Dea Radea, 2014 Analisis Perbandingan Tingkat Kepercayaan Diri Dan Agresivitas Antara Atlit Pencak Silat
Kategori Tanding Tunggal Ganda Dan Regu Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pencak silat merupakan hasil karya budaya bangsa Indonesia yang telah dikembangkan secara turun temurun hingga mencapai bentuknya
seperti sekarang ini. Definisi Pencak silat seperti yang tertera dalam PB IPSI
1997 bahwa : “pencak silat kegiatan jasmani yang dilandasi semangat juang melawan diri sendiri kepribadian disesuaikan dengan
azas dan norma kehidupan sebagai olahraga beladiri dari orang lain dengan kemampuan jiwa pendekar”. Pada hakikatnya pencak silat
merupakan perpaduan antara kerohanian, akal, kehendak, dan kesadaran kodrat manusia sebagai mahkluk hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Oleh karena itu pencak silat dapat berfungsi sebagai ; seni, beladiri, pendidikan ahklak serta olahraga prestasi. Di lihat dari fungsinya sebagai
olahraga seni dan prestasi, olahraga pencak silat ini masuk dalam kategori cabang olahraga beladiri yang dipertandingkan pada event-event resmi
seperti ; PON, POPNAS, POMNAS, SEA GAMES, dan Kejuaraan Dunia Single event.
Dalam perkembangannya pencak silat saat ini tidak hanya untuk bela diri tetapi juga sebagai olahraga karena pencak silat merupakan
cabang olahraga yang sangat populer di indonesia. Pencak silat termasuk salah satu cabang olahraga perorangan yang memperebutkan sebanyak 21
dua puluh satu medali emas, didalamnya terdiri dari dua kategori yakni ; kategori tanding dan kategori tunggal, ganda dan regu TGR. Kategori
tanding dulu dikenal dengan istilah pencak silat olahraga, kemudian menjadi wiralaga dan sekarang menjadi kategori tanding. Sedangkan
nomor seni meliputi ; kategori tunggal, ganda, dan regu. Dulu dikenal dengan istilah pencak silat seni, kemudian menjadi wiragana seni silat
tunggal, wirasanggha seni silat berpasangan, dan wiraloka seni silat
Dea Radea, 2014 Analisis Perbandingan Tingkat Kepercayaan Diri Dan Agresivitas Antara Atlit Pencak Silat
Kategori Tanding Tunggal Ganda Dan Regu Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
beregu. Akan tetapi sekarang lebih dikenal dengan istilah kategori TGR Tunggal, Ganda, dan Regu.
Meskipun pada dasarnya pencak silat merupakan ilmu untuk mempertahankan dan membela diri namun didalamya mengandung
berbagai bentuk kekerasan fisik yang dapat melukai lawan. Seperti yang diungkapkan Cretty berkah Sanjaya,2012:19 dalam Eki 2013
mengatakan bahwa ‘olahraga kontak fisik baik pria maupun wanita lebih berkeinginan berperilaku agresif di bandingkan olahraga bukan kontak
fisik’. Sikap agresivitas timbul ketika seseorang mengalami suatu kondisi emosi tertentu, yang sering terlihat adalah emosi marah. Perasaan marah
berlanjut pada keinginan untuk melampiaskannya dalam bentuk tertentu dan pada objek tertentu. Seperti yang diungkapkan Segal 1999, dalam
Andini dkk 2014:18 ”Marah adalah sebuah pernyataan yang disimpulkan
dari perasaan yang ditunjukkan yang sering disertai dengan konflik atau frustasi”. Teori agresi juga diungkapkan oleh Baron Bunker, 1985 dalam
Andini 2014 definisi agresi “Beberapa bentuk dari perilaku langsung
kearah tujuan merugikan atau melukai hidup orang lain yang dimotivasikan untuk menghindari perlakuan seperti i
tu”. Pada kenyataannya, didalam pertandingan pencak silat tidak semua
kategori melakukan kontak fisik dengan lawannya. Beberapa kategori tersebut merupakan kategori dimana atlit bersaing memperagakan seni dari
jurus-jurus pencak sebaik mungkin. Oleh karena itu sikap agresivitas yang dimiliki oleh atlit pencak silat akan memiliki tingkatan yang berbeda
sesuai dengan kategori pertandingannya. Sikap agresivitas sering terjadi pada pertandingan pencak silat kategori tanding dimana dalam
pelaksanaannya atlit saling beradu kontak untuk mengalahkan lawannya dan melindungi dirinya dari serang agresi lawannya. Dalam olahraga
pencak silat, kecenderungan bersikap agresif pada atlit menjadi tingkah laku yang positif dan diperlukan untuk memenangkan sebuah pertandingan
atau mungkin menjadi sebuah tindakan destruktif. Oleh karena itu peran pembinaan dan pelatihan diperlukan untuk mengarahkan atlit bermain
agresif dengan menanamkan pengendalian diri, disiplin, rasa tanggung
Dea Radea, 2014 Analisis Perbandingan Tingkat Kepercayaan Diri Dan Agresivitas Antara Atlit Pencak Silat
Kategori Tanding Tunggal Ganda Dan Regu Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
jawab yang besar sehingga atlit tidak khawatir dirinya akan bertindak destruktif dan merugikan lawan. Sama seperti kategori tanding, didalam
pencak silat kategori tunggal, ganda dan regu sikap agresi juga diperlukan karena sikap agresivitas merupakan bentuk ekspresi dari rasa semangat
dan juga percaya diri yang tinggi dalam upaya mencapai prestasi. Faktor psikologi lain yang dibutuhkan oleh atlit pencak silat adalah
Kepercayaan diri. seperti yang diungkapkan Gunarsa dkk 1996 bahwa “Atlet yang mempunyai kondisi fisik yang bagus dan prima belum tentu
menghasilkan prestasi yang gemilang kalau tidak didukung oleh mental ataupun kondisi psikis yang baik”. Oleh karena itu kepercayaan diri sangat
dibutuhkan . Selain itu pentingnya kepercayaan diri juga di ungkapkan oleh Matsuda Santosa, 2005 dalam Fitri 2006:56 yang berpendapat
bahwa: “untuk dapat berprestasi atlet perlu dipersiapkan mentalnya agar
mereka mampu mengatasi ketegangan yang sering dihadapinya baik pada saat berlatih berat maupun pada saat berkompetisi”. Kepercayaan diri
dapat menimbulkan suatu penampilan yang sesuai dengan apa yang kita inginkan sebagaimana dijelaskan menurut para ahli psikologi olahraga
telah memberikan definisi mengenai percaya diri Weinberg 1995: 81 dalam Diki 2014 berpendapat bahwa:
“Confidence as the belief that you can successfully perform a desaired behavior
.” Esensi percaya diri adalah kepercayaan bahwa diri anda bisa menampilkan keberhasilan sesuai dengan
perilaku yang diinginkan. Kepercayaan diri sangat berpengaruh dalam kemampuan apa yang atlet miliki untuk mencapai
keberhasilan.
Peran kepercayaan diri bagi atlit pencak silat sangat membatu dalam mencapai prestasi maksimal karena kepercayaan diri dapat
menghilangkan sifat negatif seperti merasa cemas, tegang, memandangan lawan lebih hebat, lebih berpengalaman dan juga fesimi bahwa dirinya
tidak mampu. Seperti halnya didalam kategori tanding, kepercayaan diri dibutuhkan untuk mengeluarkan kemampuan sepenuhnya dalam
menghadapi lawan. Namun kepercayaan diri yang terlalu tinggi juga dapat
Dea Radea, 2014 Analisis Perbandingan Tingkat Kepercayaan Diri Dan Agresivitas Antara Atlit Pencak Silat
Kategori Tanding Tunggal Ganda Dan Regu Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
menimbulkan perasaan memandang lemah lawan atau meremehkan lawan yang dapat berdampak kepanikan ketika menyadari kemampuan lawan
yang memang harus diperhitungkan. Didalam kategori tunggal kepercayaan diri mempengaruhi seberapa baik atlit dapat memperagakan
jurus tunggal dengan benar, tepat dan mantap. Berbeda halnya dengan kategori tanding, kategori tunggal merupakan kategori seni dimana
semakin tinggi tingkat kepercayaan diri maka semakin besar pula kesempatan atlit untuk mengeluarkan kemampuannya tanpa adanya
gangguan secara langsung maupun tidak langsung dari lawan. Sama halnya dengan kategori tunggal, kategori ganda dan regu merupakan
kategori seni yang harus memilik tingkat kepercayaan diri yang baik. Namun karena jumlah untuk kategori ganda adalah dua orang dan regu
tiga orang maka dalam pelaksanaannya diperlukan tingkat kepercayaan diri yang seimbang supaya terjadi keselarasan gerak.
Jika dilihat dari penjelasan diatas bahwa kepercayaan diri dan agresifitas penting dimiliki atlit pencak silat. Selain itu dengan adanya
perbedaan karakteristik dalam kategori pencak silat maka peneliti bermaksud untuk mengkaji dengan seksama mengenai gambaran dan
perbandingan tingkat kepercayaan diri dan agresifitas atlit pencak silat dengan melakukan penelitian yang diberi
judul “Analisis Perbandingan Tingkat Kepercayaan Diri Dan Agresivitas Antara Atlit Pencak Silat
Kategori Tanding Tunggal Ganda Dan Regu Kota Bandung ” studi
deskriftif komparatif pada atlit pencak silat kategori tanding, tunggal, ganda dan regu di kota bandung.
B. Rumusan Masalah Penelitian