BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kandungan daun jati belanda Guazuma ulmifolia Lamk. antara lain tanin dan musilago Suharmiati dan Herti, 2003. Tanin bersifat sebagai astringen.
Musilago bersifat sangat hidrofilik dan mampu menangkap air untuk membentuk gel. Karena sifatnya sebagai water trapping ini, musilago berfungsi sebagai bulk laxative
pembentuk masa fases Utomo, 2008. Tanin adalah suatu senyawa fenol dengan berat molekul besar yang tediri dari
gugus hidroksi dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromolekul.
Senyawa tanin dibedakan menjadi dua macam, tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis. Senyawa tanin terkondensasi dan tanin terhidrolisis terdapat dalam
tanaman, tetapi yang paling dominan terdapat dalam tumbuhan adalah tanin terkondensasi
Ummah, 2010. Tanin bersifat sebagai astringen, yaitu suatu efek mengecilkan pori-pori permukaan usus sehingga mengurangi absorbsi pada permukaan usus.
Tanaman jati belanda Guazuma ulmifolia Lamk. mempunyai efek antidiare, astringen, dan menguruskan badan Arief, 2005. Sediaan daun jati belanda yang
tersedia di pasaran berupa simplisia kering untuk disedu, kapsul dan tablet, dari sediaan yang ada sediaan kapsul yang dapat manutupi rasa pahit dari daun jati
belanda. Salah satu sediaan yang dapat dibuat untuk menutupi rasa pahit dari daun
jati belanda adalah dengan dibuat tablet hisap. Pembuatan formulasi ini diharapkan dapat diterima masyarakat karena kemudahan dalam penyimpanan dan kepraktisan
dalam penggunaan. Pembuatan formulasi tablet hisap ekstrak daun jati belanda adalah dengan
metode granulasi basah, dengan menggunakan kombinasi pulvis gum arabicum dan manitol dengan menggunakan metode factorial design. Metode factorial design
digunakan untuk mengetahui prediksi daerah optimum dari tablet hisap yang dibuat. Pemilihan PGA sebagai bahan pengikat didasarkan pada efektifitas dan
efisiensi sebagai bahan tambahan dalam proses pembuatan tablet hisap. Pulvis gummi arabicum memiliki sifat tidak berbau dan hampir larut sempurna dalam dua bagian
botol air Anonim, 1979. PGA terutama digunakan untuk pemakaian oral dan topikal dalam formulasi sediaan suspensi dan emulsi dan sering dikombinasikan dengan
tragakan, biasanya juga digunakan pada preparasi pada pastillez dan tablet hisap, dan digunakan sebagai pengikat tablet, dapat juga digunakan untuk membuat tablet
dengan waktu hancur yang panjang. PGA biasanya digunakan pada produk kosmetik, kembang gula, produk makanan, sedangkan dipilihnya manitol sebagai bahan pengisi
dikarenakan sifat manitol yang tidak higroskopis, sehingga dapat digunakan pada formulasi dengan kondisi lembab. Manitol juga dapat digunakan pada pembuatan
tablet dengan metode kompres langsung Rowe dkk, 2009. Metode factorial desaing digunakan untuk mengetahui efek dari dua faktor
atau lebih dan dari metode ini dapat diperoleh prediksi daerah optimum dari tablet yang dibuat.
B. Perumusan Masalah