TA : Rancang Bangun Aplikasi Penentuan Harga Pokok Produksi Pada UMKM Burhan Foam.

(1)

POKOK PRODUKSI

TUGAS AKHIR

Program Studi

S1 Sistem Informasi

Oleh:

FITRI DWI ARIYANTI

11.41011.0030

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN IN

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAY

2016

POKOK PRODUKSI PADA UMKM BURHAN FOAM

S1 Sistem Informasi Kekhususan Komputerisasi Akuntansi

FITRI DWI ARIYANTI

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

ISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA

N FOAM


(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Burhan Foam merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang

terletak pada Desa Wunut, Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto. UMKM ini bergerak

pada pembuatan kasur lipat, bantal, dan guling dimana terdapat bermacam-macam

bahan baku seperti kapuk randu dan dacron. UMKM dibantu oleh tujuh orang tenaga

kerja langsung dan empat mesin jahit serta mesin obras, \dalam sebulan UMKM ini

dapat memproduksi sekitar 300 kasur, bantal, dan guling. UMKM akan memproduksi

apabila ada pesanan dari pelanggan. Pemesanan dalam sebulan dapat mencapai 15

pesanan. Rata-rata pelanggan dari UMKM ini adalah toko-toko mebel dan kasur,

pedagang bantal keliling, hingga beberapa swalayan lokal.

Proses produksi pada Burhan Foam dibagi atas empat kegiatan. Yang pertama

memotong kain sesuai dengan ukuran kasur yang akan dibuat. Yang kedua yaitu kain

dijahit, dan diobras untuk beberapa jenis produk. Yang ketiga pembahanan yaitu

memasukkan bahan baku ke dalam kain yang sudah dijahit. Yang keempat adalah

kain akan ditutup dengan jahitan finishing. Harga jual yang ditawarkan untuk kasur

berkisar mulai Rp80.000 hingga Rp185.000 dan untuk bantal guling mulai Rp 20.000

sampai Rp 35.000 harga bervariasi tergantung bahan isi dan ukuran kasur. Kuantitas

pesanan produk juga mempengaruhi harga produk pada UMKM ini. Semakin banyak

pesanan suatu produk akan lebih murah dari harga per buahnya.


(3)

Selama ini Burhan Foam belum memiliki mekanisme untuk menghitung harga

pokok produksi yang tepat. Untuk menghitung harga pokok produksinya, berdasarkan

harga bahan baku dan upah tenaga kerja langsung. Perkiraan untuk menghitung bahan

baku ialah berapa jumlah harga dari kapuk, dacron, dan bahan lain-lain yang dibeli.

Setelah itu, harga bahan baku dijumlahkan dengan tenaga kerja langsungnya. Dalam

menentukannya pun UMKM hanya memperkirakan tanpa standar dan acuan yang

pasti. Selain itu, UMKM belum memperhitungkan biaya

overhead

(operasional

pabrik)ke dalam perhitungan harga pokok produksinya. Biaya-biaya itu misalnya,

biaya mesin jahit, biaya bahan penolong, biaya listrik, biaya tenaga kerja tak

langsung, dan biaya

overhead

lainnya.

Kondisi tersebut mengakibatkan ketidaktepatan dalam perhitungan harga

pokok produksi. Faktanya, dari data laporan penjualan dan laporan laba rugi UMKM

Burhan Foam, ditemukan bahwa untuk produk kasur kapuk ukuran 80cm x 180cm

mengalami penurunan pesanan selama berturut-turut mencapai 52,5%. Dikarenakan

harga untuk kasur kapuk dengan ukuran tersebut terlalu mahal dan tidak kompetitif.

Sedangkan untuk produk kasur dacron ukuran 90cm x 180cm x 5cm mengalami

penurunan laba sebesar 34%. Dan untuk kasur dacron ukuran 160cm x 180cm x 5cm

penurunan laba juga terjadi mencapai 30%. Laba untuk kasur dacron ukuran 90cm x

180cm x 5cm dan kasur dacron ukuran 160cm x 180cm x 5cm padahal penjualan naik

dan cenderung stabil. Penurunan laba ini dikarenakan beberapa biaya tidak

diperhitungkan.

Berdasarkan permasalahan yang ada pada penelitian ini diusulkan sebuah

solusi berupa penentuan harga pokok produksi pada UMKM Burhan Foam dengan


(4)

3

menggunakan metode harga pokok pesanan (

job order costing

) dimana dimana

metode ini merupakan metode yang digunakan untuk menghitung harga pokok

produksi per pesanan. Metode ini diharapkan menjadi informasi perhitungan yang

akurat terhadap UMKM Burhan Foam Sehingga mempengaruhi pengambilan

keputusan dalam menentukan harga jual produknya. Diharapkan pula solusi ini dapat

membantu pihak UMKM Burhan Foam dalam menentukan harga pokok produksi

yang diperlukan untuk mencapai tingkat penjualan dan laba yang diinginkan.

1.2.

Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang yang ada, masalah yang dapat dirumuskan adalah

bagaimana merancang dan membangun aplikasi penentuan harga pokok produksi

pada UMKM kasur Burhan Foam.

1.3.

Batasan Masalah

Batas ruang lingkup permasalahan untuk memperjelas tujuan dari penelitian

Tugas Akhir ini antara lain :

1.

Data yang digunakan dari hasil wawancara adalah data selama tahun 2014 dan

2015.

2.

Jenis produk yang digunakan sebagai sampel data adalah produk kasur kapuk,

kasur dacron, bantal, dan guling.

3.

Produksi yang dilakukan dalam UMKM Burhan Foam ini adalah produksi

pesanan.

4.

Metode yang digunakan dalam perhitungan harga pokok produksi barang yang

digunakan berdasarkan metode harga pokok pesanan (

Job Order Costing

)


(5)

1.4.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah rancang bangun

aplikasi yang dapat menghasilkan harga pokok produksi pada UMKM Burhan Foam.

1.5.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian yang berjudul rancang bangun aplikasi

penentuan harga pokok produksi pada UMKM Burhan Foam ini adalah :

1. Bagi Mahasiswa

Sebagai media penerapan ilmu dan pengetahuan bagi mahasiswa yang telah

didapat saat perkuliahan berlangsung, maupun ilmu baru yang telah dipelajari

2. Bagi Perusahaan

Diharapkan aplikasi ini dapat diterapkan oleh pihak UMKM, sehingga dapat

membantu dalam pengambilan keputusan harga jual produk yang tepat dengan

melihat informasi harga pokok produksi yang telah dihasilkan.

1.6.

Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini ditulis dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang dari penelitian tentang penentuan

harga pokok produksi pada UMKM Burhan Foam, rumusan masalah dari

yang ada pada UMKM Burhan Foam, batasan masalah atau ruang lingkup

pekerjaan penelitian, tujuan dari penelitian harga pokok produksi, dan

manfaat dari penelitian.


(6)

5

BAB II : Landasan Teori

Bab ini berisikan tentang kajian teoritis mengenai konsep dasar dan

teori-teori yang digunakan dalam penelitian seperti analisa dan desain sistem

informasi, akuntansi biaya, harga pokok produksi, harga pokok pesanan,

System Development Life Cycle

(SDLC),

Microsoft SQL Server, Visual

Basic .Net,

penggolongan dan kodifikasi, siklus pengembangan sistem

dan

testing software.

BAB III : Analisis dan Perancangan Sistem

Bab ini berisi penjelasan tentang tahap-tahap yang dikerjakan dalam

penyelesaian Penelitian yang terdiri dari analisis masalah, identifikasi

masalah, pembuatan

document flow

penentuan harga pokok produksi,

input proses output diagram

,

hierarchy input process output, context

diagram

,

data flow diagram

,

conceptual data model

dan

physical data

model

, struktur tabel, dan desain

interface.

BAB IV : Implementasi dan Evaluasi Sistem

Bab ini berisi penjelasan tentang evaluasi dari sistem yang telah dibuat

dan proses implementasi dari sistem yang telah melalui tahap evaluasi

sebelumnya.

BAB V :

Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dan saran. Saran yang dimaksud adalah saran

terhadap kekurangan dari aplikasi yang ada kepada pihak lain yang ingin

meneruskan topik penelitian ini. Tujuannya adalah agar pihak lain


(7)

tersebut dapat menyempurnakan aplikasi sehingga bisa menjadi lebih baik

dan berguna.


(8)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.

Akuntansi Biaya

Menurut Carter (2009:144), akuntansi biaya adalah proses mencatat,

menggolongkan, meringkas, dan menyajikan biaya dengan cara tertentu dalam

memproduksi dan menjual suatu barang atau jasa. Biaya merupakan pengorbanan

sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Dalam akuntansi biaya, penyajian

informasi mengenai harga pokok produk dibagi menjadi dua metode, yaitu metode

harga pokok pesanan (

job order cost method

) dan metode harga pokok proses

(

process cost method

).

2.2.

Metode Harga Pokok Pesanan (

Job Order Cost Method

)

Menurut Mulyadi (2009), sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan

mengakumulasi biaya produksi untuk setiap pesanan yang terpisah. Rincian mengenai

suatu pesanan dicatat dalam kartu harga pokok (

job order cost sheet

). Metode ini

mengakumulasi biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan

overhead

yang dibebankan ke setiap pesanan. Rumus perhitungan biaya produksi:

=

+

+

Keterangan:


(9)

BBBL

: Biaya Bahan Baku Langsung

BTKL

: Biaya Tenaga Kerja Langsung

BOP

: Biaya

Overhead

Pabrik

2.2.1.

Biaya Bahan Baku Langsung

Bahan baku langsung merupakan semua bahan baku yang membentuk

bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara ekplisit dalam perhitungan

biaya produk. Contoh dari bahan baku langsung adalah kayu yang digunakan untuk

membuat mebel dan minyak mentah yang digunakan untuk membuat bensin.

Kemudahan penelusuran item bahan baku ke produk jadi merupakan pertimbangan

utama dalam mengklasifikasikan biaya sebagai bahan baku langsung. Misalnya,

jumlah paku di mebel merupakan bagian integral dari barang jadi, tetapi karena biaya

dari paku yang diperlukan untuk setiap mebel tidak signifikan, maka paku

diklasifikasikan sebagai bahan baku tidak langsung.

Menentukan biaya bahan baku meliputi kuantitas dan spesifikasi setiap

bahan baku yang digunakan dalam membuat satu satuan produk dan harga setiap

bahan baku tersebut. Rumus perhitungan yang digunakan adalah sebagai berikut:

=

×

Keterangan:

BBBL = Biaya Bahan Baku Langsung

KBBL = Kuantitas Bahan Baku Langsung


(10)

9

2.2.2.

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan

baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibedakan secara layak ke produk

tertentu. Di pabrik yang sangat terotomasi, dua masalah sering muncul ketika usaha

untuk mengidentifikasi tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya yang terpisah

dilakukan. Pertama, pekerja yang sama melakukan berbagai tugas. Mereka dapat

bergantian mengerjakan tugas tenaga kerja langsung kemudian tugas tenaga kerja

tidak langsung secara cepat dan sering, sehingga biaya tenaga kerja langsung dan

tidak langsung menjadi sangat sulit bahkan tidak mungkin dipisahkan. Kedua, tenaga

kerja langsung mungkin merupakan bagian yang tidak signifikan dari total biaya

produksi, membuat hal tersebut menjadi sulit untuk menjustifikasi identifikasi biaya

tenaga kerja langsung sebagai elemen biaya terpisah. Dalam

setting

dimana satu atau

dua situasi tersebut ada, satu klasifikasi biaya konversi mencukupi, sehingga bahan

baku langsung menjadi satu-satunya elemen biaya yang ditelusuri secara langsung ke

produk.

Setiap memproduksi pesanan pelanggan, pesanan mempunyai daftar

kegiatan produksi untuk menunjang penjadwalan serta alat dalam menciptakan suatu

produk. Dengan kata lain harus mempunyai suatu daftar kegiatan produksi atau

bill of

operational.

Daftar kegiatan produksi ini mempunyai rumus untuk menentukan jam

kerja yang dibutuhkan beserta tarif tenaga kerja langsung dalam setiap kali produksi

pesanan pelanggan sebagai berikut:


(11)

=

Keterangan:

JKD

= Jam kerja dibutuhkan

JP = Jumlah Pesanan

TJK = Total Jam Kerja

Untuk menentukan tarif tenaga kerja langsung dalam memproduksi pesanan

pelanggan digunakan rumus sebagai berikut:

= /

Keterangan:

TTKL = Tarif Tenaga Kerja Langsung

TPH

= Tarif per hari

JK

= Jam Kerja

Untuk menentukan biaya tenaga kerja langsung, ditunjukkan dengan rumus

perhitungan sebagai berikut:

BTKL = JKD x TTKL

Keterangan:

BTKL = Biaya Tenaga Kerja Langsung

JKD

= Jam Kerja Dibutuhkan

TTKL

= Tarif Tenaga Kerja Langsung

2.2.3.

Biaya Overhead Pabrik

Overhead

pabrik terdiri atas semua biaya manufaktur yang tidak ditelusuri


(12)

11

biaya manufaktur kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Menurut

Mulyadi (2009:193-207) Dalam tahap menyusun anggaran biaya

overhead

pabrik,

tingkat kegiatan (kapasitas) digunakan sebagai dasar penaksiran biaya

overhead

pabrik. Salah satu kapasitas yang digunakan adalah kapasitas normal (

normal

capacity

), yaitu kemampuan perusahaan untuk memproduksi dan menjual produknya

dalam jangka panjang. Tahap selanjutnya, ada berbagai macam dasar pembebanan

biaya

overhead

pabrik, salah satunya adalah jam mesin. Dasar ini digunakan jika

biaya

overhead

pabrik mempunyai hubungan erat dengan waktu penggunaan mesin.

Rumus perhitungan dasar pembebanan biaya

overhead

pabrik adalah sebagai berikut:

=

+

Untuk mencari taksiran biaya

overhead

pabrik, harus dibedakan terlebih dahulu

antara biaya overhead pabrik tetap dengan biaya overhead pabrik variable

1) Biaya Overhead Pabrik Tetap

Biaya

overhead

pabrik tetap pada UMKM Burhan Foam, terdiri dari biaya

tenaga kerja tidak langsung, dan biaya pemakaian mesin. Berikut merupakan

rumus-rumus yang digunakan dalam menghitung biaya

overhead

tetap diantaranya:

a) BTKTL = (UTKTL ÷ KP) × JTKL

Keterangan:

BTKTL

: Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

UTKTL

: Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

KP

: Kapasitas Produksi (bulan)


(13)

b) BPM = TPMJ × JJM

Keterangan:

BPM : Biaya Penyusutan Mesin

TPMJ : Tarif Penyusutan Mesin per Jam

JJM : Jumlah Jam Mesin

2)

Biaya Overhead Pabrik Variabel

Biaya

overhead

pabrik variabel pada UMKM Burhan Foam, terdiri dari biaya

bahan penolong, dan biaya listrik. Berikut merupakan rumus-rumus yang digunakan

dalam menghitung biaya

overhead

variabel diantaranya:

a) BBP =

∑ (JB × HBP × JP)

Keterangan:

BBP

: Biaya Bahan Penolong

JB

: Jumlah BOM

HBP

: Harga Bahan Penolong

JP

: Jumlah Pesanan

b) BL =

∑ (DLM × WPM ×

TDL)

Keterangan:

BL

:Biaya Listrik

WPM

: Waktu Pemakaian Mesin

DLM

: Daya Listrik Mesin

TDL

: Tarif Dasar Listrik


(14)

13

2.3.

Landasan Teori Berdasarkan Ilmu Terkait

Pada bab ini akan dijelaskan tentang landasan teori berdasarkan ilmu yang

terkait yang akan digunkan untuk pembuatan rancang bangun aplikasi penentuan

harga pokok produksi pada UMKM Burhan Foam. Terkait dalam pembuatan aplikasi

ada beberapa teori yang terkait dengan ilmu yang nantinya akan dibuatkan program

ada diantaranya,

System Development Life Cycle

(SDLC), Bagan Alir,

Data Flow

Diagram

(DFD),

Entity Relationship Diagram

(ERD),

Visual Basic

.

Net

.

2.3.1.

Analisis dan Desain Sistem Informasi

Menurut

Kendall

(2003), Informasi ibarat yang mengalir di dalam tubuh

suatu organisasi sehingga informasi ini sangat penting di dalam organisasi. Suatu

sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi luruh, kerdil dan akhirnya

berakhir. Analisis sistem dapat didefenisikan sebagai penguraian dari suatu sistem

informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponenya dengan maksud untuk

mengidentifikasikan dan mengevalusasi permasalahan-permasalah,

kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan

sehingga dapat diusulkan perbaikan. Tahap analisi sistem dilakukan setelah tahap

perencanaan sistem (

system planning

) dan sebelum tahap desain sistem (

design

system

). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena

kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.

a.

Konsep dasar sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu

yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau


(15)

elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan

sistem sebagai berikut: “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari

prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu

kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu”. Pendekatan sistem yang

merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di

dalam sistem. Prosedur (

procedure

) didefinisikan oleh Richard F. Neuschel dalam

buku Jugiyanto HM sebagai berikut: “Suatu prosedur adalah suatu urutan-urutan

operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu

atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam

dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.” Lebih lanjut Jerry FitzGerald dalam buku

Jugiyanto HM mendefinisikan prosedur sebagai berikut: “Suatu prosedur adalah

urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus

dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakan.”

b.

Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu

mempunyai komponen-komponen (

component

), batas sistem (

boundary

), keluaran

(

output

), pengolah (

process

) dan sasaran (

objective

) atau tujuan (

goal

).

1)

Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang

artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem

atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari

sistem. Setiap sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung

komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai


(16)

sifat-15

sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses

sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih

besar yang disebut dengan

supra system.

2)

Batas Sistem

Batas sistem (

boundary

) merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini

memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas sistem

menunjukkan ruang lingkup (

scope

) dari sistem tersebut.

3)

Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar (

enviroment

) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas

dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat

menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar

yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap

dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan

dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan gidup dari sistem.

4)

Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (

goa

) atau sasaran (

objective

). Kalau

suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak aka nada gunanya.

Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan

keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai

sasaran atau tujuannya.


(17)

2.3.2.

System Development Li

Menurut Cahyono (2013:2)

terkait, model ini menwarkan

sesuai dengan tahapan,

sistem, pengembangan sistem,

dibawah:

Gambar.2.1

2.3.3. Bagan Alir

Menurut Jogiyanto

menunjukan alir (

flow

) di

alir digunakan terutama

Terdapat beberapa jenis bagan alir

a.

Bagan Alir Sistem (

Analisis

Sistem

pment Life Cycle

(SDLC)

Menurut Cahyono (2013:2)

waterfall

ini didapat dari rekayasa lain

menwarkan pembuatan perangkat lunak secara lebih

tahapan, analisis sistem, spesifikasi kebutuhan sistem,

pengembangan sistem, pengujian sistem. Dapat dilihat gambar

1 Bagan Tahapan Pembahasan Berdasarkan SDLC

Jogiyanto (2003:795), Bagan alir merupakan bagan

) di dalam program atau prosedur sistem secara logika.

terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi.

Terdapat beberapa jenis bagan alir yang biasa digunakan yakni:

Bagan Alir Sistem (

system flowchart

)

Spesifikasi

Kebutuhan

Sistem

Perancangan

Sistem

Pengembangan

Sistem

Pengujian Sistem

sa lain yang saling

secara lebih nyata yaitu

sistem, perancangan

gambar 3 seperti

SDLC

bagan (

chart

) yang

secara logika. Bagan

untuk dokumentasi.


(18)

17

Bagan alir Sistem merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara

keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur

yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukan apa yang dikerjakan di

sistem. Bagan alir sistem digambar dengan menggunakan symbol-simbol tertentu.

b.

Bagan Alir Dokumen (

document flowchart

)

Bagan alir dokumen atau disebut juga bagan alir formulir (

form flowchart

) atau

paperwork flowchart

merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan

formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir ini menggunakan

symbol-simbol yang sama seperti yang digunakan di dalam bagan alir sistem.

c.

Bagan Alir Skematik (

scematic flowchart

)

Bagan alir skematik merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem,

yaitu untuk menggambarkan prosedur di dalam sistem. Perbedaannya adalah, bagan

alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga

menggunakan gambar-gambar computer dan peralatan lainnya yang digunakan.

Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi

kepada orang yang kurang paham dengan simbol-simbol bagan alir.

d.

Bagan Alir Program (

program flowchart

)

Bagan alir program merupakan bagan yang menjelaskan secara rinci

langkah-langkah dari proses program. Bagan alir program dibuat dari diverivikasi bagan alir

sistem. Bagan alir program menggunakan simbol-simbol tertentu.

e.

Bagan Alir Proses (

process flowchart

)

Bagan alir proses merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik

industry. Bagan alir ini juga berguna bagi analisis sistem untuk menggambarkan


(19)

proses dalam suatu prosedur. Bagan alir proses menggunakan lima buah simbol

tersendiri.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa bagan alir

(

flowchart

) adalah suatu gambaran umum tentang sistem yang berjalan dan berfungsi

sebagai alat bantu komunikasi serta untuk mendokumentasikan dan menyajikan

kegiatan mulai dari manual, semi manual maupun komputerisasi.

2.3.4.

Data Flow Diagram

(DFD)

Menurut Indrajani (2011:11),

data flow diagram

(DFD) adalah sebuah alat

yang menggambarkan aliran data sampai sebuah sistem selesai, dan kerja atau proses

dilakukan dalam sistem tersebut.Istilah dalam bahasa indonesianya adalah diagram

aliran data. Dalam DFD ini terdapat empat komponen utama, yaitu:

a.

External Entity

Entitas Eksternal mendefinisikan orang atau sebuah unit organisasi, sistem lain,

atau organisasi yang berada di luar sistem proyek tetapi dapat mempengaruhi kinerja

sistem.

Gambar 2.2

External Entity

b.

Process

Proses adalah penyelenggaraan kerja atau jawaban, datangnya aliran data atau

kondisinya.


(20)

19

Gambar 2.3

Process

c.

Data Stores

Data Stores

adalah penyimpanan data.

Gambar 2.4

Data Stores

d.

Data Flow

Data flow mempresentasikan sebuah input data ke dalam sebuah proses atau

output dari data atau informasi pada sebuah proses.

Gambar 2.5

Data Flow

2.3.5.

Entity Relationship Diagram

(ERD)

Menurut Simarmata (2010:96) Model Entity-Relationship (ER) mula-mula

diusulkan oleh Peter pada tahun 1976 sebagai cara untuk mempersatukan pandangan

basis data jaringan dan relasional. Langkah sederhana dari model ER adalah model

data konseptual yang memandang dunia nyata sebagai kesatuan (

entitas

) dan

hubungan (

relationship

). Komponen dasar model merupakan diagram

entity-relationship

yang digunakan untuk menyajikan objek data secara visual. Chen

menulis bahwa model telah diperluas dan kini bias digunakan untuk merancang basis

data. Kegunaan model ER dalam perancangan tersebut adalah:

0

Process


(21)

a.

Mampu memetakan model relasional dengan baik. Pembangunan yang

digunakan di dalam model ER dengan mudah diubah ke dalam table relasional

b.

Sederhana dan mudah dipahami hanya dengan sedikit pelatihan. Oleh karena itu,

model bisa digunakan oleh perancangan basis data untuk mengkomunikasikan

perancangan kepada pengguna akhir.

c.

Sebagai tambahan, model bisa digunakan sebagai suatu rencana perancangan

oleh pengembangan basis data untuk menerapkan suatu model data dalam

perangkat lunak menejemen basis data spesifik.

a.

Entitas

Entitas (Entities) adalah objek data prinsip tentang informasi yang

dikumpulkan. Entitas pada umumnya berupa konsep yang bisa dikenal, baik konkret

maupun abstrak, seperti orang, tempat, benda, atau peristiwa yang memiliki

keterkaitan terhadap basis data.

b.

Atribut

Atribut menguraikan entitas dimana meraka dihubungkan. Kejadian dari suatu

atribut tertentu adalah suatu nilai (

value

). Sebagai contoh, “Janner Simamarta” adalah

satu nilai dari atribut Nama. Domain dari suatu atribut merupakan koleksi dari segala

kemungkinan atas nilai-nilai atribut yang dimiliki.

2.3.6.

Visual Basic .Net

Menurut Yuswanto (2007:23)

Visual Basic .Net

2008 adalah salah satu


(22)

21

Studio

2008 dan

Microsoft .Net Framework

4.0 membantu

developer

menghasilkan

performansi yang lebih baik dan menghasilkan aplikasi yang

scapable

.

2.3.7.

Microsoft SQL Server

Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional

(RDBMS) produk Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang

merupakan implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft

dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis

data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian berkembang dengan

digunakannya SQL Server pada basis data besar. Microsoft SQL Server dan

Sybase/ASE dapat berkomunikasi lewat jaringan dengan menggunakan protokol TDS

(

Tabular Data Stream

). Selain dari itu, Microsoft SQL Server juga mendukung

ODBC (

Open Database Connectivity

), dan mempunyai driver JDBC untuk bahasa

pemrograman Java.

2.3.8.

Testing Software

Menurut Romeo (2003),

Testing Software

adalah proses mengoperasikan

software

dalam suatu kondisi yang dikendalikan, untuk verifikasi apakah telah

berlaku sebagaimana telah ditetapkan (menurut spesifikasinya), mendeteksi

error,

dan validasi apakah spesifikasi yang telah ditetapkan sudah memenuhi keinginan atau

kebutuhan dari pengguna yang sebenarnya. Verifikasi adalah pengecekkan atau

pengetesan entitas-entitas, termasuk

software,

untuk pemenuhan dan konsistensi

dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan. Validasi

adalah melihat kebenaran sistem, apakan proses yang telah dilakukan adalah apa yang

sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh

user.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa


(23)

testing merupakan tiap-tiap aktifitas pengumpulan informasi yang dibutuhkan utnuk

melakukan evaluasi atau mengukur suatu atribut dari

software.

Testing Software

dilakukan untuk mendapatkan informasi

reliable

terhadap

software

dengan cara termudah dan paling efektif, antara lain:

1)

Apakah

software

telah siap digunakan ?

2)

Apa saja resikonya ?

3)

Apa saja kemampuannnya ?

4)

Apa saja keterbatsannya ?

5)

Apa saja masalahnya ?

6)

Apakah telah berlaku seperti yang diharapkan ?

2.3.9.

Test Case

Test case

merupakan suatu tes yang dilakukan berdasarkan pada suatu

inisialisasi, masukan, kondisi ataupun hasil yang telah ditentukan sebelumnya.

Adapun kegunaan dari

test case

ini adalah sebagai berikut:

1)

Untuk melakukan

testing

kesesuaian suatu komponen terhadap spesifikasi (

Black

Box Testing

)

2)

Untuk melakukan

testing

kesesuaian suatu kompone terhada desain (

White Box

Testing

)

2.3.10.

Black Box Testing

Black Box Testing

dilakukan tanpa pengetahuan detil struktur internal dari

sistem atau komponen yang ditest, juga disebut sebagai

behavioral testing,


(24)

23

testing

berfokus pada kebutuhan fungsional pada

software,

berdasarkan pada

spesifikasi kebutuhan dari

software.

Dengan adanya

black box testing,

perekayasa

software

dapat menggunakan

sekumpulan kondisi masukan yang dapat secara penuh memeriksa keseluruhan

fungsional pada suatu program. Kategori

error

yang akan diketahui melalui

black box

testing

adalah sebagai berikut:

1)

Fungsi yang hilang atau tidak benar

2)

Error

dari antar muka

3)

Error

dari struktur data atau akses eksternal

database

4)

Error

dari kinerja atau tingkah laku

5)

Error

dari inisialisasi dan terminasi

2.3.11.

White Box Testing

White Box Testing

merupakan cara pengujian dengan melihat ke dalam

modul untuk meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisis apakah ada

kesalahan atau tidak. Jika ada modul yang menghasilkan

output

yang tidak sesuai

dengan proses bisnis yang dilakukan, maka baris-baris program, variabel, dan

parameter yang terlibat pada unit tersebut akan dicek satu persatu dan diperbaiki,

kemudian dilakukan

compile

ulang

.

Dengan menggunakan

white box

akan didapatkan

kasus uji yang :

1)

Menguji semua keputusan logika

2)

Menguji seluruh

Loop

yang sesuai dengan batasannya


(25)

(26)

ANALISIS DAN P

Pada bab ini akan Berdasarkan System Development

empat tahapan, pada bab ini

desain. Sedangkan untuk tahap implementasi akan dibahas pada ba

Gambar.3.1 Bagan Tahapan Pembahasan

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem berdasarkan hasil survei/studi terjadi, sehingga dapat

perusahaan. Dalam pengumpulan diperlukan adanya pengamatan perusahaan. Data dan informasi

Analisis

Sistem

Kebutuhan

24 BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

ini akan dijelaskan tentang analisis dan perancangan

Development Life Cycle (SDLC) yang digunakan,

da bab ini akan dibahas tentang tahap perencanaan, analisis, gkan untuk tahap implementasi akan dibahas pada bab keempat.

Bagan Tahapan Pembahasan Berdasarkan SDLC

sistem merupakan proses pengidentifikasian suatu survei/studi lapangan untuk mengevaluasi permasalahan

dapat diajukan suatu usulan perbaikan sesuai kebutuhan Dalam pengumpulan data sebagai bahan penyusunan Tugas

adanya pengamatan data dan informasi yang dibutuhkan dan informasi tersebut diperoleh dari sumber terkait

Spesifikasi

Kebutuhan Sistem

Perancangan

Sistem

Pengembangan

Sistem

Pengujian Sistem

perancangan sistem. digunakan, terdapat p perencanaan, analisis, dan

b keempat.

SDLC

pengidentifikasian suatu sistem permasalahan yang sesuai kebutuhan penyusunan Tugas Akhir, dibutuhkan oleh sumber terkait untuk


(27)

memberikan masukan dalam pengembangan aplikasi yang dibuat. Kegiatan yang dilakukan dalam pengumpulan data tersebut, antara lain:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan pada pihak UMKM Burhan Foam yang terkait dengan proses bisnis dan sistem yang mendukung proses bisnis, serta informasi lain yang dibutuhkan sehingga sistem yang dirancang nantinya mampu menjawab permasalahan yang ada.

b. Observasi/Pengamatan

Observasi atau pengamatan dilakukan mendapatkan informasi tambahan yang tidak didapatkan dari pengumpulan data dengan cara wawancara.

3.1.1 Identifikasi Masalah

Sebelum melakukan perancangan aplikasi, terlebih dahulu dilakukan observasi permasalahan yang terjadi pada obyek penelitian dan dilanjutkan dengan mengidentifikasi permasalahan tersebut, sehingga dapat dihasilkan solusi yang tepat dari sistem yang dirancang.

