 6.8403 7.1308 ULTJ 7.2173 7.4495 7.4569 7.6042 7.6873 7.7919 Rata-rata 6.7195 6.9178 6.9431 7.1534 7.3553 7.5715

Lampiran 6 : Data Likuiditas

Emiten 2007 2008 2009 2010 2011 2012

ADES 0.34 0.51 2.48 2.09 1.71 1.94

AISA 0.91 0.87 1.17 1.29 1.89 1.28

CEKA 1.36 7.35 4.89 1.67 1.69 1.03

INDF 0.92 0.88 1.16 2.04 1.91 2.00

MYOR 1.88 2.19 2.29 2.58 2.22 2.76

PSDN 2.22 2.78 1.56 1.37 1.55 1.61

SKLT 1.53 1.71 1.89 1.93 1.91 1.41

STTP 1.77 1.23 1.69 1.71 1.03 1.00

ULTJ 2.37 1.81 1.82 2.00 1.50 2.02


(4)

113

Lampiran 7 : Hasil Output SPSS

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .662a .439 .393 .375748 1.429

a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Ukuran_Perusahaan, Profitabiitas, Struktur_Aktiva b. Dependent Variable: Struktur_Modal


(5)

114 ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5.411 4 1.353 9.582 .000a

Residual 6.918 49 .141

Total 12.330 53

a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Ukuran_Perusahaan, Profitabiitas, Struktur_Aktiva b. Dependent Variable: Struktur_Modal


(6)

115 Correlations

Res_1 X1 X2 X3 X4

Spearman's rho Res_1 Correlation Coefficient 1.000 -.012 -.119 -.135 -.116 Sig. (1-tailed) . .467 .195 .166 .201

N 54 54 54 54 54

X1 Correlation Coefficient -.012 1.000 -.321** -.316** -.158

Sig. (1-tailed) .467 . .009 .010 .127

N 54 54 54 54 54

X2 Correlation Coefficient -.119 -.321** 1.000 .192 .458**

Sig. (1-tailed) .195 .009 . .082 .000

N 54 54 54 54 54

X3 Correlation Coefficient -.135 -.316** .192 1.000 .065

Sig. (1-tailed) .166 .010 .082 . .321

N 54 54 54 54 54

X4 Correlation Coefficient -.116 -.158 .458** .065 1.000

Sig. (1-tailed) .201 .127 .000 .321 .

N 54 54 54 54 54

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 54

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .36129115 Most Extreme Differences Absolute .197

Positive .197

Negative -.128

Kolmogorov-Smirnov Z 1.448

Asymp. Sig. (2-tailed) .336

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 30 133

Analisis pengaruh ukuran perusahaan, struktur aktiva dan profitabilitas terhadap struktur model pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa efek Indonesia

0 49 109

Pengaruh Struktur Aktiva Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 12 140

PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2010– 2012)

0 11 16

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 2 31

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 14

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 18

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

0 0 2

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 125

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 106