FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA REMAJA (Studi Kasus di SMU Batik I Surakarta)

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN
DENGAN OBESITAS PADA REMAJA
(Studi Kasus di SMU Batik I Surakarta)
Muwakhidah dan Dian Tri H
Prodi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
.

Abstract
Overweight is risk factor of several degeneratif disease. Some risk factors to overweight is genetic, food
habits, activity, psychosocial, etc. Adolescent in urban had habit to consume fast food more frequently. Many
kinds of fast food contain high calorie, fat, sugar, and sodium (Na) but low vitamin A, ascobrat acid, calsium,
and fiber. The research aim is to understand the risk factors related to overweight on Adolescents.The
Research implemented case control study. Samples consist 40 students which 20 cases of overweight and
20 cases with normal nutrition as control. The limit of overweight used at IMT > 25-27 by case control
matching to age and gender. The measurement nutrition quality was done by using anthrophometry
measurement. The data are taken with Questionnaire about Identity, Family history, family income,amount of
pocketmoney and Food Frequency Method (FFQ). High Family Income was not risk factor to overweight
(OR:1.9 and CI:0.5-7.0), Family History was not risk factor to overweigth (OR:0.46 and CI (0.1-1.9)), Amount
of Pocketmoney was not risk factor to overweight (OR:3,67 and CI:0.9-14.0), more frequently consume fast
food was not risk factor to overweight (OR:2.27 and CI :0.6-8.1).This caused by daily intake and activity

adolescents as direct risk factors to overweight.Family Income, Family History, Amount of pocketmoney and
frequency consume fast food are not significance to overweight.
Key Word: Overweight, Risk factor, Adolescent

bahwa patogenesis dari obesitas diketahui
Obesitas pada anak anak secara khusus

multifaktorial, meliputi faktor genetik dan

akan menjadi masalah kesehatan karena

faktor lingkungan yang berpengaruh dalam

obesitas

hal regulasi berat badan, metabolisme dan

merupakan

faktor


risiko

dari

berbagai masalah kesehatan yang biasanya
dialami

orang

dewasa

diabetes

Menurut Madanijah (2004) peningkatan

mellitus, hipertensi dan kolesterol tinggi.

pendapatan merupakan salah satu faktor


Penyebab obesitas sangat kompleks dalam

yang memberikan peluang untuk membeli

arti banyak sekali faktor yang menyebabkan

pangan dengan kualitas maupun kuantitas

obesitas

yang lebih baik. Besar kecilnya pendapatan

terjadi.

menyebabkan

seperti

perilaku makan.


Beberapa

terjadinya

faktor

obesitas

yang
seperti

faktor lingkungan, genetik, psikis, kesehatan,

keluarga

berpengaruh

terhadap

pola


konsumsi.

obat obatan, perkembangan dan aktivitas

Remaja

perlu

mendapat

perhatian

dalam

pemilihan

makanan

fisik. Faktor lingkungan seseorang memegang


orang

peranan yang cukup berarti, lingkungan ini

terutama jenis

termasuk

dan

mengandung kalori tinggi, kadar lemak, gula,

seseorang.

dan sodium (Na) juga tinggi, tetapi rendah

mengungkapkan

akan kandungan vitamin A, asam askorbat,


bagaimana

pengaruh

gaya

pola

makan

Kusumawardhani

(2006)

hidup

tua

. Banyak


yang

133

kalsium,

dan

serat

(Ismoko,

2007).

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui

Kandungan gizi yang tidak seimbang ini bila

faktor risiko yang berhubungan dengan


sudah terlanjur menjadi pola makan, maka

kegemukan

akan berdampak negatif pada status gizi

Batik I Surakarta.

pada remaja di SMA

3

remaja. Aspek pemilihan makanan penting
diperhatikan

oleh

remaja.


mengkonsumsi

Kebiasaan
Penelitian

secara berlebihan

ini

menggunakan

jenis

dapat menimbulkan masalah kegemukan.

penelitian observasional dengan rancangan

Kegemukan menjadi sesuatu yang harus

4


diwaspadai

yang

SMA Batik I Surakarta pada bulan April

berkelanjutan akan menimbulkan berbagai

sampai Agustus 2008. Sampel berjumlah 40

macam penyakit degeneratif seperti jantung

siswa yang terdiri dari 20 kasus dan 20

koroner, diabetes mellitus, dan hipertensi

kontrol. Kasus adalah siswa yang mempunyai

(Khomsan, 2003).

IMT ≥ 25,0

karena

kegemukan

!. Penelitian ini dilaksanakan di

4

27,0. Faktor risiko yang diteliti

oleh

meliputi pendapatan orang tua, besarnya

Padmiari, dkk (2001) di kota Denpasar Bali

uang saku riwayat keluarga dan frekuensi

menunjukkan prevalensi obesitas pada anak

konsumsi

sekolah

dalam penelitian ini adalah Kuesioner

Penelitian

cukup

yang

tinggi

dilakukan

13,6%.

Banyaknya

Instrumen yang digunakan

macam makanan cepat saji yang dimakan

formulir frekuensi konsumsi

berhubungan dengan naiknya

(FFQ).

obesitas

dan
siswa

(OR = 6,5, 95% CI : 1,4 30,7).
Faktor

risiko

yang

berhubungan

dengan obesitas pada anak sekolah ada
beberapa hal diantaranya riwayat keluarga
dan Pola konsumsi fast food. Besarnya
pendapatan

mempengaruhi

pemilihan
Subjek penelitian ini adalah siswa

konsumsi makanan, maka perlu dilakukan
analisis

beberapa

faktor

risiko

yang

berhubungan dengan overweight di SMA

SMA Batik I Surakarta yang berjumlah 40
siswa .

Batik I Surakarta# dengan pertimbangan
prevalensi obesitas di SMA Batik I Surakarta
cukup besar yaitu 3,6%, serta lokasi sekolah
yang berdekatan dengan pusat perbelanjaan
2 !! dan di sekitar sekolah terdapat banyak
penjual makanan cepat saji.

134

!"

# $%%& '()(*)+,'# - . $# &

,#

/%/

/ ,001 , Hal 133 140

Tabel 1. Karakteristik Responden Kelompok Kasus dan Kontrol
Karakteristik Responden
Umur (tahun)
Jenis kelamin
- Laki laki
- Perempuan
Tinggi Badan
Berat Badan
IMT
Besarnya uang saku
Riwayat keluarga 3
- Ada
- Tidak ada
Pendidikan Bapak
- Dasar
- Lanjutan
Pendidikan Ibu
- Dasar
- Lanjutan
Pekerjaan Bapak
- Bekerja
- Tidak Bekerja
Pekerjaan Ibu
- Bekerja
- Tidak Bekerja
Pendapatan Orang Tua

Kasus
16,885 ± 0,132

Kontrol
16,720 ± 0,156

9 (45%)
11 (55%)
164,150 ± 2,225
77,515 ± 3,347
28,754 ± 0,690
10.000 ± 1126,24

9 (45%)
11 (55%)
162,570 ± 2,016
56,785 ± 1,633
21,445 ± 0,399
6.050 ± 719,92

13 (65%)
7 (35%)

16 (80%)
4 (20%)

1 (5%)
19 (95%)

1 (5%)
19 (95%)

2 (10%)
18 (80%)

1 (5%)
19 (95%)

20 (100%)

19 (95%)
1 (5%)

