9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
2.1.1 Pengertian Bank dan Faktor- Faktor Internal Perbankan
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito.
Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal
sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik,
telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya, dalam hal lain Bank juga difokuskan untuk
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Pengertian menghimpun dana maksudnya adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,
tabungan, dan deposito. Strategi bank dalam menghimpun dana adalah dengan memberikan balas jasa yang menarik dan menguntungkan. Balas jasa tersebut
dapat berupa bunga bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional dan bagi hasil bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah.
10 Pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang
diperoleh lewat simpanan giro, tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman kredit bagi bank yang menerapkan prinsip konvensional atau
pembiayaan bagi bank yang menerapkan prinsip syariah. Dalam pemberian kredit disamping dikenakan bunga yang dilakukan oleh bank yang merapkan prinsip
konvensional, bank tersebut juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit debitur dalam bentuk biaya administrasi serta biaya komisi Kasmir,
2002:13. Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa usaha bank selalu
berkaitan dengan masalah keuangan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Dengan demikian bank sebagai
suatu badan berfungsi sebagai perantara keuangan financial intermediary dari dua pihak, yaitu pihak yang kelebihan dana surplus unit dan pihak yang
kekurangan dana defisit unit. Hal ini juga yang menyebabkan lembaga bank disebut sebagai lembaga kepercayaan, artinya pihak yang kelebihan dana
mempercayakan sepenuhnya kepada bank untuk mengelola dananya termasuk menyalurkannya kepada pihak yang kekurangan atau memerlukan dana
berupa kredit. Wujud kepercayaan tersebut dalam bentuk tidak ikut campurnya pihak surplus ini dalam menentukan pihak defisit mana yang layak dipercaya
Kasmir, 2008:4. Dalam perbankan tentunya ada faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja
dari sebuah perbankan dan yang mempunyai kaitan yang erat dengan kondisi perbankan. Faktor – faktor yang ada yang akan menjadi landasan bagaimana
11 kondisi dari perbankan tersebut. Sebagai lembaga yang penting dalam
perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan yang dipengaruhi oleh faktor- faktor internal perbankan. Rendahnya
kualitas perbankan antara lain tercermin dari lemahnya kondisi internal sektor perbankan. Faktor internal perbankan merupakan variabel-variabel yang
memiliki hubungan langsung dengan manajemen bank dalam memperoleh laba.
Faktor- faktor internal perbankan tersebut adalah rasio – rasio keuangan dalam perbankan. Rasio – rasio perbankan akan mempengaruhi kemampuan bank
dalam menghasilkan laba. Kuantitas bank yang banyak menciptakan persaingan yang semakin ketat dan kinerja bank yang menjadi rendah karena
ketidakmampuan bersaing di pasar, sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara financial. Sehat tidaknya suatu
perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan perbankan tersebut
Brealey,2008.
2.1.2 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan Peraturan Gubernur Bank Indonesia Nomor 6102004 Tahun 2004 mengenai tingkat kesehatan perbankan adalah hasil penilaian
kualitatif atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap
faktor-faktor:
12 1.
Permodalan capital 2.
Kualitas Aset asset quality 3.
Manajemen management 4.
Rentabilitas earning 5.
Likuiditas liquidity 6.
Sensitivitas terhadap risiko pasar sensitivity to market risk Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan,
dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Sedangkan penilaian kualitatif berkaitan dengan penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian
kuantitatif, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank Siamat, 2005:208. Kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan bank merupakan
kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola manajemen bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawas
bank dan pihak lainnya. Informasi mengenai kondisi suatu bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam
menetapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.
Perkembangan metodologi penelitian kondisi kesehatan bank senantiasa bersifat dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank perlu di kaji
secara periodik untuk menyesuaikan kondisi terkini. Tujuannya adalah agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang kan datang.
Kuantitas bank yang banyak menciptakan persaingan yang semakin ketat dan kinerja bank yang menjadi rendah karena ketidakmampuan bersaing di pasar,
13 sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat
secara finansial. Sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan
perbankan tersebut Fitriani, 2010:2.
2.1.3 Tugas dan Fungsi Bank
Pada dasarnya tugas pokok bank menurut UU No.19 tahun 1998 adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara
stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak
Siamat, 2005:276. Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of
trust, agent of development, dan agen of services Triandaru dan Budisantoso, 2008:9.
1. Agen of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. 2.
Agen of Development Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat diperlukan
untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut
14 memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi
barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi berkaitan dengan penggunaan uang.
3. Agen of Services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat.
Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana
merupakan kegiatanpokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.
2.1.4 Jenis-jenis Bank
Adapun jenis perbankan dewasa ini menurut UU Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang -undang RI
nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari berbagai segi antara lain Kasmir,2002:18:
1. Dilihat dari segi fungsinya
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
15 b.
Bank Perkreditan Rakyat BPR Bank Perkreditan Rakyat BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Ditinjau dari segi kepemilikan adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut.Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham
yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:
a. Bank milik pemerintah
Bank milik pemerintah yaitu bank yang baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini
dimiliki oleh pemerintah pula. b.
Bank milik swasta nasional Bank jenis ini merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
c. Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.
16 d.
Bank milik asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri,
baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang
oleh Warga Negara Indonesia. 3.
Dilihat dari kegiata Devisa Triandaru dan Budisantoso, 2006:76 -77 Status bank yang dimaksud adalah:
a. Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan misalnya
transfer ke luar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukuan dan pembayaran Letter of Credit LC dan transaksi luar negeri lainnya.
b. Bank non devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi
seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas Negara.
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional,
17 yaitu bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada
nasabahnya didasarkanpada dua metode, yaitu spread based dan fee based. b.
Bank yang berdasarkan prinsip syariah, yaitu bank yang menetapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam
antara bank dengan pihak lain baik dalam hal penyimpanan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
5. Dilihat dari fungsi dan tujuan usahanya:
a. Bank Central
Bank central adalah bank yang bertindak sebagai bankers bank pimpinan penguasa moneter, mendorong dan mengarahkan semua jenis bank yang ada.
b. Bank Umum
Bank Umum adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro,
deposito, serta tabungan dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.
c. Bank Tabungan
Bank tabungan adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk
tabungan sedangkan usahanya terutama memperbanyak dana dengan kertas berharga.
d. Bank Pembangunan
Bank Pembangunan adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam
18 bentuk deposito dan mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang.
Sedangkan usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
2.1.5 Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kinerja performance adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan Kasmir
2008:45. Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut, sehingga apabila kinerja itu buruk maka tidak mungkin para direksi
ini akan diganti. Bank perlu dinilai kesehatannya, tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi bank tersebut yang sesungguhnya apakah dalam keadaan
sehat, kurang sehat, atau mungkin sakit. Apabila kondisi bank tersebut dalam kondisi sehat, maka perlu dipertahankan kesehatannya. Akan tetapi
jika kondisinya dalam keadaan tidak sehat maka segera perlu diambil tindakan untuk mengobatinya. Dari penilaian kesehatan bank ini pada
akhirnya akan terlihat kinerja bank tersebut. Menurut Husnan 2004, kinerja keuangan perusahaan adalah salah satu
dasar penilaian terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dapat dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan. Kinerja
keuangan perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel. Sumber utama variabel yang dijadikan dasar penilaian adalah laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang dapat dijadikan dasar kinerja
keuangan perusahaan.
19 Penilaian kinerja keuangan digunakan perusahaan untuk melakukan
tindakan evaluasi atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat
digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif perusahaan lain. Selain
itu adanya informasi mengenai kinerja perusahaan dapat memperlihatkan kepada shareholder dan stakeholder secara umum bahwa perusahaan memiliki
kredibilitas baik di mata mereka. Pengukuran kinerja perbankan yang paling tepat adalah dengan mengukur
kemampuan perbankan dalam menghasilkan laba atau profitdari berbagai kegiatan yang dilakukan. Sebagaimana umumnya tujuan perusahaan adalah untuk
mencapai nilai yang tinggi, dimana untuk mencapai nilai tersebut perusahaan harus dapat secara efisien dan efektif mengelola berbagai kegiatannya. Ukuran
dapat diukur dengan rasio Return On Asset ROA dan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja perbankan.
Laporan Keuangan adalah informasi keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu perusahaan kepada pihak internal dan
eksternal yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen
kepada pihak-pihak yang membutuhkannya. Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka
waktu tertentu Harahap,2010:105. Dalam rangka peningkatan transparansi kondisi keuangan, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 322PBI2001
20 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan
keuangan dalam bentuk dan cakupan yang tediri dari : a.
Laporan Tahunan dan Laporan keuangan Tahunan Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank
dalam kurun waktu satu tahun. Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan keuangan akhir tahun bank
yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan publik.
Laporan Keuangan Tahunan adalah: 1.
Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari sati kesatuan usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan modal pada suatu
tanggal tertentu. 2.
Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.
3. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan perubahan modal dari satu
kesatuan usaha selama satu periode tertentu yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.
4. Laporan arus kas berisi rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran kas
baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu.
b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan dipublikasikan setiap triwulan.
21 c.
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan
bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.
d. Laporan Keuangan Konsolidasi
Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki anak perusahan, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi
berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.
Tujuan laporan keuangan, menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” IAI,2002, adalah sebagai berikut:
a. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan
aktiva, utang, dan modal pemilik pada suatu saat tertentu. b.
Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja prestasi perusahaan. c.
Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi keuangan perusahaan.
d. Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan
relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan. Menurut Munawir 2002:66, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah : 1.
Pemilik perusahaan Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaannya, karena dengan laporan tersebut pemilik perusahaan akan dapat
22 menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannnya dan
kesuksesan manajer dinilai dengan laba yang diperoleh perusahaan. 2.
Manajer atau pemimpin perusahaan Laporan keuangan bagi manajer berguna untuk mengukur biaya dan
hasil pendapatan yang telah dicapai periode yang lalu, mengukur efisiensi dari tiap-tiap bagian yang ada dalam perusahaan, mengukur hasil kerja dari tiap-
tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab, untuk menentukan perlu tidaknya diadakan perubahan kebijakan atau prosedur yang
baru sehingga dapat dicapai hasil yang lebih baik dan meningkat, serta untuk memberikan laporan pertanggung jawaban pada pemilik perusahaan atas
kepemimpinan selama ini. 3.
Para investor Para investor berkepentingan dengan laporan keuangan, sebab dengan
membaca laporan keuangan mereka dapat menentukan prospek keuntungan perusahaan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan
selanjutnya,selain itu untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan
tersebut. 4.
Para kreditur dan bankers Para kreditur dan bankers berkepentingan dengan laporan keuangan,
karena laporan keuangan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan
kredit dari suatu perusahaan.
23 5.
Pemerintah Pemerintah berkepentingan dengan laporan keuangan karena dapat
digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut dan digunakan sebagai perencanaan pemerintah di masa
yang akan datang terutama yang menyangkut masalah tenaga kerja dan kebijakan lain yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi secara nasional.
2.1.6 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara
individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut Munawir, 2002:64.
Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan keuangan, dan
dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan
atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai
standar. Rasio hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial
Riyanto, 2001:332. Dengan menggunakan analisa rasio dimungkinkan untuk dapat
menentukan tingkat kinerja suatu bank dan kesehatannya dengan
24 menggunakan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu
bank. Perhitungan rasio untuk menilai posisi kinerja suatu bank, akan memberikan gambaran yang jelas tentang baik dan buruknya operasional suatu
bank, yang dilihat dari posisi keuangannya dalam neraca dan laba rugi. Dengan menggunakan analis rasio dimungkinkan dapat menentukan
tingkat kinerja suatu bank. Menurut Dendawijaya 2009, rasio keuangan tersebut dapat dikelompokkan menjadi:
1. Rasio Likuiditas
Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya
atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank yaitu Loan to Deposit
Ratio LDR, Loan to Asset Ratio LAR, Non Performing Loan NPL. 2.
