Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STRATA I MEDAN

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP

RETURN SAHAM INDUSTRI PERBANKAN

DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

OLEH :

NORA YANTI P 070502092 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Nora Yanti P (2011), Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Pembimbing Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME. Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME. Dosen Penguji I Dra. Lisa Marlina, M.Si. Dosen Penguji II Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si.

Faktor fundamental merupakan informasi yang sangat penting, karena membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Investasi yang aman memerlukan analisis yang cermat, teliti, dan didukung dengan data yang akurat dan terpercaya, sehingga dapat mengurangi risiko bagi investor yang berinvestasi. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor melakukan investasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Faktor-faktor Fundamental yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) memiliki pengaruh yang signifikan baik secara serempak maupun parsial terhadap return saham industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan hipotesis bahwa faktor fundamental secara serempak maupun parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan statistik, dengan menggunakan data dari tahun 2007-2009 pada 20 industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam bentuk laporan tahunan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for windows.

Hasil uji F (serempak) menunjukkan bahwa faktor fundamental yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap return saham industri perbankan, Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham industri perbankan, Earning Per Share (EPS) dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR), Return Saham


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karuniaNya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Departeman Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak menemui kesulitan, kendala, dan hambatan. Akan tetapi, berkat bantuan bimbingan, masukan saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan sekaligus Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memberi saran kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini.

6. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi ini. 7. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA selaku Dosen Wali.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara atas segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

9. Seluruh Staf Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara atas bantuannya untuk segala urusan dalam proses penyusunan skripsi.

10.Teristimewa kedua orang tua yang penulis cintai dan kasihi Ayahanda R. Pakpahan dan Ibunda N. Br Manalu atas segala kasih sayang, motivasi, dukungan baik moril maupun materil, serta doa demi kesuksesan penulis. 11.Saudara- saudara yang terkasih Bang Delvita, Bang Roy, Kak Nelly, Adik

Riro, Adik Rezeki, dan Kak Delvita atas segala doa, motivasi dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

12.Kedua keponakkan tersayang Devita Pakpahan dan Ryo Bastian Pakpahan atas segala motivasi dan doa yang diberikan kepada penulis serta yang menjadi sumber semangat.

13.Sahabat-sahabat seperjuangan di Manajemen FE-USU Stambuk 2007: Meir, Maslin, Riris, Betty, Debora, Rahma, Paramitha, Erikson, Jefri, Rima, Masdiana, Patar serta seluruh teman-teman yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu dan memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini serta yang telah menjadi rekan penulis dalam masa perkuliahan.


(5)

14.Kelompok Kecil penulis “Ratu Ester”: Bang Daniel, Kak Irma, Riris, Meir, Rima, dan Rolis yang selalu memberikan motivasi dan doa dalam pengerjaan skripsi ini.

15.Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Akhir kata, Penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkati kita semua.

Medan, Februari 2011 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI……… ….. i

DAFTAR TABEL………..………..………...………... iv

DAFTAR GAMBAR………...………..………… v

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang………...…………... 1

B. Perumusan Masalah………....………. 6

C. Kerangka Konseptual………....……….. 6

D. Hipotesis………..………….... 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian………..……….. 10

1. Tujuan Penelitian...…...……….……….……. 10

2. Manfaat Penelitian…...……….………. 10

F. Metodologi Penelitian………..………. 11

1. Batasan Operasional……….………....….….. 11

2. Defenisi Operasional………….………... 11

3. Populasi dan Populasi Saasaran………... 14

4. Tempat dan Waktu Penelitian………... 16

5. Jenis Data………...……….…... 16

6. Teknik Pengumpulan Data……….……... 16

7. Metode Analisis Data………....…. 17

BAB II URAIAN TEORITIS... 23

A. Penelitian Terdahulu………...………... 23

B. Bank………...………... 25

1. Pengertian Bank………...………… 25

2. Laporan Keuangan Bank…………..………... 26

C. Saham……….………...…...….………….……. 27

1. Pengertian Saham………...………. 27

2. Manfaat Kepemilikan Saham……...……….…... 28

D. Return Saham………...……….. 29

E. Analisis Fundamental………. 31

F. Faktor Fudamental... 32

1. Return on Assets (ROA)... 32

2. Return on Equity (ROE)... 33

3. Net Interest Margin (NIM)... 33

4. Debt to Equity Ratio (DER)... 33

5. Earning Per Share (EPS)... 34

6. Price Earning Ratio (PER)... 34

7. Long term Debt to Assets Ratio (LDAR)... 35

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 36

A. Bursa Efek Indonesia... 36

B. Gambaran Umum masing-masing Perbankan... 37


(7)

2. Bank Central Asia, Tbk... 37

3. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk... 38

4. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk... 38

5. Bank Rakyat Indonesia, Tbk... 39

6. Bank Century, Tbk... 39

7. Bank Danamon Indonesia, Tbk... 40

8. Bank Eksekutif Interational, Tbk... 41

9. Bank Kesawan, Tbk... 42

10.Bank CIMB Niaga, Tbk... 42

11.Bank Intl Indonesia, Tbk... 43

12.Bank Permata, Tbk... 43

13.Bank Mandiri, Tbk... 44

14.Bank Swadesi, Tbk... 44

15.Bank Victoria International, Tbk... 45

16.Bank Artha Graha International, Tbk... 45

17.Bank Mayapada internatinal, Tbk... 46

18.Bank Mega, Tbk... 46

19.Bank NISP, Tbk... 47

20.Bank Pan Indonesia, Tbk... 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 48

A. Analisis Deskriptif... 48

1. Return Saham... 48

2. Return on Assets (ROA)... 50

3. Return on Equity (ROE)... 51

4. Net Interest Margin (NIM)... 52

5. Debt to Equity Ratio (DER)... 54

6. Earning Per Share (EPS)... 55

7. Price Earning Ratio (PER)... 56

8. Long term Debt to Assets Ratio (LDAR)... 57

B. Uji Asumsi Klasik... 58

1. Uji Normalitas... 60

2. Uji Multikolinearitas... 63

3. Uji Autokorelasi... 63

4. Uji Heteroskedastisitas... 64

C. Analisis Regresi Berganda... 65

D. Pengujian Hipotesis... 68

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)... 69

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 75

A. Kesimpulan... 75


(8)

DAFTAR PUSTAKA ………. . 77 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Proses Pemilihan Target Populasi……....……....……….. 15

Tabel 1.2 Populasi Sasaran Penelitian………..……. 15

Tabel 1.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi….….. 19

Tabel 4.1 Return Saham Perbankan... 48

Tabel 4.2 Return on Assets (ROA) Perbankan... 50

Tabel 4.3 Return on Equity (ROE) Perbankan... 51

Tabel 4.4 Net Interest Margin (NIM) Perbankan... 52

Tabel 4.5 Debt to Equity Ratio (DER) Perbankan... 54

Tabel 4.6 Earning Per Share (EPS) Perbankan... 55

Tabel 4.7 Price Earning Ratio (PER) Perbankan... 56

Tabel 4.8 Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) Perbankan ... 57

Tabel 4.9 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 58

Tabel 4.10 Multikolinearitas... 59

Tabel 4.11 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 62

Tabel 4.12 Multikolinearitas... 63

Tabel 4.13 Durbin-Watson... 63

Tabel 4.14 Uji Glejser... 65

Tabel 4.15 Coefficientsa... 66

Tabel 4.16 Variables Entered/Removedb... 67

Tabel 4.17 Model Summary ... 68

Tabel 4.18 F Test... 69


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kinerja Saham Sektor Perbankan: Januari-Juni 2009... 3

Gambar 1.2 Kerangka Konseptual………..…………... 9

Gambar 4.1 Grafik Histogram... 60

Gambar 4.2 Grafik Scatter plot... 61


(11)

ABSTRAK

Nora Yanti P (2011), Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Pembimbing Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME. Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME. Dosen Penguji I Dra. Lisa Marlina, M.Si. Dosen Penguji II Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si.

Faktor fundamental merupakan informasi yang sangat penting, karena membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Investasi yang aman memerlukan analisis yang cermat, teliti, dan didukung dengan data yang akurat dan terpercaya, sehingga dapat mengurangi risiko bagi investor yang berinvestasi. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor melakukan investasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Faktor-faktor Fundamental yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) memiliki pengaruh yang signifikan baik secara serempak maupun parsial terhadap return saham industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan hipotesis bahwa faktor fundamental secara serempak maupun parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan statistik, dengan menggunakan data dari tahun 2007-2009 pada 20 industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam bentuk laporan tahunan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 16.00 for windows.

Hasil uji F (serempak) menunjukkan bahwa faktor fundamental yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil uji t (parsial) menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER) berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap return saham industri perbankan, Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham industri perbankan, Earning Per Share (EPS) dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return saham industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR), Return Saham


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan utama berdirinya suatu badan usaha adalah memperoleh keuntungan. Keuntungan yang diperoleh tersebut tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaaan, seperti membayar gaji, sewa, membeli mesin-mesin serta biaya-biaya lainnya, akan tetapi juga digunakan untuk ekspansi perusahaan melalui berbagai kegiatan di masa yang akan datang.

Pasar modal merupakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Salah satu investasi dalam pasar modal adalah saham. Saham (stock) didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji, Fakhruddin, 2006:6). Tujuan utama investor melakukan investasi adalah memperoleh return yang tinggi.

Keputusan investasi saham pada dasarnya menyangkut masalah pengelolahan dana pada suatu periode tertentu, dimana para investor mempunyai harapan untuk memperoleh keuntungan dari dana yang telah diinvestasikan selama periode tertentu. Sebelum mengambil keputusan dalam berinvestasi, para investor perlu mempertimbangkan faktor fundamental yang akan mempengaruhi investasinya tersebut. Faktor fundamental mampu menggambarkan struktur keuangan perusahaan dan mengidentifikasi prospek perusahaan untuk dapat memperkirakan return saham di masa yang akan datang.


(13)

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi (Jogiyanto 2003:110).

Investor memandang salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa depan adalah dengan melihat sejauhmana pertumbuhan profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan investor. Untuk informasi hal tersebut, biasanya digunakan dua rasio yaitu Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA) (Tandelilin, 2001:240). ROE menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham, sedangkan ROA menggambarkan kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba.

Syamsuddin (2000:66) menyatakan bahwa pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa, dan calon pemegang saham sangat tertarik dengan Earning Per Share (EPS), karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham


(14)

tertarik dengan Earning Per Share (EPS) yang besar, karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan.

Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah emiten sektor perbankan. Perbankan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat, juga tidak terlepas dari kondisi ekonomi terutama bagi perusahaan perbankan yang go public. Tumbuh, berkembang, dan sehatnya perekonomian suatu negara sebagian besar tergantung pada kesehatan perbankan di negara tersebut. Saham-saham sektor perbankan di lantai Bursa Efek Indonesia dinilai memiliki prospek dan potensi keuntungan yang besar dalam jangka panjang.

Sumber: www.wordpress.com

Gambar 1.1

Kinerja Saham Sektor Perbankan: Januari- Juni 2009

Gambar 1.1 menunjukkan kinerja saham sektor perbankan periode Januari-Juni 2009 yang diwakili oleh 5 bank besar di Indonesia yaitu Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, Bank Danamon, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central


(15)

Asia. Bank Negara Indonesia (BBNI) menghasilkan kinerja tertinggi yaitu 120%. Sedangkan Bank Mandiri (BMRI) dan Bank Danamon (BDMN) sekitar 50%. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan Bank Central Asia (BBCA) dibawah 40%. Kinerja perbankan dapat menjadi signal dari adanya krisis perekonomian. Begitupula pada saat keadaaan ekonomi mulai pulih, kinerja perbankan dan sektor keuangan akan menjadi early signal dari pemulihan perekonomian nasional. Dengan adanya pemulihan ekonomi maka perbankan akan mulai giat melakukan ekspansi kredit.

Salah satu yang menunjukkan keberhasilan kinerja perbankan adalah return sahamnya. Menurut pengamat pasar modal Sinaga dalam tempointeraktif (2007: edisi Maret), saham bank diburu oleh investor karena optimis prospek kinerja perbankan akan terus membaik. Hal ini berkaitan dengan gencarnya perbankan dalam penyaluran kredit ke sektor konsumen, berputarnya modal kerja terkait program infrastruktur dan turunnya posisi kredit seret (NPL). Misalnya, Bank Mandiri, BCA, dan BRI yang sudah siap mengucurkan kredit ke infrastruktur yang akan membuat sahamnya semakin prospektif. Kalangan investor menilai margin bank akan terus melambung akibat spread (selisih bunga) yang semakin melebar antara bunga simpanan dengan bunga kredit. Keuntungan akan terus meningkat yang pada akhirnya akan mengerek harga saham perbankan. Masih kuatnya animo investor untuk kembali memburu saham perbankan di lantai bursa tetap terlihat meskipun secara teknis harganya sudah overbought (mahal) dengan P/E ratio (perbandingan harga dengan laba bersih per saham) yang cukup tinggi. Selama transaksi 16-23 Maret 2007, rata-rata saham perbankan kembali mencatatkan kenaikan 2,39 persen. Dari 27 saham bank yang tercatat di


(16)

bursa, sebanyak saham 10 bank naik, 8 saham bank stagnan dan sisanya 9 saham masih mengalami koreksi. Kenaikan tertinggi terjadi pada saham Danamon naik 12,50 persen, NISP naik 7,41 persen, Bumi Arta naik 6,12 persen, Artha Graha naik 4,88 persen, Niaga naik 4,05 persen, BCA naik 3,0 persen, dan Mandiri naik 2,04 persen. Saham-saham emiten perbankan pada tahun 2007 tampaknya tidak terpengaruh secara negatif oleh gejolak harga minyak dunia yang sudah tembus hingga level US$ 92 per barel. Buktinya, saham beberapa emiten perbankan telah menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Kalangan analis meprediksikan saham-saham emiten perbankan akan bergerak naik seiring dengan antisipasi terhadap kemungkinan The Fed (Bank Sentral Amerika Serikat) untuk kembali menurunkan suku bunga. Pergerakan harga saham sektor perbankan juga didukung oleh ekspektasi para investor terhadap kestabilan tingkat suku bunga di Indonesia

Tahun 2008, sistem keuangan dan perbankan Indonesia mengalami kekeringan likuiditas lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Tingginya tekanan inflasi ditahun 2008 telah memicu otoritas moneter menaikkan suku bunga acuan. Suku bunga terus merayap naik dari level 8 persen dibulan Desember 2007, ke level 9,25 persen diakhir 2008 lalu. Kenaikan ini tentunya menambah tekanan pada sistem perbankan Indonesia, yang telah mengalami kesulitan likuiditas sebelumnya. Selain masih tingginya suku bunga, lambatnya pencairan belanja pemerintah, dan melemahnya ekspor turut mempengaruhi kondisi perbankan Indonesia.

Faktor fundamental merupakan informasi yang sangat penting, karena membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Investasi yang aman


(17)

memerlukan analisis yang cermat, teliti dan didukung dengan data yang akurat dan terpercaya, sehingga dapat mengurangi risiko bagi investor yang berinvestasi. Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko, serta hubungan antara return dan risiko (Tandelilin, 2001:6).

Berdasarkan uraian serta permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Industri Perbankan Di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan sebelumnya, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap return saham industri perbankan di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham industri perbankan di Bursa Efek Indonesia?

C. Kerangka Konseptual

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return atas investasi, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Oleh


(18)

karena itu, sebelum memilih keputusan investasinya, para investor perlu menganalisis faktor fundamental yang mempengaruhi return di masa yang akan datang.

Menurut Darmadji, Fakhruddin (2006:189), faktor fundamental yang mempengaruhi return saham dapat diukur dari berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi suatu perusahaan, seperti Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR).

Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2005:118).

Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Semakin besar ROE berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan return saham (Dendawijaya, 2005:119).

Net Income Margin (NIM) merupakan rasio yang menghubungkan net interest income dengan earning assets. Calon investor memandang bahwa bank yang mempunyai Net Interest Margin yang tinggi menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan pendapatan bunga yang tinggi pula (Koch, Timothy, 1995:116).


(19)

Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. Nilai DER yang tinggi menunjukkan semakin besar perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai perusahaan dan semakin kecil return yang diperoleh (Dendawijaya, 2005:122).

Tandelilin (2001:241) menyatakan bahwa informasi Earning Per Share (EPS) suatu bank menunjukkan besarnya laba bersih bank yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham bank. Besarnya EPS suatu bank dapat diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Semakin tinggi tingkat Earning Per Share akan semakin baik karena investor akan tertarik menanamkan investasinya kedalam bank dengan anggapan akan mendapatan pengembalian saham yang tinggi. Jika nilai EPS naik maka harga saham mengalami kenaikan, return sahamnya juga mengalami kenaikan.

Price Earning Ratio mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. PER juga merupakan ukuran harga relatif dari sebuah saham perusahaan (Tandelilin 2001:243).

Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank dibiayai atau atau dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang. Semakin besar LDAR semakin bagus solvabilitasnya (Dendawijaya, 2005:122).

Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama yaitu yield dan capital


(20)

gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikan atau penurunan harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat utang jangka panjang) yang bisa memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor (Tandelilin, 2001:48).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang dikemukakan, maka model kerangka konseptual dapat digambarkan pada gambar 1.2 berikut ini:

Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual

Sumber : Darmadji, Fakhruddin (2006), Dendawijaya (2001), Tandelilin (2001), data diolah

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2003:51).

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka hipotesis penelitian ini adalah:

Return on Asset (X1)

Return on Equity (X2)

Net Interest Margin (X3)

Debt to Equity Ratio (X4) Return Saham

(Y) Earning Per Share (X5)

Price Earning Ratio (X6)

Long Term Debt to Assets Ratio (X7)


(21)

1. Secara serempak faktor fundamental yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham industri perbankan di Bursa Efek Indonesia

2. Secara parsial faktor fundamental yang terdiri dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham industri perbankan di Bursa Efek Indonesia

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Menganalisis pengaruh serempak faktor fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, NIM, DER, EPS, PER, dan LDAR terhadap return saham industri perbankan di Bursa Efek Indonesia

b. Menganalisis pengaruh parsial faktor fundamental yang terdiri dari ROA, ROE, NIM, DER, EPS, PER, dan LDAR terhadap return saham industri perbankan di Bursa Efek Indonesia

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: a. Bagi Penulis, sebagai sarana untuk menerapkan teori-teori dan literatur

yang penulis peroleh selama perkuliahan dan juga menambah wawasan penulis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham di masa yang akan datang.


(22)

b. Bagi bank, sebagai infomasi dalam mengelola dan memperbaiki kinerja keuangan.

c. Bagi Investor, sebagai informasi untuk bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di industri perbankan.

d. Bagi Peneliti Lanjutan , sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dalam melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang sejenis.

F. Metodologi Penelitian 1. Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah: a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

1. Variabel Independen (variabel bebas) yaitu ROA, ROE, NIM, DER, EPS, PER, dan LDAR

2. Variabel Dependen (variabel terikat) yaitu return saham.

b. Laporan keuangan industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009 dalam bentuk tahunan.

c. Data harga saham industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009.

2. Defenisi Operasional

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: a. Variabel Independen (X)

1. Irmayanto (2009:91) menyatakan bahwa Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan aset bank dalam memperoleh


(23)

keuntungan. Semakin tinggi ROA suatu bank, semakin baik produktifitas aset dalam memperoleh keuntungan bersih.

Rumus yang digunakan sebagi berikut:

2. Irmayanto (2009:91) menyatakan bahwa Return on Equity (ROE ) mengukur kemampuan modal sendiri dalam memperoleh keuntungan bersih bank. Semakin tinggi ROE, semakin baik produktifitas modal sendiri dalam meraih laba.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

3. Net Interest Margin (NIM)) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan menggunakan income producing assets (Koch, Timothy, 1995:116)

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

4. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang

NIM = x 100%

ROA= x 100%


(24)

berasal dari modal bank sendiri. Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya utang (Dendawijaya, 2005:122).

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

5. Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham untuk setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS, semakin besar laba yang tersedia bagi pemegang saham (Darmadji, 2006:195).

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

6. Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan dimasa yang akan datang cukup tinggi (Harahap, 2008:311).

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

7. Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank dibiayai atau

DER= totalu tanekuitasg

EPS=


(25)

dananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang (Dendawijaya, 2005: 122).

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

b. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham yang digunakan adalah return saham tahunan yang terdiri dari capital gain (loss) dan yield (Jogiyanto, 2005:53).

Rumus yang digunakan sebagai berikut: Return saham=

1 1 −

− +

t t t t

P D P P

3. Populasi dan Populasi Sasaran

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2009, dimana terdapat sebanyak 30 bank. Penelitian ini menggunakan populasi sasaran yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan masalah penelitian atau populasi yang akan diteliti dalam area/wilayah/kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria (pertimbangan) populasi sasaran yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

a. Bank yang terus tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yakni dari tahun 2007-2009.

b. Bank yang memiliki laporan keuangan yang lengkap dari tahun 2007-2009.

c. Bank yang memiliki data harga saham dari tahun 2006-2009.


(26)

Tabel 1.1

Proses Pemilihan Target Populasi

No Karakteristik Populasi Sasaran Jumlah a Bank yang terus tercatat (listing) di BEI periode

2007-2009

30 b Bank yang tidak memiliki data laporan keuangan

2007-2009 dan data saham tahun 2006-2009

(9) c Bank yang mempunyai laporan keuangan 2007-2009

tetapi tidak mempunyai data harga saham tahun 2006-2009

(1)

Jumlah Akhir Populasi Sasaran 20

Sumber

Tabel 1.1 merupakan data yang memenuhi kriteria populasi sasaran yaitu sebanyak 20 bank. Nama-nama bank yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2

Populasi Sasaran Penelitian No Kode Bank Nama Bank

1 BABP Bank ICB Bumi Putera, Tbk 2 BBCA Bank Central Asia, Tbk

3 BBNI Bank Negara Indonesia, (Persero), Tbk 4 BBNP Bank Nusantara Parahyangan, Tbk 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 6 BCIC Bank Century, Tbk

7 BDMN Bank Danamon Indonesia, Tbk 8 BEKS Bank Eksekutif Interational, Tbk 9 BKSW Bank Kesawan, Tbk

10 BNGA Bank CIMB Niaga, Tbk 11 BNII Bank Intl Indonesia, Tbk 12 BNLI Bank Permata, Tbk 13 BMRI Bank Mandiri, Tbk No Kode Bank Nama Bank 14 BSWD Bank Swadesi, Tbk

15 BVIC Bank Victoria International, Tbk 16 INPC Bank Artha Graha Internasional, Tbk 17 MAYA Bank Mayapada International, Tbk 18 MEGA Bank Mega, Tbk

19 NISP Bank NISP, Tbk

20 PNBN Bank Pan Indonesia, Tbk Sumber


(27)

4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melalui media internet dengan menggunakan situ

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan Agustus 2010 sampai dengan bulan Januari 2011.

5. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersumber data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media internet, laporan keuangan, harga saham, jurnal, buku-buku referensi, dan majalah.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi pustaka yakni dengan mengumpulkan data pendukung literatur, jurnal, serta laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapatkan gambaran masalah yang akan diteliti dan juga dengan mengumpulkan data-data sekuder yaitu laporan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(28)

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalis dan diinterpretasikan secara objektif.

b. Analisis Regresi Linear Berganda

Model analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen baik secara bersama-sama maupun parsial terhadap variabel dependen.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan program Software SPSS 16.0 for Windows (Statistic Product and Services Solution).

Persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut: Y= a+b1X1+ b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6+ b7X7+e

Dimana: Y = Return Saham a = Konstanta

X1 = Return on Assets (ROA)

X2 = Return on Equity (ROE)

X3 = Net Interest Margin (NIM)

X4 = Debt to Equity Ratio (DER)

X5 = Earning Per Share (EPS)

X6 = Price Earning Ratio (PER)

X7 = Long term Debt to Assets Ratio (LDAR)

b1,2,3,4,5,6,7 = Koefisien regresi variabel X1,2,3,4,5,6,7


(29)

Sebelum model tersebut dikatakan layak digunakan maka harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (Situmorang, 2010:91). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau ke kanan. Model regresi yang baik adalah model yang berdistribusi normal. Uji ini dilakukan melaui analisis grafik dan Kolmogorv-Smirnov.

b. Uji Multikolineritas

Uji Multikolineritas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi (hubungan) diantara variabel bebas dalam model regresi(Situmorang, 2010:129). Hubungan linear antar variabel bebas inilah yang disebut dengan multikolineritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Uji multikolineritas ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunujukkan adanya multikolineritas adalah tolerance < 0,1 sedangkan VIF > 5.

c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada


(30)

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Situmorang, 2010:113). Model regresi yang baik adalah bebas dari autokorelasi. Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Durbin-Watson (DW) Test dengan ketentuan:

Tabel 1.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl Tidak ada autokorelasi positif

atau negatif

Tidak ditolak Du < d < 4 - du Sumber : Situmorang (2010:120)

Keterangan : dl = Batas bawah du= Batas atas d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya (Situmorang, 2010:100). Jika variance dari satu residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka terjadi homoskedastisitas. Jika berbeda, inilah yang disebut dengan heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan metode grafik yaitu grafik Scatterplot. Apabila terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak


(31)

membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan uji glejser.

c. Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut:

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya:

Ho : bi =0, artinya secara simultan tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) terhadap return saham.

Ho : bi ≠ 0, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang

signifikan dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) terhadap return saham.


(32)

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel

pada tingkat signifikan (α) = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan pada uji F adalah: Ho diterima jika Fhitung < Ftabel

H1 diterima jika Fhitung > Ftabel

2. Uji Signifikansi Parsial ( Uji- t)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas secara parsial terhadap variasi variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah:

Ho : bi =0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) terhadap return saham.

Ho : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang

signifikan dari Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR) terhadap return saham

Pada penelitian ini nilai thitung akan dibandingkan dengan ttabel pada

tingkat signifikan (α) = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan pada uji-t adalah: Ho diterima jika thitung < ttabel


(33)

BAB II

URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu

Marviana (2009) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Loan to Deposit Ratio (LDR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Burden Ratio. Analisis data yang digunakan dengan pendekatan regresi linear berganda pada tingkat signifikan 5%. Hasil penelitian menunujukkan bahwa secara simultan faktor fundamental Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Loan to Deposit Ratio (LDR), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Burden Ratio berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2007. Sedangkan secara parsial hanya Net Interest Margin (NIM), Loan to Deposit Ratio (LDR), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning Ratio (PER) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2003-2007.

Parhusif (2009) melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap Tingkat Pengembalian Saham Pada Perusahaan Sektor Perbankan dan Properti yang Terdaftar di Bursa Indonesia”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio


(34)

(PER), dan Debt to Equity Ratio (DER). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji F dan uji t, dengan tingkat signifikansi 5%. Penganalisaan data menggunakan software pengolahan data statistik yaitu SPSS 14.00 for windows. Hasil uji F menunjukkan bahwa Faktor-faktor Fundamental yang terdiri atas Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Hasil uji t (secara individual) menunjukkan bahwa pada sektor perbankan hanya variabel Earning Per Share (EPS) yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, variabel Price Earning Ratio (PER) memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap tingkat pengembalian saham. Pada sektor properti variabel Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian saham, sedangkan Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengembalian saham.

Salim (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Fundamental dan Beta Saham Terhadap Return Saham Perbankan di Bursa Efek Jakarta. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Loan to Assets Ratio (LAR), Net Profit Margin (NPM), Operation Profit Margin (OPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Loan to deposit ratio (LDR), dan Beta Saham. Pengujian hipotesis menggunakan metode regresi logistik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara simultan faktor fundamental


(35)

Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Loan to Assets Ratio (LAR), Net Profit Margin (NPM), Operation Profit Margin (OPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Loan to deposit ratio (LDR), dan Beta Saham memiliki pengaruh positif terhadap return saham perbankan di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan secara parsial, faktor fundamental Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Risked Assets (RORA), Loan to Assets Ratio (LAR), Net Profit Margin (NPM), Operation Profit Margin (OPM), Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Loan to deposit ratio (LDR), dan Beta Saham memiliki pengaruh negatif terhadap return saham perbankan di Bursa Efek Jakarta.

B. Bank

1. Pengertian Bank

Pengertian Bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan adalalah:

“Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

Berdasarkan pengertian di atas disimpulkan bahwa Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu berkaitan dengan masalah bidang keuangan. Usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa Bank lainnya


(36)

2. Laporan Keuangan Bank

Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara keseluruhan. Dari laporan keuangan para investor akan mengetahui bagaimana kondisi bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki oleh suatu bank. Laporan keuangan bank juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama satu periode. Melalui laporan ini, pihak manajemen bank dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.

Menurut Kasmir (2004:243), Jenis-jenis laporan keuangan bank adalah sebagai berikut:

a. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan bank pada tanggal tertentu. Posisi keuangan neraca meliputi posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank.

b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi

Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak (irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama dipenuhi, sedangkan laporan kontinjensi merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

c. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan


(37)

ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendapatan serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas.

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai Posisi Devisa Neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.

f. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh cabang-cabang bank yang bersangkutan baik yang ada didalam negeri maupun di luar negeri, sedangkan laporan konsolidasi merupakan laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.

C. Saham

1. Pengertian Saham

Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Saham didefenisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau kepemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan( Anoraga, 2006:58). Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan diperusahaan tersebut. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima


(38)

sebagian pendapatan tetap/dividen dari perusahaan serta kewajiban menanggung risiko kerugian yang diderita perusahaan.

Saham yang diperdagangkan di bursa ada dua jenis yaitu saham biasa (common stock) dan saham preferen (preferred stock) (Anoraga, 2006:54). Saham biasa (common stock) adalah saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi yang paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sedangkan, saham preferen (preferred stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan yang tetap tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:7). Harga saham yang terjadi di pasar sangat berfluktuasi tergantung dari jumlah permintaan dan penawaran saham tersebut. Harga saham akan cenderung naik apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan akan cenderung turun apabila mengalami kelebihan penawaran.

2. Manfaat Kepemilikan Saham

Secara umum, ada dua manfaat yang bisa diperoleh pembeli saham yaitu manfaat ekonomis dan manfaat non ekonomis (Anoraga, 2006:60).

a. Manfaat Ekonomis meliputi: 1. Dividen

Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit sahamatas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai (cash dividend) yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen


(39)

saham (stock dividend) yaitu kepada setiap pemegang saham diberikan dividen dalam bentuk saham sehingga jumlah saham yang dimiliki investor akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:12).

2. Capital Gain

Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh investor dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan nilai beli yang lebih rendah (Anoraga, 2006:60).

b. Manfaat Non-ekonomis

Manfaat non-ekonomis yang diperoleh pemegang saham adalah kepemilikan hak suara dalan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk menentukan jalannya perusahaan. Semakin besar jumlah saham yang dimiliki oleh investor, maka semakin besar pula hak suaranya dalam RUPS.

D. Return Saham

Pada dasarnya, tujuan investor berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return realisasi ini sangat penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan, sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang (Jogiyanto, 2003:109). Beberapa pengukuran return realisasi yang


(40)

banyak digunakan adalah return total (total returns), relatif return (return relative), kumulatif return (return cumulative), dan return disesuaikan (adjusted return). Sedangkan rata-rata dari return dapat dihitung berdasarkan rata-rata aritmatika (arithmetic mean) atau rata-rata geometrik (geometric mean). Rata-rata geometrik banyak digunakan untuk menghitung rata-rata return beberapa periode. Oleh karena itu, rata geometrik lebih tepat digunakan daripada metode rata-rata aritmatika biasa (Jogiyanto, 2003:110).

Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return total terdiri dari capital gain (loss) dan yield (Jogiyanto, 2003:110). Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Return =Capital gain (loss)+ Yield Atau Return = 1 1 − − − t t t P P P + Yield

Capital gain atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham biasa yang membayar dividen periodik sebesar Dt rupiah

per-lembarnya, maka yield adalah sebesar Dt/Pt-1 dan return saham dinyatakan

sebagai berikut:

Return Saham =

1 1 − − − t t t P P P + 1 − t t P D Atau


(41)

Return Saham=

1 1 −

− +

t t t t

P D P P

Keterangan: Pt = harga saham sekarang

Pt-1= harga saham periode lalu

Dt = dividen periodik

E. Analisis Fundamental

Analisis fundamental merupakan analisis penilaian atas laporan keuangan perusahaan (Widoatmodjo, 2009:178). Adapun target analisis fundamental ini adalah memberikan jawaban tentang sehat atau tidaknya kondisi suatu perusahaan. Jika sehat, maka perusahaan tersebut layak untuk dijadikan tempat investasi, misalnya dengan cara membeli sahamnya.

Analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan cara mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi suatu perusahaan (Darmadji, Fakhruddin, 2006:189). Dengan demikian analisis fundamental merupakan analisis yang berbasis pada berbagai data riil untuk mengevaluasi atau memproyeksi nilai suatu saham.

Fakhruddin dan Sopian, (2001:55) menyatakan bahwa analisis fundamental adalah teknik-teknik yang dipakai untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara:

1) Mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang.

2) Menerapakan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Tandelilin (2001:232) menyatakan bahwa dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen


(42)

utama dalam analisis fundamantal yaitu EPS (Earning Per Share) dan PER (Price Earning Ratio) perusahaan. Ada tiga alasan utama yang mendasari penggunaan dua komponen tersebut. Pertama, karena pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik suatu saham. Kedua, dividen yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya dibayarkan dari earning. Ketiga, adanya hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham.

F. Faktor Fundamental

Aspek fundamental merupakan faktor-faktor yang diindikasikan dapat mempengaruhi return saham. Faktor fundamental merupakan informasi penting bagi investor dalam menginvestasikan dananya. Menurut Darmadji, Fakhruddin (2006:189), faktor fundamental yang mempengaruhi return saham dapat diukur dari berbagai indikator terkait kondisi makro ekonomi dan kondisi suatu perusahaan, seperti Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR).

1. Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya, 2005:118).


(43)

2. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Semakin besar ROE berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan ROE tersebut akan menyebabkan kenaikan return saham. Rasio ROE merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor (Dendawijaya, 2005:118). 3. Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank menghasilkan pendapatan bunga bersih dengan menggunakan income producing assets (Koch, Timothy, 1995:116). Rasio ini sangat penting untuk mengevaluasi kemampuan bank mangukur risiko tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga akan mengakibatkan perubahan pendapatan bunga dan beban bunga. Earning Assets terdiri dari kredit yang diberiakan, surat berharga, penempatan dana pada bank lain dan penyertaan. Calon investor memandang bahwa bank yang mempunyai NIM yang tinggi akan menunjukkan kemampuan bank untuk menghasilkan pendapatan bunga yang tinggi pula.

4. Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menutup sebagian atau seluruh utang-utangnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek dengan dana yang berasal dari modal bank sendiri. Dengan kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase modal bank sendiri


(44)

dibandingkan dengan besarnya utang (Dendawijaya, 2005:122). Dalam bisnis perbankan, sebagian besar dana yang ada pada suatu bank berasal dari simpanan masyarakat, baik berupa simpanan giro, tabungan, dan deposito. Dengan demikian, hanya sebagian kecil saja dana yang berasal dari modal sendiri.

5. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham untuk setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai EPS, semakin besar laba yang tersedia bagi pemegang saham (Darmadji, 2006:195). Oleh karena itu semakin tinggi tingkat EPS akan semakin baik karena investor akan tertarik menanamkan investasinya kedalam perusahaan dengan anggapan akan mendapatkan return saham yang tinggi.

6. Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) merupakan salah satu pendekatan yang sering digunakan oleh analisis sekuritas untuk menilai suatu saham. Pendekatan ini mendasarkan atas ratio antara harga per lembar saham yang berlaku di pasar modal dengan tingkat keuntungan bersih yang tersedia bagi pemegang saham (Horne dan Wachowicz,2007:300). PER menunujukkan barapa banyak jumlah uang yang dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap satuan laba yang dilaporkan. Penilaian saham dengan Price Earning Ratio berusaha membuat analisis harga saham dengan memperhatikan kinerja keuangan perusahaan yang diambil dari komponen-komponen laporan keuangan yang mempengaruhi harga saham. Price Earning Ratio akan lebih tinggi pada


(45)

perusahaan-perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang kuat, jika hal-hal lain dianggap konstan, tetapi Price Earning Ratio akan lebih rendah pada perusahaan-perusahaan yang lebih berisiko (Brigham dan Houston 2006:110).

7. Long term Debt to Assets Ratio (LDAR)

Long term Debt to Assets Ratio digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai seluruh aktiva bank dibiayai atau didananya diperoleh dari sumber-sumber utang jangka panjang. Dalam bisnis perbankan, utang jangka panjang biasanya diperoleh dari simpanan masyarakat dengan jatuh tempo diatas satu tahun, dana pinjaman dari bank lain dalam rangka kerja sama antar bank, pinjaman luar negeri (biasanya dalam valuta asing), pinjaman dari BI, serta pinjaman dari pemegang saham (Dendawijaya, 2005:122).


(46)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI), atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil penggabungan dari menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai Surabaya sebagai operasional dan transaksi. Bursa Efek Indonesia mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.

Bursa Efek Indonesia menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak 22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya. Tahun 2009 sistem JATS digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada publik, Bursa Efek Indonesia menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut adalah ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks saham antara lai berpusat di Kawasan Niaga Sudirman, Jl. Jend. Sudirman 52-53, Senayan, Kebayoran Bar


(47)

B. Gambaran Umum Masing-masing Perusahaan 1. Bank ICB Bumi Putera, Tbk

Bank Bumiputera mulai beroperasi sebagai bank umum sejak 12 Januari 1990 berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI No.10/KMK.013/1990 tanggal 4 Januari 1990 dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.22/1147/UPPS/PSbD tanggal 20 Januari 1990, keduanya tentang Pemberian Izin Usaha sebagai Bank Umum kepada PT Bank Bumiputera Indonesia. Pada awal pendiriannya Bank Bumiputera 100% dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912, perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 15 Juli 2002. Bank ini berkantor pusat di Menara ICB Bumiputera Jl. Probolinggo No. 18 Menteng Jakarta Pusat.

2. Bank Central Asia, Tbk

BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia N.V. Perseroan Dagang dan Industri Semarang Kniting Factory. Nama bank telah diubah beberapa kali dan pada tanggal 12 Mei 1974 nama bank berubah menjadi PT Bank Central Asia. Bank mulai beroperasi pada tanggal 12 Oktober 1956. Pada tanggal 28 Mei 1998, operasi dan manajemen bank, pada saat itu status bank berubah menjadi Bank Taken Over. Pada tanggal 25 April 2000 BPPN mengembalikan bank ini kepada Bank Indonesia. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 31 Mei 2000. Bank ini berkantor pusat di Wisma BCA, Jl. Jend. Sudirman Kav. 22-23 Jakarta.


(48)

3. Bank Negara Indonesia, (Persero), Tbk

Bank BNI berdiri pada tanggal 5 Juli 1946. Bank ini merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yaitu ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendirian BNI ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Bank BNI terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 25 November 1996. Bank ini berkantor pusat di BNI Building 24 th Fl, Jln. Jend. Sudirman Kav.1, Jakarta.

4. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk

PT. Bank Nusantara Parahyangan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 47, tanggal 18 Januari 1972 yang dibuat dihadapan Komar Andasasmita, SH, Notaris di Bandung. PT. Bank Nusantara Parahyangan semula didirikan dengan nama PT. Bank Pasar karya Parahyangan yang berorientasi bisnis pada usaha retail, kemudian pada bulan Juli 1989 ditingkatkan statusnya menjadi Bank Umum Nasional dengan harapan dapat meningkatkan pelayanan jasa perbankannya lebih luas dan dapat membidik sektor ekonomi yang lebih besar lagi dan sekaligus berganti nama menjadi PT. Nusantara Parahyangan. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank go public pada tanggal 10 Januari 2001 dan berkantor pusat di Jalan Ir. H. Juanda No 95 Bandung.


(49)

5. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk

Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan pada tanggal 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi) yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada tanggal 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) sampai sekarang tetap konsisten memberikan pelayanan kepada masyarakat kecil yaitu dengan fokus pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 10 November 2003 dan berkantor pusat di BRI I Building, Jln. Jend. Sudirman No. 44 – 46 Jakarta 6. Bank Century, Tbk

PT Bank Century, Tbk berawal dari penggabungan usaha (merger) dari tiga bank yaitu PT Bank CIC Internasional, Tbk, PT bank Danpac, Tbkdan PT Bank Pikko, Tbk. Ketiga bank tersebut malalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 22 Oktober resmi melakukan merger dan berubah nama menjadi Century Bank. Penggabungan usaha ini mendapat persetujuan Bank Indonesia melalui Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.6/87/KEP.GBI/2004 tanggal 6


(50)

Desember 2004. Bank Indonesia juga memberiakn persetujuan perubahan izin usaha dari PT Bank CIC Internasional, Tbk menjadi PT Bank Century, Tbk melalui keputusan Gubernur Bank Indonesia No.6/92/KEP.GBI/2004 tanggal 28 Desember 2004. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 25 Juni 1997 dan berkantor pusat di Sentral Senayan II Building, 22nd Fl, Jln. Asia Afrika No.8 Jakarta.

7. Bank Danamon Indonesia, Tbk

Bank Danamon didirikan pada tahun 1956 sebagai Bank Kopra Indonesia. Tahun 1976 nama tersebut kemudian diubah menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Pada tahun 1988, Bank Danamon menjadi bank devisa dan pada tanggal 6 desember 1989 mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta.

Tahun 1998, sebagai akibat dari krisis keuangan Asia, Bank Danamon dialihkan di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sebagai bank BTO (taken over). Di tahun 1999, pemerintah Indonesia melalui BPPN, melakukan rekapitalisasi sebesar Rp 32,2 triliun dalam bentuk obligasi pemerintah. Sebagai bagian dari program restrukturisasi, di tahun yang sama PT Bank PDFCI, sebuah bank BTO yang lain, dilebur menjadi bagian dari Danamon. Kemudian di tahun 2000, delapan bank BTO lainnya (Bank Tiara, PT Bank Duta Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim Internasional) dilebur ke dalam Danamon. Sebagai bagian dari paket merger tersebut, Danamon menerima program rekapitalisasinya yang ke


(51)

dua dari Pemerintah melalui injeksi modal sebesar Rp 28,9 triliun. Sebagai surviving entity, Bank Danamon bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia. Bank ini berkantor pusat di Manara Bank Danamon 7th Fl, Jln. Prof. Dr. Satrio Kav. E4/6 Mega Kuningan, Jakarta.

8. Bank Eksekutif Interational, Tbk

PT. Bank Eksekutif Internasional, Tbk (Bank) didirikan berdasarkan akta Notaris Sugiri Kadarisman, SH nomor 34 tanggal 11 September 1992 dan perubahannya nomor 65 tanggal 16 Januari 1996 yang menjelaskan perubahan nama PT. Executive International Bank menjadi perseroan PT. Bank Eksekutif Internasional. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan nomor C2-9246-HT.01.01.TH.92 tanggal 10 Nopember 1992 serta diumumkan dalam Berita Negara nomor 103 tanggal 26 Desember 1992, Tambahan nomor 6651/1992, sedangkan akta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4376.HT.01.04.TH.96 tanggal 6 Maret 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.78 tanggal 27 September 1996, Tambahan No. 8331/1996.

Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 9 Agustus 1993, sesuai dengan ijin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan nomor 673/KMK.017/1993 tanggal 23 Juni 1993. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 13 Juli 2001 dan berkantor pusat di Menara Topas, Jln. M.H. Thamrin Kav.9 Jakarta.


(52)

9. Bank Kesawan, Tbk

Pada tahun 1913 Khoe Tjin Tek dan Owh Chooi Eng mendirikan NV Chunghwa Shangyeh (The Chinese Trading Company Limited) di Medan, sebagai pendiri beliau bertindak masing-masing sebagai Direktur Utama dan Komisaris Utama. NV Chunghwa Shangyeh bergerak dalam bidang simpan pinjam keuangan selain juga bergerak di bidang perdagangan umum. Setelah kemerdekaan yaitu pada tahun 1958 NV Chunghwa Shangyeh resmi melakukan kegiatan sebagai Bank Umum dan pada tahun 1962 bentuk usaha berganti menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Chunghwa Shangyeh.

Pada tahun 1965, PT Bank Chunghwa Shangyeh berganti nama menjadi PT Bank Kesawan dan untuk lebih memantapkan posisi Bank maupun pengembangan usaha yang lebih baik, Kantor Pusat Bank Kesawan direlokasi atau hijrah ke Jakarta pada tahun 1990. Tahun 1995, Bank Kesawan memperoleh persetujuan menjadi Pedagang Valuta Asing dan selanjutnya pada tahun 1996 mendapatkan izin menjadi Bank Umum Devisa maupun Bank Persepsi, yaitu Bank yang dapat menerima pajak. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 21 November 2002 dan berkantor pusat di Jalan Hayam Wuruk No 33 Jakarta.

10.Bank CIMB Niaga, Tbk

Bank CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama Bank Niaga dan membangun nilai-nilai utama perusahaan dalam kurun waktu 10 tahun pertama. Dasawarsa kedua merupakan periode Bank


(53)

Niaga mengembangkan diri menjadi perbankan profesional dengan pelayanan yang terpercaya. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 29 November 1989 dan berkantor pusat di Graha Niaga 5th Fl., Jln. Jend. Sudirman No. 58Jakarta.

11.Bank Intl Indonesia, Tbk

PT Bank Internasional Indonesia Tbk didirikan pada tanggal 15 Mei 1959. Pada tahun 1988 bank ini resmi menjadi bank devisa. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 15 Januari 1989. Kantor pusat Bank berlokasi di Jalan M.H. Thamrin, No 51, Jakarta Pusat. Bank memiliki 1 kantor pusat, 67 kantor cabang, 189 kantor cabang pembantu, 12 kantor kas, dan 5 kantor cabang syariah.

12.Bank Permata, Tbk

Bank ini didirikan di Indonesia dengan Akta Pendirian No. 228 tanggal 17 Desember 1954, yang dibuat dihadapan Eliza pondaag, S.H., selaku pengganti Raden Mas Soerojo, S.H, Notaris di Jakarta. Bank mulai beroperasi secara komersil pada tanggal 5 Januari 1955. Bank memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No 19371/U.M.11 tanggal 19 Februari 1957. Bank juga memperoleh izin untuk menjalankan aktivitas sebagai Bank Devisa berdasarkan Surat Keputusan Dewan Moneter Bank Indonesia No. Sekr/D.M/97 tanggal 8 Mei 1956. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 15 Januari 1990 dan berkantor pusat di Permata Bank Tower I, 17th floor Jln. Jend Sudirman Kav. 27, Jakarta.


(54)

13. Bank Mandiri, Tbk

Bank Mandiri berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia bergabung menjadi Bank Mandiri. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan perbankan di Indonesia dimana sejarahnya berawal pada lebih dari 140 tahun yang lalu. Setelah selesainya proses merger, Bank Mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk pengurangan cabang dan pegawai, dan selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 14 Juli 2003 dan berkantor pusat di Plaza Mandiri, Jln. Jend. Gatot Subroto Kav.36-38 Jakarta.

14. Bank Swadesi, Tbk

Bank Swadesi berdiri di Surabaya tahun 1968 sebagai bank pasar dengan nama Bank Pasar Swadesi. Tahun 1984, kepemilikan bank diambil alih oleh Keluarga Chugani. Kemudian sejalan dengan deregulasi pemerintah dibidang perbankan melalui “Pakto 88”. Pada tahun 1989, Bank Swadesi meningkatkan statusnya dari bank pasar menjadi bank umum dan tahun 1994 menjadi bank devisa. Pada tahun 1995, demi pengembangan usaha dan sekaligus mendekatkan diri pada sentra bisnis nasional, kantor pusat bank ini dipidahkan dari Surabaya ke Jakarta. Bank


(55)

ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 1 Mei 2002 dan berkantor pusat di Jln. K.H Samanhudi No 37 Jakarta.

15.Bank Victoria International, Tbk

PT. Bank Victoria International didirikan pada tahun 1992 di Jakarta. Pada tahun 1994, PT. Bank Victoria International memperoleh izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk beroperasi sebagai Bank Umum dan mulai beroperasi secara komersil. PT. Bank Victoria International memperoleh izin dari Bank Indonesia sebagai Pedagang Valuta Asing pada tahun 1997. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 30 Juni 1999 dan berkantor pusat di Bank Panin Building, Senayan Ground Floor, Jl. Jend. Sudirman No 1 Jakarta. 16.Bank Artha Graha International, Tbk

Bank ini berasal dari Non-Bank Lembaga Keuangan dengan nama PT Inter-Pacific Financial Corporation, yang didirikan pada tanggal 7 September 1973, sebagai perusahaan patungan antara PT Bank Rakyat Indonesia (PERSERO)-Jakarta, Indonesia, Continental Bank SA/NV. Brussels – Belgia, The Sanwa Bank Ltd - Osaka, Jepang dan Credit Commercial De SA Perancis - Paris, FRANCE. Pada tanggal 1 Juli 1998, Bank melakukan perubahan nama menjadi PT Bank Inter-Pacific Tbk.

Pada tanggal 15 Juni 2005 Bank Indonesia menyetujui penggabungan usaha PT Bank Artha Graha dan PT Bank Inter-Pacific Tbk. Pada tanggal 11 Juli 2005, Bank Artha Graha dan PT Bank Inter-Pacific Tbk efektif melakukan merger. Pada tanggal 14 Juli 2005, di bawah Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No C-19621


(56)

HT.01.04.TH.2005 nama bank diubah menjadi PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 23 Agustus 1990 dan berkantor pusat di Artha Graha building 5 th Fl, Jln. Jend. Sudirman Kav.52-53 Jakarta.