12 (60%)
8 (40%)
2.490.000 ± 366.842,86

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa rata

9 (45%)
11 (55%)
1.910.000 ± 273.755,56

kontrol, rata rata nilai IMT yang dimiliki pada

rata umur pada kelompok kasus dan kontrol

kelompok kasus lebih tinggi dibandingkan

tidak ada perbedaan umur yang signifikan,

kelompok kontrol

karena variabel umur adalah variabel yang
2 4

Pada kelompok kasus maupun

Karakteristik

keluarga

responden

meliputi : riwayat keluarga yang 3

#

kontrol jumlah responden yang berjenis

pada

kelamin laki laki maupun perempuan sama

memiliki

banyak, karena variabel jenis kelamin adalah

dibandingkan dengan kelompok kasus (80%),

variabel yang

kemudian untuk pendidikan bapak pada

2 4

. Tinggi badan rata

kelompok
riwayat

kontrol
3

keluarga

yang

lebih

tinggi

rata yang dimiliki pada kelompok kasus dan

kelompok kasus maupun kontrol jumlah yang

kontrol tidak ada perbedaan tinggi badan

berpendidikan

yang signifikan. Terdapat perbedaan berat

tingkat dasar sama, sedangkan pendidikan

badan pada kelompok kasus dan kontrol,

ibu pada tingkat lanjutan jumlahnya lebih

rata rata berat badan pada kelompok kasus

banyak pada kelompok kontrol dibandingkan

lebih besar dibandingkan pada kelompok

kelompok kasus (95%), untuk pekerjaan orang

kontrol. Demikian juga dengan nilai IMT ada

tua pada pekerjaan bapak kelompok kasus

perbedaan

semua bekerja sedangkan pada kelompok

kelompok

kasus

lebih

tinggi

tingkat

lanjutan

maupun

dibandingkan pada kelompok kontrol. Rata

kontrol yang tidak bekerja (5%) dan pekerjaan

rata besarnya uang saku yang dimiliki pada

ibu pada kelompok kasus lebih banyak yang

pada kelompok kasus dengan kelompok

bekerja dibandingkan pada kelompok kontrol

135

(60%), dan untuk pendapatan orang tua pada

batagor, empek empek, cilok dan minuman

kelompok kasus mempunyai pendapatan

seperti es campur, 5 4 dan 2 !

lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.

itu

Pendapatan orang tua yang tinggi

pergaulan

memberikan

di

luar

pengaruh,

. Selain

sekolah

dapat

kebiasaan

remaja

dapat membeli pangan yang lebih baik dalam

yang hobi jalan jalan di 2 !! memberikan

segi kualitas maupun kuantitas. Selain itu

peluang untuk membeli makanan

pendapatan

orang

dapat

yang dianggap makanan mewah. Rata rata

berpengaruh

terhadap

yang

uang saku responden dalam sehari adalah Rp.

diperoleh remaja. Rata rata pendapatan orang

8.250, pada kelompok kasus rata rata uang

tua per bulan pada kelompok kasus adalah

sakunya adalah sebesar Rp. 10.000 sedangkan

sebesar

pada kelompok kontrol sebesar Rp. 6.050.

Rp.

tua

2.490.000

juga

uang

saku

sedangkan

pada

kelompok kontrol sebesar Rp. 1.910.000
!

Besarnya uang saku yang diperoleh
remaja

sekolah

memungkinkan

!"
Frekuensi

untuk

makan

adalah

tindakan

memperoleh jajanan sesuai yang remaja

mengkonsumsi sejumlah makanan selama

inginkan, dengan uang saku tersebut remaja

periode tertentu, seperti mingguan, bulanan

dapat sering jajan atau membeli makanan

atau tahunan (Supariasa, 2002). Data ini

lebih mahal. Bila dibandingkan dengan harga

diperoleh

rata rata

menggunakan

yang tersedia di sekitar

hasil

wawancara
6

4

dengan

7

Rata rata frekuensi

7).

sekolah yang berkisar Rp. 500 – Rp. 2000,

dari

adalah

maka jumlah uang saku yang dimiliki remaja

sebanyak 27,18 kali dalam sebulan dengan

cukup besar untuk membeli banyak macam

batas maksimum sebanyak 52 kali dan

jenis

minimum

yang ada di sekitar sekolah. Jenis
yang ada di sekitar sekolah seperti

sebanyak

5

kali.

Distribusi

responden berdasarkan frekuensi konsumsi
dapat dilihat pada Tabel 2

tempura yang bahan utama tepung, siomay,

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi
Konsumsi
Frekuensi

Jumlah (n)

Sering

22

55

Jarang

18

45

TOTAL

40

100

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari
keseluruhan
mengkonsumsi

sampel

yang

sering

sebanyak 45%. Jenis makanan yang
sering

makanan

dikonsumsi

adalah

!"

,

modern yang sering

dikonsumsi adalah 4

4 4

#

, ayam goreng (paha, dada

#4

dan sayap) dan jenis minuman yang sering
dikonsumsi adalah 5 4 , 4 4

jenis

lokal seperti bakso, mie

ayam, mie instan, siomay, batagor dan

136

sedangkan jenis

adalah sebanyak

55% sedangkan yang jarang mengkonsumsi
paling

Persentase (%)

2 dan

yang biasa ada pada restoran yang
sering dikunjungi seperti " 8#
:

dan ; < , Jakarta : Penebar Swadana.

;
2

, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

;

. http://www.e psikologi.com/remaja/130502.htm, diakses

Padmiari, A., dan Hadi Hamam, 2001, "
2
%
http./www.tempo.co.id/mediaka/online/tmp.online.old/art 3.htm.
Oktober 2007.
Purwanti,S, 2002, ;
Supariasa, IDN, 2002, ;

140

4

;
!

%

!"

"

2

diakses

;
=
% .
pada tanggal 20

, Jakarta : Penebar Swadaya.

> < , Jakarta : EGC.

# $%%& '()(*)+,'# - . $# &

,#

/%/

/ ,001 , Hal 133 140