2
1. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara yang tercatat memiliki penduduk Islam terbesar di dunia. Jumlah penduduk di Indonesia setiap tahun selalu mengalami
peningkatan. Berdasarkan data pertumbuhan terakhir yang diperoleh, penduduk di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 249,9 juta jiwa dimana 88 persen penduduk di
Indonesia beragama Islam, sehingga Indonesia memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia meskipun Indonesia bukan Negara Islam BPS: 2014.
Dengan jumlah penduduk yang terbilang cukup banyak, Indonesia termasuk ke dalam negara berkembang. Keberadaan Indonesia sebagai negara berkembang, tidak
terlepas dari berbagai permasalahan di bidang ekonomi. Salah satu permasalahan yang sedang di hadapi Negara Indonesia adalah masalah kemiskinan. Melihat permasalahan
seperti ini, agama Islam telah menawarkan solusi, yakni dengan kewajiban berzakat, serta disunahkannya infaq dan bershadaqah.
Zakat merupakan suatu kewajiban bagi seluruh umat Islam yang mampu atau telah mencapai nisab dalam hartanya. Secara konsep, zakat merupakan sebuah hubungan
yang vertikal sekaligus horizontal. Dalam hubungan horizontal, tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih
permanen yaitu mengentaskan kemiskinan Qadir, 2001. Dalam rangka meningkatkan daya guna, zakat yang memiliki potensi besar harus dikelola secara melembaga sesuai
dengan syariat Islam, amanah, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat
UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
Oleh karena itu penelitian ini berusaha menganalisa tingkat efisiensi beberapa lembaga amil zakat di Indonesia dalam menyalurkan dan mengumpulkan dana zakat.
Dengan demikian, dapat diketahui operasional-operasional yang dapat ditingkatkan efisiensinya dan seberapa besar potensi dana terhimpun dan dana yang tersalurkan dapat
dioptimalkan.
Penelitian ini akan menguji pengaruh variabel output dan input pada beberapa Lembaga Amil Zakat di Indonesia yaitu Rumah Zakat, Dompet Dhuafa dan Pos Keadilan
Peduli Umat PKPU periode 2012-2013 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis DEA.
2.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek dalam penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat LAZ di Indonesia. Adapun LAZ yang dimaksud disini adalah LAZ yang telah dikukuhkan oleh pemerintah
sebagai LAZ Nasional yang resmi dan boleh beroperasi dalam mengelola dana zakat, infaq, dan sedekah di Indonesia, diantaranya yaitu, Rumah Zakat, Dompet Dhuafa dan
Pos Keadilan Peduli Umat PKPU. Data yang digunakan adalah data tahunan, laporan
3 keuangan dari 3 Lembaga Amil Zakat LAZ tersebut. Input yang digunakan adalah Total
Aset, Biaya Operasional, dan Gaji Karyawan Dana Amilin. Output yang digunakan adalah Penerimaan dana zakat dan Penyaluran dana zakat.
Metode analisis penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, yaitu pengolahan data berupa input dan output yang diambil dari neraca keuangan dari masing-masing
lembaga. Dalam penelitian ini menggunakan alat analisis Data Envelopment Analysis DEA.
Menurut Cooper et al 2006 dan Cook dan Zhu 2007, DEA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi secara relatif suatu unit pembuat keputusan UPKDecision
Making Unit DMU, baik itu perusahaan, pemerintah maupun lembaga non-profit oriented yang dalam proses produksi atau aktivitasnya melibatkan penggunaan input
tertentu untuk menghasilkan output tertentu. Pendekatan DEA berorientasi pada evaluasi dari kinerja DMU, yang dilakukan melalui analisis berdasarkan evaluasi terhadap nilai
efisiensi relatif DMU yang sebanding Cooper et al, 2006.
Menurut Cooper et al 2006 dan Zhu dan Cook 2007, terdapat dua model yang sering digunakan dalam pendekatan DEA, yaitu :
a. Model CCR
Model Constant Return to Scale atau disebut juga CCR merupakan model dasar DEA menggunakan asumsi constant return to scale yang membawa implikasi pada bentuk
efficient set yang linier. Model ini dikembangkan oleh Climes, Cooper dan Rhodes model CCR, yang mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output
adalah sama constant return to scale. Artinya jika ada tambahan input sebesar x kali, maka output akan meningkat sebesar x kali juga. Asumsi lain yang digunakan dalam
model ini adalah bahwa setiap perusahaan atau unit pembuat keputusan UPK beroperasi pada skala yang optimal. Rumus dari model CCR dapat dituliskan sebagai berikut
Cooper, 2002:
Maksimumkan hs = Dimana:
hs : efisiensi masing-masing LAZ
m : jumlah output LAZ yang di amati
n : jumlah input LAZ yang diamati
yij : jumlah ouput i yang digunakan masing-masing LAZ
xrj : jumlah input r yang digunakan masing-masing LAZ
ui : bobot output i yang dihasilkan per LAZ
vr : bobot input r yang diberikan per LAZ
Dengan kendala:
4 Xrj adalah banyaknya input ke tipe ke-j dari DMU ke-r dan Yij adalah jumlah
output tipe ke i dari DMU ke-j. Nilai efisiensi selalu kurang atau sama dengan 1. DMU yang nilai efisiensinya kurang dari 1 berarti mengalami inefisiensi, sedangkan DMU yang
memiliki nilai efisiensinya sama dengan 1 berarti DMU tersebut efisien.
b. Model BCC
Model ini dikembangkan oleh BCC Banker, Charnes Cooper pada tahun 1984 dan merupakan pengembangan dari model CCR. Model ini beranggapan bahwa
perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal, asumsi dari model ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak sama variable return to
scale. Artinya, penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesar x kali, bisa lebih kecil atau lebih besar dari x kali.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN