Pengertian Jaksa dan Polisi

5 Dalam hal ini pengertian jaksa berdasarkan pada Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Di sebutkan pengertian jaksa pada Pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa Jaksa adalah pejabat fungsional yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum dan pelaksana putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap serta wewenang lain berdasarkan undang-undang. Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana selain berperan dalam perkara pidana, kejaksaan juga memiliki peran lain dalam hukum perdata dan tata usaha negara, yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam Perkara Perdata dan tata usaha negara, yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai Jaksa Pengacara Negara. Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan dan wewenang lain berdasarkan undang-undang. Dalam Undang-Undanag Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang terdapat dalam Pasal 1 ayat 1, bahwa Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga Polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Selain itu, polisi adalah suatu pranata umum sipil yang mengatur tata tertib dan hukum. Polisi dalam lingkungan pengadilan bertugas sebagai penyidik. Dalam tugasnya dia mencari barang bukti, keterangan-keterangan 6 dari berbagai sumber, baik keterangan saksi-saksi maupun keterangan saksi ahli.

2. Ruang Lingkup Kejaksaan dan Kepolisian

Kejaksaan dan kepolisian adalah dua institusi publik yang berperan aktif dalam menegakkan hukum publik di Indonesia. Kepolisian atau polisi berperan untuk menerima, menyelidiki, menyidik suatu tindak pidana yang terjadi dalam ruang lingkup wilayahnya. Apabila ditemukan unsur-unsur tindak pidana, baik khusus maupun umum, atau tertentu, maka pelaku tersangka akan diminta keterangan, dan apabila perlu akan ditahan. Dalam masa penahanan, tersangka akan diminta keterangannya mengenai tindak pidana yang diduga terjadi. Selain tersangka, maka polisi juga memeriksa saksi-saksi dan alat bukti yang berhubungan erat dengan tindak pidana yang disangkakan. Keterangan tersebut terhimpun dalam berita acara pemeriksaan BAP yang apabila dinyatakan P21 atau lengkap, akan dikirimkan ke kejaksaan untuk dipersiapkan masa persidangannya di pengadilan. Kejaksaan akan menjalankan fungsi pengecekan BAP dan analisis bukti- bukti serta saksi untuk diajukan ke pengadilan. Apabila kejaksaan berpendapat bahwa bukti atau saksi kurang mendukung, maka kejaksaan akan mengembalikan berkas tersebut ke kepolisian, untuk dilengkapi. Setelah lengkap, maka kejaksaan akan melakukan proses penuntutan perkara. Pada tahap ini, pelaku tersangka telah berubah statusnya menjadi 7 terdakwa, yang akan disidang dalam pengadilan. Apabila telah dijatuhkan putusan, maka status terdakwa berubah menjadi terpidana.

3. Fungsi dan Wewenang Kejaksaan dan Kepolisian

Dalam pelaksanaan kekuasaan Negara khususnya di bidang penegakan hukum diselenggarakan oleh Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi dan kejaksaan negeri dan masing-masing tingkatan Kejaksaan mempunyai wilayah hukum. Mengenai wewenang kejaksaan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang kejaksaan Republik Indonesia, berdasarkan Pasal 2 ayat 2 ditegaskan bahwa kejaksaan melaksankan tugasnya secara merdeka, artinya bebas dan terlepas dari pengaruh kekuasan lainya, dan terdapat beberapa bidang di antaranya bidang pidana, perdata dan tata usaha Negara serta bidang ketertiban dan kesejahteraan umum, namun penulis dalam hal ini hanya membahas dan membatasi pada persoalan kewenangan di bidang pidana. Tugas dan wewenang Kejaksaan dalam bidang pidana diatur dalam Pasal; 30 ayat 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang kejaksaan Republik Indonesia yang tertulis dibidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang : a. Melakukan penuntutan; b. Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap;