2.10 Daya Motor Induksi
Diagram aliran daya ditunjukkan pada gambar 2.10 untuk tipe motor induksi dan sebagai gambaran dengan jelas bagaimana daya listrik yang disuplay
ke lilitan stator dirubah hingga menjadi daya mekanik pada rotor. Daya input P
in
pada lilitan stator = .V
1.
I
1.
cos , sebagian dari daya
input ini akan hilang atau berubah menjadi panas seperti pada inti stator dan tembaga stator. Pada tembaga stator daya akan hilang kira-kira 3,5 dan pada
inti stator daya akan hilang kira-kira 2,5 dari daya input motor induksi. Sisia tersebut kira-kira 94 dan daya ini di transfer secara induksi melalui celah udara
ke lilitan rotor. Sebagian daya yang diterima rotor kira-kira 3,5 akan hilang atau berubah menjadi panas seperti pada tembaga rotor, sisa daya kira-kira 90,5
dari daya input motor induksi kemudian disini daya akan hilang lagi kira-kira 2 akibat adanya gesekan pada angin sehingga daya yang akan dikeluarkan menjadi
daya mekanik kira-kira 88,5 Pada motor induksi, tidak ada sumber listrik yang langsung terhubung ke rotor, sehingga daya yang melewati celah udara sama
dengan daya yang dimasukkan ke rotor. Daya total yang dimasukkan pada
kumparan stator P
in
dirumuskan dengan
P
in
=3V
1
I
1
co ............................................................................2.12
Dimana : V
1
= Tegangan sumber Volt I
1
= Arus masukan Ampere
Universitas Sumatera Utara
= Perbedaan sudut phasa antara arus masukan dengan tegangan sumber
Sebelum daya ditransfer melalui celah udara, motor induksi mengalami rugi-rugi berupa rugi-rugi tembaga stator P
SCL
dan rugi-rugi inti stator P
C
. Daya yang di transfer melalui celah udara P
AG
sama dengan penjumlahan rugi- rugi tembaga rotor P
RCL
dan daya yang dikonversi P
conv
. Daya yang melalui celah udara ini sering juga disebut sebagai daya input rotor.
P
AG
= P
RCL
+ P
conv
Watt....................................................2.13 =
3I’
2 2
= 3I’
2 2
R’
2
+ 3I’
2 2
R’
2
.....................2.14
2.17. Diagram aliran daya motor induksi
Dimana :
- P
SCL
= rugi - rugi tembaga pada belitan stator Watt -
P
c
= rugi - rugi inti pada stator Watt -
P
AG
= daya yang ditransfer melalui celah udara Watt -
P
RCL
= rugi — rugi tembaga pada belitan rotor Watt -
P
G+A
= rugi - rugi gesek + angin Watt
Universitas Sumatera Utara
- P
SLL
= stray losses Watt -
P
CONV
= daya mekanis keluaran output Watt
Hubungan antara rugi-rugi tembaga rotor dan daya mekanis dengan daya masukan rotor dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
P
RCL
= 3 I’
2 2
R’
2
= sP
AG
watt...............................................2.15 P
conv
= 3 I’
2 2
R’
2
= 1 – s sP
AG
watt..........................2.16 Dari gambar 8.1 dapat dilihat bahwa motor induksi juga mengalami rugi-
rugi gesek + angin P
G+A
, sehingga daya mekanis keluaran sama dengan daya yang dikonversi P
CONV
dikurangi rugi-rugi gesek + angin. P
out
= P
conv
– P
G+A
Secara umum, perbandingan komponen daya pada motor induksi dapat dijabarkan dalam bentuk slip yaitu
P
AG
: P
RCL
: P
conv
= 1 : s : 1 – s
2.11 Rugi-rugi dan Efisiensi Motor Induksi