Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 23

B. Kerangka Pemikiran

Tabel 1. Skematik Kerangka Pemikiran Keterangan Bagan: Suatu perkara pidana berawal dari terjadinya tindak pidana delictatau perbuatan pidana yaitu berupa kejahatan atau pelanggaran. Kasus ini merupakan tindak pidana percobaan pembunuhan dalam perkara No: 405Pid.B2009PN.KAB.MADIUN. Perkara tersebut diterima oleh Jaksa Penuntut Umum dari berkas yang di limpahkan oleh penyidik. Penuntut Umum memeriksa berkas tersebut apakah sudah Kasus Posisi Perkara Nomor: 406Pid.B2009 TINDAK PIDANA PENUNTUT UMUM Berdasarkan alat bukti : 1. Keterangan saksi 2. Keterangan ahli 3. Surat 4. Petunjuk 5. Keterangan terdakwa FAKTA NON YURIDIS FAKTA YURIDIS PERTIMBANGAN HAKIM Pasal 338 jo Pasal 53 ayat 1 KUHP PEMBUKTIAN Undang-Undang No.4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman PUTUSAN commit to user 24 lengkap dan benar. Penuntut Umum melakukan pembuktian tindak pidana yang terjadi dalam Pasal 338 jo Pasal 53 ayat 1 KUHP berdasarkan alat bukti yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan keterangan terdakwa dalam menerapkan pasal yang nantinya digunakan sebagai dasar penuntutan dengan menerapkan pasal yang sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan. Setelah semua dianggap lengkap dan sesuai, maka Penuntut Umum dapat menyusun surat dakwaan yang nantinya dilimpahkan kepada pihak Pengadilan. Selama proses persidangan berjalan, seorang Hakim melakukan penilaian alat bukti yang dihadirkan oleh pihak Penuntut Umum maupun penasehat hukum terdakwa. Pada kasus tersebut di atas, pihak terdakwa tidak menggunakan jasa penasehat hukum untuk melakukan pembelaan tindak pidana yang dilakukannya, jadi dalam hal ini Hakim hanya melakukan penilaian alat bukti yang dihadirkan Penuntut Umum saja. Pada proses penilaian alat bukti tersebut, Hakim melakukan pertimbangan berdasarkan alat bukti yang ada didukung oleh keyakinan Hakim yang berdasar pada hati nurani dan kebijaksanaan, untuk memutus suatu perkara pidana. Pertimbangan Hakim tersebut berdasarkan fakta yuridis dan fakta non yuridis pada perkara percobaan pembunuhan tersebut di atas. Pertimbangan seorang Hakim sangat penting dilakukan sebelum memutus suatu perkara pidana, hal tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penegakkan hukum di Indonesia. Pada kasus tersebut di atas Hakim melakukan pertimbangan berdasarkan Undang-Undang No.4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman dan Pasal 338 jo Pasal 53 ayat 1 KUHP yaitu percobaan pembunuhan, sebelum melakukan putusan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa. Setelah semua penilaian alat bukti dianggap selesai oleh Hakim berdasarkan pertimbangan Hakim, maka Hakim dapat memutus suatu perkara tindak pidana sesuai dengan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa sehubungan dengan kaitannya sistem penjatuhan hukuman yang ditentukan dalam pasal-pasal pidana yang bersangkutan. Yang berhubungan dengan pertimbangan Hakim dalam menilai alat bukti yang dihadirkan Penuntut Umum dalam memeriksa dan memutus perkara tindak pidana percobaan pembunuhan dalam perkara Nomor: 406Pid.B2009PN.KAB.MDN. commit to user 25

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN