HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Siklus I KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Alur Penempatan Peserta Turnamen 18 Gambar 2.2. Aturan Permainan TGT 19 Gambar 2.3. Rantai makanan 29 Gambar 2.4. Jaring-jaring makanan 29 Gambar 2.5. Piramida makanan 30 Gambar 2.6. Arus energi 31 Gambar 2.7. Siklus air 31 Gambar 2.8. Grafik perbandingan jumlah produsen, herbivora dan karnivora 32 Gambar 2.9. Tahap-Tahap dalam PTK 35 Gambar 3.1. Rancangan penelitian tindakan kelas dengan model pembelajaran TGT 38 Gambar 4.1 Tingkat Penguasaan Siswa pada Hasil Belajar Siklus I 50 Gambar 4.2. Tingkat Penguasaan Siswa pada Hasil Belajar Siklus II 56 Gambar 4.3. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II 58 Gambar 4.4. Perbandingan Ketuntasan Aktivitas Siklus I dan Siklus II 59 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus Pembelajaran 68 Lampiran 2 RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 70 Lampiran 3 Instrumen Penelitian 78 Lampiran 4 Kunci Jawaban 85 Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa 87 Lampiran 6 Pertanyaan dan Jawaban Tournament 88 Lampiran 7 Tabel Uji Validitas Tes 90 Lampiran 8 Perhitungan Validitas Tes 92 Lampiran 9 Tabel Soal yang Valid yang Dipakai Sebagai Instrumen Penelitian 95 Lampiran 10 Tabel Uji Reliabilitas Tes 97 Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas Tes 99 Lampiran 12 Tabel Tingkat Kesukaran Tes 101 Lampiran 13 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 103 Lampiran 14 Tabel Daya Beda Tes 105 Lampiran 15 Perhitungan Daya Beda Tes 106 Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I 109 Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II 111 Lampiran 18 Perhitungan Persentase Aktivitas Belajar Siswa 113 Lampiran 19 Daftar Nilai Pre-Tes dan Post-Tes Siklus I dan Siklus II 114 Lampiran 20 Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I 115 Lampiran 21 Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II 116 Lampiran 22 Skor Pertandingan Akademik Turnamen Pada Siklus I 117 Lampiran 23 Skor Pertandingan Akademik Turnamen Pada Siklus II 118 Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian 119

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut Depdiknas 2006 dalam Aqib 2008 menyatakan IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan. Di tingkat SMP, diharapkan ada penekanan pembelajaran saling temas Sains, Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakat secara terpadu yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat mutu karya melalui penerapan konsep IPA dan Kompetensi Kerja Ilmiah secara Bijaksana. Pembelajaran IPA masih didominasi oleh penggunaan metode ceramah dan kegiatannya lebih berpusat pada guru. Aktivitas siswa dapat dikatakan hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Guru menjelaskan IPA lainnya sebatas produk dan sedikit proses. Salah satu penyebabnya adalah padatnya materi yang harus dibahas dan diselesaikan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Padahal dalam pembahasan IPA tidak cukup hanya menekankan pada produk, tetapi yang lebih penting adalah proses untuk membuktikan atau mendapatkan suatu teori atau hukum. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik perhatian para siswa. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Sanjaya, 2009. Akan tetapi pada kenyataannya, guru lebih sering menggunakan metode ceramah. Hal ini selain disebabkan oleh berbagai pertimbangan tertentu, juga karena adanya faktor kebiasaan dari guru ataupun siswa. Guru biasanya belum puas manakala dalam proses pengolahan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Sanjaya, 2009. Dalam mempelajari pelajaran yang bersifat sains penggunaan metode konvensional metode ceramah pada saat proses pembelajaran berlangsung tidak relevan untuk mencapai kompetensi tiga ranah kognitif, afektif, psikomotor. Hal ini dikarenakan metode konvensional hanya dapat mengembangkan ranah kognitif saja, sedangkan afektif dan psikomotornya tidak tercapai. Salah satu pelajaran sains adalah Biologi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas VII mata pelajaran IPA Biologi SMP Swasta Pembangunan Galang Alimah Damanik, S.Pd mengatakan bahwa beliau sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dengan menggunakan beberapa metode tersebut seharusnya siswa benar- benar aktif di kelas, tetapi dari hasil pengamatan peneliti siswa masih kurang aktif. Kurang aktif tersebut ditandai dengan banyaknya siswa yang duduk diam, menulis materi jika disuruh, menjawab pertanyaan dengan ragu-ragu. Hanya beberapa siswa yang melakukan aktivitas belajar seperti mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan guru, menulis hal-hal yang penting dari penjelasan materi, melakukan diskusi dengan teman sebangku dalam menjawab pertanyaan dari guru, mengajukan pertanyaan kepada guru, melakukan pengamatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Hal ini membuat nilai rata-rata biologi rendah terlihat dari nilai formatif siswa yang tidak mencapai KKM. Rata- rata nilai siswa adalah 60 ke bawah sedangkan nilai KKM yang seharusnya dicapai siswa adalah 70 dan belum tuntas secara klasikal yaitu 70. Untuk mengantisipasi karakteristik siswa yang demikian perlu usaha peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa dengan tindakan kelas Classroom Action yaitu dengan penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi, memberikan kesibukan yang menarik, menggunakan model reward dan punishment, bersifat terbuka, dan memberikan layanan yang simpatik. Untuk mengatasi masalah tersebut maka ditawarkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Team Games Tournament TGT. Team Games Tournament adalah

Dokumen yang terkait

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 03 BATU PADA BAB SISTEM PENCERNAAN

0 12 1

“EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS VIII SEMESTER GENAP DI SMP NEGERI 9 JEMBER TAHUN PEMBELAJARAN 2006/2007”

0 4 17

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

0 3 12

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

0 3 12

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PENGUASAAN KONSEP PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

0 9 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN

1 7 60

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) BERBANTUAN FACEBOOK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR CAD 2 DIMENSI

0 19 156

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA SISWA KELAS V SDN PATRAKOMALA KOTA BANDUNG

0 0 7

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

1 1 14

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMENT) DENGAN MEDIA MOLYMOD TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA

0 0 8