6
Diki Fahrudin Aditiansyah, 2014 Fenomena Kesantunan Berbahasa Dalam Acara Indonesia Lawyers Club Di TV One
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tanggal 13 Maret 2012, 2 pelanggaran terhadap prinsip kesantunan pada data tuturan dalam acara Indonesia Lawyers Club, dan 2 mengemukakan tuturan
yang termasuk ke dalam tindakan mengancam wajah atau face threatening act dari acara Indonesia Lawyers Club di Tv One tersebut. Kemudian, teori yang akan
digunakan dalam meneliti fenomena tersebut adalah kajian pragmatik melalui teori kesantunan berbahasa yang digagas oleh Brown dan Levinson.
1.2.3 Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah dalam penelitian ini. 1
Apakah tuturan dalam acara Indonesia Lawyers Club di Tv One melanggar prinsip kesantunan?
2 Bagaimana realisasi tindakan mengancam wajah pada tuturan dalam acara
Indonesia Lawyers Club di Tv One?
1.3 Tujuan Penelitian
Berikut hal-hal yang ingin diketahui sebagai tujuan dari penelitian ini. 1
Tuturan dalam acara Indonesia Lawyers Club di Tv One yang melanggar prinsip kesantunan.
2 Tindakan mengancam wajah pada tuturan dalam acara Indonesia Lawyers
Club di Tv One.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bersifat praktis yaitu
sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoretis
Berikut manfaat secara toeretis dari penelitian ini. 1
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah pengetahuan dalam hal penggunaan bahasa, terlebih memberi pengetahuan mengenai teori-
teori pragmatik, serta cara pengaplikasian teori-teori tersebut terhadap permasalahan kebahasaan di lapangan.
7
Diki Fahrudin Aditiansyah, 2014 Fenomena Kesantunan Berbahasa Dalam Acara Indonesia Lawyers Club Di TV One
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengungkap prinsip kesantunan
berbahasa dari teori yang terdapat dalam disiplin ilmu pragmatik.
1.4.2 Manfaat Praktis
Berikut manfaat secara praktis dari penelitian ini. 1
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai kondisi kesantunan berbahasa para politisi, pengacara dan pejabat lainnya di
Indonesia. 2
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai rujukan dalam proses penyusunan bahan ajar atau karya tulis ilmiah serta dapat memberikan tuntunan bagi
masyarakat dalam upaya mengeksplorasi kesantunan berbahasa seseorang.
1.5 Asumsi Penelitian
Setiap tuturan selalu berorientasi pada tujuan. Dalam hal ini, prinsip kesantunan berbahasa yang dimiliki oleh para politisi, pengacara dan peserta
lainnya dalam acara ILC tersebut untuk menjaga kutub wajah negatif dan positifnya dari tindakan mengancam wajah.
1.6 Sistematika Penulisan
Pada bagian ini dipaparkan sistematika penulisan, yaitu sebagai berikut: Bab 1 berisi latar belakang penelitian, masalah identifiksai masalah, batasan
masalah, dan rumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian praktis dan teoretis, serta sistematika penulisan. Bab 2 berisi tinjauan teoretis, seperti teori Pragmatik.
Pada bab 2 juga mengulas ihwal data dan ulasan penelitian terdahulu. Bab 3 berisi metodologi penelitian yang mengulas data dan sumber data, metode
pengumpulan, metode analisis, alur penelitian, definisi operasional, serta instrumen penelitian. Bab 4 berisi deskripsi data dan hasil analisis data. Bab 5
berisi simpulan, saran dan penutup. Di akhir penulisan, terdapat daftar pustaka, lampiran, serta biografi penulis.
Diki Fahrudin Aditiansyah, 2014 Fenomena Kesantunan Berbahasa Dalam Acara Indonesia Lawyers Club Di TV One
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk proses pengumpulan dan penganalisisan data. Sudaryanto 1993: 62
menerangkan bahwa yang dimaksud dengan deskriptif adalah penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan fakta dan fenomena yang memang
secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan sifatnya seperti potret.
Dalam pendeskripsian data-data yang telah dikumpulkan, peneliti melakukannya tanpa mempertimbangkan benar atau salahnya penggunaan bahasa. Hal ini sejalan
dengan pendapat Sudaryanto 1993:62 bahwa perian yang deskriptif itu tidak mempertimbangkan benar salahnya penggunaan bahasa oleh penutur-penuturnya.
Hal tersebut merupakan ciri utama dari penelitian deskriptif. Sementara itu, analisis yang digunakan di dalam penelitian ini adalah
analisis kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami fenomena kebahasaan yang tengah diteliti. Oleh sebab itu, analisis kualitatif berfokus pada
penunjukan makna, deskripsi, penjernihan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing dan sering kali melukiskannya dalam bentuk kata-kata daripada
angka-angka Mahsun, 2007: 257. Peneliti memilih metode deskriftif kualitatif ini untuk mengatasi
permasalahan penggunaan bahasa dalam masyarakat yang terus bermunculan. Agar tujuan masalah dalam penelitian ini tersampaikan dengan baik, maka peneliti
melibatkan disiplin ilmu yang mutlak diperlukan. Metode ini pun sangat cocok dengan data yang akan diteliti karena data tidak berupa angka tetapi berupa
tuturan atau pernyataan-pernyataan seperti dalam penggunaan bahasa yang selalu terkait dengan konteks pemakaiannya. Oleh karena itu, pengkajian masalah ini
akan menggunakan metode deskriftif kualitatif.