Latar Belakang Masalah Latar Belaka a

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan –perusahaan dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Adanya perjanjian –perjanjian pasar bebas antar negara membuat negara yang satu terbuka terhadap negara yang lain sehingga perdagangan bebas berkembang pesat, intensif, global dan tidak bisa dihindari lagi oleh perusahaan –perusahaan. Kemajuan teknologi yang canggih juga membuat interaksi dari satu negara dengan negara lain semakin mudah dan cepat dilakukan. Konsekuensinya dalam pasar adalah konsumen dengan mudah bisa menikmati begitu banyak pilihan produk berkualitas baik produk yang berasal dari dalam negeri maupun produk yang berasal dari luar negeri. Hal itu bagi perusahaan berarti pesaing perusahaan dalam pasar sekarang ini tidak hanya berasal dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. Keadaan ini akhirnya mengharuskan perusahaan kecil maupun perusahaan besar untuk bisa menjadi internasional karena dengan menjadi perusahaan internasional, perusahaan akan mampu bertahan hidup secara ekonomis. Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia sesudah Cina, India dan Amerika Serikat menjadi pasar yang banyak dilirik pemasar internasional untuk dijadikan target pemasaran produknya. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki pasar domestik yang menarik dan potensial.

1.1 Latar Belaka a

n ng Masalah Di e e r ra globalisa s si s s ep e erti sek ek ar ar an n g g in in i i, p p er r us us ahaan –perusa ha h an dihadapkan – pada p ersainga ga n n yang ng s angat keta ta t. t. A A da da ny y a perjan n ji ji an –pe e rj r anjian p pas a ar bebas – an antar ne e ga gara ra m membu bu at negara yang satu terbuk a te te rh rh adap p n n eg egar a a yang ng lain sehing ng ga ga perda da ga ngan b ebas berkembang pesat, intensif, g lo lo bal da dan n tidak b bisa di ihi hind nd ari l la gi oleh perusa ha an –peru sa haan. Ke ma juan teknolo gi gi yan an g ca ca ng n gih h – ju ju ga g me embu at interaksi dar i sa tu neg ar a deng an negara lain s em ak in in m m ud ud ah ah dan cepat d di lakukan. Kon se ku ensi ny a da lam pa sa r adal ah konsumen de n ngan mud dah h bi bi sa m m enikmati begitu bany ak pilihan produ k berkualitas baik p r roduk k yan ng berasal dari d al al am am n n eg eg er er i i ma m upun un produk k yang g b b er er as as al al d d ar ar i i lu ar n egeri. Hal l itu tu ba bagi perusahaan berarti pesaing perusa sa ha h an dalam pasar sekarang ini tidak k ha ha ny ny a be be ra ra sa sa l da da ri ri d d al al am am n n eg eg er er i i te te ta ta pi p juga dari l l ua ua r r ne ne ge ge ri ri. Ke Ke ad ad aa aa n n in n i i ak akhi hirn rnya m meng ng ha ha ruskan p p er erus usahaa aa n n ke ke ci c l ma maup up un un per r us us ah ah aa aa n be besa sa r r untuk bi bi sa sa m menjadi internasiona l l k karena dengan menj nj ad a i peru rusahaan internasion l al, perusahaan akan mampu bertahan hidup secara ek k on o omis. Indonesia yang merupakan salah sa atu negara berkembang dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia ia s s es udah Cina, India dan Amerika Serikat Gambar 1.1 Lima Negara dengan Jumlah Populasi Penduduk terbanyak di Dunia Sumber: www.bkpm.go.id Menarik dan potensial dikarenakan lebih dari 53 penduduknya tinggal di daerah perkotaan dan telah mengadopsi gaya hidup modern. Kelas ekonomi menengah terus berkembang dan mendukung pertumbuhan PDB. Sekitar 56,7 nilai PDB bersumber dari konsumsi pribadi pada tahun 2010. Jumlah pengeluaran per kapita per hari dari kelas menengah di Indonesia adalah sekitar 2 – 20 juta orang. Pada tahun 2010, 56,5 dari jumlah populasi berasal dari kelas menengah yang tumbuh dari angka 37,7 pada tahun 2003. Angka ini diperkirakan akan terus naik ke nilai 70 pada tahun 2015. Selain itu, sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia adalah berumur di bawah 29 tahun www.bkpm.go.id. Dari data yang dikemukakan, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa pasar Indonesia memiliki konsumen akhir yang sangat konsumtif. Hal ini bisa dilihat dari sebagian besar nilai PDB, disumbangkan dari konsumsi pribadi. Bahkan nilai ini diperkirakan akan terus berkembang. Informasi ini tentu sangat menarik bagi pemasar terutama bagi pemasar dengan target pasar konsumen. Peningkatan Ga mb ar 1.1 Li Li ma ma Ne N ga a ra ra denga n Jumlah Pop ul asi Penduduk t er r ba b nyak ak d di i Du D nia a Sumber: ww w.bkpm.go. id Me Mena rik dan potensia l di karena ka n lebi h da ri 53 pendudu kn knya t tin in gg gg al di daerah p erkotaan dan telah m en ga dops i ga ya hidup m od ern. K el las ekonomi m me m nen ng ah terus berkemban g da n menduk un g pe rt umbuhan PDB. S ek kitar 5 5 6 6,7 nilai i PD PD B bersum be e r r da da ri ri k kon onsu su msi pribadi pa pa da da t t ah ah un un 2 2 01 0. Jumla h pe pengelua a ra ra n n pe p r kapita per hari dari kelas menen nga gah h d di Indonesia adalah sekitar 2 – 20 j jut ut a – or oran a g g. Pa P da tahun 2010, 56,5 dari jumlah populasi berasal dari kel el as as men enen eng gah ya yang ng tumbu h h d dari a a ng ngka ka 3 7,7 p pad ad a a ta tahu hu n 2003. An Angk gk a in i i diperkir r ak ak an an akan terus na na ik ik ke e ni ni la lai 70 pada t t ah a un 201 015. Selain itu, s s ep ep er e tiga ga d dari jumlah penduduk Indonesia adalah berum mur di bawa ah 29 tahun www.bkpm.go.id. Dari data yang dikemukaka kan, maka a bisa ditarik kesimpulan bahwa pasar Indonesia memiliki konsumen akhi i r r ya a n ng sangat konsumtif. Hal ini bisa dilihat dari sebagian besar nilai PDB disumba b ngkan dari konsumsi pribadi Bahkan nilai jumlah kelas menengah, rata-rata usia penduduk yang relatif muda, perilaku yang konsumtif menjadikan Indonesia sebagai pasar yang sangat subur dan menjanjikan. Akibatnya, banyak pemasar asing berebutan memasuki pasar konsumen Indonesia. Dalam menghadapi pertumbuhan perdagangan global yang terjadi ini penting bagi pemasar baik pemasar lokal maupun asing untuk bisa melakukan konsep pemasaran yang berbeda dan sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan dimana rencana pemasaran itu dilakukan. Faktor budaya dan nilai-nilai kultur yang dipegang oleh konsumen sehingga membentuk perilaku konsumen dalam negara maupun daerah yang dituju menjadi tantangan utama pemasar saat melakukan perdagangan. Kurangnya pengetahuan akan faktor – faktor ini bisa mengganggu perkembangan dan kelancaran bisnis baik dalam skala nasional maupun skala internasional. Menurut Cateora dan Graham 2007, etnosentrisme merupakan salah satu rintangan utama dalam keberhasilan pemasaran internasional selain kriteria yang merujuk pada diri sendiri self–reference criterion, SRC. Jika SRC adalah suatu referensi secara tidak sadar kepada nilai-nilai kultural, pengalaman –pengalaman, dan pengetahuan diri sendiri sebagai sebuah dasar keputusan. Etnosentrisme sebagai hal yang berhubungan erat dengannya, adalah gagasan bahwa kultur sendiri yang paling mengetahui bagaimana melakukan semua hal. Etnosentrisme mengacu pada kecenderungan individu untuk melihat kelompok budaya mereka sebagai norma-norma perilaku preferensi yang dapat diterima. Individu menjanjikan. Akibatnya, ba a ny ny k ak pemasar r a a sing berebutan memasuki pasar konsumen Indonesia ia . Dalam m menghadapi pertu tu mb mb uh u an an p p er e da da gangan globa l l yang terjadi ini penting g bagi pemasar ar b b ai i k k pemasar lokal maup up un un a a si si ng untuk bis sa a melakukan ko o n nsep pem m as asar ar an a yang g be be rbeda dan se su ai den gan si si tu t asi da da n n ko ko nd n isi ling gkungan dimana na r r en en cana a p em asar an itu dilak uk an. Faktor buday a da d n ni nila lai- i-ni ni la l i ku kultur ya a ng n d dip i eg g a an g oleh kon su men sehingga membentuk perilaku ko k nsum um en e dalam m ne ne ga ga ra m mau pun daerah yan g dituju menja di t antangan utama p p em mas asar ar saat melaku u ka n perdag anga n. Kuran gn ya p enge ta huan aka n fa ktor – f ak ktor in i i bi i sa sa – mengg ga nggu perkembanga n da n kelancar an bis ni s baik dalam s ka ala nas s i iona al maup p un un ska la i nt er na a si si on on al al. Menurut Cateora dan Graham m 20 20 07, etnosentrisme merupakan salah h s sat at u u ri rint n an anga ga n utama dalam keberhasilan pemasaran internasional selain kr kr it iter r ia ia y ya ang me me ru ru ju j k pa d da d d i ir i i se se nd nd ir ir i i self f – ff re refe fere renc nce e cr cr i iterion, S SRC RC . . J J ik ika SR SR C C ad d al alah ah s uatu C C C refere e ns ns i secara ra t t id idak sadar kepad ada nilai-ni nilai kultural, pe e ng ng al a aman – pe pengalaman, – dan pengetahuan diri sendiri s sebagai seb buah dasar keputusan. Etnosentrisme sebagai hal yang berhubungan e e rat deng gannya, adalah gagasan bahwa kultur sendiri yang paling mengetahui bag g aima ana melakukan semua hal. Etnosentrisme mengacu pada kecenderungan individ d u untuk melihat kelompok budaya mereka etnosentris bersifat tidak toleran dan cenderung menghakimi budaya yang berbeda dari kebudayaan mereka sendiri. Konsumen yang etnosentris percaya bahwa adalah suatu tindakan yang tidak tepat dan bahkan mungkin tidak bermoral jika membeli produk-produk dari negara lain. Pembelian produk asing dipandang sebagai sesuatu yang tidak layak karena akan melukai pekerjaan domestik dan perekonomian negara. Konsumen dengan etnosentrisme tinggi akan cenderung memiliki perasaan bersalah apabila mengkonsumsi produk dari luar negeri karena berakibat buruk pada perekonomian bangsanya sendiri. Sedangkan konsumen dengan etnosentrisme rendah tidak akan merasakan hal tersebut. Etnosentrisme konsumen didefinisikan sebagai preferensi konsumen terhadap produk yang diproduksi di dalam negeri dan menolak produk impor Sharma et al., 1995. Etnosentrisme konsumen memberikan pemahaman tentang apa pembelian yang diterima oleh suatu kelompok, serta perasaan tentang identitas dan milik mereka. Bagi konsumen yang tidak etnosentris, produk asing dievaluasi berdasarkan kualitas produk itu sendiri tanpa mempertimbangkan dari negara mana produk tersebut berasal atau dibuat terkadang produk asing ini terlihat lebih baik karena mungkin dievaluasi berdasarkan atribut-atribut yang menempel pada asal negara produk tersebut Shimp Sharma, 1987. Etnosentrisme konsumen ini terkait erat dengan persepsi konsumen terhadap negara asal produk Country-of-Origin. Apakah suatu produk itu berasal dari dalam atau luar negeri. Persepsi konsumen terhadap negara asal COO pada dasarnya merupakan persepsi tentang citra suatu negara country image. Citra Konsumen yang etnosent nt ri ri s percaya ba bahw hw a adalah suatu tindakan yang tidak tepat dan bahkan m mungkin tidak bermoral jika mem mbe b li produk-produk dari negara lain. P Pembelian produk a asin in g g di di pa pa nd nd an n g g sebagai sesuat atu u yang tidak layak karena a a kan meluka ai i pe pe ke ke rjaan domestik d an p p er erek ekon on omian negara a. . Konsumen de e n ngan etn n os os en entr tr isme t t in in gg i akan cen de rung mem m il il ik ik i pera a sa sa an an b b ersalah h apabila meng gk kon on su su msi pr od uk dari luar negeri karena b er erak a ibat b bur ur uk u p pada pe e re reko ko n nomi mi an bangsanya sendiri. Se da ngkan ko ns umen den ga gan et tno nose s ntrism m e re rend nd ah ti id ak akan merasaka n hal ters eb ut. Etno se nt risme konsum en n did def efin in is is ikan sebaga a i i pr eferensi kon sumen te rh adap pro du k yang dip ro duksi di d dalam neg g er er i dan m me nolak produk imp or Sh arma et al ., 19 95. Etnosentris me e konsu sume n n memb mbe er ik an pem ah h am am an an t t en en ta t ng apa pem m be be li li an an y y an a g di teri ma o o l leh su u at at u u ke k lompok, serta perasaan tentang i ide d nt nt it itas dan milik mereka. Bagi kons s um umen en ya yang ng t t id i ak etnosentris, produk asing dievaluasi berdasarkan kualitas as p pro o du duk k itu se se nd ndiri tanpa memp mp er erti ti mb mbangk k an an d d ar ari i ne ne ga gara man a a pr pr od od k uk t ter se b but be e ra ra sa sal l atau dibuat at te t rkadan an g g pr oduk asing i i ni n terliha a t t lebih baik kar en en a a mung g ki ki n n dievaluasi berdasarkan atribut-atribut yang g menempe el pada asal negara produk tersebut Shimp Sharma, 1987. Etnosentrisme konsumen ini t t e erkait it erat dengan persepsi konsumen terhadap negara asal produk Country-of-Origi gi n Apakah suatu produk itu berasal dari negara adalah sejumlah keyakinan dan kesan yang diperoleh orang-orang mengenai suatu tempat atau negara. Citra negara menyederhanakan sejumlah potongan informasi yang berhubungan dengan suatu tempat atau negara. Citra negara merupakan suatu hasil pikiran dari orang-orang yang mencoba untuk memproses dan memilih informasi penting tentang tempat atau negara tersebut Kotler dan Gertner, 2002. Dalam persepsi konsumen, tiap negara kadang diasosiasikan dengan atribut citra tertentu. Misalnya, Cina diasosiasikan dengan produk yang murah, Jepang diasosiasikan dengan produsen elektronik yang berkualitas bagus, Paris diasosiasikan dengan model fesyen dunia dan negara pembuat kosmetik, Italia dikenal dengan pizza yang lezat, dan sebagainya. Negara asal dari suatu produk ini juga berhubungan sangat erat dengan merek produk tertentu, seperti produk dengan merek IBM berasal dari Amerika Serikat, merek Sony berasal dari Jepang, L’oreal berasal dari Paris, dan sebagainya. Saeed 1994 dalam Lin dan Chen 2006 menggambarkan Negara asal COO sebagai negara dimana produk atau merek perusahaan diasosiasikan. Negara distereotipkan oleh konsumen berdasarkan industrialisasinya. Stereotip konsumen tentang produk dan negara terbentuk dari pengalaman, rumor dan mitos. Stereotip ini lebih merupakan persepsi atas kualitas produk dan layanan secara umum yang diproduksi di negara tersebut Cateora dan Graham, 2007. Negara asal COO dari suatu produk merupakan elemen pemasaran yang penting diketahui oleh pemasar untuk mempengaruhi persepsi konsumen serta perilaku mereka. Negara asal dikenal untuk memandu asosiasi di benak konsumen. Dalam proses pencarian informasi potongan informasi yang be e rh rh ub ubungan deng ngan an suatu tempat atau negara. Citra negara merupakan s s ua tu hasil pikiran dari orang-oran ang g yang mencoba untuk memproses da dan memilih inform m as as i pe pe nt nt in in g g te e nt n ang tempat ata tau u negara tersebut Kotler r dan Gertner, r, 2 200 00 2. Dalam persepsi ko ko ns ns um um en, tiap neg egara kadang di i a asosiasika ka n n de den ngan a a tr tr ib ib ut c itra tertentu. Mis al l ny ny a, a, Cina a di di as as o osiasikan n dengan produk uk y yan an g mu mu rah, Jepang diasos ia sikan dengan pro du dusen el l ek ek tr tron on ik y yang be e rk rk ua a l litas ba gus, Paris d iasosiasikan dengan mo del fesyen d dun u ia d dan an negar r a pe pe mb mb uat t ko smetik, Italia dik en al den ga n pizza ya ng lezat, dan seb ag g ainy y a. a. N N eg e ara asal da ar i suatu pr od uk ini jug a be rh ub unga n sangat e rat dengan m m er e ek produ duk k tertent tu , seperti produk den gan me rek IBM be ra sal da ri Amerika S er rikat, m merek k Sony y b b er asal d ar i Je pa pa ng ng, L’ L or or ea e l berasal dari i P P ar ar is is, da da n n seba ga in ya. Sa Sae eed 199 9 4 4 da d lam Lin dan Chen 2006 mengga ga mb mba arkan Negara asal COO sebagai ne nega ga r ra di dima ma na na p p roduk atau merek perusahaan diasosiasikan. Negara distereo eo ti ti pk pkan an o o l leh ko kons nsumen b ber d da sa rk rkan an i i nd ndustria li li sa sasi siny nya. a. S S t tereotip i k k on on su su men t te t ntang pr pr od od uk uk dan negara ra t t erbentuk uk d dari pengalaman n , , rumor da dan mitos. Stere ot ot ip ip ini l b ebih ih m merupakan persepsi atas kualitas produk dan n layanan se ecara umum yang diproduksi di negara tersebut Cateora dan Graham, 2007. N Negara asal COO dari suatu produk merupakan elemen pemasaran ya ang p penting diketahui oleh pemasar untuk mempengaruhi persepsi konsumen ser e ta perilaku mereka Negara asal dikenal tentang produk selain kualitas dan harga produk yang diperhatikan oleh konsumen, faktor seperti negara asal merek juga diperhatikan oleh konsumen. Citra dari suatu negara asal COO Image memainkan peran yang sangat penting dalam persepsi konsumen terhadap produk dan merek dari negara tertentu karena citra ini yang selanjutnya akan mempengaruhi niat pembelian akan suatu produk oleh konsumen, dimana niat beli ini yang akhirnya membuat keputusan untuk bertindak atau melakukan pembelian. Menurut Papadopoulos dan Heslop, Citra negara asal COO Image sering dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengurangi kompleksitas dari keputusan pembelian mereka Souiden et al, 2011. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Shankarmahesh 2006. Jika penelitian yang dilakukan oleh Shankarmahesh merupakan sebuah tinjauan komprehensif mengenai anteseden dan konsekuensi dari etnosentrisme konsumen maka penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh etnosentrisme konsumen Consumer Etnocentrism — CET pada niat konsumen untuk membeli Purchase Intention produk asing Maybelline – Amerika atau produk lokal Wardah – Indonesia dengan dimediasi faktor citra negara asal Country-of-Origin Image. Pada penelitian ini, peneliti akan berkonsentrasi pada salah satu pasar di Indonesia yang makin digandrungi oleh produsen multinasional yaitu pasar dalam industri kosmetik. Pasar ini memiliki perkembangan yang tergolong solid. Menurut Euromonitor Internasional, pertumbuhan produk kecantikan dan perawatan tubuh global pada pada tahun 2012 mencapai US 348 miliar, tumbuh Citra dari suatu negara a as asal COO Im Imag ag e memainkan peran yang sangat penting dalam persep epsi konsumen terhadap produk dan me m rek dari negara tertentu karena citra i ini yang selanjutny y a ak ak an a m m em em pe e ng n aruhi niat pem mbe b lian akan suatu produk k oleh konsum men en , , di di mana niat beli i ni yan an g g ak ak hi h rnya membu uat a keputusan un n t tuk bert t in inda dak k atau m m el el ak uk an pembelian. Me nu u ru ru t Papa ado dopo po ul u os dan H H eslop, Citra ne ne ga ga ra a a sa l C OO Image sering diang ga p se sebagai fa fakt kt or y yang me me mp mp e engaru ru hi konsume n dalam m en gurangi ko mpleksitas dari i ke ke putusa a n pe pe mb mb elia a n me reka Souiden et al, 20 11 . P Pe nelitian ini m erupakan pen ge mb an ga n dari pen el itia n yang d il lakuk k an ole leh h Shank ka rm ahesh 2006. Ji ka p en elitian ya ng d ilak ukan oleh Sh an nkarmah ahes h h meru u pa pa kan se bu ah t t in in ja ja ua ua n n ko ko mp m rehensif m m en en ge ge na na i i an an te se de n dan ko ko nsekue e ns n i i da d ri etnosentrisme konsumen maka p pen en el el i itian ini mencoba menganalisis pen n ga ga ru ru h h et etno n se sent n risme konsumen Consumer Etnocentrism — CET pada niat at k kon onsu su me m n un untu tuk k me b mb l el i i Pu Purc rcha ha s se Inten ti ti on on pr prod oduk uk asing Ma Ma yb yb l el li line – A Ame e ri rika ka atau – prod d uk uk lokal Wa Wa d rdah – Indones esia deng ngan dimediasi f f ak ak to to r citra a n negara asal – Country-of-Origin Image. Pada penelitian ini, penelit ti akan b e erkonsentrasi pada salah satu pasar di Indonesia yang makin digandrungi o oleh p produsen multinasional yaitu pasar dalam industri kosmetik Pasar ini memil l i iki perkembangan yang tergolong solid tipis sebesar US 12 miliar dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan, industri kosmetik Indonesia pertumbuhannya lebih dari 5 miliar dollar AS atau rata-rata 12 persen dan diharapkan pada tahun 2015 pertumbuhan di industri kecantikan ini bisa mencapai angka 20 persen www.gatra.com. Perkembangan industri kosmetik Indonesia bisa dilihat dari peningkatan penjualan kosmetik pada tahun 2012 sebesar 14 menjadi Rp 9,76 triliun dari sebelumnya Rp 8,5 triliun, berdasarkan data Kementerian Perindustrian. Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia Perkosmi memperkirakan penjualan kosmetik tahun ini dapat tumbuh hingga Rp 11,22 triliun, naik 15 dibanding proyeksi tahun 2012 sebesar Rp 9,76 triliun. Nuning S. Barwa, Ketua Umum Perkosmi, mengatakan pertumbuhan volume penjualan kosmetik ditopang oleh peningkatan permintaan, khususnya permintaan dari konsumen kelas menengah, dimana produk yang diminta oleh konsumen kelas menengah ini adalah produk premium high branded. Produk kecantikan bermerek diprediksi tumbuh 6 tahun ini, lebih tinggi dari pertumbuhan produk kosmetik umum sebesar 4. Menurut data Perkosmi, tahun lalu penjualan kosmetik impor mencapai Rp 2,44 triliun, naik 30 dibanding tahun 2011 sebesar Rp 1,87 triliun. Tahun ini, penjualan produk kosmetik impor diproyeksikan naik lagi 30 menjadi Rp 3,17 triliun. Peningkatan penjualan kosmetik ini selain didorong oleh peningkatan permintaan serta tren kenaikan penggunaan kosmetik oleh kaum pria, hal ini juga ditopang oleh penurunan tarif bea masuk seiring perjanjian perdagangan bebas www. kemenperin.go.id. Adanya pasar bebas ASEAN dan Cina AC-FTA yang berlaku pada 2015 selain dapat menjadi peluang pasar bagi industri kosmetik 12 persen dan diharapkan pad d a a ta ta h hun 2015 p p er er tu tu mbuhan di industri kecantikan ini bisa mencapai angk k a a 2 20 persen www.gatra.com. Perkem m b bangan industri ko ko sm sm et e ik k I I nd nd on n es e ia bisa diliha at t dari peningkatan penjua a la lan kosmetik p p ad d a a ta t hun 2012 sebesar 1 14 4 m m e enjadi Rp 9,76 76 triliun dari se e b belumnya ya R Rp p 8, 8 5 triliu iu n n, b er da sarkan data Ke me nt nt er er ian Pe eri rind nd us ustrian. P P er e satuan Perusa a ha ha an an Kos s m me tika Indonesia Perkosmi memper ki ra ka kan n penj nj ua uala lan n ko k sm metik ta a hu hu n in ini da da pat tumbuh h in gga Rp 1 1, 22 triliun , na ik 15 d ib ibandi ing ng p proyeks ksi ta tahu hu n 20 12 sebesar Rp 9,76 t riliun. Nu ning S . B arwa, Ketua Um m um u P Per er ko ko smi, mengat t ak an pertu mbuh an volum e pe njua la n ko smetik d it op ang oleh peningkat t an an pe p rmin n taan, khususnya pe rmin ta an dari ko nsum en kelas menen ga ah, dim iman a prod d uk uk y ang di mint a a ol ol eh eh k k on on su su men kelas me me ne ne ng ng ah ah i i ni n a dala h pr od d uk uk premi i um um high branded. Produk kecantikan n ber er m merek diprediksi tumbuh 6 tahun un i i ni ni , d d le lebi bi h h ti ti ng g gi dari pertumbuhan produk kosmetik umum sebesar 4. M M e enur ur u ut d d a ata Pe Perk rkosmi i , t ta h hun la la lu lu p p en en j jualan k k os osme me ti tik k im impor me menc nc ap ap i ai R Rp 2 2, 44 44 tri i li liun un , , naik 30 di di ba b nding g ta ta hu hun 2011 sebes s ar a Rp 1, , 8 87 triliun. Tahu hu n n in in i, , p p enju ju al alan produk kosmetik impor diproyeksikan na aik lagi 30 menjadi Rp 3,17 triliun. Peningkatan penjualan kosmetik ini selain di i do d rong o o l leh peningkatan permintaan serta tren kenaikan penggunaan kosmetik o ole l h k kaum pria, hal ini juga ditopang oleh penurunan tarif bea masuk se s iring perjanjian perdagangan bebas Indonesia, juga menjadi tantangan karena adanya perjanjian ini membuat produk Cina lebih leluasa masuk ke pasar ASEAN. Data Perkosmi yang dikemukakan sebelumnya menunjukkan bahwa penjualan kosmetik impor di Indonesia terus meningkat bahkan diprediksi produk kecantikan bermerek akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan produk kosmetik umumnya. Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan dari konsumen kelas menengah, dimana produk yang diminta adalah produk premium high branded. Menjawab akan permintaan konsumen yang besar ini, para produsen kosmetik asing kini mulai memasarkan produk mereka dengan menyasar kelas menengah padahal sebelumnya mereka hanya membidik konsumen kelas atas, kata Direktur Utama PT. Mustika Ratu, Tbk., Putri Kusuma Wardhani seperti yang dilansir dalam www.industri.kontan.co.id. Secara khusus penelitian ini akan berfokus pada kosmetik golongan preparat make up. Produk ini selalu digunakan oleh kebanyakan wanita untuk menyempurnakan penampilan wajahnya. Bahkan produk-produk make up ini menjadi satu keharusan bagi wanita zaman ini untuk dipakai setiap harinya. Pasar yang besar dan pemakaian yang berulang akan produk kosmetik golongan ini membuat tingkat persaingannya semakin tinggi. Hal ini bisa dilihat dengan begitu banyaknya merek yang meramaikan pasar golongan ini. Dari survei yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group yang mengembangkan konsep Top Brand Award, dimana konsep penelitian ini didasarkan pada tiga konstruk utama yaitu mind share, market share dan commitmen share serta diukur dengan menggunakan tiga parameter, yaitu: Data Perkosmi yang g d d ik ikemukakan s s eb e elumnya menunjukkan bahwa penjualan kosmetik k i i m mpor di Indonesia terus meningka t t ba b hkan diprediksi produk kecantikan b b e ermerek akan tumbu bu h h le e bi b h h ti ti ng ng gi g d d ibandingkan de deng n an pertumbuhan produk k k osmetik um m um um ny ny a. Hal ini dikarenak k an an m men en i ingkatnya perm rmintaan dari ko o n nsumen n k kel elas as m menen n ga ga h h, dimana pr od uk yang di di mi m nta ad dal alah ah p produk pr premium high h b b ra ra nd nd ed. . M en ja wab akan permintaan konsumen y y ang be besa sar r ini, p p ara d d pro ro du du se se n k ko smetik asi ng kini mu la i memasa rk an produk mere eka ka denga a n me me ny n asa ar k elas menenga h padaha l sebelu mn ya mereka ha ny ya me me mb mb idik k konsum m en kelas a ta s, k ata Dire ktur U ta ma P T. Mustika Rat u, Tbk., P P ut u ri Kusum ma a Wardh ha ni seperti yang di lans ir d al am www. in du stri .kontan.co.id. S Se cara k hu su s pe pe ne ne li li ti ti an an i i ni akan berfok k us us p p ad ad a a ko ko sm et ik gol on n ga ga n prepa a ra ra t t ma m ke up. Produk ini selalu d d ig igun un ak akan oleh kebanyakan wanita un un tu tu k k me meny y em em pu p rnakan penampilan wajahnya. Bahkan produk-produk ma ma k ke u u p p ini me me nj nj adi sa t tu k k h eh ar us us an an b b ag i wa ni ni ta ta z z am aman an i ini unt uk uk d dip ip ak ak i ai s t et i iap hariny nya a. P Pasar yang b b es es ar dan an p p em akaian yang g berulang ng akan produk k k k os os metik go go l longan ini membuat tingkat persaingannya semakin tin nggi. Hal ini bisa dilihat dengan begitu banyaknya merek yang meramaika kan pasar g golongan ini. Dari survei yang dilakukan an o o le leh Frontier Consulting Group yang mengembangkan konsep Top Bran d d Award dimana konsep penelitian ini 1. Kesadaran Pikiran Paling Atas Top of Mind Awareness yaitu merek yang pertama kali disebutkan oleh responden ketika mereka mendengar tentang kategori produk. 2. Terakhir Digunakan Last Used yaitu merek yang terakhir kali digunakandikonsumsi oleh responden dalam satu siklus pembelian kembali. 3. Niat pada Masa Depan Future Intention yaitu merek dimana responden berkeinginanberniat untuk menggunakanmengkonsumsinya di masa yang akan datang. Maka, didapati beberapa merek kosmetik golongan preparat make up yang paling dikenal, dipakai, dan ingin digunakan oleh konsumen Indonesia seperti yang tersaji dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Merek-Merek Kosmetik Make Up 2015 KATEGORI KOSMETIK MAKE UP Pensil Alis Eyeliner Maskara Foundation BB Cream M E R E K Viva Revlon Maybelline Revlon Garnier Revlon Maybelline Oriflame La Tulipe Ponds Maybelline Oriflame Sariayu Wardah Wardah Wardah Sariayu Revlon Sariayu Olay Oriflame La Tulipe L’Oreal Ponds Revlon Pixy Mirabella Maybelline Maybelline KATEGORI KOSMETIK MAKE UP Bedak Muka Padat Bedak Muka Tabur Blush On Lipstik Lipgloss M E R E K Wardah Wardah Revlon Wardah Maybelline Pixy Viva Oriflame Revlon Oriflame Sariayu Sariayu Wardah Pixy Revlon La Tulipe Marcks Sariayu Oriflame Wardah Viva La Tulipe La Tulipe Wardah The Body Shop Maybelline Pigeon Maybelline La Tulipe Sariayu Sumber: data olahan dari www.topbrand-award.com Top Brand kategori produk. 2. Terakhir Dig ig u unakan Last Used yaitu me e re re k yang terakhir kali d d diguna a ka kandikonsumsi ole e h h re re sp sp on on de de n n da a la l m satu siklus pe pembelian kembali. 3. Ni Niat pada Masa sa D Dep ep an Future Intenti i on n ya yait itu u merek dimana na responden berk k ei ei ng ngin na anberni ni at at u ntuk men gg unakan m en engk gk onsu ums ms in in y ya di ma asa s yang ak akan an d datan n g g. Ma Ma ka ka , d dida a p pati beberapa me rek kosm et ik golonga n preparat ma ke ke up y y an ang paling ng di dike ke na l, d ip akai, dan ingin digunaka n oleh kon sumen Indonesi a a sepe pe rt rt i i y yang tersaji d da lam tabe l be ri kut: Tabel 1.1 Merek- Me rek Kosmet ik Make U p 2015 A KA TE TE GO GORI R KOS OSME ME TI TI K MAKE E U U P Pensil Alis Eyeliner Maskara Foundation BB C C re re a am M E E R R E E K K Viva Revlon Maybelline Revlon Ga Gar rnie ier r Re Re vlon Mayb y elline Oriflame La Tulip p e e Po Pond nd s s Ma Ma yb yb el el li li ne ne Or Or if if l lame me Sa Sari riay y u Wa Wa rd rd ah ah Wa Wa rd rd ah Wardah Sariayu R Revlon Sariayu O Olay Or Or if if la la me me La Tul l ip ip e L’Or Oreal Po Pond nd s s R Revlon Pi P xy xy M Mirabella Ma Ma yb yb el e line e Maybelline KATEG GORI KOSM METIK MAKE UP Bedak Muka Padat Bedak Mu ka k Tabur Bl lush On Lipstik Lipgloss R E K Wardah Wardah Revlon Wardah Maybelline Pixy Viva Oriflame Revlon Oriflame Sariayu Sariayu Wardah Pixy Revlon La Tulipe Marcks Sariayu Oriflame Wardah Seperti yang disajikan dalam tabel 1.1 mengenai merek yang paling dikenal, dipakai, dan ingin digunakan oleh konsumen Indonesia, ditemukan bahwa merek produk-produk kosmetik ini ada yang berasal dari dalam negeri dan ada juga yang berasal dari luar negeri. Merek produk kosmetik berdasarkan asal negara disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1.2 Merek Produk Kosmetik Berdasarkan Asal Negara No Asal Negara Perusahaan Merek Produk Dalam Negeri 1 Indonesia PT. Vitapharm Viva 2 Indonesia PT. Martina Berto, Tbk Martha Tilaar Group Sariayu 3 Indonesia PT. Rembeka La Tulipe 4 Indonesia PT. Martina Berto, Tbk Martha Tilaar Group Mirabella 5 Indonesia PT. Paragon Technology Innovation Wardah 6 Indonesia PT. Kimia Farma, Tbk Marcks Produk Luar Negeri 1 Jepang Mandom Corporation Pixy 2 Amerika Serikat Revlon Group, Inc Revlon 3 Swedia Oriflame Cosmetics S.A Oriflame 4 New York, AS L’Oreal Groups Maybelline 5 Jepang Pigeon Corp Pigeon 6 Perancis L’Oreal Groups L’Oreal 7 Perancis L’Oreal Groups Garnier 8 New York, AS Unilever Groups Ponds 9 London, UK L’Oreal Groups The Body Shop 10 Amerika Procter Gamble Groups Olay Sumber: Data Olahan Dengan melihat berbagai macam merek kosmetik yang mewarnai pasar kosmetik Indonesia baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri maka, penelitian ini akan menganalisis pengaruh etnosentrisme konsumen Consumer produk-produk kosmetik ini a a da da yang berasa a l l da da ri dalam negeri dan ada juga yang berasal dari luar nege geri. Merek produk kosmetik berdasar arka k n asal negara disajikan dalam tabel be berikut. Tabel 1.2 2 Me Me re re k k Pr Pr od od uk uk K K os o metik k Be rdasarkan Asal Neg g ar ar a No No As s a al N eg ara Perusahaan Me Me re rek k Pr Pr oduk uk Dalam Neg eri 1 Indonesia PT. Vi tapharm Vi V va a 2 2 Indonesia PT. Ma rtina Be rt o, Tbk Mar th a Tila ar G roup Sa ri iay a u 3 In do ne sia PT . Re mbek a La T ul lipe 4 Indone sia PT . Ma rtin a Be rto, Tbk Martha Tila ar G roup Mira be e ll l a 5 Indonesia PT . Paragon Tech nology Innovation Ward a ah 6 In do ne ne si sia PT P . Kimia Fa Farma, T T bk bk Marc ks ks Produk Luar Negeri 1 Jepang Mand d om Corporation Pixy 2 Amerika Serikat Revlon Group, Inc Revlon on 3 3 S Sw d ed ia ia Or Or iflame C C os osme meti tics cs S S .A .A Orif if la la me me 4 N New Yo Yo rk rk, A AS L’ L’Or Or ea ea l l Gr Gr oups M Ma b ybelline ne 5 5 Je Je pa pa n ng Pigeon on C orp p Pi Pi ge ge on on 6 6 Pe Pe ra ra n ncis L L’Oreal Gr Groups L’Or Or ea ea l l 7 Perancis L’ L’Oreal Gr Groups Garnier 8 New York, AS U Unilever G G r roups Ponds 9 London, UK L L’Oreal Gr r oups The Body Shop 10 Amerika Pr rocter Gamble Gro oups Olay Sumber: Data Olahan Etnocentrism — CET pada niat konsumen untuk membeli Purchase Intention produk asing Maybelline – Amerika atau produk lokal Wardah – Indonesia dengan dimediasi faktor citra negara asal Country-of-Origin Image. Adapun konsumen dalam penelitian ini dibatasi hanya pada konsumen wanita.

1.2 Perumusan Masalah