tangan dalam sebuah pemberitaan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pembingkaian berita antara satu media dengan media lain bisa sangat berbeda.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mengambil judul penelitian sebagai berikut “Konstruksi Pemberitaan KLB PSSI Di Internet”.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konstruksi pemberitaan Kongres Luar Biasa PSSI oleh
portal
kompas.com dan viva.co.id pada Bulan Maret 2013?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui konstruksi pemberitaan Kongres Luar Biasa PSSI dengan menggunakan analisis framing pada dua portal media online kompas.com dan
viva.co.id
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat menjadi sumbangan bagi perkembangan studi ilmu komunikasi
serta penelitian media massa online. 2.
Dapat menambah referensi tentang penelitian analisis framing dan mendorong penelitian dengan kasus yang lain.
E. Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi massa
Komunikasi massa memiliki pengertian banyak dan luas untuk dipahami khalayak. Untuk memahami tentang komunikasi massa maka
harus diingat lagi apa yang menjadi pengertian komunikasi. Ada beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai makna komunikasi, seperti yang
dikemukakan Lasswell yang menjelaskan bahwa komunikasi merupakan siapa berkata apa melalui apa kepada siapa dengan menggunakan media
apa. Disisi lain Osgood dalam Baran, 2013:5 coba mendefinisikan
komunikasi merupakan proses yang berkelanjutan resiprokal, yang mana terjadi sebuah interaksi agar mendapatkan makna dari partisipan atau
interpreter dengan melakukan decoding dan encoding pesan. Sedangkan Carey mengemukakan bahwa komunikasi adalah proses yang melekat
pada kita yang diproduksi dari realitas, diperbaiki dan ditransportasikan dalam kehidupan sehari-hari yang menginformasikan informasi dan
menangkapnya sehingga menghasilkan pesan agar menjadi pondasi atau pedoman kebudayaan bagi kita Baran, 2013:9.
Seperti yang dikemukakan Bittner dalam Rakhmat 2001:188 komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah orang. Gerbner dalam mengemukakan bahwa komunikasi massa merupakan proses produksi dan distribusi berlandaskan
pada teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan serta dimiliki orang dalam masyarakat industri.
Wright dalam Tamburaka 2012:15 mendefinisikan komunikasi massa dalam tiga ciri. Pertama: komunikasi massa diarahkan kepada
audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim. Kedua: pesan-pesan yang disebarkan secara umum sering dijadwalkan untuk bisa mencapai
sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara. Ketiga: komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam
sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya besar.
Komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Unsur-unsur penting dalam komunikasi massa meliputi komunikator, media massa, informasi
pesan massa, gatekeeper, khalayak publik, dan umpan balik Tamburaka, 2012: 15.
Sedangkan menurut Karlinah dalam Ardianto 2004:23 menyebut fungsi komunikasi massa secara khusus yaitu fungsi meyakinkan, fungsi
menganugerahkan status, fungsi membius, fungsi menciptakan rasa kebersatuan, dan fungsi privatisasi.
Dalam melaksanakan proses komunikasi massa dibutuhkan saluran-saluran atau media untuk menyalurkan pesan yaitu media masssa.
Menurut Biagi 2010:11, ada delapan jenis usaha media massa. Media
tersebut diantaranya: a. Buku,b. Surat kabar, c. Majalah , d. Rekaman ,e. Radio, f. Film, g. Televisi ,dan h. internet
2. Internet sebagai media baru
Manusia sekarang hidup dalam era perkembangan media massa yang begitu cepat. Jaman dahulu abad ke-17 muncul surat kabar yang
kemudian digunakan sebagai media massa, kemudian radio pada abad ke- 19 dan televisi di abad ke-20. Pada abad ke -20 juga muncullah internet
sebagai media massa bentuk baru new media. Internet menjadi penyebab munculnya produk media baru dan persaingan baru dalam bisnis media
Biagi,2010:231 Menurut Biagi 2010:231, internet sebenarnya merupakan
kombinasi dari ribuan jaringan komputer yang mengirim dan menerima data dari seluruh dunia. Menurut Laquey dalam Ardianto 2007:140,
Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang dapat menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Faktor yang membedakan
internet dengan media komunikasi lainnya yaitu tingkat interaksi dan kecepatan yang dapat dinikmati pengguna untuk menyiarkan pesan.
Melalui internet, informasi dapat disampaikan secara efektif serta tak terbatas letak geografis suatu negara. Internet memiliki peran penting bagi
masyarakat karena pesan yang disampaikan cepat diterima oleh masyarakat Severin dan Tankard, 2011:7.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, maka berkembang pulalah media massa. Dengan kemudahan aksesnya media massa online
mulai mengambil hati masyarakat. Media massa online merupakan media massa yang tersaji dalam bentuk online di situs web intenet. Media massa
online adalah media massa generasi ketiga setelah media cetak printed media koran, majalah, tabloid dan media elektronik electronic media
seperti radio, televisi Romli, 2012:11. Media online atau new media merupakan media yang tersaji secara
online di situs web internet. Hal baru yang tersaji pada new media yaitu akses informasi kapanpun dan dimanapun diseluruh dunia, selama
memiliki perangkat
dengan koneksi
internet Romli,2012:13.
Kompas.com dan Viva.co.id merupakan beberapa contoh website yang khusus menampilkan konten-konten berita dan peristiwa yang terdiri dari
bermacam kategori, biasanya disebut juga portal berita. Media massa online menyajikan karakteristik dan keuntungan
dibanding media massa konvensional. Beberapa diantaranya ialah Multimedia yaitu dapat memuat atau menyajikan berita dalam bentuk teks,
audio, video, grafis, dan gambar secara bersamaan. Aktualitas yaitu info yang disajikan aktual atau terkini karena kemudahan dan kecepatan
penyajiannya. Cepat yaitu saat itu diupload, langsung dapat diakses semua orang. Update yaitu update informasi dapat dilakukan cepat dari sisi
konten maupun redaksional, tidak ada ralat seperti pada media cetak. Fleksibilitas yaitu pemuatan dan editing naskah kapan dan dimana saja.
Luas yaitu menjangkau seluruh dunia yang memiliki akses internet. Terdokumentasi yaitu informasi tersimpan dalam arsip dan bisa dicari
melalui fasilitas cari dan link terkait. Hyperlinked yaitu informasi yang tersaji terhubung dengan link lain yang berkaitan Romli, 2012:33.
Jurnalistik media online dalam menyampaikan informasi tidak mengenal waktu deadline. Ini berbeda dengan media cetak yang
memberikan ralat berita pada edisi esok hari, sebab setiap detik bisa muncul update untuk menambal kekurangan berita sebelumnya. Disisi lain
jurnalistik online dalam mengemas sebuah kasus yang terjadi pada masyarakat terdapat berbagai format antara jurnalis dan masyarakat dan
menggabungkan dengan media lain. Dari segi konten penyampaian informasi pada media online terletak pada halaman dan kategori yang
mana terletak pada sisi topik dan informasi Romli, 2012:34 3.
Framing Sebagai Teknik Analisis Framing merupakan pendekatan untuk melihat bagaimana sebuah
realitas dibentuk dan dikonstruksi oleh media Eriyanto, 2002:76. Fakta dirangkai dan dimaknai, lalu ditafsirkan oleh peneliti. Melalui penafsiran
akan diperoleh makna yang implisit makna yang tidak terlihat dalam sebuah teks. Teks adalah segala sesuatu yang tertulis. Teks juga dapat
diartikan seperangkat tanda yang ditransmisikan dari pengirim kepada penerima melalui medium dan menggunakan kode-kode tertentu. Sobur,
2001: 53. Teks sebenarnya bukan bertujuan mencatat sesuatu, tetapi untuk
menyampaikan sesuatu kepada khalayak. Sebagai hasil konstruksi dari suatu realitas, teks menggunakan tanda untuk merepresentasikan sebuah
peristiwa, kasus atau objek tertentu. Dalam konteks framing, teks berita mengandung sejumlah perangkat retoris yang akan berinteraksi dengan
memori khalayak dalam proses konstruksi makna Sobur,2001:186. Analisis Framing digunakan untuk melihat hubungan antara berita
dan ideologi, yakni proses atau mekanisme mengenai bagaimana berita membangun,
mempertahankan, memproduksi,
mengubah dan
meruntuhkan ideologi. Teks berita dikonstruksi dan dimaknai sedemikian rupa dengan makna tertentu. Hasilnya isi sebuah berita yang memihak
pada sisi tertentu. Ada dua aspek dalam framing. Pertama, memilih faktarealitas.
Dalam memilih fakta ada kemungkinan berita tersebut dipilih atau dibuang. Dilakukan juga penekanan aspek tertentu. Dengan memilih sudut
pandang tertentu, memilih fakta tertentu, serta melupakan aspek lainnya. Maka, konstruksi atas sebuah peristiwa berbeda satu sama lain. Kedua,
menuliskan fakta. Proses yang berhubungan dengan penyajian fakta yang dipilih pada khalayak. Beberapa aspek ditonjolkan untuk mendapatkan
perhatian dibanding aspek lain. Realitas yang menonjol ada kemungkinan lebih besar diperhatikan dan mempengaruhi khalayak dalam memahami
sebuah realitas Eriyanto, 82: 2002. Sebuah informasi akan lebih diperhatikan, lebih bermakna, dan
berkesan bila dilakukan sebuah penonjolan. Penonjolan mempertinggi probabilitas penerima dalam memahami informasi, melihat makna lebih
tajam, lalu memprosesnya dan menyimpannya dalam ingatan. Informasi
dari teks dibuat lebih menonjol dengan cara penempatannya atau mengasosiasikan dengan simbol-simbol budaya yang sudah dikenal.
Tingkat penonjolan teks dapat mempengaruhi ide yang memberi pedoman seseorang menerima informasi Sobur,2001:164.
Menurut Siahaan dalam Sobur 2001: 164 framing memiliki andil yang penting bagi komunikasi politik. Frames, menuntut memberikan
perhatian pada beberapa aspek dari realitas. Dengan jalan mengabaikan elemen-elemen lainnya, dapat berpotensi memunculkan reaksi berbeda
sebuah berita. Politisi bersama jurnalis membangun frame berita. Framing memainkan peran dalam menonjolkan kekuasaan politik dan berita
merupakan bukti akan kekuasaan yang tercetak. Hal tersebut menunjukkan identitas para aktor yang berkompetisi untuk mendominasi teks.
1. Kepemilikan Media
Media menurut Tamburaka 2012:9 merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Hal
itu berarti media massa merupakan sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan menyebarkan informasi secara massal yang
dapat diakses secara luas oleh masyarakat. Informasi yang disampaikan menjadi milik publik bukan informasi yang ditujukan pada masing-masing
indvidu. Perkembangan media pada jaman sekarang cenderung berpusat
pada kepemilikan media. Media dikuasai oleh segelintir orang saja konglomerasi media. Hal ini mengubah wajah media yang bebas dan
berorientasi ke publik menjadi media yang berorientasi pada tokoh atau golongan.
Dapat diambil contoh media online viva.co.id. Viva.co.id merupakan portal berita yang berafiliasi dengan Group Bakrie, jadi dalam
pemberitaannya lebih condong membela kepentingan Group Bakrie. Portal berita milik Group Bakrie itu menyebut semburan lumpur sebagai lumpur
Sidoarjo, bukan lumpur Lapindo. Di saat yang hampir bersamaan pula portal berita itu menampilkan pendapat pakar geologi Rusia yang
menyatakan semburan lumpur bukan akibat pengeboran. Liputan khusus terhadap pakar Rusia juga ditampilkan secara audio-visual di portal
viva.co.id. Sedangkan pendapat ahli menyatakan bahwa itu disebabkan oleh kesalahan pengeboran tidak diliput Cahyadi,2012:16.
Ketika media berita telah menjadi bagian dari sebuah konglomerasi, kredibilitas media kemudian dapat dipertanyakan. Hal
tersebut dapat terjadi ketika media mengulas produk-produk yang dihasilkan dan didistribusikan oleh cabang perusahaan itu sendiri. Sisi
objektif dan sisi kritis sebuah media menjadi dapat dipertanyakan ketika bekerja untuk cabang perusahaan yang lain. Kepemilikan media
menentukan kontrol media yang pada gilirannya menentukan isi media Severin Tankard,2011:437.
Menurut Maryadi 2011:1 mengenai akibat yang ditimbulkan konglomerasi media, ada lima hal yang berbahaya dari sebuah
konglomerasi media yaitu:
a. Terjadinya pemusatan bisnis media yang mengarah pada persaingan
yang tidak sehat menyangkut konten siaranpemberitaan pers, sekaligus mendorong pelanggaran kode etik jurnalistik dan kode
perilaku wartawan b.
Slogan “dari publik, oleh publik, untuk publik” berubah menjadi “dari pebisnis, oleh buruh media, untuk kepentingan ekonomi”
c. Tiadanya keberagaman kepemilikan diversity of ownership dan
keberagaman isi siaran diversity of content yang membuat penyeragaman opini publik
d. Bahaya Pemusatan Kepemilikan Media tidak bisa dicegah melalui UU
Anti Monopoli Nomor 5 tahun 1999 dan UU Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 melainkan harus dikendalikan oleh UU itu
sendiri UU Pers dan UU Penyiaran e.
Penyeragaman opini dan kekuatan bisnis-politik oleh kekuatan media yang terlalu dominan yang mengancam kebebasan pers dan
demokratisasi media. 2.
Konstruksi Sosial Realitas Analisis Framing termasuk dalam paradigma konstruksionis.
Paradigma ini mempunyai posisi dan pandangan tersendiri terhadap media dan teks berita yang dihasilkannya Eriyanto,2001:15. Seperti yang
diungkapkan Berger dalam Eriyanto 2001:18, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah, ia dibentuk dan dikonstruksi. Berdasarkan latar belakang
yang berbeda-beda dan kemampuan yang berbeda-beda, setiap individu
mempunyai level tertentu penafsiran dan pemahaman dalam menilai sebuah realitas.
Dalam pandangan konstruksionis, media adalah subjek yang mengkonstruksi realitas. Media dipandang sebagai agen konstruksi sosial
yang mendefinisikan realitas. Sebenarnya, media bukan melakukan penyajian sebuah realitas dalam bentuk berita. Media hanya ikut
merekonstruksi sebuah realitas dalam sebuah berita. Media massa secara aktif mengatur frame acuan yang digunakan pembaca untuk menafsirkan
peristiwa publik. Proses konstruksi realitas pada dasarnya merupakan suatu upaya
untuk menceritakan sebuah peristiwa atau kejadian yang berkaitan dengan politik merupakan suatu usaha mengkonstruksi realitas. Namun konstruksi
media itu sendiri terbentuk dari wartawan yang melihat sebuah kejadian dimasyarakat dengan apa yang sebenarnya terjadi dan bukan merupakan
sebuah rekayasa, karena dalam menulis sebuah realitas wartawan mempunyai sikap yang berimbang. Sikap berimbang tersebut meliputi 1,
netral yang mana berita yang ditulis itu dengan realitas dan tidak memihak pada salah satu pihak. 2, objektif sikap ini dimana wartawan dalam
menyampaikan sebuah berita tidak menyertakan pendapat pribadi dalam sebuah berita Eriyanto,2002:30.
Media massa bukan sarana informasi yang menyampaikan berita secara aktual baru dan faktual apa adanya, tetapi lebih dari itu mereka
mencoba membangun suatu nilai dalam pikiran kita. Hall dalam
Tamburaka 85:2012 menilai bahwa media massa yang menentukan pembingkaian melalui pemilihan kata-kata tertentu. Fakta yang dilaporkan
oleh jurnalis kepada pembaca sebenarnya bukanlah fakta yang sesungguhnya karena jurnalis itu melalui strategi pembingkaiannya telah
mengkonstruksi fakta yang dilihatnya, melalui kategori dan ideologinya. Esensi kegiatan menulis berita adalah melaporkan seluk beluk
suatu peristiwa yang telah, sedang atau akan terjadi. Berita ditulis sebagai rekonstruksi tertulis dari apa yang terjadi Siregar,1998:19. Jadi kegiatan
menulis berita adalah merekonstruksi lagi secara tertulis suatu peristiwa yang dialami, didengar, dilihat oleh individu atau sekelompok orang.
Menurut Eriyanto 2002:119 berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan menyortir memilah-milah dan menentukan peristiwa
dan tema tertentu dalam satu kategori tertentu. Ada banyak peristiwa yang terjadi pada tiap detiknya, dan semua itu sangat potensial sebagai bahan
berita. Peristiwa tidak langsung menjadi berita karena ada syarat-syarat dan batasan-batasan tertentu yang dikategorikan berita dan bukan berita.
F. Metodologi penelitian