ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I P

UMUR 25 TAHUN, HAMIL 12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DI RSUD KARANGANYAR

TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir

Pendidikan D III Kebidanan

Disusun Oleh: DWI INDAH PUJIASTUTI

NIM. 08.018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester I Pada

Ny. B G 1 P 0 A 0 Umur 25 tahun, hamil 12 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II DI RSUD Karanganyar”. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusun Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta semangat dari pembimbing, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT., Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Retno Wulandari, SST, sebagai Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis.

4. Seluruh dosen beserta staff Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah

diberikan.

5. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Pimpinan RSUD Karanganyar Dr. Mariyadi yang telah memberikan ijin kepada penulis dalam melaksanakan studi kasus dalam pembuatan Karya Tulis

Ilmiah ini.

iv

7. Keluarga Ny. B yang telah bersedia menjadi responden dalam pengambilan kasus penulisan Karya Tulis Ilmiah.

8. Bapak, Ibu, Saudara dan Suami dan anak ku yang telah memberikan doa, cinta, dan kasih sayangnya kepada penulis.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Program Studi DIII Kebidanan Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012 DWI INDAH PUJIASTUTI 08.018

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL TRIMESTER I PADA NY. B G 1 P 0 A 0 UMUR 25 TAHUN, HAMIL 12 MINGGU DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM GRADE II DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2012

(xi halaman + 83 halaman + 11 lampiran)

INTISARI

Latar Belakang : Hiperemsis gravidarum merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan muda. Dampak hiperemesis gravidarum yaitu

dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O 2 menurun, gangguan fungsi sel liver

dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum dan mual muntah yang berkelanjutan. Tujuan : Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah menurut Varney, mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek, memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap kesenjangan teori dan praktek pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II Metodologi : Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus

di RSUD Karanganyar, subyek studi kasus Ny. B G 1 P 0 A 0 dengan hiperemesis

gravidarum grade II, waktu studi kasus dilakukan pada bulan Juni 2012, tehnik pengumpulan data menggunakan data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, observasi sedangkan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan kepustakaan. Hasil : Setelah dilakukan perawatan di rumah sakit selama 4 hari dan kunjungan rumah 1 kali dengan asuhan yang diberikan yaitu mengobservasi KU dan TTV, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup dan makan makanan yang bergizi, menganjurkan ibu untuk tidak melakukan aktivitas yang berat. Didapatkan hasil KU ibu baik, kesadaran composmentis, TTV : TD :110/90 mmHg, N : 80 x/

menit, RR : 20 x/ menit, S : 36 0

C, ibu sudah tidak mual dan muntah, sudah tidak

pusing, ibu makan 3x/hari porsi kecil seperti nasi, sayur bayam, sepotong daging ayam dan tahu bacem, BAK 5 x/hari, ibu sudah dapat tidur siang selama 1 jam dan tidur malam 8 jam Kesimpulan : Ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek yaitu pada rencana asuhan pada kasus tidak diberikan obat anti histamine seperti dramamin dan ovamin. Alternatif pemecahan masalah adalah tidak diberikan obat anti histamin seperti dramamin dan avomin dikarenakan Ny. B belum mengalami peradangan.

Kata kunci : Ibu hamil, trimester I, Hiperemesis gravidarum grade II.

Kepustakaan : 24 literatur (2002 – 2010)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

· Apa yang saya saksikan di Alam adalah sebuah tatanan agung yang tidak dapat kita pahami dengan sangat tidak menyeluruh, dan hal itu sudah

semestinya menjadikan seseorang yang senantiasa berpikir dilingkupi perasaan 'rendah hati'. (Einstein)

· Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkan kepada suatu kebaikan. Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang lain akan berbuat baik

kepadamu. Memperhatikan berarti membiarkan orang lain berkembang. · Orang alim mengukir, sedang orang arif mengilapkannya. (Abdul Qadir

Jailani) · Dalam hati setiap orang ada kebutuhan untuk merasa dicintai tanpa harus

diperiksa dahulu apakah ia pantas menerimanya. (maurice Wagner)

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Bapak, Ibu dan Mertuaku yang selama ini telah

kasih sayang, memberikan semangat dan dukungan baik moril maupun spiritual kepada penulis.

memberikan

2. Suami dan anak ku yang selama ini telah menjadi semangat dalam kehidupanku.

3. Teman-teman seperjuangan di STIKes Kusuma Husada Surakarta

4. Almamater tercinta

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengambilan Data Awal Lampiran 2. Surat Balasan Pengambilan Data Awal Lampiran 3. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 4. Surat Balasan dari Lahan Lampiran 5. Surat permohonan menjadi responden Lampiran 6. Lembar Persetujuan Pasien Lampiran 7. Lembar Observasi Lampiran 8. Format Askeb Lampiran 9. SAP Gizi Ibu Hamil Lampiran 10. Jadwal Studi Kasus Lampiran 11. Lembar Konsultasi

xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu dan Bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat. AKI di Indonesia pada tahun 2007 masih berada pada angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. Kejadian kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar 49,5%, kematian waktu hamil 26%, pada waktu nifas 24% (Dinkes, 2011). Penyebab terjadinya angka kematian Ibu (AKI) terbesar di Indonesia adalah pendarahan (40 – 60%), infeksi (20 – 30%) dan eklamsi (20 – 30%) (Saifuddin, 2006).

