TeknikA 85
PEMBANGUNAN BASIS DATA SISTEM INFORMASI NAGARI DAN RENCANA TATARUANG NAGARI
Masril Syukur
Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang
ABSTRAK
Perbincangan tentang kembali ke Nagari yang merupakan sistem pemerintahan terkecil di Sumatera Barat telah banyak sekali dilakukan. Namun sampai saat ini belum ada satu titik terang
yang secara signifikan mampu mengangkat tingkat dan pola kehidupan masyarakat Nagari tersebut. Pemerintah Propinsi Sumatera Barat telah mengakat pula isue ini menjadi salah satu
kegiatan utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM, yaitu “Pembangunan Berbasiskan Nagari”. Bahkan menurut informasi terakhir bagian RPJM tersebut telah menjadi
acuan pula bagi RPJM secara nasional. Namun satu permasalahan yang fundamental adalah bagaimana menterjemahkan konsep tersebut secara nyata dilapangan dan dari mana gerakan
tersebut harus dimulai, agar tidak hanya menjadi sebagai satu wacana saja. Fakultas Teknik Universitas Andalas dengan segala sumberdayanya beberapa tahun terakhir
telah melakukan penelitian dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat tentang pemberdayaan dan pengembangan nagari. Menurut kajian tersebut bahwa untuk kembali ke Nagari maupun
dalam rangka otonomi daerah, harus dimulai dari Pembangunan Sistem Basisdata Nagari secara komprehensip dan terpadu dan kemudian dilanjutkan dengan penyusnan tata ruang nagari dalam
skala mikro. Konsep ini merupakan penerapan Sistem Informasi Geografis SIG Dari kegiatan ini akan dihasilkan satu basisdata yang menggambarkan karakteristik dan potensi Nagari serta
tersusunnya satu dokumnen dan rencana kegiatan Nagari tersebut sesuai karakteristik dan potensinya. Hal ini diyakini merupakan satu kegiatan fundamental yang harus dilakukan dalam
kontek kembali ke Nagari atau pembangunan berbasiskan Nagari. Diharapkan ide dan konsep ini dapat diterapkan di Nagari- Nagari di Provinsi Sumatera Barat
atau atau pada wilayah yang mempunyai karakteristik tertentu. Diharapkan hasil pengembangan basisdata dan sistem informasi berbasis ruang tersebut mampu menjadi pemicu atau sebagai
’stimulan’ bagi nagari-nagari dalam rangka meningkatkan kesejahteran dan kemakmuran masyarakat nagari.
Kata kunci : Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM, Pembangunan Berbasis Nagari,
SIG, Tataruang Nagari
1. Pendahuluan
Nagari merupakan bentuk sistem pemerintahan terkecil yang diberlakukan kembali di Sumatera
Barat. Pada prinsipnya pemerintah Sumatera Barat berharap Nagari dapat dijadikan sebagai pilar
pembangunan yang dapat menggerakkan roda perekonomian mulai dari tingkat paling bawah.
Namun sekarang, terdapat berbagai persoalan dan kendala dalam penerapan kembali kesistem
pemerintahan nagari.
Untuk mencapai tujuan dan harapan pemerintah dalam kembali kepada sistem nagari tersebut, perlu
dilakukan usaha-usaha untuk; memahami kembali sistem nagari, mencermati kondisi sekarang dengan
berbagai pengaruh dan dampak baik faktor internal maupun eksternal, serta mencari landasan
fundamental bagi pemberdayaan dan pengembangan nagari kedepan.
Berdasarkan pemikiran diatas, maka dalam hal ini diajukan satu konsep yang dapat dijadikan
sebagai landasan fundamental bagi pemberdayaan dan pengembangan nagari kedepan, yaitu melalui
pemanfaatan sistem dan teknologi informasi berbasiskan ruang yang dikenal dengan Sistem
Informasi Geografis SIG. Dalam hal ini pengembangan teknologi dan
sistem informasi geografis SIG ditujukan untuk mendapatkan karakteristik dan potensi nagari secara
detil dan valid. Karakteristik dan potensi nagari tersebut disusun dalam satu basisdata nagari secara
terpadu.
2. Permasalahan Dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan Nagari Permasalahan-permasalahan yang muncul dalam
penyelenggaraan pemerintahan semenjak diberlakukan sistem pemerintahan nagari dapat
dikelompokkan sebagai berikut : 1.
Permasalahan penyelenggaraan pemerintahan akibat pengaruh masa lalu; Seperti dijelaskan
pada bagian terdahulu, bahwa pengaruh ini terlihat pada :
-
program-program pembangunan masih didominasi oleh konsep ‘Top-Down’ atau
yang disuapkan dari atas Pemerintah Kabupaten ke bawah Pemerintah Nagari
TeknikA 86
- Kekuasaan Wali Nagari masih terasa dominan
dan hal ini sering berhadapan serta berbenturan dengan kekuasaan kebijakan
penghulu atau kerapatan adat
- Sumber pendanaan utama masih didominasi
dari pemerintah 2.
Kondisi masyarakat ; hal ini dirasakan pada kehidupan sehari-hari yang dijalani masyarakat,
seperti terlihat pada : -
penurunan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan
- berkurangnya pemahaman masyarakat
tentang konsep nagari, terutama tentang hak-hak otonom masyarakat nagari dalam
mengelola aset atau sumberdaya yang ada.
- berkurangnya pemahaman masyarakat
terhadap adat dan budaya Minang yang tergambarkan dalam perilaku kehidupan
sehari-hari dan sekaligus menurunnya kewibawaan ninik mamak atau penghulu
dari anak-kemenakan serta kaumnya.
- kurangnya kemampuan sumberdaya
manusia masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan pembangunan, terutama
berkaitan dengan era teknologi dan informasi serta menyikapi dengan arif
pengaruh globalisasi dan modernisasi.
3. Isue-Isue Dalam Penyelenggaraan Nagari