Perusahaan ini antara lain mengelola toko yang menyediakan barang keperluan sehari-hari dengan model baru.
2. Jl. Kepodang
Pada masa pemerintahan kolonial, Jl. Kepodang yang semula bernama
Hoogendorpstraat
ini merupakan jalan utama dalam kawasan Kota Lama, sehingga tidak mengherankan apabila pada kawasan ini berkumpul banyak
bangunan kuno dengan historis tinggi, di samping
style
arsitektur yang
spesifik
. Saat ini sebagian besar bangunan kuno di kawasan ini masih dapat dipertahankan
keberadaannya sehingga kawasan ini menjadi tempat berkumpulnya
urban heritage
, seperti halnya Jl. Mpu Tantular, Jl. Letjend. Suprapto, Jl.
Ronggowarsito.
Urban heritage
pembentukan
serial vision
kawasan adalah : a.
PT. Perkebunan XV
Berlokasi di Jl. Mpu Tantular 5. Dahulu digunakan untuk kantor
‘NV Cultuur Maatschappij der Vorstenlandeen’
Suara Merdeka, 23 Juni 1980. Gedung dengan komposisi dan fasade bangunan menarik ini merupakan
bagian dari
edges
kawasan Kota Lama, dan saat ini masih dalam kondisi terawat. b.
PT. Pelni Berlokasi di Jl. Mpu Tantular 27. Dulu merupakan kaotor
NV Bouw Maatschappy
Badan Perencanaan Bangunan Daerah. Pemerintah Kotamadya Daerah Dati II Semarang. “Konservasi Bangunan dan Lingkungan Kotamadya
Dati II Semarang” kondisi bangunan ini kurang terawat.
c. PT. Rajawali Nusindo
Berlokasi di Jl. Kepodang 25-27. Bangunan yang didirikan pada tahun 1930 ini semula digunakan untuk kantor dagang
Oei Tiong Ham Cancern
milik Oei Tiong Ham, yang pada masanya terkenal sebagai orang kaya di Semarang.
Perencananya adalah seorang ahli bangunan atau dapat pula disebut sebagai arsitek, berkebangsaan Cina, bernama Liem Bwan Tjie. Setelah masa
kolonialisme berakhir, bangunan ini diambil alih oleh Pemerintah RI. Sekarang gedung ini tetap berfungsi sebagai perkantoran dan dalam kondisi terawat.
d. Bank Bumi Daya
Berlokasi di Jl. Kepodang 34. Harian
‘de Loco motif
yang sangat terkenal pada masa kolonial pernah mendiami bangunan ini selama beberapa
waktu. Sebelumnya, harian ini dikenal sebagi
‘Semarangsch Nieuws en Advertentieblad’
. Tahun 1863, berganti nama menjadi
‘de Locomotief’
dan tahun 1875 berpindah tangan ke CE van Kesteren. Tahun 1885, harian ini pernah ditutup
dan mencoba berdiri kembali pada tahun 1947 hingga dihapuskan pada tahun 1956, kemudian diambil alih oleh pihak Bank Bumi Daya.
e. Bank Niaga
Berlokasi di Jl. Kepodang 2-4. Pada masa kolonial Belanda, bangunan ini menggunakan sebagai kantor
‘de Spaar Bank’
. Setelah kemerdekaan, bangunan ini diambil alih dan kemudian menjadi salah satu kantor Bank Niaga.
f. Bank Dagang Negara
Berlokasi di Jl. Kepodang 6-8.Semula merupakan kantor
‘Escompto Bank’
miliki pemerintah kolonial, kemudian dinasionalisasi oleh Pemerintah RI pada tanggal 11 april 1960 dan dijadikan kantor Bank Dagang Negara. Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah, Pemerintah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang, “ Konservasi Bangunan dan Lingkungan Kotamadya Dati II
Semarang” kondisi bangunan cukup terawat.
3. Jl. Cendrawasih