Survey Demografi yang dilakukan pada tahun 2007, menyatakan 26% wanita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi. Komplikasi kehamilan salah satunya adalah mual dan muntah atau dikenal dengan istilah hiperemesis gravidarum. Walaupun kebanyakan kasus ringan dan hilang seiring berjalan waktu, satu dari seribu kehamilan akan menjalani rawat inap. Kondisi ini terjadi pada 60 – 80% primigravida, dan 40 – 60% multigravida (Bobak, 2005).

Hiperemsis gravidarum merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan muda. Hiperemesis gravidarum biasanya cukup ringan dan terjadi pada pagi hari, tapi kadang-kadang juga cukup parah dan berlangsung sepanjang hari dengan derajat yang berbeda-beda. Sebanyak 90% ibu mengalami mual selama kehamilan dan sekitar setengahnya disertai Hiperemsis gravidarum merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada kehamilan muda. Hiperemesis gravidarum biasanya cukup ringan dan terjadi pada pagi hari, tapi kadang-kadang juga cukup parah dan berlangsung sepanjang hari dengan derajat yang berbeda-beda. Sebanyak 90% ibu mengalami mual selama kehamilan dan sekitar setengahnya disertai

Dampak hiperemesis gravidarum yaitu dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O 2 menurun, gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus, terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum dan mual muntah yang berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan fungsi umum alat-alat vital dan menimbulkan kematian (Manuaba, 2007).

Berdasarkan studi pendahuluan awal yang penulis lakukan di RSUD Karanganyar pada bulan Januari - Desember 2011 didapatkan data jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan sebanyak 459 ibu hamil. Dari jumlah tersebut terdiri dari ibu hamil normal sebanyak 216 orang (47,06%) dan ibu hamil dengan komplikasi sebanyak 243 orang (52,94%). Berdasarkan data dari 243 ibu hamil dengan komplikasi, didapatkan ibu hamil dengan hiperemesis sebanyak 105 ibu hamil (43,21%), ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum didapatkan ibu hamil dengan ibu dengan hiperemesis gravidarum

I sebanyak 12 orang (4,94%), hiperemesis gravidarum grade II sebanyak

66 orang (27,16%), dan ibu dengan hiperemesis gravidarum grade III sebanyak 27 orang (11,11%), ibu hamil dengan anemia sebanyak 98 orang (40,33%), dan ibu hamil dengan hipertensi sebanyak 40 orang (16,46).

Berdasarkan data tersebut menunjukkan angka kejadian hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar masih tinggi. Banyaknya kasus tersebut membuat penulis tertarik untuk mengambil judul Karya Tulis ini

yang dengan judul ”Asuhan kebidanan ibu hamil trimester I pada Ny. B G 1 P 0

A 0 dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar” dengan menggunakan asuhan kebidanan menurut manajemen Varney.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan “Bagaimana Asuhan kebidanan ibu hamil trimester I pada Ny. B G 1 P 0 A 0 dengan hiperemesis gravidarum grade II di RSUD Karanganyar dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney?”.

C. Tujuan Studi Kasus

1. Tujuan umum Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan pada

ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu

1) Melakukan pengkajian data dasar secara lengkap pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

2) Menginterprestasi data serta menemukan diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum Grade II.

3) Mengidentifikasi diagnosa potensial pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

4) Melakukan antisipasi pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

5) Mampu merencana tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

6) Melaksanakan rencana tindakan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

b. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan praktek pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

c. Mampu memberikan alternatif pemecahan masalah terhadap kesenjangan teori dan praktek pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi penulis Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis serta menerapkan teori

dan praktik kebidanan tentang penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II.

2. Bagi profesi Dapat digunakan sebagai masukan bagi profesi bidan untuk meningkatkan

mutu pelayanan profesi sesuai standar asuhan kebidanan khususnya pada kasus hiperemesis gravidarum grade II.

3. Bagi institusi

a. Rumah Sakit Dapat menambah dan mengembangkan ilmu yang sudah ada serta

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum II.

b. Pendidikan Dapat menambah buku referensi dan sumber bacaan diperpustakaan, untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam pemberian

asuhan pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II.

E. Keaslian Studi Kasus

Penulis studi dengan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, sudah dilakukan oleh :

1. Endang Purwati (2006), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. K Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di RSUD Karanganyar”.

Hasil dari studi kasus ini didapatkan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum II dengan keluhan mual dan muntah ± 8 kali sehari, agak pusing, cepat lelah, nafsu makan menurun badan letih dan lemah. Asuhan yang diberikan infus RL 20 tpm, neurobion 3 x 1, laktas 2 x 1. Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari keadaan ibu sudah membaik, tidak Hasil dari studi kasus ini didapatkan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum II dengan keluhan mual dan muntah ± 8 kali sehari, agak pusing, cepat lelah, nafsu makan menurun badan letih dan lemah. Asuhan yang diberikan infus RL 20 tpm, neurobion 3 x 1, laktas 2 x 1. Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari keadaan ibu sudah membaik, tidak

2. Lupi Kumala Sari Setyawati (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. H dengan Hiperemesis Gravidarum Grade II di RSUD Karanganyar”. Hasil dari studi ini telah didapatkan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dengan keluhan mual dan muntah 10 kali sehari, badan terasa lemah, pusing. Asuhan yang diberikan infus 0.5% drip nervos 1 amp 20 tpm, terapi oral rocloid 3 x 1, B6 3 x 1. setelah dilakukan

perawatan selama 4 hari kondisi ibu sudah membaik, sudah tidak mual dan muntah, nafsu makan sudah ada, badan tidak terasa lemas, tidak pusing.

3. Beti Dwi Ningrum (2011), dengan judul “ Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Trimester 1 Pada Ny. S G 2 P 1 A 0 Dengan Hiperemesis Gravidarum Grade

II Di Puskesmas Sibela Mojosongo Surakarta”. Hasil dari studi ini telah didapat ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum dengan keluhan mual dan muntah 10 kali sehari, badan terasa lemah, pusing. Asuhan yang diberikan infus 0,5% drip nervos 1 amp 20 tpm, terapi oral rocloid 3 x 1, B6 3 x 1. setelah dilakukan perawatan selama selama 5 hari keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, mata sudah tidak ikhterik dan cekung, lidah sudah tidak kotor, turgor kulit baik, bau aseton sudah tidak tercium lagi, sudah tidak mual dan muntah lagi, nafsu makan sudah baik, ibu dan janin dalam keadaan sehat dan selamat.

Perbedaan studi kasus yang penulis lakukan dengan keaslian diatas adalah mengenai tempat, waktu, dan responden studi kasus serta terapi yang diberikan. Persamaan studi kasus terletak pada judul dan asuhan yang diberikan.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada Karya Tulis Ilmiah dibagi menjadi 5 (lima) bab dengan urutannya meliputi : BAB I

PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang teori medis meliputi : pengertian kehamilan, fisologi kehamilan, klasifikasi kehamilan, proses kehamilan, tanda-tanda kehamilan, komplikasi kehamilan. Pengertian hiperemesis gravidarum, Etiologi hiperemesis gravidarum, patofisiologi hiperemesis gravidarum, gejala dan tingkat hiperemesis gravidarum, diagnosis hiperemesis gravidarum, pencegahan hiperemesis gravidarum, penatalaksanaan hiperemesis gravidarum, prognosis hiperemesis gravidarum. Pengertian hiperemesis gravidarum grade II, etiologi hiperemesis gravidarum grade II, tanda dan gejala hiperemesis gravidarum grade II, pencegahan hiperemesis gravidarum grade II, penatalaksanaan hiperemesis gravidarum grade II, pemeriksaan penunjang hiperemesis gravidarum grade II. Pengertian teori manajemen asuhan kebidanan, proses manajemen kebidanan yang meliputi : pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, pelaksanaan (implementasi), evaluasi dan data perkembangan SOAP serta landasan hukum.

BAB III METODOLOGI Dalam bab ini menguraikan jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subyek studi kasus, waktu studi kasus, instrument studi kasus, teknik pengumpulan data dan alat-alat yang dibutuhkan.

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang tinjauan kasus dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney yang meliputi : pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan SOAP. Pembahasan berisi tentang kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan sewaktu pengambilan kasus dengan pendekatan asuhan kebidanan menurut Varney.

BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan dirumuskan untuk menjawab tujuan penulis dan merupakan inti dari pembahasan penanganan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II. Saran merupakan alternatif pemecahan masalah dan anggapan kesimpulan yang berupa kesenjangan, pemecahan masalah hendaknya bersifat realistis, operasional yang artinya saran itu dapat dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis

1. Kehamilan

a. Pengertian kehamilan Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya

janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan

7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002). Kehamilan adalah proses mulai dari ovulasi sampai partus, lamanya 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) (Winkjosastro, 2005).

b. Fisiologi Kehamilan Fisiologi berhubungan dengan fertilasi yang mempunyai arti

pembuahan yang terjadi umumnya di ampula tuba. Proses pembuahan dimana ovum dibuahi dalam 12 jam setelah ovulasi atau bila tidak akan segera mati dalam 24 jam. Dalam saluran reproduksi wanita, spermatozoa mengalami kapasitasi sebelum membuahi ovum kemudian dilepaskan enzim Corona Penetrating Enzyme (CPE) unutk mencerna korona radiate dan hialuronidase unutk mencerna zona (Saifuddin, 2002).

c. Klasifikasi kehamilan Menurut Manuaba (2007), klasifikasi kehamilan meliputi :

1) Kehamilan trimester 1 : 0 sampai 14 minggu

2) Kehamilan trimester II : 14 sampai 28 minggu

3) Kehamilan trimester III : 28 sampai 40 minggu 3) Kehamilan trimester III : 28 sampai 40 minggu

rantai yang berkesinambungan yang terdiri atas :

1) Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormon yang kompleks.

2) Terjadinya migrasi spermatozoa dan ovum dengan gerak aktif tuba yang memiliki fibriae, maka ovum diangkap dan menuju uterus,

sedangkan spermatozoa masuk kedalam alat genetalia menuju tuba fallopi.

3) Konsepsi dan pertumbuhan zigot adalah pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa.

4) Nidasi (implantasi) pada uterus adalah proses penempelan hasil konsepsi di dalam endometrium.

5) Pembentukan plasenta.

6) Tumbuh kembang hasil konsepsi hingga aterm.

e. Tanda-tanda Kehamilan

1) Tanda-tanda kemungkinan hamil Tanda-tanda kemungkinan hamil menurut Wiknjosastro (2007), adalah :

a) Amenorhoe, (tidak dapat haid) gejala ini penting karena wanita hamil tidak dapat haid lagi.

b) Nause (enek) dan emesis (Mual), enek terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh

emesis sering terjadi di pagi hari.

c) Sering buang air kecil.

d) Rasa tergelitik, nyeri tekan, pembengkakan pada payudara.

e) Perubahan warna pada jaringan vagina dan servik.

f) Areola berwarna lebih gelap dan kelenjar-kelenjar di sekitar puting menjadi menonjol.

g) Mengidam, sering terjadi pada bulan pertama tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.

h) Pembesaran rahim dan perut.

i) Kontraksi sebentar-sebentar terasa nyeri.

2) Tanda-tanda tidak pasti kehamilan Menurut Wiknjosastro (2007), tanda-tanda pasti hamil, yaitu :

a) Rahim membesar sesuai dengan tuanya kehamilan.

b) Tanda hegar, perlunaan pada daerah segmen bawah uterus.

c) Tanda chadwick, vagina livid, terjadi kira-kira minggu ke-6

d) Tanda piscaseck, uterus membesar kesalah satu jurusan.

e) Tanda Braxton hicks, uterus berkontraksi bila dirangsang. Tanda ini khas untuk uterus pada kehamilan.

0 f) Suhu basal, meningkat terus antara 37,2 0 – 37,8 C

g) Tes kehamilan, yang banyak dipakai adalah pemeriksaan

hormone korionik gonadotropin (HCG dalam urin)

3) Tanda-tanda pasti kehamilan Tanda-tanda pasti hamil menurut Wiknjosastro (2006), yaitu :

a) Gambaran janin atau kantong gestasi pada ultrasonografi.

b) Detak jantung janin didengarkan menggunakan stetoskop leenex dan dilihat melalui gambaran USG.

c) Gerakan janin terasa melalui dinding perut.

f. Komplikasi kehamilan Menurut Wiknjosastro (2007), komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu hamil adalah

1) Keguguran (aborsi spontan) dan kelahiran mati. Keguguran adalah kehilangan janin karena penyebab alami sebelum usia kehamilan

mencapai 20 minggu, sedangkan kelahiran mati (stillbirth) kehilangan janin karena penyebab alami pada usia kehamilan mencapai lebih dari 20 minggu.

2) Kehamilan ektopik (kehamilan diluar kandungan) kehamilan di mana janin berkembang diluar rahim yaitu di dalam tuba falopi (saluran

telur), kanalis servikalis (saluran leher rahim) dan rongga panggul maupun rongga perut.

3) Anemia, keadaan di mana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pengangkut O 2) kurang dari normal. Selama

hamil volume darah bertambah sehingga penurunan konsentrasi sel darah merah dan hemoglobin yang sifatnya mencegah adalah normal.

4) Abrupsio plasenta dan plasenta previa. Abrupsio plasenta adalah pelepasan plasenta yang berada dalam posisi normal pada dinding

rahim sebelum waktunya yang terjadi pada saat kehamilan. Sedangkan plasenta previa di mana plasenta yang tertanam di atas atau di dekat servik (leher rahim) pada rahim bagian bawah. Di dalam rahim plasenta bisa menutupi lubang serviks secara keseluruhan atau sebagian. Plasenta previa biasanya terjadi pada wanita yang telah hamil lebih dari satu kali atau wanita yang memiliki kelainan rahim misalnya fibroid.

5) Hiperemesis gravidarium salah satu komplikasi kehamilan di mana mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil yang dapat

menyebabkan dehidrasi dan kelaparan.

6) Pre-eklamsi merupakan tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan

cairan) yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.

2. Hiperemesis gravidarum

a. Pengertian Menurut Manuaba (2008), hiperemesis gravidarum adalah mual

atau muntah yang berlebihan sehingga menimbulkan gangguan aktifitas sehari hari dan bahkan dapat membahayakan hidup ibu hamil. Hiperemesis gravidarum adalah gejala klinis yang memerlukan perawatan, seperti muntah yang berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi dan berat badan menurun.

Menurut Wiknjosastro (2005), hiperemesis gravidarum adalah perasaan mual dan muntah yang disebabkan karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG, sering terjadi pada kehamilan trimester I.

b. Etiologi Hiperemesis gravidarum Penyebab hiperemesis gravidarium belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan kekurangan vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.

Menurut Manuaba (2008), faktor-faktor penyebab hiperemesis gravidarium yang ditemukan, antara lain :

1) Faktor predisposisi, sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar

HCG. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor horman memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon khorionik gonadrotopin dibentuk berlebihan.

2) Faktor organik, masuknya vili khorialis dalam siklus maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari

pihak ibu.

3) Faktor alergi, sebagai salah satu respon dari jaringan

4) Faktor psikologis, faktor ini memegang peran penting pada hiperemesis gravidarium walaupun hubungannya dengan terjadinya

hiperemesis gravidarium belum diketahui secara pasti. Sebagai contoh rumah tangga yang rusak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinaan takut terhadap tanggung jawab sebagi ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai sebagai pelarian karena kesuksesan hidup.

c. Patofisiologi Hiperemesis gravidarum Patofisologi hiperemesis gravidarum menurut Manuaba (2008),

diawali dengan mual muntah yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan dehidrasi, tekanan darah turun dan diuresis menurun. Hal ini menimbulkan perfusi ke jaringan, menutup untuk memberikan

nutrisi dan mengkonsumsi O 2 . Oleh karena itu dapat terjadi perubahan metabolisme menuju ke arah anaerobik yang menimbulkan benda keton dan asam laktat. Muntah yang berlebih dapat menimbulkan perubahan elektrolit sehingga pH darah menjadi lebih tinggi. Dampak dari semua itu masalah tersebut menimbulkan gangguan fungsi alat vital sebagai berikut :

1) Hepar

a) Dehidrasi yang menimbulkan konsumsi O 2 menurun.

b) Gangguan fungsi sel liver dan terjadi ikterus.

c) Terjadi perdarahan pada parenkin liver sehingga menyebabkan gangguan fungsi umum.

2) Ginjal

a) Dehidrasi penurunan diuresis sehngga sisa metabolisme tertimbun.

b) Terjadi perdarahan dan nekrosis sel ginjal

c) Sistem saraf pusat, terjadi nekrosis dan perdarahan otak diantaranya perdarahan ventrikel.

d. Gejala dan tingkat Hiperemesis Gravidarum, Menurut Manuaba (2008), gejala Hiperemesis Gravidarum secara

klinis dapat dibagi menjadi 3 tingkat, meliputi :

1) Hiperemesis gravidarum grade I dengan gejala mual dan muntah terus-menerus, dehidrasi, turgor kulit berkurang, lidah kering,

tekanan darah turun dan suhu naik, nyeri epigastrum.

2) Hiperemesis gravidarum grade II dengan gejala dehidrasi bertambah, turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor,

mata cekung, tekanan darah turun dan nadi meningkat, mata ikterik, urine berkurang, nafas berbau aseton.

3) Hiperemesis gravidarum grade III dengan gejala dehidrasi makin berat, mual dan muntah berhenti, terjadi perdarahan dari esofagus,

lambung, dan retina, gangguan fungsi hati bertambah, ikterus meningkat, gangguan kesadaran (somnolen sampai koma).

e. Diagnosis Diagnosis Hiperemesis gravidarum biasanya tidak terlalu sukar

karena penyakit ini berkaitan dengan gestose (gestatid-hamil), yaitu hanya terdapat pada ibu hamil (Manuaba, 2008).

Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan (Wiknjosastro, 2005).

f. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Prinsip pencegahan menurut (Mansjoer, 2002), adalah dengan

memberikan informasi dan edukasi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis. Juga tentang diet ibu hamil yaitu makan memberikan informasi dan edukasi bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis. Juga tentang diet ibu hamil yaitu makan

g. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan, yaitu :

1) Terapi obat menggunakan sedatif, yang sering di berikan adalah Phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan, adalah vitamin B 1 dan B 6 . Anti histamin juga dianjurkan, seperti dramamin, avomin. Pada

keadaan lebih berat diberikan antiemetik seperti hidrokhloride atau khlorpromasin.

2) Penanganan Hiperemesis Gravidarum yang lebih berat perlu dikelola di rumah sakit.

3) Isolasi, penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang keluar dan masuk.

Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita, sampai muntah berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makan dan minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

4) Terapi Psikologik, perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena

kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

5) Cairan parenteral, berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5% dalam cairan garam

fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.

6) Penghentian kehamilan, pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan

medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan (Winkjosastro, 2006).

h. Prognosis Hiperemesis Gravidarum Dengan penanganan yang baik prognosis Hiperemesis Gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi

diri, namun demikian pada tingkatan yang berat penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin (Winkjosastro, 2006).

3. Hiperemesis Gravidarum Grade II

a. Pengertian

1) Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah mual dan muntah yang sering kedapatan pada trimester I, gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan belangsung selama

kurang 10 minggu (Winkjosastro, 2005).

2) Hiperemesis Gravidarum Grade II adalah mual muntah berlebihan sehingga mengakibatkan aktivitas sehari-hari menjadi terganggu dan

dapat membahayakan hidupnya (Manuaba, 2007).

b. Etiologi Hiperemesis Gravidarum Grade II Menurut Hacker (2002), penyebab yang mendasari mual dan

muntah-muntah selama kehamilan tidak diketahui dengan baik. Ada beberapa hipotesis diusulkan :

1) Peristiwa psikis. Pasien yang berada dalam stress kejiwaan akan lebih mungkin untuk mengalami mual dan muntah-muntah.

2) Perubahan neuroendokrin, timbulnya mual dan muntah-muntah diperkirakan sejajar dengan peningkatan korionik gonadotropin serum.

3) Gangguan fungsi adrenal dan hipofisis, pasien dengan penyakit addison atau insufisiensi adrenokotikal setelah adrenalektomi akan mengeluh mual dan muntah-muntah. Pemberian hormon

adrenokortiko tropic (ACTH) pada pasien dengan hiperemesis guavidarum sering menimbulkan respon terapeutik. Tetapi kedua kelenjar berfungsi secara normal pada pasien hiperemesis.

4) Hipertiroksemia. Hipertirosemia terdapat pada sekitar 70% pasien dengan hiperemesis gravidarum.

5) Ketidakseimbangan steroid seks. Defisiensi progesterone dan kelebihan estrogen telah terlibat, meskipun tidak ada data yang

memperkuat pernyataan ini.

6) Obat-obat dan bahan kimia dapat mencetuskan mual dan muntah- muntah melalui perubahannya dari khemo reseptor pada dasar

vertikel keempat, prostaglandin, obat glikosuda jantung diperkirakan dapat bekerja melalui mekanisme semacam itu.

c. Tanda dan Gejala Hiperemesis Gravidarum Grade II

1) Dehidrasi bertambah, turgor kulit makin berkurang, lidah kering dan kotor, mata cekung.

2) Berat badan turun.

3) Tekanan darah turun dan nadi meningkat.

4) Mata ikterik

5) Gejala hemokonsentrasi makin tampak, urine berkurang, terdapat aseton dalam urine.

6) Terjadi gangguan buang air besar

7) Nafas berbau aseton.

d. Pencegahan Hiperemesis Gravidarum Grade II Prinsip Pencegahan menurut Mansjoer (2001), adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis, yaitu :

1) Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.

2) Makan sedikit-sedikit tetapi sering, berikan makanan selingan seperti, biscuit, roti kering dan teh hangat saat bangun tidur dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau, sebaiknya

dihidangkan dalam keadaan panas atau saat dingin.

e. Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Grade II Menurut Manuaba (2008), bila pencegahan tidak berhasil, maka

diperlukan pengobatan yaitu :

1) Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik, kalori diberikan secara parental dengan

glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2 – 3 liter sehari

2) Diuresis selalu dikontrol untuk menjaga keseimbangan cairan.

3) Bila selama 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum menjadi baik, coba berikan minuman makanan yang sedikit demi sedikit ditambah.

4) Sedative yang diberikan adalah fenobarbital.

5) Dianjurkan pemberian vitamin B 1 dan B 6 tambahan.

6) Pada keadaan lebih berat berikan antiemetik seperti metokloramid, disiktomin hiroklorida atau klorpromasin.

7) Berikan terapi psikologis untuk menyakinkan pasien penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan konflik

yang melatarbelakangi hiperemesis gravidarum.

8) Berikan obat anti histamine, seperti dramamin, Avomin.

f. Pemeriksaan Penunjang Hiperemesis Gravidarum Grade II Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II pemeriksaan yang

dilakukan: elektrolit darah (misalnya Hb) dan urinalisis (misalnya kadar keton dan natrium) (Akbar, 2011). Pada kasus hiperemesis gravidarum Grade II urine terdapat aseton (Mansjoer, 2001).

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen kebidanan adalah metode pendekatan dengan

menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah sehingga merupakan alur kerja dan pengorganisasian, pemikiran serta langkah-langkah dalam suatu urutan yang logis, yang menguntungkan baik bagi klien maupun bidan (Varney, 2004).

2. Proses Manajemen kebidanan Penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan manajemen kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum menurut 7 langkah Varney karena metode dan pendekatannya sistematik dan analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah

terhadap klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, yaitu :

Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses kebidanan dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Nursalam, 2008). Pengumpulan data ini meliputi :

a. Data Subyektif Data subyektif adalah data yang di dapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2002).

Data subyektif di sini meliputi :

1) Identitas klien dan suami menurut (Nursalam, 2002)

a) Nama Dikaji untuk mengenal dan mengetahui pasien, agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

b) Umur Dikaji untuk mengetahui umur pasien. Umur ibu hamil yang

terlalu muda lebih potensial terhadap Hiperemesis Gravidarum.

c) Agama Dikaji untuk memberi motivasi pasien sesuai dengan agamanya.

d) Suku / Bangsa Dikaji untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien.

e) Pendidikan Dikaji untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien, sehingga

mempermudah dalam memberikan pendidikan kesehatan. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap dan perilaku ibu terhadap terjadinya Hiperemesis gravidarum.

f) Pekerjaan Dikaji untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan

terhadap permasalahan kesehatan, serta dapat menunjukkan tingkat keadaan ekonomi keluarga.

g) Alamat Dikaji untuk mengetahui tempat tinggal pasien, serta

mempermudah pemantauan.

2) Keluhan Utama Keluhan utama adalah keluhan yang harus ditanyakan dengan

singkat dengan menggunakan bahasa yang di pakai si pemberi keterangan. Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan klien datang, apakah untuk memeriksakan kehamilan atau untuk memeriksakan keluhan lain. Keluhan yang muncul pada kasus hiperemesis gravidarum grade II adalah mual-muntah 8-10 x/hari (Wiknjosastro, 2006).

3) Riwayat haid / menstruasi Dikaji untuk mengetahui riwayat menstruasi antara lain adalah

menarche, siklus menstruasi, lamanya menstruasi, banyaknya darah, teratur atau tidak teratur, sifat darah, keluhan utama yang dirasakan saat haid, dan menstruasi terakhir yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perhitungan tanggal kehamilan dan perkiraan kelahiran (Wiknjosastro, 2006).

4) Riwayat kehamilan sekarang Dikaji untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala- gejala yang

ditemukan ibu hamil, pemakaian obat yang dikonsumsi selama hamil, mengetahui riwayat ANC teratur atau tidak, penyuluhan yang pernah didapatkan, sudah mendapat imunisasi TT (tetanus toxoid) atau belum kapan dan berapa kali, serta dapat memberikan petunjuk dini adanya keluhan ibu terhadap kehamilannya, yang mungkin diperlukan terapi untuk mengatasi gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut jika terdapat gejala abnormal (Farrer, 2002). Pada keadaan ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum grade II sudah terdapat gejala-gejala klinis yang memerlukan perawatan, seperti muntah berlebihan yang menyebabkan terjadinya dehidrasi, berat badan turun, dan keluhan mental (Manuaba, 2008).

5) Riwayat Penyakit

a) Riwayat penyakit sekarang Untuk mengetahui penyakit yang diderita saat ini, apakah pada

keadaan ibu hamil hiperemesis gravidarum grade II menderita sakit flu, batuk dan demam (Winkjosastro, 2005).

b) Riwayat penyakit sistemik Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit sistemik pada ibu

hamil diantaranya jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis, diabetes melitus, hipertensi, dan epilepsi yang dapat mempengaruhi kehamilan (Wiknjosastro, 2005).

c) Riwayat penyakit keluarga Dikaji untuk mengetahui adanya penyakit menurun dalam

keluarga seperti asma, DM, hipertensi, jantung dan riwayat penyakit menular seperti TBC dan hepatitis, baik dalam kelurga ibu maupun ayah yang dapat mempengaruhi kehamilan (Farrer, 2002).

d) Riwayat keturunan kembar Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang

mempunyai riwayat keturunan kembar (Saifuddin, 2002).

e) Riwayat operasi Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan

tindakan operasi atau belum, yang sekiranya dapat mengganggu dalam proses kehamilan ini (Winkjosastro, 2006).

6) Riwayat perkawinan Dikaji untuk mengetahui sudah berapa lama ibu menikah, dengan

suami sekarang merupakan istri yang ke berapa, dan mengetahui berapa jumlah anaknya (Varney, 2004).

7) Riwayat keluarga berencana Dikaji untuk mengetahui alat kontrasepsi apa yang pernah dipakai

dan berapa lama memakai alat kontrasepsi, dan adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi (Ambarwati&Wulandari, 2008).

8) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:

a) Kehamilan : dikaji untuk mengetahui berapa umur kehamilan

janin (Wiknjosastro, 2006).

b) Persalinan : dikaji untuk mengetahui persalinan ibu yang lalu spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur,

ada perdarahan, waktu persalinan di tolong oleh siapa,

dimana

tempat melahirkan

(Wiknjosastro, 2006).

c) Nifas : dikaji untuk mengetahui adakah komplikasi pada masa nifas sebelumnya, untuk dapat melakukan pencegahan atau waspada terhadap kemungkinan kekambuhan komplikasi (Farrer, 2001).

d) Anak : dikaji untuk mengetahui riwayat anak, jenis kelamin, hidup atau mati, kalau meninggal pada usia berapa dan sebab meninggal, berat badan dan panjang badan waktu lahir (Wiknjosastro, 2006).

e) Riwayat laktasi Dikaji untuk mengetahui berapa lama ibu pernah menyusui, adakah keluhan atau tidak saat menyusui (Wiknjosastro, 2005).

9) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil

a) Nutrisi Dikaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama

hamil apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis makanan, kualitas dan kuantitas makanan, serta berapa banyak ibu minum dalam satu hari. Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II asupan makan dan minum ibu berkurang, ibu mengalami mual dan muntah setelah makan (Manuaba, 2008).

b) Eliminasi Dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB dan BAK pasien

sebelum dan selama hamil, BAB meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau, serta kebiasaan BAK meliputi frekuensi, warna, dan jumlah. Pada kasus hiperemesis gravidarum frekuensi urine berkurang,di akibatkan karena adanya dehidrasi (Manuaba, 2008).

c) Aktifitas Dikaji untuk mengetahui pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada

ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II aktivitas menjadi terganggu (Ambarwati&Wulandari, 2008).

d) Istirahat Dikaji untuk mengetahui pola istirahat dan tidur pasien, berapa

lama kebiasaan tidur siang dan tidur malam. Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum kebutuhan istirahat akan berkurang dikarenakan adanya gangguan rasa nyaman ibu mengalami mual dan muntah, ibu dianjurkan untuk bedrest total (Ambarwati&Wulandari, 2008)

e) Seksualitas Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu melakukan hubungan seksual dalam seminggu, ada keluhan atau tidak

(Saifuddin, 2002).

10) Psikososial budaya Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan ibu dalam menjalani

kehamilan ini, dukungan keluarga, jenis kelamin yang diharapkan, kehamilan ini direncanakan atau tidak. Adakah pantangan makanan selama kehamilan, kebiasaan atau adat istiadat dalam kehamilan. Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II yang takut terhadap kehamilan dan persalinaan, takut terhadap tanggung jawab sebagi ibu dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah (Saifuddin, 2002).

11) Penggunaan obat-obatan atau rokok Dikaji untuk mengetahui apakah ibu perokok dan pemakai obat-

obatan selama hamil atau tidak (Farrer, 2002).

b. Data Obyektif Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur

(Nursalam, 2008) meliputi :

1) Pemeriksaan Fisik (a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, lemah atau buruk. Pada hiperemesis gravidarum grade II keadaan umum ibu lemah (Alimul, 2006).

(b) Kesadaran Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah

komposmentis, apatis, somnolen. Pada keadaan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II kesadaran ibu apatis (Alimul, 2006).

(c) Tekanan darah Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi

dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya antara 90/60 – 130/90 mmHg atau peningkatan sistolik tidak lebih dari 30 mmHg dan peningkatan diastolik tidak lebih dari 15 mmHg dari keadaan normal pasien atau paling sedikit pada pengukuran 2 kali berturut-turut pada selisih 1 jam. Pada kasus Hiperemesis Gravidarum grade II tekanan darah terjadi penurunan (Manuaba, 2007).

(d) Suhu Untuk mengetahui suhu badan klien kemungkinan demam atau

febris yang merupakan gejala adanya infeksi yang berdampak pada kehamilan Hiperemesis Gravidarum suhu di ukur dengan menggunakan skala derajat celcius. Batas normal 36,5 –

C (Saifuddin, 2002). Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II keadaan suhu badan mengalami kenaikan dari batas normal karena dehidrasi (Manuaba, 2008).

(e) Nadi Untuk mengetahui denyut nadi pasien yang di hitung dalam 1

menit, denyut nadi normal adalah 70x/menit sampai 88x/menit (Saifuddin, 2002). Nadi pada hiperemesis gravidarum grade II sekitar 100 kali permenit (Mansjoer, 2002).

(f) Respirasi Untuk mengetahui frekuensi pernapasan yang di hitung dalam

1 menit, respirasi normal adalah 12x/menit sampai 20x/menit. Pada kasus hiperemesis gravidarum grade II pernafasan akan lebih cepat (Saifuddin, 2002).

(g) Berat badan Untuk mengetahui status gizi ibu, berat badan ibu hamil

bertambah 0,5 kg per minggu, bila kurang perhatikan apakah ada malnutrisi, malabsorbsi, atau pemakaian alkohol, obat- obatan, atau rokok. Sebaliknya, bila lebih dari 0,5 kg, bertambah 0,5 kg per minggu, bila kurang perhatikan apakah ada malnutrisi, malabsorbsi, atau pemakaian alkohol, obat- obatan, atau rokok. Sebaliknya, bila lebih dari 0,5 kg,

(h) Tinggi badan Untuk mengetahui tinggi badan pasien (Mansjoer, 2002). (i) LILA Untuk mengetahui status gizi ibu hamil,dengan batas lingkar

lengan normal, yaitu 23,5 cm (Wiknjosastro, 2006).

2) Pemeriksaan sistematis

a) Inspeksi (1) Kepala, meliputi :

(a) Rambut

Untuk mengetahui rambut rontok atau tidak, menilai warnanya, kelebatan, dan karakteristik rambut (Alimul, 2006).

(b) Muka

Untuk mengetahui apakah simetris atau tidak (Alimul, 2006). Muka pucat atau tidak, ada oedem dan cloasma gravidarum atau tidak. Pada ibu hamil hiperemesis

gravidarum grade II muka terlihat pucat

(Wiknjosastro, 2005).

(c) Mata

Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, keadaan conjungtiva pucat atau merah muda, warna sclera putih atau kuning, mata cekung atau tidak. Pada ibu hamil hiperemesis gravidarum grade II mata terlihat cekung, mata ikterik (Alimul, 2006).

(d) Hidung

Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak (Alimul, 2006).

(e) Telinga

Untuk mengetahui keadaan telinga simetris atau tidak, ada serumen atau tidak (Alimul, 2006).

(f) Mulut

Untuk mengetahui keadaan mulut adakah caries, bersih atau tidak, keadaan bibir kering atau tidak, lidah kotor dan berbau aseton atau tidak. Pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum grade II mulut berbau aseton, lidah kering (Alimul, 2006).

(2) Leher Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar gondok atau

pembesaran kelenjar limfe (Alimul, 2006). (3) Dada dan Axilla

Untuk mengetahui keadaan payudara membesar atau tidak, putting susu menonjol atau tidak, areola hiperpigmentasi atau tidak, keadaan axilla ada benjolan dan nyeri atau tidak (Farrer, 2002).

(4) Abdomen Untuk mengetahui adanya pembesaran abdomen atau perut,

adanya jaringan parut, luka bekas operasi dan pergerakan janin (Farrer, 2002).

(5) Genetalia Untuk mengetahui adanya varices atau tidak, mengetahui

apakah ada pembengkakan kelenjar bartolini, mengetahui pengeluaran yaitu perdarahan dan flour albus (Wiknjosastro, 2005)

(6) Anus Adanya haemoroid atau tidak adanya varices atau tidak

(Wiknjosastro, 2005) (7) Ekstremitas

Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak, adanya varices, reflek patella positif atau negatif, betis merah lembek atau keras (Wiknjosastro, 2005).

(8) Kulit Untuk mengetahui turgor kulit berkurang. Pada kasus

hiperemesis gravidarum grade II turgor kulit berkurang (Mansjoer, 2002).

b) Palpasi Menurut Manuaba (2007), yaitu :

(1) Leopold I : untuk menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus serta konsistensi uterus.

(2) Leopold II : untuk menentukan bagian kanan dan kiri pada

perut ibu.

(3) Leopold III : untuk mengetahui bagian apa yang terdapat di bagian bawah perut dan apakah bagian bawah tersebut sudah atau belum masuk pintu atas

panggul.

(4) Leopold IV : untuk mengetahui seberapa masuknya bagian bawah janin ke dalam rongga panggul.

c) Auskultasi Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya DJJ karena

merupakan tanda pasti kehamilan. Terdengarnya DJJ menunjukkan bahwa janin dalam keadaan hidup (Manuaba, 2007).

3) Pemeriksaan penunjang Untuk menegakkan diagnosa dari pemeriksaan fisik, pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II pemeriksaan yang dilakukan :

Elektrolit darah dan Urinalisis. Pada kasus Hiperemesis Gravidarum Grade II urine terdapat aseton (Mansjoer, 2002).

Langkah II : Interpretasi Data

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik (Varney, 2004).