Penggunaan Pupuk Organik Cair Untuk Mengurangi Dosis Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Padi Sawah (Oryza sativa L.)

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK
MENGURANGI DOSIS PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK
PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

YUSEFFA AMILIA
A24069002

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

RINGKASAN
YUSEFFA AMILIA. Penggunaan Pupuk Organik Cair Untuk
Mengurangi Dosis Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Padi
Sawah (Oryza sativa L.) (Dibimbing oleh SUGIYANTA).
Semakin tingginya aplikasi pupuk anorganik tanpa pengembalian bahan
organik ke tanah mengakibatkan keseimbangan dan ketersediaan hara tanah
terganggu. Tingginya harga pupuk, ketersediaan yang terbatas, dan efisiensi
pemupukan


yang

rendah

mengakibatkan

pemupukan

tidak

lagi

nyata

meningkatkan hasil. Permasalahan tersebut memerlukan penyelesaian terutama
berhubungan dengan aplikasi pupuk organik cair untuk meningkatkan
ketersediaan, kecukupan, dan efisiensi serapan hara bagi tanaman padi sawah,
oleh karena itu pupuk organik cair perlu diuji. Percobaan ini dilakukan untuk
mempelajari pengaruh pengurangan dosis pupuk anorganik dengan aplikasi pupuk
organik cair pada padi sawah. Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede

Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor pada bulan Oktober 2009 – Februari
2010.
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT) satu faktor dengan tiga ulangan. Masing-masing perlakuan
merupakan kombinasi dosis dan jenis pupuk. Terdapat 11 kombinasi perlakuan
yaitu perlakuan 100 % dosis NPK (P1), perlakuan 100 % dosis NPK + 50 % dosis
POC I (P2), perlakuan 100 % dosis NPK + 75 % dosis POC I (P3), perlakuan 100
% dosis NPK + 100 % dosis POC I (P4), perlakuan 75 % dosis NPK + 100 %
dosis POC I (P5), perlakuan 50 % dosis NPK + 100 % dosis POC I (P6),
perlakuan 100 % dosis NPK + 50 % dosis POC II (P7), perlakuan 100 % dosis
NPK + 75 % dosis POC II (P8), perlakuan 100 % dosis NPK + 100 % dosis POC
II (P9), perlakuan 75 % dosis NPK + 100 % dosis POC II (P10), perlakuan 50 %
dosis NPK + 100 % dosis POC II (P11). Masing-masing perlakuan diulang tiga
kali sehingga percobaan ini terdiri dari 33 satuan percobaan. Petak satuan
percobaan berukuran 5m x 5m. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
perlakuan yang diuji, dilakukan analisis Ragam (uji F), jika hasil uji F

menunjukkan pengaruh nyata pada taraf 5 % maka dilakukan uji lanjut t-dunnet
pada taraf 5%.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik cair (POC I

dan POC II) cenderung meningkatkan pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil
padi sawah. Aplikasi POC I dengan 75 % - 100% dosis pupuk NPK meningkatkan
hasil 22 % - 34 %, sedangkan POC II dengan 100 % dan 50 % dosis NPK
meningkatkan 8 % – 14 % hasil. Secara ekonomi aplikasi POC I dan POC II lebih
menguntungkan dibandingkan perlakuan kontrol (100 % dosis NPK). Pupuk POC
I berpotensi untuk mereduksi penggunaan pupuk NPK sebesar 25 %.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

 
 
 
 
 

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR
UNTUK MENGURANGI DOSIS PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK
PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
Use Of Organik Liquid Fertilizer For Reducing The Dose of
Inorganik Fertilizer In Paddy Rice Fields (Oryza sativa L.)
Yuseffa amilia1 and Sugiyanta2
1
2

Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB

Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura Faperta IPB

Abstract

Use Of Organik Liquid Fertilizer For Reducing The Dose of Inorganik
Fertilizer Use in Paddy Rice Fields. This research started from Oktober 2009 until
Februari 2010, located in Desa Situgede, Kecamatan Bogor Barat. This research
Used One Faktor Randomize Complete Block Design with three times aplication.
The treatment of liquid organik fertilizer kinds I and II in combination with NPK
fertilizer capable of providing growth and yield of rice which is bigger then not
significantly with just the NPK treatment. Eventough, several liquid organik fertilizer
treatment agronomicaly efectif. It is means, organik liquid fertilizer can increase the
paddy yield, eventhough not statistic significantly and potential to reduce the dosis of
NPK anorganik fertilizer.
Keywords: liquid organik fertilizer, fertilizer, paddy, growth,
 
 

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK
MENGURANGI DOSIS PENGGUNAAN PUPUK ANORGANIK
PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

Skripsi sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

YUSEFFA AMILIA
A24069002

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

Judul



PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK
MENGURANGI

DOSIS

PENGGUNAAN


PUPUK

ANORGANIK PADA PADI SAWAH (Oryza sativa L.)
Nama



YUSEFFA AMILIA

NIM



A24069002

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Sugiyanta, MSi.

NIP 19630115 198811 1 002

Mengetahui,
Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura
Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc.Agr
NIP 19611101 198703 1 003

Tanggal Lulus

:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, Propinsi Lampung pada tanggal 9 September
1988. Penulis merupakan anak sulung dari Bapak Holfa dan Ibu Aminah.
Tahun 2000 penulis lulus dari SD Negeri 1 Hadimulyo Timur, kemudian
pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTP N 6 Metro. Selanjutnya
penulis diterima di SMAN 3 Metro dan lulus pada tahun 2006. Tahun 2006

penulis diterima di IPB melalui jalur SPMB. Tahun 2008 penulis diterima sebagai
mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.
Selama menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor, penulis turut aktif
dalam beberapa kepanitiaan acara kampus dan departemen. Tahun 2008 penulis
mengikuti kegiatan magang di Parung Farm. Tahun 2010 penulis menjadi
pengajar bimbel kimia dibawah bimbingan IAAS.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberi kekuatan dan hidayah sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Penelitian penggunaan pupuk organik cair untuk mengurangi dosis
penggunaan pupuk anorganik pada padi sawah (Oryza sativa L.) dilaksanakan
terdorong oleh keinginan untuk mengetahui pengaruh pengurangan dosis pupuk
anorganik dengan aplikasi pupuk organik cair pada padi sawah. Penelitian ini
dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kabupaten Bogor.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr. Ir. Sugiyanta, M.Si yang
telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kegiatan penelitian dan
penulisan skripsi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teknisi lapang

yang telah memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian. Kepada kedua
orangtua yang telah memberikan dorongan yang tulus baik moril maupun materil,
penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah
mendukung dalam pembuatan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini berguna
bagi yang memerlukan.

Bogor, April 2011
Penulis

UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang atas kasih dan
sayang-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurah bagi junjungan Nabi Muhammad SAW dan
sahabatnya. Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati dan segenap
ketulusan, penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Keluarga tersayang mama, papa, Pia, Mica, dan Dody tercinta atas doa,
kasih sayang, dan dukungan tiada henti kepada penulis.
2. Dr. Ir. Sugiyanta, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan , saran, arahan, dan dukungan kepada penulis.
3. Ir. Heni Purnamawati, M.Sc. Agr dan Dr. Ir. Ahmad Junaedi, M.Si sebagai

dosen penguji yang telah mengevaluasi hasil penelitian penulis skripsi ini.
4. Dr. Ir. Eny Widajati, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.
5. Keluarga Mang Heri serta Keluarga Besar Sawah Baru atas bantuannya
selama penulis melaksanakan penelitian di lapang.
6. Pak Agus, Pak Joko, dan Pak Rahmat atas bantuannya selama penulis
menggunakan laboratorium.
7. Elfa, Zaenal, Doyok, Resti, Rani, Mar’ah, Prama, Dita, Endang, Shofura’s
crew, Mbak Hida, Mbak Rina, Mbak Achie, dan Mbak Isna serta pihakpihak yang membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
selama penelitian ini berlangsung.
8. Sabti dan Irman sebagai rekan penelitian yang telah berbagi suka dan
duka.
9. Rekan-rekan AGH’ 43, AGH’ 44, Kimia’ 43 atas persahabatan dan
kebersamaannya.
Semoga segala dukungan dan bantuan baik moril maupun materi yang telah
diberikan mendapat balasan yang sebaik-baiknya.

Bogor, April 2011
Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... ix
PENDAHULUAN ..............................................................................................
Latar Belakang ........................................................................................
Tujuan......................................................................................................
Hipotesis ..................................................................................................

1
1
3
3

TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................................
Pupuk dan Pemupukan ............................................................................
Unsur Hara dalam Tanaman ....................................................................
Mekanisme Pupuk Akar dan Daun..........................................................

4
4
5
7

BAHAN DAN METODE ................................................................................... 9
Tempat dan Waktu .................................................................................. 9
Alat dan Bahan ........................................................................................ 9
Metode Penelitian .................................................................................... 10
Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 11
Pengamatan ............................................................................................. 12
HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................................................
Kondisi Umum ........................................................................................
Analisis Kandungan Hara Tanah.............................................................
Rekapitulasi Hasil Analisis Sidik Ragam................................................
Pertumbuhan Tanaman ............................................................................
Tinggi Tanaman ......................................................................................
Jumlah Anakan ........................................................................................
Bagan Warna Daun ................................................................................
Bobot Kering Tajuk dan Akar serta Volume Akar .................................
Hasil dan Komponen Hasil .....................................................................
Hasil/Rumpun dan Dugaan Hasil/Ha ......................................................
Peningkatan Hasil ....................................................................................
Analisis Usaha Tani ................................................................................
Pembahasan .............................................................................................

14
14
14
15
17
17
18
19
20
21
23
25
25
26

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 31
Kesimpulan.............................................................................................. 31
Saran ........................................................................................................ 31
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 32
LAMPIRAN ........................................................................................................ 34

DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1.

Analisis Mutu Pupuk Organik Cair I dan II ................................................. 10

2.

Hasil Analisis Hara Tanah Sebelum dan Setelah Penelitian ........................ 15

3.

Rekapitulasi Sidik Ragam Aplikasi Pupuk Organik Cair
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah .............................. 16

4.

Pengaruh Pupuk Organik Cair I dan II terhadap
Tinggi Tanaman Padi Sawah ....................................................................... 17

5.

Pengaruh Pupuk Organik Cair I dan II terhadap Jumlah
Anakan Padi Sawah ..................................................................................... 19
Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Cair I dan II pada Bagan
Warna Daun Padi Sawah.............................................................................. 20
Rataan Nilai Bobot Kering Tajuk dan Akar serta Volume Akar
Tanaman Padi Sawah pada Perlakuan Pupuk Organik Cair I dan II ........... 21

6.
7.
8.

Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Cair I dan II terhadap
Komponen Hasil Tanaman Padi Sawah ....................................................... 22
9. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik CairI dan II terhadap
Hasil/Tanaman Padi Sawah ......................................................................... 23
10. Analisis Usahatani Pupuk Organik Cair ...................................................... 26

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1.

Nilai Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering
Giling (GKG) .............................................................................................. 24

2.

Peningkatan Hasil Tiap Perlakuan ............................................................... 25

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Halaman

1.

Data Iklim Bulan Oktober 2009-Januari 2010 ............................................. 35

2.

Deskripsi Varietas Way Apo Buru............................................................... 36

3.

Denah Petak Percobaan ................................................................................ 37

4.

Keragaan Tanaman Tiap Perlakuan pada 11 MST ...................................... 38

5.

Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Tinggi Tanaman saat 3 MST ................................... 39

6.

Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Tinggi Tanaman saat 4 MST ................................... 39

7.

Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Tinggi Tanaman saat 6 MST ................................... 39

8.

Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Tinggi Tanaman saat 7 MST ................................... 39

9.

Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Tinggi Tanaman saat 8 MST ................................... 40

10. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Tinggi Tanaman saat 9 MST ................................... 40
11. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Tinggi Tanaman saat 10 MST ................................. 40
12. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Jumlah Anakan saat 3 MST ..................................... 40
13. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Jumlah Anakan saat 4 MST ..................................... 41
14. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Jumlah Anakan saat 5 MST ..................................... 41
15. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Jumlah Anakan saat 6 MST ..................................... 41
16. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Jumlah Anakan saat 7 MST ..................................... 41
17. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Jumlah Anakan saat 8 MST ..................................... 42
18. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Jumlah Anakan saat 9 MST ..................................... 42
19. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Jumlah Anakan saat 10 MST ................................... 42

20. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bagan Warna Daun saat 3 MST ............................. 42
21. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bagan Warna Daun saat 4 MST ............................. 43
22. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bagan Warna Daun saat 5 MST ............................. 43
23. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bagan Warna Daun saat 6 MST ............................. 43
24. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bagan Warna Daun saat 7 MST ............................. 43
25. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bagan Warna Daun saat 8 MST ............................. 44
26. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bagan Warna Daun saat 9 MST ............................. 44
27. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bagan Warna Daun saat 10 MST ........................... 44
28. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Jumlah Anakan Produktif ........................................ 44
29. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bobot Basah Tanaman ............................................. 45
30. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bobot Kering Tanaman............................................ 45
31. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Panjang Malai .......................................................... 45
32. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Jumlah Gabah/Malai ................................................ 45
33. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Gabah Kering Panen ................................................ 46
34. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Gabah Kering Giling................................................ 46
35. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Persentase Gabah Hampa ........................................ 46
36. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bobot Kering Tajuk ................................................. 46
37. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Volume Akar ........................................................... 47
38. Sidik Ragam Perlakuan Dosis Kombinasi Pupuk Organik Cair
dengan NPK terhadap Bobot Kering Akar .................................................. 47 


 

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi merupakan komoditas tanaman paling penting di Indonesia. Data
Badan Pusat Statistik, (2010) menunjukkan bahwa produktivitas padi Indonesia
tahun 2010 sebesar 50.14 ku/ha dengan luas panen 13 244 184 ha dan produksi
padi nasional yang didapat 66 411 469 ton. Jika dibandingkan dengan tahun 2009
terjadi kenaikan produktivitas 0.3 % dari 49.99 ku/ha menjadi 50.14 ku/ha.
Departemen Pertanian menargetkan produksi padi tahun 2011 sebanyak 67.31 juta
ton gabah kering giling (GKG) setara 38.05 juta ton beras untuk memenuhi
konsumsi beras nasional yang mencapai 125 kg per kapita per tahunnya (Kompas,
2010).  
Negara-negara sedang berkembang seperti Indonesia yang secara
tradisional, kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya bertumpu pada pertanian atau
memperoleh inspirasi dari pertanian, maka pembangunan ekonomi harus
bertumpu pada pertanian. Industrialisasi tidak mungkin berhasil apabila pertanian
tidak lebih dulu dimajukan dan didinamisasikan (Sutanto, 2002). Kegiatan
pertanian konvensional yang hanya berorientasi pada pemaksimalan hasil dengan
mengandalkan bahan kimia berupa pupuk dan pestisida secara terus menerus,
mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan (tanah subur, udara bersih, dan
ekosistem alami) dan menurunkan produktivitas padi nasional.
Sejak revolusi hijau dikembangkan dan diadopsi dalam budidaya padi
sawah, terjadi perubahan besar terhadap teknologi pertanian secara umum di
negara berkembang. Revolusi hijau melahirkan varietas berdaya hasil tinggi yang
responsif terhadap pemupukan dosis tinggi sehingga menuntut aplikasi pupuk
anorganik berlebih pada padi sawah. Akibat negatif dari revolusi hijau dengan
tingginya penggunaan pupuk anorganik adalah timbulnya berbagai masalah
seperti leveling off (kelandaian peningkatan produktivitas), rendahnya keuntungan
petani karena tingkat biaya input tinggi, masalah-masalah lingkungan, dan
kesehatan serta ketidakseimbangan hara dan penyakit (Minami, 1997). Akibat lain
adalah tidak diaplikasikannya pupuk organik yang menyebabkan kerusakan fisik,
kimia, dan biologi tanah. Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi


 

dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan dikarenakan adanya
bahan organik yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah.
Darmawan (2005) menyatakan pemupukan yang salah dapat mengakibatkan
inefisiensi pada proses produksi.
Penggunaan pupuk organik mampu menjadi solusi dalam mengurangi
aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan dikarenakan adanya bahan organik
yang mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Perbaikan
terhadap sifat fisik yaitu menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi dan drainase,
meningkatkan ikatan antar partikel, meningkatkan kapasitas menahan air,
mencegah erosi dan longsor, dan merevitalisasi daya olah tanah. Fungsi pupuk
organik terhadap sifat kimia yaitu meningkatkan kapasitas tukar kation,
meningkatkan ketersediaan unsur hara, dan meningkatkan proses pelapukan bahan
mineral. Adapun terhadap sifat biologi yaitu menjadikan sumber makanan bagi
mikroorganisme

tanah

seperti

fungi,

bakteri,

serta

mikroorganisme

menguntungkan lainnya, sehingga perkembangannya menjadi lebih cepat
(Hadisuwito, 2008). Pupuk organik disamping dapat menyuplai hara NPK, juga
dapat menyediakan unsur hara mikro sehingga dapat mencegah kahat unsur mikro
pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara intensif dengan
pemupukan yang kurang seimbang.
Semakin tingginya aplikasi pupuk anorganik tanpa pengembalian bahan
organik ke tanah mengakibatkan keseimbangan dan ketersediaan hara tanah
terganggu. Tingginya harga pupuk dengan ketersediaan yang terbatas dan efisiensi
pemupukan

yang

rendah

mengakibatkan

pemupukan

tidak

lagi

nyata

meningkatkan hasil. Pupuk organik cair merupakan salah satu alternatif untuk
meningkatkan ketersediaan, kecukupan, dan efisiensi serapan hara bagi tanaman
padi sawah. Pengaruh pupuk cair terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah
telah banyak diteliti, tetapi pupuk organik cair masih terbatas. Oleh karena itu
penelitian pengaruh pupuk organik cair pada padi sawah masih dianggap penting.
Salah satu hasil yang sangat diharapkan dari penelitian ini adalah potensi pupuk
organik cair dalam mereduksi penggunaan pupuk NPK buatan.


 

Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh pengurangan dosis
pupuk anorganik dengan aplikasi pupuk organik cair pada pertumbuhan dan hasil
padi sawah.

Hipotesis
Aplikasi pupuk organik mampu mengurangi dosis aplikasi pupuk
anorganik tanpa menurunkan produktivitas tanaman padi sawah.


 

TINJAUAN PUSTAKA
Pupuk dan Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan
unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan tanaman (Hadisuwito, 2008). Tindakan
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dengan penambahan dan
pengembalian zat-zat hara secara buatan diperlukan agar produksi tanaman tetap
normal atau meningkat. Tujuan penambahan zat-zat hara tersebut memungkinkan
tercapainya keseimbangan antara unsur-unsur hara yang hilang baik yang
terangkut

oleh

panen,

erosi,

dan

pencucian

lainnya.

Tindakan

pengembalian/penambahan zat-zat hara ke dalam tanah ini disebut pemupukan.
Jenis pupuk yang digunakan harus sesuai kebutuhan, sehingga diperlukan metode
diagnosis yang benar agar unsur hara yang ditambahkan hanya yang dibutuhkan
oleh tanaman dan yang kurang didalam tanah (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Konsentrasi, waktu, dan cara pemberian harus tepat agar tidak merugikan dan
tidak merusak lingkungan akibat kelebihan konsentrasi serta waktu dan cara
aplikasinya.
Pupuk digolongkan menjadi dua yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk dapat berbeda pengertiannya sesuai dengan cakupan luasannya.
Menurut jumlah unsur haranya pupuk dibedakan menjadi pupuk tunggal dan
majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang digunakan untuk menyuplai satu
jenis hara, sekalipun di dalamnya terdapat beberapa hara lainnya sebagai ikatan,
sedangkan pupuk majemuk merupakan kombinasi campuran secara fisik atau
formulasi pupuk (dua atau lebih pupuk tunggal) untuk memasok dua atau lebih
unsur hara sekaligus (Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2002).
Menurut cara aplikasinya pupuk buatan dibedakan menjadi dua yaitu pupuk daun
dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada daun tanaman,
sedangkan pupuk akar diserap lewat akar dengan cara penebaran di tanah
(Novizan, 2001).
Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri
atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui
proses, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan menyuplai bahan organik


 

untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah (Balai Besar Litbang
Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006).

Unsur Hara Dalam Tanaman
Menurut Siregar (1981), unsur hara yang mempunyai peranan penting
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi yaitu N, P, dan K. Kandungan
N pada pupuk urea (CO(NH2)2) sebanyak 46 %. Urea dapat langsung
dimanfaatkan tanaman, tetapi umumnya di dalam tanah akan diubah menjadi
ammonium dan nitrat melalui proses amonifikasi dan nitrifikasi oleh bakteri tanah
(Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Suyamto (2010) menambahkan, tanaman padi
menyerap amonium 5-20 kali lebih cepat dibandingkan dengan nitrat. Peranan
unsur N dalam tanaman yang terpenting adalah sebagai penyusun atau sebagai
bahan dasar protein dan pembentukan khlorofil karena itu N mempunyai fungsi
membuat bagian-bagian tanaman menjadi lebih hijau, banyak mengandung butirbutir hijau dan yang terpenting dalam proses fotosintesis, mempercepat
pertumbuhan tanaman yang dalam hal ini menambah tinggi tanaman dan jumlah
anakan, menambah ukuran daun dan besar gabah serta memperbaiki kualitas
tanaman dan gabah, menambah kadar protein beras, meningkatkan jumlah gabah
dan persentase jumlah gabah isi, menyediakan bahan makanan bagi mikrobia
(jasad-jasad renik yang bekerja menghancurkan bahan-bahan organik di dalam
tanah) (Dobermann and Fairhust, 2000). Kekurangan nitrogen akan menimbulkan
gejala pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek
dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati. Khlorosis di daun tua dan
semakin parah akan terjadi juga pada daun muda. Unsur N pada tanaman padi
diperlukan dalam jumlah banyak pada awal dan pertengahan fase anakan untuk
memaksimalkan jumlah malai (Suyamto, 2010).
Selain N, tanaman juga membutuhkan unsur P dan K dalam jumlah
banyak. Menurut Dobermann and Fairhust (2000) peranan utama unsur fosfor
dalam tanaman untuk pembentukan karbohidrat dan efisiensi mekanisme aktivitas
khloroplas serta dalam aktivitas metabolisme. Fosfor berguna untuk merangsang
pertumbuhan akar, pertumbuhan tanaman, mempercepat pemasakan sehingga
mempercepat masa panen, memperbesar pembentukan anakan dan gabah, dan


 

mendukung pembentukan bunga dan biji. Kekurangan unsur P pada tanaman padi
sawah dapat mengurangi jumlah anakan, batang yang tipis, kurus, dan
terhambat. Jumlah malai dan gabah per malai juga berkurang, daun muda tampak
sehat tetapi lebih tua kemudian berubah menjadi cokelat dan mati. Pematangan
terhambat, persentase gabah hampa yang tinggi, dan bobot 1000 butir rendah
dengan kualitas biji yang buruk serta tidak ada tanggapan untuk aplikasi mineral
N (Dobermann and Fairhust, 2000). Unsur P diserap maksimal pada fase
berbunga (Suyamto, 2010).
Tidak seperti N dan P, unsur K tidak berpengaruh terhadap jumlah
anakan. Kalium meningkatkan jumlah gabah per malai, persentase gabah isi, dan
bobot 1000 butir serta meningkatkan toleransi tanaman padi terhadap kondisi
iklim yang merugikan dan serangan hama dan penyakit (Dobermann and Fairhust,
2000). Unsur K berfungsi membantu aktivitas enzim dalam membuka dan
menutup stomata dan kekurangan K dapat menghambat translokasi karbohidrat
dan metabolisme nitrogen.
Selain unsur makro, tanaman padi sawah juga memerlukan unsur mikro.
Peranan unsur Ca dalam tanaman sebagai penguat dinding sel, mendorong
perkembangan akar, memperbaiki vigor tanaman dan kekuatan daun, berperan
dalam perpanjangan sel, sintesis protein dan pembelahan sel (Leiwakabessy dan
Sutandi, 2004). Magnesium merupakan bagian dari khlorofil yang berfungsi
dalam proses fotosintesis, terlibat dalam pembentukan gula, mengatur serapan
unsur hara yang lain, sebagai carrier fosfat dalam tanaman, translokasi
karbohidrat, dan aktivator dari beberapa enzim transforforilase, dehidrogenase,
dan karboksilase (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004). Sulfur merupakan bagian
dari asam amino termasuk metionin, sistin, dan sistein. Belerang sangat penting
dalam sintesis minyak pada tumbuhan (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).
Tanaman mengambil besi dalam bentuk Fe2+, Fe3+, dan NaFeEDTA.
Peranan Fe dalam tanaman yaitu mempertahankan khlorofil dalam daun,
merupakan bagian penting dari hemaglobin, sebagai protein ferredoxin dalam
metabolisme seperti fiksasi N2, fotosintesis, dan transfer elektron dalam
khloroplas tanaman. Mangan berperan dalam proses reduksi dan oksidasi,
meningkatkan penyerapan cahaya, sintesis protein, dan berperan sebagai katalis


 

dalam reaksi tanaman. Tembaga berfungsi untuk mencegah perubahan dalam
khlorofil dan berperan penting dalam mengoksidasi enzim.

Mekanisme Pupuk Akar dan Daun
Akar merupakan organ non fotosintetik pada tanaman. Proses penyerapan
hara dari permukaan akar ke dalam tanaman merupakan mekanisme yang
kompleks menurut Leiwakabessy dan Sutandi (2004). Masuknya ion ke dalam
akar terjadi melalui 3 macam mekanisme yaitu pertukaran ion, difusi, dan melalui
kegiatan carrier atau senyawa–senyawa metabolik pengikat ion. Mekanisme
pertukaran ion merupakan mekanisme yang pasif. Suyamto (2010) menyatakan
bahwa serapan hara melalui mekanisme ini terjadi akibat kontak antara
permukaan akar dan koloid tanah. Difusi merupakan mekanisme transpor aktif
dan merupakan transpor masuknya ion ke dalam outer space/free space (ruang
luar dari akar) yaitu pada dinding epidermis dan sel korteks dari akar dan dalam
film air yang melapisi rongga interseluler terjadinya proses difusi dikarenakan
akibat perbedaan konsentrasi antara permukaan air dan larutan tanah. Mekanisme
yang ketiga yaitu kegiatan carrier merupakan transport aktif yang terjadi dalam
inner space. Transport ini sifatnya selektif dalam absorbs ion dengan demikian
melalui mekanisme ini, tanaman sebenarnya memiliki kemampuan untuk memilih
unsur yang dibutuhkan dan yang berbahaya dapat disaring untuk tidak masuk ke
dalam tanaman.
Mekanisme pengambilan unsur hara melalui daun terjadi karena adanya
difusi dan

osmosis

melalui

lubang stomata,

sehinggga

mekanismenya

berhubungan dengan membuka dan menutupnya stomata. Membukanya stomata
merupakan proses mekanis yang diatur oleh tekanan turgor melalui sel-sel
penutup sedangkan tekanan turgor sendiri berbanding langsung dengan
kandungan karbon dioksida dari ruang di bawah stomata. Meningkatnya tekanan
turgor akan membuka lubang stomata, dan pada saat itu unsur hara akan berdifusi
ke dalam stomata bersamaan dengan air (Setyamidjaja, 1986). Bentuk stomata
tanaman padi sawah seperti halter, dinding sel penutup bagian tengahnya tebal,
bagian tersebut merupakan penopang pada halter. Masing-masing ujung dinding
selnya tipis, sedangkan dinding atas dan dinding bawahnya tebal (Sutrian, 1992).


 

Tanaman padi sawah memiliki bulu halus dan kandungan unsur Si yang diduga
menyebabkan sulitnya penyerapan pupuk daun. Letak stomata tanaman umumnya
terletak di permukaan bawah daun.


 

BAHAN DAN METODE
 

Tempat dan Waktu
Percobaan dilaksanakan di Desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat,
Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 – Februari
2010. Analisis tanah dilakukan di SEAMEO Biotrop, Bogor. Analisis pupuk
dilakukan di Balai Besar Sumber Daya Lahan, Bogor. Pengukuran biomassa di
lakukan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura.
Pengamatan persentase gabah hampa diamati di Laboratorium Ilmu dan Teknologi
Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB.

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seperangkat alat budidaya,
knapsack sprayer, neraca digital, meteran, Bagan Warna Daun (BWD), oven,
kantong plastik, kantong kertas, bor tanah, gelas ukur, threeser, dan blower
separator. Dokumentasi selama penelitian dilampirkan pada Lampiran 4.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas
Way Apoburu, pupuk anorganik (Urea, SP-18, KCl), pupuk organik cair yang
diaplikasikan ke daun (POC I) dan pupuk organik cair yang diaplikasikan ke tanah
(POC II). Pupuk organik cair daun merupakan pupuk dengan kandungan unsur
hara yang lengkap dan mudah tersedia. Pupuk tersebut diaplikasikan melalui tajuk
sehingga diduga lebih efektif dan efisien karena tidak terdapat kehilangan. Pupuk
ini merupakan pupuk pelengkap cair yang yang dilengkapi dengan berbagai
macam unsur hara makro, mikro, hormon, zat pembasah, vitamin, dan mineral.
Pupuk organik cair I diaplikasikan pada tanaman padi sawah dengan
penyemprotan melalui daun. Pada Tabel 1, pupuk organik cair (POC I) memiliki
kandungan unsur makro (N, P, dan K) yang lebih tinggi dibandingkan kandungan
pada POC II. Kandungan N pada pupuk organik cair I berperan dalam
meningkatkan tinggi tanaman dan kandungan khlorofil daun padi sawah.
Pupuk organik cair II merupakan pupuk yang diaplikasikan ke tanah.
Pupuk yang diaplikasikan ke tanah ini lebih berfungsi dalam mengaktifkan

10 
 

mikroba dalam tanah. POC II memiliki kandungan unsur mikro yang lebih tinggi
dibandingkan POC I. Secara rinci analisis pupuk tersebut disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Analisis Mutu Pupuk Organik Cair I dan II
Nama Unsur
N (%)
P2O5 (%)
K2O (%)
C Organik (%)
C/N
Fe (ppm)
B (ppm)
Mn (ppm)
Zn (ppm)
Mo (ppm)
Cu (ppm)
Co (ppm)
Hg (ppm)
Pb (ppm)
Cd (ppm)
As (ppm)
E. coli
Salmonella
pH

Kandungan POC I
3.68
0.82
1.32
6.38
1.73
46
91
0.2
44
Ttd
114
Ttd
Ttd
Ttd
0.1
0.01
Negatif
Negatif
-

POC II
1.93
0.2
8.25
1.93
262
112
0.8
0.2
0.8
0.04
0
0.39
2.08
Negatif
Negatif
4.9

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Kelompok Lengkap
Teracak (RKLT) satu faktor dengan tiga ulangan. Masing-masing perlakuan
merupakan kombinasi dosis dan jenis pupuk. Dalam Percobaan ini terdapat 11
kombinasi perlakuan yaitu perlakuan 100 % dosis NPK (P1), perlakuan 100 %
dosis NPK + 50 % dosis POC I (P2), perlakuan 100 % dosis NPK + 75 % dosis
POC I (P3), perlakuan 100 % dosis NPK + 100 % dosis POC I (P4), perlakuan 75
% dosis NPK + 100 % dosis POC I (P5), perlakuan 50 % dosis NPK + 100 %
dosis POC I (P6), perlakuan 100 % dosis NPK + 50 % dosis POC II (P7),
perlakuan 100 % dosis NPK + 75 % dosis POC II (P8), perlakuan 100 % dosis
NPK + 100 % dosis POC II (P9), perlakuan 75 % dosis NPK + 100 % dosis POC
II (P10), perlakuan 50 % dosis NPK + 100 % dosis POC II (P11).

11 
 

Dosis anjuran POC I yaitu 1 l/ha. POC I diaplikasikan dengan
menyemprotkan pada tajuk tanaman padi sawah pada saat tanaman berumur 2 dan
4 MST (minggu setelah tanam). Dosis anjuran POC II yaitu 6 l/ha yang
diaplikasikan pada tanah petak percobaan pada 3 hari sebelum tanam (HST), 1, 2,
3, dan 4 MST. Volume semprot yang digunakan adalah 500 l/ha. Masing-masing
perlakuan diulang tiga kali sehingga percobaan ini terdiri dari 33 satuan
percobaan. Petak satuan percobaan berukuran 5m x 5m. Denah tata letak
percobaan disajikan pada Lampiran 3. Model linear aditif yang digunakan dalam
percobaan ini adalah :
Yij = µ + αi + βj + εij
Yij

= hasil pengamatan pada perlakuan pemupukan ke-i dan kelompok ke-j

µ

= rataan umum

αi

= pengaruh perlakuan pemupukan ke-i

βj

= pengaruh kelompok ke-j

εij

= pengaruh acak pada perlakuan pemupukan ke-i dan kelompok ke-j

i

= 1, 2,....,11

j

= 1, 2, 3
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan yang diuji, dilakukan

analisis Ragam (uji F), jika hasil uji F menunjukkan pengaruh nyata pada taraf
5 % maka dilakukan uji lanjut t-Dunnet.

Pelaksanaan Penelitian
Sebelum disemai, benih padi direndam dalam air selama 24 jam kemudian
diperam karung goni basah selama 2 hari sampai muncul bintik putih (radikula).
Benih padi disemai pada lahan ukuran 4 m2. Pengolahan tanah dilakukan dua
minggu sebelum penanaman. Pematang sawah diperbaiki dan ditinggikan. Tanah
direndam selama seminggu kemudian dibajak. Tanah dibajak secara tradisonal
menggunakan kerbau dan tenaga manusia.
Penanaman dilakukan dengan bibit berumur 9 hari setelah sebar,
penyulaman dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (MST) dengan umur bibit
yang sama. POC I diberikan pada 2 minggu setelah tanam (MST) dan 4 MST
pada permukaan daun tanaman. Aplikasi pemupukan POC II diberikan 3 hari

12 
 

sebelum tanam, 7, 14, 21, dan 28 HST pada tanah. Pupuk cair tersebut
disemprotkan dengan menggunakan knapsack sprayer. Aplikasi pupuk SP-18,
KCl, dan urea 30% pada 1 MST, 40% urea pada 4 MST, dan 30% urea pada 6
MST, aplikasi pupuk tunggal tersebut disebar pada tiap petakan sesuai dosis
perlakuan. Penyiangan dilakukan dengan cara pencabutan gulma secara manual
pada saat tanaman berumur 28 HST, 35 HST, dan 55 HST.
Hama yang menyerang tanaman berumur 0-3 MST adalah keong,
belalang, dan ulat. Hama belalang dan ulat tidak terlalu tinggi tingkat
serangannya. Hama keong diambil secara manual dan diberikan batang ubi kayu
pada pinggiran petakan. Pemanenan dilakukan ketika 90-95% gabah menguning.
Pemanenan dilakukan dengan alat sabit tajam dengan cara potong atas.
Pengamatan 
Pengamatan yang dilakukan meliputi :
1. Analisis hara tanah
Peubah yang diamati yaitu pH, N-Total, P, K, C-organik, dan C/N rasio
yang dilakukan sebelum dan setelah pengujian. Analisis tanah pada awal
penelitian dilakukan dengan menganalisis sampel tanah secara komposit dari 33
petak percobaan. Pada akhir penelitian sampel tanah diambil lagi pada masingmasing petak perlakuan dan dilakukan komposit per ulangan, untuk perlakuan
POC I yang diaplikasikan ke daun, sampel tanah diambil secara komposit karena
diduga tidak ada pengaruh berarti pada tanah.
2. Pengamatan Vegetatif
Pengamatan dilakukan pada 5 tanaman contoh dari masing-masing
petakan, diamati setiap minggu dimulai sejak 3 MST sampai heading (keluar
malai).
Pengamatan vegetatif yang diamati yaitu
1. Tinggi tanaman : diukur dari permukaan tanah sampai dengan daun
tertinggi.
2. Jumlah anakan
3. Bagan Warna Daun (BWD) : dicocokkan skala warna pada BWD dengan
daun teratas padi yang telah membuka penuh.

13 
 

3. Pengamatan Biomassa
Bobot kering akar dan tajuk serta volume akar diambil pada saat tanaman
berumur 8 MST (pada masa pertumbuhan maksimum). Pengamatan ini dilakukan
pada 2 tanaman/petak. Biomassa diukur dengan menimbang bagian tajuk tanaman
dan akar setelah dikeringkan dengan oven pada suhu 105°C selama 1 hari.
Volume akar : diukur dari selisih volume air dalam gelas ukur sesudah akar
dimasukkan dengan volume awalnya.
4. Komponen Hasil dan Hasil
Pengamatan hasil dan komponen hasil dimulai pada saat panen. Peubah
yang diamati dari petakan dengan lima tanaman contoh adalah :
1. Panjang malai, diukur dari buku terakhir malai sampai dengan ujung
malai.
2. Jumlah gabah/malai, dilakukan dengan menghitung jumlah gabah dari 5
malai/rumpun.
3. Jumlah anakan produktif/rumpun, dilakukan dengan menghitung jumlah
anakan yang bermalai.
4. Hasil gabah/rumpun, diperoleh dengan menimbang seluruh gabah dari
masing-masing tanaman contoh.
5. Bobot 1000 butir gabah, bobot ini diperoleh dengan menimbang 1000
gabah isi.
6. Hasil gabah ubinan, diperoleh dari panen ubinan ukuran 2.5m x 2.5m.
7. Dugaan hasil/ha, dihitung dari konversi hasil ubinan.
8. Persen gabah hampa, dihitung berdasarkan persen bobot gabah hampa
dari 100 gram gabah.
9.

Peningkatan Hasil = GKP pemupukan-GKP kontrol x 100 %
GKP kontrol

10. Analisis Usahatani

14 
 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Kondisi Umum
Curah hujan selama penelitian dari bulan Oktober 2009 sampai Januari 2010
tergolong tinggi sampai sangat tinggi yaitu berkisar antara 242.1-415.8 mm/bulan
dengan jumlah hari hujan 20-29 hari. Temperatur rata-rata selama penelitian
tersebut berkisar antara 25.3-26.3°C. Kondisi curah hujan tersebut sesuai untuk
pertanaman padi sawah karena menurut klasifikasi Oldeman tanaman padi sawah
membutuhkan curah hujan 200 mm/bulan (Handoko, 1995).
Bibit ditanam saat berumur 9 hari setelah semai dengan 1 bibit per lubang
tanam. Kondisi awal penanaman hingga panen tanaman padi sawah tergolong
normal karena intensitas serangan hama dan penyakit rendah. Pada saat tanaman
berumur 0-3 MST, tanaman diserang oleh hama keong mas (Pomacea
canaliculata). Serangan hama ini diatasi dengan pengendalian secara manual yaitu
penyulaman. Hama-hama lain yang menyerang adalah belalang, walang sangit,
dan burung. Hama-hama tersebut dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan
kerusakan yang besar. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 122 hari
setelah tanam (HST).

Analisis Kandungan Hara Tanah
Analisis kandungan hara tanah dilakukan sebelum dan setelah panen.
Sebelum penelitian dilakuan analisis tanah awal dengan pengambilan contoh
tanah secara komposit. Pada akhir penelitian sampel tanah diambil pada masingmasing petak perlakuan dan dilakukan komposit per ulangan sedangkan untuk
perlakuan POC I yang diaplikasikan ke daun, sampel tanah diambil secara
komposit. Analisis dilakukan terhadap pH tanah, kandungan C-Organik, C/N, NTotal, P, dan K. Hasil analisis kandungan hara tanah dapat dilihat pada Tabel 2.

15 
 

Tabel 2. Hasil Analisis Hara Tanah Sebelum dan Setelah Penelitian
 

Peubah
pH
C-Organik
(%)
C/N
N (%)
P (%)
K (%)

Sebelum
Penelitian
6.0

P1
5.80

P2-P6
5.80

Setelah Penelitian
P7
P8
P9
5.70
5.70
5.90

P10
5.90

P11
6.00

2.35

1.25

1.30

1.04

1.13

1.30

1.54

1.64

13.10
0.18
9.60
0.71

12.5
0.10
9.90
0.57

10.83
0.12
9.40
0.48

10.4
0.10
9.40
0.56

10.30
0.11
9.90
0.59

10.00 10.30 9.60
0.13 0.15 0.17
10.30 10.80 11.60
0.61 0.64 0.64

Sumber : Laboratorium Tanah, SEAMEO BIOTROP (2009-2010)

Hasil analisis tanah sebelum percobaan menunjukkan bahwa pH tanah
tergolong agak masam, kandungan C-organik sedang, C/N rasio sedang, N
rendah, P sangat rendah, dan K tergolong rendah menurut kriteria dari
Hardjowigeno (2003). Secara umum, hasil analisis tanah setelah penelitian ini
terjadi penurunan pada peubah pH, C-organik, C/N, N, dan K, namun terjadi
peningkatan pada kandungan P tanah. Peningkatan unsur P tanah diduga karena
ada penambahan unsur P dari pupuk dasar dan sifat unsur P yang tidak mobil di
dalam tanah sedangkan penurunan N dan K diduga karena diambil oleh tanaman.

Rekapitulasi Hasil Analisis Sidik Ragam
Hasil analisis uji F menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi pupuk organik
dengan pupuk anorganik dengan berbagai dosis berpengaruh nyata terhadap
jumah anakan pada saat tanaman berumur 10 MST dan jumlah anakan produktif
tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap peubah lainnya. Secara rinci rekapitulasi
hasil analisis sidik ragam pengaruh perlakuan terhadap beberapa peubah yang
diamati disajikan pada Tabel 3 dan terlampir pada Lampiran 5-38.

16 
 

Tabel 3. Rekapitulasi Sidik Ragam Aplikasi Pupuk Organik Cair terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah
 

Peubah
Pertumbuhan Tanaman
Tinggi Tanaman
3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
7 MST
8 MST
9 MST
10 MST
Jumlah Anakan
3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
7 MST
8 MST
9 MST
10 MST
Bagan Warna Daun
3 MST
4 MST
5 MST
6 MST
7 MST
8 MST
9 MST
10 MST
Bobot Kering Tajuk
Bobot Kering Akar
Volume Akar
Hasil dan Komponen Hasil
Jumlah Anakan Produktif
Jumlah Gabah per Malai
Panjang Malai
Bobot 1000 Butir
Bobot Basah Contoh
Bobot Kering Contoh

Pengaruh Perlakuan

Koefisien Keragaman (%)

tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn

16.56
7.86
8.70
8.11
8.04
7.23
8.41
8.54

tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn

29.69
30.31
31.41
26.62
22.73
29.75
15.24
13.05

tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn
tn

4.40
0.84
4.16
3.96
6.02
7.98
21.22
13.34
37.61
53.84
41.59

tn
tn
tn
tn
tn
tn

11.95
15.96
4.97
6.36
27.44
28.43

17 
 

Peubah
Gabah Kering Panen
Gabah Kering Giling
Persentase Gabah Hampa

Pengaruh Perlakuan
tn
tn
tn

Koefisien Keragaman (%)
25.37
27.48
18.91

Keterangan * : nyata pada taraf 5%
tn : tidak nyata

Pertumbuhan Tanaman
Tinggi Tanaman
Perlakuan pupuk organik cair I dan II tidak berpengaruh nyata terhadap
peubah tinggi tanaman padi sawah dari awal (3 minggu setelah tanam/MST)
hingga akhir pengamatan (10 minggu setelah tanam/MST) jika dibandingkan
perlakuan kontrol (100 % NPK). Secara rinci pengaruh aplikasi pupuk organik
cair I dan II terhadap tinggi tanaman padi sawah disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengaruh Pupuk Organik Cair I dan II terhadap Tinggi Tanaman
Padi Sawah
 
Perlakuan
100 % dosis NPK (P1)
100 % dosis NPK + 50 % dosis
POC I (P2)
100 % dosis NPK + 75 % dosis
POC I (P3)
100 % dosis NPK + 100 %
dosis POC I (P4)
75 % dosis NPK + 100 % dosis
POC I (P5)
50 % dosis NPK + 1 dosis POC
I (P6)
100 % dosis NPK + 50 % dosis
POC II (P7)
100 % dosis NPK + 75 % dosis
POC II (P8)
100 % dosis POC II + 100 %
dosis NPK (P9)
75 % dosis NPK + 100 % dosis
POC II (P10)
50 % dosis NPK + 100 % dosis
POC II (P11)

3
MST
25.73

4
MST
29.14

Tinggi Tanaman (cm)
5
6
7
8
MST MST MST MST
38.40 44.52 54.40 62.12

9
MST
67.45

10
MST
70.58

25.36

31.60

40.66

48.38

56.33

63.06

66.36

66.76

21.56

31.03

41.11

49.65

56.86

64.90

66.84

72.34

28.56

32.92

43.91

52.15

60.73

68.06

72.98

73.44

18.83

27.61

38.10

45.33

53.18

63.95

68.52

71.25

23.73

29.92

40.24

46.82

55.40

60.10

63.74

66.26

23.06

28.80

40.68

47.06

55.82

62.46

65.54

65.52

26.16

32.34

41.34

50.90

58.86

67.63

71.63

73.59

25.80

32.12

40.80

49.36

57.13

63.28

66.23

67.75

24.80

31.24

38.70

46.66

53.70

59.30

61.96

62.85

21.43

32.30

42.12

49.40

56.86

62.26

67.86

70.70

18 
 

Aplikasi pupuk organik cair I maupun II tidak berpengaruh terhadap tinggi
tanaman padi sawah. Aplikasi kedua jenis pupuk organik tersebut ditambah NPK
penuh ataupun 50 % dan 75 % dosis NPK menghasilkan tinggi tanaman yang
tidak berbeda dengan perlakuan kontrol (100 % NPK). Hal ini menunjukkan
bahwa kondisi hara tanaman pada berbagai perlakuan tersebut cenderung tidak
berbeda. Tinggi tanaman padi saat tanaman berumur 10 MST berkisar antara 6272 cm.

Jumlah Anakan
Hasil analisis uji F, menunjukkan bahwa aplikasi pupuk organik cair
berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan padi sawah pada saat tanaman
berumur 10 MST, tetapi uji lanjut menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata.
Seperti disajikan pada Tabel 5, dari umur 3 MST hingga 10 MST tidak terdapat
perbedaan jumlah anakan antara perlakuan. Jumlah anakan pada saat tanaman
berumur 10 MST rata-rata berkisar antara 13-21 anakan/rumpun. Walaupun tidak
terdapat perbedaan jumlah anakan dengan perlakuan aplikasi pupuk organik cair,
tetapi juga tidak terdapat penurunan yang nyata pada perlakuan pengurangan dosis
pupuk NPK hingga 50 %.
Dari Tabel 5 juga terlihat bahwa penambahan pupuk organik cair I + 100 %
dosis NPK menghasilkan jumlah anakan pada 10 MST sekitar 21 anakan/rumpun,
apabila hanya NPK saja (100 % dosis) tanpa pupuk organik cair I jumlah anakan
yang dihasilkan sekitar 19 anakan/rumpun sama dengan aplikasi 75 % NPK +
pupuk organik cair I. Pengurangan dosis NPK hingga 50 % dengan penambahan
pupuk organik cair I menghasilkan jumlah anakan sekitar 17 anakan/rumpun. Dari
hasil tersebut terlihat bahwa penambahan pupuk organik cair I dapat sedikit
meningkatkan jumlah anakan atau dengan aplikasi pupuk organik cair I dan
pengurangan dosis pupuk NPK sebesar 25 % dapat menghasilkan jumlah
anakan/rumpun yang sama dengan aplikasi 100 % dosis NPK. Aplikasi pupuk
organik cair II yang dikombinasikan dengan 50 % NPK cenderung nyata
menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak dibandingkan perlakuan kontrol
(100 % dosis NPK). Aplikasi pupuk organik cair II tidak konsisten dalam
meningkatkan jumlah anakan padi sawah. Hal tersebut terlihat dari perlakuan p10

19 
 

(100 % POC II + 75 % NPK) dan p11 (100 % POC II + 50 % NPK). Perlakuan
p11 dengan pengurangan dosis NPK sebanyak 50 % justru menghasilkan jumlah
anakan yang lebih banyak dibandingkan perlakuan p10 (pengurangan 25 % dosis
NPK). Secara rinci pengaruh pupuk organik cair I dan II terhadap jumlah anakan
padi sawah disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh Aplikasi Pupuk Organik Cair I dan II terhadap Jumlah
Anakan Padi Sawah
 
Perlakuan
100 % dosis NPK (P1)
100 % dosis NPK + 50
dosis POC I (P2)
100 % dosis NPK + 75
dosis POC I (P3)
100 % dosis NPK + 100
dosis POC I (P4)
75 % dosis NPK + 100
dosis POC I (P5)
50 % dosis NPK + 100
dosis POC I (P6)
100 % dosis NPK + 50
dosis POC II (P7)
100 % dosis NPK + 75
dosis POC II (P8)
100 % dosis NPK + 100
dosis POC II (P9)
75 % do