Pembahasan Hasil Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

72 Tabel 4. 8 Model Summary b Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui besarnya koefisien korelasi ganda pada kolom R sebesar 0.839. Koefisien determinasinya pada kolom R Square menunjukkan angka 0.703. Kolom Adjusted R Square merupakan koefisien determinasi yang telah dikoreksi yaitu sebesar 0.655 atau sebesar 65.5 yang menunjukkan bahwa variabel LDR, NPL, EAR, LAR, CAR, NIM memberikan kontribusi terhadap ROA sedangkan sisanya 34.5 dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian.

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai R sebesar 0.839 yang berarti hubungan variabel LDR, NPL, EAR, LAR, CAR dan NIM terhadap ROA sebesar 83.9.Nilai R Square sebesar 0.655 atau sebesar 65.5 yang menunjukkan bahwa bahwa variabel LDR, NPL, EAR, LAR, CAR dan NIM memberikan kontribusi terhadap ROA sedangkan sisanya 34.5 dipengaruhi oleh variabel di luar penelitian. Berdasarkan hasil uji statistik F diperoleh kesimpulan bahwa variabel LDR, NPL, EAR, LAR, CAR dan NIM secara bersama- sama atau secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari pengujian Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .839 a .703 .655 .66032 a. Predictors: Constant, NIM, LAR, NPL, EAR, CAR, LDR b. Dependent Variable: ROA Sumber : Output SPSS 18.00 Data diolah 73 yag dilakukan dimana nilai F hitung F tabel , yaitu 14.615 2.356, dan tingkat signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0.05 yakni 0.000 0.05. Berdasarkan pengujian secara parsial diketahui bahwa pengaruh dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen sebagai berikut: 1. Pengaruh LDR terhadap ROA Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa LDR secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung -0.223 dan nilai signifikansi sebesar 0.825 yang berada diatas 0.05. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dhanuskodi, 2014 Kartika dkk,2006. Pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh LDR mengindikasikan bahwa apabila LDR mengalami kenaikan, ROA akan mengalami penurunan, dan sebaliknya apabila LDR mengalami penurunan, maka ROA akan mengalami kenaikan. Semakin besar LDR mengindikasikan kredit yang disalurkan oleh Bank Umum dari dana pihak ketiga akan mengurangi kemampuan Bank Umum dalam meningkatkan laba dengan kondisi kredit yang diberikan menjadi kredit macet. Hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian Rina, dkk 2012 yang menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap ROA. 2. Pengaruh NPL terhadap ROA Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa NPL secara parsial berpengaruh NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung -0.223 dan nilai signifikansi sebesar 0.825. Hasil pengujian mengindikasikan jika NPL meningkat, maka ROA akan menurun. Jadi berapapun nilai rasio Non Performing Loan NPL tidak tidak 74 mempengaruhi besar kecilnya rasio Return on Asset ROA. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran bank dalam menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi tidak berjalan dengan baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Kartika, 2006 bahwa Non Performing Loan NPL yang tinggi akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya yang lain, sehingga berpotensi untuk menimbulkan kerugian pada bank, atau dengan kata lain Non Performing Loan NPL menurunkan tingkat pengembalian asset ROA bank 3. Pengaruh EAR terhadap ROA Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa EAR secara parsial berpengaruh EAR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung sebesar 0.321dan nilai signifikansi sebesar 0.750. Hasil pengujian mengindikasikan bahwa semakin tinggi nilai EAR, maka akan semakin baik anggaran bank dalam membelanjakan investasinya sehingga kemampuan bank dalam meningkatkan labanya menjadi semakin optimal. Selain itu, diindikasikan berpengaruh positif terhadap ROA, karena EAR sebagai indikator tersedianya modal untuk menjaga likuiditas protective function dan kelangsungan operasionalnya sehingga dapat melindungi para pemilik modal dari kebangkrutan. Peranan pemilik mampu mendorong pihak manajemen meningkatkan efisiensi kinerja yang akan berimbas pada laba yang didapatkan perusahaan, selain itu adanya modal dapat melindungi nasabah dari kerugian yang timbul dan menjaga kepercayaan masyarakat karena adanya modal yang tersedia untuk menjaga dana mereka. Secara teoritis dikatakan bahwa 75 semakin tinggi nilai EAR, maka akan semakin baik anggaran bank dalam membelanjakan investasinya sehingga kemampuan bank dalam meningkatkan labanya menjadi semakin optimal. Hasil Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendrayanti dkk, 2013. 4. Pengaruh LAR terhadap ROA Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa LAR secara parsial LAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t -hitung sebesar 4.157 dan nilai signifikansi sebesar 0.000. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi kredit yang diberikan maka semakin besar pendapatan bunga yang diperoleh sehingga tingkat pengembalian aset akan semakin tinggi, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hendrayanti dkk 2013 5. Pengaruh CAR terhadap ROA Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa CAR secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung sebesar -3.533 dan nilai signifikansi sebesar 0.001. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian yag dilakukan oleh Pandu, 2008 Kartika dkk, 2006 bahwa pengaruh negatif yang ditunjukkan oleh CAR mengindikasikan bahwa CAR mengalami kenaikan, ROA akan mengalami penurunan, dan sebaliknya apabila CAR mengalami penurunan, maka ROA akan mengalami kenaikan. Pengaruh Capital Adequacy Ratio CAR yang negatif terhadap Return On Asset dapat terjadi karena peningkatan profitabilitas turut diikuti pula oleh meningkatnya kebutuhan pembentukan cadangan dalam rangka mengantisipasi 76 konsekuensi peningkatan resiko sejalan dengan optimalisasi produktivitas aset, sehingga kecukupan permodalan Bank diproksikan dengan Capital Adequacy Ratio CAR mengalami penurunan. Di samping itu, Capital Adequacy Ratio CAR yang berpengaruh negatif dan terhadap Return On Asset ROA dapat dikarenakan bank belum memanfaatkan sumber-sumber tambahan modal lainnya sehingga pertumbuhan modal tidak dapat mengimbangi pertumbuhan aktiva produktif. Perkembangan ini tentunya berdampak pada kemampuan bank untuk melakukan ekspansi penyaluran dana. Dengan demikian, Capital Adequacy Ratio CAR berpengaruh negatif terhadap Return On Asset ROA. 6. Pengaruh NIM terhadap ROA Berdasarkan hasil uji statistik t diperoleh kesimpulan bahwa NIM secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini terbukti dari nilai t-hitung sebesar 7.695 dan nilai signifikansi sebesar 0.000. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi rasio NIM maka akan menyebabkan semakin tingginya rasio ROA dan sebaliknya. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Fitriani,2010 dan Pandu, 2008 yang menyatakan bahwa rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pemberian kredit atau pinjaman, sementara bank memiliki kewajiban beban bunga kepada deposan. Semakin besar rasio ini maka meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam 77 kondisi bermasalah semakin kecil. Meningkatnya pendapatan bunga dapat memberikan kontribusi laba terhadap bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar perubahan Net Interest Margin NIM suatu bank, maka semakin besar pula profitabilitas bank tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin meningkat. 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN