- P
SLL
= stray losses Watt -
P
CONV
= daya mekanis keluaran output Watt
Hubungan antara rugi-rugi tembaga rotor dan daya mekanis dengan daya masukan rotor dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
P
RCL
= 3 I’
2 2
R’
2
= sP
AG
watt...............................................2.15 P
conv
= 3 I’
2 2
R’
2
= 1 – s sP
AG
watt..........................2.16 Dari gambar 8.1 dapat dilihat bahwa motor induksi juga mengalami rugi-
rugi gesek + angin P
G+A
, sehingga daya mekanis keluaran sama dengan daya yang dikonversi P
CONV
dikurangi rugi-rugi gesek + angin. P
out
= P
conv
– P
G+A
Secara umum, perbandingan komponen daya pada motor induksi dapat dijabarkan dalam bentuk slip yaitu
P
AG
: P
RCL
: P
conv
= 1 : s : 1 – s
2.11 Rugi-rugi dan Efisiensi Motor Induksi
Adapun rugi-rugi yang terdapat pada motor induksi dapat didefinisikan dari persamaan-persamaan berikut :
Rugi tembaga stator P
ts
= 3. . R
1
Rugi inti P
i
=
Universitas Sumatera Utara
Rugi tembaga rotor P
tr
= 3. . R
2
Atau P
tr
= S. P
cu
Daya celah udara P
cu
= 3. .
Atau dari gambar 2.10 diatas P
cu
= P
in
– P
ts
- P
i
Daya mekanik P
mek
= P
cu
- P
tr
P
mek
= 3. . - 3. . R
2
P
mek
= 3. .
P
mek
= P
tr
x
Sehingga daya keluaran P
out
= P
mek
– P
ag
- P
b
Adapun efisiensi motor induksi = P
ts
+ P
i
+ P
tr
+ P
ag
+ P
b
= x 100 =
x 100
Universitas Sumatera Utara
2.12 Jatuh Tegangan Voltage Drop = Vd
Jatuh tegangan adalah selisih antara tegangan ujung pengirim dan tegangan ujung penerimaan, jatuh tegangan disebabkan oleh hambatan dan arus
pada saluran bolak-balik besarnya tergantung dari impedansi dan admitansi saluran serta pada beban dan faktor daya. Jatuh tegangan dinyatakan dengan
rumus :
V
d
= x 100
Dimana : V
s
= Tegangan ujung pengirim volt V
r
= Tegangan ujung penerima volt Seperti kita ketahui PLN memproduksi tegangan listrik dengan nilai
nominal 220380 volt tiga fasa dan pada frekuensi 50 Hz dan dalam bentuk gelombang sinus. Besar tegangan listrik ini berbeda pada setiap Negara, sebagai
contoh di America tegangan jala-jalanya 11060 Hz, dan lain-lain Dalam
penyedian tenaga
listrik disyarakan suatu level standard tertentu untuk menentukan kualitas tegangan pelayanan. Secara umum ada tiga hal yang
perlu dijaga kualitasnya : 1.
Frekuensi 50 Hz 2.
Tegangan 220380 volt ± 5-10 3.
Keandalan
Universitas Sumatera Utara
Dalam penyediaan tenaga listrik dilakukan penggolongan beban untuk memenuhi keandalan dari sistem. Dengan bervariasinya karakteristik beban maka
perlu digolongkan berdasarkan faktor-faktor dominan. Misalnya lingkungangeografis. Pada kenyataannya tegangan listrik produk PLN bukanlah
tegangan sinus murni yang berkualitas sempurna. Faktor-faktor yang mendasari bervariasinya tegangan sistem distribusi
adalah : 1.
Konsumen pada umumnya memakai peralatan yang memerlukan tegangan tertentu
2. Letak konsumen terbesar, sehingga jarak tiap konsumen dengan
titik pelayanan tidak sama 3.
Pusat pelayanan tidak dapat diletakkan merata atau tersebar Faktor-faktor diatas dapat menyebabkan tegangan yang diterima
konsumen tidak selalu sama. Konsumen yang letaknya jauh dari titik pelayanan akan cenderung menerima tegangan relative lebih rendah
dibandingkan dengan konsumen yang letaknya decant dengan pusat pelayanan.
2.13 Penjelasan Singkat Matlab