UMKM Burhan Foam merupakan UMKM yang bergerak dibidang pembuatan kasur lipat, bantal, dan guling. UMKM dibantu oleh tujuh orang tenaga kerja langsung dan empat mesin jahit, dalam sebulan UMKM ini dapat memproduksi sekitar 300 kasur, bantal, dan guling. Terdapat dua jenis kasur yaitu kasur kapuk dan kasur dacron. Dengan berbagai ukuran mulai dari 80cm x 180cm sampai 140cm x180cm. begitu pula untuk bantal dan guling terdapat dua jenis yaitu kapuk dan dacron. Produk tersebut dikerjakan oleh 7 orang tenaga kerja langsung. Yang dibagi pada bagian pemotongan kain dan pembahanan sebanyak 3 dan 4 orang pada penjahitan dan pengobrasan. Mesin yang digunakan dalam


(28)

26

memproduksi kasur adalah 3 mesin jahit seharga Rp 600.000 dengan daya listrik 50 watt dan 1 mesin obras seharga Rp 500.000 dengan daya listrik 50 watt.

Pada saat ini UMKM belum memiliki standar dalam menentukan harga pokok produksi pesanannya. Dalam menentukan harga pokok produksinya, UMKM belum memasukkan biaya overhead pabrik. Sehingga banyak cost-cost

yang belum diperhitungkan dalam membuat produknya. Cost-cost yang terjadi

dalam proses produksi, belum dicatat serta diperhitungkan. Hal ini mengakibatkan harga jual yang dibebankan kepada pelanggan tidak sesuai sehingga terjadi penurunan laba yang berturut-turut untuk beberapa produk.

Proses bisnis untuk menentukan harga pokok produksi pada UMKM tersebut, diawali saat pelanggan melakukan pemesanan. Dimana bagian administrasi akan mencatat rincian pesanan pelanggan. Setelah itu, bagian admin memperkirakan dan menghitung harga pokok produksi dari pesanan tersebut yang nantinya akan dijadikan dasar dalam menentukan harga jual. Penentuan harga pokok produksi yang dilakukan, yaitu menjumlahkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja, dimana pada penentuan bahan baku, UMKM memperkirakan berapa bahan yang dibutuhkan untuk membuat kasur contohnya berapa kilogram kapuk randu yang dibutuhkan dalam membuat pesanan tersebut. Kemudian untuk perhitungan tenaga kerja langsungnya hanya diperkirakan saja dari upah karyawan yang dibayarkan tiap minggunya. Yang kemudian menghasilkan harga pokok produksi yang diberikan kepada manajer produksi. Namun proses bisnis yang dilakukan oleh pihak UMKM tersebut masih mengalami permasalahan, dimana biaya overhead pabrik tidak


(29)

document flow yang menunjukkan proses bisnis pada UMKM dalam

menentukan harga pokok produksi.

Gambar 3.2 Document FlowPenentuan Harga Pokok Produksi

3.1.2 Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan merupakan suatu pemenuhan kondisi di dalam suatu produk baru atau perubahan produk, yang mempertimbangkan berbagai kebutuhan antar pengguna. Kebutuhan dari hasil analisis ini harus dapat dilaksanakan, diukur, diuji, terkait dengan kebutuhan bisnis yang teridentifikasi, serta didefinisikan sampai tingkat detail yang memadai untuk desain sistem.


(30)

28

Dari analisis yang dilakukan, informasi yang dibutuhkan oleh pihak UMKM Burhan Foam adalah sebagai berikut:

1. Informasi mengenai Biaya Bahan Baku.

2. Informasi mengenai Biaya Tenaga Kerja Langsung. 3. Informasi mengenai Biaya Overhead Pabrik.

4. Informasi mengenai Harga Pokok Produksi.

3.2 Perancangan Sistem

Berdasarkan analisis sistem di atas, maka dapat dirancang suatu model pengembangan sistem yang dapat memenuhi kebutuhan. Model pengembangan ini menggambarkan tentang apa input yang dibutuhkan, proses yang dilakukan,

dan output yang dihasilkan dari aplikasi ini nantinya. Berikut merupakan

gambaran dari model pengembangan yang akan dibuat meliputi beberapa tahapan, yaitu Input- Process-Output Diagram, Context Diagram, Hierarchy plus

Input-Process-Output (HIPO), Data Flow Diagram, Conceptual Data Model, dan

Physical Data Model

3.2.1 Diagram Input Proses Output

Gambar 3.3 merupakan blok diagram atau diagram input-proses-output yang menggambarkan sistem yang akan dibuat dalam penelitian ini.


(31)

(32)

30

A. Input

1) Data Produk

Data produk merupakan data yang berisi tentang semua produk yang ada pada UMKM. Data ini digunakan dalam pengolahan pesanan pelanggan yang nantinya akan diproses dalam perhitungan biaya bahan baku. Contoh data produk adalah sebagai berikut :

Jenis Produk : Kasur kapuk randu

Nama Produk : Kasur kapuk uk 160cm x 180cm

2) Data Bahan Baku

Data bahan baku merupakan data yang dibutuhkan dalam pengolahan kasur dan bantal, seperti jenis bahan, satuan bahan, dan harga bahan. Data ini nantinya akan digunakan dalam membuat daftar kebutuhan bahan baku atau Bill of Materialyang digunakan untuk menghitung total

biaya bahan baku. Berikut merupakan contoh data bahan baku :

Jenis bahan : Bahan baku utama

Bahan baku : Kain sateen

Satuan bahan : Meter

Harga : Rp 8.000

3) Data Kegiatan Operasional

Data kegiatan operasional merupakan data mengenai kegiatan produksi yang dilakukan dalam membuat kasur dan bantal beserta waktu penyelesaian pekerjaan tiap kegiatan. Data ini digunakan dalam proses pembuatan daftar kegiatan produksi atau Bill Of Operation yang


(33)

digunakan sebagai dasar dalam menghitung biaya tenaga kerja langsung. Contoh data kegiatan operasional sebagai berikut :

Nama kegiatan : Pembahanan

Waktu : 15 menit

4) Data Tenaga Kerja

Data tenaga kerja langsung merupakan data mengenai tenaga kerja langsung beserta bagian-bagiannya, dan upah yang diterima. Data ini dibutuhkan dalam proses pengolahan kasur dan bantal. Data ini digunakan dalam proses menghitung biaya tenaga kerja langsung. Contoh data tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut :

Jenis tenaga kerja : Tenaga kerja langsung Nama tenaga kerja : Munib

Bagian tenaga kerja : Pembahanan

Upah : Rp 500.000

5) Data Mesin

Data mesin merupakan data mengenai peralatan mesin yang digunakan selama produksi sepatu dan sandal. Data ini berisi tentang mesin yang digunakan dalam membuat suatu jenis produk yang terdiri dari nama mesin yang digunakan, jumlah mesin, harga perolehan masing-masing mesin, umur ekonomis masing-masing mesin, dan biaya per jam masing-masing mesin.Data mesin digunakan sebagai dasar perhitungan biaya overheadpabrik tetap. Contoh data mesin adalah sebagai berikut:

Mesin : Mesin jahit

Harga perolehan : Rp 600.000


(34)

32

Jumlah mesin : 3

Jumlah jam kerja mesin : 24.960 jam Tarif penyusutan per jam : Rp 48,00

Daya : 50 watt

6) Data Pelanggan

Data pelanggan merupakan data lengkap pelanggan yang memesan produk sepatu dan sandal. Data ini dibutuhkan untuk pengolahan data master pelanggan yang nantinya akan diproses dalam pemesanan pelanggan. Contoh data pelanggan adalah sebagai berikut:

Nama : Saikur Mebel

Alamat : Jl. Rambutan M22, Wates, Mojokerto

Telepon : 081526667532

7) Data Pesanan Pelanggan

Data pesanan pelanggan berisi tentang rincian pesanan produk dari pelanggan. Data pesanan pelanggan ini digunakan sebagai dasar dalam proses perhitungan harga pokok produksi dan juga dalam pembuatan laporan pemesanan per periode. Contoh data pesanan pelanggan adalah sebagai berikut:

Tanggal pesan : 12 Februari 2016

Nama Pelanggan : Saikur Mebel

Produk : kasur dacron 140 cm x 180 cm x 5 cm

Jumlah pesan : 25

8) Data Parameter

Data parameter berisi data-data dasar atau standar. Contohnya yaitu untuk menyimpan data tarif dasar listrik. Yang nantinya juga menjadi


(35)

komponen dalam perhitungan biaya-biaya dalam perhitungan harga pokok produksi. Berikut merupakan contoh data parameter :

Nama parameter : Tarif dasar listrik Nilai parameter : Rp Rp 833,00

B. Proses

1) Pembuatan daftar bahan baku (Bill of Material)

Proses ini akan menghasilkan daftar kebutuhan bahan baku/ Bill Of

Material (BOM) dengan cara memilih jenis produk yang ada pada

database. Setelah itu akan tampil jenis bahan baku utama dan bahan

baku penolong yang sudah ada dalam databasejenis bahan baku. Dari

jenis bahan baku tersebut, memilih dan menentukan jumlah serta satuan bahan baku utama dan bahan penolong yang sesuai dengan kuantitas pemesanan. BOM akan digunakan untuk menentukan kuantitas dan harga dengan rumus sebagai berikut

a) KBBL = JP × JB Keterangan:

KBBL : Kuantitas Bahan Baku Langsung

JP : Jumlah Pesanan

JB : Jumlah BOM

TKBBL dihasilkan dari jumlah pesanan dari pelanggan untuk suatu produk dikalikan dengan jumlah masing-masing kebutuhan bahan baku suatu produk.

b) HBBL = harga bahan baku langsung


(36)

34

didapat dari supplier.

2) Membuat Daftar Kegiatan Produksi (Bill of Operation)

Proses ini akan menghasilkan daftar kegiatan produksi/Bill Of

Operation (BOO) dengan cara memilih jenis produk yang ada pada

database, kemudian akan tampil kegiatan operasional dan waktu yang

sudah ada dalam database kegiatan operasional. Dari macam-macam

kegiatan operasional, memilih kegiatan yang dilakukan dalam membuat jenis produk yang telah dipilih sebelumnya. Setelah itu, memilih tenaga kerja dan mesin yang melaksanakan kegiatan operasional tersebut, sehingga sistem akan menghasilkan daftar kegiatan produksi untuk satu jenis produk. BOO akan digunakan untuk menentukan jam kerja dengan rumus perhitungan sebagai berikut.

a) JKD = JP × TJK Keterangan:

TJKD : Jam Kerja Dibutuhkan

JP : Jumlah Pesanan

TJK : Total Jam Kerja

b) TTKL = TPH ÷ 8 Keterangan:

TTKL : Tarif Tenaga Kerja Langsung TPH : Tarif Per Hari

8 : 8 jam kerja

3) Menghitung Biaya Bahan Baku


(37)

digunakan adalah data pelanggan, data pesanan pelanggan, data bahan baku, dan Bill of Material yang telah dibuat sebelumnya. Proses transaksi yang

dilakukan, yaitu menghitung biaya bahan baku, rumus perhitungan yang digunakan adalah:

BBBL = KBBL × HBBL Keterangan:

BBBL : Biaya Bahan Baku Langsung

KBBL : Kuantitas Bahan Baku Langsung

HBBL : Harga Bahan Baku Langsung

4) Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung

Proses ini akan menghasilkan biaya tenaga kerja langsung dengan sumber data yang digunakan adalah data kegiatan operasional, data tenaga kerja, dan

Bill of Operation. Proses transaksi yaitu menghitung biaya tenaga kerja langsung, rumus perhitungan yang digunakan adalah:

BTKL = JKD × TKL Keterangan:

BTKL : Biaya Tenaga Kerja Langsung

TJKD : Jam Kerja Dibutuhkan

TTKL : Tarif Tenaga Kerja Langsung 5) Menghitung Biaya OverheadPabrik Tetap

Proses ini akan menghasilkan biaya overhead pabrik tetap dengan cara

menentukan biaya overheadpabrik tetap yang berhubungan dengan produksi


(38)

36

berdasarkan jam tenaga kerja langsung dimana sumber data yang digunakan adalah data mesin, dan data tenaga kerja tidak langsung (data tenaga kerja). Proses transaksi yang dilakukan, yaitu menghitung biaya tenaga kerja tidak langsung dan menghitung biaya penyusutan mesin, rumus perhitungan yang digunakan adalah:

a) BTKTL = UTKTL 1 + … + UTKTL n Keterangan:

BTKTL : Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

UTKTL : Upah Tenaga Kerja Tidak Langsung

b) KP = 8 × 26 Keterangan:

KP : Kapasitas Produksi (bulan)

8 : 8 jam kerja

26 : 26 hari

c) BTKTL = (UTKTL ÷ KP) × JTKL Keterangan:

BTKTL : Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

UTKTL : Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

KP : Kapasitas Produksi (bulan)

JTKL : Jam Tenaga Kerja Langsung

d) JJKM = 8 × 26 × 12 × UEM Keterangan:

JJKM : Jumlah Jam Kerja Mesin (jam) 8 : 8 jam kerja selama 1 hari


(39)

26 : 26 hari kerja selama 1 bulan 12 : 12 bulan kerja selama 1 tahun UEM : Umur Ekonomis Mesin (tahun)

e) TPMJ = (HP × JM) ÷ JJKM Keterangan:

TPMJ : Tarif Penyusutan Mesin per Jam

HP : Harga Perolehan

JM : Jumlah Mesin

JJKM : Jumlah Jam Kerja Mesin (jam) f) BPM = TPMJ × JJM

Keterangan:

BPM : Biaya Penyusutan Mesin

TPMJ : Tarif Penyusutan Mesin per Jam JJM : Jumlah Jam Mesin

BPM merupakan hasil dari tarif penyusutan mesin per jam dikali dengan jumlah jam mesin.

g) BOPT = BTKTL + BPM Keterangan:

BOPT : Biaya OverheadPabrik Tetap

BTKTL : Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

BPM : Biaya Penyusutan Mesin

6) Menghitung Biaya OverheadPabrik Variabel

Proses ini akan menghasilkan biaya overhead pabrik variabel dengan cara menentukan biaya overhead pabrik variabel yang berhubungan dengan


(40)

38

produksi dimana sumber data yang digunakan adalah data bahan penolong (bahan baku) dan data tarif dasar listrik. Proses transaksi yang dilakukan, yaitu menghitung biaya bahan penolong dan menghitung biaya pemakaian listrik, rumus perhitungan yang digunakan adalah:

a) BBP = ∑ (JB × HBP × JP) Keterangan:

BBP : Biaya Bahan Penolong

JB : Jumlah BOM

HBP : Harga Bahan Penolong

JP : Jumlah Pesanan

b) BL = ∑ (DLM × WPM × TDL)

Keterangan:

BL : Biaya Listrik DLM : Daya Listrik Mesin WPM : Waktu Pemakaian Mesin TDL : Tarif Dasar Listrik

c) BOPV = BBP + BL Keterangan:

BOPV : Biaya OverheadPabrik Variabel

BBP : Biaya Bahan Penolong

BL : Biaya Listrik

7) Menghitung Biaya OverheadPabrik

Proses ini akan menghasilkan biaya overhead pabrik tiap pesanan dengan


(41)

variabel. Rumus perhitungan yang digunakan adalah: BOP = BOPT + BOPV

Keterangan:

TBOP : Biaya OverheadPabrik

TBOPT : Biaya OverheadPabrik Tetap

TBOPV : Biaya OverheadPabrik Variabel

8) Menghitung Harga Pokok Produksi

Proses ini adalah proses penjumlahan dari perhitungan biaya bahan baku,

perhitungan biaya tenaga kerja langsung, perhitungan biaya

overhead pabrik tetap, dan perhitungan biayaoverhead pabrik variabel. Dari penjumlahan tersebut, proses ini akan menghasilkan harga pokok produksi untuk satu pesanan yang dapat dilihat pada rumus dibawah ini.

HPP = BBBL + BTKL + BOP Keterangan:

HPPT : Harga Pokok Produksi

BBBL : Biaya Bahan Baku Langsung

BTKL : Biaya Tenaga Kerja Langsung

BOP : Biaya OverheadPabrik

C. Output

1) Daftar Kebutuhan Bahan Baku / Bill of Material

Daftar kebutuhan bahan baku / BOM adalah daftar bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Daftar ini menampilkan suatu jenis produk dengan bahan-bahan yang digunakan, satuan masing-masing bahan, dan jumlah masing-masing-masing-masing bahan tersebut. BOM ini


(42)

40

digunakan sebagai dasar dalam menghitung biaya bahan baku. Contoh BOM adalah sebagai berikut:.

Tabel 3.1 Contoh Laporan Bill of Material

Nama Produk : Kasur Kapuk uk 80cm x 180cm

Utama Penolong

Nama Jumlah Nama Jumlah

Kapuk randu 1 Kg

Benang 1 buah

Kain Sateen 2 meter

2) Daftar Kegiatan Produksi / Bill of Operation

Daftar kegiatan produksi / BOO adalah daftar kegiatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat sebuah produk. Daftar ini menampilkan suatu jenis produk dengan kegiatan operasional yang dilakukan, waktu masing-masing yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan, tenaga kerja yang melakukan kegiatan tersebut, jam pemakaian mesin, dan pemakaian listriknya. BOO ini digunakan sebagai dasar dalam menghitung biaya tenaga kerja langsung. Contoh BOO adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Contoh Laporan Bill of Operation

Nama Produk : Kasur Kapuk uk 80cm x 180cm

Kegiatan Waktu Tenaga

Kerja Upah

Nama Mesin Pemotongan

kain 15 menit Pemotong Rp60.000

Penjahitan

Awal 30 menit Penjahit Rp80.000

Mesin Jahit

Pembahanan 15 menit Pembahanan Rp60.000

Penjahitan

Akhir 20 menit Penjahit Rp80.000

Mesin Jahit


(43)

1) Laporan pesanan per periode

Laporan ini berisikan daftar pemesanan setiap bulan beserta harga pokok produksinya. Contoh laporan pesanan per periode adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Contoh Laporan Pesanan per Periode

Tanggal Id Pesanan Nama

Pelanggan Nama Produk Jumlah Total Harga Pokok Produksi

25/03/16 P2016030012 Ariyo

Mebel Kasur kapuk 80cm x 180cm 15 Rp1.200.000

26/03/16 P2016030020 Saikur Bantal

dacron 20 Rp700.000

2) Laporan Total Biaya Bahan Baku

Laporan ini berisikan total biaya bahan baku yang dibutuhkan pada satu pesanan. Contoh laporan total biaya bahan baku per pesanan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Contoh Laporan Biaya Bahan Baku Biaya Bahan Baku

Nomor pesanan : P2016030012

Nama Pelanggan : Ariyo Mebel

Nama Produk : Kasur kapuk 80cm x 180cm

Tanggal : 12-03-2016

Jumlah :1

Nama Bahan Baku

Satuan

kuantitas

standar Harga

Biaya Bahan Baku

kapuk randu Kg 1

Rp

12.000 Rp 12.000

kain sateen Meter 1,5 Rp 8.000 Rp 12.000


(44)

42

3) Laporan Biaya Tenaga Kerja Langsung

Laporan ini berisikan total biaya tenaga kerja langsung yang dibutuhkan pada satu pesanan. Contoh laporan total tenaga kerja langsung adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Contoh Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya Tenaga Kerja Langsung

Nomor Pesanan : P2016030012 Nama Pelanggan : Ariyo Mebel

Nama Produk : Kasur kapuk 80cm x 180cm Tanggal : 12-03-2016

Jumlah : 1

Kegiatan Waktu Upah/minggu

Pemotongan kain 25 Menit Rp 500.000

Pembahanan kasur 20 Menit Rp 500.000

Penjahitan 25 Menit Rp 600.000

TTJKD = 1,10 jam Total Biaya TKL = Rp 13.200

4) Laporan Biaya Overhead Pabrik Tetap

Laporan ini berisikan total biaya overhead pabrik tetap yang dibutuhkan pada satu pesanan. Contoh laporan total biaya overhead pabrik tetap adalah sebagai berikut


(45)

Tabel 3.6 Contoh Laporan Biaya Overhead Tetap

Biaya OverheadPabrik Tetap Nomor Pesanan :

P2016030012 Nama Pelanggan : Ariyo Mebel Nama Produk : Kasur kapuk

uk Tanggal : 12-03-2016

80cm x 180cm Jumlah : 1

Jenis

Tenaga Harga Umur Jam Tarif

Tenaga Upah Mesin Jumlah Kerja

Kerja Perolehan (tahun)

per jam

Kerja Mesin

Tidak

Admin 1.700.000

Jahit 4 600.000 10 24.960 Rp97 Langsung

5) Laporan Biaya Overhead Pabrik Variabel

Laporan ini berisikan total biaya overhead pabrik variabel yang dibutuhkan pada satu pesanan. Contoh laporan total biaya overhead pabrik variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Contoh Biaya Overhead Variabel

Taksiran Biaya OverheadPabrik Variabel Nomor Pesanan : P2016030012

Nama Pelanggan : Ariyo Mebel

Nama Produk : Kasur kapuk uk Tanggal : 12-03-2016 80cm x 180cm

Jumlah : 1

Nama Bahan Jumlah Biaya Kegiatan Nama Mesin Daya Waktu Penolong

Benang 1 buah 1.600

Penjahitan Mesin jahit 0,05 kwh 24.960 Resleting 30 cm 2.000

6) Laporan Harga Pokok Produksi

Laporan harga pokok produksi merupakan laporan yang berisikan harga pokok produksi suatu pesanan yang diperoleh dari total laporan biaya


(46)

44

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Berikut merupakan laporan harga pokok produksi :

Tabel 3.8 Contoh Laporan Harga Pokok Produksi

Nama Pelanggan Ariyo Mebel

Tanggal Pemesanan 12-03-2016

Pesanan Kasur kapuk 80cm x 180cm

Jumlah pesan 1

Rincian Harga Pokok Produksi

Biaya bahan baku Rp 24.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 13.200

Biaya Overhead Pabrik Rp 14.860

Harga Pokok Produksi Rp 52.060

3.2.2 Context Diagram

Context diagram dari aplikasi ini melibatkan tiga external entity, yaitu pelanggan, produksi, dan manajer seperti yang digambarkan pada gambar 3.4 berikut ini :


(47)

BOO BOM Data Parameter

Data Produk Data Tenaga Kerja

Data Mesin Data Bahan Baku

Data Kegiatan Operasional

Biaya Overhead Pabrik Tetap Pesanan Per Periode

Harga Pokok Produksi

Biaya Bahan Baku

Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya Tenaga Kerja Langsung Data Transaksi Pemesanan

Data Pelanggan

0

Rancang Bangun Aplikasi Penentuan Harga Pokok Produksi

+

Pelanggan Manajer

Produksi

Gambar 3.4 Context Diagram Aplikasi Penentuan Harga Pokok

3.2.3. Proses-Input (HIPO) Hierarchy plus Input-Process-Output

Gambar 3.5 adalah HIPO dari Rancang Bangun Aplikasi Penentuan Harga Pokok Produksi pada UMKM Burhan Foam.


(48)

46

Gambar 3.5 Hierarchy plus Input-Proses-Output

3.2.4. Data Flow Diagram Level 0

Setelah membuat HIPO, selanjutnya embuat Data Flow Diagram (DFD) Level 0 yaitu diagram yang lebih rinci dari Context Diagram yang ada pada gambar 3.6

0

Aplikasi Penentuan Harga Pokok Produksi

1

Transaksi Pemesanan

2

Pembuatan Bill of Material

3

Pembuatan Bill of Operation

4

Perhitungan Harga Pokok Produksi

4.1

Menghitung Biaya Bahan Baku

4.2

Menghitung Biaya Tenaga Kerja Langsung

4.3

Menghitung Biaya Overhead Pabrik

4.3.1

Menghitung BOP tetap

4.3.2

Menghitung BOP Variabel


(49)

BOO BOM tarif listrik Data Parameter mesin tenaga kerja kegiatan operasional Data Produk detil pemesanan detil pemesanan

tenaga kerja langsung bahan baku utama data pemesanan pemesanan Data BOO Data BOM Jenis Produk Jenis Produk Data Bahan Baku

Data Mesin Data Tenaga Kerja

Data Kegiatan Operasional Data Bahan Baku

Data Pelanggan

Biaya Overhead Pabrik Tetap

Pesanan Per Periode Harga Pokok Produksi

Biaya Bahan Baku

Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya Overhead Pabrik Variabel Nama Produk

Data Produk Data Pelanggan

Data Transaksi Pemesanan Pelanggan Pelanggan

ManajerManajerManajerManajer ManajerManajer Produksi Produksi Produksi ProduksiProduksiProduksiProduksiProduksi 1 Pemesanan Produk 2 Pembuatan Bill of Material 3 Pembuatan Bill of

Operation 4 Perhitungan Harga Pokok Produksi + 1 Produk 2 Pelanggan 4 BOM 5 BOO

6 Bahan Baku

7 Jenis Produk Produksi

8 Pemesanan 9 detil pemesanan

10 data parameter 11 Kegiatan

operaional

12 Tenaga kerja 13 Mesin

Produksi Produksi Produksi

Gambar 3.6 DFD Level 0

3.2.5. DFD Level 1 Sub-Proses Perhitungan Harga Pokok Produksi

Gambar 3.7 adalah sub-proses perhitungan harga pokok produksi yang ada pada DFD Level 0 sistem penentuan harga pokok produksi. DFD level 1 ini teridiri dari proses menghitung biaya bahan baku, menghitung biaya tenaga kerja langsung, dan menghitung biaya overhead pabrik.


(50)

48

Gambar 3.7 DFD Level 1 Sub-Proses Perhitungan Harga Pokok Produksi

3.2.6. DFD Level 2 Sub-Proses Menghitung Biaya Overhead Pabrik

Gambar 3.8 adalah sub-proses menghitung biaya overhead pabrik yang ada pada DFD level 1 sub-proses perhitungan harga pokok produksi. DFD level 2 ini terdiri dari proses menghitung biaya overhead pabrik tetap dan menghitung biaya overhead pabrik variabel.

Biaya overhead variabel biaya overhead tetap Biaya tenaga kerja langsung

Biaya bahan baku

tenaga kerja tak langsung dan mesin

[tenaga kerja langsung]

bahan baku penolong

[bahan baku utama]

[tarif listrik] detil pemesanan

detil pemesanan

data pemesanan data pemesanan [data pemesanan]

[detil pemesanan]

[Harga Pokok Produksi] [Biaya Bahan Baku] [Biaya Overhead Pabrik Variabel]

[Pesanan Per Periode] [Biaya Tenaga Kerja Langsung]

[Biaya Overhead Pabrik Tetap] ManajerManajerManajerManajerManajerManajer

8 Pemesanan 4 BOM 5 BOO 9detil pemesanan 10data parameter 4.1 Menghitung Biaya Bahan Baku 4.2 Menghitung Biaya Tenaga kerja Langsung 4.3 Menghitung Biaya Overhead Pabrik

+

4.4 Menghitung Harga Pokok Produksi 10data parameter


(51)

Gambar 3.8 DFD Level 2 Proses Menghitung Biaya Overhead Pabrik

3.2.7. Conceptual Data Model

CDM menggambarkan konsep terstruktur basis data yang dirancang untuk suatu program atau apliasi. CDM dapat dilihat pada Gambar 3.9

data pemesanan detil pemesanan

[detil pemesanan] [data pemesanan]

[tarif listrik] [bahan baku penolong]

[tenaga kerja tak langsung dan mesin]

[Biaya overhead variabel] [biaya overhead tetap]

8 Pemesanan

9 detil pemesanan

10 data parameter 4 BOM

5 BOO

Menghitung Harga Pokok Produksi

Menghitung Harga Pokok Produksi 4.3.1

Menghitung biaya overhead pabrik

tetap

4.3.2 Menghitung biaya

overhead pabrik variabel


(52)

50

Gambar 3.9 Conceptual Data Model

3.2.8. Physical Data Model

PDM menggambarkan secara detail konsep rancangan basis data yang dirancang untuk suatu program aplikasi. PDM merupakan hasil generate dari CDM. PDM dapar dilihat pada Gambar 3.10

digunakan Dipakai Mempunyai digunakan digunakan Melakukan Disimpan digunakan digunakan Membuat Melayani Memiliki Mempunyai Memiliki PELANGGAN # o o o o NO_PELANGGAN NAMA_PELANGGAN ALAMAT_PELANGGAN NO_TELEPON STATUS_PELANGGAN ...

Variable characters (10) Variable characters (30) Variable characters (50) Number (12) Variable characters (15)

PRODUK # o o o o o ID_PRODUK JENIS_PRODUK NAMA_PRODUK SATUAN_PRODUK HARGA_PRODUK STATUS_PRODUK ...

Variable characters (10) Variable characters (20) Variable characters (25) Variable characters (15) Money (13,2) Variable characters (15) BAHAN_BAKU # o o o o o NO_BAHAN_BAKU JENIS_BAHAN_BAKU NAMA_BAHAN_BAKU SATUAN_BAHAN_BAKU HARGA_BAHAN_BAKU STATUS_BAHAN_BAKU ...

Variable characters (10) Variable characters (20) Variable characters (20) Variable characters (10) Money (13,2) Variable characters (15)

TENAGA_KERJA # o o o o ID_TENAGA_KERJA JENIS_TENAGA_KERJA NAMA_TENAGA_KERJA UPAH_TENAGA_KERJA STATUS_TENAGA_KERJA ...

Variable characters (10) Variable characters (20) Variable characters (20) Money (13,2) Variable characters (15)

PENGGUNA # o o o o ID_PENGGUNA USERNAME_PENGGUNA PASSWORD_PENGGUNA PRIVELEDGE STATUS_PENGGUNA ...

Variable characters (10) Variable characters (20) Variable characters (10) Variable characters (30) Variable characters (15)

BILL_OF_MATERIAL # o o o ID_BOM SATUAN_BOM JUMLAH_BOM STATUS_BOM ...

Variable characters (10) Variable characters (20) Integer Variable characters (15)

BILL_OF_OPERATION # ID_BOO Variable characters (15)

MESIN # o o o o o o o o ID_MESIN NAMA_MESIN JUMLAH_MESIN HARGA_PEROLEHAN UMUR_MESIN PEMAKAIAN_MESIN BIAYA_PERJAM DAYA_MESIN STATUS_MESIN

Variable characters (10) Variable characters (30) Integer Money (13,2) Float Float Money (13,2) Float Variable characters (15)

KEGIATAN_OPERASI # o o o ID_KEGIATAN NAMA_KEGIATAN WAKTU_KEGIATAN STATUS_KEGIATAN ...

Variable characters (10) Variable characters (30) Float Variable characters (15)

DETIL_PEMESANAN # o o o o o o ID_DETIL_PEMESANAN JUMLAH_PESANAN HPP BBBL BTKL BOPTETAP BOPVARIABEL ...

Variable characters (10) Integer Float Float Float Float Float PEMESANAN # o ID_PEMESANAN TANGGAL_PEMESANAN

Variable characters (10) Date PARAMETER # o o o ID_PARAMETER NAMA_PARAMETER NILAI_PARAMETER STATUS_PARAMETER ...

Variable characters (10) Variable characters (50) Variable characters (100) Variable characters (15)

SATUAN # o o o ID_SATUAN KATEGORI_SATUAN NAMA_SATUAN STATUS_SATUAN ...

Variable characters (10) Variable characters (20) Variable characters (20)

Variable characters (15) JENIS_PRODUK # o o ID_JENIS_PRODUK NAMA_JENIS_PRODUK STATUS_JENIS_PROSUK ...

Variable characters (10) Variable characters (20) Variable characters (15)


(53)

Gambar 3.10 Physical Data Model

3.2.9. Struktur Tabel

Struktur tabel yang digunakan dalam pembuatan Aplikasi Penentuan Harga Pokok Produksi pada UMKM Burhan Foam ini adalah sebagai berikut:

FK_BILL_OF__DIGUNAKAN_MESIN FK_BILL_OF__DIPAKAI_KEGIATAN FK_DETIL_PE_MEMPUNYAI_PEMESANA FK_BILL_OF__DIGUNAKAN_TENAGA_K FK_BILL_OF__DIGUNAKAN_BAHAN_BA FK_PEMESANA_MELAKUKAN_PELANGGA FK_DETIL_PE_DISIMPAN_PRODUK FK_BILL_OF__RELATION__PRODUK FK_BILL_OF__RELA_2_PRODUK FK_PARAMETE_MEMBUAT_PENGGUNA FK_PEMESANA_MELAYANI_PENGGUNA FK_PRODUK_RELATIONS_JENIS_PR FK_BAHAN_BA_RELATIONS_SATUAN FK_PRODUK_RELATIONS_SATUAN PELANGGAN NO_PELANGGAN NAMA_PELANGGAN ALAMAT_PELANGGAN NO_TELEPON STATUS_PELANGGAN ... varchar(10) varchar(30) varchar(50) numeric(12) varchar(15) <pk> PRODUK ID_PRODUK ID_JENIS_PRODUK ID_SATUAN JENIS_PRODUK NAMA_PRODUK SATUAN_PRODUK HARGA_PRODUK STATUS_PRODUK ... varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(20) varchar(25) varchar(15) money varchar(15) <pk> <fk1> <fk2> BAHAN_BAKU NO_BAHAN_BAKU ID_SATUAN JENIS_BAHAN_BAKU NAMA_BAHAN_BAKU SATUAN_BAHAN_BAKU HARGA_BAHAN_BAKU STATUS_BAHAN_BAKU ... varchar(10) varchar(10) varchar(20) varchar(20) varchar(10) money varchar(15) <pk> <fk> TENAGA_KERJA ID_TENAGA_KERJA JENIS_TENAGA_KERJA NAMA_TENAGA_KERJA UPAH_TENAGA_KERJA STATUS_TENAGA_KERJA ... varchar(10) varchar(20) varchar(20) money varchar(15) <pk> PENGGUNA ID_PENGGUNA USERNAME_PENGGUNA PASSWORD_PENGGUNA PRIVELEDGE STATUS_PENGGUNA ... varchar(10) varchar(20) varchar(10) varchar(30) varchar(15) <pk> BILL_OF_MATERIAL ID_BOM ID_PRODUK NO_BAHAN_BAKU SATUAN_BOM JUMLAH_BOM STATUS_BOM ... varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(20) int varchar(15) <pk> <fk2> <fk1> BILL_OF_OPERATION ID_BOO ID_KEGIATAN ID_TENAGA_KERJA ID_PRODUK ID_MESIN ... varchar(15) varchar(10) varchar(10) varchar(10) varchar(10) <pk> <fk2> <fk3> <fk4> <fk1> MESIN ID_MESIN NAMA_MESIN JUMLAH_MESIN HARGA_PEROLEHAN UMUR_MESIN PEMAKAIAN_MESIN BIAYA_PERJAM DAYA_MESIN STATUS_MESIN ... varchar(10) varchar(30) int money float float money float varchar(15) <pk> KEGIATAN_OPERASI ID_KEGIATAN NAMA_KEGIATAN WAKTU_KEGIATAN STATUS_KEGIATAN ... varchar(10) varchar(30) float varchar(15) <pk> DETIL_PEMESANAN ID_DETIL_PEMESANAN ID_PRODUK ID_PEMESANAN JUMLAH_PESANAN HPP BBBL BTKL BOPTETAP BOPVARIABEL ... varchar(10) varchar(10) varchar(10) int float float float float float <pk> <fk2> <fk1> PEMESANAN ID_PEMESANAN NO_PELANGGAN ID_PENGGUNA TANGGAL_PEMESANAN ... varchar(10) varchar(10) varchar(10) datetime <pk> <fk1> <fk2> PARAMETER ID_PARAMETER ID_PENGGUNA NAMA_PARAMETER NILAI_PARAMETER STATUS_PARAMETER ... varchar(10) varchar(10) varchar(50) varchar(100) varchar(15) <pk> <fk> SATUAN ID_SATUAN KATEGORI_SATUAN NAMA_SATUAN STATUS_SATUAN ... varchar(10) varchar(20) varchar(20) varchar(15) <pk> JENIS_PRODUK ID_JENIS_PRODUK NAMA_JENIS_PRODUK STATUS_JENIS_PROSUK ... varchar(10) varchar(20) varchar(15) <pk>


(54)

52

a. Tabel Pengguna

Tabel pengguna berfungsi untuk menyimpan data setiap pengguna yang mengakses aplikasi.

Tabel 3.9 Pengguna

Nomor Field Type Length Key

1. ID_PENGGUNA Varchar 10 Primary Key

2.

USERNAME_PENGG

UNA Varchar 20

3.

PASSWORD_PENGG

UNA Varchar 10

4. PRIVELEDGE Varchar 30

5. STATUS_PENGGUNA Varchar 15

b. Tabel Bahan Baku

Tabel bahan baku berfungsi untuk menyimpan data bahan baku yang digunakan dalam memproduksi kasur dan bantal.

Tabel 3.10 Bahan Baku

Nomor Field Type Length Key

1. NO_BAHAN_BAKU Varchar 10 Primary Key

2. ID_SATUAN Varchar 10 Foreign Key

3. JENIS_BAHAN_BAKU Varchar 20

4. NAMA_BAHAN_BAKU Varchar 20

5. SATUAN_BAHAN_BAKU Varchar 10

6. HARGA_BAHAN_BAKU Money

7. STATUS_BAHAN_BAKU Varchar 15

c. Tabel Produk

Tabel produk berfungsi untuk menyimpan data produk kasur dan bantal yang ada pada UMKM Burhan Foam.


(55)

Tabel 3.11 Produk

Nomor Field Type Length Key

1. ID_PRODUK Varchar 10 Primary Key

2. ID_JENIS_PRODUK Varchar 10 Foreign Key

3. ID_SATUAN Varchar 10 Foreign Key

4. JENIS_PRODUK Varchar 20

5. NAMA_PRODUK Varchar 25

6. SATUAN_PRODUK Varchar 15

7. HARGA_PRODUK Money

8. STATUS_PRODUK Varchar 15

d. Tabel Bill of Material (BOM)

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data kebutuhan bahan baku (BOM) setiap jenis produk yang nantinya digunakan dalam proses perhitungan biaya bahan baku.

Tabel 3.12 Bill of Material

Nomor Field Type Length Key

1. ID_BOM Varchar 10 Primary Key

2. ID_PRODUK Varchar 10 Foreign Key

3. NO_BAHANBAKU Varchar 10 Foreign Key

4. SATUAN_BOM Varchar 20

5. JUMLAH_BOM Integer

6. STATUS_BOM Varchar 15

e. Tabel Satuan

Tabel satuan berfungsi untuk menyimpan satuan yang berlaku pada aplikasi.

Tabel 3.13 Satuan

Nomor Field Type Length Key


(56)

54

2. KATEGORI_SATUAN Varchar 20

3. NAMA_SATUAN Varchar 20

4. STATUS SATUAN Varchar 15

f. Tabel Tenaga Kerja

Tabel tenaga kerja berfungsi untuk menyimpan data tenaga kerja yang berhubungan dengan proses produksi.

Tabel 3.14 Tenaga Kerja

Nomor Field Type Length Key

1. ID_TENAGA_KERJA Varchar 10 Primary Key

2. JENIS_TENAGA_KERJA Varchar 20

3. NAMA_TENAGA_KERJA Varchar 20

4. UPAH_TENAGA_KERJA Money

6. STATUS_TENAGA_KERJA Varchar 15

g. Tabel Kegiatan Operasional

Tabel kegiatan operasional berfungsi untuk menyimpan data kegiatan operasional yang dibutuhkan dalam memproduksi kasur dan bantal.

Tabel 3.15 Kegiatan Operasional

Nomor Field Type Length Key

1. ID_KEGIATAN Varchar 10 Primary Key

2. NAMA_KEGIATAN Varchar 30

3. WAKTU_KEGIATAN Float

4. STATUS_KEGIATAN Varchar 15

h. Tabel BOO

Tabel BOO berfungsi untuk menyimpan data kegiatan operasional setiap jenis produk yang digunakan dalam proses perhitungan biaya tenaga kerja langsung.


(57)

Tabel 3.16 Bill of Operation

Nomor Field Type Length Key

1. ID_BOO Varchar 10 Primary Key

2. ID_KEGIATAN Varchar 10 Foreign Key

3. ID_TENAGAKERJA Varchar 10 Foreign Key

4. ID_PRODUK Varchar 10 Foreign Key

5. ID_MESIN Varchar 10 Foreign Key

i. Tabel Jenis Produk

Tabel Jenis produk untuk menyimpan jenis yang dimiliki oleh produk Tabel 3.17 Jenis Produk

Nomor Field Type Length Key

1. ID_JENIS_PRODUK Varchar 10 Primary Key

2. ID_JENIS_PRODUK Varchar 20

3. STATUS_JENIS_PRODUK Varchar 15

j. Tabel Pemakaian Mesin

Tabel pemakaian mesin berfungsi untuk menyimpan data mesin yang digunakan dalam memproses kasur dan bantal.

Tabel 3.18 Pemakaian Mesin

Nomor Field Type Length Key

1. ID_MESIN Varchar 10 Primary Key

2. NAMA_MESIN Varchar 30

3. JUMLAH_MESIN Integer

4. HARGA_PEROLEHAN Money

5. UMUR_MESIN Float

6. PEMAKAIAN_MESIN Float

7. BIAYA_PERJAM Money

8. DAYA_MESIN Float


(58)

56

l. Tabel Parameter

Tabel parameter merupakan tabel yang digunakan untuk menyimpan parameter-parameter tertentu dalam perhitungan harga pokok produksi.

Tabel 3.19 Tabel Parameter

Nomor Field Type Length Key

1. ID_PARAMETER Varchar 10 Primary Key

2. NAMA_PARAMETER Varchar 50

3. NILAI_PARAMETER Float

4. STATUS_PARAMETER Varchar 15

m. Tabel Pelanggan

Tabel pelanggan berfungsi untuk menyimpan data pelanggan yang memesan produk kasur dan bantal yang digunakan dalam proses transaksi pemesanan produk.

Tabel 3.20 Pelanggan

Nomor Field Type Length Key

1. NO_PELANGGAN Varchar 10 Primary Key

2. NAMA_PELANGGAN Varchar 30

3. ALAMAT_PELANGGAN Varchar 50

4. NO_TELEPON Numeric 12

5. STATUS_PELANGGAN Varchar 15

n. Tabel Pemesanan

Tabel pesanan berfungsi untuk menyimpan data pesanan pelanggan.

Tabel 3.21 Pesanan

Nomor Field Type Length Key

1. ID_PEMESANAN Varchar 10 Primary Key

2. NO_PELANGGAN Varchar 10 Foreign Key


(59)

k. Tabel Detil Pemesanan

Tabel pesanan berfungsi untuk menyimpan data detil pesanan dari pelanggan.

Tabel 3.22 Detil Pesanan

Nomo

r Field Type Length Key

1. ID_DETIL_PEMESANAN Varchar 10 Primary Key

2. ID_PEMESANAN Varchar 10 Foreign Key

3. ID_PRODUK Varchar 10 Foreign Key

4. ID_BOM_PESANAN Varchar 10 Foreign Key

5. ID_BOO_PESANAN Varchar 10 Foreign Key

6. JUMLAH_PESANAN Integer

7. HPP Float

8. BBBL Float

9. BTKL Float

10. BOPTETAP Float

11. BOPVARIABEL Float

3.2.10. Desain Input/Output

Desain input dan outputini berupa rancangan form yang digunakan untuk

membantu dalam rancang bangun aplikasi penentuan harga pokok produksi standar. Berikut ini adalah desain input dan output tersebut.

A. Desain Input

1) Desain Halaman Login

Gambar 3.11 adalah desain input login yang berfungsi untuk validasi

pengguna aplikasi. Pengguna yang telah terdaftar dalam sistem, dapat masuk ke sistem dengan memasukkan usernamedan password.


(60)

58

Gambar 3.11 Desain Halaman Log In

2) Desain Halaman Utama

Gambar 3.12 adalah desain halaman utama yang berfungsi sebagai tampilan awal dari pengguna yang log in dan memilih menu atau sub-menu apa yang akan dijalankan.

Gambar 3.12 Desain Halaman Utama 3) Desain Input Maintenance Pengguna

Gambar 3.13 adalah desain input tambah pengguna yang berfungsi untuk

menyimpan data pengguna sistem yang terdiri dari username, password, confirm

password, priveledge, dan status. Isi textbox password dengan texbox confirm

password harus sama, jika berbeda maka data pengguna tidak akan dapat


(61)

Gambar 3.13 Desain Form Pengguna 4) Desain Input Maintenance Pelanggan

Gambar 3.14 adalah desain input maintenance pelanggan yang berfungsi

untuk menyimpan data pelanggan terdiri dari nama, alamat, telepon, dan status. Desain ini juga terdapat button simpan untuk menyimpan data, button ubah

untuk mengubah data, dan button batal untuk membatalkan data yang akan

diubah. Textbox cari digunakan untuk mencari data pelanggan sesuai dengan

nama pelanggan yang dimasukkan. Datagridviewdigunakan untuk menampilkan


(62)

60

Gambar 3.14 Desain Form Pelanggan 5) Desain Input Maintenance Produk

Gambar 3.15 adalah desain input maintenanceproduk yang berfungsi untuk

menyimpan data produk, terdiri dari jenis produk, nama produk, satuan produk, harga produk, dan status. Desain ini juga terdapat button simpan untuk

menyimpan data, button ubah untuk mengubah data, dan button batal untuk

membatalkan data yang akan diubah.Textbox cari digunakan untuk mencari data jenis produk yang telah dimasukkan. Datagridview digunakan untuk


(63)

Gambar 3.15 Desain Form Produk 6) Desain Input MaintenanceJenis Produk

Gambar 3.16 adalah desain Maintenance Jenis produk. Dalam desain ini

terdapat textbox nama jenis produk yang terdapat pada perusahaan. Kemudian

terdapat button simpan, ubah, dan batal. Datagridview untuk menampilkan data

jenis produk yang tersimpan pada database.


(1)

BTKL = JKD x TTKL

= 2 x Rp 21.250 = Rp 42.500

3. Menghitung biaya overhead pabrik tetap a.) Tenaga kerja tidak langsung

Tenaga kerja tidak langsung

Gaji per bulan Jam kerja

1.) Kepala Produksi Rp 1.800.000 208 jam

Perhitungan :

Dari data tenaga kerja tidak langsung yang telah diketahui, maka biaya tenaga kerja tidak langsung dapat dihitung seperti berikut ini :

BTKL = UTKTL 1 = Rp 1.800.000 KP = 8 x 26 = 208 jam kerja TBTKTL = (BTKTL : KP) x JTKL

= (1.800.000 : 208) x 2 = Rp 17.308

b.) Mesin

Nama Mesin

Jumlah Harga perolehan

Umur mesin

Jam kerja mesin

Tarif per jam

Mesin jahit 4 Rp 600.000 10 tahun 24.960 Rp 96

Mesin obras 1 Rp 500.000 10 tahun 24.960 Rp 20

Perhitungan :

TPMJ mesin Jahit = (600.000 x 4) : 24.960 = Rp 96


(2)

127

TPMJ mesin obras = (500.000 x 1) : 24.960 = Rp 20

BPM = TPMJ x JJM

= (Rp 96 x 1) + (Rp 20 x 0,333333333) = Rp 96 + Rp 7

= Rp 103

Biaya overhead pabrik tetap = Rp 17.308 + Rp 103

= Rp 17.411 4. Menghitung biaya overhead pabrik variabel a.) Biaya Bahan Penolong

No Bahan Penolong Harga Biaya

1. Resleting 100 cm Rp 5/cm Rp 500

2. Benang 50 meter Rp 100/meter Rp 5.000

Sehingga menghasilkan biaya bahan penolng sebesar Rp 5.500 b.) Biaya Listrik

Tarif listrik

Nama kegiatan Nama mesin Daya (kw) Waktu(jam)

Rp 833,00 Penjahitan Mesin jahit 0,5 1

Pengobrasan Mesin obras 0,5 0,3

Perhitungan :

Dari data listrik yang telah diketahui, maka biaya listrik dapat dihitung seperti berikut ini :


(3)

BL = Σ (DLM × WPM × TDL)

= (833 x 0,5 x 1) + (833 x 0,5 x 0,333333333) = Rp416,5 + Rp 138,8 = Rp 555

Biaya overhead pabrik variabel = Rp 5.500 + Rp 555 = Rp 6.055

5. Menghitung Harga Pokok Produksi

Pelanggan Noventi

Tanggal Pemesanan 10 Juli 2016

Pesnanan kasur dacron uk 140 cm x 180 cm x

5cm Rincian Harga Pokok Produksi :

Biaya Bahan Baku Langsung Rp 69.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp 42.500

Biaya Overhead Pabrik Tetap Rp 17.411

Biaya Overhead Pabrik Variabel Rp 6.055

Harga Pokok Produksi Rp 134.966

Hasil perbandingan uji coba aplikasi dengan uji coba manual, keduanya menghasilkan harga pokok produksi sebesar Rp134.966. Harga pokok produksi tersebut sama dengan harga pokok produksi pada aplikasi seperti pada gambar 4.58. Hal ini membuktikan bahwa aplikasi yang telah dibuat dapat menghitung harga pokok produksi untuk suatu pesanan. Selain itu pada laporan pemesanan per periode pada gambar 4.59 yang terdapat beberapa harga pokok produksi akan dibandingkan dengan data asli di perusahaan pada lampiran 1.


(4)

129

B) Uji Coba Diskon

Setelah melakukan uji coba perbandingan perhitungan manual dengan aplikasi, kemudian akan dilakukan uji coba terhadap diskon pemesanan. Uji coba akan dilakukan pada produk yang sama dengan uji coba perbandingan. Berikut merupakan uji cobanya :

Nama Produk : Kasur dacron uk 140cm x 180cm x 5cm Jumlah pesanan : 1

Biaya bahan baku = Rp 69.000 Jumlah pemesanan : 10

Biaya bahan baku = Rp 690.000 Diskon = 10 %

Biaya bahan baku = Rp 690.000 – Rp 69.000 = Rp 621.000

Sehingga akan menghasilkan Harga pokok Produksi sebagai berikut :

Gambar 4.60 Uji Coba diskon pemesanan

Dari uji coba diskon yang dilakukan makan didapatkan bahwa diskon pada aplikasi dengan diskon pada perhitungan manual menghasilkan hasil yang sama.


(5)

130

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil uji coba dan evaluasi sistem yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan dari Rancang Bangun Aplikasi Penentuan Harga Pokok Produksi pada UMKM Burhan Foam adalah sebagai berikut:

Rancang Bangun Aplikasi ini dapat menghasilkan output berupa laporan biaya bahan baku, laporan biaya tenaga kerja langsung, laporan biaya overhead pabrik tetap, laporan biaya overhead pabrik variabel, dan laporan harga pokok produksi. Selain laporan utama, rancang bangun aplikasi ini juga menghasilkan laporan untukmemberikan informasi kepada manajemen berupa laporan pemesanan per periode.

5.2. Saran

Dalam pembuatan sistem ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk pengembangan sistem lebih lanjut maka disarankan agar :

1. Rancang bangun aplikasi penentuan harga pokok produksi dapat dilanjutkan dengan penentuan harga pokok penjualan untuk menghasilkan harga jual yang lebih akurat.

2. Rancang bangun aplikasi penentuan harga pokok produksi dikembangkan menjadi sisitem berbasis web agar lebih mudah diakses dimanapun dan kapanpun user berada.


(6)

131

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Setiyo. 2013.Pemrograman Database.Bandung: Informatika Carter, W. K. (2009). Cost Accounting, 14th ed.Jakarta: Salemba Empat.

Indrajani. (2011). Perancanagn Basis Data All in 1.Jakarta: Media Komputindo. Jogiyanto, H. (2003). Sistem Teknologi Informasi.Yogyakarta: Andi Offset.

Kendall, K.E dan Kendall, J.E. 2003. Analisis dan Perancangan Sistem. Prehallindo. Jakarta.

Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Romeo. 2003. Testing dan Implementasi Sistem. STIKOM. Surabaya.

Simarmata. Janner (2010). Rekayasa Perangkat Lunak. Yogyakarta : Andi Offset Yuswanto,dan Subari. 2007. Pemrograman Database Visual Basic .Net. Jakarta: