C. Indeks Kuning Telur
Rerata indeks kuning telur selama penelitian dari masing-masing perlakuan disajikan dalam Tabel 6.
Tabel 6. Rerata indeks kuning telur selama penelitian Perlakuan
Ulangan Rerata
ns
1 2
3 4
P 0,44
0,41 0,41
0,40 0,42
P
1
0,45 0,45
0,46 0,44
0,45 P
2
0,45 0,45
0,42 0,53
0,46 P
3
0,43 0,45
0,45 0,47
0,45
ns
: non signifikan berbeda tidak nyata Rerata indeks kuning telur dari keempat perlakuan berkisar antara
0,42 – 0,46. Rata-rata yang indeks kuning telur yang diperoleh dalam
penelitian sudah termasuk baik yaitu 0,42 – 0,46 sesuai dengan pendapat
Buckle
et al.
1987 bahwa indeks kuning telur yang baik berkisar antara 0,33 sampai 0,51 dengan nilai rata-rata 0,42. Hasil analisis variansi indeks kuning
telur menunjukkan pengaruh tidak nyata P 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa TKM dapat digunakan sampai taraf 9 dalam ransum tanpa
mempengaruhi indeks kuning telur. Pengaruh yang tidak nyata tersebut disebabkan karena kandungan
protein dari masing-masing perlakuan adalah relatif sama. Menurut Australiananingrum 2005 semakin tinggi kandungan protein dan lemak
dalam ransum maka semakin tinggi indeks kuning telur. Menurut
Stadellman dan Cotterill 1995, konsumsi protein dapat mempengaruhi tinggi kuning telur sedangkan nilai indeks kuning telur
dipengaruhi oleh tinggi kuning telur dan garis tengahnya. Ukuran kuning telur dapat bertambah karena bertambahnya umur telur Buckle
et al
., 1987.
D. Berat Kuning Telur
Rerata berat kuning telur selama penelitian dari masing-masing perlakuan disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7. Rerata berat kuning telur selama penelitian g Perlakuan
Ulangan Rerata
ns
1 2
3 4
P 23,52
23,61 24,08
22,66 23,47
P
1
22,93 25,08
23,20 22,70
23,48 P
2
23,50 23,40
22,35 20,01
22,32 P
3
22,13 23,85
24,98 22,57
23,38
ns
: non signifikan berbeda tidak nyata Rerata berat kuning telur dari keempat perlakuan berkisar antara 22,32
– 23,48 g atau berkisar antara 37,58 – 37,77 . Rerata berat kuning telur yang dihasilkan sesuai dengan pendapat Tillman
et al
. 1991 bahwa telur mengandung sekitar 30 kuning telur, 60 putih telur atau albumen dan
kerabang 10 dari total berat telur. Hasil analisis variansi berat kuning telur menunjukkan pengaruh tidak nyata P 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
TKM dapat digunakan sampai taraf 9 dalam ransum tanpa mempengaruhi berat kuning telur.
Menurut Scott
et al.
1982 faktor utama yang mempengaruhi berat kuning telur adalah nutrien yang terkandung dalam ransum seperti protein,
dan asam lemak linoleat. Masing-masing ransum perlakuan mempunyai kandungan protein relatif sama, sehingga penambahan TKM dalam ransum
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap berat kuning telur.
E. Warna Kuning Telur