17.Bank Mayapada International, Tbk

PT. Bank Mayapada Internasional Berdiri pada tahun 1989. Tahun 1990 bank ini mulai beroperasi secara komersial dan memperoleh izin sebagai Bank Devisa tahun 1993. Bank ini terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 29 Agustus 1997 dan berkantor pusat di Mayapada Tower 2nd Fl, Jln. Jend. Sudirman Kav.28 Jakarta.

18.Bank Mega, Tbk

Bank ini berawal dari sebuah usaha milik keluarga bernama PT. Bank Karman yang didirikan pada tahun 1969 berkedudukan di Surabaya, selanjutnya pada tahun 1992 berubah nama menjadi PT. Mega Bank dan melakukan relokasi Kantor Pusat ke Jakarta. Seiring dengan perkembangannya, PT. Mega Bank pada tahun 1996 diambil alih oleh PARA GROUP (PT. Para Global Investindo dan PT. Para Rekan Investama). Pada tahun 2000, bank ini melakukan perubahan nama dari PT. Mega Bank menjadi PT. Bank Mega. Pada tanggal 17 April 2000, dalam rangka memperkuat struktur permodalan, PT. Bank Mega melaksanakan Initial Public Offering dengan menawarkan saham kepada masyarakat, dengan demikian sebagian saham PT. Bank Mega dimiliki oleh publik dan berubah namanya menjadi PT. Bank Mega Tbk. Bank ini


(57)

berkantor pusat di Menara Bank Mega, Jln. Kapten Tendean Kav. 12-14A Jakarta.

19.Bank NISP, Tbk

PT Bank OCBC NISP Tbk (sebelumnya dikenal sebagai Bank NISP, selanjutnya disebut Bank OCBC NISP) merupakan bank keempat tertua di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP berkembang menjadi bank yang solid dan handal, terutama melayani segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Bank NISP kemudian menjadi bank umum pada tahun 1967 dan bank devisa pada tahun 1990. Bank ini terdaftar (lisitng) sebagai bank yang go public pada tanggal 20 Oktober 1994, dan berkantor pusat di OCBC NISP Tower, Jln. Prof. Dr. Satrio Kav. 25, Jakarta.

20. Bank Pan Indonesia, Tbk

Bank ini didirikan pada tanggal 17 Agustus 1971 melalui penggabungan tiga bank swasta yaitu PT Industri Dagang Indonesia Pesiar Bank, PT Kemakmuran Bank, dan PT Industri Djaja Indonesia. Bank ini memperoleh status sebagai bank devisa pada tahun 1972 dan terdaftar (listing) sebagai bank yang go public pada tanggal 29 Desember 1982. Bank ini berkantor pusat di Panin Bank Centre, Jln. Jend. Sudirman-Senayan, Jakarta.


(58)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang dikumpulkan dan dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif. Deskriptif variabel dependen yaitu return saham dan variabel independen yaitu Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Net Interest Margin (NIM), Debt to Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Long term Debt to Assets Ratio (LDAR).

1. Return Saham

Tabel 4.1

Return Saham Perbankan Tahun 2007-2009

No Nama Bank

Tahun 2007

(%)

2008 (%)

2009 (%) 1 Bank ICB Bumi Putera, Tbk 36,14 -18,75 -2,80 2 Bank Central Asia, Tbk 38,27 -46,93 27,62 3 Bank Negara Indonesia, (Persero), Tbk 35,36 -43,42 38,34 4 Bank Nusantara Parahyangan, Tbk 39,32 46,45 -5,76 5 Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk 46,98 -8,30 16,38

6 Bank Century, Tbk 17,46 -10,81 -24,24

7 Bank Danamon Indonesia, Tbk 49,29 -28,57 -21,47 8 Bank Eksekutif Interational, Tbk 13,95 22,44 33,33

a9 Bank Kesawan, Tbk 15,94 28,95 11,95

10 Bank CIMB Niaga, Tbk 34,65 -13,09 -14,36 11 Bank Intl Indonesia, Tbk 9,04 113,63 642,3


(1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation 50.34983137

Most Extreme Differences

Absolute

.160

Positive .160

Negative -.105

Kolmogorov-Smirnov Z 1.237

Asymp. Sig. (2-tailed) .094

b. Test distribution is Normal. Sumber : SPSS 16.0 for windows

2. Multikolinearitas Multikolinearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant )

24.80

6 17.457 1.421 .161

ROA .343 .441 .062 .777 .441 .847 1.181

NIM .989 2.009 .043 .492 .625 .692 1.446

DER .148 1.162 .010 .128 .899 .873 1.145

EPS -.056 .058 -.089 -.975 .334 .649 1.541

PER -.192 .017 -.835 -11.336 .000 .989 1.011


(2)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant )

24.80

6 17.457 1.421 .161

ROA .343 .441 .062 .777 .441 .847 1.181

NIM .989 2.009 .043 .492 .625 .692 1.446

DER .148 1.162 .010 .128 .899 .873 1.145

EPS -.056 .058 -.089 -.975 .334 .649 1.541

PER -.192 .017 -.835 -11.336 .000 .989 1.011

LDAR -.069 .448 -.011 -.154 .878 .971 1.030

c. Dependent Variable: ReturnSaham

Sumber : SPSS 16.0 for windows

3. Autokorelasi

Durbin-Watson Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .846a .716 .684 53.12343 2.014

a. Predictors: (Constant), LDAR, PER, ROA, DER, NIM, EPS

b. Dependent Variable: ReturnSaham Sumber: SPSS 16.0 for windows


(3)

4. Heteroskedastisitas

Uji Glejser Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 40.052 12.554 3.190 .002

ROA .325 .317 .149 1.023 .311

NIM -1.020 1.445 -.113 -.706 .484

DER .367 .836 .063 .439 .662

EPS -.016 .041 -.064 -.386 .701

PER .009 .012 .104 .775 .442

LDAR -.177 .322 -.075 -.550 .585

a. Dependent Variable: absut Sumber: SPSS 16.0 for windows


(4)

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -6.34693

Cases < Test Value 30

Cases >= Test Value 30

Total Cases 60

Number of Runs 34

Z .781

Asymp. Sig. (2-tailed) .435

a. Median


(5)

Lampiran 5 Regresi

Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 LDAR, ROE,

PER, NIM, EPS, DERa

. Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: ReturnSaham

Tabel 4.17 Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .846a .716 .684 53.12343

a. Predictors: (Constant), LDAR, PER, ROA, DER, NIM, EPS

Sumber: SPSS 16.0 for windows

F Test ANOVAb Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 376793.378 6 62798.896 22.253 .000a

Residual 149571.226 53 2822.099

Total 526364.603 59

a. Predictors: (Constant), LDAR, PER, ROA, DER, NIM, EPS

b. Dependent Variable: ReturnSaham Sumber: SPSS 16.0 for windows


(6)

t-test Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 24.806 17.457 1.421 .161

ROA .343 .441 .062 .777 .441

NIM .989 2.009 .043 .492 .625

DER .148 1.162 .010 .128 .899

EPS -.056 .058 -.089 -.975 .334

PER -.192 .017 -.835 -11.336 .000

LDAR -.069 .448 -.011 -.154 .878

a. Dependent Variable: ReturnSaham Sumber: SPSS 16.0 for windows