Rasio Rentabilitas Analisis rasio rentabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau
mengukur tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan
untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Dalam perhitungan rasio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari hubungan timbal balik antarpos yang terdapat
pada laporan laba rugi ataupun hubungan timbal balik antarpos yang terdapat pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh
berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Analisis rasio rentabilitas suatu bank
25 pada bab ini antara lain yaitu Return on Assets ROA, Net Interest Margin
NIM, Earning Asset Ratio EAR Dendawijaya, 2009. 3.
Rasio Solvabilitas Analisis solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi
bank. Disamping itu, rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume jumlah dana yang diperoleh dari berbagai utang jangka
pendek dan jangka panjang serta sumber-sumber lain di luar model bank sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang
dimiliki bank. Beberapa rasionya adalah Capital AdequacyRatio CAR.
2.1.7 Profitabilitas ROA
Return on Assets ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan operasi perusahaan dengan memanfaatkan
aktiva yang dimilikinya. ROA penting bagi bank karena ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkanmemperoleh laba secara efektif dan
efisien. Profitabilitas yang digunakan adalah ROA karena dapat memperhitungkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang
dimilikinya untuk menghasilkan income.
26 Menurut Bank Indonesia, Return On Assets ROA merupakan
perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam suatu periode. Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini
sangat penting, mengingat keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aset dapat mencerminkan tingkat efisiensi usaha suatu bank. Bank dikatakan sehat
apabila score maksimal 100 dan memiliki ROA 1.5 Harahap,2010:302. Dalam penelitian ini Return On Asset ROA dipilih sebagai indikator
pengukur kinerja keuangan perbankan adalah karena Return on Asset digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar Return on Asse
tmenunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian return semakin besar. Apabila Return on Asset meningkat,
berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham Husnan, 2004.
ROA dihitung dengan menggunakan rumus Syahyunan, 2013: 93 sebagai berikut:
ROA =
Laba Bersih Total aktiva
x 100
2.1.8 Loan Deposit Ratio LDR
Pengelolaan likuiditas merupakan salah satu masalah yang kompleks dalam kegiatan operasional bank, hal tersebut dikarenakan dana yang
dikelola bank sebagian besar adalah dana dari masyarakat yang sifatnya jangka
27 pendek dan dapat ditarik sewaktu-waktu. Likuiditas suatu bank berarti bahwa
bank tersebut memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban.
Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan
yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan
kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80. Namun,
batas toleransi berkisar antara 85 sampai 100 Dendawijaya, 2009:35. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
LDR =
Total Kredit Dana Pihak ketiga
x 100 Menurut Dendawijaya 2009:147 jumlah kredit yang diberikan dalam
rumus tersebut adalah kredit yang diberikan bank yang sudah direalisir ditarikdicairkan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia, yang termasuk dalam
pengertian dana yang diterima bank Dendawijaya,2009:116, adalah sebagai berikut:
1. Kredit Likuiditas Bank Indonesia KLBI adalah volume pemberian
pinjaman kredit yang diberikan Bank Indonesia kepada bank yang bersangkutan.
28 2.
Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat
perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan. 3.
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara
nasabah dan bank. 4.
Tabungan masyarakat adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang
disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
5. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, tidak
termasuk pinjaman subordinasi. 6.
Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan.
7. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari 3
bulan. 8.
Modal pinjaman 9.
Modal inti bank terdiri atas modal yang telah disetor pemilik bank, agio saham terutama untuk bank yang telah go public, berbagai cadangan, laba
ditahan setelah diputuskan oleh rapat umum pemegang saham bank, serta laba tahun berjalan.
29
2.1.9 Non Performing Loan NPL
Non Performing Loan merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar kemampuan bank untuk menjaga risiko kegagalan pemberian kredit. Rasio
ini mencerminkan risiko kredit yang ada pada bank, semakin kecil Non Performing Loan menunjukan semakin kecil pula risiko kredit yang dimiliki
oleh bank. Dalam pemberian kredit sebaiknya bank harus berhati-hati untuk menjaga terjadinya gagal kredit. Peran analis kredit sangat berpengaruh disini
yaitu sebagai penilai kondisi calon debitur agar pemberian kredit tersebut mencapai sasaran yang lebih terarah, memberikan hasil dan aman. Bank
Indonesia menetapkan kriteria rasio NPL kurang dari 5 Dendawijaya, 2009 Rumus yang digunakan sebagai berikut :
NPL =
Kredit bermasalah Total Kredit
x 100
2.1.10 Earning Asset Ratio EAR
Rasio ini menunjukkan jumlah modal sendiri yang tertanam dalam perusahaan untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan. Rasio ini juga
menunjukkan tersedianya modal untuk menjaga likuiditas protective function dan kelangsungan operasionalnya sehingga dapat melindungi para pemilik modal
dari kepailitan atau kebangkrutan. Peranan pemilik mampu mendorong pihak manajemen meningkatkan efisiensi kinerja yang akan berimbas pada laba yang
didapatkan perusahaan, selain itu adanya modal dapat melindungi nasabah dari kerugian yang timbul dan menjaga kepercayaan masyarakat karena adanya modal
yang tersedia untuk menjaga dana mereka. Dendawijaya, 2009.
30 Rumus yang digunakan sebagai berikut :
EAR =
total ekuitas Total aktiva
x 100
2.1.11 Loan to Assets Ratio LAR
Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kerdit dengan total
asset yang dimiliki Martono,2010:82. Rasio ini merupakan perbandingan seberapa besar kredit yang diberikan bank dibandingkan dengan besarnya
total aset yang dimiliki bank. Semakin besar kredit yang disalurkan maka semakin rendah risiko kredit yang mungkin dihadapi karena kredit yang
disalurkan didanai dengan aset yang dimiliki Dendawijaya, 2009. Rumus yang digunakan sebagai berikut :
LAR =
Total Kredit Total aktiva
x 100
2.1.12 Capital Adequacy Ratio CAR
Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono 2002:562 Capital Adequacy Ratio CAR adalah kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang
mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh
terhadap besarnya modal bank. Berdasarkan ketentuan BI dalam rangka tata cara penilaian tingkat
kesehatan bank terdapat ketentuan bahwa modal bank terdiri atas modal inti dan modal pelengkap. Modal inti meliputi modal disetor, cadangan laba ditahan, agio
31 saham, cadangan umum dan laba ditahan. Modal pelengkap antara lain cadangan
aktiva tetap. Di samping itu, ketentuan BI juga mengatur perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko ATMR, yang terdiri atas ATMR dihitung
berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva. Pada neraca bank dikalikan dengan bobot risikonya masing –masing dan ATMR yang dihitung berdasarkan nilai
masing-masing pos aktiva pada rekening administrasi bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing.
Berdasarkan ketentuan BI, bank yang dinyatakan termasuk bank yang sehat harus memiliki CAR minimal 8. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang
ditetapkan oleh BIS Bank for International Settlement.,Bank Indonesia. Besarnya Capital Adequacy Ratio CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus
berikut Dendawijaya, 2009 :144.
CAR =
Modal ATMR
x 100
2.1.13 Net Interest Margin NIM
Net Interest Margin NIM mencerminkan resiko pasar yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat
mempengaruhi keuntungan yang diperoleh bank. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur
dari selisih antar suku bunga pendanaan funding dengan suku bunga pinjaman yang diberikan lending atau dalam bentuk absolut adalah selisih
antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman Pandu, 2008:45.
32 NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga terhadap rata-rata
aktiva produktif. Pendapatan diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana
yang dikumpulkan. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul akibat berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan
bank.Berdasarkan ketentuan BI, NIM suatu bank dikatakan sehat bila memiliki NIM diatas 2. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan
oleh BIS Bank for International Settlement, Bank Indonesia. Untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka perlu menekan biaya dana, biaya dana adalah
bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing-masing sumber dana yang bersangkutan. Dendawijaya, 2009
Rumus yang digunakan sebagai berikut : NIM =
Pendapatan Bunga Bersih Aktiva Produktif
x 100
2.2 Penelitian Terdahulu