JAMSOSTEK BAGI TENAGA KERJA

1. Uang Pesangon dalam pasal 156 2 maksimum hanya untuk upah 2 bulan kerja, sebab lama bekerja bervariasi 6 bulan, 1 tahun dan 2 tahun. 2. UPMK pasal 156 3 tidak mungkin didapat oleh para pekerja outsourcing, karena pekerja yang di PHK minimal telah bekerja selama 3 tahun untuk mendapatkan UPMK 2 bulan upah. 3. UPH seperti biaya atau ongkos pulang untuk pekerja dan keluarganya ke tempat di mana pekerja diterima bekerja, sangat jarang untuk didapat oleh pekerja; sebab lamaran penerimaan dan seleksi dilakukan di kota tempat perusahaan. Apalagi jenis pekerjaannya 4. tidak memerlukan keahlian khusus.

BAB IV JAMSOSTEK BAGI TENAGA KERJA

DENGAN SISTEM OUTSOURCING Universitas Sumatera Utara D. Pengaturan Jamsostek dalam Sistem Outsourcing Menurut Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan social untuk menjamin seluruh rakyat agar memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak. Mendapat jaminan sosial merupakan hak setiap warga negera Indonesia. Jamsostek sebagai sarana dalam pelaksanaan jaminan sosial. Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Jamsostek secara khusus diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per-12MenVI2007 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran, Pembayaran Iuran, Pembayaran Santunan, dan Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Hubungan kerja outsourcing memiliki karakteristik tersendiri dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga penerimaan upah tidak teratur. Jika harus diikutsertakan dalam program Jamsostek seperti pekerja tetap, hal ini akan membebani perusahaan. Beberapa program seperti jaminan pensiun mensyaratkan adanya premi yang diambil dari sebagian penghasilan pekerja dan iuran pengusaha yang dilakuakn tiap bulan secara teratur. Hal tesebut bukan berarti pekerja kontrak tidak diikutsertakan dalam Jamsostek kerena akan bertentangan dengan ketentuan Pasal 28H ayat 3 dan Universitas Sumatera Utara Pasal 34 ayat 2 UUD 1945 mengenai hak terhadap jaminan sosial bagi seluruh rakyat. Indonesia juga telah meratifikasi Konvensi ILO Nomor 102 Tahun 1952 yang menganjurkan semua negara memberikan perlindungan minimum kepada pekerja. Berdasarkan Kepmen No. 150Men1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Sehingga setiap pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja harian lepas, borongan dan PKWT wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program jaminan sosial tenaga kerja kepada badan penyelenggar, yaitu PT. Jamsostek. Dengan mengajukan pendaftran kepesertaan kepada badan penyelenggara dengan mengisi formulir kepesertaan. Melaporkan perubahan jumlah dan susunan keluarga pekerja kepada badan penyelenggara. Menurut ketentuan Pasal 2 ayat 2 Kepmen No. 150Men1999 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja meliputi jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Penyelenggara program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu yang bekerja pada sektor tertentu dilaksanakan dengan memperhatikan sifat dan atau jenis pekerjaan maupun sering terjadinya penggantian tenaga kerja. E. Jamsostek Bagi Tenaga Kerja Outsourcing Universitas Sumatera Utara Hak pekerja outsourcing terhadap Jamsostek, tidak jelas disebutkan di dalam perjanjian kerjanya. Pekerja outsourcing pada PT. Jamsostek mencantumkan hak untuk mendapatkan jaminan dari 4 program jamsostek, yaitu: 1. program jaminan kecelakaan kerja, 2. program jaminan kematian, 3. program jaminan tabungan hari tua, 4 program jaminan pemeliharaan kesehatan. Namun yang menjadi pertanyaan tentang hak terhadap program jaminan tabungan hari tua. Sebab perjanjian kerja outsourcing waktunya paling lama 2 tahun. Hak upah yang layak dan hak tabungan pensiun upah yang diperoleh oleh pekerja outsourcing biasanya dalam bentuk Upah Minimum Propinsi UMP. Walaupun ada kenaikan upah setiap tahun, hal tersebut dikarenakan adanya perubahan Peraturan Daerah tentang UMP untuk penyesuaian saja. Kehendak untuk mendapatkan upah yang layak, jauh dari harapan para pekerja outsourcing. Untuk pekerja tetap saja belum tentu mendapat upah yang layak. Namun paling tidak ada kreteria dalam penentuan skala upah, misalnya melalui penjenjangan upah. Demikian juga terhadap tabungan pensiun tidak mungkin akan didapatkan oleh pekerja outsourcing, walaupun mereka selalu memperpanjang perjanjian dari waktu ke waktu. Oleh karena itu perlu ada ketegasan dalam peraturan perundang- undangan bahwa setelah kontrak pertama atau kedua berakhir, pekerja outsourcing harus diangkat menjadi pekerja tetap pada perusahaan tersebut. Besar iuran bagi kepesertaan tenaga kerja harian lepas, borongan dan perjanjian kerja waktu tertentu dalam program jaminan kecelakaan kerja, jaminan Universitas Sumatera Utara kematian, jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan ditetapkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1993 sebagai berikut: 1. Jaminan kecelakaan kerja; rincian iurannya bervariasi tergantung pada kelompok jenis usaha, berkisar 0.24-1.74 dari upah sebulan; 2. Jaminan hari tua: sebesar 5.70 dari upah sebulan dengan rincian sebesar 3.70 ditanggung pengusaha dan sebesar 2 ditanggung pekerja; 3. Jaminan kematian: sebesar 0.30 dari upah sebulan; 4. Jaminan pemeliharaan kesehatan: sebesar 6 dari upah sebulan bagi pekerja yang sudah sebulan bagi pekerja yang sudah berkeluarga dan 3 dari upah sebulan bagi pekerja yang belum berkeluarga, dengan ketentuan upah sebulan dna setinggi-tingginya Rp. 1.000.000 satu juta rupiah. Jenis program Jamsostek pekerja borongan pengusaha yang mempekerjakan pekerja borongan kurang dari tiga bulan secara berturut-turut wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja borongan selama tiga bulan secara berturut-turut atau lebih wajib mengikutsertakan pekerjanya dalam program jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Kewajiban pengusaha ini harus terhitung sejak pekerja borongan telah bekerja melewati masa kerja tiga bulan berturut-turut. Jadi bila pekerja borongan bekerja selama enam bulan berturut-turut, maka pada saat Universitas Sumatera Utara dia bekerja, pengusaha wajib mengikutsertakan pekerja tersebut dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Setelah bulan ketiga bekerja memasuki bulan keempat, pengusaha wajib mengikutsertakan pekerja tersebut dalam program jaminan hari tua dan jaminan pemeliharaan kesehatan dengan tetap melanjutkan program jaminan kecelakaan dan jaminan kematian. Penetapan iuran jamsostek bagi pekerja borongan upah sebulan yang dipergunakan sebagai dasar penetapan iuran bagi pekerja borongan yang bekerja kurang dari tiga bulan, ditetapkan sebesar upah satuan borongan satu hari untuk tujuh jam kerja dikalikan jumlah hari bekerja dalam satu bulan kalender. Penetapan upah sehari bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja enam hari dalam satu minggu adalah dengan cara upah bulanan dibagi 25. Penetapan upah sehari bagi perusahaan dengan sistem waktu kerja lima hari dalam satu minggu adalah dengan cara upah bulanan dibagi 21. Penetapan upah sebulan yang dipergunakan sebagai dasar penetapan iuran bagi pekerja borongan yang bekerja selama tiga bulan secara berturut-turut atau lebih adalah jika upah dibayarkan secara borongan atau satuan, upah sebulan dihitung dari upah rata-rata tiga bulan terakhir. Penetapan upah sebulan yang dipergunakan sebagai dasar penetapan iuran bagi pekerja borongan yang bekerja selama tiga bulan secara berturut-turut atau lebih adalah jika pekerjaan tergantung dari keadaan cuaca, upah sebulan dihitung dari upah rata-rata 12 bulan terakhir. Universitas Sumatera Utara Secara substansial hak-hak pekerja kontrak dalam jaminan sosial sama dengan hak pekerja tetap, yakin tata cara pendaftaran kepesertaan, tata cara pembayaran iuran, serta tata cara pembayaran jaminan adalah sama yang membuat beda adalah perbedaan upah pekerja. Upah pekerja kontrak biasanya lebih kecil dari upah pekerja tetap. Hal ini mempengaruhi jumlah nominal klaim yang diterima pekerja. Selain itu beberapa perusahaan telah menyelenggarakan sendiri program pemeliharaan kesehatan dengan manfaat lebih baik sebagaimana yang diatur dalam Permenaker No. Per-01Men1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja. Dengan program ini, perusahaan dalam jaminan pemeliharaan kesehatan kepada badan penyelenggara. Kewajiban pengusaha berkaitan dengan jaminan kecelakaan kerja adalah dengan: 1. Melaporkan setiap kecelakaan kerja yang menimpa pekerjaannya kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dan badan penyelenggara setempat sebagai laporan kecelakaan kerja tahap I dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam terhitung sejak terjadinya kecelakaan. 2. Mengirimkan laporan kecelakaan kerja tahap II kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dan badan penyelenggara setempat dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam setelah tenaga kerja yang tertimpa kecelakaan kerja berdasarkan surat keterangan dokter yang menerangkan keadaan sementara tidak mampu Universitas Sumatera Utara bekerja telah berakhir, atau keadaaan cacat sebagian untuk selamanya, atau keadaan cacat total untuk selama-lamanya, baik fisik maupun mental, atau meninggal dunia. 3. Melaporkan penyakit yang timbul karena hubungan kerja dalam waktu tidak lebih dari 2 x 24 jam sejak menerima hasil diagnosis dari dokter pemeriksa. 4. Mengajukan permintaan pembayaran jaminan kecelakaan kerja kepada badan penyelenggara. 32 Hak keluarga pekerja berkaitan dengan jaminan kematian adalah mengajukan permintaan jaminan kematian kepada badan penyelenggara dan peserta program kematian masih berhak mendapatkan perlindungan jaminan kematian selama enam bulan sejak pekerja yang bersangkutan berhenti bekerja. F. Kendala Tenaga Kerja Outsourcing Menjadi Peserta Jamsostek Para pekerja kontrak dalam sistem outsourcing sangat penting untuk mempelajari dan memahami isi dari kontrak kerja sebelum menandatangani atau menyetujui kontrak. Jika dalam klausul perjanjian kerja dinyatakan bahwa pekerja kontrak diikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja, berarti perusahaan hanya memberi fasilitas sesuai dengan standar jamsostek dan bukan standar penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dengan manfaat yang lebih baik. 32 Nurachmad Much, Tanya Jawab Seputar Hak-Hak Tenaga Kerja Kontrak Outsourcing, Visimedia, Jakarta, 2009 hlm 90-91. Universitas Sumatera Utara Sehingga, para pekerja kontrak sangat penting untuk mempelajari dan memahami isi dari kontrak kerja sebelum menandatangani atau menyetujui kontrak. Jika dalam klausul perjanjian kerja dinyatakan bahwa pekerja kontrak diikutsertakan dalam program jaminan sosial tenaga kerja, berarti perusahaan hanya memberi fasilitas sesuai dengan standar jamsostek dan bukan standar penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dengan manfaat yang lebih baik. Klausul bagi pekerja kontrak kemungkinan besar berbeda dengan pekerja tetap, jika melihat substansi dari keberadaan pekerja kontrak dengan sistem outsourcing, eksistensi pekerja kontrak dalam sebuah perusahaan adalah pendatang baru. Logikanya berdasarkan struktur dan skala pengupahan, gaji yang diterima pekerja kontrak berada posisi paling rendah. Pekerja kontrak berhenti bekerja setelah masa kontrak habis bagi perusahaan, nilai loyalitas pekerja kontrak juga sebatas pada pekerjaan yang dikerjakan pekerja saat itu. Jika investasi prestasi kerja diperhitungkan oleh perusahaan, pekerja kontrak dapat diangkat sebagai pekerja tetap. Jika perhitungan perusahaan mengatakan bahwa pengangkatan pekerja tetap dapat menimbulkan inefesiensi, hubungan kerja akan berakhir. Kendala tenaga kerja outsourcing menjadi peserta jamsostek adalah jangka waktu pekerjaan terbatas minimal hanya dikontrak selama 1 tahun bahkan hanya beberapa bulan saja, sehingga untuk memperoleh menjadi peserta jamsostek tidak sempat didaftarkan kepada perusahaan penyelenggara jamsostek. Pekerja kurang memahami hak-haknya sebagai pekerja yang dijamin untuk didaftarkan melalui jamsostek. Pengusaha outsourcing tidak mendaftarkan Universitas Sumatera Utara pekerjanya karena efisiensi dana perusahaan. Jaminan sosial tenaga kerja hanya terbatas pada kecelakaan, kesehatan dan jaminan kematian. Sedangakan jaminan hari tua tidak dapat diberikan karena pekerja sudah tidak bekerja lagi di perusahaan outsourcing tersebut. Jamsostek untuk jaminan hari tua dimana tabungan pensiun tidak mungkin akan didapatkan oleh pekerja outsourcing, walaupun mereka selalu memperpanjang perjanjian dari waktu ke waktu. Oleh karena itu perlu ada ketegasan dalam peraturan perundang-undangan bahwa setelah kontrak pertama atau kedua berakhir, pekerja outsourcing harus diangkat menjadi pekerja tetap pada perusahaan tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN